Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN

(PBL) PENGELOLAAN LIMBAH CAIR ( IPAL )

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4

DINDA AYU AZIZAH RIADI PO7133121045

NADILLA PUTRI UTAMI PO7133121047

CHELLY DERLYAN PO7133121048

AMANDA VERADIETHA PO7133121059

ERLIDA PO7133121061

RISMA WAHYUNI PO7133121080

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KEMENKES PALEMBANG

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

PRODI D-III SANITASI TAHUN 2022


HALAMAN PENGESAHAN

Dengan ini menerangkan bahwa laporan kegiatan praktik belajar lapangan di BTKL PP
Kelas 1 Palembang pada Mahasiswa semester III Program Studi D-III Sanitasi Jurusan
kesehatan lingkungan poltekkes kemenkes Palembang

Kelompok : 4

DINDA AYU AZIZAH RIADI PO7133121045


NADILLA PUTRI UTAMI PO7133121047
CHELLY DERLYAN PO7133121048
AMANDA VERADIETHA PO7133121059
ERLIDA PO7133121061
RISMA WAHYUNI PO7133121080

Telah disetujui dan di sahkan pada tanggal 05 Januari 2023

Mengetahui,

Pembimbing Lapangan Pembimbing Akademik PBL

Dr. Rismarini, ST, SKM, MT. Dr. Maksuk, M.Kes.

NIP. 198112122005012006 NIP.197210171995022001

Ketua Jurusan Kesehatan Lingkungan


Dosen Pengampu
Poltekkes Kemenkes Palembang

Kamsul, SST, M.Kes Diah Navianti, S.Pd. M.Kes.


NIP.197411152000031004 NIP.196911251992032001

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas karunia-Nya kami dapat menyelesaikan Praktikum Belajar Lapangan dan
penyusunan laporan tentang “Pengelolaan Air Limbah di Balai Teknik Kesehatan
Lingkungan Kelas I Palembang Tahun 2022”. Segala rangkaian kegiatan selama
melaksanakan kegiatan Praktik Belajar Lapangan di BTKLPP Kelas I Palembang ini
telah memberikan banyak pengalaman dan pengetahuan baru bagi penulis, khususnya di
bidang Pengelolaan Air Limbah. Penyusunan Laporan Kegiatan ini dilakukan sebagai
salah satu cara agar dapat mengetahui kendala dan masalah yang di akan dihadapi
maupun yang telah dihadapi sebagai bahan pertimbangan evaluasi untuk kegiatan yang
berjalan selanjutnya. Kami menyampaikan rasa terima kasih kepada piha-pihak yang
telah membantu, membimbing, mengarahkan, dan memberikan dorongan bagi penulis
hingga tersusunnya tugas akhir ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Diah Naviati S.Pd, M.Kes. selaku ketua jurusan kesehatan Lingkungan.

2. Kamsul, SST, M.Kes. selaku penanggung jawab mata kuliah pengelolaan air
limbah.
3. Priyadi, SKM, M.Kes selaku penanggung jawab mata kuliah penyehatan udara.

4. Kepala Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Kelas I


Palembang yang telah memberikan kesempatan penulis melaksanakan kegiatan
PBL.
5. Lasinem, SKM, M.Kes. selaku Sub Koordinator Pratikum Kesehatan Lingkungan.
6. Elly Stiawati, SKM, M.Kes. selaku pembimbing lapangan.

7. KM. Yahya Syukur, SKM, M.BMD. selaku kepala instalasi TTG.

8. Desmawati, ST, M.Kes. selaku kepala instalasi K3 dan limbah.

Palembang, 05 Januari 2023

Kelompok 4
iii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii

KATA PENGANTAR ................................................................................. iii

DAFTAR ISI ................................................................................................. iv

DAFTAR TABEL ......................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang .......................................................................... 1

B. Tujuan Magang ......................................................................... 2

C. Manfaat Magang ....................................................................... 2

D. Waktu dan Lokasi Magang ....................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 4

A. Pengertian Limbah Cair ............................................................ 4

B. Karakteristik Limbah Cair ........................................................ 4

C. Baku Mutu Limbah Cair ........................................................... 8

D. Landasan Hukum Limbah Cair Domestik ................................ 9

E. Dampak Pencemaran Limbah Cair ........................................... 9

BAB III PELAKSANAAN PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN .............. 11

