KIMIA LINGKUNGAN
PENCEMARAN UDARA
OLEH:
Aditya nugraha perdana(12110713391)
Muhammad Hasanudin (12110710063)
Dosen Pembimbing :
Pangoloan Soleman Ritonga, S.Pd.,M.Si.
PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2023
1
Kata Pengantar
Puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat,
rahmat, taufik dan hidayah-Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
dan memahami segala sesuatu yang berhubungan dengan Pencemaran Lingkungan salah satunya
mengenai Pencemaran Udara. Maka dari itu, kami membuat makalah ini agar mahasiswa lebih
Kami sebagai manusia menyadari bahwa masih ada kelemahan dan kekurangan dalam
penyusunan tugas makalah ini dan untuk menyempurnakannya kami sangat mengharapkan
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………2
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………..3
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 KESIMPULAN……………………………………………………………………….….24
3.2 SARAN……………………………………………………………………………….…..24
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………..…….....25
3
BAB I
PENDAHULUAN
hidrokarbon (HC). Pencemar lainnya adalah timbal (Pb) yang dikandung dalam bensin
(Premium). Keberadaan timbal (Pb) di udara dapat membahayakan bagi kesehatan
manusia.
Pencemaran udara akan terus berlangsung sejalan dengan laju pertumbuhan
ekonomi. Dengan semakin berkembangnya kehidupan ekonomi, masyarakat akan
semakin banyak menggunakan bahan-bahan berteknologi tinggi yang dapat menimbulkan
pencemaran udara seperti motor dan mobil. Hal ini memberikan kontribusi besar dalam
4
menurunkan kwalitas udara yang dapat mengganggu kenyamanan, kesehatan dan bahkan
keseimbangan iklim global.
Kualitas udara sangat dipengaruhi oleh besar dan jenis sumber pencemar yang ada
seperti dari kegiatan industri, kegiatan transportasi dan lain-lain. Masing-masing sumber
pencemar yang berbeda-beda baik jumlah, jenis, dan pengaruhnya bagi kehidupan.
Pencemar udara yang terjadi sangat ditentukan oleh kualitas bahan bakar yang digunakan,
teknologi serta pengawasan yang dilakukan.
Hasil penelitian Bapedal (1992) di beberapa kota besar (Jakarta, Bandung,
Semarang, Surabaya) menunjukkan bahwa kendaraan bermotor merupakan sumber utama
pencemaran udara. Hal ini dapat dilihat dari persentase cemaran CO sebesar 98,8%, NO x
sebesar 73,4% dan HC sebesar 88,9%, Pb sebesar 100% yang semuanya berasal dari hasil
pembakaran kendaraan bermotor. Untuk mengantisipasi hal ini, pemerintah
mengeluarkan kebijakan melalui Kepmen LH no 35 tahun 1993 tentang Baku Mutu
Emisi kendaraan bermotor. Pemerintah Daerah juga merespon situasi ini seperti contoh
keluarnya SK Gubernur DKI Jakarta no 1041 tahun 2000 dengan batasan yang lebih
rendah.
1.3 TUJUAN
Adapun tujuan penulisan dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dari pencemaran udara
2. Mahasiswa mengetahui klasifikasi bahan pencemar udara
3. Mahasiswa mengetahui factor-faktor penyebab pencemaran udara
5
4. Mahasiswa mengetahui sumber utama pencemaran udara
5. Mahasiswa mengetahui dampak dari pencemaran udara
6. Mahasiswa mengetahui upaya yang dilakukan untuk menangulangi pencemaran
udara.
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
Partikel yang di atmoser mempunyai karakteristik yang spesifik, dapat berupa
zat padat maupun suspensi aerosol caor di atmosfer. Bahan partikel tersebut berasal
dari proses kondensasi, proses disperse, maupun proses erosi bahan tertentu. Asap
sering kali dipakai untuk menunjukkan campuran bahan partikulat, uap, gas, dank
abut.
2. Polutan Sekunder
Polutan sekunder biasanya terjadi karena reaksi dari dua atau lebih bahan kimia di
udara, Misalnya reaksi foto kimia. Sebagai contoh adalah disosiasi NO2 dan O
radikal. Sifat fisik dari polutan sekunder terbagi ats dua yaitu sifat fisik dan kimia
yang tidak stabil. Termasuk dalam polutan sekunder ini adalah Ozon ,Peroxy Acyl
Nitrat (PAN), dan Formaldehid.
