Anda di halaman 1dari 22

Daftar Isi

Daftar Isi ................................................................................................................................................. i I 1.1 1.2 1.3 1.4 II 2.1 2.3 2.4 III VI. V. Pendahuluan .............................................................................................................................. 1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 1 Rumusan Masalah ............................................................................................................... 3 Tujuan Observasi ................................................................................................................. 3 Manfaat Observasi .............................................................................................................. 3 Kerangka Teori......................................................................................................................... 4 Definisi ................................................................................................................................... 4 Parameter Polusi Udara .................................................................................................... 6 Dampak Polusi Udara ........................................................................................................ 8 Metodologi Observasi ......................................................................................................... 16 Hasil Dan Pembahasan .................................................................................................. 17 Kesimpulan ............................................................................................................................. 20

2.2 Penyebab Polusi Udara............................................................................................................ 5

2.5 Upaya Pengurangan Polusi Udara..................................................................................... 12

Daftar Pustaka .................................................................................................................................. 21

I 1.1

Pendahuluan Latar Belakang Kota Bandung dengan luas wilayah 16.729,650 Ha merupakan ibukota

propinsi Jawa Barat dengan beberapa fungsi kota yaitu pusat pemerintahan, industri dan perdagangan, pendidikan dan ilmu pengetahuan, serta pariwisata dan kebudayaan. Kota Bandung dihuni oleh 2.501.506 jiwa penduduk, yang pada siang hari diperkirakan mencapai 3,5 juta jiwa dengan kepadatan penduduk mencapai 145 jiwa per Ha. (BPLHD, 2001). Kepadatan penduduk yang cukup tinggi dengan fungsi kota yang begitu penting sudah pasti menjadikan Kota Bandung sebagai salah satu kota yang senantiasa ramai dengan berbagai aktivitas dalam oleh kesehariannya. Kota yang pemerintah jaman dirancang Belanda, hari sebagai ini tempat menjelma

peristirahatan

menjadi kota metropolitan dengan segudang persoalan. Salah satunya masalah pencemaran udara yang sudah mencapai tingkatan membahayakan keselamatan rakyat. Semakin berkembangnya manusia dan industri, limbah yang dihasilkan akan semakin besar baik berupa padat, cair dan gas, yang mengakibatkan krisis ekologi dan merusak ekosistem, karena limbah tersebut mengandung zat-zat yang berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan manusia itu sendiri. Sebuah penelitian terkini memaparkan bahaya yang ditimbulkan dari polusi udara. Pakar ekologi dari Universitas Cornell di Amerika Serikat (AS), David Pimentel, mengungkapkan selain polusi air dan polusi tanah, polusi udara

memberikan kontribusi yang besar bagi bertambahnya tingkat kematian yang terjadi di seluruh dunia pada saat ini. Hal ini dibuktikan dengan data yang

dikumpulkan mengenai tingkat kematian bahwa beriringan dengan factor lingkungan lain, polusi udara menjadi penyumbang alasan terjadinya 62 juta kematian atau 40 persen dari total kematian di umat manusia di dunia. Polusi udara timbul di kota-kota besar yang memiliki jumlah alat transportasi bermotor yang banyak dan berbagai pabrik-pabrik industri. Pada

kota tersebut, polusi udaranya telah berada pada

kondisi buruk sehingga

diperkirakan memberikan kontribusi kepada ribuan manusia dan mahkluk lain di dunia ini untuk kematian (mortalitas) dan kesakitan (morbiditas) setiap tahunnya. Selain itu berdampak pada sisi ekonomi untuk pembiayaan kesehatan yang terus meningkat. Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti. Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia. Beberapa definisi gangguan fisik seperti polusi suara, panas, radiasi atau polusi cahaya dianggap sebagai polusi udara. Sifat alami udara mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global. Sebagai contoh adalah Udara hasil pembakaran motor diesel terdiri dari beberapa gas antara lain, carbon

monoxide (CO), hidrocarbon (HC), carbon dioxides (CO2), nitrogen oxides (NOx) dan sulphur oxides (SOx). Semua gas tersebut diatas mempunyai dampak yang buruk bagi kesehatan, maka dari itu perlu dilakukan minimalisir terhadap