A. Profil Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Dan Pengendalian

Penyakit (BTKL-PP) Kelas 1 Palembang ............................... 11

B. Pelaksanaan Kegiatan Praktik Belajar Lapangan ................... 15

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 17

A. Hasil ........................................................................................ 17

iv
B. Pembahasan ............................................................................ 18
a.Pengolahan Instalasi IPAL .............................................. 18
b. Hasil Pemantauan Limbah Cair (IPAL) Harian ............... 22

c. Prosedur Pengambilan Sampel ........................................ 22

d. Prosedur Cara Pemeriksaan Sampel ................................ 23

e. Hubungan Mata Kuliah dengan Kegiatan di Balai .......... 23

Teknik Kesehatan Lingkungan – Pengendalian

Penyakit Palembang

BAB V PENUTUP ....................................................................................... 25

A. Kesimpulan ............................................................................. 25

B. Saran ....................................................................................... 25

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Baku Mutu Air Limbah Domestik ................................................. 8

Tabel 4.1 Hasil Pemantauan Limbah Cair (IPAL) Harian ........................... 17

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Struktur Organisasi BTKL PP Kelas 1 Palembang .................. 13

Gambar 4.1 Buffer Tank ............................................................................... 17

Gambar 4.2 Bak 1 Chemical Tank ............................................................... 18

Gambar 4.3 Bak 2 Chemical Tank ............................................................... 18

Gambar 4.4 Sedimentation Tank 1 ............................................................... 18

Gambar 4.5 Pengolahan Biologis Pada Kolam Aerasi................................. 19

Gambar 4.6 Sedimentation Tank 2 ............................................................... 19

Gambar 4.7 Airlift Tank ............................................................................... 20

Gambar 4.8 Final Tank ............................................................................... 20

Gambar 4.9 Rumah Mesin ........................................................................... 21

Gambar 4.10 Slugde Tank ............................................................................ 21

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pengambilan Sampel Air Limbah............................................. xi

Lampiran 2 Pemeriksaan Sampel Air Limbah ............................................. xi

viii
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Limbah cair domestik adalah air yang telah dipergunakan dan berasal
dari rumah tangga atau pemukiman termasuk di dalamnya adalah yang berasal
dari kamar mandi, tempat cuci, WC, serta tempat memasak (Sugiharto,
2008).Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 112 Tahun 2003,
air limbah domestik terdiri dari parameter BOD, TSS, pH, minyak dan lemak
yang apabila keseluruhan parameter tersebut dibuang langsung ke badan
penerima, maka akan mengakibatkan pencemaran air. Besarnya kandungan
bahan organik ini dapat diketahui dengan mengukur jumlah oksigen, baik yang
dipakai oleh bakteri maupun proses kimiawi untuk mengoksidasi zat tersebut
menjadi senyawa yang lebih sederhana. Tingginya kandungan bahan organik
dalam air limbah domestik digambarkan dengan nilai BOD5 atau kebutuhan
oksigen biologis (Biochemical Oxygen Demand) maupun COD atau kebutuhan
oksigen kimiawi (Chemical Oxygen Demand). Nilai COD digunakan secara luas
sebagai suatu ukuran bagi pencemaran oleh limbah domestik maupun industri,
sedangkan nilai BOD5 digunakan untuk menentukan beban pencemaran organik
akibat air limbah domestik atau atau industri.
Pada limbah domestik mengandung suspensi padat dari senyawa organik.
Zat - zat organik yang berada dalam limbah domestik dapat menimbulkan
perubahan warna, rasa dan bau yang tidak sedap. Jika jumlah konsentrasi
polutan cukup tinggi pada limbah domestik maka akan mengakibatkan ancaman
yang cukup serius terhadap kelestarian lingkungan, serta akan berdampak pada
sifat fisika, kimia dan biologis lingkungan perairan tersebut. Kementerian
Lingkungan Hidup Indonesia pada tahun 2014 mengeluarkan hasil studi bahwa
60 - 70 % sungai di Indonesia telah tercemar limbah domestik atau rumah
tangga. Air limbah domestik atau rumah tangga yang tidak diolah secara benar
dapat menyebabkan berbagai macam masalah bagi manusia dan lingkungan
sekitarnya.

1
Limbah domestik di Indonesia sudah diawasi oleh Kementrian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia dalam PerMenLHK No.
68 Tahun 2016 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik. Dengan menetapkan
batas atau kadar unsur pencemar dan atau jumlah unsur pencemar yang
ditenggang keberadaannya dalam air limbah yang akan dibuang atau dilepas ke
dalam sumber air dari suatu usaha dan atau kegiatan. Hasil pemantauan
parameter yang ditetapkan tersebut kemudian dilaporkan secara berkala paling
sedikit 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) bulan kepada bupati walikota dengan
tembusan Gubernur, Menteri dan Instansi terkait sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangan-undangan (KemenLHK, 2016).