8
Kualitas udara sangat dipengaruhi oleh besar dan jenis sumber pencemar yang ada
seperti dari kegiatan industri, kegiatan transportasi dan lain-lain. Masing-masing sumber
pencemar yang berbeda-beda baik jumlah, jenis, dan pengaruhnya bagi kehidupan.
Pencemar udara yang terjadi sangat ditentukan oleh kualitas bahan bakar yang digunakan,
teknologi serta pengawasan yang dilakukan.
Oleh sebab itu, maka perlu kita fahami dampak apa saja yang dapat ditimbulkan
oleh pencemaran udara khususnya terhadap tumbuhan. Seiring dengan laju pertambahan
kendaraan bermotor, maka konsumsi bahan bakar juga mengalami peningakatan dan
berujung pada bertambahnya jumlah polutan yang dilepaskan ke udara. Di Indonesia
kurang lebih 70 % pencemaran udara disebabkan oleh emisi kendaraan bermotor.
Kendaraan bermotor mengeluarkan zat-zat berbahaya yang memiliki dampak negatif baik
terhadap kesehatan manusia maupun terhadap lingkungannya.
9
pencemaran udara yang terjadi di kotakota besar di Indonesia di sebabkan oleh kendaraan
bermotor.
10
3. Sulfur dioksida (SO2)
Gas yang berbau tajam, tidak berwarna dan tidak bersifat korosi. Dihasilkan dari
pembakaran bahan bakar yang mengandung sulfur terutama batubara. Batubara ini
biasanya digunakan sebagai bahan bakar pabrik dan pembangkit tenaga listrik.
11
7. Timbal (Pb)
Logam berat yang digunakan manusia untuk meningkatkan pembakaran pada
kendaraan bermotor. Hasil pembakaran tersebut menghasilkan timbal oksida yang
berbentuk debu atau partikulat yang dapat terhirup oleh manusia.
8. karbon dioksida (CO2)
Gas yang dihasilkan dari pembakaran sempurna bahan bakar kendaraan bermotor
dan pabrik serta gas hasil kebakaran hutan.
12
cahaya telah berdiam di kota itu sejak tanggal 5 Desember, asap dan uap dari
pembakaran tetap bergerak dan membentuk asap padat. Salah satu faktor yang
menyebabkan peristiwa ini juga adalah cuaca yang sangat dingin saat musim salju saat
itu. Terjadi inversi temperatur, sehingga asap yang dihasilkan dari pembakaran akan
terjebak dan terakumulasi. Peristiwa mematikan yang terjadi disebabkan penyakit
pneumonia, bronchitis, tubercolosis, kerusakan jantung, asma dan kematian karena
keracunan yang berasal dari asap tersebut. Ketika asap menyebar ke seluruh London,
4000 orang meninggal, beberapa berita menyatakan total korban jiwa dari peristiwa ini
mencapai 12.000 jiwa.
2. Donora Smog
Asap yang menyebabkan peristiwa ini pertama kali terlihat pada tanggal 27
Oktober 1948 di Donora, Pennysylvania. Akibat dari peristiwa ini banyak kematian
dan penyakit yang disebabkan oleh asma dan penyakit pernafasan lainnya, 20 orang
meninggal dan sepertiga dari penduduk kota sakit. Dampak dari peristiwa ini juga
masih terlihat sepuluh tahun kemudian, dimana tingkat kematian di kota tersebut
meningkat dengan pesat.
Donora Zinc Works yang merupakanindustri besi di Amerika membuat emisi
yang menghasilkan HF dan SO 2 . Peristiwa ini disebabkan emisi tersebut terjebak
karena terjadinya inversi temperatur, dimana asap manjadi bertemperatur lebih tinggi,
udara terjebak di dalam bongkahan tersebut, serta tercampurnya polutan kedalam asap.
Peristiwa ini berhasil diatasi dengan waktu yang cukup cepat, dengan
menghentikan untuk sementara kegiatan di industri tsb. Dengan hal ini, jumlah korban
yang lebih buruk dapat dicegah hingga tanggal 31 Oktober 1948. Donora
smog merupakan salah satu peristiwa paling mematikan disebabkan oleh polusi udara.
Dari peristiwa Great Smoke of London, pemerintah setempat langsung
mengambil tindakan untuk membersihkan udara nasional. Peristiwa yang mematikan
tersebut terjadi karena kelalaian masyarakat akan berbahayanya pembakaran bahan
bakar, pulusi udara terhadap kesehatan. Pada tahun 1968 Clean Air Act memberikan
standar polusi udara yang dapat dibuang ke udara bebas, serta menyarankan rumah
tangga untuk menggunakan bahan bakar pemanas yang lebih ramah lingkungan seperti
gas, minyak, dan listrik.