kandungan gas yang berbahaya tersebut. Terutama kandungan dari nitrogen oxides (NOx). Gas ini terbentuk dari senyawa nitrogen dan oksida dikarenakan tiga kondisi yaitu Suhu (T), Waktu Reaksi (t), dan konsentrasi Oksigen (O2). Untuk melestarikan lingkungan yang bersih dan sehat, maka terdapat beberapa peraturan yang harus di taati, antara lain standar dari KLH (Kementerian Lingkungan Hidup) , Environmental Protection Agency (EPA), dan International Maritime Organization (IMO). Guna memenuhi semua standar diatas maka ada beberapa metode yang bisa digunakan, antara lain adalah sebagai berikut: 1. Penggunaan bahan bakar rendah nitrogen. 2. Emulsi 3. Humidifikasi 4. Miller System

1.2

Rumusan Masalah Rumusan masalah yang diangkat dalam observasi lingkungan ini adalah

bagaimana keadaan kota Bandung dengan adanya pencemaran udara yang sering terjadi.

1.3

Tujuan Observasi Adapun tujuan observasi lingkungan adalah untuk memperoleh informasi

tentang keadaan lingkungan di kota Bandung. Agar masyarakat dapat mengetahui keadaan lingkungan kota Bandung saat ini. Agar masyarakat dapat ikut membantu untuk mengaja lingkungan dan kualitas udara di kota Bandung.

1.4

Manfaat Observasi Adapun manfaat observasi lingkungan adalah dapat meningkatkan

kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga dan melestarikan lingkungan dan kualitas udara di kota Bandung. Dapat membangun kesadaran masyarakat untuk tidak menggunakan barang yang dapat menyumbang polusi atau masalah bagi lingkungan, terutama kualitas udara.

II 2.1

Kerangka Teori Definisi Polusi atau pencemar merupakan masuknya makhluk hidup, zat, energi,

atau komponen lain ke dalam lingkungan yang menyebabkan berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau proses alam. Polusi dapat juga diartikan sebagai masuknya bahan pencemar (Polutan) sebagai akibat dari kegiatan manusia atau proses alam yang ditemukan di tempat, saat, dan jumlah yang tidak selayaknya. Pencemaran udara merupakan kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan

kesehatan manusia, hewan, dan makhluk hidup lainnya, mengganggu estetika dan kenyamanan dalam kegiatan beraktifitas manusia, serta dalam kondisi tertentu dapat merusak properti. Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh

sumber-sumber alami maupun dari kegiatan manusia seperti kegiatan aktivitas pabrik dan industryindustry besar. Beberapa definisi gangguan fisik seperti polusi suara, panas, radiasi atau polusi cahaya dianggap sebagai polusi udara. Sifat alami udara mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global. Definisi lain menyebutkan bahwa polusi udara adalah penambahan komponen di udara atau pula suatu bahan kimia yang kehadirannya dalam jumlah tertentu dapat membahayakan organism suara. Sumber polusi udara dibedakan menjadi dua yakni yang tergolong pencemaran primer dan pencemaran sekunder. Pencemar udara dibedakan menjadi dua yaitu, pencemar primer dan pencemar sekunder. Pencemar primer adalah substansi pencemar yang ditimbulkan langsung dari sumber pencemaran udara. Karbon monoksida adalah sebuah contoh dari pencemar udara primer karena ia merupakan hasil dari pembakaran. Pencemaran primer merupakan Polutan yang bentuk dan komposisinya sama dengan ketika dipancarkan, lazim disebut sebagai pencemar primer, antara lain CO, CO2, hidrokarbon, SO, Nitrogen

Oksida, Ozon serta berbagai partikel. Pencemaran sekunder adalah substansi pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar primer di atmosfer. Pencemar sekunder dapat dijelaskan pula sebagai berbagai bahan pencemar kadangkala bereaksi satu sama lain menghasilkan jenis pencemar baru, yang justru lebih membahayakan kehidupan. Reaksi ini dapat terjadi secara otomatis ataupun dengan cara bantuan katalisator, seperti sinar matahariPembentukan ozon (O3) dalam smog fotokimia adalah sebuah contoh dari pencemaran udara sekunder. Belakangan ini pertumbuhan keprihatinan akan efek dari emisi polusi udara dalam konteks global dan hubungannya dengan pemanasan global yg mempengaruhi.

