Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH INSTRUMEN TEKNIK

PENGUKURAN
(PENGUKURAN PENCEMARAN UDARA)

DISUSUN OLEH :
MUHAMMAD ADE SAPUTRA

NIM: 061430401258

M.ANDIKA MANDALA PUTRA

NIM : 061430401252

SEBRINA FITRIYANI

NIM : 061430401994

KELAS 1 KD (KELOMPOK 8)
DOSEN PEMBIMBING :

JURUSAN TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
PALEMBANG

2014-2015
Pengukuran Pencemaran Udara

A.

Pendahuluan
Pencemaran udara adalah suatu kondisi di mana kualitas udara menjadi rusak
dan terkontaminasi oleh substansi fisik kimia atau pun biologis yang mengakibatkan
kualitas udara menjadi menurun,serta dapat membahayakan kesehatan tubuh manusia
dan lingkungan sekitar.
Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun
kegiatan manusia. Beberapa definisi gangguan fisik seperti polusi suara, panas, radiasi
atau polusi cahaya dianggap sebagai polusi udara. Sifat alami udara mengakibatkan
dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal, regional, maupun
global. Kelembaban udara bergantung pada konsentrasi uap air, dan H2O yang berbedabeda konsentrasinya di setiap daerah. Kondisi udara di dalam atmosfer tidak pernah
ditemukan dalam keadaan bersih, melainkan sudah tercampur dengan gas-gas lain dan
partikulat-partikulat yang tidak kita perlukan. Gas-gas dan partikulat-partikulat yang
berasal dari aktivitas alam dan juga yang dihasilkan dari aktivitas manusia ini terusmenerus masuk ke dalam udara dan mengotori/mencemari udara di lapisan atmosfer
khususnya lapisan troposfer. Apabila bahan pencemar tersebut dari hasil pengukuran
dengan parameter yang telah ditentukan oleh WHO konsentrasi bahan pencemarnya
melewati ambang batas (konsentrasi yang masih bisa diatasi), maka udara dinyatakan
dalam keadaan tercemar. Pencemaran udara terjadi apabila mengandung satu macam atau
lebih bahan pencemar diperoleh dari hasil proses kimiawi seperti gas-gas CO, CO2, SO2,
SO3, gas dengan konsentrasi tinggi atau kondisi fisik seperti suhu yang sangat tinggi
bagi ukuran manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan. Adanya gas-gas tersebut dan
partikulat-partikulat dengan konsentrasi melewati ambang batas, maka udara di daerah
tersebut dinyatakan sudah tercemar.
Oleh karena itu pengukuran-pengukuran pencemaran udara sangat penting,
pertama untuk menetapkan tingkat pencemaran udara yang dapat diterima dengan
memperhatikan data biologi yang relevan pada manusia dan hewan. Kedua,pengukuran
itu perlu dilakukan berbagai tempat untuk menentukan sumber-sumber pencemaran dan
derajat pengendalian yang diperlukan.
Dengan menggunakan parameter konsentrasi zat pencemar dan waktu lamanya
kontak antara bahan pencemar atau polutan dengan lingkungan (udara), WHO
menetapkan empat tingkatan pencemaran sebagai berikut:

Pencemaran tingkat pertama; yaitu pencemaran yang tidak menimbulkan kerugian


bagi manusia.

Pencemaran tingkat kedua; yaitu pencemaran yang mulai menimbulkan kerugian bagi
manusia seperti terjadinya iritasi pada indra kita.

Pencemaran tingkat ketiga; yaitu pencemaran yang sudah dapat bereaksi pada faal
tubuh dan menyebabkan terjadinya penyakit yang kronis.

Pencemaran tingkat keempat; yaitu pencemaran yang telah menimbulkan sakit akut
dan kematian bagi manusia maupun hewan dan tumbuh-tumbuhan.

