Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Seiring dengan perkembangan zaman, maka dari itu kami
membuat makalah ini dengan tujuan mengingatkan manusia betapa pentingnya udara bagi
kehidupan manusia.
Makalah ini kami buat dengan mempertimbangkan siklus lingkungan yang ada di
sekitar kita. Semoga makalah ini dapat bermanfaat. Kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat kami harapkan untuk menyempurnakan makalah ini.

1
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR...........................................................................................................1
DAFTAR ISI........................................................................................................................2

BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................................................3
1.1 LATAR BELAKANG....................................................................................................3
1.2 RUMUSAN MASALAH..............................................................................................3
1.3 TUJUAN........................................................................................................................3

BAB II ISI...........................................................................................................................4
2.1 Pengertian Pencemaran Udara.......................................................................................4
2.2 Penyebab Pencemaran Udara........................................................................................4
2.3 Zat-zat Pencemaran Udara.............................................................................................4
2.4 Dampak Pencemaran Udara..........................................................................................5
2.5 Cara Penggulangan Pencemaran Udara.........................................................................7

BAB III PENUTUP.............................................................................................................10


3.1 Kesimpulan....................................................................................................................10
3.2 Saran..............................................................................................................................10

BAB IV DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11

2
BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Udara dimana di dalamnya terkandung sejumlah oksigen, merupakan komponen esensial
bagi kehidupan, baik manusia maupun makhluk hidup lainnya. Udara merupakan campuran
dari gas, yang terdiri dari sekitar 78 % Nitrogen, 20 % Oksigen; 0,93 % Argon; 0,03 %
Karbon Dioksida (CO2) dan sisanya terdiri dari Neon (Ne), Helium (He), Metan (CH4) dan
Hidrogen (H2). Udara dikatakan "Normal" dan dapat mendukung kehidupan manusia apabila
komposisinya seperti tersebut diatas. Sedangkan apabila terjadi penambahan gas-gas lain
yang menimbulkan gangguan serta perubahan komposisi tersebut, maka dikatakan udara
sudah tercemar/terpolusi.
Akibat aktifitas perubahan manusia udara seringkali menurun kualitasnya. Perubahan
kualitas ini dapat berupa perubahan sifat-sifat fisis maupun sifat-sifat kimiawi. Perubahan
kimiawi, dapat berupa pengurangan maupun penambahan salah satu komponen kimia yang
terkandung dalam udara, yang lazim dikenal sebagai pencemaran udara. Kualitas udara yang
dipergunakan untuk kehidupan tergantung dari lingkungannya. Kemungkinan disuatu tempat
dijumpai debu yang bertebaran dimana-mana dan berbahaya bagi kesehatan. Demikian juga
suatu kota yang terpolusi oleh asap kendaraan bermotor atau angkutan yang dapat
menimbulkan gangguan kesehatan. Semua makhluk hidup memerlukan udara. Udara
merupakan salah satu kebutuhan dasar dalam kehidupan, maka udara perlu dijaga agar tidak
tercemar oleh bahan-bahan yang bersifat racun. Pencemaran udara berwujud gas dalam
pertikel-partikel. Pencemaran udara yang berwujud gas antara gas metana, gas belerang
oksida, gas hidrogen sulfida, dan karbon monoksida dari kendaraan bermotor, adapun
pencemaran udara berwujud partikel antara lain debu, abu, dan asap.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah diatas dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan pencemaran udara?
2. Apa penyebab pencemaran udara?
3. Apa dampak pencemaran udara?
4. Apa saja zat-zat pencemaran udara?
5. Bagaimana Cara mencegah pencemaran udara?

