PENDAHULUAN
2.5 Pengaruh parameter kualitas udara (CO, NO2, SO2, O3 dan PM10)
berbasis nilai ISPU terhadap kesehatan manusia dan makhluk hidup
Pengaruh konsentrasi gas karbonmonoksida (CO) terhadap kesehatan manusia
dan makhluk hidup, sebagai berikut: Indeks ISPU berkategori baik (0-50), tidak
menimbulkan efek apapun bagi manusia dan makhluk hidup. Nilai ISPU pada kisaran
51-100 berkategori sedang, paparan gas CO mulai menimbulkan perubahan kimia
darah, tetapi walaupun tak terdeteksi. Pada kisaran 101-199 berkategori tidak sehat
paparan gas CO mulai meningkatkan kardiovaskular pada perokok yang sakit jantung.
Sedangkan pada kisaran 200-299 berkategori sangat tidak sehat, paparan gas CO akan
meningkatkan kardiovaskular pada orang bukan perokok yang berpenyakit jantung,
dan akan tampak beberapa kelemahan yang terlihat secara nyata. Pada nilai ISPU di
atas 300, atau masuk kategori berbahaya, paparan gas CO berbahaya bagi semua
polulasi.
Pengaruh konsentrasi gas Nitrogendi- oksida (NO2) terhadap kesehatan
manusia dan makhluk hidup, sebagai berikut: Indeks ISPU berkategori baik (0-50),
paparan gas NO2 menimbulkan sedikit bau tertentu. Nilai ISPU yang lebih tinggi
pada kisaran 51-100 berkategori sedang, paparan gas NO2 menimbulkan bau tertentu.
Pada kisaran lebih tinggi lagi pada indeks ISPU 101-199 berkategori tidak sehat
paparan gas NO2 mulai meningkatkan bau lebih tajam dan mulai kehilangan warna
gas, memberikan efek peningkatan reaktivitas pembuluh tenggorokan pada penderita
asma. Sedangkan pada kisaran 200-299 berkategori sangat tidak sehat, gas NO2 akan
meningkatkan sensitivitas pasien yang berpenyakit asma dan bronkhitis. Pada nilai
ISPU di atas 300, atau masuk kategori berbahaya, paparan gas NO2 berbahaya bagi
semua populasi.
Pengaruh konsentrasi gas Ozon Per- mukaan (O3) terhadap kesehatan manusia
dan makhluk hidup, sebagai berikut: Indeks ISPU berkategori baik (0-50), paparan
gas O3 dan kombinasi dengan SO2 selama 4 (empat) jam berturut-turut
mengakibatkan luka pada beberapa spesies tumbuhan. Nilai ISPU yang lebih tinggi
pada kisaran 51-100 berkategori sedang, paparan gas O3 pada jangka waktu yang
lebih pendek dapat menimbulkan luka pada beberapa spesies tumbuhan. Pada kisaran
indeks ISPU 101-199 berkategori tidak sehat, paparan gas O3 mulai mengakibatkan
penurunan kemampuan pada atlit yang berlatih keras. Sedangkan berkategori sangat
tidak sehat pada kisaran 200-299, gas O 3 akan mengakibatkan pengaruh pernapasan
pada pasien yang berpenyakit paru-paru kronis saat melakukan olah raga ringan. Pada
nilai ISPU diatas 300, atau masuk kategori berbahaya, paparan gas O3 berbahaya bagi
semua polulasi.
Pengaruh konsentrasi gas Sulfurdioksida- (SO2) terhadap kesehatan manusia
dan makhluk hidup, sebagai berikut: Indeks ISPU berkategori baik (0-50), paparan
gas SO2 dan kombinasi dengan O3 selama 4 (empat) jam berturut-turut
mengakibatkan luka pada beberapa spesies tumbuhan. Nilai ISPU yang lebih tinggi
pada kisaran 51-100 berkategori sedang, paparan gas SO2 pada jangka waktu yang
lebih pendek dapat menimbulkan luka pada beberapa spesies tumbuhan. Pada kisaran
indeks ISPU 101-199 berkategori tidak sehat, paparan gas SO2 mulai menimbulkan
bau dan meningkatnya keracunan pada tanaman. Sedangkan berkategori sangat tidak
sehat pada kisaran 200-299, gas SO2 akan mengakibatkan peningkatan sensitivitas
pasien yang berpenyakit asma dan bronkhitis. Pada nilai ISPU diatas 300, atau masuk
kategori berbahaya, paparan gas O3 berbahaya bagi semua populasi.
