DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
ERLIDA PO7133121061
Dengan ini menerangkan bahwa laporan kegiatan praktik belajar lapangan di BTKL PP
Kelas 1 Palembang pada Mahasiswa semester III Program Studi D-III Sanitasi Jurusan
kesehatan lingkungan poltekkes kemenkes Palembang
Kelompok : 4
Mengetahui,
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas karunia-Nya kami dapat menyelesaikan Praktikum Belajar Lapangan dan
penyusunan laporan tentang “Pengelolaan Air Limbah di Balai Teknik Kesehatan
Lingkungan Kelas I Palembang Tahun 2022”. Segala rangkaian kegiatan selama
melaksanakan kegiatan Praktik Belajar Lapangan di BTKLPP Kelas I Palembang ini
telah memberikan banyak pengalaman dan pengetahuan baru bagi penulis, khususnya di
bidang Pengelolaan Air Limbah. Penyusunan Laporan Kegiatan ini dilakukan sebagai
salah satu cara agar dapat mengetahui kendala dan masalah yang di akan dihadapi
maupun yang telah dihadapi sebagai bahan pertimbangan evaluasi untuk kegiatan yang
berjalan selanjutnya. Kami menyampaikan rasa terima kasih kepada piha-pihak yang
telah membantu, membimbing, mengarahkan, dan memberikan dorongan bagi penulis
hingga tersusunnya tugas akhir ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada :
2. Kamsul, SST, M.Kes. selaku penanggung jawab mata kuliah pengelolaan air
limbah.
3. Priyadi, SKM, M.Kes selaku penanggung jawab mata kuliah penyehatan udara.
Kelompok 4
iii
DAFTAR ISI
A. Hasil ........................................................................................ 17
iv
B. Pembahasan ............................................................................ 18
a.Pengolahan Instalasi IPAL .............................................. 18
b. Hasil Pemantauan Limbah Cair (IPAL) Harian ............... 22
Penyakit Palembang
A. Kesimpulan ............................................................................. 25
B. Saran ....................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Limbah cair domestik adalah air yang telah dipergunakan dan berasal
dari rumah tangga atau pemukiman termasuk di dalamnya adalah yang berasal
dari kamar mandi, tempat cuci, WC, serta tempat memasak (Sugiharto,
2008).Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 112 Tahun 2003,
air limbah domestik terdiri dari parameter BOD, TSS, pH, minyak dan lemak
yang apabila keseluruhan parameter tersebut dibuang langsung ke badan
penerima, maka akan mengakibatkan pencemaran air. Besarnya kandungan
bahan organik ini dapat diketahui dengan mengukur jumlah oksigen, baik yang
dipakai oleh bakteri maupun proses kimiawi untuk mengoksidasi zat tersebut
menjadi senyawa yang lebih sederhana. Tingginya kandungan bahan organik
dalam air limbah domestik digambarkan dengan nilai BOD5 atau kebutuhan
oksigen biologis (Biochemical Oxygen Demand) maupun COD atau kebutuhan
oksigen kimiawi (Chemical Oxygen Demand). Nilai COD digunakan secara luas
sebagai suatu ukuran bagi pencemaran oleh limbah domestik maupun industri,
sedangkan nilai BOD5 digunakan untuk menentukan beban pencemaran organik
akibat air limbah domestik atau atau industri.
Pada limbah domestik mengandung suspensi padat dari senyawa organik.
Zat - zat organik yang berada dalam limbah domestik dapat menimbulkan
perubahan warna, rasa dan bau yang tidak sedap. Jika jumlah konsentrasi
polutan cukup tinggi pada limbah domestik maka akan mengakibatkan ancaman
yang cukup serius terhadap kelestarian lingkungan, serta akan berdampak pada
sifat fisika, kimia dan biologis lingkungan perairan tersebut. Kementerian
Lingkungan Hidup Indonesia pada tahun 2014 mengeluarkan hasil studi bahwa
60 - 70 % sungai di Indonesia telah tercemar limbah domestik atau rumah
tangga. Air limbah domestik atau rumah tangga yang tidak diolah secara benar
dapat menyebabkan berbagai macam masalah bagi manusia dan lingkungan
sekitarnya.