C. Tujuan
Penyusunan makalah ini bertujuan mendeskripsikan tentang “Pencemaran udara”.

3
BAB II
PEMAPARAN RUMUSAN MASALAH

2.1 Pengertian Pencemaran Udara


Pengertian pencemaran udara berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tahun 1997
pasal 1 ayat 12 mengenai Pencemaran Lingkungan yaitu pencemaran yang disebabkan oleh
aktivitas manusia seperti pencemaran yang berasal dari pabrik, kendaraan bermotor,
pembakaran sampah, sisa pertanian, dan peristiwa alam seperti kebakaran hutan, letusan
gunung api yang mengeluarkan debu, gas, dan awan panas. Menurut Peraturan Pemerintah RI
nomor 41 tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara, pencemaran udara adalah
masuknya atau dimasukkannya zat, energi, dari komponen lain ke dalam udara ambien oleh
kegiatan manusia, sehingga mutu udara turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan
udara ambien tidak dapat memenuhi fungsinya.
Sedangkan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 1407 tahun 2002
tentang Pedoman Pengendalian Dampak Pencemaran Udara, pencemaran udara adalah
masuknya atau dimasukkannya zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam udara oleh
kegiatan manusia, sehingga mutu udara turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan
atau mempengaruhi kesehatan manusia. Selain itu, pencemaran udara dapat pula diartikan
adanya bahan-bahan atau zat asing di dalam udara yang menyebabkan terjadinya perubahan
komposisi udara dari susunan atau keadaan normalnya. Kehadiran bahan atau zat asing
tersebut di dalam udara dalam jumlah dan jangka waktu tertentu akan dapat menimbulkan
gangguan pada kehidupan manusia, hewan, maupun tumbuhan (Wardhana, 2004).

2.2 Penyebab Pencemaran Udara


Pencemaran udara disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

1. Faktor alam (internal), yang bersumber dari aktivitas alam

Contoh : - abu yang dikeluarkan akibat letusan gunung berapi


- gas-gas vulkanik
- debu yang beterbangan di udara akibat tiupan angin
- bau yang tidak enak akibat proses pembusukan sampah organik

2. Faktor manusia (eksternal), yang bersumber dari hasil aktivitas manusia


Contoh : - hasil pembakaran bahan-bahan fosil dari kendaraan bermotor
- bahan-bahan buangan dari kegiatan pabrik industri yang memakai
zat kimia organik dan
anorganik
- pemakaian zat-zat kimia yang disemprotkan ke udara
- pembakaran sampah rumah tangga
- pembakaran hutan

2.3 Zat-zat Pencemaran Udara

Ada beberapa polutan yang dapat menyebabkan pencemaran udara, antara lain:
Karbon monoksida, Nitrogen dioksida, Sulfur dioksida, Partikulat, Hidrokarbon,

4
CFC, Timbal dan Karbondioksida.

a. Karbon monoksida (CO)


Gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan bersifat racun. Dihasilkan dari
pembakaran tidak sempurna bahan bakar fosil, misalnya gas buangan kendaraan
bermotor.

b. Nitrogen dioksida (NO2)


Gas yang paling beracun. Dihasilkan dari pembakaran batu bara di pabrik,
pembangkit energi listrik dan knalpot kendaraan bermotor.

c. Sulfur dioksida (SO2)


Gas yang berbau tajam, tidak berwarna dan tidak bersifat korosi. Dihasilkan dari
pembakaran bahan bakar yang mengandung sulfur terutama batubara. Batubara ini
biasanya digunakan sebagai bahan bakar pabrik dan pembangkit tenaga listrik.

d. Partikulat (asap atau jelaga)


Polutan udara yang paling jelas terlihat dan paling berbahaya. Dihasilkan dari
cerobong pabrik berupa asap hitam tebal.