2.2

Penyebab Polusi Udara Secara umum definisi udara tercemar adalah perbedaan komposisi udara

aktual dengan kondisi udara normal dimana komposisi udara aktual tidak mendukung kehidupan manusia. Bahan atau zat pencemaran udara sendiri dapat berbentuk gas dan partikel. Dalam bentuk gas dapat dibedakan menjadi: Golongan belerang (sulfur dioksida, hidrogen sulfida, sulfat aerosol). Golongan nitrogen (nitrogen oksida, nitrogen monoksida, amoniak, dan nitrogen dioksida). Golongan karbon (karbon dioksida, karbon monoksida, hidrokarbon). Golongan gas yang berbahaya (benzene, vinyl klorida, air raksa uap). Sedagkan jenis pencemaran udara berbentuk partikel dibedakan menjadi tiga, yaitu: Mineral (anorganik) dapat berupa racun seperti air raksa dan timah. Bahan organik yang terdiri dari ikatan hidrokarbon, klorinasi alkan, benzene. Makhluk hidup terdiri dari bakteri, virus, telur cacing. Sementara itu, jenis pencemaran udara menurut tempat dan sumbernya dibedakan menjadi dua, yaitu:

Pencemaran udara bebas meliputi secara alamiah (letusan gunung berapi, pembusukan, dan lain-lain) dan bersumber kegiatan manusia, misalnya berasal dari kegiatan industri, rumah tangga, asap kendaraan bermotor.

Pencemaran udara ruangan meliputi dari asap rokok, bau tidak sedap di ruangan.

2.3

Parameter Polusi Udara Dibawah ini merupakan jenis parameter pencemar udara didasarkan

pada baku mutu udara ambien menurut Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 1999 dan pengaruh zat tersebut terhadap makhluk hidup apabila keberadaan zat tersebut di lingkungan telah melebihi ambang batas, yakni meliputi: Sulfur dioksida (SO2) Pencemaran oleh sulfur oksida terutama disebabkan oleh dua komponen sulfur bentuk gas yang tidak berwarna, yaitu sulfur dioksida (SO2) dan Sulfur trioksida (SO3), yang keduanya disebut sulfur oksida (SOx). Pengaruh utama polutan SOx terhadap manusia adalah iritasi sistem pernafasan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa iritasi tenggorokan terjadi pada kadar SO2 sebesar 5 ppm atau lebih, bahkan pada beberapa individu yang sensitif iritasi terjadi pada kadar 1-2 ppm. SO2 dianggap pencemar yang berbahaya bagi kesehatan terutama terhadap orang tua dan penderita yang mengalami penyakit khronis pada sistem pernafasan kadiovaskular. Karbon monoksida (CO) Karbon monoksida merupakan senyawa yang tidak berbau, tidak berasa dan pada suhu udara normal berbentuk gas yang tidak berwarna. Tidak seperti senyawa lain, CO mempunyai potensi bersifat racun yang berbahaya karena mampu membentuk ikatan yang kuat dengan pigmen darah yaitu haemoglobin.

Nitrogen dioksida (NO2) NO2 bersifat racun terutama terhadap paru. Kadar NO2 yang lebih tinggi dari 100 ppm dapat mematikan sebagian besar binatang percobaan dan 90% dari kematian tersebut disebabkan oleh gejala pembengkakan paru (edema pulmonari). Kadar NO2 sebesar 800 ppm akan

mengakibatkan 100% kematian pada binatang-binatang yang diuji dalam waktu 29 menit atau kurang. Percobaan dengan pemakaian NO2 dengan kadar 5 ppm selama 10 menit terhadap manusia mengakibatkan kesulitan dalam bernafas. Ozon (O3) Ozon merupakan salah satu zat pengoksidasi yang sangat kuat setelah fluor, oksigen dan oksigen fluorida (OF2). Meskipun di alam terdapat dalam jumlah kecil tetapi lapisan ozon sangat berguna untuk melindungi bumi dari radiasi ultraviolet (UV-B). Ozon terbentuk di udara pada ketinggian 30 km dimana radiasi UV matahari dengan panjang gelombang 242 nm secara perlahan memecah molekul oksigen (O2) menjadi atom oksigen, tergantung dari jumlah molekul O2 atom-atom oksigen secara cepat membentuk ozon. Ozon menyerap radiasi sinar matahari dengan kuat di daerah panjang gelombang 240-320 nm. Hidro karbon (HC) Hidrokarbon di udara akan bereaksi dengan bahan-bahan lain dan akan membentuk ikatan baru yang disebut plycyclic aromatic hidrocarbon (PAH) yang banyak dijumpai di daerah industri dan padat lalu lintas. Bila PAH ini masuk dalam paru-paru akan menimbulkan luka dan merangsang terbentuknya sel-sel kanker. Khlorin (Cl2) Gas Khlorin (Cl2) adalah gas berwarna hijau dengan bau sangat menyengat. Berat jenis gas khlorin 2,47 kali berat udara dan 20 kali berat gas hidrogen khlorida yang toksik. Gas khlorin sangat terkenal sebagai

