Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG

MANAJEMEN PEMELIHARAAN TERNAK BABI DI PETERNAKAN


BAPAK EFRENSIUS WAWA DESA NOELBAKI KECAMATAN
KUPANG TENGAH KABUPATEN KUPANG
PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

OLEH
DOROTHEA EDA 162388033
MARIA ANJELINA RANE 162388060
OMRY LASBOY 162388082
PATRICHO DIMU 162388084
RAYMUNDUS AMSIKAN 162388087
SELVIANA US’OLIN 162388099

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PAKAN TERNAK


JURUSAN PETERNAKAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI KUPANG
KUPANG
2019
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG

MANAJEMEN PEMELIHARAAN TERNAK BABI DI PETERNAKAN


BAPAK EFRENSIUS WAWA DESA NOELBAKI KECAMATAN
KUPANG TENGAH KABUPATEN KUPANG
PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

OLEH
DOROTHEA EDA 162388033
MARIA ANJELINA RANE 162388060
OMRY LASBOY 162388082
PATRICHO DIMU 162388084
RAYMUNDUS AMSIKAN 162388087
SELVIANA US’OLIN 162388099

Disusun Sebagai Laporan Mata Kuliah Praktik Kerja Lapang Pada Program
Studi Teknologi Pakan Ternak

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PAKAN TERNAK


JURUSAN PETERNAKAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI KUPANG
KUPANG
2019
LEMBARAN PENGESAHAN

Nama : DOROTHEA EDA 162388033


MARIA ANJELINA RANE 162388060
OMRY LASBOY 162388082
PATRICHO DIMU 162388084
RAYMUNDUS AMSIKAN 162388087
SELVIANA US’OLIN 162388099

Jurusan/Program Studi : Peternakan / Teknologi Pakan Ternak


Komoditi PKL I : Ternak Babi
Laporan Praktik Kerja Lapang ini telah disetujui dan diuji pada tanggal ..............

Menyetujui

Pembimbing I : Abner Tonu Lema, S.Si, M.Si (………......….)


NIP.19870313 201504 1 004
Pembimbing I : Dr. Melkianus D.S Randu, S.Pt.,M.Si (…...….……...)
NIP. 19800703 200312 1 002
Penguji I : Dr. Redempta Wea (……...………)
NIP. 19710508 199512 2 002
Penguji II : Dr. drh. Petrus Malo Bulu, BVSc, MVSc (………..
…….)
NIP.19770212 200312 1 003

Mengetahui

Ketua Jurusan Ketua Program Studi

Aholiab Aoetpah, S. Pt., M. Rur. Sc Helda,S. Pt., M. Si


NIP. 19700821 199703 1 001 NIP. 19690428 2005 01 2001
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
hanya atas berkat serta rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan dan
menyusun laporan Praktik Kerja Lapang (PKL) tentang “Manajemen
Pemeliharaan Ternak Babi di Peternakan Efrensius Wawa Desa Noelbaki
Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur”
dengan baik. Laporan ini berisi tentang keadaan lokasi dan manajemen
pemeliharaan ternak babi di lokasi Praktik Kerja Lapang.
Penulisan laporan ini telah mendapatkan arahan atau motivasi dari berbagai
pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Abner Tonu Lema, S.Si, M.Si selaku pembimbing I Praktik Kerja Lapang.
2. Dr. Melkianus D.S. Randu, S.Pt.,M.Si selaku pembimbing II Praktik Kerja
Lapang.
3. Dr. Redempta Wea selaku penguiji I Praktik Kerja Lapang.
4. Dr. drh. Petrus Malo Bulu, BVSc, MVSc selaku penguji II Praktik Kerja
Lapang
5. Aholiab Aoetpah, S.Pt, M.Rur.Sc.,Ph.D selaku Ketua Jurusan Peternakan.
6. Orang tua tercinta yang dengan susah payah telah berkorban baik secara
material maupun moril dalam membiayai pendidikan para penulis.
7. Rekan mahasiswa/i yang telah membantu penulis baik secara langsung maupun
tidak langsung dalam menyusun laporan ini.
Penulis menyadari pembuatan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, penulis membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun
demi menyempurnakan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.
Kupang, Januari 2020