Macam-macam partikel, yaitu :


1. Aerosol : partikel yang terhambur dan melayang di udara/td>
2. Fog (kabut) : aerosol yang berupa butiran-butiran air dan berada di udara
3. Smoke (asap) : aerosol yang berupa campuran antara butir padat dan cair dan melayang
berhamburan di udara
4. Dust (debu) : aerosol yang berupa butiran padat dan melayang-layang di udara

e. Hidrokarbon (HC)
Uap bensin yang tidak terbakar. Dihasilkan dari pembakaran bahan bakar yang tidak
sempurna.

f. Chlorofluorocarbon (CFC)
Gas yang dapat menyebabkan menipisnya lapisan ozon yang ada di atmosfer bumi.
Dihasilkan dari berbagai alat rumah tangga seperti kulkas, AC, alat pemadam
kebakaran, pelarut, pestisida, alat penyemprot (aerosol) pada parfum dan hair spray.

g. Timbal (Pb)
Logam berat yang digunakan manusia untuk meningkatkan pembakaran pada
kendaraan bermotor. Hasil pembakaran tersebut menghasilkan timbal oksida yang
berbentuk debu atau partikulat yang dapat terhirup oleh manusia.

5
h. Karbon dioksida (CO2)
Gas yang dihasilkan dari pembakaran sempurna bahan bakar kendaraan bermotor
dan pabrik serta gas hasil kebakaran hutan.

2.4 Dampak Pencemaran Udara


Pencemaran udara menimbulkan banyak dampak merugikan. Dampak pencemaran udara
tersebut misalnya :

1. Dampak kesehatan

Substansi pencemar yang terdapat di udara dapat masuk ke


dalam tubuh melalui sistem pernapasan. Jauhnya penetrasi zat
pencemar ke dalam tubuh bergantung kepada jenis pencemar.
Partikulat berukuran besar dapat tertahan di saluran pernapasan
bagian atas, sedangkan partikulat berukuran kecil dan gas dapat
mencapai paru-paru. Dari paru-paru, zat pencemar diserap
oleh sistem peredaran darah dan menyebar ke seluruh tubuh.

Dampak kesehatan yang paling umum dijumpai


adalah ISNA (infeksi saluran napas atas), termasuk di
antaranya, asma, bronkitis, dan gangguan pernapasan lainnya.
Beberapa zat pencemar dikategorikan
sebagai toksik dan karsinogenik.

2. Dampak terhadap tanaman

Tanaman yang tumbuh di daerah dengan tingkat pencemaran


udara tinggi dapat terganggu pertumbuhannya dan rawan penyakit,
antara lain klorosis, nekrosis, dan bintik hitam. Partikulat yang
terdeposisi di permukaan tanaman dapat menghambat
proses fotosintesis.

3. Hujan asam

pH biasa air hujan adalah 5,6 karena adanya CO2 di atmosfer.


Pencemar udara seperti SO2 dan NO2 bereaksi dengan air hujan

6
membentuk asam dan menurunkan pH air hujan. Dampak dari hujan
asam ini antara lain:

a. Mempengaruhi kualitas air permukaan

b. Merusak tanaman

c. Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah


sehingga memengaruhi kualitas air tanah dan air permukaan

d. Bersifat korosif sehingga merusak material dan bangunan

4. Efek rumah kaca

Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan CO2, CFC, metana,


ozon, dan N2O di lapisan troposfer yang menyerap radiasi panas
matahari yang dipantulkan oleh permukaan bumi. Akibatnya panas
terperangkap dalam lapisan troposfer dan menimbulkan
fenomena pemanasan global. Dampak dari pemanasan global
adalah:

a. Pencairan es di kutub

b. Perubahan iklim regional dan global

c. Perubahan siklus hidup flora dan fauna

5. Kerusakan lapisan ozon

Lapisan ozon yang berada di stratosfer (ketinggian 20-35 km)


merupakan pelindung alami bumi yang berfungsi
memfilter radiasi ultraviolet B dari matahari. Pembentukan dan
penguraian molekul-molekul ozon (O3) terjadi secara alami di
stratosfer. Emisi CFC yang mencapai stratosfer dan bersifat sangat
stabil menyebabkan laju penguraian molekul-molekul ozon lebih
cepat dari pembentukannya, sehingga terbentuk lubang-lubang
pada lapisan ozon.