Pengaruh Partikulat (PM10) terhadap kesehatan manusia dan makhluk hidup,
yaitu tidak ada efek apapun bila kategori ISPU berkategori baik (0-50). Pada kisaran
nilai 51-100 berkategori sedang, partikulat berakibat mulai penurunan pada jarak
pandang. Pada kisaran indeks ISPU 101-199 berkategori tidak sehat, partikulat
menyebabkan jarak pandang turun secara signifikan, dan terjadi pengotoran debu di
mana-mana. Sedangkan berkategori sangat tidak sehat pada kisaran 200-299,
partikulat meningkatnya sensitivitas pasien yang berpenyakit asma dan bronkhitis.
Pada nilai ISPU di atas 300, atau masuk kategori berbahaya, paparan partikulat
(PM10) berbahaya bagi semua populasi (Kurniawan,2017).
BAB III
PEMBAHASAN
UV-Fluoresense (kanan)
sudah dalam satuan μg/m3sedangkan konsentrasi instrument O3, CO, NO2 dan SO2 dalam ppb,
sehingga data tersebut harus dikonversi terlebih dahulu ke μg/m3 menggunakan persamaan:
dengan:
p = tekanan udara (Pascal)
Mr = massa molekul relatif (g/mol)
R = konstanta gas ideal (8.314 N m mol-1 K-1)
T = temperatur udara (Kelvin)
Untuk persamaan ini, nilai tekanan udara (p) dan temperatur udara (T) digunakan
pada kondisi STP (temperatur udara 25 C=293K dan tekanan udara 1 atm). Koreksi
tersebut dihitung dengan persamaan berikut:
dengan:
X0 = konsentrasi awal
X1 = konsentrasi terkoreksi
T0 = temperatur udara STP (K)
T1 = temperatur udara rata-rata (K)
p0 = tekanan udara STP (Pa)
p1 = tekanan udara rata-rata (Pa)
Tabel 3.1. Batas Atas ISPU (Indeks Standar Pencemaran Udara) dalam Satuan SI
sesuai dengan Lampiran Keputusan Kepala Bapedal No. 107 Tahun 1997
(nilai 0 disisipkan dalam tabel untuk mempermudah pemahaman dalam perhitungan).
Periode paparan seperti yang disebutkan dalam Tabel 4 menentukan resolusi
data yang digunakan dalam perhitungan. Untuk data O3 dan NO2 yang digunakan
dalam perhitungan adalah nilai maksimum dari rata-rata perjam dalam satu hari. Data
konsentrasi CO dan SO2 yang digunakan dalam perhitungan dipilih dari nilai
maksimum dari rata-rata per 8 (delapan) jam dalam satu hari. Sementara itu,
konsentrasi PM10 merupakan data rerata harian digunakan dalam perhitungan.
Setelah dari data μg/m3 diubah menjadi nilai indeks ISPU terhitung, dengan cara:
dengan:
I = ISPU terhitung
4.1 KESIMPULAN
Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang mengelilingi
bumi. Pencemaran udara dapat disebabkan oleh beberapa faktor yoitu (belom ada
bahannya mau dibuat kesimpulan ini wkwkwkw). kualitas udara pada umumnya
dinilai dari konsentrasi parameter pencemaran udara yang terukur lebih tinggi atau
lebih rendah dari nilai Baku Mutu Udara Ambien Nasiomal. Parameter-parameter
tersebut diantaranya Aerosol (PM10), Karbonmonoksida (CO), Ozon (O3),
Sulfurdioksida (SO2), dan Nitrogendioksida (NO2).
Pengukuran parameter kualitas udara dapat dilakukan menggunakan metode
monitoring, dengan melakukan pengamatan selama 24 jam tanpa henti. Pada
pengukuran setiap parameter digunakan beberapa metode dan instrumen yang
berbeda-beda. Dari semua pengukuran, pada pengukuran gas SO2 dengan metode UV
Flouresense menggunakan instrumen TS43i merupakan instrumen dengan ketelitian
yang paling baik. Dimana instrumen ini mencatat konsentrasi SO2 dengan resolusi
waktu yang memiliki ketelitian yang tinggi, dihitung dari beberapa puluh detik dan
pencatatan pengukuran setiap 5 menit.
4.2 SARAN
Dengan penulisan makalah ini diharapkan kepada pembaca agar dapat sebaik-
baiknya menjaga kualitas udara. Agar kita sebagai manusia, dan makluk hidup
lainnya merasakan dampak buruk akibat dari kualitas udara yang kurang baik.
DAFTAR PUSTAKA