B.Tujuan Magang

1. Tujuan Umum

Untuk menambah informasi serta mengetahui pengolahan IPAL di BTKLPP


Kelas 1 Palembang.
2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui pengelolaan limbah cair di BTKLPP kelas 1 Palembang


b. Mengetahui metode-metode pengolahan limbah cair c. Mengetahui cara
kerja IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah)
C.Manfaat Praktik Belajar Lapangan ( PBL )
1. Bagi Mahasiswa
a. Dapat mengikuti praktik pengambilan sampel limbah cair.
b. Dapat melakukan pengujian limbah cair di laboratorium
2. Bagi Prodi D-III Sanitasi Poltekkes Kemenkes Palembang
a. Agar mahasiswa memperoleh keterampilan dan pengalaman kerja
praktis sehingga secara langsung dapat melaksanakan penyehatan
limbha cair dan penyehatan udara.
b. Agar mahasiswa dapat melakukan dan membandingkan penerapan
teori yang diterima di jenjang akademik dengan praktik yang dilakukan
di lapangan.

2
c. Meningkatkan pemahaman mahasiswa mengenai hubungan antara teori
dan penerapannya sehingga dapat memberikan bekal bagi mahasiswa
untuk terjun ke masyarakat.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.Pengertian Limbah Cair

Air limbah domestik (rumah tangga) merupakan limbah cair hasil


buangan dari perumahan (rumah tangga), bangunan perdagangan, perkantoran
dan sarana sejenis. Contoh limbah cair domestik adalah air deterjen sisa cucian,
air sabun, dan air tinja. Menurut PermenLHK No. 68 tahun 2016 air limbah
adalah air sisa dari suatu hasil usaha dan/atau kegiatan. Sedangkan yang
dimaksud dengan air limbah domestik adalah air limbah yang berasal dari
aktivitas hidup sehari - hari manusia yang berhubungan dengan pemakaian air.
Baku mutu air limbah domestik adalah ukuran batas atau kadar unsur pencemar
dan atau jumlah unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam air
limbah domestik yang akan dibuang atau dilepas ke air permukaan. Baku mutu
air limbah domestik yaitu pH, BOD, COD, TSS, minyak dan lemak, amonia dan
Total Coliform (Kement.HK, 2016).
Air limbah domestik (grey dan black water) mempunyai perbedaan yang
cukup signifikan. Air limbah "grey water" yang banyak mengandung unsur
minyak dan lemak. Air limbah "black water" lebih banyak mengandung kadar
organik dan suspensi/padatan yang tinggi. Air limbah domestik ini umumnya
terdiri dari limbah yang sebagian berbentuk larutan dan sebagian lagi merupakan
larutan suspensi. Selain itu, air limbah domestik banyak mengandung zat organik
yang berguna bagi mikroorganisme saprophytic, yaitu organisme pembusuk.
Bersifat tidak stabil, biodegradasi, dan menimbulkan bau busuk.

B.Karakteristik Limbah Cair

Air limbah adalah air yang bercampur zat padat (dissolved dan
suspended) yang berasal dari kegiatan rumah tangga, pertanian, perdagangan dan
industri. Air limbah dapat menjadi salah satu penyebab air tercemar jika tidak
diolah sebelum dibuang ke badan air. Sementara terkait dengan air limbah
domestik, terdapat beberapa penelitian yang menyebutkan bahwa dalam lumpur
limbah domestik telah ditemukan adanya kandungan logam - logam berat. Kita
4
harus paham pada karakteristik dan sifat air limbah, sehingga dapat dengan tepat
melakukan usaha untuk mengelolanya, misalnya untuk keperluan desain Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL).
Karakteristik air limbah diperlukan untuk menentukan cara pengolahan
yang efektif dan efisien. Secara prinsip, karakteristik air limbah terbagi menjadi
karakteristik fisik, kimia dan bakteriologi.
1.Karakteristik Fisik
a. Suhu

Suhu berada di bawah suhu luar (udara), suhu akan


mempengaruhi kehidupan di dalam air, perubahan suhu secara ekstrim
merupakan keadaan yang tidak seimbang dalam ekosistem air. Contoh :
buangan air yang suhunya tinggi di buang ke sungai maka akan
menyebabkan temperature sungai menjadi naik akibatnya kandungan Oz
rendah sehingga kehidupan di air terganggu.
b. Kekeruhan

Sifat kekeruhan pada air menunjukkan adanya bahan padat atau


padatan tersuspensi (melayang dalam air) misalnya: partikel pasir, partikel
dari sisa bahan organik.
c. Warna

Warna menunjukkan adanya partikel padat atau tersuspensi


seperti unsur besi, bahan organik dan sisa organisme.

