PENGUKURAN
(PENGUKURAN PENCEMARAN UDARA)
DISUSUN OLEH :
MUHAMMAD ADE SAPUTRA
NIM: 061430401258
NIM : 061430401252
SEBRINA FITRIYANI
NIM : 061430401994
KELAS 1 KD (KELOMPOK 8)
DOSEN PEMBIMBING :
2014-2015
Pengukuran Pencemaran Udara
A.
Pendahuluan
Pencemaran udara adalah suatu kondisi di mana kualitas udara menjadi rusak
dan terkontaminasi oleh substansi fisik kimia atau pun biologis yang mengakibatkan
kualitas udara menjadi menurun,serta dapat membahayakan kesehatan tubuh manusia
dan lingkungan sekitar.
Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun
kegiatan manusia. Beberapa definisi gangguan fisik seperti polusi suara, panas, radiasi
atau polusi cahaya dianggap sebagai polusi udara. Sifat alami udara mengakibatkan
dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal, regional, maupun
global. Kelembaban udara bergantung pada konsentrasi uap air, dan H2O yang berbedabeda konsentrasinya di setiap daerah. Kondisi udara di dalam atmosfer tidak pernah
ditemukan dalam keadaan bersih, melainkan sudah tercampur dengan gas-gas lain dan
partikulat-partikulat yang tidak kita perlukan. Gas-gas dan partikulat-partikulat yang
berasal dari aktivitas alam dan juga yang dihasilkan dari aktivitas manusia ini terusmenerus masuk ke dalam udara dan mengotori/mencemari udara di lapisan atmosfer
khususnya lapisan troposfer. Apabila bahan pencemar tersebut dari hasil pengukuran
dengan parameter yang telah ditentukan oleh WHO konsentrasi bahan pencemarnya
melewati ambang batas (konsentrasi yang masih bisa diatasi), maka udara dinyatakan
dalam keadaan tercemar. Pencemaran udara terjadi apabila mengandung satu macam atau
lebih bahan pencemar diperoleh dari hasil proses kimiawi seperti gas-gas CO, CO2, SO2,
SO3, gas dengan konsentrasi tinggi atau kondisi fisik seperti suhu yang sangat tinggi
bagi ukuran manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan. Adanya gas-gas tersebut dan
partikulat-partikulat dengan konsentrasi melewati ambang batas, maka udara di daerah
tersebut dinyatakan sudah tercemar.
Oleh karena itu pengukuran-pengukuran pencemaran udara sangat penting,
pertama untuk menetapkan tingkat pencemaran udara yang dapat diterima dengan
memperhatikan data biologi yang relevan pada manusia dan hewan. Kedua,pengukuran
itu perlu dilakukan berbagai tempat untuk menentukan sumber-sumber pencemaran dan
derajat pengendalian yang diperlukan.
Dengan menggunakan parameter konsentrasi zat pencemar dan waktu lamanya
kontak antara bahan pencemar atau polutan dengan lingkungan (udara), WHO
menetapkan empat tingkatan pencemaran sebagai berikut:
Pencemaran tingkat kedua; yaitu pencemaran yang mulai menimbulkan kerugian bagi
manusia seperti terjadinya iritasi pada indra kita.
Pencemaran tingkat ketiga; yaitu pencemaran yang sudah dapat bereaksi pada faal
tubuh dan menyebabkan terjadinya penyakit yang kronis.
Pencemaran tingkat keempat; yaitu pencemaran yang telah menimbulkan sakit akut
dan kematian bagi manusia maupun hewan dan tumbuh-tumbuhan.
Gas-gas CO, SO2, H2S, partikulat padat dan partikulat cair yang dapat mencemari udara
secara alami ini disebut bahan pencemar udara alami, sedangkan yang dihasilkan karena
kegiatan manusia disebut bahan pencemar buatan.
