Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KIMIA LINGKUNGAN

PENCEMARAN UDARA OLEH POLUTAN ORGANIK

Oleh :
Kelompok VI

PRISCILLIA ARDHITA MARTSHA (082011533073)


ALVIRA RAHMA FEBRIANA (082011533074)
BERLIANI AFIDATUZ SHOLIKHA (082011533075)
RIKI HARYANTO (082011533082)
VINKA ADITYA HENDAYANI (082011533083)
ALIFIA AZZAHRA (082011533084)

PROGRAM STUDI KIMIA


DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat,
rahmat, taufik dan hidayah-Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
Pencemaran Udara oleh Polutan Organik ini dengan baik.
Sesuai dengan materi pembelajaran mahasiswa. Mahasiswa dituntut untuk mengetahui
dan memahami segala sesuatu yang berhubungan dengan Pencemaran Lingkungan salah satunya
mengenai Pencemaran Udara. Maka dari itu, kami membuat makalah ini agar mahasiswa lebih
mengetahui tentang Pencemaran Udara.
Kami sebagai manusia menyadari bahwa masih ada kelemahan dan kekurangan dalam
penyusunan tugas makalah ini dan untuk menyempurnakannya kami sangat mengharapkan kritik
dan saran dari teman-teman maupun dosen pembimbing.
Atas perhatiannya kami ucapkan terimah kasih.

Surabaya, 23 September 2022

2
DAFTAR ISI

COVER JUDUL ........................................................................................................................................... 1


KATA PENGANTAR .................................................................................................................................. 2
DAFTAR ISI.................................................................................................. Error! Bookmark not defined.
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 4
1.1 LATAR BELAKANG .................................................................................................................. 4
1.2 RUMUSAN MASALAH .............................................................................................................. 5
1.3 TUJUAN ....................................................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................................................. 6
2.1 Definisi Pencemaran Udara .......................................................................................................... 6
2.2 Zat Pencemar Hidrokarbon di Atmosfer ....................................................................................... 6
2.3 Reaksi Hidrokarbon dan Pengaruhnya di Atmosfer...................................................................... 7
2.4 Kontrol Terhadap Hidrokarbon dan Oksidan Fotokimia .............................................................. 8
2.5 Contoh Pencemaran Udara oleh Polutan Organik ........................................................................ 9
BAB III PENUTUP .................................................................................................................................... 11
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 12

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Perwujudan kualitas lingkungan yang sehat merupakan bagian pokok di bidang
kesehatan. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam kehidupan perlu
dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya sehingga dapat memberikan daya dukungan bagi
mahluk hidup untuk hidup secara optimal. Namun, saat ini kualitas udara sangat
memprihatinkan akibat pencemaran udara.
Pencemaran udara dewasa ini semakin menampakkan kondisi yang sangat
memprihatinkan. Sumber pencemaran udara dapat berasal dari berbagai kegiatan antara
lain industri, transportasi, perkantoran, dan perumahan. Berbagai kegiatan tersebut
merupakan kontribusi terbesar dari pencemar udara yang dibuang ke udara bebas. Sumber
pencemaran udara juga dapat disebabkan oleh berbagai kegiatan alam, seperti kebakaran
hutan, gunung meletus, gas alam beracun, dll. Dampak dari pencemaran udara tersebut
adalah menyebabkan penurunan kualitas udara, yang berdampak negatif terhadap
kesehatan manusia.
Pencemaran udara merupakan masalah yang memerlukan perhatian khusus,
khususnya untuk daerah-daerah kota besar. Pencemaran udara yang ada dapat berasal dari
asap kendaraan bermotor, asap pabrik ataupun partikel-partikel yang lain. Saat ini mulai
dilakukan upaya pemantauan pencemaran udara. Dari hasil pemantauan tersebut diketahui
ada beberapa parameter yang cukup memprihatinkan, diantaranya: debu (partikulat),
Sulfur Dioksida (SO2), Oksida nitrogen (NOx), Carbon dioksida (CO) dan hidrokarbon

