Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PENGAMBILAN DAN PENGIRIMAN SAMPEL LIMBAH

CAIR UNTUK PARAMETER FISIKA

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 3

1. TIUR YULANDA SIREGAR : PO.71.33.1.18.032

2. INDRI ASTUTI : PO.71.33.1.18.013

3. WARISA TUNISA : PO.71.33.1.18.036

4. DEWI ULFA OKTARINI : PO.71.33.1.18.009

5. RINA SEPTYANTI : PO.71.33.1.18.026

6. HARRY ERLANDO : PO.71.33.1.18.011

MATA KULIAH:

FISIKA LINGKUNGAN

DOSEN PEMBIMBING:

KHAIRIL ANWAR, S.K.M.,M.Kes.

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

TAHUN AKADEMIK 2018/2019

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa

karena berkat Karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang

berjudul Pengambilan dan Pengiriman Sampel Limbah Cair Untuk

Parameter Fisika.

Kami menyadari walaupun bagaimana kami berusaha menyajikan

makalah ini dengan maksimal akan tetapi pasti ada kekurangan. Jadi kami

harapkan kritik dan saran dari Bapak, teman-teman, dan siapapun yang

membaca makalah ini, sehingga dengan saran dan kritiknya kami dapat

menjadi lebih baik dalam pembuatan makalah selanjutnya dan dalam

kehidupan kami agar tetap terus barusaha untuk lebih baik.

Terima kasih.

Palembang, Maret 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................i

KATA PENGANTAR ....................................................................................ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................1

B. Rumusan Masalah ............................................................................2

C. Tujuan ..............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Limbah Cair........................................................................3

B. Macam-macam Limbah Cair............................................................4

C. Karakteristik Fisik Limbah Cair ......................................................5

D. Penentuan Lokasi dan Titik Pengambilan Sampel ...........................7

E. Syarat Alat Pengambil Sampel.........................................................11

F. Pengambilan Sampel ........................................................................12

G. Pengiriman Sampel ..........................................................................13

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................................14

B. Saran .................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................15

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Limbah merupakan suatu barang (benda) sisa dari sebuah kegiatan

produksi yang tidak bermanfaat/bernilai ekonomi lagi. Menurut Peraturan

Pemerintah No 101 Tahun 2014, Limbah adalah sisa suatu usaha dan atau

kegiatan.

Limbah sendiri dari tempat asalnya bisa beraneka ragam, ada yang limbah

dari rumah tangga, limbah dari pabrik-pabrik besar dan ada juga limbah dari suatu

kegiatan tertentu. Dalam dunia masyarakat yang semakin maju dan modern,

peningkatan akan jumlah limbah semakin meningkat. Logika yang mudah seperti

ini; dahulunya manusia hanya menggunakan jeruk nipis untuk mencuci piring,

namun sekarang manusia sudah menggunakan sabun untuk mencuci piring

sehingga peningkatan akan limbah tak bisa dielakkan lagi.

Limbah telah menjadi persoalan penting di negeri ini, untuk menciptakan

negeri yang bersih dan sehat tentunya harus kita mulai dengan cara hidup bersih

dan sehat pula. Perkembangan industri yang pesat dewasa ini tidak lain karena

penerapan kemajuan teknologi oleh manusia untuk mendapatkan kualitas hidup

yang lebih baik, namun di sisi lain dapat menimbulkan dampak yang justru

merugikan kelangsungan hidup manusia. Dampak tersebut harus dicegah karena

keseimbangan lingkungan dapat terganggu oleh kegiatan industri dan teknologi

tersebut. Jika keseimbangan lingkungan terganggu maka kualitas lingkungan juga

berubah. Padahal kenyamanan hidup banyak ditentukan oleh daya dukung alam

atau kualitas lingkungan yang mendukung kelangsungan hidup manusia.

