DIBUAT OLEH :
KELOMPOK 1
ANGGOTA :
1. BIMANTARA ILHAM SETYAWAN ( PO7133121003 )
2. FATIMAH AZZAHRAH ( PO7133121007 )
3. KIRAN ADELIA ( PO7133121015 )
4. ANNISA KHUSNUL KHOTIMAH ( PO7133121027 )
5. INDAH YULIA PURNAMA SARI ( PO7133121038 )
6. DHEA RIZKI ADELIA ( PO7133121063 )
7. MUHAMMAD REZA HANAFI ( PO7133121069 )
i
HALAMAN PENGESAHAN
Dengan ini menerangkan bahwa laporan kegiatan praktik belajar lapangan di BTKL PP
Kelas 1 Palembang pada Mahasiswa semester III Program Studi D-III Sanitasi Jurusan
kesehatan lingkungan poltekkes kemenkes palembang.
Mengetahui,
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Febriansyah Yahya
NIP. NIP.
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia sehingga dapat menyelesaikan Laporan Praktik Belajar Lapangan
( PBL ) di BTKLPP KELAS 1 Palembang.
Pada kesempatan ini perkenankan penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada
yang terhormat :
1. Ibu Diah Navianti, S.Pd.,M.Kes. selaku Ketua Prodi D-III Sanitasi.
2. Bapak Priyadi,SKM.,M.Kes dan Kamsul,S.ST.,M.Kes. selaku Pembimbing
Akademik.
3. Ibu Dr.Rismarini selaku Pembimbing Praktik Belajar Lapangan ( PBL ).
4. Bapak selaku Imam Sjahbandi,S.KM.,M.Kes. selaku Kepala BTKLPP KELAS 1
Palembang.
5. Bapak Febriansyah dan Bapak KM. Yahya selaku pembimbing kelompok 1
6. Kepala Instansi Ibu Desmawati K3
7. Seluruh Staf BTKLPP KELAS 1 Palembang
8. Semua pihak yang membantu pada saat pelaksanaan Praktik Belajar Lapangan
( PBL ).
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna dan
masih ada kesalahan baik ditinjau dari segi materi maupun tehnik penulisannya, untuk
memperbaiki dan kesempurnaan pembuatan laporan ini maka penulis tidak segan
mendapat saran sehingga dapat bermanfaat bagi pihak yang memerlukan.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN............................................................... ii
KATA PENGANTAR........................................................................... iii
DAFTAR ISI.......................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR............................................................................. vi
DAFTAR BAGAN................................................................................. vii
BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................. 2
1.3 Tujuan................................................................................................ 2
1.3.1 Tujuan Umum.................................................................... 2
1.3.2 Tujuan Khusus.................................................................... 2
1.4 Manfaat Praktik Belajar Lapangan (PBL)......................................... 3
1.4.1 Bagi Mahasiswa................................................................. 3
1.4.2 Bagi Instansi BTKLPP Kelas 1 Palembang....................... 3
1.4.3 Bagi Prodi D-III Sanitasi Polkesbang................................ 3
BAB 2 GAMBARAN UMUM BTKLPP KELAS 1 PALEMBANG. 4
2.1 Sejarah BTKLPP Kelas 1 Palembang............................................... 4
2.2 Struktur Organisasi............................................................................ 5
2.3 Visi dan Misi..................................................................................... 6
2.4 Tujuan dan Fungsi............................................................................. 7
2.4.1 Kegiatan............................................................................. 7
2.4.2 Jenis Instansi...................................................................... 7
2.4.3 Jabatan Fungsional............................................................. 7
BAB 3 PELAKSANAAN MAGANG................................................... 9
3.1 Waktu dan Tempat............................................................................ 9
3.1.1 Waktu Pelaksanaan............................................................ 9
3.1.2 Tempat Praktik Belajar Lapangan...................................... 9
3.2 Bidang Khusus yang Didalami.......................................................... 9
3.2.1 Pengertian Air Limbah....................................................... 9
3.2.2 Sumber Air Limbah............................................................ 10
3.2.3 Karakteristik Air Limbah................................................... 11
iv
3.2.4 Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah.................. 12
3.2.5 Kriteria Perencanaan IPAL Biofilter Anaerob dan Aerob. 16
3.3 Metodologi Penyelesaian Tugas........................................................ 18
3.3.1Pengolahan Instansi IPAl................................................................ 18
3.3.2 Hasil Pemeriksaan.......................................................................... 23
3.4 Pembelajaran Hal Baru...................................................................... 25
BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN................................................. 26
4.1 Kesimpulan........................................................................................ 26
4.2 Saran.................................................................................................. 26
4.2.1 Bagi Instansi BTKLPP Kelas 1 Palembang....................... 26
4.2.2 bagi mahasiswa/I................................................................ 27
LAMPIRAN........................................................................................... 28
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR BAGAN
vii
BAB 1
PENDAHULUAN
Adanya program Praktik Belajar Lapangan ( PBL ) yaitu untuk memenuhi mata
kuliah Penyehatan Udara dan Pengolahan Limbah Cair .