(HC). Pencemar lainnya adalah timbal (Pb) yang dikandung dalam bensin (Premium).
Keberadaan timbal (Pb) di udara dapat membahayakan bagi kesehatan manusia.
Pencemaran udara akan terus berlangsung sejalan dengan laju pertumbuhan
ekonomi. Dengan semakin berkembangnya kehidupan ekonomi, masyarakat akan semakin
banyak menggunakan bahan-bahan berteknologi tinggi yang dapat menimbulkan
pencemaran udara seperti motor dan mobil. Hal ini memberikan kontribusi besar dalam

4
menurunkan kwalitas udara yang dapat mengganggu kenyamanan, kesehatan dan bahkan
keseimbangan iklim global.
Kualitas udara sangat dipengaruhi oleh besar dan jenis sumber pencemar yang ada
seperti dari kegiatan industri, kegiatan transportasi dan lain-lain. Masing-masing sumber
pencemar yang berbeda-beda baik jumlah, jenis, dan pengaruhnya bagi kehidupan.
Pencemar udara yang terjadi sangat ditentukan oleh kualitas bahan bakar yang digunakan,
teknologi serta pengawasan yang dilakukan.
Hasil penelitian Bapedal (1992) di beberapa kota besar (Jakarta, Bandung,
Semarang, Surabaya) menunjukkan bahwa kendaraan bermotor merupakan sumber utama
pencemaran udara. Hal ini dapat dilihat dari persentase cemaran CO sebesar 98,8%, NOx

sebesar 73,4% dan HC sebesar 88,9%, Pb sebesar 100% yang semuanya berasal dari hasil
pembakaran kendaraan bermotor. Untuk mengantisipasi hal ini, pemerintah mengeluarkan
kebijakan melalui Kepmen LH no 35 tahun 1993 tentang Baku Mutu Emisi kendaraan
bermotor. Pemerintah Daerah juga merespon situasi ini seperti contoh keluarnya SK
Gubernur DKI Jakarta no 1041 tahun 2000 dengan batasan yang lebih rendah.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang permasalahan didapatkan suatu perumusan masalah, yaitu:
1. Apakah pengertian dari pencemaran udara?
2. Bagaimana zat pencemar hidrokarbon di atmosfer terbentuk?
3. Bagaimana reaksi hidrokarbon dan pengaruhnya di atmosfer?
4. Bagaimana kontrol terhadap hidrokarbon dan oksidan fotokimia?
5. Apa saja contoh-contoh pencemaran udara oleh polutan organik?
1.3 TUJUAN
Adapun tujuan penulisan dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian dari pencemaran udara
2. Untuk mengetahui bagaimana zat pencemar hidrokarbon di atmosfer terbentuk
3. Untuk mengetahui bagaiman reaksi hidrokarbon dan pengaruhnya di atmosfer
4. Untuk mengetahui bagaimana kontrol terhadap hidrokarbon dan oksidan fotokimia
5. Untuk mengetahui contoh-contoh pencemaran udara oleh polutan organic