gas beracun yang digunakan pada perang dunia ke-1. Selain bau yang menyengat gas khlorin dapat menyebabkan iritasi pada mata saluran pernafasan. Apabila gas khlorin masuk dalam jaringan paru-paru dan bereaksi dengan ion hidrogen akan dapat membentuk asam khlorida yang bersifat sangat korosif dan menyebabkan iritasi dan peradangan. Gas khlorin juga dapat mengalami proses oksidasi dan membebaskan oksigen seperti pada proses yang terjadi di bawah ini. Partikulat Debu (TSP) Pada umumnya ukuran partikulat debu sekitar 5 mikron merupakan partikulat udara yang dapat langsung masuk ke dalam paruparu dan mengendap di alveoli. Keadaan ini bukan berarti bahwa ukuran partikulat yang lebih besar dari 5 mikron tidak berbahaya, karena partikulat yang lebih besar dapat mengganggu saluran pernafasan bagian atas dan menyebabkan iritasi.

2.4

Dampak Polusi Udara

1. Dampak Bagi Kesehatan Substansi pencemar yang terdapat di udara dapat masuk ke dalam tubuh melalui sistem pernapasan. Jauhnya penetrasi zat pencemar ke dalam tubuh bergantung kepada jenis pencemar. Partikulat berukuran besar dapat tertahan di saluran pernapasan bagian atas, sedangkan partikulat berukuran kecil dan gas dapat mencapai paru-paru. Dari paru-paru, zat pencemar diserap oleh sistem peredaran darah dan menyebar ke seluruh tubuh. Dampak kesehatan yang paling umum dijumpai adalah saluran pernapasan akut), termasuk di antaranya, asma, ISPA (infeksi bronkitis, dan

gangguan pernapasan lainnya. Beberapa zat pencemar dikategorikan sebagai toksik dan karsinogenik.Memperkirakan dampak pencemaran udara di Jakarta yang berkaitan dengan kematian prematur, perawatan rumah sakit,

berkurangnya hari kerja efektif, dan ISPA pada tahun 1998 senilai dengan 1,8 trilyun rupiah dan akan meningkat menjadi 4,3 trilyun rupiah di tahun 2015. 2. Dampak terhadap tanaman Tanaman yang tumbuh di daerah dengan tingkat pencemaran udara tinggi dapat terganggu pertumbuhannya dan rawan penyakit, antara lain klorosis, nekrosis, dan bintik hitam. Partikulat yang terdeposisi di permukaan tanaman dapat menghambat proses fotosintesis.

Polusi Udara yang diakibatkan oleh pabrik & industry 3. Dapat Menimbulkan Hujan asam pH biasa air hujan adalah 5,6 karena adanya CO2 di atmosfer. Pencemar udara seperti: SO2 dan NO2 bereaksi dengan air hujan membentuk asam dan menurunkan pH air hujan. Dampak dari hujan asam ini antara lain: Mempengaruhi kualitas air permukaan. Merusak tanaman. Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga mempengaruhi kualitas air tanah dan air permukaan. Bersifat korosif sehingga merusak material dan bangunan.

