TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Udara
1 2 3 4
1 Nitrogen 78.08 780.800
2 Oksigen 20.95 209.500
3 Argon 0.93 9.300
4 Karbon Dioksida 0.03 300
5 Karbon Monoksida 0.02 200
(sumber : Stoker dan Seager, 1972)
Udara di alam tidak pernah ditemukan bersih tanpa polutan sama sekali.
Beberapa gas seperti sulfur dioksida (SO 2), hidrogen sulfida (H2S), dan karbon
monoksida (CO) selalu dibebaskan ke udara sebagai produk sampingan dari
proses-proses alami seperti aktivitas vulkanik, pembusukan sampah tanaman,
kebakaran hutan, dan sebagainya. Selain itu, partikel-partikel padatan atau cairan
berukuran kecil dapat tersebar di udara oleh angin, letusan vulkanik atau
gangguan alam lainnya. Selain disebabkan polutan alami tersebut, polusi udara
juga dapat disebabkan oleh aktivitas manusia (Ramadhani, 2015).
Udara bersih adalah udara yang kita butuhkan untuk bernafas agar
menyehatkan dan tidak membawa partikel-partikel berbahaya untuk
kesehatan.udara bersih mengandung beberapa macam gas dengan komposisi yan
normal. Contohnya gas oksigen merupakan esensial bagi kehidupan makhluk
hidup, termasuk manusia. Namun, akibat aktivitas manusia yang tidak ramah
lingkungan udara sering kali menurun kualitasnya. Perubahan ini dapat berupa
sifat fisik maupun kimiawi. Perubahan kimiawi dapat berupa pengurangan
maupun penambahan salah satu komponen kimia yang terkandung dara Kondisi
seperti itu lazim disebut dengan pencemaran udara, Udara sebagai sumber daya
alam yang mempengaruhi kehidupan manusia serta makhluk hidup lainnya harus
dijaga dan dipelihara kelestarian fungsinya untuk pemeliharaan kesehatan dan
kesejahteraan mamasia serta perlindungan bagi makhluk hidup lainnya. Agar
udara dapat bermanfaat sebesar-besarya bagi pelestarian fungsi lingkungan hidup,
maka udara perlu dipelihara, dijaga dan dijaga mutunya melalui pengendalian
pencemaran udara (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun
1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara)
3. Zat Biologis
Zat pencemar udara ketiga adalah zat biologis,zat biologis seperti bakteri
dan virus yang dapat menyebarkan berbagai penyakit pada manusia. Akibat dari
masalah-masalah lingkungan hidup yang saat ini semakin parah berpengaruh
terhadap manusia harus dibayar dengan biaya yang tinggi, sebagai contoh menurut
laporan Bank Dunia, pada tahun 1990 biaya kesehatan yang harus dibayar oleh
penduduk Jakarta sebagai akibat dari polusi udara adalah sebesar 500 juta dolar
Amerika Serikat.
1 2 3 4
1 baik 0-50 Tingkat kualits udara yang tidak
memberikan efek bagi kesehatan
manusia atau hewan dan tidak
berpengaruh pada tumbuhan,
bangunan, atau nilai estetika
1 2 3 4
4 Sangat tidak sehat 200-299 Tingkat kualitas udara yang dapat
merugikan kesehatan pada sejumlah
segment populasi yang terpapar.
1 2 3
1 Partikulat (PM10) 24 jam (periode pengukuran rata-rata)
2 Sulfur dioksida (SO2) 24 Jam (periode pengukuran rata-rata)
Kira-kira 90% dari emisi NOx adalah disebabkan proses thermal NOx, dan
tercatat bahwa dengan penggunaan HFO (Heavy Fuel Oil), bahan bakar yang
biasa digunakan di kapal, menyumbangkan emisi NOx sebesar 20-30%. Nitrogen
oksida yang ada di udara yang dihirup oleh manusia dapat menyebabkan
kerusakan paru-paru. Setelah bereaksi dengan atmosfir zat ini membentuk
partikel-partikel nitrat yang amat halus yang dapat menembus bagian terdalam
paru-paru. Selain itu zat oksida ini jika bereaksi dengan asap bensin yang tidak
terbakar dengan sempurna dan zat hidrokarbon lain akan membentuk ozon rendah
atau kabut berawan coklat kemerahan yang menyelimuti sebagian besar kota di
dunia.
3. Timbal (pb)
Pb sebagai gas buang kendaraan bermotor dapat membahayakan kesehatan
dan merusak lingkungan. Pb yang terhirup oleh manusia setiap hari akan diserap,
disimpan dan kemudian ditabung da dalam darah. Bentuk Kimia Pb merupakan
faktor penting yang mempengaruhi sifat - sifat Pb di dalam tubuh. Komponen Pb
organik m isalnya tetraethil Pb segara dapat terabsorbsi oleh tubuh melalui kulit
dan membran mukosa. Pb organik diabsorbsi terutama melalui saluran pencernaan
dan pernafasan dan merupakan sumber Pb utama di dalam tubuh.