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Pencemaran Udara


Pencemaran udara adalah peristiwa masuknya atau tercampurnya unsur-unsur bahaya ke
dalam lapisan udara yang dapat mengakibatkan menurunnya kualitas udara di lingkungan.
Menurut Chambers, pencemaran udara merupakan bertambahnya bahan atau substrat fisik atau
kimia ke dalam lingkungan udara normal yang mencapai jumlah tertentu, sehingga dapat
dideteksi oleh manusia dan dapat memberikan efek pada manusia, vegetasi, binatang, dan
material. Sedangkan menurut Salim yang dikutip oleh Utami (2005) pencemaran udara
diartikan sebagai keadaan atmosfir, dimana satu atau lebih bahan-bahan polusi yang jumlah
dan konsentrasinya dapat membahayakan kesehatan makhluk hidup, merusak properti, dan
mengurangi kenyamanan di udara. Berdasarkan definisi dari ketiga pendapat tersebut dapat
disimpulkan bahwa pencemaran udara merupakan masuknya atau tercampurnya unsur-unsur
berbahaya ke dalam atmosfir yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan,
gangguan pada kesehatan makhluk hidup secara umum serta menurunkan kualitas lingkungan.
Pada umumnya, polutan yang mencemari udara berupa gas dan asap. gas dan asap tersebut
berasal dari hasil proses pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna, yang dihasilkan oleh
mesin-mesin pabrik, pembangkit listrik, dan kendaraan bermotor. selain itu, gas dan asap
tersebut merupakan hasil oksidasi dari berbagai unsur penyusun bahan bakar, yaitu: CO2
(karbondioksida), CO (karbon monoksida), SOx (belerang oksida), dan NOx (nitrogen oksida)
2.2 Zat Pencemar Hidrokarbon di Atmosfer
Adanya hidrokarbon di atmosfer. Terutama metana. Berasal dari sumber-sumber alami
terutama proses-proses biologi walaupun sejumlah kecil juga dapat berasal dari aktivitas
geotermal seperti sumber gas alam minyak bumi, api alam, dan sebagainya. Metana di atmosfer
bumi merupakan salah satu gas rumah kaca yang utama, dengan potensi pemanasan global 25
kali lebih besar daripada CO2 dalam periode 100 tahun]). Hal ini berarti, emisi metana lebih
mempunyai efek 25 kali lipat daripada emisi karbon dioksida dengan jumlah yang sama dalam
periode 100 tahun. Metana mempunyai efek yang besar dalam jangka waktu pendek (waktu
"hidup" 8,4 tahun di atmosfer), sedangkan karbon dioksida mempunyai efek kecil dalam
jangka waktu lama (lebih dari 100 tahun).

6
Konsentrasi metana di atmosfer sudah meningkat 150% dari tahun 1750 dan menyumbang
20% efek radiasi yang dihasilkan gas rumah kaca secara global. Biasanya, metana yang
dihasilkan dari tempat pembuangan akhir akan dibakar sehingga dihasilkan CO2 daripada
metana, karena gas ini lebih berbahaya untuk ozon. Belakangan ini, metana yang dihasilkan
dari penambangan batu bara telah berhasil digunakan untuk membangkitkan listrik.
2.3 Reaksi Hidrokarbon dan Pengaruhnya di Atmosfer
Wisnu (2004:54) Menyatakan “Hidrokarbon terbentuk dari campuran bahan bakar yang
tidak tercampur rata pada saat pembakaran, sehingga tidak bereaksi dengan oksigen, maka
Hidrokarbon ini akan ikut keluar dengan gas buangan hasil pembakaran dan menjadi bahan
pencemar udara”. Reaksi pembakaran hidrokarbon dibedakan menjadi dua yaitu pembakaran
yang sempurna dan pembakaran tidak sempurna. Reaksi pembakaran hidrokarbon yang tidak
sempurna akan menyebabkan terjadinya polusi udara.
Jenis-jenis pembakaran hidrokarbon:
a. Reaksi pembakaran sempurna senyawa hidrokarbon menghasilkan gas karbondioksida
(CO₂) dan uap air (H₂O).
Contohnya pembakaran sempurna propana (gas dalam LPG)
reaksi : C3H8(g) + 5O2(g)→3CO2(g) + 4H2O(g)
b. Reaksi pembakaran tidak sempurna
Proses pembakaran tidak sempurna menghasilkan gas karbon monoksida (CO) dan uap air
(H₂O), hal ini terjadi karena kurangnya oksigen.
Contohnya pembakaran tidak sempurna propana (gas dalam LPG)
reaksi : 2 C3H8(g) + 7O2(g)→2C(s) + 2CO(g) + 2CO2(g) + 8H2O(g)

Dampak pembakaran tidak sempurna senyawa hidrokarbon adalah timbulnya polutan gas
CO2 penyebab efek rumah kaca (global warming), gas CO dalam darah membentuk COHb
yang bersifat racun, partikulat karbon (C) dan timbal (Pb) dan gas SO2 menimbulkan hujan
asam yang bersifat korosif.
Hidrokarbon berada di udara dalam jumlah banyak dan tercampur dengan bahan pencemar
lain maka sifat toksinnya akan meningkat. Sifat toksin Hidrokarbon akan lebih tinggi kalau
berupa bahan pencemar gas, cairan dan padatan. Hal ini karena padatan Hidrokarbon (partikel)
dan Hidrokarbon cairan akan membentuk ikatan-ikatan baru dengan bahan pencemar lainnya.