Limbah cair merupakan cairan yang dihasilkan dari proses produksi. Limbah
cair ini umumnya akan dikumpulkan terlebih dahulu kemudian akan mengalami
proses pengolahan ataupun kadangkala langsung di buang ke perairan atau
lingkungan. Pembuangan limbah cair langsung ke lingkungan akan sangat
membahayakan karena kemungkinan adanya bahan-bahan berbahaya dan
beracun ataupun kandungan limbah yang ada tidak mampu dicerna oleh
mikroorganisme yang ada dilingkungan (Hidayat, 2016).
1
Dalam upaya mengurangi bahaya limbah cair pada lingkungan saat dibuang
maka pengetahuan tentang karakeristik limbah sangat penting, Karakteristik
limbah umumnya dikelompokkan dalam karakteristik fisik, kimia, dan biologis.
Karakteristik fisik mencakup suhu, warna, bau, dan kekeruhan. Karakteristik
kimia mencakup BOD, COD, kesadahan. PH, dan sebagainya sedangkan
karakteristik biologis adalah ragam organisme yang ada pada limbah tersebut
(Hidayat. 2016).
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan dilakukan Praktik Belajar Lapangan (PBL) di BTKLPP Kelas 1
Palembang adalah untuk memenuhi mata kuliah penyehatan udara dan
pengolahan air limbah.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengelolaan limbah cair di BTKLPP kelas 1 Palembang
b. Mengetahui metode-metode pengolahan limbah cair
c. Mengetahui cara kerja IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah
2
1.4 Manfaat Praktik Belajar Lapangan ( PBL )
1.4.1 Bagi Mahasiswa
a. Dapat mengikuti praktik pengambilan sampel limbah cair.
b. Dapat melakukan pengujian limbah cair di laboratorium.
1.4.2 Bagi Instansi BTKLPP KELAS 1 Palembang
Menjalin kerja sama dengan Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes
Kemenkes Palembang dan menjalankan fungsi BTKLPP Kelas 1
Palembang bagian Pelaksanaan Pendidikan dan pelatihan.
1.4.3 Bagi Prodi D-III Sanitasi Poltekkes Kemenkes Palembang
a. Agar mahasiswa memperoleh keterampilan dan pengalaman kerja
praktis sehingga secara langsung dapat melaksanakan penyehatan
limbha cair dan penyehatan udara.
b. Agar mahasiswa dapat melakukan dan membandingkan penerapan
teori yang diterima di jenjang akademik dengan praktik yang
dilakukan di lapangan.
c. Meningkatkan pemahaman mahasiswa mengenai hubungan antara
teori dan penerapannya sehingga dapat memberikan bekal bagi
mahasiswa untuk terjun ke masyarakat.
3
BAB 2
GAMBARAN UMUM BTKLPP KELAS 1 PALEMBANG
4
Dalam menyelenggarakan tugas dan fungsi ini diupayakan melalui peningkatan
jejaring kerja dan kemitraan Lintas Program, Lintas Sektor, Institusi dan Swasta
baik Lokal Regional, Nasional maupun Internasional.