2.Karakteristik Kimia
Karakteristik kimia air limbah antara lain : Biochemical Oxygen
Demand (BOD) adalah kebutuhan oksigen bagi sejumlah bakteri untuk
mengurai atau mengoksidasi semua zat - zat organik yang terlarut maupun
sebagai tersuspensi dalam air menjadi bahan organik yang lebih sederhana.
Nilai ini hanya merupakan jumlah bahan organik yang dikonsumsi bakteri.
Aktifnya bakteri menguraikan bahan - bahan organik bersamaan dengan
habisnya terkonsumsi oksigen. Habisnya oksigen terkonsumsi membuat
biota lainnya yang membutuhkan oksigen menjadi kekurangan dan akibatnya
biota yang memerlukan oksigen ini tidak dapat hidup atau terganggu.

5
Semakin tinggi angka BOD semakin sulit bagi mahkluk air yang
membutuhkan oksigen bertahan hidup. Misalnya limbah dapur di pariwisata
dibuang ke sungai, limbah tersebut akan mengalami pembusukan oleh
bakteri, dalam proses pembusukan bakteri membutuhkan O2, sehingga
kandungan O2 di sungai menurun. Hal ini terjadi karena bakteri
membutuhkan O3 dalam menguraikan limbah, semakin banyak limbah yang
dibuang maka semakin banyak bakteri yang membutuhkan O2 sehingga
kandungan O3 di sungai menurun.
Selanjutnya kehidupan di sungai terganggu.
a.Chemical Oxygen Demand (COD)
Chemical Oxygen Demand(COD) adalah sejumlah oksigen yang
dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat anorganis dan organis
sebagaimana pada BOD, angka COD merupakan ukuran bagi pencemaran
air oleh zat anorganik.
b. pH ( Keasaman Air )

Menurut Slamet (2010), air buangan yang mempunyai pH tinggi


atau rendah dapat membunuh mikroorganisme air yang diperlukan untuk
keperluan biota tertentu. Air yang netral dapat mencegah terjadinya
pelarutan logam berat, pH yang tidak netral dapat melarutkan berbagai
element kimia yang dilaluinya (Slamet, 2000). Sementara menurut
Sanropie (1984), jika pH lebih kecil dari 6,5 atau lebih besar dari pada 9,2
maka akan menyebabkan korosifitas pada pipa - pipa air yang dibuat dari
logam dan dapat mengakibatkan beberapa senyawa kimia berubah menjadi
racun yang dapat mengganggu kesehatan manusia oksigen terlarut (DO).
c. Dissolved Oxygen atau DO

Dissolved Oxygen atau DO tinggi menunjukkan keadaan air


semakin membaik. Pengertian DO berlawanan dengan BOD. Semakin
tinggi BOD semakin rendah oksigen terlarut. Kondisi oksigen terlarut
dalam air dapat dijadikan indikator kehidupan ikan dan biota dalam
perairan. Kemampuan air untuk mengadakan pemulihan secara alami
banyak tergantung pada tersedianya oksigen terlarut.

6
d. Amoniak

Keberadaan amoniak merupakan indikator masuknya buangan


permukiman (Sastrawijaya, 2000). Senyawa organik yang terdapat dalam
limbah dan buangan seperti protein, karbohidrat, dan lemak dimanfaatkan
oleh bakteri sebagai sumber makanan (Lutfi, 2006).
e. Nitrit

Keberadaan Nitrit merupakan salah satu indikator proses


pengolahan berlangsung tidak sempurna. Nitrit tidak dapat bertahan lama
dan merupakan keadaan sementara proses oksidasi antara Amoniak dan
Nitrit. Nitrit tidak ditemukan dalam air limbah yang segar melainkan
dalam limbah yang sudah basi atau lama. Nitrit bersumber dari bahan -
bahan yang bersifat korosif dan banyak dipergunakan di pabrik - pabrik.
f. Nitrogen