Gas-gas CO, SO2, H2S, partikulat padat dan partikulat cair yang dapat mencemari udara
secara alami ini disebut bahan pencemar udara alami, sedangkan yang dihasilkan karena
kegiatan manusia disebut bahan pencemar buatan.
Sumber bahan pencemar udara ada lima macam yang merupakan penyebab utama
(sekitar 90%) terjadinya pencemaran udara global di seluruh dunia yaitu:
Gas karbon monoksida merupakan bahan pencemar yang paling banyak terdapat di
udara, sedangkan bahan pencemar berupa partikulat (padat maupun cair) merupakan bahan
pencemar yang sangat berbahaya (sifat racunnya sekitar 107 kali dari sifat racunnya gas
karbon monoksida).
a. Gas karbon monoksida, CO
Karbon monoksida adalah gas yang tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai
rasa, titik didih -192 C, tidak larut dalam air dan beratnya 96,5% dari berat udara.
Reaksi-reaksi yang menghasilkan gas karbon monoksida antara lain:
Pembakaran tidak sempurna dari bahan bakar atau senyawa senyawa karbon lainnya:
2 C + O 2 ? 2 CO
Reaksi antara gas karbon dioksida dengan karbon dalam proses industri yang terjadi
dalam tanur:
CO2 + C ? 2 CO
Penguraian gas karbon dioksida pada suhu tinggi:
2 CO2 ? 2 CO + O 2
Gas karbon monoksida yang dihasilkan secara alami yang masuk ke atmosfer lebih
sedikit bila dibandingkan dengan yang dihasilkan dari kegiatan manusia.
b. Gas-gas Nitrogen oksida, NOx
Gas-gas Nitrogen oksida yang ada di udara adalah Nitrogen monoksida NO, dan
Nitrogen dioksida NO2 termasuk bahan pencemar udara. Gas Nitrogen monoksida
tidak berwarna, tidak berbau, tetapi gas nitrogen dioksida berwarna coklat kemerahan
dan berbau tajam dan menyebabkan orang menjadi lemas. Reaksi-reaksi yang
menghasilkan gas NO dan NO2 antara lain:

(1210 1765)C
2 N + O2 ? 2 NO
2 NO + O2 ? 2 NO
c. Hidrokarbon CH
Sumber terbesar senyawa hidrokarbon adalah tumbuhtumbuhan. Gas metana
CH4 adalah senyawa hidrokarbon yang banyak dihasilkan dari penguraian senyawa
organik oleh bakteri anaerob yang terjadi dalam air, dalam tanah dan dalam sedimen
yang masuk ke dalam lapisan atmosfer:
2 (CH2O)n ? CO2 + CH
d. Gas-gas belerang oksida SOx
Gas belerang dioksida SO2 tidak berwarna, dan berbau sangat tajam. Gas
belerang dioksida dihasilkan dari pembakaran senyawasenyawa yang mengandung
unsur belerang. Gas belerang dioksida SO2 terdapat di udara biasanya bercampur
dengan gas belerang trioksida SO3 dan campuran ini diberi simbol sebagai SOx.
S + O2 ? SO2
2 SO2 + O 2 ? 2 SO3
e. Partikulat
Yang dimaksud dengan partikulat adalah berupa butiran-butiran kecil zat padat
dan tetes-tetes air. Partikulat-partikulat ini banyak terdapat dalam lapisan atmosfer dan
merupakan bahan pencemar udara yang sangat berbahaya.
Di atas telah Anda pelajari bahwa pencemaran udara dapat memberikan dampak
negatif bagi makhluk hidup, manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan. Kebakaran hutan
dan gunung api yang meletus menyebabkan banyak hewan yang kehilangan tempat
berlindung, banyak hewan dan tumbuhan mati bahkan punah. Gas-gas oksida belerang
(SO2 dan SO3) bereaksi dengan uap air, dan air hujan dapat menyebabkan terjadinya
hujan asam yang dapat merusak gedung-gedung, jembatan, patung-patung sehingga
mengakibatkan tumbuhan mati atau tidak bisa tumbuh. Gas karbon monoksida bila
terhisap masuk ke dalam paru-paru bereaksi dengan haemoglobin menyebabkan
terjadinya keracunan darah dan masih banyak lagi dampak negatif yang disebabkan
oleh pencemaran udara.

