Anda di halaman 1dari 21

PENCEMARAN UDARA SUATU INDUSTRI

Studi Kasus : Perencanaan Sistem Pengendali


Pencemaran Udara Pada Industri Gula P.G.
Djombang Baru, Jombang

Disusun oleh :

Mega Cahyani 153800031


M. Tubagus K. H. 153800058
Riska Dwi Herbiantini 153800012
Rosita Anggraeni Iflaha 153800021
Hrismalia Octavianindhita P. 173809004

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA
SURABAYA
2018
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Teknologi
Pengendalian Pencemaran Udaraini dengan baik dan tapat waktu.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
penyelesaian tugas ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
tugas ini.
Semoga tugas ini dapat memenuhi nilai kami dalam mata kuliah Teknologi
Pengendalian Pencemaran Udara. Sehingga kami dapat lulus dengan baik dari prodi teknik
Lingkungan ini.

Surabaya, Mei 2018

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………. 2
DAFTAR ISI……………………………………………………………...……….… 3
BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………………….. 4
1.1 Latar Belakang………………………………………………….…………..... 4
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………….….…………… 5
1.3 Tujuan……………………………………………………….…….…………. 6
1.4 Manfaat………………………………………………………….………....… 6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………………... 7
2.1 Udara…………………………………………………………….….....….….. 7
2.2 Pencemaran Udara……………………………….……….…...…. ………… 7
2.2.1 Jenis-jenis Pencemaran Udara……………………………….………. 8
2.2.2 Pencemaran Udara Oleh Asap Pabrik………………….…….……… 9
2.2.3 Dampak Asap Pabrik Bagi Masyarakat Sekitar…………….……….. 10
2.2.4 Zat Yang Terkandung Pada Asap…………………..……….…….… 10
2.2.5 Cara Menghindari Resiko Dari Asap Pabrik………..………...….…. 11
2.2.6 Penyakit Yang di Ttimbulkan Oleh Asap Pabrik…..……….....……. 11
2.3 Teknologi Spray Tower…………………………………………………… 12
2.3.1 Cara kerja Spray Tower…………………………………………….. 13
2.3.2 Kelebihan Spray Tower…………………………………………….. 15
2.3.3 Kelemahan Spray Tower…………………………………………… 15
2.3.4 Karakteristik Spray Tower………………………………………… 16
BAB 3 STUDI KASUS…..……………………………………………….….. 17
BAB 4 PEMBAHASAN…..……………………...………………………….... 19
BAB 5 PENUTUP………………………………………………………………. 20
5.1 Kesimpulan…..……………………...…………………………....….......... 20
5.2 Saran…..……………………...…………………………....….................... 20
DAFTAR PUSTAKA…..……………………...………….…………….......…...... 21

3
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pencemaran udara dapat diartikan sebagai hadirnya satu atau beberapa
kontaminan di dalam udara atmosfir, seperti antara lain oleh debu, busa, gas, kabut, bau-
bauan, asap atau uap dalam kuantitas yang banyak, dengan berbagai sifat maupun lama
berlangsungnya di udara tersebut, hingga dapat menimbulkan gangguan-gangguan
tehadap kehidupan manusia, tumbuhan, hewan maupun benda, atau tanpa alasan jelas
sudah dapat memepengaruhi kelestarian kehidupan organisme.
Sumber pencemaran udara disebabkan oleh berbagai macam zat kimia yang
berasal dari kegiatan kita sehari-hari seperti kegiatan transportasi, industri, pembangkit
listrik, pembakaran (perapian,kompor, furnace (tungku perapian), dengan berbagai bahan
bakar). Hal ini dapat berdampak langsung maupun tidak langsung yang semakin lama
semakin mengganggu kehidupan makhluk hidup dibumi seperti manusia, hewan dan
tumbuhan.
Sumber pencemaran udara juga dapat disebabkan oleh berbagai kegiatan alam,
seperti kebakaran hutan, gunung meletus, gas alam beracun, dll. Dampak dari
pencemaran udara tersebut adalah menyebabkan penurunan kualitas udara, yang
berdampak negatif terhadap kesehatan manusia. Udara merupakan media lingkungan
yang merupakan kebutuhan dasar manusia perlu mendapatkan perhatian yang serius, hal
ini pula menjadi kebijakan Pembangunan Kesehatan Indonesia 2010 dimana program
pengendalian pencemaran udara merupakan salah satu dari sepuluh program unggulan.
Banyak faktor yang dapat menyebabkan pencemaran udara, diantaranya
pencemaran yang ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia atau
kombinasi keduanya. Salah satu pencemaran udara yaitu pencemaran yang diakibatkan
oleh limbah industri kimia (Anonim 2, 2011).
Pencemaran udara adalah suatu kondisi di mana kualitas udara menjadi rusak dan
terkontaminasi oleh zat-zat, baik yang tidak berbahaya maupun yang membahayakan
kesehatan tubuh manusia. Pencemaran udara biasanya terjadi di kota-kota besar dan juga
daerah padat industri yang menghasilkan gas-gas yang mengandung zat di atas batas
kewajaran.