Tidak semua Pb yang terisap atau tertelan ke dalam tubuh akan tertinggal di
dalam tubuh. Kira- kira 5- 10 % dari jumlah yang tertelan akan diabsorbsi melalui
saluran pencernaan, dan kira- kira 30 % dari jumlah yang terisap melalui hidung
akan diabsorbsi melalui saluran pernafasan akan tinggal di dalam tubuh karena
dipengaruhi oleh ukuran partikel- partikelnya. Di dalam tubuh Pb dapat
menyebabkan keracunan akut maupun keracunan kronik. Jumlah Pb minimal di
dalam darah yang dapat menyebabkan keracunan berkisar antara 60- 100 mikro
gram per 100 ml darah. Pada keracunan akut biasanya terjadi karena masuknya
senyawa timbal yang larut dalam asam atau menghirup uap Pb tersebut. Gejala-
gejala yang timbul berupa mual, muntah, sakit perut hebat, kelainan fungsi otak,
anemi berat, kerusakan ginjal bahkan kematian dapat terjadi dalam 1- 2 hari.
Kelainan fungsi otak terjadi karena Pb ini secara kompetitif menggantikan
mineral- mineral utama seperti seng, tembaga, dan besi dalam mengatur fungsi
mental kita.
Keracunan timbal kronik menimbulkan gejala seperti depresi, sakit kepala,
sulit berkonsentrasi, gelisah, daya ingat me nurun, sulit tidur, halusinasi dan
kelemahan otot. Susunan saraf pusat merupakan organ sasaran utama timbal.
Menurut penelitian dr M. Erikson menunjukkan bahwa wanita hamil yang
memiliki kadar timbal tinggi dalam darahnya ternyata 90 % dari simpanan timbal
pada tubuhnya dialirkan kepada si janin melalui plasenta, dimana keracunan pada
janin mempengaruhi intelektual dan tingkah laku si anak di kemudian hari.
4. Hidrokarbon (HC)
Emisi Hidrokarbon (HC) terbentuk dari bermacam-macam mesin yang
merupakan sumber pencemar. Penyebabnya adalah karena tidak terbakarnya
bahan bakar secara sempurna dan tidak terbakarnya minyak pelumas silinder.
Emisi HC pada bahan bakar HFO yang biasa digunakan pada mesin-mesin diesel
besar akan lebih sedikit jika dibandingkan dengan mesin diesel yang berbahan
bakar Diesel Oil (DO). Emisi HC ini berbentuk gas methan (CH4). Jenis emisi ini
dapat menyebabkan leukemia dan kanker.
5. materi partikulat
Partikel debu dalam emisi gas buang terdiri dari bermacam-macam
komponen. Bukan hanya berbentuk padatan tapi juga berbentuk cairan yang
mengendap dalam partikel debu. Pada proses pembakaran debu terbentuk dari
pemecahan unsur hidrokarbon dan setelah proses oksidasi. Dalam debu tersebut
terkandung debu sendiri dan beberapa kandungan metal oksida. Dalam kelanjutan
proses ekspansi di atmosfir, kandungan metal dan debu tersebut membentuk
partikulat. Beberapa unsur kandungan partikulat adalah karbon, SOF (Soluble
Organic Fraction), debu, SO4, dan H2O.
Sebagian benda partikulat keluar dari cerobong pabrik sebagai asap hitam
tebal, tetapi yang paling berbahaya adalah butiran-butiran halus sehingga dapat
menembus bagian terdalam paru-paru. Diketahui juga bahwa di beberapa kota
besar di dunia perubahan menjadi partikel sulfat di atmosfir banyak disebabkan
karena proses oksida oleh molekul sulfur.
CO HC Nox PM CO HC Nox PM
(Km/jam)
(ppm) (PPb) (PPb) (g/m3) (ppm) (PPb) (PPb) (g/m3)
5,00 20,53 15,46 3,51 2,21 4,05 15,01 2,15 2,94
Keterangan :
V = Kecepatan rata-rata (m/s)
L = Panjang ruas jalan (m)
Tr = Waktu perjalanan rata-rata kendaraaan melewati arus (s)
QHV QLV
Kadar Polutan = (( x Fej x Fek ) + ( x Fej x Fek)) ... Pers (2.2)
1.000 1.000
Keterangan :
QHV = Volume arus lalu lintas kendaraan berat (kendaraan/jam)
QLV = Volume arus lalu lintas kendaraan ringan (kendaraan/jam)
Fej = Faktor koreksi polutan oleh jarak (µg/Nm3)
Fek = Faktor koreksi polutan oleh kecepatan (µg/Nm3)
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
c) Multi Counter
Multi counter digunakan sebagai alat untuk mempermudah dalam
menghitung jumlah kendaraan yang lewat.
Gambar 3.4 Multi Counter
(Sumber : Kelompok 1, 2023)
3.2.2 Bahan
Adapun bahan dalam praktikum uji kualitas udara adalah sebagai berikut :
a) Motor
Yang termasuk dalam kelompok kendaraan ini adalah motor.
b) Kendaraan Ringan
Yang termasuk dalam kelompok ini yaitu kendaraan beroda 4 (empat)
dengan kapasitas kecil seperti kendaraan pribadi.
Gambar 3.6 Kendaraan Ringan
(Sumber : Kelompok 3, 2023)
c) Kendaraan Berat
Kendaraan jenis ini adalah kendaraan dengan jumlah roda ban lebih dari 4.
Yang termasuk dalam kelompok ini yaitu kendaraan dengan kapasitas berat
seperti truk, bus, dan lain-lain.
c) Survey Kecepatan
Pengambilan data kecepatan dilakukan dengan metode kecepatan setempat. Pada
lokasi praktikum, ditetapkan suatu jarak kasar tertentu misalnya 50 meter.