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. i
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL............................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang......................................................................... 1
1.2 Tujuan dan Kegunaan ............................................................ 2
1.2.1 Tujuan Praktik Kerja Lapang ....................................... 2
1.2.1Kegunaan Praktik Kerja Lapang.................................... 2
1.3 Waktu dan Lokasi PKL............................................................ 2
1.4 Metode Pelaksanaan................................................................ 3
BAB II KEADAAN UMUM PERUSAHAAN………................................... 3
2.1 Sejarah Perusahaan..................................................................... 3
2.2 Organisasi Perusahaan............................................................... 3
2.2.1 Stuktur Organisasi......................................................... 3
2.3 Fungsi Sosial Perusahaan........................................................... 3
2.4 Kondisi Lingkungan Sekitar...................................................... 3
2.4.1 Kondisi Fisik ................................................................. 3
2.4.2 Kondisi Non Fisik.......................................................... 5
BAB III TATALAKSANA PERUSAHAAN................................................. 6
3.1 Populasi Ternak.......................................................................... 6
3.2 Tatalaksana Rutin ...................................................................... 7
3.2.1 Pemberian Pakan Dan Memandikan Ternak................. 7
3.2.2 Pencampuran Pakan ...................................................... 8
3.2.3 Pemberian Pakan........................................................... 10
3.2.4 Pemberian Air Minum ................................................. 11
3.2.5 Pemeliharaan Anak Babi............................................... 11
3.3 Perkandangan ........................................................................... 12
3.4 Analisis Usaha ........................................................................... 13
BAB IV PENUTUP......................................................................................... 18
4.1 Kesimpulan…. ........................................................................... 18
4.2 Saran ......................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 19
LAMPIRAN..................................................................................................... 20
DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

1. Fasilitas Yang Dimilik Bapak Efrensius Wawa...................................... 4


2. Populasi Ternak Babi Milik Bapak Efrensius Wawa.............................. 6
3. Komposisi Ransum Di Peternakan Milik Bapak Efrensius Wawa......... 8
4. Kandungan Nutrisi Pakan Komplit EGP 707, CF 703, CF 704,
Jagung Giling dan Tepung Daun Kelor ................................................. 9
5. Kandungan Nutrient Ransum Babi Peternakan Milik Bapak
Efrensius Wawa....................................................................................... 9
6. Jumlah Pemberian Pakan Berdasarkan Fase Pemeliharaan.................... 10
7. Ukuran Kandang per Kamar Setiap Fase Pemeliharaan......................... 13
8. Biaya Tetap............................................................................................. 14
9. Biaya Variabel ........................................................................................ 14
10. Biaya Penerimaan.................................................................................... 15
DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN HALAMAN

1. Dokumentasi Kegiatan PKL..................................................................... 20


2. Tabel Perhitungan Kandungan Nutrien Ransum Babi Di Peternakan
Bapak Efrensius Wawa............................................................................ 23
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Babi merupakan jenis ternak yang telah dikembangkan sejak dahulu kala
dan dimanfaatkan untuk mendukung pemenuhan kebutuhan protein hewani
masyarakat. Ternak babi dikembangkan akibat peningkatan kebutuhan protein
hewani sebagai dampak semakin meningkatnya jumlah penduduk. Ternak babi
merupakan salah satu komoditi peternakan yang cukup potensial untuk
dikembangkan. Hal tersebut disebabkan ternak babi dapat mengonsumsi pakan
secara efisien, sangat prolifik yakni beranak dua kali dalam setahun dan sekali
beranak antara 10-14 ekor (Wheindrata, 2013).
Ternak babi yang dipelihara untuk menghasilkan daging hingga saat ini
telah memberikan keuntungan tersendiri bagi peternak karena memiliki beberapa
sifat yang menguntungkan yaitu siklus reproduksi yang relatif pendek, litter size
yang tinggi, pertumbuhan yang cepat, dan efisien dalam konsumsi pakan.
Terdapat beberapa hal yang penting yang harus menjadi perhatian. Pemeliharaan
merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan guna meningkatkan
produktivitas serta efisien dalam penggunaan pakan sehingga dapat menekan
biaya produksi selama periode pemeliharaan (Dewi, 2017).
Tatalaksana pemeliharaan ternak babi yang baik harus memperhatikan
sistem perkandangan (lokasi, bentuk dan kebersihan kandang), pemeliharaan
ternak (induk, pejantan, starter, grower, bibit, bakalan), pengelolaan pakan (jenis
pakan berdasarkan periode serta tujuan pemeliharaan), dan penanganan hasil
produksi. Berkaitan dengan hal tersebut, Politeknik Pertanian Negeri Kupang
sebagai Lembaga Pendidikan Vokasi melakukan kegiatan Praktik Kerja Lapang
untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa sehingga kelak akan menghasilkan
lulusan yang terampil. Praktik Kerja Lapang tersebut dilaksanakan pada awal
semester VII dengan tujuan agar mahasiswa membandingkan materi perkuliahan
dengan kenyataan di lapangan sehingga kelak dapat diterapkan kepada masyarakat
setelah lulus dari Diploma IV (D-4).
1.2 Tujuan dan kegunaan.
1.2.1 Tujuan Praktik Kerja Lapang
1) Memahami tatalaksana rutin pemeliharaan ternak babi.
2) Mengevaluasi manajemen pemeliharaan ternak babi
3) Melakukan analisis ekonomi usaha ternak babi.

1.2.2 Kegunaan Praktik Kerja Lapang


Menambah wawasan mahasiswa tentang tatalaksana peternakan babi,
memperkaya pengetahuan tentang usaha ternak babi secara intensif dan komersil
serta menumbuhkan jiwa kewirausahaan dalam diri setiap mahasiswa.

