Anda di halaman 1dari 14

Makalah Pencemaran Udara

Ketemu lagi mas n mbak brooo.... Wah, kliatannya ne lagi pada sibuk nyari makalah ya? Serius banget sich...
(hehe). Udah muter-muter blogging, surfing, jengking (sensor) tapi g nemu2 juga? Udah, g usah cemberut
gituu... nih kalo cuma makalah aja aku kasih deh... GRATISS!!! Asal mas, mbak, bu, pak bro sekalian rajin2
muter2 di blog ini Insyaallah tar ketmu juga... (hehe promosi dikit).

Udah segitu aja ah nglanturnya..... CEKIDOT!!

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, kami dapat menyelesaikan makalah
ini. Seiring dengan perkembangan zaman, maka dari itu kami membuat makalah ini dengan tujuan
mengingatkan manusia betapa pentingnya udara bagi kehidupan manusia.
Makalah ini kami buat dengan mempertimbangkan siklus lingkungan yang ada di sekitar kita. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat. Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan untuk
menyempurnakan makalah ini.

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG.........................................................................
B. RUMUSAN MASALAH....................................................................
C. TUJUAN..............................................................................................

BAB II ISI
- Pengertian Pencemaran Udara..............................................................
- Penyebab Pencemaran Udara...............................................................
- Dampak Pencemaran Udara.................................................................
- Cara Mengatasi Pencemaran Udara......................................................

BAB III PENUTUP


- Kesimpulan...........................................................................................
- Saran.....................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Semua makhluk hidup memerlukan udara. Udara merupakan salah satu kebutuhan dasar dalam
kehidupan, maka udara perlu dijaga agar tidak tercemar oleh bahan-bahan yang bersifat racun.
Pencemaran udara berwujud gas dalam pertikel-partikel. Pencemaran udara yang berwujud gas antara
gas metana, gas belerang oksida, gas hidrogen sulfida, dan karbon monoksida dari kendaraan bermotor, adapun
pencemaran udara berwujud partikel antara lain debu, abu, dan asap.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah diatas dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan pencemaran udara?
2. Apa penyebab pencemaran udara?
3. Apa dampak pencemaran udara?
4. Bagaimana Cara mencegah pencemaran udara?

C. Tujuan
Penyusunan makalah ini bertujuan mendeskripsikan tentang “Pencemaran udara”.

BAB II
PEMAPARAN RUMUSAN MASALAH

Pengertian Pencemaran Udara


Pengertian pencemaran udara berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tahun 1997 pasal 1 ayat 12
mengenai Pencemaran Lingkungan yaitu pencemaran yang disebabkan oleh aktivitas manusia seperti
pencemaran yang berasal dari pabrik, kendaraan bermotor, pembakaran sampah, sisa pertanian, dan peristiwa
alam seperti kebakaran hutan, letusan gunung api yang mengeluarkan debu, gas, dan awan panas. Menurut
Peraturan Pemerintah RI nomor 41 tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara, pencemaran udara
adalah masuknya atau dimasukkannya zat, energi, dari komponen lain ke dalam udara ambien oleh kegiatan
manusia, sehingga mutu udara turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara ambien tidak dapat
memenuhi fungsinya.
Sedangkan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 1407 tahun 2002 tentang Pedoman
Pengendalian Dampak Pencemaran Udara, pencemaran udara adalah masuknya atau dimasukkannya zat,
energi, dan/atau komponen lain ke dalam udara oleh kegiatan manusia, sehingga mutu udara turun sampai ke
tingkat tertentu yang menyebabkan atau mempengaruhi kesehatan manusia. Selain itu, pencemaran udara dapat
pula diartikan adanya bahan-bahan atau zat asing di dalam udara yang menyebabkan terjadinya perubahan
komposisi udara dari susunan atau keadaan normalnya. Kehadiran bahan atau zat asing tersebut di dalam udara
dalam jumlah dan jangka waktu tertentu akan dapat menimbulkan gangguan pada kehidupan manusia, hewan,
maupun tumbuhan (Wardhana, 2004).