Nitrogen dalam air limbah pada umumnya terdapat dalam bentuk


organik dan oleh bakteri dirubah menjadi nitrogen ammonia.
g. Logam Berat

Logam berat dalam air limbah seperti tembaga, Cadmium,

Air raksa, Timah hitam, Chromium, Besi dan Nikel, Arsen, Selenium,
Cobalt, Mangan dan Aluminium. Misalnya aktivitas di transportasi, sarana
transportasi (mobil), proses pembakaran bahan bakar bensin salah satunya
adalah Pb (timah hitam). Timah hitam merupakan logam berat yang
bentuknya padat atau partikel sehingga dengan gaya gravitasi bumi akan
berada di tanah dengan adanya pori-pori tanah dan limpasan air hujan Pb
akan mengikuti aliran air tanah sampai pada sumber air. Pb merupakan
logam berat yang sulit untuk diurai oleh bakteri sehingga akan terjadi
akumulasi di sumber air. Sumber air dimanfaatkan oleh manusia dan
makhluk hidup lainnya sehingga yang menggunakan terkontaminasi.
Apabila kadar Pb melebihi ambang batas akan berpengaruh terhadap
makluk hidup. Dampak Pb manusia dapat menimbulkan gangguan sistem
reproduksi, anemia menurunkan IQ, kerusakan hati, ginjal dan lain-lain.

7
3.Karakteristik Biologi
Air limbah biasanya mengandung mikroorganisme yang memiliki
peranan penting dalam pengolahan air limbah secara biologi, tetapi ada juga
mikroorganisme yang membahayakan bagi kehidupan. Mikroorganisme
tersebut antara lain bakteri, jamur, protozoa dan alga. Bakteri merupakan
mikroorganisme bersel tunggal dan biasanya tidak berwarna. Memiliki
berbagai bentuk seperti batang, bulat dan spiral. Bakteri Eschericia coli
merupakan bakteri yang dijadikan indikator polusi buangan manusia.
a.Jamur
Dapat memecah materi organik, tidak melakukan fotosintesis, tumbuh
pada daerah lembab dengan pH rendah.
b.Alga

Alga dapat memberikan gangguan pada air, seperti timbulnya bau dan rasa
yang tidak kita inginkan.

C.Baku Mutu Limbah Cair


Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik
Indonesia Nomor P.68/Menlhk-Setjen/2016 Tentang Baku Mutu Air Limbah
Domestik.

Tabel 2.1 Baku Mutu Air Limbah Domestik

Parameter Satuan Kadar Maksimum


Ph - 6–9
BOD Mg/L 30
COD Mg/L 100
TSS Mg/L 30
Minyak & Lemak Mg/L 5
Amoniak Mg/L 10
Total Coliform Jumlah/100 mL 3000
Debit L/orang/hari 100

8
D.Landasan Hukum
Dalam pelaksanaan pemantauan kualitas air limbah domestik memiliki
landasan hukum sebagai berikut :

1. Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.

2. Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.

3. Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan


Lingkungan Hidup.
4. Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air
dan Pengendalian Pencemaran Air.
5. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 68 Tahun 2016
tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik.

E.Dampak Pencemaran Air Limbah

Dampak pencemaran air limbah, dibagi menjadi tiga yaitu lingkungan,


tumbuhan dan manusia.
1. Dampak Pada Air

Dampak pencemaran air berupa gangguan ekosistem perairan, fungsi


air untuk kesehatan manusia. Dampak pencemaran air dapat menyebabkan
matinya hewan air seperti ikan, tumbuhan yang hidup di air dan juga air tidak
layak digunakan oleh manusia sebagai mandi dan MCK, karena bisa
menyebabkan gangguan kesehatan manusia. Karena kualitas air buruk dan
juga terkontaminasi zat kimia, yang menimbulkan penyakit. Air sebagai
pembawa penyakit menular antara lain : a)Air sebagai media untuk hidup
mikroba.

b) Air sebagai sarang kuman penyebar penyakit.

c) Jumlah air bersih tidak cukup, sehingga manusia tidak bisa menjaga
kebersihannya.
d) Air sebagai tempat berkembangnya kuman atau mikroba.

2. Bagi Tumbuhan

Bagi tumbuhan akan mengalami perubahan seperti :

9
a) Perubahan morfologi, pigmen dan kerusakan fisiologis sel tumbuhan.
b) Mempengaruhi tumbuhan vegetasi.

c) Mempengaruhi proses reproduksi tanaman.

d) Mempengaruhi komposisi kualitas tanaman.

e) Terjadi akumulasi bahan pencemaran pada vegetasi tertentu.