4. Dapat Menimbulkan Efek Rumah Kaca Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan CO2, CFC, metana, ozon, dan N2O di lapisan troposfer yang menyerap radiasi panas matahari yang dipantulkan oleh permukaan bumi. Akibatnya panas terperangkap dalam lapisan troposfer dan menimbulkan fenomena pemanasan global. Dampak dari pemanasan global adalah: Pencairan es di kutub Perubahan iklim regional dan global Perubahan siklus hidup flora dan fauna

Alur terjadinya efek rumah kaca

10

5. Dapat Merusakan Lapisan Ozon Lapisan ozon yang berada di stratosfer (ketinggian 20-35 km) merupakan pelindung alami bumi yang berfungsi memfilter radiasi ultraviolet B dari matahari. Pembentukan dan penguraian molekul-molekul ozon (O3) terjadi secara alami di stratosfer. Emisi CFC yang mencapai stratosfer dan bersifat sangat stabil menyebabkan laju penguraian molekul-molekul ozon lebih cepat dari pembentukannya, sehingga terbentuk lubang-lubang pada lapisan ozon.

11

2.5

Upaya Pengurangan Polusi Udara Berikut di bawah ini merupakan sebgian upaya yang dapat dilakukan oleh

masyarakat global utuk mengurangi polusi udara yang terjadi di ingkungab kita, antara lain: 1. Mengurangi jumlah mobil lalu lalang. Misalnya dengan jalan kaki, naik sepeda, kendaraan umum, atau naik satu kendaraan pribadi bersama temanteman (car pooling). 2. Selalu merawat mobil dengan seksama agar tidak boros bahan bakar dan asapnya tidak mengotori udara. 3. 4. Meminimalkan pemakaian AC. Pilihlah AC non-CFC dan hemat energi. Mematuhi batas kecepatan dan jangan membawa beban terlalu berat di mobil agar pemakaian bensin lebih efektif. 5. 6. 7. 8. Meminimalkan penggunaan bahan kimia. Membeli bensin yang bebas timbal (unleaded fuel). Memilih produk yang ramah lingkungan. Misalnya parfum non-CFC. Memakai plastik berulang kali. Sampah plastik sulit diurai dan kalau dibakar Menimbulkan zat beracun. 9. Tidak merokok.

10. Memilah antara sampah basah dan sampah kering dan menyediakan tempat untuk keduanya. 11. Memelihara tanaman kota 12. Larangan pemakaian insektisida berbahaya 13. Memfotokopi secara bolak-balik atau memakai kertas yang sisinya masih kosong. Menghemat kertas berarti mengurangi penggundulan hutan. Bumi yang hijau dapat menyerap polusi lingkungan lebih baik. 14. Menggunakan lampu dengan kapasitas yang tepat. 15. Bila kita menggunakan kamar kecil, jangan lupa mematikan air setelah kita pakai. Ingat, semakin banyak air terbuang percuma berarti kita turut memboroskan sumber daya alam.

12

16. Menghiasi rumah dan lingkungan dengan tanaman asli. 17. Kalau toilet menggunakan pengharum ruangan, pilih yang tidak

mengandung aerosol. 18. Jangan membuang sampah sembarangan, terutama di sungai, selokan dan laut. 19. Menggunakan lebih banyak barang-barang yang terbuat dari kaca/keramik, bukan plastik atau styrofoam. 20. Sebisa mungkin menghindari menggunakan barang/produk dengan

kemasan kecil (sachet) karena akan menambah jumlah sampah. 21. Membiasakan menggosok gigi dengan menggunakan gelas, bukan

menyalakan keran terus-menerus. Jangan sia-siakan air bersih. 22. Sebisa mungkin menggunakan lap atau sapu tangan untuk menggantikan tisu yang terbuat dari kertas. 23. Mengurangi belanja yang tidak perlu agar tidak menimbulkan sampah di kemudian hari.

13

Penanggulangan pencemaran udara berbentuk gas PENANGGULANGAN KETERANGAN Dalam proses adsorbsi dipergunakan bahan padat yang dapat menyerap polutan. Absorbsi Berbagai tipe adsorben yang dipergunakan antara lain karbon aktif dan silikat. Adsorben mempunyai daya kejenuhan sehingga selalu diperlukan pergantian, bersifat disposal (sekali pakai buang) atau dibersihkan kemudian dipakai kembali. Mempergunakan proses oksidasi panas untuk menghancurkan gas hidrokarbon Pembakaran yang terdapat didalam polutan. Hasil pembakaran berupa (CO2) dan (H2O). Alat pembakarannya adalah Burner dengan berbagai tipe dan temperaturnya adalah 1200o1400o F