Penyebab Pencemaran Udara


Pencemaran udara disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
1
Faktor alam (internal), yang bersumber dari aktivitas alam
.
Contoh : - abu yang dikeluarkan akibat letusan gunung berapi
- gas-gas vulkanik
- debu yang beterbangan di udara akibat tiupan angin
- bau yang tidak enak akibat proses pembusukan sampah organik
2
Faktor manusia (eksternal), yang bersumber dari hasil aktivitas manusia
.
Contoh : - hasil pembakaran bahan-bahan fosil dari kendaraan bermotor
- bahan-bahan buangan dari kegiatan pabrik industri yang memakai zat
kimia organik dan
anorganik
- pemakaian zat-zat kimia yang disemprotkan ke udara
- pembakaran sampah rumah tangga
- pembakaran hutan
Zat-zat Pencemaran Udara
Ada beberapa polutan yang dapat menyebabkan pencemaran udara, antara lain:
Karbon monoksida, Nitrogen dioksida, Sulfur dioksida, Partikulat, Hidrokarbon, CFC, Timbal
dan Karbondioksida.
1
Karbon monoksida (CO)
.
Gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan bersifat racun. Dihasilkan dari pembakaran tidak
sempurna bahan bakar fosil, misalnya gas buangan kendaraan bermotor.
2
Nitrogen dioksida (NO2)
.
Gas yang paling beracun. Dihasilkan dari pembakaran batu bara di pabrik, pembangkit energi
listrik dan knalpot kendaraan bermotor.
3
Sulfur dioksida (SO2)
.
Gas yang berbau tajam, tidak berwarna dan tidak bersifat korosi. Dihasilkan dari pembakaran
bahan bakar yang mengandung sulfur terutama batubara. Batubara ini biasanya digunakan
sebagai bahan bakar pabrik dan pembangkit tenaga listrik.
4
Partikulat (asap atau jelaga)
.
Polutan udara yang paling jelas terlihat dan paling berbahaya. Dihasilkan dari cerobong pabrik
berupa asap hitam tebal.
Macam-macam partikel, yaitu :
a. Aerosol : partikel yang terhambur dan melayang di udara/td>
b. Fog (kabut) : aerosol yang berupa butiran-butiran air dan berada di udara
c. Smoke (asap) : aerosol yang berupa campuran antara butir padat dan cair dan melayang
berhamburan di udara
d. Dust (debu) : aerosol yang berupa butiran padat dan melayang-layang di udara
5
Hidrokarbon (HC)
.
Uap bensin yang tidak terbakar. Dihasilkan dari pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna.
6
Chlorofluorocarbon (CFC)
.
Gas yang dapat menyebabkan menipisnya lapisan ozon yang ada di atmosfer bumi. Dihasilkan
dari berbagai alat rumah tangga seperti kulkas, AC, alat pemadam kebakaran, pelarut,
pestisida, alat penyemprot (aerosol) pada parfum dan hair spray.
7
Timbal (Pb)
.
Logam berat yang digunakan manusia untuk meningkatkan pembakaran pada kendaraan
bermotor. Hasil pembakaran tersebut menghasilkan timbal oksida yang berbentuk debu atau
partikulat yang dapat terhirup oleh manusia.
8
karbon dioksida (CO2)
.
Gas yang dihasilkan dari pembakaran sempurna bahan bakar kendaraan bermotor dan pabrik
serta gas hasil kebakaran hutan.

DAMPAK PENCEMARAN UDARA


Penanggulangan dan pencegahan pencemaran udara
Oleh karena pencemaran lingkungan mempunyai dampak yang sangat luas dan sangat merugikan manusia
maka perlu diusahakan pengurangan pencemaran lingkungan atau bila mungkin meniadakannya sama sekali.
Usaha untuk mengurangi dan menanggulangi pencemaran tersebut ada 2 macam cara utama , yakni :
a) Penanggulangan Secara Non-teknis
b) Penanggulangan Secara Teknik

Melalui cara penanggulangan dengan cara non-teknis dan teknis ini diharapkan bahwa pencemaran lingkungan
akan jauh berkurang dan kualitas hidup manusia dapat lebih ditingkatkan. Barangkali akan timbul pertanyaan
pada diri kita :

Mungkinkan itu dapat terjadi ? Jawabannya adalah : Mungkin ! Sejauh ada niat dan keinginan untuk
melaksanakannya. Oleh karena itu usaha menanggulangi dan mengurangi pencemaran lingkungan sepenuhnya
tergantung pada kita semua. Kala kita ingin meningkatkan kualitas hidup kita , maka sudah menjadi kewajiban
dan tanggung jawab kita bersama untuk mengurangi dan menanggulangi pencemaran lingkungan.