1.3 Waktu dan Tempat


Kegiatan ini dilaksanakan selama 1 bulan mulai 05 Oktober - 05 November
2019 bertempat di peternakan babi milik Bapak Efrensius Wawa.

1.4 Metode Pelaksanaan


Metode yang digunakan adalah terlibat langsung dalam kegiatan lapangan,
observasi, wawancara, diskusi bersama pembimbing lapangan dan studi pustaka
tentang pemeliharaan ternak babi.
BAB II
KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Perusahaan


Hasil wawancara dengan Bapak Efrensius Wawa diketahui bahwa usaha
yang sedang dijalankan tersebut mulai dirintis pada tahun 2000 dengan jumlah
ternak yang diusahakan jumlahnya 1 ekor. Ternak babi tersebut selanjutnya
mengalami peningkatan pada tahun 2006 sebanyak10 ekor. Seiring berjalannya
waktu, pada tahun 2007 peternakan ini dihentikan karena Bapak Efrensius Wawa
sibuk dengan urusan kantor sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Dinas
Kehutanan. Kemudian pada tahun 2010 Bapak Efrensius Wawa mulai
membangun kembali peternakan ini dengan pemeliharaan 15 ekor ternak babi
yang dijadikan sebagai ternak bibit dan semakin berkembang hingga tahun 2019.

2.2 Organisasi Perusahaan


2.2.1 Struktur Organisasi
Peternakan milik Bapak Efrensius Wawa tidak mempunyai struktur
organisasi, karena semua bidang pekerjaan ditangani oleh Bapak Efrensius Wawa.

2.3 Fungsi Sosial Perusahaan


Dalam sebuah usaha peternakan tentu harus memiliki fungsi sosial terhadap
masyarakat sebagai berikut:
1. Peternakan ini menyediakan ternak babi yang kualitas yang baik.
2. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk melakukan Praktik Kerja
Lapang.

2.4. Kondisi Lingkungan Sekitar


2.4.1 Kondisi Fisik
Usaha peternakan babi milik Bapak Efrensius Wawa berada di Desa
Noelbaki, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa
Tenggara Timur. Jarak antara kota Kupang dengan Noelbaki 17 km. Posisi
kandang fase starter berbentuk huruf I menghadap ke sebelah Utara dan kandang
induk menghadap ke sebelah Timur. Kandang babi starter terbuat dari semen
untuk bagian lantai, sedangkan tiangnya menggunakan kayu. Kandang induk,
kandang babi dara dan pejantan hanya lantai saja yang menggunakan semen,
sedangkan setiap petak kandang terbuat dari besi beton.
Peternakan ini secara fisik memiliki batas-batas wilayah seperti:
1. Sebelah Timur : Berbatasan dengan Oebelo
2. Sebelah Barat : Berbatasan dengan Tarus
3. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan SD Noelbaki
4. Sebelah Utara : Berbatasan dengan Pantai Panmuti
Peternakan ini juga secara fisik memiliki beberapa fasilitas lainnya
sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Fasilitas Yang Dimiliki BapakEfrensiusWawa
No Fasilitas Jumlah Satuan
1 Kandang induk+jantan 10 Unit
2 Kandang babi starter 13 Unit
3 Kandang babi grower 2 Unit
4 Gudang pakan 1 Unit
5 Bak penampung air 2 Unit
6 Ember 6 Buah
7 sapu lidi 10 Buah
8 Dinamo air + selang 1 Unit
9 Sumur 1 Unit
Sumber : Data Primer, 2019.
Berdasarkan Tabel 1, diketahui bahwa fasilitas yang ada di peternakan
milik Bapak Efrensius Wawa yaitu kandang induk, kandang jantan, kandang babi
dara, kandang babi starter, gudang pakan, bak penampung air dan sumur. Semua
fasilitas tersebut berada dalam satu lokasi peternakan atau dalam suatu area
usaha peternakan milik Bapak Efrensius Wawa.
2.4.2 Kondisi Non Fisik
Kondisi non fisik di peternakan Bapak Efrensius Wawa berrhubungan
dengan mata pencaharian masyarakat setempat yang sebagian besar merupakan
petani dan peternak. Peternakan ini juga tidak mengganggu kenyamanan warga
sekitar karena fesesnya diolah menjadi biogas sehingga tidak ada pencemaran
lingkungan.