BAHAN PENCEMAR Sulfur Dioksida (SO2) Hidrogen Suldfida (H2S) Nitrogen Oksida (N2O) Nitrogen Monoksida (NO) Nitrogen Dioksida (NO2) Amoniak (NH3) Karbondioksidak (CO2) Karbon Monoksida(CO)

Banyak dipergunakan pada emisi golongan Nitrogen dan golongan Belerang. Biasanya cara kerja ini merupakan kombinasi dengan cara-cara lain, hanya dalam pembersihan polutan udara dengan reaksi kimia yang dominan. Membersihkan Reaksi Kimia gas golongan nitrogen, caranya dengan diinjeksikan Amoniak (NH3) yang akan bereaksi kimia dengan Nox dan membentuk bahan padat yang mengendap. Untuk menjernihkan golongan belerang dipergunakan Copper Oksid atau kapur dicampur arang.

14

Penanggulangan pencemaran udara berbentuk partikel BAHAN PENCEMAR PENANG-GULANGAN KETERANGAN Mempergunakan cairan untuk memisahkan polutan, dalam keadaan alamiah (turun hujan) maka polutan partikel dapat turut dibawa bersama air hujan. Alat scrubbing ada berbagai jenis, yaitu berbentuk plat, masif, fibrous dan spray.

Debu - partikelTimah hitam (Pb)BenzenPartikel polutan bersifat biologis berupa :Bakteri, jamur, virus, telur cacing.

Membersihkan(Scrubbing) Menggunakan filterMempergunakan Kolektor MekanisProgram langit biruMenggalakkan penanaman Tumbuhan

Dengan filtrasi dimaksudkan menangkap polutan partikel pada permukaan flter. Filter yang digunakan berukuran sekecil mungkin. Dengan menggunakan tenaga gravitasi dan tenaga kinetis atau kombinasi untuk mengendapkan polutan partikel. Sebagai kolektor dipergunakan gaya sentripetal yang memakai silikon. Semakin besar partikel secepat mungkin proses pembersihan Program langit biru yang dikumandangkan oleh pemerintah Indonesia adalah mengurangi pencemaran udara, khususnya dari akibat transportasi. Ada 3 tindakan yang dilakukan terhadap pencemaran udara akibat transportasi yaitu mengganti bahan bakar, mengubah mesin kendaraan, memasang alat-alat pembersih polutan pada kendaraan. Mempertahankan paruparu kota dengan memperluas pertamanan dan penanaman berbagai jenis tumbuh-tumbuhan sebagai penangkal pencemaran udara.

15

III 3.1

Metodologi Observasi Alat dan bahan Bahan dan alat yang digunakan dalam observasi lingkungan adalah Komputer untuk

membuat dan mengelola data, modem/internet untuk mencari sumber-sumber lain. Alat trasportasi untuk meninjau kawasan observasi lingkungan.

3.2

Waktu dan tempat Observasi lingkukan dilaksanakan pada hari Selasa, 13 Desember 2011. Adapun tempat

observasi dilaksanakan di Bandung, dan kami pergi mengunjungi BPLH Bandung, sebagai salah satu metode observasi lingkungan.

3.3

Metode Metode yang kami gunakan untuk observasi, salah-satunya adalah mengunjungi

tempat BPLH (Badan Pengelolahan Lingkungan Hidup), tempat dimana masalah-masalah di kota Bandung akan didata. Selain itu, dilakukan juga metode lain seperti mencari sumbersumber dari internet dan juga menanyakan kepada orang-orang sekitar.

16

VI.

Hasil Dan Pembahasan Sumber pencemar udara yang paling dominan berasal dari asap kendaraan bermotor,