7
2.4 Cara Penanggulangan Pencemaran Udara

Penanggulangan dan pencegahan pencemaran udara


Oleh karena pencemaran lingkungan mempunyai dampak yang sangat luas dan sangat
merugikan manusia maka perlu diusahakan pengurangan pencemaran lingkungan atau bila
mungkin meniadakannya sama sekali. Usaha untuk mengurangi dan menanggulangi
pencemaran tersebut ada 2 macam cara utama , yakni :
a) Penanggulangan Secara Non-teknis
b) Penanggulangan Secara Teknik

Melalui cara penanggulangan dengan cara non-teknis dan teknis ini diharapkan bahwa
pencemaran lingkungan akan jauh berkurang dan kualitas hidup manusia dapat lebih
ditingkatkan. Barangkali akan timbul pertanyaan pada diri kita :

Mungkinkan itu dapat terjadi ? Jawabannya adalah : Mungkin ! Sejauh ada niat dan keinginan
untuk melaksanakannya. Oleh karena itu usaha menanggulangi dan mengurangi pencemaran
lingkungan sepenuhnya tergantung pada kita semua. Kala kita ingin meningkatkan kualitas
hidup kita , maka sudah menjadi kewajiban dan tanggung jawab kita bersama untuk
mengurangi dan menanggulangi pencemaran lingkungan.

1) Penanggulangan Secara Non-teknis


Dalm usaha mengurangi dan menanggulangi pencemaran lingkungan dikenal istilah
penanggulangan secara non-teknis, adalah suatu usaha untuk mengurangi dan menanggulangi
pencemaran lingkungan dengan cara menciptakan peraturan perundanagn yang dapat
merencanakan, mengatur dan mengawasi segala macam bentuk kegiatan industri dan
teknologi sedemikian rupa sehingga tidak terjadi pencemaran lingkungan.
Peraturan perundangan yang dimaksudkan hendaknya dapat memberikan gambaran secara
jelas tentang kegiatan industri dan teknologi yang akna dilaksanakan disuatu tempat yang
antara lain meliputi :
- Penyajian Informasi Lingkungan (PIL)
- Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
- Perencanaan Kawasan Kegiatan Industri dan Teknologi
- Pengaturan dan Pengawasan Kegiatan
- Menanamkan Perilaku Disiplin

2) Penanggulangan Secara Teknis


Apabila berdasarkan kajian Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL ternyata bisa
diduga bahwa mungkin akan timbul pencemaran lingkungan, maka langkah berikutnya
adalah memikirkan penanggulangan secara teknis. Banyak macam dan cara yang dapat
ditempuh dalam penanggulangan secara teknis. Adapu criteria yang digunakan dalam
penanggulangan secara teknis tergantung pada faktor berikut :
- Mengutamakan keselamatan lingkungan
- Teknologinya telah dikuasai dengan baik
- Secara teknis dan ekonomis dapat dipertanggung-jawakan

Berdasarkan criteria tersebut diatas diperoleh beberapa cara dalam hal penanggulangan secara
teknis, antara lain adalah sebagai berikut :
- Mengubah proses
- Menggantikan sumber energi
- Mengelola limbah

8
- Menambah alat bantu

Keempat macam penanggulangan secara teknis tersebut diatas dapat berdiri sendiri-sendiri,
atau bila dipandang perlu dapat pula dilakukan secara bersam-sama, tergantung kepada kajian
dan kenyataan yang sebenarnya. Jadi secara garis besar, pencemaran udara dapat
ditanggulangi denagn cara sebagai berikut :
- Untuk mengurangi pencemaran udara dari gas CO, para ahli motor dan industri merancang
katalis yang disebut Catalytik Converter yang digunakan pada cerobong asap (knalpot), yang
berfungsi mengubah CO dan NO menjadi gas yang tidak beracun.
- Mengurangi Konsentrasi CO2 diatmosfer, berdasarkan siklus CO2 dan O2, maka diperlukan
pelaksanaan pengelolahan hutan dengan system tebang tanam, memperluas hutan konservasi,
penghijauan pegunungan gundul, gerakan menanam pohon belakang rumah dan
memperbanyak taman kota.
- Menggunakan bahan bakar anti polusi, misalnya kendaraan dengan tenaga lstrik dari surya
atau bahan bakar dari jenis alkohol.