7
Ikatan baru ini disebut sebagai Polycyclic Aromatic Hydrocarbon yang disingkat PAH. Pada
umumnya PAH merangsang terbentuknya sel-sel kanker apabila terhisap masuk ke paru-paru”.
Interaksi polutan NOx dan Hidrokarbon di udara dengan adanya energi radiasi matahari
akan menghasilkan polutan sekunder seperti O3, PAN, dll. Dengan reaksi :
NO₂+ hv (2≤ 430 nm) → NO+O
O+O₂ → O3
NO+O3 → NO2 + O2
HC + NOx + hv→ O3, PAN dll
2.4 Kontrol Terhadap Hidrokarbon dan Oksidan Fotokimia
Hidrokarbon merupakan komponen yang berperan dalam produksi fotokimia. Reaksi ini
melibatkan siklus fotolitik , polutan sekunder yang paling berbahaya yang dihasilkan oleh
reaksi hidrokarbon dalam siklus tersebut adalah ozon (O3 ) dan peroksiasetilnitrat, yaitu salah
satu komponen dari grup peroksiasilnitrat (PAN).
Oksidan Fotokimia merupakan komponen atmosfer yang diproduksi oleh proses fotokimia,
yaitu suatu proses kimia yang membutuhkan sinar,yang akan mengoksidasi komponen-
komponen yang dapat dioksidasi oleh gas oksigen. Senyawa yang terbentuk adalah polutan
sekunder yang diproduksi karena interaksi antara polutan primer dengan sinar. Hidrogen dan
oksidan fotokimia merupakan suatu komponen polutan udara yang berbeda akan tetapi ia
memiliki hubungan satu sama lain. Ozon merupakan salah satu senyawa yang paling dominan
dari oksidan fotokimia ini mencakup kira-kira 98% volume, jenis oksidan lainnya meliputi
prroxyacetyl nitrate (PAN).
Ozon bukan merupakan hidrokarbon, tetapi konsentrasi di atmosfer naik sebagai akibat
langsung dari reaksi hidrokarbon, sedangkan PAN merupakan turunan hidrokarbon. Walaupun
oksidan fotokimia lainnya juga diproduksi, tetapi jumlahnya sangat kecil disbanding dengan
oksidan fotokimia tersebut. (Fardiaz, 1992). Ozon dan PAN merupakan polutan sekunder,
oleh karena itu kontrol terhadap polutan tersebut tergantung terhadap prekursor primer yaitu
hidrokarbon dan nitrogen oksida. Ada beberapa Teknik yang digunakan untuk mengontrol
emisi hidrokarbon dari sumbernya, yaitu adsorbsi dan kondensasi.
Pada metode adsorbsi gas-gas buangan dilakukan pada bed yang terdiri dari adsorber
granular terbat dari karbon aktif. Uap hidrokarbon diadsorbsi pada permukaan karbon dan tetap
tinggal pada karbon tersebut sampai kemudian dihilangkan dengan cara melewatkan uap