industri, pembakaran sampah dan aktifitas domestik. Pengamatan dan perkiraan beban emisi di kotaBandung menunjukan aktifitas kendaraan bermotor memberikan kontribusi terbesar terhadap pencemaran udara (Soedomo et al., 1992). Mengutip data dari Polwiltabes Bandung, jumlah kendaran dari luar kota yang masuk ke kota Bandung, sejak Kamis hingga Sabtu (long weekend), rata-rata mencapai 60 ribu kendaraan setiap harinya. Belum lagi kendaraan milik warga kota Bandung, yang jumlahnya bisa dua kali lipat. Pada 2006 lalu, jumlah kendaraan yang masuk ke Kota Bandung mencapai 45 juta kendaraan kecil dan 4,9 juta kendaraan besar. Hingga Mei ini baru 40 persen kendaraan yang masuk Ke Kota Bandung dari jumlah total kendaraan tahun lalu. (Sumber : Gatra, Mei 2007) Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Djuangsih (1984) dan Haryanto (1993) dan dikutip oleh Haryanto (2003), 30-46% supir angkutan kota dan polisi lalulintas dan 50% dari pedagang asongan dan kaki lima di kota Bandung mempunyai kadar Pb darah > 40 g/dL. Pengukuran kadar Pb di dalam darah dengan jumlah sampel yang lebih terbatas yang barubaru saja dilakukan oleh ITB (Lestari, 2004) menunjukan bahwa 7 dari 10 anak sekolah yang diambil contoh darahnya mempunyai kadar Pb lebih besar dari 10 g/dL. (Sumber:BPLHD Jawa Barat). Pencemar udara dapat menyebabkan dampak buruk terhadap kesehatan, terutama penyakit yang berkaitan dengan saluran pernafasan. Selain itu pencemar debu yang berasal dari gas buang kendaraan bermotor dan industri dapat mengandung logam-logam berbahaya seperti timah hitam (timbal). Timbal adalah pencemar yang diemisikan dari kendaraan bermotor dalam bentuk partikel halus yang dapat terisap ke dalam saluran pernafasan dan akhirnya terakumulasi di dalam jaringan tubuh seperti tulang, lemak dan darah.Konsentrasi Pb di dalam darah sebesar 10 g/dL pada wanita hamil dapat menyebabkan kerusakan janin, aborsi dan kematian neonatal. Pada anak-anak menyebabkan penurunan IQ, hambatan pertumbuhan dan gangguan pendengaran. Pada orang dewasa konsentrasi di atas 40 g/dL menyebabkan peningkatan hipertensi dan gangguan jantung, kerusakan ginjal, gangguan sistem syaraf dan kekebalan tubuh serta kanker. (Sumber : BPLHD Jawa Barat)

17

Melihat kondisi yang sudah sedemikian mengkhawatirkan, perlu segera ada upaya dari pemerintah Kota Bandung melakukan penanganan yang terintegrasi dan komprehensip. Pembenahan sistem manajemen transportasi, infra struktur jalan,serta perluasan Ruang Terbuka Hijau atau hutan kota menjadi sesuatu yang mutlak untuk di prioritaskan dalam pembangunan. Hal yang penting lagi, adalah meninjau kembali konsep atau

model pembangunan yang kapitalistik dan merubahnya dengan model pembangunan yang pro rakyat dan pro lingkungan. Kota Bandung yang memiliki fungsi strategis, Idealnya hal tersebut harus ditunjang dengan sarana prasarana yang memadai untuk bisa menghasilkan output yang seimbang dengan dampak negatif yang sekecil mungkin. Kota yang sehat, akan melahirkan sumberdaya manusia yang berkualitas. Sedangkan di bawah ini merupakan sebagain kecil usaha pemerintah untuk mendukung pengurangan polusi udara: 1. Pengujian emisi gas buang secara berkala dari setiap kendaraan yang ada di kota besar. Kendaraan yang tidak lolos uji emisi harus masuk bengkel untuk diperbaiki sehingga memenuhi standar emisi yang berlaku. 2. Pemberi insentif bagi kendaraan bermotor yang memakai bahan bakar gas: Keringanan pajak kendaraan bermotor yang menggunakan bahan bakar gas berupa PBBKB (Pajak Bahan Bakar Kendaran Bermotor). Ref. PERPU. No.21 tahun 1997. Pemberian keringanan pajak untuk bea-impor conversion kit, sehingga harga jualnya dapat ditekan dan terjangkau oleh masyarakat. Peraturan pemerintah yang mewajibkan kepada Agen Tunggal Pemegang Merk (ATPM) untuk memasang Catalytic Converter pada setiap kendaraan baru yang sudah diproduksi. 3. Pembuatan Bahan Bakar Nabati (BBN). Kebijakan pemerintah untuk percepatan pembuatan BBN antara lain: Peraturan Pemerintah (PP) No.5 tahun 2006 tentang kebijakan energi nasional. Instruksi Presiden (Inpres) No.1 tahun 2006 tentang penyediaan dan pemanfaatan BBN. Keputusan Presiden (Keppres) No.10 tahun 2006 tentang Tim Nasional pengembangan BBN untuk percepatan pengurangan kemiskinan dan pengangguran.