4
Pada umumnya bahan pencemar udara adalah berupa gas-gas beracun (hampir
90%) dan partikel-partikel zat padat. Gas-gas beracun ini berasal dari pembakaran bahan
bakar kendaraan, dari industri dan dari rumah tangga. Selain gas-gas beracun di atas,
pembakaran bahan bakar kendaraan juga menghasilkan partikel-partikel karbon dan
timah hitam yang berterbangan mencemari udara.
Pertumbuhan pembangunan seperti industri, transportasi, dll disamping
memberikan dampak positif namun disisi lain akan memberikan dampak negative
dimana salah satunya berupa pencemaran udara dan kebisingan baik yang terjadi didalam
ruangan (indoor) maupun di luar ruangan (outdoor) .
Pencemaran udara adalah peristiwa pemasukan atau penambahan senyawa, bahan
atau energi ke dalam lingkungan udara akibat kegiatan alam dan manusia, sehingga
temperatur dan udara tidak sesuai lagi untuk tujuan pemanfaatan yang paling baik atau
nilai linggkungan udara itu menurun (Kristian, 2009).
Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan
manusia. Beberapa definisi gangguan fisik seperti polusi suara, panas, radiasi atau polusi
cahaya dianggap sebagai polusi udara. Sifat alami udara mengakibatkan dampak
pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global (Amalia,
2011).
Secara umum definisi udara tercemar adalah perbedaan komposisi udara aktual
dengan kondisi udara normal dimana komposisi udara aktual tidak mendukung
kehidupan manusia. Bahan atau zat pencemaran udara sendiri dapat berbentuk gas dan
partikel.
Rusaknya atau semakin sempitnya lahan hijau atau pepohonan di suatu daerah
juga dapat memperburuk kualitas udara di tempat tersebut. Semakin banyak kendaraan
bermotor dan alat-alat industri yang mengeluarkan gas yang mencemarkan lingkungan
akan semakin parah pula pencemaran udara yang terjadi. Untuk itu diperlukan peran
serta pemerintah, pengusaha dan masyarakat untuk dapat menyelesaikan permasalahan
pencemaran udara yang terjadi.

1.2 Rumusan Masalah


Apakah alat pengendali pencemaran udara yang sebaiknya digunakan pada Pabrik Gula
Djombang Baru guna menanggulangi pencemaran udara?

5
1.3 Tujuan
Menentukan desain Sistem Pengendali Pencemaran Udara (SPPU) pada Pabrik Gula
Djombang Baru dengan menitikberatkan pada alat pengendali pencemaran udara.

1.4 Manfaat
Untuk mengetahui manfaat dari masing-masing alat pengendali pencemaran udara agar
bisa digunakan secara maksimal pada Pabrik Gula Djombang Baru.

6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Udara
Udara merupakan komponen penting bagi kehidupan manusia. Udara terdiri dari
campuran beberapa macam gas yang perbandingannya tidak tetap. Komposisi campuran
gas tersebut tidak selalu konstan dan selalu berubah dari waktu ke waktu. Komponen
yang konsentrasinya paling bervariasi adalah air yang berupa uap air. Jumlah air yang
terdapat di udara bervariasi tergantung dari cuaca dan suhu. Udara dalam istilah
meteorologi disebut juga atmosfir yang berada di sekeliling bumi yang fungsinya sangat
penting bagi kehidupan di dunia ini. Atmosfir merupakan campuran gas-gas yang tidak
bereaksi satu dengan lainnya. Atmosfir terdiri dari selapis campuran gas-gas, sehingga
sering tidak tertangkap oleh indera manusia kecuali apabila berbentuk cairan berupa uap
air dan padatan berupa awan dan debu
Komposisi udara murni dalam atmosfer kering yang tidak tercemar terdiri dari 78%
Nitrogen (780.900 ppm), 21 % Oksigen (209.500 ppm), 1% uap air, Karbondioksida
(0,032%) dan sisanya gas – gas lain seperti CO (0,1ppm), Helium (5,2ppm),
Neon(18ppm), Metana (1,5ppm), dll (Muhammadah, 2012). Menurut Peraturan
Pemerintah no. 41 tahun 1999 mengenai baku mutu udara ambien ditampilkan dalam
tabel di bawah ini.
Tabel 1. Baku Mutu Udara Ambien
Parameter Baku Mutu (ug/N) Waktu Pengukuran (Jam)
SO2 900 1
CO 30.000 1
NO2 400 1
O3 235 1
HC 160 3
PM10 150 24