1
Limbah domestik di Indonesia sudah diawasi oleh Kementrian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia dalam PerMenLHK No.
68 Tahun 2016 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik. Dengan menetapkan
batas atau kadar unsur pencemar dan atau jumlah unsur pencemar yang
ditenggang keberadaannya dalam air limbah yang akan dibuang atau dilepas ke
dalam sumber air dari suatu usaha dan atau kegiatan. Hasil pemantauan
parameter yang ditetapkan tersebut kemudian dilaporkan secara berkala paling
sedikit 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) bulan kepada bupati walikota dengan
tembusan Gubernur, Menteri dan Instansi terkait sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangan-undangan (KemenLHK, 2016).
B.Tujuan Magang
1. Tujuan Umum
2
c. Meningkatkan pemahaman mahasiswa mengenai hubungan antara teori
dan penerapannya sehingga dapat memberikan bekal bagi mahasiswa
untuk terjun ke masyarakat.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Air limbah adalah air yang bercampur zat padat (dissolved dan
suspended) yang berasal dari kegiatan rumah tangga, pertanian, perdagangan dan
industri. Air limbah dapat menjadi salah satu penyebab air tercemar jika tidak
diolah sebelum dibuang ke badan air. Sementara terkait dengan air limbah
domestik, terdapat beberapa penelitian yang menyebutkan bahwa dalam lumpur
limbah domestik telah ditemukan adanya kandungan logam - logam berat. Kita
4
harus paham pada karakteristik dan sifat air limbah, sehingga dapat dengan tepat
melakukan usaha untuk mengelolanya, misalnya untuk keperluan desain Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL).
Karakteristik air limbah diperlukan untuk menentukan cara pengolahan
yang efektif dan efisien. Secara prinsip, karakteristik air limbah terbagi menjadi
karakteristik fisik, kimia dan bakteriologi.
1.Karakteristik Fisik
a. Suhu
2.Karakteristik Kimia
Karakteristik kimia air limbah antara lain : Biochemical Oxygen
Demand (BOD) adalah kebutuhan oksigen bagi sejumlah bakteri untuk
mengurai atau mengoksidasi semua zat - zat organik yang terlarut maupun
sebagai tersuspensi dalam air menjadi bahan organik yang lebih sederhana.
Nilai ini hanya merupakan jumlah bahan organik yang dikonsumsi bakteri.
Aktifnya bakteri menguraikan bahan - bahan organik bersamaan dengan
habisnya terkonsumsi oksigen. Habisnya oksigen terkonsumsi membuat
biota lainnya yang membutuhkan oksigen menjadi kekurangan dan akibatnya
biota yang memerlukan oksigen ini tidak dapat hidup atau terganggu.
5
Semakin tinggi angka BOD semakin sulit bagi mahkluk air yang
membutuhkan oksigen bertahan hidup. Misalnya limbah dapur di pariwisata
dibuang ke sungai, limbah tersebut akan mengalami pembusukan oleh
bakteri, dalam proses pembusukan bakteri membutuhkan O2, sehingga
kandungan O2 di sungai menurun. Hal ini terjadi karena bakteri
membutuhkan O3 dalam menguraikan limbah, semakin banyak limbah yang
dibuang maka semakin banyak bakteri yang membutuhkan O2 sehingga
kandungan O3 di sungai menurun.
Selanjutnya kehidupan di sungai terganggu.
a.Chemical Oxygen Demand (COD)
Chemical Oxygen Demand(COD) adalah sejumlah oksigen yang
dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat anorganis dan organis
sebagaimana pada BOD, angka COD merupakan ukuran bagi pencemaran
air oleh zat anorganik.
b. pH ( Keasaman Air )
6
d. Amoniak
Air raksa, Timah hitam, Chromium, Besi dan Nikel, Arsen, Selenium,
Cobalt, Mangan dan Aluminium. Misalnya aktivitas di transportasi, sarana
transportasi (mobil), proses pembakaran bahan bakar bensin salah satunya
adalah Pb (timah hitam). Timah hitam merupakan logam berat yang
bentuknya padat atau partikel sehingga dengan gaya gravitasi bumi akan
berada di tanah dengan adanya pori-pori tanah dan limpasan air hujan Pb
akan mengikuti aliran air tanah sampai pada sumber air. Pb merupakan
logam berat yang sulit untuk diurai oleh bakteri sehingga akan terjadi
akumulasi di sumber air. Sumber air dimanfaatkan oleh manusia dan
makhluk hidup lainnya sehingga yang menggunakan terkontaminasi.