1) Penanggulangan Secara Non-teknis


Dalm usaha mengurangi dan menanggulangi pencemaran lingkungan dikenal istilah penanggulangan secara
non-teknis, adalah suatu usaha untuk mengurangi dan menanggulangi pencemaran lingkungan dengan cara
menciptakan peraturan perundanagn yang dapat merencanakan, mengatur dan mengawasi segala macam
bentuk kegiatan industri dan teknologi sedemikian rupa sehingga tidak terjadi pencemaran lingkungan.
Peraturan perundangan yang dimaksudkan hendaknya dapat memberikan gambaran secara jelas tentang
kegiatan industri dan teknologi yang akna dilaksanakan disuatu tempat yang antara lain meliputi :
- Penyajian Informasi Lingkungan (PIL)
- Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
- Perencanaan Kawasan Kegiatan Industri dan Teknologi
- Pengaturan dan Pengawasan Kegiatan
- Menanamkan Perilaku Disiplin

2) Penanggulangan Secara Teknis


Apabila berdasarkan kajian Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL ternyata bisa diduga bahwa
mungkin akan timbul pencemaran lingkungan, maka langkah berikutnya adalah memikirkan penanggulangan
secara teknis. Banyak macam dan cara yang dapat ditempuh dalam penanggulangan secara teknis. Adapu
criteria yang digunakan dalam penanggulangan secara teknis tergantung pada faktor berikut :
- Mengutamakan keselamatan lingkungan
- Teknologinya telah dikuasai dengan baik
- Secara teknis dan ekonomis dapat dipertanggung-jawakan
Berdasarkan criteria tersebut diatas diperoleh beberapa cara dalam hal penanggulangan secara teknis, antara
lain adalah sebagai berikut :
- Mengubah proses
- Menggantikan sumber energi
- Mengelola limbah
- Menambah alat bantu
Keempat macam penanggulangan secara teknis tersebut diatas dapat berdiri sendiri-sendiri, atau bila
dipandang perlu dapat pula dilakukan secara bersam-sama, tergantung kepada kajian dan kenyataan yang
sebenarnya. Jadi secara garis besar, pencemaran udara dapat ditanggulangi denagn cara sebagai berikut :
- Untuk mengurangi pencemaran udara dari gas CO, para ahli motor dan industri merancang katalis yang
disebut Catalytik Converter yang digunakan pada cerobong asap (knalpot), yang berfungsi mengubah CO dan
NO menjadi gas yang tidak beracun.
- Mengurangi Konsentrasi CO2 diatmosfer, berdasarkan siklus CO2 dan O2, maka diperlukan pelaksanaan
pengelolahan hutan dengan system tebang tanam, memperluas hutan konservasi, penghijauan pegunungan
gundul, gerakan menanam pohon belakang rumah dan memperbanyak taman kota.
- Menggunakan bahan bakar anti polusi, misalnya kendaraan dengan tenaga lstrik dari surya atau bahan bakar
dari jenis alkohol.

Strategi Penanggulangan Pencemaran Udara Dari Sektor Transportasi


Masalah pencemaran udara dari sektor transportasi, sudah saatnya mendapat perhatian yang serius. Seperti
juga keseriusan untuk mendapatkan sistem transportasi yang lebih baik, efisien, murah dan nyaman. Sektor
transportasi di Indonesia telah menjadi kontributor utama pencemaran udara, khususnya untuk jenis-jenis
pencemar: Karbon monoksida (CO), Nitrogen Oksida (NOx), Hidrokarbon (HC), timah hitam (Pb), dan
Karbon dioksida (CO2), yang semuanya itu bukan hanya berbahaya bagi kesehatan manusia, tetapi juga
mengancam lingkungan, bahkan lingkungan global. Berbagai strategi perlu segera dirumuskan untuk
menanggulangi masalah tersebut.
Solusi untuk mengatasi polusi udara kota terutama ditujukan pada pembenahan sektor transportasi, tanpa
mengabaikan sektor-sektor lain. Hal ini kita perlu belajar dari kota-kota besar lain di dunia, yang telah berhasil
menurunkan polusi udara kota dan angka kesakitan serta kematian yang diakibatkan karenanya, seperti :
- Pemberian izin bagi angkutan umum kecil hendaknya lebih dibatasi, sementara kendaraan angkutan massal,
seperti bus dan kereta api, diperbanyak.
- Pembatasan usia kendaraan, terutama bagi angkutan umum, perlu dipertimbangkan sebagai salah satu solusi.
Sebab, semakin tua kendaraan, terutama yang kurang terawat, semakin besar potensi untuk memberi kontribusi
polutan udara.
- Potensi terbesar polusi oleh kendaraan bermotor adalah kemacetan lalu lintas dan tanjakan. Karena itu,
pengaturan lalu lintas, rambu-rambu, dan tindakan tegas terhadap pelanggaran berkendaraan dapat membantu
mengatasi kemacetan lalu lintas dan mengurangi polusi udara.
- Pemberian penghambat laju kendaraan di permukiman atau gang-gang yang sering diistilahkan dengan “polisi
tidur” justru merupakan biang polusi. Kendaraan bermotor akan memperlambat laju.
- Uji emisi harus dilakukan secara berkala pada kendaraan umum maupun pribadi meskipun secara uji petik
(spot check). Perlu dipikirkan dan dipertimbangkan adanya kewenangan tambahan bagi polisi lalu lintas untuk
melakukan uji emisi di samping memeriksa surat-surat dan kelengkapan kendaraan yang lain.
- Penanaman pohon-pohon yang berdaun lebar di pinggir-pinggir jalan, terutama yang lalu lintasnya padat serta
di sudut-sudut kota, juga mengurangi polusi udara.