BAB III
TATALAKSANA PERUSAHAAN

3.1 Populasi Ternak


Peternakan Bapak Efrensius Wawa merupakan peternakan yang masih
dalam skala kecil atau sebagai usaha sampingan. Populasi ternak babi yang ada di
peternakan Bapak Efrensius Wawa pada awal dilaksanakan Praktik Kerja Lapang
berjumlah 25 ekor, dan pada akhir kegiatan ternak babi bertambah menjadi 32
ekor. Jumlah ternak babi pada masing-masing fase di peternakan Bapak Efrensius
Wawa dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2.Populasi Ternak Babi Milik BapakEfrensius Wawa
No Fase pemeliharaan Populasi Ternak
Awal (ekor) Akhir (ekor)
1 Induk bunting 2 ekor 1 ekor
2 Pejantan 1 ekor 1 ekor
3 Babi dara atau grower 2 ekor 2 ekor
4 Babi kecil - 7 ekor
5 Starter 13 ekor 13 ekor
6 Induk 8 ekor 8 ekor
7 Pejantan afkir 1 ekor 1 ekor
Jumlah 25 ekor 32 ekor
Sumber : Pengamatan langsung di Peternakan Bapak Efrensius Wawa, 2019

Berdasarkan pada Tabel 2, diketahui bahwa populasi ternak babi di


peternakan milik Bapak Efrensius Wawa mengalami perubahan. Hal ini
dikarenakan pada saat kami melakukan Praktik Kerja Lapang di peternakan Bapak
Efrensius Wawa ada perubahan jumlah populasi dari 25 menjadi 32 ekor. Populasi
induk sebelum melakukan Praktik Kerja Lapang di peternakan Bapak Efrensius
Wawa ada 2 ekor. Ternak babi yang dipelihara di peternakan Bapak Efrensius
Wawa merupakan hasil persilangan antara babi Duroc dan babi Landrace, dengan
ciri-ciri: Babi Duroc (bertubuh panjang dan besar, warna merah sampai dengan
merah tua, punggung mulai dari leher sampai dengan ekor membentuk busur,
kepala besar, telinga terkulai, muka agak cekung), sedangkan ciri-ciri babi
Landrace (warna putih halus, ukuran tubuh panjang dan kaki panjang, telinga
terkulai kedepan, sangat profilik, puting susu banyak)
Menurut Sihombing (2006) ciri-ciri dari babi Duroc dan babi Landrace
yakni babi Duroc: tubuh panjang dan besar, warna merah sampai merah tua,
punggung dari mulai leher sampai dengan ekor membentuk busur, kepala sedang,
telinga terkulai, muka agak cekung, produksi susu cukup baik. Ciri-ciri babi
landrace antara lain:warna putih halus, ukuran tubuh panjang, dan kaki panjang,
telinga terkulai kedepan, sangat polofilik, puting susu banyak dan tulang rusuknya
16-17 pasang.

3.2 Tatalaksana Rutin


Tatalaksana rutin yang dilakukan di peternakan Bapak Efrensius Wawa
yaitu pembersihan kandang, pemberian pakan dan air minum, memandikan ternak
babi, penggilingan jagung dan penggilingan daun kelor.

3.2.1 Pembersihan Kandang dan Memandikan Ternak


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) tahun 2010, bersih
merupakan segala sesuatu yang bebas dari kotoran, sedangkan pembersihan
merupakan proses atau cara yang dilakukan seseorang untuk melakukan kegiatan
kehilangan kotoran atau sampah pada sebuah objek. Pembersihan kandang atau
sanitasi kandang adalah kegiatan yang dilakukan seorang peternak untuk
membersihkan kandang dari kotoran ternak serta sisa-sisa pakan yang ada pada
kandang. Tujuan utama dari sanitasi kandang adalah untuk menciptakan suasana
kandang yang bersih serta bebas dari bakteri, virus, parasit dan jamur yang dapat
mengganggu kesehatan ternak, oleh karena itu sanitasi sangat penting untuk
dilakukan.
Pembersihan kandang sangat penting untuk dilakukan agar ternak babi tetap
sehat dan nyaman. Kandang yang sehat dan nyaman dapat mencegah timbulnya
penyakit bagi ternak maupun peternak. Pembersihan kandang sekaligus
memandikan ternak yang dilakukan di peternakan Bapak Efrensius Wawa
dilakukan setiap hari yaitu pada pukul 05.30 WITA dan pukul 15.00 WITA.
Kegiatan pembersihan feses yang melekat di lantai dengan penggosok dan
dikumpulkan, kemudian disimpan dalam ember penampung feses untuk dibawa
ke tempat pembuangan feses untuk dimanfaatkan sebagai biogas.
3.2.2 Pencampuran Pakan
Cara pencampuran pakan yang dilakukan di peternakan milik Bapak
Efrensius Wawa adalah sebagai berikut:
1) Menyiapkan alat dan bahan yang siap digunakan seperti ember, mok 1 kg,
jagung giling dan pakan komplit..
2) Menuangkan jagung giling ke dalam ember sesuai ukuran setiap fase atau umur
ternak babi.
3) Untuk babi Starter pakan EGP 701 sebanyak 7 kg pellet, 4 kg jagung giling
ditambah 0,22 kg tepung kelor.
4) Untuk babi penggemukan pakan CF 703 sebanyak 3kg pellet,7 kg jagung
giling ditambah 0,22 kg tepung kelor.
5) Untuk induk pakan CF 704 pellet sebanyak 7 kg, jagung giling sebanyak 14 kg
ditambah 0,44 kg tepung kelor
Komposisi ransum di peternakan milik Baapak Efrensius Wawa disajikan pada
Tabel 3.