4
B. Rumusan Masalah

1. Apa itu limbah cair?

2. Apa saja macam-macam limbah cair?

3. Apa saja karakteristik fisik limbah cair?

4. Dimana saja lokasi dan titik pengambilan sampel limbah cair?

5. Apa saja syarat peralatan pengambilan sampel limbah cair?

6. Bagaimana teknik pengambilan sampel limbah cair secara fisika?

7. Bagaimana pengiriman sampel limbah cair?

C. Tujuan

1. Agar mahasiswa mengetahui definisi limbah cair

2. Agar mahasiswa mengetahui macam-macam limbah cair

3. Agar mahasiswa mengetahui karakteristik fisik limbah cair

4. Agar mahasiswa mengetahui lokasi dan titik pengambilan sampel limbah

cair

5. Agar mahasiswa mengetahui syarat peralatan pengambilan sampel limbah

cair untuk

6. Agar mahasiswa mengetahui teknik pengambilan sampel limbah cair

secara fisika

7. Agar mahasiswa mengetahui pengiriman sampel limbah cair

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi

Air limbah atau limbah cair adalah sisa dari suatu usaha dan/atau kegiatan

yang berwujud cair. (Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2014)

Beberapa pengertian air limbah menurut beberapa ahli antara lain:

1. Menurut Azwar (1989), air limbah adalah air yang tidak bersih dan

mengandung berbagai zat yang membahayakan kehidupan manusia atau

hewan serta tumbuhan, merupakan kegiatan manusia seperti, limbah industri

dan rumah tangga.

2. Sedangkan menurut Notoatmodjo (2003); air limbah atau air buangan adalah

sisa air yang dibuang yang berasal dari rumah tangga, industri maupun

tempat-tempat umum lainnya, dan pada umumnya mengandung bahan-bahan

atau zat-zat yang dapat membahayakan bagi kesehatan manusia serta

mengganggu lingkungan hidup.

3. Menurut Sugiharto (1987), air limbah (waste water) adalah kotoran dari

manusia dan rumah tangga serta berasal dari industri, atau air permukaan

serta buangan lainnya. Dengan demikian air buangan ini merupakan hal yang

bersifat kotoran umum.

(https://www.academia.edu/34470817/MAKALAH_TEKNIK_PENGAMBIL

AN_SAMPEL)

6
B. Macam-macam Limbah Cair

Limbah cair dapat diklasifikasikan dalam 4 kelompok yaitu:

1. Limbah cair domestic

Yaitu limbah cair yang berasal dari usaha dan/atau kegiatan pemukiman,

rumah makan, perkantoran, perniagaan, apartemen, dan asrama.

Contoh limbah cair domestic adalah air deterjen sisa cucian, air sabun, dan air

tinja.(Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2014)

2. Limbah cair industri

Air limbah atau limbah cair industri adalah bahan sisa yang berwujud cair

dari kegiatan produksi termasuk air bekas pakai proses produksi dan bekas

pencucian peralatan dan/atau bahan yang tidak dapat digunakan sebagaimana

mestinya karena kadaluwarsa atau sebab lain. Sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan lingkungan hidup, air limbah industri harus dipantau setiap

waktu yang telah ditetapkan. Lokasi pemantauan dan titik pengambilan sampel air

limbah harus representatif sehingga data yang diperoleh dapat menggambarkan

kualitas air limbah yang akan disalurkan ke perairan penerima atau badan air.

(Anwar Hadi, 2015).

3. Rembesan dan Luapan

Yaitu limbah cair yang berasal dari berbagai sumber memasuki saluran

pembuangan limbah cair melalui rembesan ke dalam tanah atau melalui luapan

dari permukaan. Air limbah dapat merembes ke dalam saluran pembuangan

melalui pipa yang rusak, pecah atau bocor sedangkan luapan dapat terjadi melalui

7
bagian saluran yang terbuka atau terhubung ke permukaan. Contoh limbah cair

yang dapat merembes dan meluap ke dalam saluran pembuangan limbah cair

adalah air buangan dari talang atap, pendingin ruangan (AC), tempat parker,

halaman, bangunan perdagangan dan industri, serta pertanian atau perkebunan.

4. Air Hujan

Yaitu limbah cair yang berasal dari aliran air hujan di atas permukaan tanah.

Aliran air hujan di permukaan tanah dapat melewati dan membawa partikel-

partikel buangan padat atau cair sehingga dapat disebut sebagai limbah cair.

(sobatbaru.blogspot.com/2010/12/macam-macam-limbah-cair.html?m=1)

C. Karakteristik Berdasarkan Sifat Fisika

Karakter fisika air limbah meliputi suhu, bau, warna, padatan dan

kekeruhan (Sakti A. Siregar, 2005).

