Pada trayek ini, bensin akan mencair dan keluar ke penampungan bensin. Bensin merupakan
campuran alkana dengan rantai C6H14C9H20.
4) Fraksi keempat
Pada fraksi ini dihasilkan nafta. Minyak bumi dengan titik didih lebih kecil dari 200 oC,
masih berupa uap, dan akan masuk ke kolom pendingin dengan suhu 175 oC - 200 oC. Pada
trayek ini, nafta (bensin berat) akan mencair dan keluar ke penampungan nafta. Nafta
merupakan campuran alkana dengan rantai C9H20C12H26.
5) Fraksi kelima
Pada fraksi ini dihasilkan kerosin (minyak tanah). Minyak bumi dengan titik didih lebih kecil
dari 275 oC, masih berupa uap, dan akan masuk ke kolom pendingin dengan suhu 175 oC 275 oC. Pada trayek ini, kerosin (minyak tanah) akan mencair dan keluar ke penampungan
kerosin. Minyak tanah (kerosin) merupakan campuran alkana dengan rantai C12H26C15H32.
6) Fraksi keenam
Pada fraksi ini dihasilkan minyak gas (minyak solar). Minyak bumi dengan titik didih lebih
kecil dari 375 oC, masih berupa uap, dan akan masuk ke kolom pendingin dengan suhu
250 oC - 375 oC. Pada trayek ini minyak gas (minyak solar) akan mencair dan keluar ke
penampungan minyak gas (minyak solar). Minyak solar merupakan campuran alkana dengan
rantai C15H32C16H34.
7) Fraksi ketujuh
Pada fraksi ini dihasilkan residu. Minyak mentah dipanaskan pada suhu tinggi, yaitu di atas
375 oC, sehingga akan terjadi penguapan.
Pada trayek ini dihasilkan residu yang tidak menguap dan residu yang menguap. Residu yang
tidak menguap berasal dari minyak yang tidak menguap, seperti aspal dan arang minyak
bumi. Adapun residu yang menguap berasal dari minyak yang menguap, yang masuk ke
kolom pendingin dengan suhu 375 oC. Minyak pelumas (C16H34C20H42) digunakan untuk
pelumas mesin-mesin, parafin (C21H44C24H50) untuk membuat lilin, dan aspal (rantai C lebih
besar dari C36H74) digunakan untuk bahan bakar dan pelapis jalan raya.
Minyak bumi biasanya mengandung 5-25% minyak tanah, sedangkan dalam minyak tanah
mengandung senyawa-senyawa seperti parafin, naften, aromatik, dan senyawa belerang.
Jumlah kandungan komponen senyawa dalam minyak tanah akan mempengaruhi sifat-sifat
minyak tanah.
Sifat-sifat yang harus dimiliki minyak tanah adalah : titik nyala, titik asap, kekentalan, kadar
belerang, sifat pembakaran serta bau dan warna yang khas.
KANDUNNGAN MINYAK TANAH
1. Parafin
Parafin adalah kelompok senyawa hidrokarbon jenuh berantai lurus (alkana), CnH2n+2.
Contohnya adalah metana (CH4), etana (C2H6), n-butana (C4H10), isobutana (2-metil
propana, C4H10), isopentana (2-metilbutana, C5H12), dan isooktana (2,2,4-trimetil pentana,
C8H18). Jumlah senyawa yang tergolong ke dalam senyawa isoparafin jauh lebih banyak
daripada senyawa yang tergolong n-parafin. Tetapi, di dalam minyak bumi mentah, kadar
senyawa isoparafin biasanya lebih kecil daripada n-parafin
2. Naften
Naften adalah senyawa hidrokarbon jenuh yang membentuk struktur cincin dengan rumus
molekul CnH2n. Senyawa-senyawa kelompok naften yang banyak ditemukan adalah
senyawa yang struktur cincinnya tersusun dari 5 atau 6 atom karbon. Contohnya adalah
siklopentana (C5H10), metilsiklopentana (C6H12) dan sikloheksana (C6H12). Umumnya, di
dalam minyak bumi mentah, naftena merupakan kelompok senyawa hidrokarbon yang
memiliki kadar terbanyak kedua setelah n-parafin.
3. Aromatik
Aromatik adalah hidrokarbon-hidrokarbon tak jenuh yang berintikan atom-atom karbon yang
membentuk cincin benzen (C6H6). Contohnya benzen (C6H6), metilbenzen (C7H8), dan
naftalena (C10H8). Minyak bumi dari Sumatera dan Kalimantan umumnya memiliki kadar
aromat yang relatif besar.
4. Senyawa Belerang
Belerang terdapat dalam bentuk hidrogen sulfida (H2S), belerang bebas (S), merkaptan (RSH, dengan R=gugus alkil), sulfida (R-S-R), disulfida (R-S-S-R) dan tiofen (sulfida siklik).
PROSES PENGOLAHAN MINYAK TANAH
b. Proses Adeleanu
Proses ini pada prinsipnya hanya ekstraksi senyawa aromatik menggunakan belerang
dioksida.
Pemakaian terpenting dan sifat fisik kerosin antara lain:
1. Minyak Lampu
Kerosin sebagai minyak lampu dihasilkan dengan jalan penyulingan langsung, sifat-sifatn
yang harus diperhatikan bila kerasin digunakan sebagai minyak lampu adalah :
a. Warna
Kerosin dibagi dalam berbagai kelas warna:
- Water spirit (tidak berwarna)
- Prime spirit
- Standar spirit
Di India, pemakai di pedalaman tidak mau membeli kerosin putih karena mengira ini adalah
air dan mengira hanya yang berwarna kuning atau sawo matang saja yang dapat membakar
dengan baik.
b.Sifat bakar
Nyala kerosin tergantung pada susunan kimia dari minyak tanah :
- Jika mengandung banyak aromatik maka apinya tidak dapat dibesarkan karena apinya mulai
berarang.
- Alkana-alkana memiliki nyala api yang paling baik.
- Sifat bakar napthen terletak antara aromatik dan alkana.
c. Viskositas
Minyak dalam lampu kerasin mengalir ke sumbu karena adanya gaya kapiler dalam saluransaluran sempit antara serat-serat sumbu. Aliran kerosin tergantung pada viskositas yaitu jika
minyak cair kental dan lampu mempunyai tinggi-naik yang besar maka api akan tetap rendah
dan sumbu menjadi arang (hangus) karena kekurangan minyak.
d.Kadar belerang
Kerugian yang disebabkan bila kadar belerang terlalu tinggi, adalah :
- Memberikan bau yang tidak enak dari gas-gas yang dihasilkan.
- Mengakibatkan korosi dari bagian-bagian logam, seperti rusaknya silinder silinder yang
disebabkan oleh asam yang mengembun pada didnding silinder.
2. Bahan bakar untuk pemanasan untuk memasak
Macam-macam alat pembakar kerosin:
- Alat pembakar dengan sumbu gepeng: baunya tidak enak.
- Alat pembakar dengan sumbu bulat: mempunyai pengisian udara yang dipusatkan.