2.2 Pencemaran Udara


Pengertian pencemaran udara berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tahun 1997
pasal 1 ayat 12 mengenai Pencemaran Lingkungan yaitu pencemaran yang disebabkan
oleh aktivitas manusia seperti pencemaran yang berasal dari pabrik, kendaraan bermotor,

7
pembakaran sampah, sisa pertanian, dan peristiwa alam seperti kebakaran hutan, letusan
gunung api yang mengeluarkan debu, gas, dan awan panas.
Sedangkan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 1407 tahun 2002
tentang Pedoman Pengendalian Dampak Pencemaran Udara, pencemaran udara adalah
masuknya atau dimasukkannya zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam udara oleh
kegiatan manusia, sehingga mutu udara turun sampai ke tingkat tertentu yang
menyebabkan atau mempengaruhi kesehatan manusia. Selain itu, pencemaran udara
dapat pula diartikan adanya bahan-bahan atau zat asing di dalam udara yang
menyebabkan terjadinya perubahan komposisi udara dari susunan atau keadaan
normalnya. Kehadiran bahan atau zat asing tersebut di dalam udara dalam jumlah dan
jangka waktu tertentu akan dapat menimbulkan gangguan pada kehidupan manusia,
hewan, maupun tumbuhan (Wardhana, 2004).
Pencemaran udara pada saat ini sudah mencapai tingkat mengkhawatirkan, karena
didukung oleh perkembangan dunia industri, banyaknya manusia yang tinggal didunia
ini dapat menjadikan pencemaran udara semakin meningkat. Terlebih-lebih di Indonesia,
pencemaran udara di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan, pencemaran asap
kendaraan bermotor menjadi sumber yang paling utama pencemaran udara di Indonesia,
jumlah kendaraan bermotor yang tidak seimbang dengan jumlah pepohonan yang ada di
Indonesia menjadi salah satu penghambat terjadinya pertukaran udara di Indonesia.
Illegal logging juga menjadi salah satu hal yang sangat berpengaruh terhadap
pencemaran udara di Indonesia. Kasus illegal logging yang meningkat dan juga
kurangnya lahan di perkotaan menjadi sumber utama masalah udara di Indonesia.

2.2.1 Jenis-jenis Pencemaran Udara


Jenis-jenis pencemaran udara, yaitu menurut bentuk (gas, partikel) dan menurut
tempat ruangan/indoor dan udara bebas/outdoor). Gangguan kesehatan: iritansia,
asfiksia, anetesia, toksis . Menurut asal : primer, sekunder.
1. Bahan atau Zat pencemaran udara dapat berbentuk gas dan partikel :
a) Pencemaran udara berbentuk gas dapat dibedakan menjadi :
 Golongan belerang terdiri dari sulfur dioksida (SO2), hidrogen sulfida (H2S)
dan sulfat aerosol.

8
 Golongan nitrogen terdiri dari nitrogen oksida (N2O), nitrogen monoksida
(NO), amoniak (NH3) dan nitrogen dioksida (NO2).
 Golongan karbon terdiri dari karbon dioksida (CO2), karbon monoksida (CO),
hidrokarbon .
 Golongan gas yang berbahaya terdiri dari benzen, vinyl klorida, air raksa uap
b) Pencemaran udara berbentuk partikel dibedakan menjadi :
 Mineral (anorganik) dapat berupa racun seperti air raksa dan timah.
 Bahan organik terdiri dari ikatan hidrokarbon, klorinasi alkan, Benzen.
 Makhluk hidup terdiri dari bakteri, virus, telur cacing.
2. Pencemaran udara menurut tempat dan sumbernya ada dua macam :
a) Pencemaran udara bebas (Out door air pollution), sumber pencemaran udara
bebas:
b) alamiah, berasal dari letusan gunung berapi, pembusukan, dan lain-lain. Kegiatan
manusia, misalnya berasal dari kegiatan industri, rumah tangga, asap kendaraan,
dan masih banyak lagi.
c) Pencemaran udara ruangan (In door air pollution), berupa pencemaran udara di
dalam ruangan yang berasal dari pemukiman, perkantoran ataupun gedung tinggi.