Beberapa program pemerintah yang ditujukan untuk menangani masalah pencemaran udara sektor transportasi
dalam rangka pengendalian polusi udara di wilayah Indonesia antara lain:

· Car Free Day


Seperti kita tahu, untuk menambah gaung kampanye mengurangi emisi atau pencemaran udara, beberapa kota
besar seperti DKI Jakarta telah menerapkan program “Car Free Day”. Memang, setidaknya ada dua hal yang
bisa ditarik manfaatnya dari program ini.
Pertama, sosialisasi perlunya lingkungan sehat. Dengan “Car Free Day’’ masyarakat dapat berolahraga dan
berjalan kaki di kawasan bebas kendaraan bermotor itu sekaligus mengurangi tingkat polusi yang semakin
parah sejalan dengan pertambahan jumlah kendaraan bermotor semakin signifikan setiap bulan. Meskipun
tidak mudah menyukseskan program ini, namun “Car Free Day’’ sangat positif untuk ditindaklanjuti agar
permasalahan polusi udara tidak semakin mengerikan sekaligus mengancam kesehatan masyarakat di Ibukota
khususnya. Semakin banyak yang mendukung “Car Free Day’’ berarti jumlah kendaraan akan berkurang dan
otomatis polusi udara juga ikut berkurang.
Kedua, lewat program “Car Free Day’’ bisa menyadarkan masyarakat untuk menggunakan alternatif baru
dalam bidang transportasi, seperti menggunakan kendaraan bus umum atau dengan jarak dekat dengan berjalan
kaki saja, begitu pula anak-anak sekolah. Dengan demikian jumlah kendaraan bermotor di jalan raya
berkurang.

· Fun Bike
Fun Bike merupakan kegiatan lanjutan dari upaya Car Free Day. Penggunaan sepeda sebagai alat transportasi
yang aman tanpa bahan bakar serta merupakan salah satu sarana penunjang kesehatan khususnya sebagai
sarana sehat untuk berolahraga. Kegiatan Funbike telah terselenggara dibeberapa daerah Indonesia.

· Langit Biru
Langit Biru merupakan penghargaan untuk kota dengan udara terbersih di Indonesia. Dengan program langit
biru yang dibuat Kementerian Negara Lingkungan Hidup ini, kota-kota dinilai berdasarkan kualitas udara
perkotaan. Tujuan program langit biru adalah mendorong peningkatan kualitas udara perkotaan dari
pencemaran udara, terutama yang bersumber dari kendaraan bermotor melalui penerapan transportasi
berkelanjutan.
Pemilihan kota berkualitas terbaik, sebagai penerima penghargaan Langit Biru, didasarkan 4 parameter utama
dan tambahan. Parameter utama penilaian udara terbersih antara lain manajemen lalu lintas, kualitas bahan
bakar, hasil uji emisi kendaraan, dan kualitas udara di jalan raya masing-masing kota.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari penyusunan makalah ini kami menyimpulkan bahwa udara adalah komponen yang sangat penting
bagi kehidupan makhluk hidup, terutama manusia. Namun, seiring laju globalisasi semakin sulit mendapatkan
udara sehat dari alam bebas, terutama kota-kota besar.