8
melalui system tersebut. Uap dan hidrokarbon tersebut dikondensasi menjadi cairan dan
hidrokarbon dapat diperoleh Kembali untuk penggunaan selanjutnya.
Metode kondensasi dilakukan berdasarkan kenyataan bahwa pada suhu yang cukup rendah
gas hidrokarbon akan mengalami kondensasi menjadi cairan. Jadi gas-gas buangan dilakukan
melewati permukaan bersuhu rendah dan cairan hidrokarbon yang terkondensasi tetap
tertinggal dan dapat dikumpulkan.
Kontrol emisi hidrokarbon dari kendaraan bermotor lebih kompleks, karena bukan berasal
dari buangan hidrokarbon tetapi juga penguapan hidrokarbon. Kontrol tersebut terdiri dari
system kolektor yang mentranspor uap bahan bakar dari tangka bahan bakar dan karburator ke
suatu wadah berisi karbon aktif. Pada sistem ini uap yang terkumpul dapat dikembalikan ke
system induksi bahan bakar dan dibakar dalam mesin.
Adanya hidrokarbon di atmosfer, terutama metana, berasal dari sumber-sumber alami
terutama proses-proses biologi, walaupun sejumlah kecil juga dapat berasal dari aktivitas
geothermal seperti sumber gas alam dan minyak bumi.
2.5 Contoh Pencemaran Udara oleh Polutan Organik
1. Pembakaran; Semisal pembakaran sampah, pembakaran pada kegiatan rumah tangga,
kendaraan bermotor, dan kegiatan industri. Polutan yang dihasilkan antara lain asap, debu,
grit (pasir halus), dan gas (CO dan NO).
2. Proses peleburan; Semisal proses peleburan baja, pembuatan soda, semen, keramik, aspal.
Polutan yang dihasilkannya meliputi debu, uap, dan gas.
3. Pertambangan dan penggalian; Penambangan mineral yang diambil dari perut bumi
menimbulkan efek negatif dari hasil pengeboran dan pembuangannya. Polutan yang
dihasilkan terutama adalah debu.
4. Proses pengolahan dan pemanasan; Semisal proses pengolahan makanan, daging, ikan, dan
penyamakan. Polutan yang dihasilkan meliputi asap, debu, dan bau.
5. Pembuangan limbah; baik limbah industri maupun limbah rumah tangga. Polutannya
adalah gas H2S yang menimbulkan bau busuk.
6. Proses kimia; Semisal pada pemurnian minyak bumi, pengolahan mineral, dan pembuatan
keris. Polutan yang dihasilkan umumnya berupa debu, uap dan gas.
7. Proses pembangunan; Semisal pembangunan gedung-gedung, jalan dan kegiatan yang
semacamnya. Polutannya seperti asap dan debu.

9
8. Proses percobaan atom atau nuklir; Polutan yang dihasilkan terutama adalah gas dan debu
radioaktif.
9. Pembangkit listrik; pembangkit listrik yang menggunakan bahan bakar seperti batu bara,
gas, dan minyak. Polutan yang dihasilkan berupa gas seperti sulfur dioksida.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pencemaran Udara adalah peristiwa masuknya, atau tercampurnya, polutan (unsur-unsur
berbahaya) ke dalam lapisan udara (atmosfer) yang dapat mengakibatkan menurunnya kualitas
udara (lingkungan).
Sumber pencemaran dapat berasal dari gejala alam seperti letusan gunung, emisi industri
dan buangan gas dari kendaraan bermotor yang dapat mencemari udara. Hujan asam
menyebabkan menurunnya pH perairan dan mengendapnya zat asam di tanah, yang
menyebabkan kerusakan bagi tanaman.
Zat-zat yang berasal dari kegiatan industri maupun kendaraan separti Karbon monoksida
(CO), Nitrogen dioksida (NO2), Sulfur dioksida (SO2), Partikulat (asap atau jelaga),
Chlorofluorocarbon (CFC), Timbal (Pb), karbon dioksida (CO2)
Pencemaran udara tersebut akan mengakibatkan Hujan Asam, Penipisan Lapisan Ozon
Dan Pemanasan Global. Dan berdampak pada lingkungan, manusia, hewan dan tumbuhan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Dharmono. 2013. Bahan Ajar Ilmu Kealaman Dasar. Banjarmasin: Universitas Lambung
Mangkurat Press.
Luthfi, Achmad. 2004. Modul Kim 08. Pencemaran Lingkungan. Bagian Proyek Pengembangan
Kurikulum Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, Departemen Pendidikan Nasional.
Mukono. 2006. Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan Ed. 2. Airlangga University Press: Surabaya

12

Anda mungkin juga menyukai