Anda di halaman 1dari 34

PARAMETER KUALITAS

UDARA BERDASARKAN
REGULASI

OLEH :
KM. YAHYA SYUKUR, SKM, M.Bmd

STIKES BINA HUSADA PALEMBANG


TAHUN 2021
KUALITAS UDARA

 Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan


yang mengelilingi bumi dengan komposisi yang tidak selalu
konsistan, kurang lebih 78 % Nitrogen, 21 % Oksigen, dan
1% gas-gas lain (PPSDM Kesehatan, 2018).
 Udara merupakan salah satu sumberdaya alam non hayati
yang di dalam ekosistem mempunyai huubungan timbal balik
dengan mahluk hidup, baik itu manusia, hewan, tumbuhan
maupun mikroba.
 Kualitas udara pada umumnya dinilai dari konsentrasi
parameter pencemaran udara yang terukur lebih tinggi atau
lebih rendah dari nilai Baku Mutu Udara Ambien.
 Baku Mutu Udara adalah ukuran batas atau kadar unsur
pencemaran udara yang dapat ditenggang keberadaannya
dalam udara ambien.
BAKU MUTU UDARA AMBIEN PROVINSI
SUMATERA SELATAN
No Parameter Waktu Baku Mutu
Pengukuran
1 SO2 1 Jam 900 ug/Nm3
(Sulfur Dioksida) 24 Jam 365 ug/Nm3
1 Tahun 60 ug/Nm3

2 CO 1 Jam 30.000 ug/Nm3


(Karbon Monoksida) 24 Jam 10.000 ug/Nm3
1 Tahun

3 NO2 1 Jam 400 ug/Nm3


(Nitrogen Dioksida) 24 Jam 150 ug/Nm3
1 Tahun 100 ug/Nm3

4 O3 (Oksidan) 1 Jam 235 ug/Nm3


1 Tahun 50 ug/Nm3
5 HC (Hidro Karbon) 3 Jam 160 ug/Nm3
6 PM10 24 Jam 150 ug/Nm3
(Partikulat <10 um)    

     

PM2,5 24 Jam 65 ug/Nm3


(Partikulat <2,5 um) 1 Jam 15 ug/Nm3

7 TSP (Debu) 24 Jam 230 ug/Nm3


1 Tahun 90 ug/Nm3
8 Pb (Timah Hitam) 24 Jam 2 ug/Nm3
1 Tahun 1 ug/Nm3

Pergub Sumsel, Nomor : 17 Tahun 2005


KUALITAS UDARA

UDARA
UDARA KUALITAS
OUT
INDOOR UDARA
DOOR

1 2
1. KUALITAS UDARA INDOOR
1. KUALITAS FISIK
 suhu udara, kelembaban udara, kecepatan aliran udara, debu,
kualitas ventilasi, dan pencahayaan
2. KUALITAS KIMIA
 Kontaminasi senyawa organik (VOC)  penggunaan aerosol
 Formaldehide :
o Gas yang tidak berwarna dengan bau yang menyengat
o Dalam industri digunakan sebagai pelarut, perekat dan
pengawet
o Dalam kesehatan sebagai antiseptik dan sterilisasi
o Dampak : Iritasi pada pernafasan, iritasi pada mata dan
tenggorokan serta sakit kepala.
 Karbondioksida (CO2)
 Karbon Monoksida (CO)
 Bau
 Debu
3. KUALITAS MIKROBIOLOGI UDARA
 Bakteri dan Virus
o m.o di udara hanya bersifat sementara bila tidak
mendapatkan habitat yg cocok maka akan mati
o Keberadaan pada karpet, AC
o Kondisi bangunan, suhu, kelembaban dan pertukaran
udara sebagai sebagai sumber media m.o
o Penularan bakteri dan virus di udara dapat terjadi
melalui droplet atau percikan dan debu udara
 Jamur
o Dapat tumbuh di berbagai media seperti kayu, kertas,
dinding, karpet, dan makanan
o Bentuk berwarna hijau, abu-abu, hitam, merah atauu
kuning
o Dapat dilihat dengan mata telanjang apabila sudah
membentuk koloni
o Spora jamur beterbangan di udara dapat masuk ke
dalam tubuh manusia melalui jalur pernafasan
 Sumber masalah kualitas udara dlm ruangan
(indoor) umumnya (NIOSH 1997):
o Kurangnya ventilasi udara (52%),
o Sumber kontaminan di dlm ruangan (16%),
o Kontaminan dari luar ruangan (10%),
o Mikroba 5%,
o Bahan material bangunan (4%), lain-lain (13%).