2.2.2 Pencemaran Udara Oleh Asap Pabrik


Umumnya, polutan yang mencemari udara berupa gas dan asap. Gas dan asap
tersebut berasal dari hasil proses pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna, yang
dihasilkan oleh mesin-mesin pabrik, pembangkit listrik dan kendaraan bermotor. Selain
itu, gas dan asap tersebut merupakan hasil oksidasi dari berbagai unsur penyusun
bahanbakar, yaitu: CO2 (karbondioksida), CO (karbonmonoksida), SOx (belerang
oksida) dan NOx (nitrogen oksida).
Asap adalah suspensi partikel kecil di udara (aerosol) yang berasal dari pembakaran
tak sempurna dari suatu bahan bakar. Asap umumnya merupakan produk samping yang
tak diinginkan dari api (termasuk kompor dan lampu) serta pendiangan, tapi dapat
jugadigunakan untuk pembasmian hama (fumigasi), komunikasi (sinyal asap),
pertahanan (layar asap, smoke-screen) atau penghirupan tembakau atau obat bius. Asap
kadang digunakan sebagai agen pemberi rasa (flavoring agent) dan pengawet untuk
berbagai bahan makanan.

9
Keracunan asap adalah penyebab utama kematian korban kebakaran di dalam
ruangan. Asap ini membunuh dengan kombinasi kerusakan termal, keracunan, dan iritasi
paru-paru yang disebabkan oleh karbon monoksida, hidrogen sianida, dan produk
pembakaran lainnya.
Partikel asap terutama terdiri dari aerosol (atau kabut) partikel padat atau butiran
cairan yang mendekati ukuran ideal untuk penyebaran Miecahaya tampak. Asap adalah
salah satu polusi udara yang dapat berupa karbondioksida dan karbonmonoksida. Polusi
udara (pencemaran udara) adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau
biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan,
dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti. Polusi ini
dikeluarkan juga oleh salah satu pabrik dengan jumlah yang banyak juga membahayakan
masyarakat sekitar.

2.2.3 Dampak Asap Pabrik Bagi Masyarakat Sekitar


Dampak terhadap kesehatan yang disebabkan oleh pencemaran udara akan
terakumulasi dari hari ke hari. Pemaparan dalam jangka waktu lama akan berakibat pada
berbagai gangguan kesehatan, seperti bronchitis, emphysema, dan kanker paru-paru.
Dampak kesehatan yang diakibatkan oleh pencemaran udara berbeda-beda antarindividu.
Populasi yang paling rentan adalah kelompok individu berusia lanjut dan balita.
Kelompok balita lebih rentan karena mereka lebih aktif dan dengan demikian menghirup
udara lebih banyak, sehingga mereka lebih banyak menghirup zat-zat pencemar.
Bagi masyarakat yang rumahnya dekat di lokasi pabrik sangat merugikan, sebab
asap yang dikeluarkan dari cerobong bisa mengotori lingkungan sekitar, udara menjadi
kotor dan paru-paru menjadi tidak sehat karena menghisap udara tersebut.
Dampak dari timbal sendiri sangat mengerikan bagi manusia, terutama bagi anak-
anak, di antaranya adalah mempengaruhi fungsi kognitif, kemampuan belajar,
memendekkan tinggi badan, penurunan fungsi pendengaran, mempengaruhi perilaku dan
intelejensia, merusak fungsi organ tubuh, seperti ginjal, sistem syaraf, dan reproduksi,
meningkatkan tekanan darah dan mempengaruhi perkembangan otak.
Pencemaran udara selain berdampak langsung bagi kesehatan manusia/individu,
juga berdampak tidak langsung bagi kesehatan. Efek SO2 terhadap vegetasi dapat
menimbulkan pemucatan pada bagian antara tulang atau tepi daun. Emisi oleh fluor (F),
sulfur dioksida (SO2) dan ozon (O3) mengakibatkan gangguan proses asimilasi pada
tumbuhan. Pada tanaman sayuran yang terkena/mengandung pencemar Pb mempunyai
10
potensi bahaya terhadap kesehatan masyarakat apabila tanaman sayuran tersebut
dikonsumsi oleh manusia.
Masyarakat telah berupaya keras salah satunya dengan mendatangi pabrik untuk
menyaring dan mengurangi asap yang dikeluarkan. Apalagi asap tersebut berwarna hitam
pekat hasil dari limbah produksi. Hampir setiap hari diwaktu yang sama asap
dikeluarkan, pada awalnya berjumlah sedikit tapi lama kelamaan volumenya semakin
banyak.

2.2.4 Zat Yang Terkandung Pada Asap


Kandungan yang terdapat dalam asap diantaranya sejumlah senyawa yang sangat
berbahaya, seperti . Timbal (Pb), CO (karbon monoksida), Karbon monoksida ialah gas
yang tidak berbau dan tidak berwarna serta lebih mudah bercantum dengan hemoglobin
darah berbanding oksigen. Keadaan ini tentu akan menjelaskan keupayaan darah untuk
membekalkan oksigen kepada tisu-tisu tubuh. Bagi menampung kekurangan ini, jantung
dan paru-paru terpaksa bekerja dengan lebih kuat lagi. Karbon monoksida juga
merosakkan dinding arteri dan dengan itu, mendorong berlakunya penyakit jantung dan
masih banyak lagi zat lain yang berbahaya.