13
Peristiwa Donora Smog yang juga mengakibatkan kematian yang fatal, telah
mendapat perhatian serius dari pemerintah AS saat itu. Industri besi yang merupakan
sumber pencemaran telah dihukum, dan dikenakan denda, juga pelaku sebanyak 80
orang yang terlibat. Semenjak peristiwa itu juga aksi dan tindakan untuk menjaga
lingkungan khususnya polusi udara terus digalakkan.
Dari kedua peristiwa di atas, dapat dilihat bahwa peningkatan polusi udara dan zat
beracun dalam asap tsb terjadi di kota-kota besar di dunia. Meskipun peristiwa
mematikan seperti itu tidak terjadi lagi hari-hari ini, namun permasalahan lingkungan
karena polusi udara di kota-kota besar tetap terjadi.
Untuk mencegah dan mengurangi dampak dari polusi udara yang terjadi dan
semakin pesat di berbagai belahan dunia, maka pada tahun 1974 UNEP(The United
Nations of Environment Programme) dan WHO (World Health
Organizations) menginisiasi program sistem pengawasan terhadap keadaan lingkungan
global. Organisasi ini telah memantau keadaan udara di lebih dari 50 kota di 35 negara
berkembang. Fokus pertama adalah memantau kadar SO 2 yang terakumulasi
dengan high-volume sample matter serta Pb dalam polutan. Hasil dari pendataan ini
sangat bermanfaat untuk menganalisa permasalahan udara secara global. Pantauan
dilanjutkan dengan mendata kandungan NO2, CO dan O3 di udara.
Selain itu pada konferensi Lingkungan Internasional yang diadakan pada tahun
1992 di Rio de Janeiro, permasalahan polusi udara di perkotaan juga mendapat sorotan
yang penting. Meskipun polusi udara hanya merupakan salah satu permasalahan yang
terjadi selain kontaminasi perairan, hal ini merupakan salah satu kontroversi politik
yang menjadi fokus di kota-kota besar. Pemantauan terhadap kandungan polutan udara
yang ada di beberapa kota besar terus dilakukan. Umumnya polutan yang tinggi terjadi
di negara-negara berkembang, yang polutan nya berasal dari industri ataupun
pembakaran melalui kendaraan bermotor.
Hingga saat ini, usaha pengurangan polutan di kota-kota besar dilakukan secara
parsial oleh kebijakan masing-masing kota. Peraturan mengenai udara buang yang
boleh dihasilkan industri, filtrasi asap yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor, hingga
pengurangan penggunaan kendaraan bermotor terus dilakukan. Selain itu penanaman
pohon yang dapat mengurangi polutan di perkotaan merupakan salah satu kebijakan di
14
berbagai kota. Sistem pengawasan lokal di masing-masing kota juga dilakukan dengan
pemasangan alat pemantauan komposisi udara di perkotaan.
1. Dampak Pencemaran Udara Bagi Alam
Pencemaran udara dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan alam, antara
lain:hujan asam, penipisan lapisan ozon dan pemanasan global.
1. Hujan Asam
Hujan asam adalah hujan yang memiliki kandungan pH (derajat
keasaman) kurang dari 5,6.
SO2 dan NOx (NO2 dan NO3) yang dihasilkan dari proses pembakaran
bahan bakar fosil (kendaraan bermotor) dan pembakaran batubara (pabrik dan
pembangkit energi listrik) akan menguap ke udara. Sebagian lainnya bercampur
dengan O2 yang dihirup oleh makhluk hidup dan sisanya akan langsung
mengendap di tanah sehingga mencemari air dan mineral tanah. SO2 dan NOx
(NO2 dan NO3) yang menguap ke udara akan bercampur dengan embun. Dengan
bantuan cahaya matahari, senyawa tersebut akan diubah menjadi tetesan-tetesan
asam yang kemudian turun ke bumi sebagai hujan asam. Namun, bila H2SO2 dan
HNO2 dalam bentuk butiran-butiran padat dan halus turun ke permukaan bumi
akibat adanya gaya gravitasi bumi, maka peristiwa ini disebut dengan deposisi
asam.
15
2. Penipisan Lapisan Ozon
Ozon (O3) adalah senyawa kimia yang memiliki 3 ikatan yang tidak stabil.
Di atmosfer, ozon terbentuk secara alami dan terletak di lapisan stratosfer pada
ketinggian 15-60 km di atas permukaan bumi. Fungsi dari lapisan ini adalah untuk
melindungi bumi dari radiasi sinar ultraviolet yang dipancarkan sinar matahari
dan berbahaya bagi kehidupan.