Apabila kadar Pb melebihi ambang batas akan berpengaruh terhadap
makluk hidup. Dampak Pb manusia dapat menimbulkan gangguan sistem
reproduksi, anemia menurunkan IQ, kerusakan hati, ginjal dan lain-lain.
7
3.Karakteristik Biologi
Air limbah biasanya mengandung mikroorganisme yang memiliki
peranan penting dalam pengolahan air limbah secara biologi, tetapi ada juga
mikroorganisme yang membahayakan bagi kehidupan. Mikroorganisme
tersebut antara lain bakteri, jamur, protozoa dan alga. Bakteri merupakan
mikroorganisme bersel tunggal dan biasanya tidak berwarna. Memiliki
berbagai bentuk seperti batang, bulat dan spiral. Bakteri Eschericia coli
merupakan bakteri yang dijadikan indikator polusi buangan manusia.
a.Jamur
Dapat memecah materi organik, tidak melakukan fotosintesis, tumbuh
pada daerah lembab dengan pH rendah.
b.Alga
Alga dapat memberikan gangguan pada air, seperti timbulnya bau dan rasa
yang tidak kita inginkan.
8
D.Landasan Hukum
Dalam pelaksanaan pemantauan kualitas air limbah domestik memiliki
landasan hukum sebagai berikut :
c) Jumlah air bersih tidak cukup, sehingga manusia tidak bisa menjaga
kebersihannya.
d) Air sebagai tempat berkembangnya kuman atau mikroba.
2. Bagi Tumbuhan
9
a) Perubahan morfologi, pigmen dan kerusakan fisiologis sel tumbuhan.
b) Mempengaruhi tumbuhan vegetasi.
10
permukaan media dan membentuk lapisan lendir yang disebut
dengan lapisan biofilm. Media filter berupa media padat dan/atau
berongga, bersifat tidak beracun terhadap mikroorganisme.
2. Sistem Biofilter Anaerob-Aerob
Proses pengolahan air limbah dengan proses biofilter Anaerob-
Aerob secara sederhana dapat ditujukkan seperti pada gambar
berikut :
Bahan material yang dapat digunakan sebagai media biofilter
dapat berupa bahan organic ataupun anorganik. Bahan dengan
bentuk butiran yang tidak teratur, tali, jaring, ataupun bentuk yang
lebih solid seperti papan sarang tawon atau bentuk lainnya
merupakan cotoh dari bahan material organik. Untuk bahan
anorganik sebagai contoh materialnya berupa batu pecah, kerikil
batu marmer, dan lain-lain. Karakter media biofilter anorganik ini
dengan diameter bahan yang semakin kecil akan membuat luas
permukaan media biofilter yang semakin besar. Sehingga
mikroorganisme yang berkembang pada permukaan media akan
berjumlah semakin banyak, namun volume rongga media akan
menjadi kecil. Apabila sistem yang digunakan pada aliran
dilakukan dari atas menuju bawah atau yang disebut dengan down
flow, maka akan terjadi efek filtrasi. Efek filtrasi tersebut akan
mengakibatkan penyumbatan karena adanya proses penumpukan
lumpur organik dibagian atas media biofilter sehingga perlu adanya
proses pencucian secukupnya. Untuk media biofilter dengan bahan
organik secara umum dibuat dengan cara dicetak dari bahan tahan
karat dan ringan, contoh bahan tersebut ialah bahan PVC atau
bahan lainnya. Dengan luas permukaan spesifik yang besar dan
volume rongga yang besar, mikroorganisme dapat melekat dalam
jumlah besar dengan resiko mengalami penyumbatan yang sangat
kecil. Dengan demikian memungkinkan pengolahan air limbah
dengan beban konsentrasi yang tinggan serta efisiensi pengolahan
yang cukup besar. Salah Satu contoh media biofilter yang banyak
11
digunakan yakni media dalam bentuk sarang tawon (honeycomb
tube) dari bahan PVC.