2.2.5 Cara Menghindari Resiko Dari Asap Pabrik


Masyarakat mungkin bisa memulai dari diri sendiri seperti memakai masker,
menanam pohon supaya asap dapat diserap pohon dan dinganti dengan oksigen, tidak
terlalu sering berada di luar rumah yang sudah tercemari oleh asap pabrik Tempatkan
alat pengeluaran udara dekat dengan sumber pencemaran.
Usahakan menggantikan udara yang keluar dari ruangan sehingga udara yang masuk
ke-ruangan sesuai dengan kebutuhan. Filtrasi : Memasang filter dipergunakan dalam
ruangan dimaksudkan untuk menangkap polutan dari sumbernya dan polutan dari udara
luar ruangan. Pembersihan udara secara elektronik : Udara yang mengandung polutan
dilewatkan melalui alat ini sehingga udara dalam ruangan sudah berkurang polutan-nya
atau disebut bebas polutan.

2.2.6 Penyakit Yang di Ttimbulkan Oleh Asap Pabrik


Beberapa penyakit yang ditimbulkan oleh asap pabrik adalah :

11
a) Asma merupakan penyakit inflamasi kronik saluran udara di mana sel mast, eosinofil
dan sel T memainkan peranan yang penting. Pada individu yang rentan, inflamasi
tersebut menyebabkan episod bunyi bernafas seperti gesekan biola (wheezing).
b) Iritasi ringan terhadap mata, terjadi karena banyak hal: iritasi , alergi atau dapat juga
merupakan gejala dari penyakit lain yang lebih serius. Yang paling umum terjadi
adalah iritasi mata yang disebabkan karena terlalu lama bekerja didepan komputer,
terpapar oleh debu atau kotoran dalam jangka waktu yang lama.
c) Gangguan Pernafasan
 Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).
 Pernapasan akut penyakit termasuk pneumonia.
 Prematur timbulnya dan penurunan dipercepat pada fungsi paru-paru.
 Semua gejala utama pernapasan pada orang dewasa, termasuk batuk, berdahak,
bersin & dyspnoea.

2.3 Teknologi Spray Tower


Salah satu contoh metode untuk mengurangi atau menghilangkangas emisi polutan
diudara atau elimination air of emission yaituteknologi spray tower. Teknologi ini
merupakan metode paling efektif untukmenghilangkan atau mengurangi polusi atau gas
buangan diudarayang di hasilkan oleh pabrik atau industri.
Sebenarnya masih banyak metode-metode lain yang dapat digunakan dalam
menangani kasus ini, namunmenara air ini adalah suatu solusi yang cocok untuk
diterapkan di &ndonesia, karenamenara semprot atau spray tower merupakan metode
dengan biaya yang ekonomis,mengingat bahwa negara kita termasuk negara yang sedang
berkembang.
Perusahaan akan melakukan perancangan ulang terhadap prosesyang ada dengan
investasi yang tidak sedikit. Paling efektif karenamampu menghilangkan sumber aspek
lingkungan yangmenyebabkan dampak linkungan penting pada proses. Banyak industri
dinegara maju sudah mengalihkan teknologi lamanya ke negara berkembang. Negara-
negara maju melakukan perancanganteknologi terbaru dengan menghilangkan sumber-
sumberpencemar lingkungan.Kepentingan dari berbagai kalangantermasuk pemerintah,
masyarakat dan pihak lainnya mendorongmereka segera menerapkan teknologi yang
ramah lingkungansekaligus mampu meminimalisirkan dampak.

12
2.3.1 Cara Kerja Spray Tower
Menara semprot spray tower di letakkan pada cerobong asap pabrik. Spray Tower
atau ruang semprot adalah bentuk teknologi pengendalian polusi udara yang bertujuan
untuk menghilangkan gas buangan atau polutan yang terdapat pada asap yang di
timbulkan oleh aktivitas produksi industri. Spray tower terdiri dari pembuluh silinder
kosong terbuat dari baja atau plastik dan nozel yang menyemprotkan cairan ke dalam
cerobong asap. Aliran gas inlet biasanya memasuki bagian bawah menara dan bergerak
ke atas, sementara cairan di semprotkan ke bawah dari satu tingkat.Aliran gas masuk dan
cairan dalam arah yang berlawanan di sebut aliran arus berlawanan.

Gambar 1. Menunjukan sebuah menara lawan arus – arus semprot khas.