3. Gangguan Terhadap Kesehatan Manusia

Dampak bagi manusia yang terkena pencemaran limbah akan


berdampak buruk bagi manusia, dan limbah yang tidak dikelola dengan baik
akan menimbulkan berbagai macam penyakit seperti :
a)Virus
Menyebabkan penyakit Poliomyelitis dan Hepatitis. Secara pasti modus
penularannya masih belum diketahui dan banyak terdapat pada air hasil
pengolahan (effluent) pengolahan air.
b) Vibro Cholera
Menyebabkan penyakit Cholera asiaticadengan penyebaran melalui air
limbah yang telah tercemar oleh kotoran manusia yang mengandung
Vibrio cholera.

c) Salmonella Typhosa a dan Salmonella Typhosa b


Menyebabkan penyebab typhus abdomonalis dan para typhus yang banyak
terdapat di dalam air limbah bila terjadi wabah. Prinsip penularannya
adalah melalui air dan makanan yang telah tercemar oleh kotoran manusia
yang banyak berpenyakit typhus.

F. Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah


1. Biofilter
Biofilter merupakan salah satu sistem pengolahan air limbah
yang dapat digunakan. Sistem ini memanfaatkan mikroorganisme
yang tumbuh dan berkembang terlekat pada permukaan media
sebagai media kontak. Media kontak terendam oleh air limbah
yang dialirkan secara terus-menerus melewati celah atau rongga
antar media. Secara ilmiah, mikroorganisme tesebut melekat pada

10
permukaan media dan membentuk lapisan lendir yang disebut
dengan lapisan biofilm. Media filter berupa media padat dan/atau
berongga, bersifat tidak beracun terhadap mikroorganisme.
2. Sistem Biofilter Anaerob-Aerob
Proses pengolahan air limbah dengan proses biofilter Anaerob-
Aerob secara sederhana dapat ditujukkan seperti pada gambar
berikut :
Bahan material yang dapat digunakan sebagai media biofilter
dapat berupa bahan organic ataupun anorganik. Bahan dengan
bentuk butiran yang tidak teratur, tali, jaring, ataupun bentuk yang
lebih solid seperti papan sarang tawon atau bentuk lainnya
merupakan cotoh dari bahan material organik. Untuk bahan
anorganik sebagai contoh materialnya berupa batu pecah, kerikil
batu marmer, dan lain-lain. Karakter media biofilter anorganik ini
dengan diameter bahan yang semakin kecil akan membuat luas
permukaan media biofilter yang semakin besar. Sehingga
mikroorganisme yang berkembang pada permukaan media akan
berjumlah semakin banyak, namun volume rongga media akan
menjadi kecil. Apabila sistem yang digunakan pada aliran
dilakukan dari atas menuju bawah atau yang disebut dengan down
flow, maka akan terjadi efek filtrasi. Efek filtrasi tersebut akan
mengakibatkan penyumbatan karena adanya proses penumpukan
lumpur organik dibagian atas media biofilter sehingga perlu adanya
proses pencucian secukupnya. Untuk media biofilter dengan bahan
organik secara umum dibuat dengan cara dicetak dari bahan tahan
karat dan ringan, contoh bahan tersebut ialah bahan PVC atau
bahan lainnya. Dengan luas permukaan spesifik yang besar dan
volume rongga yang besar, mikroorganisme dapat melekat dalam
jumlah besar dengan resiko mengalami penyumbatan yang sangat
kecil. Dengan demikian memungkinkan pengolahan air limbah
dengan beban konsentrasi yang tinggan serta efisiensi pengolahan
yang cukup besar. Salah Satu contoh media biofilter yang banyak

11
digunakan yakni media dalam bentuk sarang tawon (honeycomb
tube) dari bahan PVC.

12
BAB III

METODE PELAKSANAAN

A. Waktu dan Tempat


1. Lokasi : Balai Teknik KesehatanLingkungan dan Pengendalian Penyakit
Kelas I Palembang (BTKL-PPPalembang) yang beralamat di Jl. Sultan
Mahmud Badaruddin II KM.11No.55, Alang Alang Lebar, Kec. Alang-
Alang Lebar, Kota Palembang,SumateraSelatan.
2. Tempat : Ruang kelas
3. Waktu : 08.00 WIB – Selesai
4. Tanggal kegiatan : 01-15 November 2022

B. Bidang Khusus yang Didalami

a.Pengolahan Instalasi IPAL

1.Buffer Tank

Gambar 4.1Buffer Tank


Buffer Tank merupakan Bak -1 yang berasal dari sumber limbah
Cair Domestik setiap Ruangan di BTKL-PP Kelas I Palembang seperti
Kegiatan Dapur, Pencucian Peralatan, Bagian Administrasi,
Laboratorium, Kamar Mandi/ WC, Perbengkelan, dan Kantin tanpa
adanya perlakuan terlebih dahulu. Dalam proses pengelolaan limbah
diatur kestabilannya dan dapat menurunkan kandungan bahan-bahan
organik dan anorganik secara fisika (gaya gravitasi) serta penguraian
minyak lemak oleh bakteri anaerobik ( seperti Biodekstran) sehingga
akan memudahkan pengolahan pada proses berikutnya.