B. Saran
Dengan tersusunnya makalah ini kami berharap agar kita semua menyadari dampak dari adanya
pencemaran udara dan kita harus bisa menanggulangi pencemaran udara.

DAFTAR PUSTAKA

Ekasatya N, 1991 Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran Lingkungan,Departemen Perindustrian R.I,


Jakarta.
elearning.usu.ac.id pencemaran udara
id.wikipedia.org/wiki/Lapisan_ozon.
Joseph M, Patula (1989). The Object of Environmental Ethics, dalam Environmental
Mahida, U.N, 1981, Pencemaran Udara dan Pemanfaatan Limbah Industri,diterjemahkan oleh Prof. DR.Ir.
Otto Soemarsoto, Penerbit C.V. Rajawali, Jakarta.
Management, An International Journal for Decision Makers and Scientists, Vol 13, Number 3, p. 273.
Saeni (1989), Kimia Lingkungan, PAU-IPB Bogor.
Wisaksono, W dkk (1981), Peranan Analisa Kimia Dalam Menunjang Masalah lingkungan Hidup, Seminar
Nasional Metode Analisa Kimia, Bandung.
www.balitbang.kemhan.go.id/?q=content/dampak-dan-upaya-penanggulangan-pencemaran-udara.
JAKARTA, KOMPAS.com - Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan DKI Jakarta, ada enam penyakit yang
disebabkan oleh polusi udara. Enam penyakit itu, yakni infeksi saluran pernapasan akut ( ISPA), asma
(gangguan saluran pernapasan), pneumina atau paru-paru basah, kanker, stroke, dan kencing manis. Meski
demikian, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mengatakan, polusi udara bukanlah satu-satunya
penyebab penyakit-penyakit itu. "Pertama, lingkungan atau polusi udara 60 persen mempengaruhi kualitas
derajat kesehatan seseorang. Sisanya adalah, perilaku tidak sehat dan layanan kesehatan yang buruk yang
menjadi faktornya," ujar Widyastuti saat ditemui di Kantor Dinas Kesehatan DKI, Jalan Kesehatan, Gambir,
Jakarta Pusat, Kamis (11/7/2019). Baca juga: Polusi Udara juga Jadi Alasan BPTJ Minta Anies Terapkan Lagi
Ganjil-Genap seperti Saat Asian Games Meski beberapa waktu lalu pencemaran udara di Jakarta dinilai
semakin meningkat pertahunnya, Widyastuti menegaskan, penyakit-penyakit menular di Jakarta yang
ditimbulkan dari polusi udara justru cenderung menurun. Contohnya, berdasarkan riset kesehatan dasar, ada
beberapa parameter angka penyakit yang menurun. Seperti pada 2017 lalu, jumlah kasus ISPA tercatat ada
1.846.180 kasus. Sementara jumlah kasus ISPA pada 2018 menurun menjadi 1.817.579 kasus. "Angka itu hasil
dari riset yang penyebabnya, bukan secara langsung semata-mata polusi. Polusi atau faktor lingkungan menjadi
faktor peningkatan faktor risiko. Jadi lebih cepat sakit," ucapnya. Widyastuti berharap masalah polusi udara
dapat bisa diatasi dengan cepat. "Poinnya kami mendukung apapun upaya yang menjadikan lingkungan
menjadi lebih sehat. Tapi bukan hanya polusi yang diatasi, melainkan ketersediaan air yang cukup, udara yang
segar, ketersediaan oksigen yang cukup, kemudian juga perilaku warga yang bagus," tuturnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ini Enam Penyakit yang Ditimbulkan akibat Polusi
Udara", https://megapolitan.kompas.com/read/2019/07/11/20250751/ini-enam-penyakit-yang-ditimbulkan-
akibat-polusi-udara.
Penulis : Cynthia Lova
Editor : Irfan Maullana

1. Sensitivitas terhadap alergi

Polusi udara dapat memperburuk respons alergi pada orang yang peka. Studi klinis biologis
menunjukkan polusi udara meningkatkan sensitivitas alergi pada anak-anak.

Studi tentang anak-anak usia prasekolah menemukan, paparan polusi udara terkait lalu lintas sebelum
dan di awal kehidupan dikaitkan dengan peningkatan risiko alergi rhinitis--peradangan yang terjadi
pada rongga hidung akibat reaksi alergi, sebagaimana dikutip dari jurnal Chest, Rabu (22/5/2019).