Namun, zat kimia buatan manusia yang disebut sebagai ODS (Ozone
Depleting Substances) atau BPO (Bahan Perusak Ozon) ternyata mampu merusak
lapisan ozon sehingga akhirnya lapisan ozon menipis. Hal ini dapat terjadi karena
zat kimia buatan tersebut dapat membebaskan atom klorida (Cl) yang akan
mempercepat lepasnya ikatan O3 menjadi O2. Lapisan ozon yang berkurang
disebut sebagai lubang ozon (ozone hole).
Diyakini bahwa penyebab menipisnya lapisan ozon ini adalah gas CFC
baik CFC-11(CFCl2) dan CFC-12 (CF2Cl2). Gas ini banyak dipergunakan dalam
industri untuk pendingin yang lebih dikenal dengan istilah freon (Graedel and
Crutzen, 1990).
16
3. Pemanasan Global
Pemanasan global adalah kenaikan suhu rata-rata di seluruh dunia dan menimbulkan
dampak berupa berubahnya pola iklim.
17
Selain mempengaruhi keadaan lingkungan alam, pencemaran udara juga
membawa dampak negatif bagi kehidupan makhluk hidup (organisme), baik hewan,
tumbuhan dan
manusia. Dampak pencemaran udara bagi manusia, antara lain:
1. Karbon monoksida (CO)
Mampu mengikat Hb (hemoglobin) sehingga pasokan O2 ke jaringan
tubuh terhambat. Hal tersebut menimbulkan gangguan kesehatan berupa; rasa
sakit pada dada, nafas pendek, sakit kepala, mual, menurunnya pendengaran dan
penglihatan menjadi kabur. Selain itu, fungsi dan koordinasi motorik menjadi
lemah. Bila keracunan berat (70 – 80 % Hb dalam darah telah mengikat CO),
dapat menyebabkan pingsan dan diikuti dengan kematian.
2. Nitrogen dioksida (SO2)
Dapat menyebabkan timbulnya serangan asma.
3. Hidrokarbon (HC)
Menyebabkan kerusakan otak, otot dan jantung.
4. Chlorofluorocarbon (CFC)
Menyebabkan melanoma (kanker kulit) khususnya bagi orang-orang
berkulit terang, katarak dan melemahnya sistem daya tahan tubuh
5. Timbal (Pb)
Menyebabkan gangguan pada tahap awal pertumbuhan fisik dan mental
serta mempengaruhi kecerdasan otak.
6. Ozon (O3)
Menyebabkan iritasi pada hidung, tenggorokan terasa terbakar dan
memperkecil paru-paru.
7. NOx
Menyebabkan iritasi pada paru-paru, mata dan hidung.
18
Menimbulkan kanker mata pada sapi, terganggunya atau bahkan putusnya
rantai makanan pada tingkat konsumen di ekosistem perairan karena penurunan
jumlah fitoplankton.
2. Hujan asam
Menyebabkan pH air turun di bawah normal sehingga ekosistem air
terganggu.
3. Pemanasan global
Penurunan hasil panen perikanan. Selain membawa dampak negatif pada
kehidupan hewan, pencemaran udara juga mampu merusakkan bangunan dan
candi-candi. Iklim dunia yang berubah polanya mengakibatkan timbulnya
kemarau panjang, bencana alam dan naiknya permukaan laut. Kemarau panjang
memicu terjadinya kebakaran hutan dan menurunnya produksi panen, bencana
alam (banjir, gempa, tsunami) banyak terjadi dan permukaan laut yang meninggi
akan mengakibatkan tenggelamnya pulau-pulau kecil dan daerah-daerah pesisir
pantai.
4. Dampak Pencemaran Udara Bagi Tumbuhan
Dampak pencemaran udara terhadap kehidupan tumbuhan, antara lain:
1. Hujan Asam
- Merusak kehidupan ekosistem perairan, menghancurkan jaringan tumbuhan
(karena memindahkan zat hara di daun dan menghalangi pengambilan Nitrogen)
dan mengganggu pertumbuhan tanaman.
- Melarutkan kalsium, potasium dan nutrient lain yang berada dalam tanah
sehingga tanah akan berkurang kesuburannya dan akibatnya pohon akan mati.
2. Penipisan Lapisan Ozon
Merusak tanaman, mengurangi hasil panen (produksi bahan makanan, seperti
beras, jagung dan kedelai), penurunan jumlah fitoplankton yang merupakan
produsen bagi rantai makanan di laut.