13
2. Chemical Tank

Gambar 4.2 Bak 1 Gambar 4.3 Bak 2

Pengolahan di dalam bak 2 dan bak 3 tersebut digunakan untuk


menurunkan kandungan bahan bahan organik dan anorganik secara kimia
dengan menggunakan PAC (Poly Aluminium Chlorida), Polymer
anionic, NaOH, HCI bahan-bahan polutan menjadi flock agar lebih
mudah mengendap dan memudahkan dalam proses berikutnya.

3. Sedimentation Tank 1

Gambar 4.4 Sedimentation Tank 1

Pengolahan tersebut dimaksudkan untuk menurunkan endapan/


flock endapan hasil dari proses kimia. Pada tahap proses ini dengan
adanya bakteri pengurai Biodekstran yang bekerja secara anaerob dapat
menyempurnakan dalam proses penguraian bahan pencemar yang ada
sehingga akan memudahkan dalam proses selanjutnya.

14
4. Pengolahan Biologis Pada Kolam Aerasi

Gambar 4.5 Pengolahan Biologis

Pada Kolam Aerasi

Dalam perencanaan ini dimaksudkan untuk menurunkan


kandungan zat organik dan anorganik secara biologis dengan
menggunakan bakteri (Micro Plus) merupakan bakteri aerobik, dengan
bantuan penambahan udara bebas (blower) ini terjadi pada kolam aerasi,
pada proses ini akan terjadi penurunan dan siklus rantai kimia secara
biologi yang amat menyolok sekali untuk parameter BOD, COD, H2S,
NH3-N, NO2-N. NO3-N, PO4, Minyak lemak sehingga akan memudahkan
pengolahan pada proses berikutnya.
5. Sedimentation Tank 2

Gambar 4.6 Sedimentation Tank 2

Pengolahan tersebut dimaksudkan untuk menurunkan kandungan


bahan-bahan organik dan anorganik pengolahan secara kimia biologis
agar lebih sempurna dengan dimanfaatkannya kembali biomassa bakteri
dikembalikan kembali kedepan untuk melakukan penguraian untuk
kembali terhadap limbah cair yang baru datang, diharapkan pada proses
15
ini sudah sempurna di dalam daya kerja bakteri untuk menurunkan
parameter BOD, COD, H2S, NH3-N, NO2N, NO3-N, PO4, Zat padat
terlarut (TDS), TSS.
6. Airlift Tank

Gambar 4.7 Airlift Tank


Dalam pengolahan ini dengan menambahkan supplai oksigen dan
penambahan kaporit agar meningkatkan proses oksidasi dan melepaskan
gas gas yang terperangkap didalam air limbah hasil dari proses
sebelumnya. Didalam proses inipula terjadi proses desinfeksi.
7. Final Tank

Gambar 4.8 Final Tank

Dalam pengolahan ini diharapkan proses yang terjadi telah


sempurna dengan melakukan penanaman ikan sebagai indikator
keberhasilan proses.

16
8. Rumah Mesin

Gambar 4.9 Rumah Mesin

Digunakan sebagai rumah pelindung peralatan dan tanki bahan


kimia.
9. Sludge Tank

Gambar 4.10 Slugde Tank


Dalam perencanaan ini lumpur - lumpur sebelum dibuang baik
dari proses IPAL sebelum keluar/ dibuang harus ditambahkan kaporit,
diharapkan lumpur yang dibuang sudah terbebas dari bakteri patogen dan
virus. Proses pembuangan lumpur yang pada unit IPAL dilakukan satu
tahun 2 kali dengan bekerja sama dengan dinas kebersihan setempat.
b. Prosedur Pengambilan Sampel
1.Alat dan Bahan Alat :
- Jerigen

- Alat tulis

- APD (Masker dan Sarung tangan

Bahan :

- Air Limbah

17
2.Cara Kerja

a. Siapkan alat dan bahan yang digunakan.

b. Pengambilan pertama sampel air digunakan untuk membersihkan


jerigen sampling untuk kemudian dibuang kembali lalu diulang untuk
beberapa kali.
c. Pengambilan kedua merupakan sampel air yang akan diperiksa ke
dalam jerigen sampeluntuk kemudian ditutup.
d. Beri label pada jerigen yang berisikan sampel air limbah.

e. Kemudian dibawa ke laboratorium.

c. Prosedur Cara Pemeriksaan Air Limbah


1. Alat dan Bahan Alat
- pH meter

- Gelas Beker

- APD

Bahan

- Cairan Buffer

- Sampel air limbah

2. Cara Kerja

a. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

b. Hidupkan alat pH meter terlebih dahulu.

c. Siapkan cairan buffer di dalam gelas beker.

d. Masukkan alat pH meter ke dalam cairan buffer untuk dikalibrasi

e. Kemudian siapkan sampel air limbah inlet dan outlet ke dalam gelas
beker sebanyak 50 ml.