5
2.3 Visi dan Misi
Visi
Pusat Unggulan Regional Faktor Risiko Penyakit dan Kesehatan Lingkungan
Berbasis Laboratorium.
Misi
1. Menguji, mengkaji dan mengupayakan solusi terhadap faktor risiko
lingkungan dan penyakit
2. Menyiapkan, menyusun, mengembangkan dan menerapkan Teknologi Tepat
Guna di masyarakat
3. Mengembangkan Teknologi Laboratorium dan Rujukan
4. Melakukan advokasi dan mengembangkan komunikasi, informasi dan
edukasi
5. Melakukan peningkatan SDM dan pemberdayaan masyarakat melalui
pelatihan
Kebijakan dan Strategi
1. Mengembangkan dan memperkuat jejaring surveilans epidemiologi faktor
risiko dan kewaspadaan dini dengan fokus pemantauan wilayah kerja
2. Meningkatkan cakupan pengendalian dampak/faktor risiko lingkungan
3. Meningkatkan kualitas layanan Laboratorium dengan Akreditasi
Laboratorium
4. Mengupayakan pemenuhan kebutuhan alat, bahan, dan reagensia guna
mendukung penyelenggaraan program
5. Meningkatkan dan memantapkan jejaring lintas program, lintas sektor
masyarakat dan swasta melalui advokasi, sosialisasi dan pelatihan
6. Meningkatkan kemampuan SDM melalui pendidikan dan pelatihan
6
2. 4 Tugas dan Fungsi
2.4.1. Kegiatan
Kinerja dicapai melalui 3 (tiga) kegiatan utama dan 1 (satu) kegiatan penunjang
yaitu:
1. Pelaksanakan Surveilans Epidemiologi
2. Pelaksanaan Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan
3. Penyelenggaraan Laboratorium dan Pengembangan Teknologi Tepat Guna
4. Dukungan Administrasi dan Manajemen
7
BAB 3
PELAKSANAAN MAGANG
Limbah cair adalah sisa dari suatu hasil usaha dan atau kegiatan yang berwujud
cair yang dibuang ke lingkungan dan diduga dapat menurunkan kualitas
lingkungan. Sedangkan menurut Sugiharto (1987) air limbah (waste water)
adalah kotoran dari masyarakat, rumah tangga dan juga yang berasal dari
industri, air tanah, air permukaan, serta buangan lainnya. Begitupun dengan
Metcalf & Eddy (2003) mendefinisikan limbah berdasarkan titik sumbernya
sebagai kombinasi cairan hasil buangan rumah tangga (permukiman), instansi
perusahaaan, pertokoan, dan industri dengan air tanah, air permukaan, dan air
8
hujan. Pengelolaan limbah cair dalam proses produksi dimaksudkan untuk
meminimalkan limbah yang terjadi, volume limbah minimal dengan konsentrasi
dan toksisitas yang juga minimal.
Air buangan yang bersumber dari rumah tangga (domestic waste water)
merupakan salah satu dari sumber limbah. Air buangan tersebut berasal dari
pemukiman penduduk. Secara umum air buangan rumah tangga terdiri dari
ekskresi (tinja dan air seni), air bekas cucian dapur dan kamar mandi.
Air limbah domestik dibedakan menjadi tiga jenis air limbah yang dibedakan
berdasar pada jenis air buangannya. Tiga jenis air limbah tersebut adalah grey
water, black water, dan strom water. Grey water (air bekas) adalah air limbah
yang berasal dari floor drain, wastafel dan juga tempat cuci piring (sink). Black
water (air kotor padat) adalah air limbah yang berasal dari kloset dan urinoir.
9
Air limbah ini termasuk dalam golongan limbah padat organik, dimana limbah
padat organik tersebut dapat membusuk sehingga harus diolah dengan benar.
Strom water atau limbah air hujan yang dapat disalurkan secara langsung
menuju buangan akhir.
10
3.2.4 Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah
Seluruh air limbah yang dihasilkan dari kegiatan domestik seluruhnya dialirkan
ke bak pemisah lemak. Bak pemisah lemak berfungsi untuk memisahkan lemak
yang berasal dari kegiatan dapur, dan juga berfungsi untuk mengendapkan
kotoran pasir, tanah atau senyawa padatan yang tak dapat terurai secara biologis.