Sumber bahan pencemar udara ada lima macam yang merupakan penyebab utama
(sekitar 90%) terjadinya pencemaran udara global di seluruh dunia yaitu:
Gas karbon monoksida merupakan bahan pencemar yang paling banyak terdapat di
udara, sedangkan bahan pencemar berupa partikulat (padat maupun cair) merupakan bahan
pencemar yang sangat berbahaya (sifat racunnya sekitar 107 kali dari sifat racunnya gas
karbon monoksida).
a. Gas karbon monoksida, CO
Karbon monoksida adalah gas yang tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai
rasa, titik didih -192 C, tidak larut dalam air dan beratnya 96,5% dari berat udara.
Reaksi-reaksi yang menghasilkan gas karbon monoksida antara lain:
Pembakaran tidak sempurna dari bahan bakar atau senyawa senyawa karbon lainnya:
2 C + O 2 ? 2 CO
Reaksi antara gas karbon dioksida dengan karbon dalam proses industri yang terjadi
dalam tanur:
CO2 + C ? 2 CO
Penguraian gas karbon dioksida pada suhu tinggi:
2 CO2 ? 2 CO + O 2
Gas karbon monoksida yang dihasilkan secara alami yang masuk ke atmosfer lebih
sedikit bila dibandingkan dengan yang dihasilkan dari kegiatan manusia.
b. Gas-gas Nitrogen oksida, NOx
Gas-gas Nitrogen oksida yang ada di udara adalah Nitrogen monoksida NO, dan
Nitrogen dioksida NO2 termasuk bahan pencemar udara. Gas Nitrogen monoksida
tidak berwarna, tidak berbau, tetapi gas nitrogen dioksida berwarna coklat kemerahan
dan berbau tajam dan menyebabkan orang menjadi lemas. Reaksi-reaksi yang
menghasilkan gas NO dan NO2 antara lain:
(1210 1765)C
2 N + O2 ? 2 NO
2 NO + O2 ? 2 NO
c. Hidrokarbon CH
Sumber terbesar senyawa hidrokarbon adalah tumbuhtumbuhan. Gas metana
CH4 adalah senyawa hidrokarbon yang banyak dihasilkan dari penguraian senyawa
organik oleh bakteri anaerob yang terjadi dalam air, dalam tanah dan dalam sedimen
yang masuk ke dalam lapisan atmosfer:
2 (CH2O)n ? CO2 + CH
d. Gas-gas belerang oksida SOx
Gas belerang dioksida SO2 tidak berwarna, dan berbau sangat tajam. Gas
belerang dioksida dihasilkan dari pembakaran senyawasenyawa yang mengandung
unsur belerang. Gas belerang dioksida SO2 terdapat di udara biasanya bercampur
dengan gas belerang trioksida SO3 dan campuran ini diberi simbol sebagai SOx.
S + O2 ? SO2
2 SO2 + O 2 ? 2 SO3
e. Partikulat
Yang dimaksud dengan partikulat adalah berupa butiran-butiran kecil zat padat
dan tetes-tetes air. Partikulat-partikulat ini banyak terdapat dalam lapisan atmosfer dan
merupakan bahan pencemar udara yang sangat berbahaya.
Di atas telah Anda pelajari bahwa pencemaran udara dapat memberikan dampak
negatif bagi makhluk hidup, manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan. Kebakaran hutan
dan gunung api yang meletus menyebabkan banyak hewan yang kehilangan tempat
berlindung, banyak hewan dan tumbuhan mati bahkan punah. Gas-gas oksida belerang
(SO2 dan SO3) bereaksi dengan uap air, dan air hujan dapat menyebabkan terjadinya
hujan asam yang dapat merusak gedung-gedung, jembatan, patung-patung sehingga
mengakibatkan tumbuhan mati atau tidak bisa tumbuh. Gas karbon monoksida bila
terhisap masuk ke dalam paru-paru bereaksi dengan haemoglobin menyebabkan
terjadinya keracunan darah dan masih banyak lagi dampak negatif yang disebabkan
oleh pencemaran udara.
Dimana :
mp/v = konsentarasi masa pencemar(kg/m3)
Mp = bobot molekul pencemar (gr/mol)
P = tekanan total campuran udara dan zat pencemar(atm)
R
= konstanta gas universal
T = suhu absolute campuran(K)
Satuan yang lebih umum adalah microgram per meter kubik.