Jenis teknologi adalah bagian dari kelompok dari polusi udara kontrol kolektif di
sebut sebagai scrubber basah.Aliran arus balik mengekspos gas outlet dengan konsentrasi
polutan terendah pada cairan scrubbing segar. Nozel Banyak ditempatkan di menara pada
ketinggian yang berbeda untuk menyemprot semua gas ketika bergerak ke atasmelalui
menara.Alasan menggunakan nozel banyak adalah untuk memaksimalkan jumlah tetesan
halus yang berdampak pada partikel polutan dan untuk menyediakan luas permukaan
yang besar untuk menyerap gas.
Secara teoritis, semakin kecil tetesan terbentuk, efisiensi pengumpulan yang lebih
tinggi dicapai untuk kedua polutan gas dan partikulat. Namun, tetesan cairan haruscukup
besar untuk tidak dilakukan dari scrubber dengan aliran gas keluar digosok.Oleh karena
itu, menara semprot menggunakan nozel untuk menghasilkan tetesanyang biasanya 300-
1000 m dengan diameter.Meskipun ukurannya kecil, tetesan iniadalah besar,

13
dibandingkan dengan yang dibuat di scrubber venturi yang 10-30 Pm dalam
ukuran.Kecepatan gas tetap rendah, 0,3 – 1,2 m/s untuk mencegahtetesan kelebihan dari
yang dilakukan menara.Untuk mempertahankan kecepatan gas rendah, menara semprot
harus lebih besar dariscrubber lain yang menangani tingkat aliran gas aliran serupa.
Masalah lain yangterjadi di semprot menara adalah bahwa setelah tetesan jatuh jarak
pendek, mereka cenderung menggumpal atau memukul dinding menara. Akibatnya, luas
permukaan cairan total untuk kontak berkurang, mengurangi efisiensi koleksi scrubber.
Selain konfigurasi lawan arus aliran, aliran dalam menara semprot dapat berupa
cocurrentatau crosscurrent di konfigurasi.

Gambar 2.Aliran semprot menara crosscurrent.

Dalam cocurrent menara dengan aliran semprot, gas inlet dan aliran cairan ke arahyang
sama. Karena aliran gas tidak mendorong terhadap semprotan cair, kecepatangas melalui
pembuluh lebih tinggi dari arus balik di menara dengan aliran semprot. Akibatnya, cocurrent
menara dengan aliran semprot lebih kecil dari arus balik aliransemprot menara mengobati jumlah
yang sama aliran gas buang. Dalam crosscurrentmenara dengan aliran semprot, juga disebut
horisontal-semprot scrubber, gas danaliran cairan dalam arah tegak lurus satu sama lain. Pada
gambar 2, gas mengalir horizontal melalui sejumlah bagian semprot.Jumlah dan kualitas cairan
disemprotkandi setiap bagian bisa bervariasi, biasanya dengan cairan bersih (jika cairan daur
ulangyang digunakan) disemprotkan pada set terakhir dari semprotan.
Pada menara semprot (spray tower), gas kotor masuk dari bagian dasar akibat
adanyatekanan.Gas membumbung ke atas, sementara dari atas disemprotkan air melalui pipa air
yang dilengkapi dengan sprayer sehingga air yang keluar merupakan butiran- butiran halus yang
memenuhi menara.Karena adanya gaya berat, butiran-butiran air akan turun sementara gas naik
bersama udara. Gas yang terkandung dalam udara bereaksi dengan air dan turun ke bawah
kemudian ditampung dan dialirkan ketempat tertentu yang nantinya akan diolah kembali. Udara
dan gas yang bersih keluar melalui cerobong atas.
Menara tower ini mampu digunakan hingga 3 sampai 4 tahun.Perawatannya puntidak
rumit.Cukup dengan pengecekan minimal 9 bulan sekali, kemudian dilakukan platting jika ada
tanda-tanda akan terjadi korosi.
14
Fitur dari Spray Tower yaitu :
 Desain yang fleksibel
 Penurunan tekanan sistem rendah
 Tidak mengandung bagian yang bergerak
 Nosel semprot yang mudah diakses
 Hemat biaya
 Desain kasar Gambar 3 . Menara Spray Tower

Aplikasi Kimia dari menara semprot (spray tower) biasanya digunakan untuk aplikasi
quenching dan bahan kimia yang mudah diserap, termasuk SO2, HCl dan asam kuat lainnya.

2.3.2 Kelebihan Spray Tower


a) Penurunan tekanan relative rendah sekitar 1,25cm sampai 4 cm.
b) Bisa menangani debu yang mudah terbakar dan meledak dengan resiko yang
kecil.
c) Biaya untuk modal relative rendah.
d) Relative kosong dari pengisian.
e) Ruang relative kecil.
f) Ketangkasan dalam mengumpulkan gas.