Setelah dari bak pemisah lemak, air limpasan dialirkan ke bak ekualisasi (sum
pit). Bak ekualisasi berfungsi sebagai bak penampung limbah dan bak kontrol
aliran. Air limbah di dalam bak ekualisasi selanjutnya dialirkan ke unit IPAL.
1. Biofilter
Biofilter merupakan salah satu sistem pengolahan air limbah yang dapat
digunakan. Sistem ini memanfaatkan mikroorganisme yang tumbuh dan
berkembang terlekat pada permukaan media sebagai media kontak. Media
kontak terendam oleh air limbah yang dialirkan secara terus-menerus melewati
celah atau rongga antar media. Secara ilmiah, mikroorganisme tesebut melekat
pada permukaan media dan membentuk lapisan lendir yang disebut dengan
lapisan biofilm. Media filter berupa media padat dan/atau berongga, bersifat
tidak beracun
terhadap mikroorganisme.
Proses pengolahan air limbah dengan proses biofilter Anaerob-Aerob secara
sederhana dapat ditujukkan seperti pada gambar berikut :
11
Gambar 4. Instalasi Pengolahan Air Limbah Dengan Proses Biofilter Anaerob-
Aerob
12
Untuk media biofilter dengan bahan organik secara umum dibuat dengan cara
dicetak dari bahan tahan karat dan ringan, contoh bahan tersebut ialah bahan
PVC atau bahan lainnya. Dengan luas permukaan spesifik yang besar dan
volume rongga yang besar, mikroorganisme dapat melekat dalam jumlah besar
dengan resiko mengalami penyumbatan yang sangat kecil. Dengan demikian
memungkinkan pengolahan air limbah dengan beban konsentrasi yang tinggan
serta efisiensi pengolahan yang cukup besar. Salah Satu contoh media biofilter
yang banyak digunakan yakni media dalam bentuk sarang tawon (honeycomb
tube) dari bahan PVC.
Perbandingan Luas Permukaan Spesifik Media Biofilter
13
sangat kecil yang menyebabkan bahan ini sering tersumbat. Selain itu
pemasangan media dalam jumlah yang besar cukup sulit.
c. Brillo Pads
Media ini mirip dengan mesh pads. Bahan ini lebih ringan dan mempunyai luas
permukaan yang besar dengan harga yang murah. Akan tetapi kekuatan
mekanikalnya kecil.
d. Random atau Dumped Packing
Umumnya packing ini memiliki berat yang ringan, fraksi rongga yang baik dan
relatif tahan terhadap penyumbatan. Akan tetapi dalam perawatannya sulit
dipindahkan dari vessel besar apabila telat terpasang. Selain itu pemasanganya
pun sangat rumit, sangat diperlukan kehati-hatian agar kerapatannya sesuai.
Bahan dari media ini ada yang terbuat dari stainless steel, keramik, poselain, dan
termoplastik. Media ini adalah media yang modern sehingga harganya sangat
mahal.
e. Media Terstruktur
Salah satu contoh media terstruktur adalah bentuk sarang tawon Berbahan PVC.
Harga dari media ini tergolong murah. Pada awalnya media ini bersifat
hidrophobic, namun setelah satu minggu terkena air akan memiliki sifat
kebasahan yang baik. Media terstruktur sarang tawon memiliki luas permukaan
yang beragam tergantung pada diameter celah bebas atau volume rongganya.
Selain itu kekutan mekaniknya cukup besar.
14
Seluruh air limbah dikumpulkan di bak ekualisasi, selanjutnya di pompa ke bak
pengendapan awal. Setelah itu air limpasan dari bak pengendapan awal dialirkan
ke reaktor anaerob. Selanjutnya air limpasan dari reaktor anaerob diakirkan ke
reaktor aerob. Pada reaktor aerob dan anaerob diisi media sarang tawon. Dengan
demikian mikroorganisme yang tersuspensi dalam air maupun yang menempel
pada permukaan media tersebut dapat meningkatkan efisiensi penguraian zat
organik, deterjen, dan mempercepat proses nitrifkasi. Sehingga efisiensi
penghilangan ammoniak menjadi lebih besar.