1kg/m3 = 109g/m3
Konsentrasi-konsentrasi volumetric dan massa yang setara untuk beberapa zat pencemar
biasa dib erikan table 7-1
Tabel 7-1 konsentrasi massa 1ppm zat pencemar biasa pada 1 atm
Zat Pencemar
25o
Karbon monoksida(CO)
1250
1145
Nitrogen oksida(NO)
1230
Nitrogen dioksida(NO2)
1880
Ozon(03)
2141
1962
PAN[CH3(CO)O2NO2]
5398
4945
Sulfur dioksida(SO2)
2860
2620
1.Penyaringan
2.Pengeringan untuk mengeluarkan kelembaban
3.Penjenuhan dengan uap air
4.Berbagai reaksi untuk mengeluarkan bahan pencemar yang tidak dikehendaki yang
dapat mengganggu pengukuran nanti.
Jika contoh udara itu dilewatkan melalui kamar-kamar pendingin yang dijaga pada
suhu sangat. Hal ini dapat menyebabkan berbagai komponen gas itu mengkondensasi
atau membeku dan terpisah.
pengumpul yang mempunyai muatan berlawanan. Bila piranti itu dimatikan, partikelpartikel itu dapat dikeluarkan dari plat dan dianalisa di laboratorium.
Ir = Ia Ic
Arus ini kemudian diperkuat untuk mendapatkan keluaran yang sebanding
dengan konsentrasi SO2.
H. Pengukuran keburaman
Keburaman arus gas yang keluar dari cerobong asap memang merupakan
ukuran konsentrasi zat butiran didalam gas itu.Namun warna gas buangan bergantung
pada bahan butirana apa yang terdapat dalam proses itu.
Ungtuk membantu penmbakuan pengamatan visual telah dikembangkan system
peta asap ringleman.lima buah cart disusun denagn peningkatan kehitaman yang teratur
seperti terlihat pada table 7-2./Pengamatan lalu dilatih untuk membandingkan
pengamatannya dengan cart tersebut.Daalam proses latihan,cart tersebut ditempatkan
pada jarak 50ft dari pengamatan,pada garis pandang yang sama denagn asap itu.pada
jarak itu,cart-cart terssebut akan tampak seperti beberapa tingkat keabu-abuan.dalam
pengamatan
itu,pengamat
harus
berdiri
membelakangi
matahari.Untuk
latihan,pengukuran trabsmisi optic dapat pula dilaakukan pada asap untuk
dikolerasikan.
Tabel 7-2 garis pisah untuk pembuatan cart
Cart Ringleman
Tebal
hitam,mm
garis Tebal
bidang % hitam
putih,mm
Putih semua
20
2,3
7,7
40
3,7
6,3
60
5,5
4,5
80
Hitam semua
100
Keburaman buangan cerobong dapat dengan mudah diubah tanpa mengubah emisi
total pencemar.Oleh karena keburaman merupakan fungsi dari panjang lintas optic,salah satu
cara untuk mengubah keburaman ialah memperkecil diameter cerobong dan meningkatkan
kecepatan aliran.cara lain ialah menambah jumlah cerobong yang digunakan.peraturanperaturan pengenddalian pencemaran udara sering tidak memungkinkan penggunaan teknikteknik tersebut bila pabrik itu sudah dituduh mempunyai keburaman buangan terlalu tinggi.
I. Pengukuran Bau
Setiap orang akan berbeda reaksinya mengenai bau tertentu.Secara ideal,kita
tentu ingin menyatakan tingkat abau dengan konsentrasi zat bau dalam bagian
persejuta(ppm) atau microgram permeter kubik.Teknik yang biasa digunakan ialah
memberikan berbagai konsentrasi zat bau kepada sekelompok orang dan meminta setiap
anggota kelompom itu memberikan penilaian denagn skala :
5 Bau tak tertahankan
4 Sangat berbau
3 Bau mudah tercium
2 Agak berbau
1 Hampir tidak berbau
0 tidak berbau
Skala ini dapat diterapkan terhadap intensitas bau,mudahnya bau itu menjalar dan
tingkat bau itu disukai atau tidak disukai.