2.3.3 Kelemahan Spray Tower


a) Dapat menyebabkan masalah air pembuangan.
b) Efisiensi transfermassa relative rendah.
c) Biaya operasi relative tinggi

15
2.3.4 Karakteristik Spray Tower

Tabel 2. Karakteristik Spray Tower

16
BAB 3
STUDI KASUS

Pembakaran bagasse di ketel sebagai biomassa pada industri gula menghasilkan


partikulat dalam aliran udara. Studi yang dilakukan di PG. Djombang Baru, Jombang,
menunjukkan bahwa konsentrasi partikulat yang diemisikan dari Ketel BW I/IV dan JTA
masing-masing adalah 1919 dan 7683 mg/m 3 dengan laju aliran udara masing-masing
sebesar 7,64 dan 51,30 m3/detik. Agar baku mutu terpenuhi, maka emisi partikulat yang
distribusi ukuran partikelnya >10 gm harus dikontrol oleh Alat Pengendali Pencemaran
Udara dengan efisiensi penyisihan yang harus dicapai 88,02% untuk Ketel BW I/IV dan
97,01% untuk Ketel JTA.
Sistem Pengendali Pencemaran Udara BW I/IV terdiri atas jaringan duct, Alat
Pengendali Pencemaran Udara berupa cyclone, fan, dan cerobong sementara Sistem
Pengendali Pencemaran Udara JTA terdiri atas jaringan duct, Alat Pengendali Pencemaran
Udara berupa kombinasi cyclone-spray tower, cooler, fan, dan cerobong.
Hasil pemeriksaan emisi menunjukkan bahwa ditinjau dari segi teknik dan
ekonomi, jenis cyclone yang terpilih untuk SPPU BW I/IV dan JTA masing-masing adalah
tipe Stairmand High Efficiency dengan diameter 1,8 m, kehilangan tekanan 5,47 ind H 20,
dan efisiensi penyisihan 91,98% serta tipe Stairmand High Troughputdengan diameter 2,75
m, kehilangan tekanan 5,98 ind H 20, dan efisiensi penyisihan 82,45%. Sementara spray
tower untuk SPPU JTA yang terpilih berdiameter 5,55 m, tinggi zona kontak 9,14 m,
diameter butiran air 800 µm, kebutuhan air 0,01343 m 3/detik, efisiensi penyisihan 84,29%
(efisiensi yang dibutuhkan 82,95%), dan dengan laju aliran udara menjadi 36,84 m 3/detik
setelah didinginkan pada cooler.
Jaringan duct dan cerobong terpasang baik untuk SPPU BW I/IV dan JTA harus
diganti karena tidak dapat memenuhi kebutuhan sistem yang baru. Untuk fan, walaupun
masih dapat digunakan pada kedua sistem yang baru akan tetapi padaSPPU JTA motor fan
dan starternya harus diganti dengan yang baruterpasang dapat dimanfaatkan kembali
sebagai cooler pada SPPU JTA.Selain itu, sistem terpasang dengan dust collector berupa
spray tower yang digunakan untuk mengendalikan partikulat yang dihasilkan dari ketel BW
I, IV, dan JTA masih belum dapat bekerja dengan baik. Hal ini terlihat dari hasil
penyisihannya yang tidak dapat memenuhi baku mutu yang berlaku, oleh karenanya, perlu
didesain Sistem Pengendali Pencemaran Udara yang baru.

17
Spray towerterpasang dapat dimanfaatkan kembali sebagai cooler pada SPPU
JTA.Biayainvestasi total untuk tiga sistem, yaitu ; SPPU BW I, BW IV, dan JTA sekitar Rp.
2.900.201.615,00 sedangkan biaya operasi total per tahun sekitar Rp. 554.514.515,3.