18
f. Lalu masukan pH meter ke dalam gelas beker yang berisikan sampel
inlet tunggu 3-5 menit dan catat hasilnya.
g. pH meter dimasukan lagi ke dalam cairan buffer untuk dikalibrasi.
h. Masukkan pH meter ke dalam gelas beker yang berisikan sampel
outlet tunggu 3 - 5 menit dan catat hasilnya.

i. Lalu pH meter dimasukan lagi ke dalam cairan buffer untuk


dikalibrasi dan matikan alat.

19
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHSAN

A. HASIL

Gambar 4.1 Hasil Pemantauan Limbah Cair (IPAL) Harian

Persyaratan :
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kesehatan RI Nomor :
P.068/Menlhk.Sesjen/Kum.1/8/2016 Tentang Baku Mutu Limbah Domestik pH
: 6-9 TSS : 30 mg/l
B. PEMBAHASAN
1. Hasil pemeriksaan inlet dan outlet dari tanggal 10 Oktober 2022 - 26
Oktober 2022 didapatkan hasil pH tertinggi pada pemeriksaan inlet yaitu 7.0
pada tanggal 18 Oktober dan 26 Oktober sedangkan pada pemeriksaan pH
inlet terendah yaitu 6.0 pada tanggal 12 Oktober.

20
2. Hasil pemeriksaan inlet dan outlet dari tanggal 10 Oktober 2022 - 26
Oktober 2022 didapatkan hasil pH tertinggi pada pemeriksaan oulet yaitu 7,1
pada tanggal 10, 20 dan 26 Oktober sedangkan pada pemeriksaan pH
inletterendah yaitu 6,1 pada tanggal 12 Oktober.

21
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian dalam Laporan Praktik Belajar Lapangan ( PBL ), maka
dapat disimpulkan bahwa Instalasi Pengolahan Air Limbah BTKLPP Kelas 1
Palembang telah sesuai dengan perencanaan IPAL Biolfilter Anaerob-Aerob
instalasi pengolahan air limbah yang ideal dan telah sesuai dengan Permen LHK
nomor 5 tahun 2022 dengan memiliki biofilter anaerob berupa buffer tank,
sedimentation tank, serta biofilter aerob berupa bak pengolahan biologis.
Dilengkapi chemical tank, 2 bak sedimentasi, airlift tank, sludge tank, dan final
tank.
IPAL BTKLPP Kelas 1 Palembang juga telah memenuhi Baku Mutu Limbah
Domestik sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik
Indonesia Nomor 68 Tahun 2016. Dengan parameter pH, TSS, suhu, dan debit
di periksa setiap hari dan BOD, COD, lemak dan minyak, amoniak, total
coliform diperiksa setiap 3 bulan.
B. SARAN
Dalam melakukan pemeriksaan sampel limbah cair IPAL BTKLPP Kelas 1
Palembang sebaiknya dilakukan pemeriksaan lengkap setiap bulan, guna
pencegahan dini jika ada parameter yang melebihi baku mutu pada saluran
outlet.

22
DAFTAR PUSTAKA

BTKLPP Kelas I Palembang. (n.d.). Kemkes.Go.Id. Retrieved October 27, 2022, from
http://p2p.kemkes.go.id/

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor:


P.68/Menlhk-Setjen/2016 Tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik

Anwar Hadi, Prinsip Pengambilan Sampel Lingkungan, 2005,


JakartaJISK0094.1994,Samplingwaterandwastewater.
Kencanawati, C. I. P. K., ST, M. (2016). Sistem Pengelolaan Air Limbah.
TeknikMesinUniversitasUdayana,JimbaranBali.

23
LAMPIRAN

Lampiran 1 Dokumentasi kegiatan


1.Pengambilan Sampel Air Limbah

Pengambilan Sampel Outlet Pengambilan Sampel Inlet

2.Pemeriksaan Sampel Air Limbah

Sampel Air Limbah Cairan Buffer

pH Meter
24
Lampiran 2 Denah IPAL

25

Anda mungkin juga menyukai