B. Satuan-satuan pengukuran pencemaran


Kuantitas pencemaran dapat dinyatakan atasa dasar volume atau dasar massa.
Untuk yang berdasarkan massa, satuan yang tepatialah gram/cm3 atau pon massa ft3.
Satuan volumetric biasa digunakan sebagai bagian per sejuta(part per million,atau ppm)
yang didefinisikan sebagai :
1 ppm =
1 volume gas pencemar
106 volume(udara + pencemar)
Atau 0,0001 persen volume = 1ppm
Untuk mengubah satuan volumetric menjadfi satuan berdasarkan massa,kita tentu harus
mengetahui bobot molekul bahan pencemar itu agar dapat menghitung volumenya pada
suhu dan tekanan tertentu.Andaikan perangai gas ideal,konversi itu dilakukan dengan

mp = (ppm) MpP x 10-6


RT
v

Dimana :
mp/v = konsentarasi masa pencemar(kg/m3)
Mp = bobot molekul pencemar (gr/mol)
P = tekanan total campuran udara dan zat pencemar(atm)
R
= konstanta gas universal
T = suhu absolute campuran(K)
Satuan yang lebih umum adalah microgram per meter kubik.
1kg/m3 = 109g/m3
Konsentrasi-konsentrasi volumetric dan massa yang setara untuk beberapa zat pencemar
biasa dib erikan table 7-1

Tabel 7-1 konsentrasi massa 1ppm zat pencemar biasa pada 1 atm
Zat Pencemar

Konsentrasi massa (g/m3)


0o

25o

Karbon monoksida(CO)

1250

1145

Nitrogen oksida(NO)

1230

Nitrogen dioksida(NO2)

1880

Ozon(03)

2141

1962

PAN[CH3(CO)O2NO2]

5398

4945

Sulfur dioksida(SO2)

2860

2620

C. Rentet Umum Pengambilan Contoh Udara


Pada gambar 7-1 diperlihatakan rentet umum pengambilan contoh udara.Tidak
semua penerapan harus
Menggunakan keseluruhan unsure perangkat itu.Perangkap pengambilan contoh terdiri
dari 4 bagian dasar :
1.Peranti peranti persiapan Contoh
2.Peralatan pengambilan contoh
3.Peranti ukur
4.Sumber vakum

Peranti-peranti persiapan contoh mengubah contoh masuk sehingga komponen


gas atau partikel yang dikehendaki dapat dikumpulkan dengan mudah .Persiapan itu
terdiri dari :

1.Penyaringan
2.Pengeringan untuk mengeluarkan kelembaban
3.Penjenuhan dengan uap air
4.Berbagai reaksi untuk mengeluarkan bahan pencemar yang tidak dikehendaki yang
dapat mengganggu pengukuran nanti.

Dalam berbagai pengumpulan contoh,pencemaran berbentuk gas atau butifran


dikeluarkan dari udara dengan salah satu metode dibawah ini :
Pengumpulan gas:
>Adsorpsi pada permukaan zat padat
>Absorpsi dengan reaksi kimia ke dalam zat cair
>kondensdasi kedalam perangkap beku pisah
Pengumpulan butiran:
>penyaringan
>pemisahan dengan sedimentasi(pengendapan)
Jika sudah terkumpul,contoh diukur secara kuantitatif,sesudah pengumpulan
contoh,laju aliran,suhu dan tekanan diukur dengan metode-metode yang telah diuraikan
pada bahaasan pokok terdahulu.Udara ditarik
dengan bantuan sumber
penghampa(vakum).Untuk melindungi sumber vakum itu,pada pengukuran dipasang
penyaringan atau pemisah.Sebagai catatan bahwa semua penghubung harus bersifat
nonreaktif terhadap zat pencemar yang akan diukur.
D. Teknik Pengambilan Contoh GAS
Ada beberapa metode untuk menumpulkan contoh-contoh berwujud gas dari contoh
udara:
1.Teknik Absorbsi
Dalam teknik absorpsi ini contoh udara dibuat menggelembung gelembung melalui
zat cair tertentu sehingga zat pencemar yang dikandungnya diserap dengan reaksi kimia.
Proses absorbsi terjadi didalam kolom absorbsi yang berbentuk silinder. Laju absorbsi
dipengaruhi oleh laju aliran gas melalui absorber, konsentrasi larutan penyerap dan
waktu kontak menyeluruh. Setelah diserap zat cair pereaksi itu dianalisis untuk
menentukan konsentrasi komponen yang sebanding dengan gas pencemarsemula.
2.Teknik Adsorbsi
Dalam proses adsorbsi molekul gas yang akan dianalisis ditempatkan dalam keadaan
kontak dengan permukaan zat padat, dimana molekul gas itu melekat. Contoh zat padat
yang biasa digunakan dalam proses ini adalah karbon aktif, alumina(AlO2) aktif, dan gel
silika (SiO2). Zat padat itu dapat dicuci dengan zat pereaksi yang lalu menyerap
(adsorbsi) pencemar yang kemudian dianalisis.
3.Teknik Kondensasi dan Teknik Beku Pisah

Jika contoh udara itu dilewatkan melalui kamar-kamar pendingin yang dijaga pada
suhu sangat. Hal ini dapat menyebabkan berbagai komponen gas itu mengkondensasi
atau membeku dan terpisah.