1. Suhu

Suhu menunjukkan derajat atau tingkat panas air limbah yang diterakan

ke dalam skala-skala. Suhu air limbah biasanya lebih tinggi dari pada suhu

sekitarnya, suhu yang cukup tinggi ini juga menurunkan kadar DO (Dissolved

Oxygen. Suhu air limbah biasanya bervariasi dari musim ke musim, dan juga

tergantung pada letak geografisnya.

2. Bau

Bau merupakan parameter yang subjektif. Pengukuran bau tergantung

pada sensivitas indra penciuman seseorang. Kehadiran bau menunjukkan adanya

8
komponen-komponen lain dalam air. Misalnya, bau seperti telur busuk

menunjukkan adanya hydrogen sulfide yang dihasilkan oleh permukaan zat-zat

organic dalam kondisi anaerobik.

3. Warna

Warna adalah karakteristik fisik yang paling mudah dilihat. Air limbah

memiliki warna tertentu tergantung dari kandungan air limbahnya. Seringkali air

limbah yang baru saja dibuang berwarna abu-abu ataupun akan berubah menjadi

hitam. Warna ini dikarenakan adanya proses dekomposisi bahan organik dan

menurunnya jumlah oksigen sampai menjadi nol dan memudarkan warnanya.

Sayangnya air yang tidak berwarna bukan berarti tidak berbahaya.

4. Zat Padat

Pertama dalam karakteristik fisik limbah zat yang paling bisa dideteksi

adalah zat padat. Dimana total zat atau biasa disebut sebagai zat solid yakni

seluruh zat padat yang tetap ada sebagai residu setelah proses pemanasan pada

suhu 103°C sampai 105°C dalam laboratorium, sehingga tidak akan hancur

dengan suhu panas yang rendah. Partikel dapat didefinisikan sebagai suspended

solid yang dapat menembus kertas saring dengan diameter minimal 1 mikro dan

cukup sulit dihancurkan.

5. Kekeruhan

Air limbah akan terlihat keruh jika disebabkan oleh zat organik, lumpur,

tanah liat, dan organisme lainnya yang mengapung di atasnya. Sehingga akan

9
membutuhkan waktu yang sangat lama untuk mengendap. Semakin keruh air di

suatu limbah maka akan semakin besar juga kandungan limbah, walaupun

diidentifikasi dengan sekilas saja.

(https://ilmugeografi.com/geografi-teknik/karakteristik-limbah/amp)

D. Lokasi dan Titik Pengambilan Sampel (SNI 6989.59-2008)

a. Pemilihan lokasi pengambilan contoh

1. Lokasi pengambilan contoh air limbah industri harus mempertimbangkan ada

atau tidak adanya Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).

2. Contoh harus diambil pada lokasi yang telah mengalami pencampuran secara

sempurna.

b. Penentuan lokasi pengambilan contoh

Lokasi pengambilan contoh dilakukan berdasarkan pada tujuan pengujian,

sebagai berikut:

1. Untuk keperluan evaluasi efisiensi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)

1) Contoh diambil pada lokasi sebelum dan setelah IPAL dengan

memperhatikan waktu tinggal (waktu retensi).

2) Titik lokasi pengambilan contoh pada inlet

a) Dilakukan pada titik pada aliran bertubulensi tinggi agar terjadi

pencampuran dengan baik, yaitu pada titik dimana limbah mengalir pada

akhir proses produksi menuju ke IPAL.

b) Apabila tempat tidak memungkinkan untuk pengambilan contoh maka

dapat ditentukan lokasi lain yang dapat mewakili karakteristik air limbah.

10
3) Titik lokasi pengambilan contoh pada outlet

Pengambilan contoh pada outlet dilakukan pada lokasi setelah IPAL atau titik

dimana air limbah yang mengalir sebelum memasuki badan air penerima

(sungai).

2. Untuk keperluan pengendalian pencemaran air

Untuk keperluan pengendalian pencemaran air, contoh diambil pada 3 (tiga)

lokasi:

a) Pada perairan penerima sebelum tercampur limbah (upstream)

b) Pada saluran pembuangan air limbah sebelum ke perairan penerima

c) Pada perairan penerima setelah bercampur dengan air limbah

(downsream), namun belum tercampur atau menerima limbah cair

lainnya

c. Untuk industri yang belum memiliki IPAL

1. Air limbah industri dengan proses kontinyu berasal dari satu saluran

pembuangan

1) Jika tidak terdapat bak ekualisasi

a) Kualitas air limbah tidak berfluktuasi, maka pengambilan contoh

dilakukan pada saluran sebelum masuk ke perairan penerima air limbah,

dengan cara sesaat (grab sampling).

b) Kualitas air limbah berfluktuasi akibat proses produksi, maka

pengambilan contoh dilakukan pada saluran sebelum masuk ke perairan

penerima air limbah, dengan cara komposit waktu.