12
BAB III
METODE PELAKSANAAN
1.Buffer Tank
13
2. Chemical Tank
3. Sedimentation Tank 1
14
4. Pengolahan Biologis Pada Kolam Aerasi
16
8. Rumah Mesin
- Alat tulis
Bahan :
- Air Limbah
17
2.Cara Kerja
- Gelas Beker
- APD
Bahan
- Cairan Buffer
2. Cara Kerja
e. Kemudian siapkan sampel air limbah inlet dan outlet ke dalam gelas
beker sebanyak 50 ml.
18
f. Lalu masukan pH meter ke dalam gelas beker yang berisikan sampel
inlet tunggu 3-5 menit dan catat hasilnya.
g. pH meter dimasukan lagi ke dalam cairan buffer untuk dikalibrasi.
h. Masukkan pH meter ke dalam gelas beker yang berisikan sampel
outlet tunggu 3 - 5 menit dan catat hasilnya.
19
BAB IV
A. HASIL
Persyaratan :
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kesehatan RI Nomor :
P.068/Menlhk.Sesjen/Kum.1/8/2016 Tentang Baku Mutu Limbah Domestik pH
: 6-9 TSS : 30 mg/l
B. PEMBAHASAN
1. Hasil pemeriksaan inlet dan outlet dari tanggal 10 Oktober 2022 - 26
Oktober 2022 didapatkan hasil pH tertinggi pada pemeriksaan inlet yaitu 7.0
pada tanggal 18 Oktober dan 26 Oktober sedangkan pada pemeriksaan pH
inlet terendah yaitu 6.0 pada tanggal 12 Oktober.
20
2. Hasil pemeriksaan inlet dan outlet dari tanggal 10 Oktober 2022 - 26
Oktober 2022 didapatkan hasil pH tertinggi pada pemeriksaan oulet yaitu 7,1
pada tanggal 10, 20 dan 26 Oktober sedangkan pada pemeriksaan pH
inletterendah yaitu 6,1 pada tanggal 12 Oktober.
21
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian dalam Laporan Praktik Belajar Lapangan ( PBL ), maka
dapat disimpulkan bahwa Instalasi Pengolahan Air Limbah BTKLPP Kelas 1
Palembang telah sesuai dengan perencanaan IPAL Biolfilter Anaerob-Aerob
instalasi pengolahan air limbah yang ideal dan telah sesuai dengan Permen LHK
nomor 5 tahun 2022 dengan memiliki biofilter anaerob berupa buffer tank,
sedimentation tank, serta biofilter aerob berupa bak pengolahan biologis.
Dilengkapi chemical tank, 2 bak sedimentasi, airlift tank, sludge tank, dan final
tank.
IPAL BTKLPP Kelas 1 Palembang juga telah memenuhi Baku Mutu Limbah
Domestik sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik
Indonesia Nomor 68 Tahun 2016. Dengan parameter pH, TSS, suhu, dan debit
di periksa setiap hari dan BOD, COD, lemak dan minyak, amoniak, total
coliform diperiksa setiap 3 bulan.
B. SARAN
Dalam melakukan pemeriksaan sampel limbah cair IPAL BTKLPP Kelas 1
Palembang sebaiknya dilakukan pemeriksaan lengkap setiap bulan, guna
pencegahan dini jika ada parameter yang melebihi baku mutu pada saluran
outlet.
22
DAFTAR PUSTAKA
BTKLPP Kelas I Palembang. (n.d.). Kemkes.Go.Id. Retrieved October 27, 2022, from
http://p2p.kemkes.go.id/
23
LAMPIRAN
pH Meter
24
Lampiran 2 Denah IPAL
25