E. Teknik pengambilan contoh butiran


Ukuran bahan-bahan butiran yang ditemukan dalam pencemaran udara sangat
bervariasi berkisar 0,001 sampai 500 m, dimana kebanyakan partikel atmosfer jauth
diantara 0,1 dan 10 m.untuk partikel yang sangat kecil yaitu dibawah 0,1 m, gerakkan
dan perpindahan sangat ditentukan oleh tumbukan molekul, sedang yang lebih besar dari
20 m cenderung untuk mengendap keluar dari atmosfer dan mengumpul lingkungan
lokalnya.
1. Pengendapan dan sedimentasi
Salah satu mekanisme pengumpulan contoh lain ialah berupa bejana sederhana yang
diletakkan di tempat yang tepat dan mengamatinya setelah beberapa waktu.jadi
pencemaran butiran dari pabrik pengecoran besi diukur dengan menempatkan sebuah
bejana disekitar pabrik itu dan mengukur akumulasi butiran setelah beberapa hari.
2.Pengumpulan dengan cara mekanik
Contoh gas dikumpulkan dalam bejana yang terlebih dahulu divakumkan dan ditutup.
Setelah terkumpul, contoh itu lalu sianalisis si laboratorium.
3.Teknik filtrasi
Dengan menggunakan sumber vakumperangkat pengambilan contoh, Kita dapat
melewatkan suatu volume tertentuudara melintasi penyaring(filter) yang tepat untuk
mengumpulkan benda-benda butiran.setelah beberapa waktu, dikeluarkan dan dibawa ke
laboratorium untuk diperiksa.
Salah satu teknik pengumpulan dengan filtrasi menggunakan pengambil contoh
volume besar yang dilengkapi dengan motor sapu penyedot debu untuk menarik contoh
itu melintas filter besar yang terbuat dari kertas serat.
4.Kolektor tubruk dan presipitator
Dalam piranti pengumpulan contoh yang bekerja atas dasar tubrukan, contoh udara
mula-mula dipercepat hingga kecepatan tinggi lalu dipaksa mengalami perubahan arah
dengan cepat.dalam beberapa piranti tertentu permukaan itu dibuat basah dan butiranbutiran yang terkumpul dibuat dihanyutkan dengan zat cair itu. Pada piranti yang kering,
biasanya digunakan susunan kaskade, dimana arus itu mendapat kecepatan yang makin
lama makin tinggi, dan dengan demikian memisahkan butiran-butiran yang makin kecil
pula.
Presipitator elektrostatik merupakan alat yang paling efisien untuk mengumpulkan
partikel. Contoh udara dihisap melalui kisi kawat yang bermuatan 12 sampai 30 kV.
Partikel-partikel itu menjadi bermuatan pula, dan selanjutnya dikumpulkan pada plat

pengumpul yang mempunyai muatan berlawanan. Bila piranti itu dimatikan, partikelpartikel itu dapat dikeluarkan dari plat dan dianalisa di laboratorium.