Tabel 3. Komposisi Ransum Di Peternakan Milik Bapak Efrensius Wawa


Ransum Bahan campuran Jumlah (kg) Komposisi (%)
Fase starter EGP 701 7 62
Jagung giling 4 36
Tepung daun kelor 0,22 2
Fase grower CF 703 3 29
Jagung giling 7 68
Tepung daung kelor 0,22 2
Fase finisher CF 704 14 49
Jagung giling 14 49
Tepung daun kelor 0,44 2
Sumber : Peternakan Milik Bapak Efrensius Wawa, 2019

Tabel 4. Kandungan Nutrisi Pakan Komplit EGP 701, CF 703, CF 704,


Jagung Giling Dan Tepung Daun Kelor
no Nutrient EGP* EGP CF* CF CF* CF Jagung** Kelor**
701 703 704

1 Kadar air Max 13 % Max 13% Max 13% 4,09%


2 Protein - 21-22% Min 18-20% - 16-18% 8,8% 28,44%
3 Lemak Min 3% Min 3% Min 3% 3,9% 2,74%
4 Serat Max 3% Max 4,5% Max 6% 2,0% 12,63%
5 Abu Max 6% Max 6% Max 7% 7,95%
6 Kalsium Min 0,9% Min 0,75% Min 0,7% 0,03% 19 %
7 Phosphor Min 0,8% Min 0,65% Min 0,6% 0,27%
8 Lysine Min 1,15% Min 0,9% Min 0,7%
9 Methionin Min 0,4% Min 0,3% Min 0,3%
10 Methionin+sistin Min 0,6% 50 ppb Min 0,5%
11 Triptofan Min 0,15% Min 0,1%
12 Treonin Min 0,75% Min 0,7%
13 Aflatoxin Max 50 ppb Max 50 ppb
14 Urea -
Sumber : *PT.Sierad Produce Tbk, **Church,1991.

Berdasarkan Tabel 4, diketahui bahwa kandungan protein pakan untuk babi


fase starter lebih tinggi dibandingkan dengan kandungan protein pakan untuk babi
fase grower dan finisher lebih rendah,itu disebabkan karena babi fase starter
masih dalam proses pertumbuhan sehingga kandungan protein lebih banyak
dibutuhkan.

Tabel 5. Kandungan Nutrient Ransum Babi Peternakan Milik Bapak


EfrensiusWawa
Nutrient yang terkandung dalam ransum
Nutrient Fase starter Fase grower Fase finisher
Protein 17,07% 12,18% 13,21%
Lemak 3,32% 3,61% 3.44%
Serat 2,83% 2,95% 4,17%
Kalsium 0,95% 0,62% 0,74%
Phosphor 0,59% 0,38% 0,43%
Sumber : Hasil Perhitungan Berdasarkan Tabel 3 Dan 5 (2019)

Menurut Church (1991) kebutuhan nutrien untuk ternak babi dalam


berbagai fase antara lain: kebutuhan nutrien untuk ternak babi fase starter protein
20%, fase grower protein 15 % dan finisherprotein 13 %. Berdasarkan Tabel 3
dan 5 diketahui bahwa kandungan protein pakan di peternakan babi milik bapak
Efrensius Wawa belum memenuhi kebutuhan protein untuk ternak babi fase
starter dan fase grower karena proteinnya hanya 17,07% (fase starter) dan 12,22%
(fase grower), sedangkan menurut Church (1991) kandungan protein untuk babi
fase starter adalah 20 % dan babi fase grower 15%.

3.2.3 Pemberian Pakan


Pakan merupakan makanan yang diberikan pada ternak selama 24 jam yang
berfungsi untuk memacu proses pertumbuhan serta memberikan energi pada
ternak serta tidak mengandung racun. Lebih lanjut dijelaskan bahwa pakan juga
merupakan salah satu faktor penting dalam usaha ternak babi sebab 60% dari
keseluruhan biaya dihabiskan untuk keperluan pakan, babi induk 80% untuk
keperluan fattening (penggemukan) (Prasetya,2012).
Pemberian pakan di peternakan Bapak EfrensiusWawa dilakukan 2 kali
dalam sehari yakni pemberian pada pukul 06.00 WITA dan pada pukul 15.00
WITA. Jumlah pemberian pakan di peternakan milik Bapak Efrensius Wawa
dapat dilihat pada Tabel 6 .