11
2) Jika terdapat bak ekualisasi

Pengambilan contoh dilakukan pada saluran sebelum masuk ke perairan

penerima air limbah, dengan cara sesaat (grab sampling).

2. Air limbah industri dengan proses batch berasal dari satu saluran pembuangan

1) Jika tidak terdapat bak equalisasi

Kualitas air limbah berfluktuasi akibat proses produksi, maka pengambilan

contoh dilakukan pada saluran sebelum masuk ke perairan penerima air

limbah, dengan cara komposit waktu dan proporsional pada saat pembuangan

dilakukan.

2) Jika terdapat bak equalisasi

Pengambilan contoh dilakukan pada saluran sebelum masuk ke perairan

penerima air limbah, dengan cara sesaat (grab sampling).

3. Air limbah industri dengan proses kontinyu berasal dari beberapa saluran

pembuangan

1) Jika tidak terdapat bak equalisasi

a) Kualitas air limbah tidak berfluktuasi dan semua saluran pembuangan

limbah dari beberapa sumber sebelum masuk perairan penerima limbah

disatukan, maka pengambilan contoh dilakukan pada saluran sebelum

masuk ke perairan penerima air limbah, dengan cara sesaat.

b) Kualitas air limbah tidak berfluktuasi dan semua saluran pembuangan

limbah dari beberapa sumber sebelum masuk perairan penerima limbah

tidak disatukan, maka pengambilan contoh dilakukan pada saluran

12
sebelum masuk ke perairan penerima air limbah, dengan cara komposit

tempat dengan mempertimbangkan debit.

c) Kualitas air limbah berfluktuasi akibat proses produksi dan semua

saluran pembuangan limbah dari beberapa sumber sebelum masuk

perairan penerima limbah disatukan, maka pengambilan contoh

dilakukan pada saluran sebelum masuk ke perairan penerima air limbah,

dengan cara komposit waktu.

d) Kualitas air limbah berfluktuasi akibat proses produksi dan semua

saluran pembuangan limbah dari beberapa sumber sebelum masuk

perairan penerima limbah tidak disatukan, maka pengambilan contoh

dilakukan pada saluran sebelum masuk ke perairan penerima air limbah,

dengan cara komposit waktu dan tempat.

2) Jika terdapat bak equalisasi

Kualitas air limbah berfluktuasi atau tidak berfluktuasi akibat proses

produksi, semua air limbah dari masing-masing proses disatukan dan dibuang

melalui bak equalisasi, maka pengambilan contoh dilakukan pada saluran

sebelum masuk ke perairan penerima air limbah, dengan cara sesaat (grab

sampling).

4. Air limbah industri dengan proses batch berasal dari beberapa saluran

pembuangan

1) Jika tidak terdapat bak equalisasi

a) Kualitas air limbah berfluktuasi akibat proses produksi dan semua

saluran pembuangan limbah dari beberapa sumber sebelum masuk

13
perairan penerima limbah disatukan, maka pengambilan contoh

dilakukan pada saluran sebelum masuk ke perairan penerima air limbah,

dengan cara komposit waktu.

b) Kualitas air limbah berfluktuasi akibat proses produksi dan semua

saluran pembuangan limbah dari beberapa sumber sebelum masuk

perairan penerima limbah tidak disatukan, maka pengambilan contoh

dilakukan pada saluran sebelum masuk ke perairan penerima air limbah,

dengan cara komposit waktu dan tempat dengan mempertimbangkan

debit.

2) Jika terdapat bak equalisasi

Kualitas air limbah berfluktuasi atau sangat berfluktuasi akibat proses

produksi, semua air limbah dari masing-masing proses disatukan dan dibuang

melalui bak equalisasi, maka pengambilan contoh dilakukan pada saluran

sebelum masuk ke perairan penerima air limbah, dengan cara sesaat (grab

sampling).

d. Untuk industri yang memiliki IPAL

Lakukan pengambilan contoh pada saluran pembuangan air limbah sebelum

ke perairan penerima.