F. Pengukuran Sulfur Dioksida


Ada beberapa teknik yang digunakan untuk pengukuran SO2 sulfur dioksida tinul
sebagai akibat pembakaran bahan hidrokarbon yang mengandung banyak belerang dan
merupakan suatu sumber utama pencemaran udara. Oleh karena itu banyaknya industri
yang membakar batu bara atau minyak baker yang mengandung kadar belerang tinggi,
teknik-teknik pengukuran ini luas juga penerapannya.
1.Analisa SO2 Dengan Cara Kolorimetri
Dalam gambar 7-2 digambarkan apparatus dasar untuk penentuan SO2 dengan
kolorimetri. Contoh udara ditarik dengan pompa vakum melalui piranti pengukuran
aliran masuk dan kemudian masuk ke pembasuh piring berputar. Permukaan piringpiring itu dibasahi dengan penyerap sehingga terdapat permukaan yang luas untuk
bersinggungan dengan gas. Hal ini menyebabkan kecepatan dan tanggapan absorbsi
menjadi tinggi pula. Larutan sekarang yang mengandung pencemar lalu dicampur
dengan pereaksi pararosalina putih dan dibiarkan mengalir melalui lilitan untuk memberi
waktu bagi berkembangnya rekasi pembentukan warna.
Sumber cahaya disaring dan dilewatkan melalui pemenggal yang dijalankan dengan
motor untuk mendapatkan sumber bolak-balik yang dapat diamplikasikan secara
elektronik. Dua fotosel cadmium-sulfida yang sepasang digunakan untuk mengindera
transmisi cahaya dari sel pengindera yang berisi contoh itu, yang telah mengalami reaksi
kolorimetri dan juga dari sel rujukan yang berisi zat pereaksi (reagent). Keluaran kedua
sel itu dibandingkan dengan rangkaian deteksi elektronik yang mengirimkan pula
tegangan keluaran ke suatu perekam.

Skema Penentuan SO2 secara Kolorimetri


2. Analisa SO2 Cara Elektrokonduktivitas
Pengukuran elektrokonduktivitas menghasilkan ion sulfat yang mengubah
konduktivitas larutan, sebanding dengan SO2 yang ada. Dengan menggunakan air

sebagai pereaksi kita dapatkan reaksi:


H2O +SO2 H2SO3
H2SO3 +1/2 O2 H2SO4
sebagai alternatif kita dapat memakai H2O2 dalam hal ini, kita tidak akan mengalami
banyak gangguan dari gas-gas seperti CO2
H2O2+SO2 H2SO4
Prinsip kerjanya ialah zat pereaksi dilewattkan terlebih dahulu melalui sel
rujukan, kemudian melalui kolom absorbsi dimana contoh udara itu bercampur di
dalam proses aliran arus berlawanan. SO2 diserap di dalam pereaksi, dan larutan baru
yang terjadi dilewatkan melalui sel pengukur konduktivitas. Pada sel konduktivitas itu
diberikan tegangan arus bolak-balik dan arusnya diukur untuk menghitung
tahanannnya. kalibrasi tingkat nol dilakukan dengan mengalirkan udara tersebut
melalui kapur soda untuk memisahkan semua SO2 untuk kondisi ini. Konduktivitas sel
rujukan dan sel pengukur harus sama dan karena itu dapat dipakai untuk menetapkan
tingkat keluaran.

Skema Analisa SO2 dengan konduktivitas listrik

3.Analisa SO2 Cara Coulometri


Untuk melakukan anlisi dengan coulometri, sel detector dibuat seperti pada
gambar. sel tersebut mengandung larutan dapar KI yang membangkitkan I2 pada anoda
menurut persamaan reaksi:
2I- I2 +2e
Bila contoh udara yang mengandung SO2 ditarik ke dalam sel itu, maka ia
bereaksi dengan I2 sehungga dipisahkan dari sel. I2 yang tidak bereaksi kemudian
direduksi menjadi I- pada katoda. Sebagai akibat reaksi itu, elektroda rujukan akan
dapat mendeteksi perbedaan antara arus anoda dan katoda sebagai berikut:

Ir = Ia Ic
Arus ini kemudian diperkuat untuk mendapatkan keluaran yang sebanding
dengan konsentrasi SO2.