18
BAB 4
PEMBAHASAN

Penelitian ini menitik beratkan pada penggantian alat pengendali udara yang
terdapat pada Pabrik Gula Djombang Baru, Jombang. Peneliti melakukan penelitian ini
karena didapatkan beberapa gas pencemar yang masih terkandung dalam hasil lab emisi
gas buang, sehingga berpikir bahwasannya ada kesalahan terhadap Sistem Pengendali
Pencemaran Udara di dalam pabrik. Untuk itu, didapatkan hasil sebagai berikut :
 Sistem terpasang dengan dust collectorberupa spray tower yang digunakan untuk
mengendalikan partikulat yang dihasilkan dari ketel bw I, IV, dan JTA masih belum
dapat bekerja dengan baik. Hal ini terlihat dari hasil penyisihanya yang belum
memenuhi baku mutu.
 Sistem Pengendali Pencemaran Udara untuk ketel BW/IV adalah jaringan duct,
cyclone, fan, dan cerobong dengan jaringan duct dan cerobong yang didesain ulang.
Fan yang digunakan pada kedua sistem ini masih berupa fan terpasang, karena
masih dapat memenuhi baku mutu sesuai dengan sistem desain yang ada.
 Jaringan duct, cyclone, fan, cooler, spray tower, dan cerobong merupakan bagian-
bagian dari Sistem Pengendali Pencemaran Udara JTA. Cooler yang digunakan
berasal dari modifikasi spray tower yang terpasang. Fan untuk mengalirkan aliran
udara juga masih berupa fan terpasang, akan tetapi motor dan starternya diganti
dengan yang baru.
 Cyclone pada masing-masing sppu dilengkapi dengan hooper sebagai tempat
penampungan partikulat yang ditangkap. Sementara spray tower pada SPPU JTA
dilengkapi dengan sistem sirkulasi (sistem spray, bak sirkulasi pompa) dan mist
eliminator.
Karna ada beberapa alat yang sudah tidak bisa berfungsi dengan baik, maka
desain ulang Sistem Pengendali Pencemaran Udara perlu dilakukan, meskipun
penggantian dilakukan sebagian, tidak menyeluruh karna mengingat dana investasi yang
dibutuhkan cukup besar. Pendesainan ulang ini diharapkan bisa mengurangi dampak
pencemaran udara yang timbul akibat aktivitas pabrik setiap harinya.

19
BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
 Jaringan duct dan cerobong terpasang baik untuk SPPU BW I/IV dan JTA harus
diganti karena tidak dapat memenuhi kebutuhan sistem yang baru. Untuk fan,
walaupun masih dapat digunakan pada kedua sistem yang baru akan tetapi
padaSPPU JTA motor fan dan starternya harus diganti dengan yang baruterpasang
dapat dimanfaatkan kembali sebagai cooler pada SPPU JTA.
 Sistem terpasang dengan dust collector berupa spray tower yang digunakan untuk
mengendalikan partikulat yang dihasilkan dari ketel bw I, IV, dan JTA masih belum
dapat bekerja dengan baik. Hal ini terlihat dari hasil penyisihannya yang tidak dapat
memenuhi baku mutu yang berlaku, oleh karenanya, perlu didesain Sistem
Pengendali Pencemaran Udara yang baru.
 Penggunaan Alat Pengendali Pencemaran Udara berupa spray tower pada Sistem
Pengendali Pencemaran Udara JTA merupakan alternatif yang lebih baik dari segi
ekonomi bila dibandingkan dengan kombinasi antara cyclone dan spray tower karna
akan mengurangi biaya investasi serta biaya operasi yang harus dikeluarkan akan
lebih rendah. Selain itu, penggunaan spray tower akan menguntungkan perusahaan
dari segi estetika, karena hasil dari pembakaran partikulat bisa dimanfaatkan
kembali.

5.2 Saran
Untuk Pabrik Gula Djombang Baru, disarankan untuk menggunakan teknologi
spray tower dalam Sistem Pengendali Pencemaran Udara JTA, karena selain lebih
ekonomis, teknologi spray tower juga ramah lingkungan.

20
DAFTAR PUSTAKA

Mahida, U.N, 1981, Pencemaran Udara dan Pemanfaatan Limbah Industri,diterjemahkan oleh
Prof. DR.Ir. Otto Soemarsoto, Penerbit C.V. Rajawali, Jakarta.

https://id.wikipedia.org/wiki/Pencemaran_udara

Joseph M, Patula (1989). The Object of Environmental Ethics, dalam Environmental

http://www.macrotek.com/technical-products/spray-towers.html

Wisaksono, W dkk (1981), Peranan Analisa Kimia Dalam Menunjang Masalah lingkungan
Hidup, Seminar Nasional Metode Analisa Kimia, Bandung.

Darmodjo, Hendro dan Yeni K. 2004. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta:Universitas terbuka.

https://dynamic-expansion.blogspot.co.id/2013/11/pengendalian-pencemaran-udara-
dengan.html

Andrews, W.A. 1972. Environmental Pollution. Prentice Hall, Inc., New Jersey

https://www.scribd.com/presentation/340749948/Menara-Sembur-Spray-Tower

https://www.academia.edu/32518562/MAKALAH_PENYEHATAN_UDARA

Restuti, Dewi. 2000. Perencanaan Sistem Pengendali PencemaranUdaraPada Industri Gula


Studi Kasus : P.G. Djombang Baru, ]ombang. Jurusan Teknik LingkunganFakultas Teknik
Sipil Dan PerencanaanInstitut Teknologi Bandung

21

Anda mungkin juga menyukai