Selanjutnya, air dialirkan ke bak pengendapan terakhir. Pada bak ini lumpur
aktif yang mengandung mikroorganisme diendapkan dan dipompakan kembali
ke inlet bak aerasi dengan pompa sirkulasi lumpur. Dalam pedoman teknis
Instalasi Pengolahan Air Limbah dengan sistem biofilter anaerob aerob
dijelaskan adapun parameter perencanaan biofilter Anaerob-aerob sebagai
berikut:
1. Bak Pemisah Lemak
Jumlah minyak atau lemak terbilang cukup besar sebagai penyumbang
polutan organik sehingga perlu dilakukan pemisahan terlebih dahulu
terhadap air limbah dengan minyak. Pemisahan ini dilakukan agar beban
pengolahan pada unit IPAL dapat berkurang. Apabila kandungan minyak
yang masuk cukup besar akan menimbulkan hambatan pada proses
transfer oksigen di dalam bak aerasi. Pemisahan minyak yang dilakukan
pada bak pemisah lemak dapat dilakukan dengan sederhana secara
gravitasi. Dalam pemisahan lemak ini, bak dirancang sederhana dengan
waktu tinggal hidrolik berkisar antara 30 – 60 menit.
2. Bak Ekualisasi
Bak ekualisasi berfungsi untuk mengatur debit air limbah yang akan
diolah serta untuk menyeragaman konsentrasi zat pencemarnya agar
homogen dan proses pengolahan air limbah dapat berjalan dengan stabil.
Selain itu dapat juga digunakan sebagai bak aerasi awal pada saat terjadi
beban yang besar secara tiba-tiba.
15
Waktu tinggal di dalam bak ekualisasi umumnya berkisar antara 6 – 10
jam. Untuk menghitung volume bak ekualisasi yang diperlukan dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Beban permukaan (surface loading) sama dengan laju alir (debit volume)
rata-rata per hari dibagi luas permukaan bak.
Berikut kriteria dalam perencanaan bak pengendapan awal :
16
3.3 Metodologi Penyelesaian Tugas
Metode yang digunakan adalah deskriftif berdasarkan praktikum yang
dilaksanakan di IPAL BTKLPP Kelas 1 Palembang.
3.3.1. Pengolahan Instalasi IPAL
1. Buffer Tank
17
Gambar 4.2 Bak 1 Gambar 4.3 Bak 2
Pengolahan di dalam bak 2 dan bak 3 tersebut digunakan untuk
menurunkan kandungan bahan bahan organik dan anorganik
secara kimia dengan menggunakan PAC (Poly Aluminium
Chlorida), Polymer anionic, NaOH, HCI bahan-bahan polutan
menjadi flock agar lebih mudah mengendap dan memudahkan
dalam proses berikutnya.
3. Sedimentation Tank 1
18
Gambar 4.5 Pengolahan Biologis Pada Kolam Aerasi
4. Sedimentation Tank 2
19
daya kerja bakteri untuk menurunkan parameter BOD, COD,
H2S, NH3-N, NO2N, NO3-N, PO4, Zat padat terlarut (TDS), TSS.
5. Airlift Tank
6. Final Tank
7. Rumah Mesin
20
Gambar 4.9 Rumah Mesin
Digunakan sebagai rumah pelindung mesin operasi IPAL dan
tanki bahan kimia yang mengatur banyak bahan kimia yang
diperlukan dalam pengolahan IPAL. Operasional IPAl pada
bagian proses kimia :
a. PAC dengan ukuran 2Kg untuk 100lt.
b. NaOH dengan ukuran 1Kg untuk 100lt
c. HCl dengan ukuran 1lt yang 36% untuk teknis untuk 100lt
d. Polymer anionic dengan ukuran 5 sendok the untuk 100lt
e. Microplus dengan ukuran 2 Kg untuk 100lt
f. Biodekstran dengan ukuran 2Kg untuk 100lt
g. Buka valve sesuai dosis awal
h. Dalam operasional harian valve akan terbuka secara
outomatic
i. Lakukan pemeriksaan pada tanki dan lakukan pengisisan
bila telah habis/berkurang.