P=K log S
Bila data telah terkumpul,memenuhi hubungan,dimana P adalah respon indra
manusia,atau intensitas(dari 0 sampai 5),dan S adalah rasio konsentrasi dalam bagian
persejuta terhadap respon 0.K ialah konstanta yang besarnya antara 0,3 dan
0,6,bergantung pada jenis zat bau.Dengan menggunakan teknik-teknik seperti itu,kita
dapat menentukan ambang bau berbagai zat,seperti pada table 7-3.
1 satuan bau=kunatitas zat bau yang mencemarkan 1 ft 3 udara bersih untuk mencapai
nilai ambang.
Dari table 7-3 bisa diliihat bahwa 1 satuan bau aseton ialah kuantitas yang
diperlukan untuk menghasilkkan konsentrasi 100 ppm,sedang satu satuan bau
formaldehidaiaalah kuantitas yang diperlukan untuk menghasilkan konsentrasi 1,0 ppm.
Tabel 7-3.Ambang bau di udara
Zat bau
Ambang bau,ppm
Asam asetat
1,0
Aseton
100
Amina trimetril
0,0021
Amonia
46,8
Anilina
1,0
Karbon disulfide
0,21
Klor
0,31
Dietil formanida
100
Difenil sulfida
0,21
Formaldehida
1,0
Hydrogen sulfide
0,00047
Methanol
100
Metilena klorida
214
Nitrobenzene
0,00047
Fenol
0,047
Trimetil amina
0,00021
Penutup
a. Kesimpulan
Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan
manusia.Adapun penyebab alami pencemaran udara seperti abu vulkanik dll,sedangkan
penyebab terbesar dari pencemaran udara bukan lah dari sumber alami melainkan oleh
ulah manusia,seperti pembakaran hutan, serta asap dari kendaran atau pun pabrik-pabrik
dll,oleh karena itu kita sebagai manusia harus bertanggung jawab terhadap pencemaran
yang terjadi,dengan memperbaiki kualitas udara atau setidaknya agar pencemaran tidak
bertambah parah.
Agar pencemaran yang terjadi tidak bertambah parah , oleh karena itu dibutuhkan
suatu penangan atau pengendalian ,pengendalian ini dapat dilakukan dengan cara
melakukan pengukuran terhadap kualitas udara,pengukuran ini sangat penting, sebab
dengan melakukan pengukuran kita dapat menetapkan tingkat pencemaran udara di suatu
tempat,misalnya
dengan memperhatikan data biologi yang menerima dampak
pencemaran udara secara langsung seperti manusia dan hewan. Selain itu kita juga dapat
menentukan sumber-sumber penyebab pencemaran udara sehingga kita dapat
menentukan derajat pengendalian yang diperlukan.
Dalam melakukan pengukuran kita harus mengambil contoh udara yang akan
diteliti sehingga kita dapat mengetahui apakah di daerah tersebut telah terjadi
pencemaran udara atau tidak. Pengambilan contoh dilakukan dengan perangkat
pengambilan contoh yang terdiri dari 4 bagian yaitu piranti persiapan contoh, peralatan
pengumpulan contoh, peranti ukur dan sumber vakum.
Untuk melakukan pengambilan contoh udara diperlukan suatu teknik yang tepat
agar dapat menegtahui bahan pencemar apa saja yang terdapat diudara. Berdasrkan
bentuknya teknik pengambilan contoh dibagi menjadi 2 yaitu teknik pengambialn contoh
udara yang berbentuk gas dan yang berbentuk butiran. Pada teknik pengambilan contoh
udara berbentuk gas dibagi menjadi 3 yaitu teknik absorbsi, teknik adsorbsi, dan teknik
perangkap beku pisah sedangkan pada megambilan contoh udara yang berbentuk butiran