2 dari 5 halaman
Penyakit Autoimun

Penyakit tulang. (iStock)

2. Penyakit Autoimun

Paparan lingkungan dapat meningkatkan risiko penyakit autoimun. Paru-paru memiliki area
permukaan yang mampu bersentuhan dengan segudang antigen. Ini memiliki kepekaan dan sistem
antigen yang dapat membuat individu rentan terhadap gangguan autoimun.

Polusi udara merupakan faktor potensial yang memicu penyakit autoimun, seperti rheumatoid
arthritis (radang sendi) dan systemic lupus erythematosus (lupus). Penelitian di Kanada menemukan,
peningkatan peluang penyakit rematik dengan peningkatan paparan polusi udara PM2.5.

Polutan udara juga dapat memicu atau memperburuk artritis idiopatik (penyakit reumatik) pada
remaja.

3. Penyakit Tulang

Faktor lingkungan berperan dalam kepadatan tulang dan mineralisasi. Patah tulang terkait
osteoporosis lebih umum di daerah konsentrasi polusi udara PM2.5 yang lebih tinggi. Efeknya lebih
besar bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
Paparan polusi udara jangka panjangdikaitkan dengan mengurangi kepadatan mineral tulang dan
patah tulang pada pria lanjut usia.

3 dari 5 halaman

Kanker

Kanker terkait polusi udara. copyright shutterstock

4. Kanker

Polusi udara telah diklasifikasikan sebagai karsinogenik bagi manusia oleh International Agency for
Research on Cancer berdasarkan bukti dari studi epidemiologi. Berbagai penelitian menunjukkan,
hubungan antara paparan PM2.5 dan risiko kanker paru.
Asap knalpot mesin diesel telah diidentifikasi WHO sebagai karsinogen berdasarkan bukti adanya
hubungan dengan kanker paru. Paparan diesel knalpot atau polusi lalu lintas juga memicu terjadinya
tumor paru jinak dan ganas.

Paparan polusi udara rupanya ikut terlibat dalam kematian kanker kandung kemih. Studi di Spanyol
melaporkan, hubungan antara emisi hidrokarbon aromatik polycyclic dan diesel exhaust serta kanker
kandung kemih pada penduduk secara jangka panjang di daerah yang tercemar industri.

Serupa di Spanyol, studi di Taiwan menunjukkan, peningkatan risiko kematian akibat kanker
kandung kemih.

5. Penyakit Kardiovaskular

Polusi udara terkait dengan peningkatan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular, infark
miokard, stroke, dan gagal jantung kongestif. Diperkirakan 19 persen dari kematian karena
kardiovaskular, 23 perseni kematian akibat penyakit jantung, dan 21 persen kematian karena stroke.

Studi menemukan hubungan polusi udara dengan peningkatan mortalitas infark miokard, stroke,
gagal jantung, dan hipertensi. Peningkatan dalam kadar karboksihemoglobin (dalam kisaran 3
persen-6 persen) dapat terjadi ketika individu terpapar polusi dan memicu aritmia yang disertai
penyakit jantung koroner.
Penyakit Neurologis

Penyakit neurologis. (sumber: iStockphoto)

6. Penyakit Neurologis

Polusi udara punya efek merusak fungsi kognitif dan peningkatan risiko demensia dan stroke pada
orang dewasa yang lebih tua. Bertempat tinggal di dekat jalan raya dapat mudah terpapar polusi
udara.

Polusi udara dapat merusak otak yang sedang berkembang. Kerusakan ini dapat merusak fungsi
kognitif di seluruh rentang kehidupan. Penelitian menemukan, paparan anak usia dini untuk PM2.5
terkait dengan keterlambatan perkembangan psikologis dan kecerdasan anak yang lebih rendah.

Studi di Mexico City menemukan, anak-anak yang tinggal di daerah yang lebih berpolusi punya
kognitif yang lebih buruk.

7. Diabetes, Obesitas, dan Penyakit Endokrin

Beberapa penelitian mengaitkan polusi udara dan diabetes mellitus tipe 2. Ada juga risiko sindrom
metabolik pada orang yang terpapar polusi PM10.
Beberapa perubahan metabolisme memengaruhi penumpukan lemak terjadi karena paparan polusi
udara. Anak-anak juga mudah mengalami resistensi insulin--kondisi ketika sel-sel tubuh tidak dapat
menggunakan gula darah dengan baik karena terganggunya respon sel tubuh terhadap insulin.