Tabel 6. Jumlah Pemberian Pakan Berdasarkan Fase Pemeliharaan


No Fase Jumlah Pemberian Jenis pakan
pemeliharaan pemberian(kg/ekor) (kg/ekor/hari)
Pagi Sore
1 Starter 1 1 2 EGP 701 + Jagung Giling +
tepung daun kelor
2 Grower 2 2 4 CF 703 + Jagung Giling +
tepung daun kelor
3 Finisher 3 3 6 CF 704 + Jagung Giling +
tepung daun kelor
Sumber : Peternakan Milik Bapak Efrensius Wawa, 2019

3.2.3 Pemberian Air Minum


Pemberian air minum di peternakan milik Bapak Efrensius Wawa yaitu
sumber air berasal dari sumur bor melalui pipa dan disalurkan ke bak penampung
utama dan dari bak penampung utama disalurlan lagi ke bak penampung air
disetiap kandang babi. Pemberian juga masih menggunakan manual atau diambil
dari bak kemudian dituang ke masing-masing tempat air minum secara bebas
tanpa batas.

3.2.4 Pemeliharaan Anak Babi.


Anak babi fase pre-starter merupakan anak babi yang masih menyusui pada
induknya. Secara naluri anak babi yang baru lahir mencari dan menyusu pada
induknya. Air susu induk merupakan sumber makanan dan juga sumber antibodi
yang dibutuhkan anak babi agar lebih tahan terhadap serangan penyakit
(Wheindrata, 2013). Pemeliharaan anak babi usia pre-starter di peternakan milik
Bapak Efrensius Wawa meliputi:
a. Pemotongan Gigi Taring
Pemotongan gigi di peternakan milik Bapak Efrensius Wawa biasanya
dilakukan 1-3 hari setelah anak babi lahir dengan menggunakan tang pemotong
gigi yang tajam. Gigi yang dipotong adalah gigi taring pada anak babi dengan
prinsip pemotongan adalah gigi taring yang berjumlah 4 buah yang dipotong tidak
tersisa sedikitpun atau dipotong dengan rata gusi, bertujuan untuk menghindari
agar puting susu induknya tidak luka selama masa menyusui anaknya.
Menurut Sihombing (2006) puting susu induk dapat terluka oleh gigi anak
babi selama periode anak menyusui. Mengurangi luka kecelakaan, gigi taring
anak babi yang tajam harus dipotong dan hal ini biasanya dilakukan saat anak babi
baru lahir.
b. Pemotongan Ekor.
Pemotongan ekor pada anak babi umur 1-3 hari sudah sering dilakukan
untuk menghindari kebiasaan menggigit ekor sesamaa temannya selama anak
babi bertumbuh. Setelah pemotongan dilakukan luka diolesi dengan oli bekas
berfungsi untuk menghindari lalat. Pemotongan ekor di peternakan milik Bapak
Efrensius Wawa ini dilakukan setelah pemotongan tali pusar dan gigi.
Pemotongan ekor dengan menggunakan tang pemotongan dengan jarak 2-3 cm
dari pangkal ekor. Setelah selesai pemotongan ekor, bekas luka diolesi dengan oli
bekas untuk menghindari infeksi dan mempercepat penyembuhan luka

3.3 Perkandangan
Mencapai kesuksesan dalam usaha peternakan babi, maka salah satu yang
harus diperhatikan adalah kandang, karena kandang merupakan hal yang sangat
penting dalam sebuah usaha peternakan babi. Kandang mempunyai peranan
penting, kandang berfungsi untuk melindungi ternak dari pengaruh panas
matahari, hujan, melindungi ternak dari gangguan baik pencuri maupun binatang
buas serta memudahkan tatalaksana baik itu pemberian pakan, pengontrolan
kesehatan dan kebersihan.
Perkandangan di peternakan milik Bapak Efrensius Wawa meliputi dua
tipe kandang yaitu kandang berbentuk tunggal dan ganda. Kandang tipe tunggal
hanya memiliki satu jalur, sedangkankandang tipe kandang ganda mempunyai
letak yang saling berhadapan satu sama lain. Bentuk atap kandang terdiri dari dua
bentuk yakni bentuk gable (dua air) dan shade (satu air). Ukuran kandang di
peternakan milik Bapak Efrensius Wawa adalah sebagai berikut:
1. Kandang babi fase starter
Ukuran kandang babi fase starter di peternakan milik Bapak Efrensius
Wawa yakni 19 x 2,1 m, sedangkan sekat kandangnya terbuat dari papan, tipe atap
kandangnya satu air dan jumlah petaknya terdiri dari 24 buah sehingga ukuran per
satu unit adalah 2,1 x 0,8 m.
2. Kandang babi grower dan induk
Kandang babi grower dan induk dibuat dalam satu atap dan bentuk atap
kandangnya dua air, tapi bahan untuk sekat dan ukuran petaknya berbeda, bahan
untuk membuat sekat untuk induk terbuat dari batako sedangkan untuk babi
grower terbuat dari besi dengan ukuran kandang untuk keseluruhan 212 x 7 m,
sedangkan untuk ukuran perpetak untuk ternak fase grower 3x 0,9 m dan untuk
induk ukuran perpetaknya 3 x1,5 m.
Tabel 7. Ukuran Kandang per Kamar Setiap Fase Pemeliharaan