E. Syarat Alat Pengambilan Sampel Limbah Cair

a. Terbuat dari bahan yang tidak mempengaruhi sifat sampel

b. Mudah dicuci

c. Mudah dipindahkan ke dalam botol penampung

14
d. Mudah dan aman dibawa

e. Kapasitas alat tergantung dari tujuan pengambilan

(SNI 6989.59-2008)

F. Pengambilan Sampel Limbah Cair Untuk Parameter Fisika

a. Alat dan bahan

1. Alat

1) Derijen ukuran 2 L (Sebaiknya berwarna putih)

2) Thermometer

3) Turbidity meter

2. Bahan

1) Limbah cair

2) Label

b. Cara Kerja

1. Siapkan alat untuk pengambilan sampel

2. Tentukan lokasi dan titik pengambilan sampel limbah cair

3. Periksa parameter lapangan, seperti suhu dan cuaca

4. Bilas derijen dengan sampel yang akan diambil sebanyak 3 kali

5. Ambil sampel (limbah cair domestic, limbah cair industri, limbah cair

dari rembesan atau luapan dan limbah cair dari air hujan) dengan

volume 2 L

6. Lakukan segera pengujian untuk parameter fisika yang meliputi suhu,

bau, warna, kekeruhan yang dapat berubah dengan cepat

7. Kemudian catat hasil pengujian dan tutup rapat derijen

15
8. Setelah itu, derijen diberi label dengan mengisi nama pengambil

sampel, jenis sampel yang diambil, waktu pengambilan sampel, dan

tempat pengambilan sampel beserta suhu dan cuaca setempat

9. Kemudian di kirim ke laboratorium untuk diperiksa

(SNI 6989.59-2008)

G. Pengiriman Sampel Limbah Cair

Pengiriman sampel limbah cair dapat dilakukan dengan langkah sebagai

berikut:

1. Buatlah label terlebih dahulu dengan mengisi nama pengambil sampel,

jenis sampel yang diambil, waktu pengambilan sampel, dan tempat

pengambilan sampel

2. Pastikan derijen dalam keadaan tertutup rapat dan tidak ada kebocoran

3. Beri label pada derijen tersebut

4. Setelah itu, kirim sampel limbah cair ke laboratorium untuk diperiksa

5. Semakin cepat sampel dibawa ke laboratorium lebih baik, sebaiknya

dalam waktu maksimal 1 kali 24 jam

(SNI 6989.59-2008)

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa limbah cair adalah sisa

air yang dibuang yang berasal dari rumah tangga, industri maupun tempat-tempat

umum lainnya, dan pada umumnya mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang

dapat membahayakan bagi kesehatan manusia serta mengganggu lingkungan

hidup.

Jenis-jenis limbah cair adalah limbah cair domestik, limbah cair industri,

limbah cair dari resapan atau luapan dan limbah cair dari air hujan. Karakteristik

limbah cair secara fisika meliputi suhu, bau, warna, kekeruhan, dan zat padat.

B. Saran

Kita sebagai masyarakat, mengelola limbah sejak dini merupakan tindakan

yang sangat baik untuk masa depan. Apabila lingkungan sehat, masyarakat juga

sehat dan begitupun sebaliknya. Bersama-sama kita wujudkan lingkungan yang

bersih dan sehat.

17
DAFTAR PUSTAKA

<https://id.scribd.com/doc/273694607/PERMENLH-No-5-Thn-2014-Ttg-Baku-

Mutu-Air-Limbah-Fasyankes>Diakses pada tanggal 1 April 2019

Hadi, Anwar.2015.Pengambilan Sampel Lingkungan.Jakarta:Penerbit Erlangga

<https://www.academia.edu/34470817/MAKALAH_TEKNIK_PENGAMBILAN

_SAMPEL> Diakses pada tanggal 14 April 2019

<https://ilmugeografi.com/geografi-teknik/karakteristik-limbah/amp>Diakses

pada tanggal 14 April 2019

Siregar, Sakti.2005.Instalasi Pengolahan Air Limbah.Yogyakarta:Penerbit

Kanisius

<SNI_-6989-59-2008-_Metoda-Pengambilan-Contoh-Air-Limbah.pdf>Diakses

pada tanggal 1 April 2019

Sobat baru.2010.<sobatbaru.blogspot.com/2010/12/macam-macam-limbah-

cair.html?m=1>Diakses pada tanggal 19 April 2019

18

Anda mungkin juga menyukai