8 Penyebab Polusi Udara dan Cara Mengatasinya


Setiap hari kita menghirup udara berupa gas oksigen. Udara di pegunungan terasa sejuk dan menyegarkan, berbeda
dengan udara di perkotaan. Banyaknya asap hasil pembakaran bahan bakar kendaraan dan juga hasil pembakaran
kegiatan industri menyebabkan udara di perkotaan terasa pengap dan menyesakkan dada. Pengapnya udara di
perkotaan dikarenakan tercemarnya udara oleh senyawa- senyawa kimia (baca : Sifat-sifat Udara). Tercemarnya
udara yang awalnya bersih ini lah yang disebut dengan polusi udara (baca : Polusi Udara : Penyebab, Dampak, dan
Upaya Menanggulanginya). Apa saja yang menjadi penyebab polusi udara? Berikut adalah penjelasan lengkapnya.

1. Sisa pembakaran kendaraan bermotor

Volume kendaraan bermotor terus bertambah setiap tahunnya. Banyaknya kendaraan bermotor berbanding lurus
dengan banyaknya asap yang dihasilkan oleh pembakaran kendaraan bermotor. Asap kendaraan bermotor
mengandung gas karbon dioksida yang menjadi salah satu penyebab tercemarnya udara (baca : Pengertian
Pencemaran Udara) atau polusi udara .

Polusi udara karena sisa pembakaran kendaraan bermotor ini bisa kita lihat jelas perbedaannya ketika berada di kota
dan di desa. Penduduk desa masih banyak yang berjalan kaki atau memanfaatkan kendaraan umum yang tidak
terlalu banyak jumlah. Hal ini lah yang menyebabkan udara desa masih bersih (baca : Ciri-Ciri Udara yang Bersih
Dan Sehat). Sementara itu, kota dipenuhi dengan kendaraan bermotor di sepanjang jalan. Maka tak heran jika
tingkat polusi udara di kota lebih besar dari pada di desa.

2. Kegiatan industri

Kegiatan industri sederhana sampa industri modern tak luput dari sisa prosuksi berupa asap. Misalnya saja, industri
sederhana pembuatan genteng rumah. Ketika proses pembakaran tanah liat berlangsung maka akan menghasilkan
asap pekat berwarna hitam yang sangat mengganggu penduduk di sekitarnya. Selain itu, industri modern di kota-
kota besar juga mempunyai cerobong- cerobong yang mengeluarkan asap hasil proses produksi industri tersebut.
Asap- asap tersebut akan naik ke lapisan atmosfer dan dapat menimbulkan terjadinya hujan asam yang berbahaya
bagi kehidupan makhluk hidup.

3. Asap rokok

Setiap hari prabrik rokok memproduksi rokok. Setiap hari pula para pecandu rokok menghasilkan asap rokok.
Apalagi jika ada orang yang merokok di dalam kendaraan atau tempat- tempat umum. Udara di dalam kendaraan
akan menjadi sangat pengap dan dapat menyebabkan mual. Merokok di tempat umum juga mengganggu banyak
orang di tempat tersebut.

Asap rokok ini selain menyumbang polusi udara juga berbahaya bagi kesehatan. Sudah banyak sekali himbauan
tentang efek samping rokok,bahkan setiap kemasan rokok diberi keterangan tentang bahaya merokok. Tetapi masih
saja banyak orang yang merokok. Padahal asap rokok mengandung banyak sekali zat- zat berbahaya. Zat- zat
tersebut tidak hanya berbahaya bagi perokok itu sendiri tetapi juga membahayakan orang lai

4. Sisa pembakaran pembangkit listrik


Terdapat pembangkit listrik yang menggunakan batu bara sebagai sumber tenaganya. Pembakaran batu bara ini
terjadi secara tidak sempurna sehingga mengasilkan beberapa gas yang menyumbang polusi udara. Beberapa gas
hasil pembakaran batu bara diantaranya adalah gas karbon dioksida, gas nitrogen dan sulfur oksida. Gas- gas yang
disebutkan tadi berpotensi menjadi penyebab pemanasan global.