8. Sludge Tank
21
bakteri patogen dan virus. Proses pembuangan lumpur yang pada
unit IPAL dilakukan satu tahun 2 kali dengan bekerja sama
dengan dinas kebersihan setempat.
22
3.4 Pembelajaran Hal Baru
Dalam pelaksanaan Praktik Belajar Lapangan ( PBL ) ini penulis mendapatkan
banyak pengetahuan secara nyata dalam menerapkan ilmu yang diperoleh di
bangku kuliah, sehingga dapat dipraktekkan secara maksimal dan optimal ketika
melaksanakan Praktik Belajar Lapangan ( PBL ).
Selain itu Praktik Belajar Lapangan ( PBL ) adalah sarana bagi mahasiswa/i
untuk mengenal dunia kerja nyata sekaligus mengenal lingkungan dan kondisi
kerja yang nantinya akan dihadapi mahasiswa/i setelah lulus kuliah.
3.4.2 Permen LHK Nomor 5 Tahun 2014 Mengatur Baku Mutu Air
Limbah.
Limbah yang dihasilkan oleh industry, perhotelan, fasilitas pelayanan
Kesehatan, rumah pemotongan hewan, pemukiman, rumah tangga, dan
asrama tidak boleh langsung dibuang, karena pengolahan air limbah wajib
dilakukan sesuai Permen LHK nomor 5 tahun 2014 mengatur baku mutu
air limbah.
23
3.4.3 UU Nomor 32 Tahun 2009 Yang Mengatur Perlindungan Serta
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
UU 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup bertujuan untuk melindungi NKRI dari pencemaran dan/atau
kerusakan lingkungan hidup. Mewujudkan pembangunan berkelanjutan
hingga antisipasi isu lingkungan global, mengakui bahwa lingkungan
hidup yang baik dan sehat adalah hak yang harus diperoleh warga negara.
24
BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian dalam Laporan Praktik Belajar Lapangan ( PBL ), maka
dapat disimpulkan bahwa dalam dunia kerja diperlukan tanggung jawab,
ketelitian, kesabaran yang tinggi atas semua pekerjaan yang dikerjakan dan
disiplin dalam mengikuti peraturan bekerja dan disiplin waktu menjadi tanggung
jawab kita agar tugas- tugas yang diberikan dapat diselesaikan dengan baik dan
tepat waktu.
4.2 Saran
4.2.1 Bagi Instansi BTKLPP KELAS I Palembang :
1. BTKLPP KELAS I Palembang terus saling bekerja sama dengan
Instansi - Instansi Perguruan Tinggi Negeri maupun Swasta agar
pelaksanaan Praktik Belajar Lapangan ( PBL ) dapat berjalan
dengan lancar.
2. BTKLPP KELAS I Palembang memberikan kesempatan bagi
mahasiswa/i untuk belajar lebih dalam lagi mengenai kegiatan
instansi, agar mahasiswa/i mempunyai pengalaman dan ilmu
yang lebih jelas.
3. BTKLPP KELAS I Palembang agar memberikan bimbingan
kepada mahasiswa/i Praktik Belajar Lapangan ( PBL ) dengan
lebih baik dan jelas.
25
4.2.2 Bagi Mahasiswa/i :
1. Dalam melaksanakan Praktik Belajar Lapangan ( PBL ), sebelum
terjun langsung ke lapangan kita harus sudah memiliki bekal
materi tentang apa yang akan dipraktikkan, baik itu di dapat dari
referensi - referensi maupun bertanya secara langsung kepada
pembimbing.
2. Kita harus memperhatikan keaktifkan untuk memperoleh
keterangan apa saja yang masih belum diketahui dengan bertanya
kepada pembimbing.
3. Membekali diri dengan keterampilan yang cukup seperti yang
telah di ajarkan.
26
Lampiran
27
28