Skema analisis SO22 dengan coulometri

G. Pengukuran Hasil Pembakaran


Analisa hasil pembakaran tidak saja penting untuk pengendalaian pencemaran
udara, tetapi juga untuk menjaga agar laju pembakaran dan penggunaan energi
berlangsung efisien.
Pada gambar 7-5 terlihat apparatus sederhana yang digunakan untuk
menganalisis hasil pembakaran. Alat itu terdiri dari sebuah buret ukur dan tiga buah pipet
pereaksi yang digunakan berturut-turut untuk menyerap karbon dioksida, oksigen, dan
karbon monoksidadari campuran itu. Mula-mula hasil pembakaran ditarik kedalam buret
ukur. Kemudian manifold pengambilan contoh ditutup dan contoh itu didorong masuk ke
pipet pereaksi pertama, dimana karbo dioksida diserap. Contoh itu dikembalikan ke buret
ukur dan penurunan volume dicatat. Prosedur ini diulangi lagi dengan kedua pipet
berikutnya. Yang masing-masiing secara berturut-turut menyerap O2 dan CO. dalam
proses pengukuran volumetric zat-zat tersebut didapatkan atas dasar kering artinya tanpa
memperhitungkan uap air yang ada.
Sebagai pereaksi biasanya digunakan kalium hoidroksida untuk menyerap
karbon dioksida. Untuk menyerap oksigen digunakan campuran asam pirogalat dan
larutan kalium hidroksida, sedang kupro klorida digunakan untuk menyerap karbon
monoksida.

H. Pengukuran keburaman
Keburaman arus gas yang keluar dari cerobong asap memang merupakan
ukuran konsentrasi zat butiran didalam gas itu.Namun warna gas buangan bergantung
pada bahan butirana apa yang terdapat dalam proses itu.
Ungtuk membantu penmbakuan pengamatan visual telah dikembangkan system
peta asap ringleman.lima buah cart disusun denagn peningkatan kehitaman yang teratur
seperti terlihat pada table 7-2./Pengamatan lalu dilatih untuk membandingkan
pengamatannya dengan cart tersebut.Daalam proses latihan,cart tersebut ditempatkan
pada jarak 50ft dari pengamatan,pada garis pandang yang sama denagn asap itu.pada
jarak itu,cart-cart terssebut akan tampak seperti beberapa tingkat keabu-abuan.dalam
pengamatan
itu,pengamat
harus
berdiri
membelakangi
matahari.Untuk
latihan,pengukuran trabsmisi optic dapat pula dilaakukan pada asap untuk
dikolerasikan.
Tabel 7-2 garis pisah untuk pembuatan cart

Cart Ringleman

Tebal
hitam,mm

garis Tebal
bidang % hitam
putih,mm

Putih semua

20

2,3

7,7

40

3,7

6,3

60

5,5

4,5

80

Hitam semua

100

Keburaman buangan cerobong dapat dengan mudah diubah tanpa mengubah emisi
total pencemar.Oleh karena keburaman merupakan fungsi dari panjang lintas optic,salah satu
cara untuk mengubah keburaman ialah memperkecil diameter cerobong dan meningkatkan
kecepatan aliran.cara lain ialah menambah jumlah cerobong yang digunakan.peraturanperaturan pengenddalian pencemaran udara sering tidak memungkinkan penggunaan teknikteknik tersebut bila pabrik itu sudah dituduh mempunyai keburaman buangan terlalu tinggi.

I. Pengukuran Bau
Setiap orang akan berbeda reaksinya mengenai bau tertentu.Secara ideal,kita
tentu ingin menyatakan tingkat abau dengan konsentrasi zat bau dalam bagian
persejuta(ppm) atau microgram permeter kubik.Teknik yang biasa digunakan ialah
memberikan berbagai konsentrasi zat bau kepada sekelompok orang dan meminta setiap
anggota kelompom itu memberikan penilaian denagn skala :
5 Bau tak tertahankan
4 Sangat berbau
3 Bau mudah tercium
2 Agak berbau
1 Hampir tidak berbau
0 tidak berbau
Skala ini dapat diterapkan terhadap intensitas bau,mudahnya bau itu menjalar dan
tingkat bau itu disukai atau tidak disukai.
P=K log S
Bila data telah terkumpul,memenuhi hubungan,dimana P adalah respon indra
manusia,atau intensitas(dari 0 sampai 5),dan S adalah rasio konsentrasi dalam bagian
persejuta terhadap respon 0.K ialah konstanta yang besarnya antara 0,3 dan
0,6,bergantung pada jenis zat bau.Dengan menggunakan teknik-teknik seperti itu,kita
dapat menentukan ambang bau berbagai zat,seperti pada table 7-3.
1 satuan bau=kunatitas zat bau yang mencemarkan 1 ft 3 udara bersih untuk mencapai
nilai ambang.
Dari table 7-3 bisa diliihat bahwa 1 satuan bau aseton ialah kuantitas yang
diperlukan untuk menghasilkkan konsentrasi 100 ppm,sedang satu satuan bau
formaldehidaiaalah kuantitas yang diperlukan untuk menghasilkan konsentrasi 1,0 ppm.
Tabel 7-3.Ambang bau di udara