5. Meletusnya gunung berapi

Indonesia mempunyai banyak gunung berapi yang masih aktif. Gunung- gunung yang masih aktif itu akan meletus
beberapa tahun sekali (baca : Dampak Letusan Gunung Berapi). Diantara bentuk material letusan gunung berapi
yaitu awan panas dan abu vulkanik. Abu vulkanik ini dapat mengotori udara dan berbahaya jika terhirup oleh
makhluk hidup. Kandungan logam berupa timah, besi dan seng dapat merusak paru- paru dan meyebabkan iritasi
pada mata. Jika letusan gunung berapi sangat dahsyat, efeknya bisa mempengaruhi iklim global (baca : Akibat
Pemanasan Global). Bahkan abu vulkanik yang beterbangan di udara dapat menghalangi sinar matahari dan
memperpendek jarak pandang.

6. Penggunaan amonia

Seperti yang kita tahu, amonia mempunyai bau yang sangat menyengat. Penggunaan amonia pada bidang pertanian
dan aktivitas lain dapat menyebabkan polusi udara jika penggunaannya berlebihan. Apabila gas amonia terhirup
dalam jumlah banyak maka dapar mengakibatkan penyakit pernapasan seperti bronkitis dan gangguan paru- paru.
Karena hal itu, penggunaan amonia harus dibatasi.

7. Kebakaran hutan

Kebakaran hutan di Indonesia terjadi di setiap tahunnya. Selain merusak hutan, kebakaran hutan juga menjadi
penyebab polusi udara (baca juga : Penyebab Pencemaran Udara). Kayu- kayu pohon di hutan yang terbakar
menghasilkan asap yang pekat. Asap tersebut terbawa angin dan mengganggu penduduk yang tinggal di daerah
sekitar hutan. Bahkan negara tetangga juga terkena dampak kebakaran hutan yang terjadi di Sumatera.

Asap dari kebakaran hutan menyebabkan terjadinya kabut asap tebal yang mengganggu pernapasan. Masyarakat
harus senantiasa memakai masker ketika terjadi kabut asap. Selain itu, kabut asap mengurangi jarak pandang dan
mengganggu kelancaran aktivitas warga. Begitu banyak kerugian yang ditimbulkan akibat kebakaran hutan sehingga
menjadi pekerjaan rumah bagi kita semua untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan (baca : Pencegahan
Kebakaran Hutan).

8. Kegiatan rumah tangga

Diantara aktivitas rumah tangga yang dapat menyebabkan polusi udara yakni memasak menggunakan kayu bakar.
Kegiatan tersebut menghasilkan asap yang tidak hanya membuat batuk orang- orang di sekitar, tapi juga membuat
mata pedih. Di zaman modern ini memang hanya sedikit orang yang menggunakan kayu untuk memasak. Tapi
kemudian muncul penyebab polusi udara yang lain yakni penggunaan peralatan rumah tangga yang ber- CFC,
misalnya kulkas dan AC.

Selain menyebabkan polusi udara, CFC menjadi penyebab utama pemanasan global dan menipisnya lapisan ozon.
Tidak hanya peralatan ber-CFC, cat yang digunakan untuk mewarnai tembok rumah juga mengeluarkan bau
menyengat yang dapat menyebabkan polusi udara. Beberapa gas yang dihasilkan cat tembok terkadang juga
berbahaya jika terhirup oleh anak- anak.

Cara Mengatasi Polusi Udara


Untuk mengatasi polusi udara, diperlukan peran aktif dari pemerintah, organisasi dan semua elemen masyarakat. Hal
itu perlu dilakukan agar polusi udara tidak semakin parah. Jika tingkat polusi udara tinggi, maka kita semua yang
akan menerima dampaknya. Karena itu kita perlu melakukan beberapa kegiatan beirikut untuk mengatasi terjadinya
polusi udara (baca juga : Cara Menjaga Kelestarian Udara).

 Memfilter asap hasil kegiatan industri.


 Mengurangi penggunaan batu bara sebagai bahan bakar.
 Mencegah terjadinya kebakaran hutan (baca : Cara Menjaga Kelestarian Hutan).
 Menggunakan peralatan rumah tangga yang ramah lingkungan.
 Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor pribadi dan beralih ke kendaraan umum atau membiasakan jalan kaki.
 Mengeksplorasi bahan bakar yang ramah lingkungan.
 Melakukan penanaman pohon yang dapat mengurangi kadar karbon dioksida di udara.
 Mengurangi penggunaan pupuk atau pestisida yang mengandung amonia.
 Mengurangi kebiasaan merokok dan tidak merokok di tempat umum.

Anda mungkin juga menyukai