No Jenis Kandang Jumlah (Unit) Ukuran Kandang


Panjang Lebar
(m) (m)
1 Babi starter 13 2,1 0,8
2 Babi grower 2 3 0,9
4 Babi induk +pejantan 10 3 1,5
Sumber : Peternakan milik Bapak Efrensius Wawa, 2019
Berdasarkan Tabel 7 diketahui bahwa ukuran kandang per petak di
peternakan milik Bapak Efrensius Wawa memiliki ukuran yang berbeda-beda.
Kandang babi fase starter di peternakan Bapak Efrensius Wawa melebihi
kebutuhan karena luas kandang 2,1 m x 0,8 m sedangkan menurut Dewi (2017)
kandang starter berukuran 1 m x 1 m.Demikian pula luas kandang babi fase
grower melebihi kebutuhan ternak karena luas kandang 3 m x 0,9 m sedangkan
menurut Dewi (2017) kandang grower berukuran luas 1 m x 1 m. Kebutuhan
luas kandang babi induk 3 m x 1,5 m belum memenuhi kebutuhan dibandingkan
pendapat Dewi (2017) dengan ukuran luas kandang induk 3 m x 2,5 m. Untuk
babi pejantan belum memenuhi kebutuhan karena luas kandang milik Bapak
Efrensius Wawa 3m x 1,5 m sedangkan menurut Dewi (2017) kebutuhan karena
luas kandang hanya 2m x 3 m.

3.4 Analisis Usaha


Analisis usaha merupakan cara mengevaluasi atau mengetahui tingkat
kelayakan usaha yang dilakuakan, menilai kelangsungan usaha, stabilitas dan
profitabilitas suatu usaha. Tujuan analisis usaha adalah mengetahui tingkat
keuntungan. Selama pelaksanaan Praktik Kerja Lapang di peternakan milik Bapak
Efrensius Wawa ada 1 ekor ternak babi jantan yang terjual, agar mengetahui
keuntungan dan kerugiannya maka dibuat analisis data untuk usaha beternak
babi milik Bapak Efrensius Wawa.

a. Biaya Tetap
Biaya tetap merupakan yang dipakai atau dikeluarkan oleh seorang peternak
secara tetap, dan tidak dipengaruhi oleh jumlah produksi. Adapun biaya tetap di
peternakan babi milik Bapak Efrensius Wawa dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Biaya Tetap


No Uraian Harga Totalharga JUE Nilai Sisa Penyusutan
(Rp) (Rp) (Thn) (Rp) Rp/Thn Rp/Bln
A B C D=B/C E=(B-D)/C F=E/12
1 Kandang 50.000.000 50.000.000 10 5.000.000 4.500.000 375.000
2 Dinamo 1.000.000 1.000.000 5 200.000 160.000 13.333
3 Mesin Giling 3.000.000 3.000.000 5 600.000 480.000 40.000
4 Bak Air 4.000.000 4.000.000 12 333.333 305.556 25.463
5 Selang (15 m) 5.500 82.500 3 27.500 18.333 1.528
Jumlah 455.324
Sumber: Peternakan Milik Bapak Efrensius Wawa (diolah), 2019.

b. Biaya Variabel
Biaya variabel adalah biaya yang dapat berubah tergantung pada besar
kecilnya produksi. Adapun biaya variabel di peternakan babi milik Bapak
Efrensius Wawa dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Biaya Variabel


No Uraian Volume Harga Satuan (Rp) Total Harga (Rp)
1 Listrik 1 bulan 200.000 200.000
2 Pakan
 EGP 701 288 Kg 9.800 2.822.400
 CF 703 400 Kg 7.300 2.920.000

 CF 704 233,3 Kg 7.100 1.656.430

 Jagung Giling 400 Kg 5.000 2.000.000


- - -
 Tepung Daun Kelor
3 1 bulan 750.000 750.000
Gaji Karyawan
4 10 buah 5.000 50.000
Sapu lidi
5 6 buah 20.000 120.000
Ember
Jumlah 10.518.830

Sumber: Peternakan Milik Bapak Efrensius Wawa (diolah), 2019.

c. Total Biaya Produksi = Total Biaya Tetap + Total Biaya Variabel


= Rp 455.324 + Rp.10.518.830
= Rp. 10.974.154
Jadi total biaya produksi yang dikeluarkan Bapak Efrensius Wawa adalah Rp.
10.974.154

d. Penerimaan
Total penerimaan adalah jumlah uang yang diterima oleh pengusaha.
Peneriman yang kami masukan adalah penerimaan proyeksi atau prediksi.
Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung pendapatan (Seokartawi, 2006)
sebagai berikut :
Penerimaan = Harga Jual (Rp/ekor) x Total Produksi (ekor)
Tabel. 10 Biaya Penerimaan
No Jenis produk Kapasitas Harga /Ekor Total
Produksi (Ekor) (Rp) penerimaan
(Rp)
1 Babi fase starter 13 1.500.000 19.500.000
2 Babi fase grower 2 9.500.000. 12.000.000
3 Babi fase finiser (pejantan afkir belum Kastrasi) 1 4.000.000 4.000.000
Jumlah 35.500.000

Sumber: Data Prediksi Peneriman Bapak Efrensius Wawa, 2019.


