Anda di halaman 1dari 2

Pembahasan

Tujuan dari percobaan ini adalah memahami dan melakukan uji emisi SO x
serta dapat memahami dan melakukan uji emisi NOx. Uji emisi berfungsi untuk
menguji pencemaran udara yaitu peristiwa masuknya atau tercampurnya polutan
(unsur berbahaya) kedalam lapisan udara (atmosfer) yang dapat mengakibatkan
kualitas udara menurun. Selain itu juga untuk mendeteksi kinerja mesin
kendaraan. SOx adalah belerang oksida yang terdiri dari atas gas SO2 dan gas SO3
yang keduanya mempunyai sifat yang bebeda. Gas SO2 memiliki ciri bau yang
tajam, sedangkan gas SO3 bersifat sangat reaktif. Gas SO3 mudah bereaksi dengan
uap air yang ada di udara dan membentuk asam sulfat. Senyawa SO x umumnya
terbentuk dari letusan gunung berapi. SOx juga dapat terbentuk dari pembakaran
bahan bakar yang mengandung sulfur dan akan membentuk sulfur oksida.
Mekanisme pembentukan SOx dapat dituliskan dalam dua tahap reaksi sebagai
berikut :

S + O2 SO2

2SO2 + O2 2SO3

Nitrogen oksida (NO X) memiliki bentuk yang sifatnya berbeda, yaitu gas NO 2
dan NO. Sifat gas NO2 adalah berwarna adalah merah kecoklatan dan berbau
tajam menyengat hidung, sedangkan gas NO tidak berwarna dan tidak berbau.
Pencemaran gas NOx diudara berasal dari gas buangan hasil pembakaran yang
keluar dari generator pembangkit listrik stasioner dan kebanyakan disebabkan
oleh kendaraan karena terjadi pembakaran tidak sempurna pada mesin. Diantara
berbagai jenis oksida nitrogen yang ada di udara, NO2 merupakan gas yang paling
beracun. Mekanisme pembentukan NOx dapat dituliskan dalam dua tahap reaksi
berikut :

N2 + O2 2NO

2NO + O2 2NO2

.
Sampel dalam percobaan ini adalah gas buang dari motor Mio GT. Alat
yang digunakan dalam uji emisi ini Flue Gas Analyzer S-1400. Fungsi dari alat ini
adalah untuk mengukur gas buang sisa pembakaran /emisi tak bergerak dari mesin
kendaraan. Prinsip kerja alat ini yaitu pada pembuangan motor (knalpot)
dimasukan pipa besi yang terhubung dengan selang ke tabung penjerap yang
didalamnya berisi larutan H2O2 yang bergelembung akibat adanya daya tekan dari
gas sampel pada knalpot, kemudian Flue Gas Analyzer S- 1400 menyerap gas
hasil penjerapan tadi melalui tabung penjerap pada lubang yang berbeda dengan
laju alir 1,5 L/min. Sampel diambil selama 15 menit.

Saat percobaan dimulai volume awal yang terbaca pada alat yaitu 13,399
m3 dan volume akhirnya 13,420 m3, adapun hasil dari volume koreksi yang
didapatkan untuk SOx dan NOx sebesar 20,5029 L. Selama percobaan, penentuan
kadar CO dan temperatur di Udara sekitar di ukur setiap 2 menit, kadar CO dan
temperatur mengalami perubahan yang tidak stabil. Keadaan yang tidak stabil
tersebut bisa disebabkan karena kondisi lingkungan terbuka sehingga CO dan
temperatur dapat langsung terbawa oleh udara di lingkungan sekitar. Kadar CO di
lingkungan terbesar terdapat pada menit ke 10 yaitu 54 rpm, sedangkan
temperatur di lingkungan terbesar terdapat pada menit ke 8 sebesar 34,8 ºC.

Kemudian sampel SOx dan NOx yang telah dijerap oleh H2O2 dianalisa
menggunakan UV-Vis. Setelah dihitung diperoleh konsentrasi SOx sebesar 0,0204
mg/m3 sedangkan pada NOx sebesar 0,7995 mg/m3 dan didapatkan konsentrasi
debu dari hasil perhitungan sebesar 41500 mg/m3 = 0,0415 g/km . Nilai kadar ini
masih kecil jika dibandingkan dengan baku mutu emisi udara berdasarkan
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Indonesia nomor 23 tahun 2012 yaitu
sebesar 0,15 g/km untuk NOx, Jika satu motor menghasilkan konsentrasi tersebut,
maka jika dikali dengan banyaknya kendaraan yang digunakan, kemungkinan
konsentrasi NOx akan melewati batas kadar NOx berdasarkan baku mutu emisi gas
buangan kendaraan bermotor. Penyebab adanya NOx ialah ketidaksempurnaan
proses pembakaran serta partikel lepas.

Anda mungkin juga menyukai