3. Pemanasan Global
Penurunan hasil panen pertanian dan perubahan keanekaragaman hayati.
Keanekaragaman hayati dapat berubah karena kemampuan setiap jenis tumbuhan
untuk bertahan hidup berbeda-beda sesuai dengan kebutuhannya.
19
4. Gas CFC
Mengakibatkan tumbuhan menjadi kerdil, ganggang di laut punah, terjadi
mutasi genetic (perubahan sifat organisme).
20
- kerja bakti rutin di tingkat RT/RW atau instansiinstansi untuk membersihkan
lingkungan dari polutan.
- melokalisasi tempat pembuangan sampah akhir (TPA) sebagai tempat/pabrik daur
ulang.
- menggunakan penyaring pada cerobong-cerobong di kilang minyak atau pabrik
yang menghasilkan asap atau jelaga penyebab pencemaran udara.
- mengidentifikasi dan menganalisa serta menemukan alat atau teknologi tepat guna
yang berwawasan lingkungan setelah adanya musibah/kejadian akibat pencemaran
udara, misalnya menemukan bahan bakar dengan kandungan timbal yang rendah
(BBG).
21
- Dengan presipitasi dinamis, alat yang bentuknya seperti baling-balingyang
menyebabkan partikel-partikel yang terdapat pada udara kotor terhempas
dan terkumpul di sekitar baling-baling.
- Partikel-partikel yang terdapat dalam udara kotor di saring dengan suatu
filter khusus. Partikel dalam udara kotor di endapkan secara elektrik
karena adanya perbedaan tegangan listrik diantara dua kutub listrik.
22
- Melarang penggunaan CFC pada produksi kosmetika.
- Menetapkan undang-undang dan hukum tentang pelaksanaan perlindungan lapisan
ozon (secara nasional dan internasional).
23
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pencemaran Udara adalah peristiwa masuknya, atau tercampurnya, polutan (unsur-
unsur berbahaya) ke dalam lapisan udara (atmosfer) yang dapat mengakibatkan
menurunnya kualitas udara (lingkungan).
Sumber pencemaran dapat berasal dari gejala alam seperti letusan gunung, emisi
industri dan buangan gas dari kendaraan bermotor yang dapat mencemari udara. Hujan
asam menyebabkan menurunnya pH perairan dan mengendapnya zat asam di tanah, yang
menyebabkan kerusakan bagi tanaman.
Zat-zat yang berasal dari kegiatan industri maupun kendaraan separti Karbon
monoksida (CO), Nitrogen dioksida (NO2), Sulfur dioksida (SO2), Partikulat (asap atau
jelaga), Chlorofluorocarbon (CFC), Timbal (Pb), karbon dioksida (CO2)
Pencemaran udara tersebut akan mengakibatkan Hujan Asam, Penipisan Lapisan
Ozon Dan Pemanasan Global. Dan berdampak pada lingkungan, manusia, hewan dan
tumbuhan.
3.2 SARAN
Untuk mengendalikan pencemaran Pb tersebut dapat dilakukan melalui pendekatan
teknis yaitu dengan mengupayakan pembakaran sempurna dan mencari bahan bakar
alternatif. Pemerintah mempunyai posisi yang strategis untuk melakukan pendekatan
planatologi, administrasi dan hukum. Sedangkan untuk meningkatkan kedisiplinan
perawatan dan cara pengemudian yang baik dan benar dapat dilakukan melalui
pendekatan edukatif.
24
DAFTAR PUSTAKA
Mukono. 2006. Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan Ed. 2. Airlangga University Press:
Surabaya
Anonim. 1948. Donora Smog. http://en.wikipedia.org/wiki/1948_Donora_smog#Sources diakses
pada tanggal 06 Februari 2014
Karliansyah. 2011. Mendorong Peningkatan Kualitas udara perkotaan dari pencemaran udara.
http://www.menlh.go.id/langit-biru-mendorong-peningkatan-kualitas-udara-perkotaan-dari-
pencemaran-udara/ diakses pada tanggal 06 Februari 2014
Sutiman. 2004. Upaya Pengendalian Pencemaran Udara Melalui Pengembangan Teknologi Motor
Bensin Dan Ems http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Bahan%20Seminar%20Nasional
%20KPRN_1.pdf. Diakses pada 07 februari 2014
http://www.smallcrab.com/kesehatan/520-5-macam-penyakit-akibat-pencemaran-partikel-
debu-di-udara diakses pada tanggal 06 Februari 20
25