 Pencemaran Udara di rumah tangga terutama


karena bahan bakar di dapur
2. KUALITAS UDARA OUTDOOR

A. EMISI :
“Zat, energi dan/atau komponen lain yang dihasilkan dalam
suatu kegiatan yang masuk dan/atau dimasukannya ke dalam
udara ambien yang mempunyai atau tidak mempunyai potensi
sebagai unsur pencemar (Permen LHK No.70 Tahun 2016)”.

B. AMBIEN :
“Udara bebas di permukaan bumi pada lapisan troposfer yang
berada di dalam wilayah yuridiksi Republik Indonesia yang
dibutuhkan dan mempengaruhinya kesehatan manusia,
makhluk hidup dan unsur lingkungan hidup lainnya (PP No. 41
Tahun 1999)”.
SUMBER PENCEMARAN UDARA :
1. Faktor Internal (alamiah)
 Letusan Gunung Berapi, pencemar yang dihasilkan partikel
dan SOx.
 Kebakaran Hutan, pencemar yang dihasilkan hidrokarbon
(HC), Karbon dioksida (CO2), sulsfur dioksida, nitrogen
oksoda, nitrogen dioksida dan partikel.
2. Faktor eksternal (aktivitas manusia/
Antropogenik)
a. Sumber tidak bergerak (stationary source)
 Sumber pada titik tetap, seperti cerobong asap
 Sumber area, contohnya pembakaran bahan bakar di
rumah tangga, TPA, kebakaran hutan (sumber alamiah),
konstruksi pembangunan, jalan tidak beraspal.
b. Sumber bergerak (mobile source)
 Sumber on-road (bergerak di jalan), contohnya: mobil,
motor, bis kota, metromini, dan lain-lain.
 Sumber non-road (bergerak bukan di jalan), contohnya:
pesawat terbang, kapal laut, kereta api, dan lain-lain.
c. Sumber pencemar lainnya
 Debu zat kimia maupun partikel-partikel sebagai hasil
dari industri pertanian dan perkebunan
 Peralatan militer contoh: senjata nuklir, gas beracun,
senjata biologis, maupun roket.
JENIS BAHAN PENCEMAR UDARA
1. Partikulat (PM) : pencemar udara yang dapat berada
bersama-sama dengan bahan atau bentuk pencemar lainnya.
2. Karbon Monoksida (CO) :
o Suatu gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan juga tidak
berasa
o Gas CO sebagian besar berasal dari pembakaran bahan bakar
fosil dengan udara, berupa gas buangan dan penyebaran gas
CO di udara tergantung pada keadaan lingkungan
3. Sulfur Oksida (SOx)
o Gas belerang oksida atau sering ditulis dengan SOx, terdiri
dari gas SO2 dan gas SO3 yang keduanya mempunyai sifat
berbeda.
o Gas SO2 berbau sangat tajam dan tidak mudah terbakar,
sedangkan gas SO3 bersifat sangat reaktif
o Gas SO3 mudah bereaksi dengan uap air yang ada di udara
untuk membentuk asam sulfat atau H2SO4.
o Sumber letusan gunung berapi, pembakaran batubara, gas,
kayu
JENIS BAHAN PENCEMAR UDARA
4. Nitrogen Oksida (NOx) :
o Nitrogen oksida sering disebut dengan NOx, karena oksida
nitrogen mempunyai gas NO2 dan gas NO
o Sifat gas NO2 adalah berwarna dan berbau, sedangkan gas
NO tidak berwarna dan tidak berbau.
o Warna gas NO2 adalah merah kecoklatan dan berbau tajam
menyengat hidung.
o Sumber utama NOx yang diproduksi manusia adalah dari
pembakaran, dan kebanyakan pembakaran disebabkan oleh
kendaraan, produksi energi dan pembuangan sampah.
5. Oksidan (O3) :
o Oksidan fotokimia adalah komponen atmosfer yang diproduksi
oleh proses kimia yang mebutuhkan sinar, yang akan
mengoksidasi komponen-komponen yang tidak segera dapat
dioksidasi oleh gas oksigen
o Ozon bukan merupakan hidrokarbon tetapi konsentrasi O3 di
atmosfer naik sebagai akibat langsung dari reaksi hidrokarbon
KUALITAS
UDARA