Zat bau

Ambang bau,ppm

Asam asetat

1,0

Aseton

100

Amina trimetril

0,0021

Amonia

46,8

Anilina

1,0

Karbon disulfide

0,21

Klor

0,31

Dietil formanida

100

Difenil sulfida

0,21

Formaldehida

1,0

Hydrogen sulfide

0,00047

Methanol

100

Metilena klorida

214

Nitrobenzene

0,00047

Fenol

0,047

Trimetil amina

0,00021

Penutup
a. Kesimpulan
Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan
manusia.Adapun penyebab alami pencemaran udara seperti abu vulkanik dll,sedangkan
penyebab terbesar dari pencemaran udara bukan lah dari sumber alami melainkan oleh
ulah manusia,seperti pembakaran hutan, serta asap dari kendaran atau pun pabrik-pabrik
dll,oleh karena itu kita sebagai manusia harus bertanggung jawab terhadap pencemaran
yang terjadi,dengan memperbaiki kualitas udara atau setidaknya agar pencemaran tidak
bertambah parah.
Agar pencemaran yang terjadi tidak bertambah parah , oleh karena itu dibutuhkan
suatu penangan atau pengendalian ,pengendalian ini dapat dilakukan dengan cara
melakukan pengukuran terhadap kualitas udara,pengukuran ini sangat penting, sebab
dengan melakukan pengukuran kita dapat menetapkan tingkat pencemaran udara di suatu
tempat,misalnya
dengan memperhatikan data biologi yang menerima dampak
pencemaran udara secara langsung seperti manusia dan hewan. Selain itu kita juga dapat
menentukan sumber-sumber penyebab pencemaran udara sehingga kita dapat
menentukan derajat pengendalian yang diperlukan.
Dalam melakukan pengukuran kita harus mengambil contoh udara yang akan
diteliti sehingga kita dapat mengetahui apakah di daerah tersebut telah terjadi
pencemaran udara atau tidak. Pengambilan contoh dilakukan dengan perangkat
pengambilan contoh yang terdiri dari 4 bagian yaitu piranti persiapan contoh, peralatan
pengumpulan contoh, peranti ukur dan sumber vakum.
Untuk melakukan pengambilan contoh udara diperlukan suatu teknik yang tepat
agar dapat menegtahui bahan pencemar apa saja yang terdapat diudara. Berdasrkan
bentuknya teknik pengambilan contoh dibagi menjadi 2 yaitu teknik pengambialn contoh
udara yang berbentuk gas dan yang berbentuk butiran. Pada teknik pengambilan contoh
udara berbentuk gas dibagi menjadi 3 yaitu teknik absorbsi, teknik adsorbsi, dan teknik
perangkap beku pisah sedangkan pada megambilan contoh udara yang berbentuk butiran

dibagi menjadi 4 yaitu pengendapan dan sedimentasi, pengumpilan dengan cara


mekanik, reknik sedimentasi dan teknik kolektor tubruk dan presipitator.
Dalam pencemaran udara banyak sekali zat yang menyebabkan udara tercemar
dan salah satu yang berbahaya adalah sulfur dioksida yang dapat menyebabkan hujan
asam selain itu zat ini merupakan zat pencemar yang paling banyak dihasilkan oleh
banyak industri selain gas CO dan CO2 oleh karena itu diperlukan teknik khusus untuk
pengukur tingkat pencemaran yang disebabkan loeh gas sulfur dioksida. Dalam
pengukuran sulfur dioksida dikenal 3 metode umum yaitu analisa dengan cara
kolorimetri, dengan cara elektrokondutivitas dan terakhir dengan cara coulometri.
Selain bahan pencemar indicator lain yang perlu diukur dalam pengukuran
pencemaran udara yaitu pembakaran, keburaman, dan bau. Pembakaran dan keburaman
perlu diukur untuk mengetahui seberapa sempurna pembakaran itu apabila pembakaran
itu tidak sempurna maka akan banyak sekali zat pencemar yang terdapat didalamnya
yang menyebabkan hasil pembakaran berwarna hitam pekat atau buram.

Anda mungkin juga menyukai