Strategi Penanggulangan Pencemaran Udara Dari Sektor Transportasi


Masalah pencemaran udara dari sektor transportasi, sudah saatnya mendapat perhatian yang
serius. Seperti juga keseriusan untuk mendapatkan sistem transportasi yang lebih baik,
efisien, murah dan nyaman. Sektor transportasi di Indonesia telah menjadi kontributor utama
pencemaran udara, khususnya untuk jenis-jenis pencemar: Karbon monoksida (CO), Nitrogen
Oksida (NOx), Hidrokarbon (HC), timah hitam (Pb), dan Karbon dioksida (CO2), yang
semuanya itu bukan hanya berbahaya bagi kesehatan manusia, tetapi juga mengancam
lingkungan, bahkan lingkungan global. Berbagai strategi perlu segera dirumuskan untuk
menanggulangi masalah tersebut.
Solusi untuk mengatasi polusi udara kota terutama ditujukan pada pembenahan sektor
transportasi, tanpa mengabaikan sektor-sektor lain. Hal ini kita perlu belajar dari kota-kota
besar lain di dunia, yang telah berhasil menurunkan polusi udara kota dan angka kesakitan
serta kematian yang diakibatkan karenanya, seperti :
- Pemberian izin bagi angkutan umum kecil hendaknya lebih dibatasi, sementara kendaraan
angkutan massal, seperti bus dan kereta api, diperbanyak.
- Pembatasan usia kendaraan, terutama bagi angkutan umum, perlu dipertimbangkan sebagai
salah satu solusi. Sebab, semakin tua kendaraan, terutama yang kurang terawat, semakin
besar potensi untuk memberi kontribusi polutan udara.
- Potensi terbesar polusi oleh kendaraan bermotor adalah kemacetan lalu lintas dan tanjakan.
Karena itu, pengaturan lalu lintas, rambu-rambu, dan tindakan tegas terhadap pelanggaran
berkendaraan dapat membantu mengatasi kemacetan lalu lintas dan mengurangi polusi udara.
- Pemberian penghambat laju kendaraan di permukiman atau gang-gang yang sering
diistilahkan dengan “polisi tidur” justru merupakan biang polusi. Kendaraan bermotor akan
memperlambat laju.
- Uji emisi harus dilakukan secara berkala pada kendaraan umum maupun pribadi meskipun
secara uji petik (spot check). Perlu dipikirkan dan dipertimbangkan adanya kewenangan
tambahan bagi polisi lalu lintas untuk melakukan uji emisi di samping memeriksa surat-surat
dan kelengkapan kendaraan yang lain.
- Penanaman pohon-pohon yang berdaun lebar di pinggir-pinggir jalan, terutama yang lalu
lintasnya padat serta di sudut-sudut kota, juga mengurangi polusi udara.

Beberapa program pemerintah yang ditujukan untuk menangani masalah pencemaran


udara sektor transportasi dalam rangka pengendalian polusi udara di wilayah Indonesia antara
lain:

9
· Car Free Day
Seperti kita tahu, untuk menambah gaung kampanye mengurangi emisi atau pencemaran
udara, beberapa kota besar seperti DKI Jakarta telah menerapkan program “Car Free Day”.
Memang, setidaknya ada dua hal yang bisa ditarik manfaatnya dari program ini.
Pertama, sosialisasi perlunya lingkungan sehat. Dengan “Car Free Day’’ masyarakat dapat
berolahraga dan berjalan kaki di kawasan bebas kendaraan bermotor itu sekaligus
mengurangi tingkat polusi yang semakin parah sejalan dengan pertambahan jumlah
kendaraan bermotor semakin signifikan setiap bulan. Meskipun tidak mudah menyukseskan
program ini, namun “Car Free Day’’ sangat positif untuk ditindaklanjuti agar permasalahan
polusi udara tidak semakin mengerikan sekaligus mengancam kesehatan masyarakat di
Ibukota khususnya. Semakin banyak yang mendukung “Car Free Day’’ berarti jumlah
kendaraan akan berkurang dan otomatis polusi udara juga ikut berkurang.
Kedua, lewat program “Car Free Day’’ bisa menyadarkan masyarakat untuk menggunakan
alternatif baru dalam bidang transportasi, seperti menggunakan kendaraan bus umum atau
dengan jarak dekat dengan berjalan kaki saja, begitu pula anak-anak sekolah. Dengan
demikian jumlah kendaraan bermotor di jalan raya berkurang.

· Fun Bike
Fun Bike merupakan kegiatan lanjutan dari upaya Car Free Day. Penggunaan sepeda sebagai
alat transportasi yang aman tanpa bahan bakar serta merupakan salah satu sarana penunjang
kesehatan khususnya sebagai sarana sehat untuk berolahraga. Kegiatan Funbike telah
terselenggara dibeberapa daerah Indonesia.

· Langit Biru
Langit Biru merupakan penghargaan untuk kota dengan udara terbersih di Indonesia. Dengan
program langit biru yang dibuat Kementerian Negara Lingkungan Hidup ini, kota-kota dinilai
berdasarkan kualitas udara perkotaan. Tujuan program langit biru adalah mendorong
peningkatan kualitas udara perkotaan dari pencemaran udara, terutama yang bersumber dari
kendaraan bermotor melalui penerapan transportasi berkelanjutan.
Pemilihan kota berkualitas terbaik, sebagai penerima penghargaan Langit Biru, didasarkan 4
parameter utama dan tambahan. Parameter utama penilaian udara terbersih antara lain
manajemen lalu lintas, kualitas bahan bakar, hasil uji emisi kendaraan, dan kualitas udara di
jalan raya masing-masing kota.

BAB III
PENUTUP

10
A. Kesimpulan
Dari penyusunan makalah ini kami menyimpulkan bahwa udara adalah komponen
yang sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup, terutama manusia. Namun, seiring laju
globalisasi semakin sulit mendapatkan udara sehat dari alam bebas, terutama kota-kota besar.

B. Saran
Dengan tersusunnya makalah ini kami berharap agar kita semua menyadari dampak
dari adanya pencemaran udara dan kita harus bisa menanggulangi pencemaran udara.

11
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Ekasatya N, 1991 Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran Lingkungan,Departemen


Perindustrian R.I, Jakarta.
elearning.usu.ac.id pencemaran udara
id.wikipedia.org/wiki/Lapisan_ozon.
Joseph M, Patula (1989). The Object of Environmental Ethics, dalam Environmental
Mahida, U.N, 1981, Pencemaran Udara dan Pemanfaatan Limbah Industri,diterjemahkan
oleh Prof. DR.Ir. Otto Soemarsoto, Penerbit C.V. Rajawali, Jakarta.
Management, An International Journal for Decision Makers and Scientists, Vol 13, Number
3, p. 273.
Saeni (1989), Kimia Lingkungan, PAU-IPB Bogor.
Wisaksono, W dkk (1981), Peranan Analisa Kimia Dalam Menunjang Masalah lingkungan
Hidup, Seminar Nasional Metode Analisa Kimia, Bandung.
www.balitbang.kemhan.go.id/?q=content/dampak-dan-upaya-penanggulangan-pencemaran-
udara.

12

Anda mungkin juga menyukai