Kuantitas emisi Proses transportasi,


cemaran dari konversi dan
sumber penghilangan
cemaran cemaran di atmosfer
Indek Standar Pencemar Udara (ISPU)
(Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor: KEP 45 / MENLH / 1997 )

o adalah angka yang tidak mempunyai satuan


yangmenggambarkan kondisi kualitas udara ambien di lokasi
dan waktu tertentu yang didasarkan kepada dampak terhadap
kesehatan manusia, nilai estetika dan makhluk hidup lainnya
o Laporan kualitas udara kepada masyarakat untuk
menerangkan seberapa bersih atau tercemarnya kualitas
udara kita dan bagaimana dampaknya terhadap kesehatan
kita setelah menghirup udara tersebut selama beberapa jam
atau hari
o ISPU ditetapkan berdasarkan 5 (lima) pencemar utama, yaitu:
karbon monoksida (CO), sulfur dioksida (SO2), nitrogen
dioksida (NO2), Ozon permukaan (O3), dan partikel debu
(PM10).
INDEKS STANDAR PENCEMARAN UDARA
PENGARUH ISPU UNTUK SETIAP PARAMETER

 Karbon Monoksida (CO)


 Nitrogen (NO2)
 OKSIDAN (O3)
 Sulfur Dioksida (SO2)
KATEGORI TEKNIK SAMPLING
KUALITAS UDARA

Teknik sampling
UDARA EMISI
udara pada
sumbernya seperti
cerobong pabrik
dan saluran
knalpot kendaraan
bermotor

UDARA AMBIEN
Sampling kualitas
udara pada media
penerima polutan
udara/emisi udara.
CARA PENENTUAN LOKASI
SAMPLING
Prinsip : data yang diperoleh
harus dapat mewakili daerah
yang sedang dipantau dan
memenuhi persyaratan yang
ditetapkan
SNI 19-7119.6-2005
Pengambilan
Sampel/contoh udara
Kriteria pertimbangan penentuan lokasi pengambilan sampel udara
ambient :
a. Faktor meteorologi yaitu arah dan kecepatan angin dominan serta
temperatur dan kelembaban.
b. Daerah yang potensi memiliki konsentrasi pencemar tinggi akibat paparan.
c. Daerah dengan kepadatan penduduk tinggi.
d. Daerah disekitar lokasi penelitian yang diperuntukkan bagi kawasan
industri.
e. Daerah proyeksi penerima sumber pencemar sehingga dapat digunakan
untuk prediksi dampak akibat suatu kegiatan.
f. Hindari daerah yang dekat dengan gedung atau bangunan dan/atau
pepohonan sehingga dapat menimbulkan terjadinya proses absorpsi atau
adsorpsi pencear udara ke gedung atau pepohonan tersebut.

22
SNI 19-7119.6-2005

Persyaratan Penempatan Peralatan Pengambilan Sampel Udara Ambient :

1. Letakkan peralatan pada daerah yang aman dari pencurian, kerusuhan,


gangguan orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
2. Letakkan peralatan pada daerah yang dilengkapi dengan sumber listrik
dan bebas dari daerah banjir.
3. Sedapat mungkin peralatan diletakkan di daerah terbuka atau di daerah
yang mempunyai gedung atau bangunan yang relatif rendah dan saling
berjauhan.
4. Untuk pengambilan sampel/contoh partikulat minimal 2 meter di
atas permukaan tanah untuk hindari debu jalanan.
ALAT PENGAMBIL SAMPEL UDARA

Impinger
KERTAS EPAM 5000
SARING

SLM

HVAS TSP HVAS PM 10


Pengambilan Saampel Kualitas Udara Ambien
KONDISI PENGAMBILAN SAMPEL UDARA AMBIENT

Uraian Parameter Udara Ambient


NH3 SOx NOx
Larutan penyerap Indofenol Pararosanilin Gries Salzman
Volue penyerap 10 ml 10 ml 10 ml
Waktu sampling 60 menit 60 menit 60 menit
Waktu simpan Analisa segera Analisa segera Analisa segera
Kecepan alir 1-2 L/menit 0,5-1 L/menit 0,4 L/menit
Sumber : SNI 19-7119.1-2005, SNI 19-7119.2-2005, SNI 19-7119-7-2005 dan SNI 19-7119.8-2005
1. Analisa Parameter TSP :

a. Nama alat : High Volume Air Sampler (HVAS)