18

Solusi BBN untuk transportasi adalah sebagai pengganti/subtitusi solar atau bensin. Untuk solar digunakan bio-diesel, sedangkan untuk bensin digunakan bio-ethanol. Biodiesel merupakan bentuk ester dari minyak nabati (sawit, minyak kelapa, jarak pagar,dll). Sedangkan bio-ethanol merupakan anhydrous alkohol berasal dari fermentasi tetes/nira tebu, singkong, jagung atau sagu.

Alur pembuatan bio-diesel Blending 10% (B10) adalah bahan bakar dengan komposisi 10% minyak nabati dan 90% minyak solar. B10 jauh lebih ramah lingkungan dan memiliki nilai cetane lebih tinggi. Angka cetane B10 sekitar 64 sehingga membuat tarikan/kinerja mesin kendaraan jauh lebih tinggi dibandingkan solar biasa. Sementara nilai opasitas (kadar asap) turun antara 10-20 persen. Penurunan juga terjadi pada kandungan sulfur pada biodiesel hasil pencampuran tersebut.

Perbandingan Bio-diesel dengan minyak diesel (BBM)

19

V. 3.1

Kesimpulan Kesimpulan Sebegitu banyak permsalahan yang dihadapi makhluk hidup. Tapi hanya ada satu

permasalahan yang sangat berbahaya bagi kehidupan yakni polusi. Polusi merupakan penyebaran zat zat yang berbahaya dan mengotori udara, air atau tanah . Salah satu contoh yang mengotori udara adalah karbon dioksida (CO2), Karbon monoksida (CO) dan Clorofluorocarbon (CFC) yang sangat berbahaya dari polutan polutan lainnya. Dari ketiga polutan tersebut ada satu yang paling parah dampaknya yakni karbon monoksida. Polutan ini merupakan hasil pembakaran yang tidak sempurna yang jika diserap akan lebih reaktif diikat oleh hemoglobin sehingga seseorang akan kekurangan oksigen dan menyebabkan kematian. Oleh karena itu, kita harus peduli pada lingkungan dengan cara mengikuti peraturan peraturan lingkungan dan etika lingkungan

3.2

Saran Pencemaran udara di kota kota besar semakin marak apalagi dijalanan asap asap

kendaraan kian berterbangan. Bukan dijalanan saja tetapi dekat pabrik pabrik yang engakibatkan polusi udara semakin menyabar. Adapun solusi yang harus kita lakukan demi mengurangi polusi ini adalah sebagai berikut: a. Memilih lokasi industri di tempat yang jauh dari permukaan pada lahan yang tidak produktif. b. Melengkapi cerobong asap pabrik dengan alat penyaring udara serta mempertinggi cerobong tersebut. c. d. e. Menanami hutan hutan gundul dengan tumbuhan tumbuhan pelindung. Merawat mesin mesin kendaraan. Merawat benda benda yang mudah berkarat seperti besi, baja dan lain lain

20

Daftar Pustaka BPLH (Badan Pengelolahan Lingkungan Hidup) Bandung http://www.sehatgroup.web.id/?p=423 http://www.ftsl.itb.ac.id/kk/air_waste/wp-content/uploads/2010/10/PI-Zahra-Eldewisa.pdf http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-9758-Chapter1.pdf http://organisasi.org/pencemaran_udara_pada_lingkungan_hidup_sekitar_kita_gas_beracun_co_ co2_no_no2_so_dan_so2_yang_merusak_kesehatan_manusia http://www.scribd.com/doc/32902408/polusi-udara http://wahyu09industri.blog.mercubuana.ac.id/files/2011/01/Polusi-Udara.pdf http://hasbisy.blogdetik.com/category/bumi/ http://www.scribd.com/doc/31539519/Makalah-Sanitasi-Lingkungan http://hasbisy.blogdetik.com/category/bumi/ http://www.berpolitik.com/static/myposting/2008/02/myposting_10506.html

21

Anda mungkin juga menyukai