b. Metode : Gravimetri
c. Persiapan kertas filter :
 Ambil kertas filter dari kemasannya.
 Kertas filter yang akan dipakai diperiksa dahulu dari kemungkinan adanya
kerusakan/lubang.
 Panaskan kertas filter ke dalam oven pada temperatur 100 0C selama ± 30 menit.
 Keluarkan kertas filter dari dalam oven kemudian masukkan ke dalam desicator ( ±
15 menit ) agar dingin dan terhindar dari penyerapan uap air.
 Setelah dingin keluarkan dari desicator dan segera lakukan penimbangan, catat
berat kertas filter (berat awal).
 Kertas filter disimpan dalam amplop/map, setelah itu siap untuk digunakan.
d. Pelaksanaan pengukuran :
 Keluarkan kertas filter dari amplop/map kemudian pasang kertas filter tersebut
pada alat HVAS.
 Hubungkan alat dengan suber listrik.
 Hidupkan alat dengan cara menekan tombol switch ke posisi ”on” sampai batas
waktu yang diinginkan/sampai akhir sampling.
 Matikan alat dan keluarkan kertas filter dari tempat filter, lipat kertas filter menjadi
2 bagian dengan permukaan yang mengandung debu pada bagian dalam dan
masukkan ke dalam amplop.
 Selama sampling catat pula kondisi cuaca.

e. Menghitung berat debu yang tertangkap :


 Panaskan kertas filter dalam oven untk menghilangkan kandungan uap air dan
dinginkan didalam desicator dengan cara sebagaimana perlakuan pada penyiapan kertas
filter.
 Lakukan penimbangan dan catat beratnya (berat akhir). Selisih berat awa dan berat
akhir adalah berat debu yang tertangkap.
2. Analisa Parameter NOx :
a. Metode : Salztman
b. Peralatan dan Bahan :
1. Peralatan :
Spektrophotometer, analitik balance, beker glass 1 L, gelas ukur, pipet ukur,
tangkai pengaduk, labu erlenmeyer, botol reagen.
2. Bahan :
Sulfanilic acid anhydrous (C6H7 NO3S) atau sulfanilic acid monohydrate, Asam
acetate glacikal, N-(1-Naphtil) – Ethyline Diamnine Dihydrochlorida, Aceton,
Aquades.
c. Cara pembuatan absorbans NOx :
 Timbang 5 gram sulfanilic acid anhydrous atau 5,5 gram sulfanilic acid
monohydrate.
 Panaskan dengan 100 ml aquades sampai larut sempurna sambil diaduk
sampai homogen.
 Setelah dingin ditambah 20 ml larutan 0,1% N-(1-Naphtil) – Ethyline
Diamnine Dihydrochlorida dan 10 ml aceton.
 Tambahkan 140 ml asam acetat glacial dan tambahkan aquades sampai 1 liter.
 Simpan dalam botol kaca warna gelap/coklat dan simpan dalam refrigerator.
Pembacaan sampel dengan spektrofotometer :

 Larutan absorbans dalam impinger hasil samplingdimasukkan ke dalam


kuvet 10 ml.
 Ditambahkan aquades sampai tanda batas, dicampur hingga homogen.
 Dibaca dengan spektrophotometer pada panjang gelombang 550 nm dan
hasil pembacaannya dicatat (X).
3. Analisa Parameter SOx :

a. Metode : Pararosanillin
b. Prinsip : Membentuk warna merah ungu.
c. Peralatan dan Bahan :
1. Peralatan : Sama dengan NOx
2. Bahan : HgCl2, KCL, EDTA, Asam sulfanilat, Formaldehide dan
Aquades.
d. Cara pembuatan absorbans SOx :
 Timbang masing-masing 10,86 gram HgCL2, 5,96 gram KCL dan
0,066 gram EDTA.
 Masing-masing dilarutkan dalam100 ml aquades sampai sampai 1
liter, atur pH 5,2. Jika pH kurang dari 5,2 maka tambah dengan KCL
encer.
 Simpan dalam botol kaca warna gelap/coklat dan simpan dalam
refrigerator.
Pembacaan sampel dengan spektrofotometer :

 Larutan absorbans dalam impinger hasil sampling dimasukkan ke


dalam labu ukur 25 ml.
 Ditambahkan 1 ml asam sulfanilat, ditambah 2 ml formaldehide,
ditambah 5 ml pararosanillin, ditambah aquades sampai batas
tanda.
 Dicampur hingga homogen dan diamkan selama 30 menit supaya
bereaksi sempurna.
 Ambil 10 ml larutan sampel uji masukkan ke dalam kuvet yang
bersih dan dibaca dengan spektrophotometer pada panjang
gelombang 550 nm dan hasil pembacaannya dicatat (X).
WASSALAM

Anda mungkin juga menyukai