Jadi penerimaan yang didapatkan peternak selama masa pemeliharaan
yaitu Rp. 35.500.000

e. Pendapatan
Pendapatan merupakan pengurangan penerimaan total dengan biaya total
dari usaha produksi pakan komplit babi fase grower. Adapun rumus untuk
menghitung keuntungan (Rahim dan Hastuti, 2007)
Pendapatan = Total Penerimaan  Total Biaya Produksi
= Rp. 35.500.000  Rp. 10.974.154
= Rp. 24.525.846
Jadi pendapatan yang diperoleh peternakan ini adalah Rp. 24.525.846
f. Analisis R/C (Revenue Cost Ratio)
R/C merupakan hasil pembagian antara total penerimaan dengan total
biaya. Kriteria penilaian suatu usaha yaitu R/C > 1, maka usaha menguntungkan;
R/C = 1, maka usaha mencapai titik impas; R/C < 1, maka usaha tersebut rugi
(Rahardi dan Hartono, 2003). R/C dari usaha pembuatan pakan komplit babi fase
grower adalah sebagai berikut :
total peneriamaan
R/C=
total biaya
Rp.24 .525 .000
= Rp . 10.974 .154
= 2,23
Artinya bahwa setiap pengeluaran Rp 1 akan memperoleh penerimaan sebesar
2,23 karena R/C > 1 maka usaha peternakan babi ini layak dikembangkan.

g. Break Event Point (BEP)


BEP merupakan titik impas dari suatu usaha atau dengan kata lain tidak
untung dan tidak rugi (Rahardi dan Hartono, 2003). BEP terdiri dari BEP harga
dan BEP produk.
1. BEP Harga
BEP Harga merupakan penentuan harga pokok dasar untuk mencapai titik
impas dari suatu usaha yang dijalankan .
total biaya produksi
BEP Harga Babi Fase Starter =
total produksi
Rp 10.974 .154
=
13 ekor
=Rp 844.165/ekor

Berdasarkan hasil di atas maka dapat dikatakan bahwa dengan menjual


ternak babi fase starter dengan harga per ekor Rp 844.165, maka peternakan akan
mencapai titik impas.

2. BEP Hasil
BEP Hasil merupakan penentu jumlah produk dasar untuk mencapai titik
impas.
total biaya produksi
BEP Hasil Babi Fase Starter = harga jual
Rp . 10.974 .154
= Rp .1 .500.000 /ekor

= 7,32 ekor
= 7 ekor
Artinya bila ternak babi fase starter dijual dengan harga Rp.1.500.000
maka akan mencapai titik impas dengan menjual 7,32 ekor atau 7 ekor

BAB IV
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil kegiatan Praktik Kerja Lapang di peternakan milik
Bapak Efrensius Wawa disimpulkan bahwa :
1. Tatalaksana pemeliharaan ternak babi Bapak Efrensius Wawa meliputi
pembersihan kandang, pemberian pakan dan air minum, penanganan
kelahiran dan penanganan kesehatan.
2. Manajemen pemeliharaan ternak babi milik Bapak Efrensius Wawa belum
dilaksanakan dengan baik karena pemberian pakan masih sangat kurang
dari standar kebutuhan ternak.
3. Hasil analisis usaha peternakan Bapak Efrensius Wawa menunjukan
bahwa nilai R/C >1 yang menentukan bahwa usaha ini layak
dikembangkan atau dijalankan.

5.2 Saran
Dengan melihat kondisi usaha di peternakan ini maka kami menyarankan
kepada peternak agar lebih memperhatikan kandang ternak babi dan manajemen
pemberian pakan harus sesuai dengan standar kebutuhan (sesuai dengan fase
pemeliharaan) agar ternak bisa tumbuh dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Church, D. C. 1991. Digestive Physiologi and Nutrition of Ruminants. Oregon


State Uneversity Press, Carvallis Oregon.

Dewi, G. A. M. K. 2017. Materi Ilmu Ternak Babi. Fakultas Peternakan.


Universitas Udayana. Denpasar.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2010. Arti Kata Bersih. http://kbbi.web.id/bersih
(accessed 11 29, 2019)

Prasetya, H. 2012. Semakin Hoki dengan Beternak Babi.Putaka Baru


Press.Yogyakarta.

Rahardi, F. dan R. Hartono. 2003. Agribisnis Peternakan. Edisi Revisi. Penebar


Swadaya, Jakarta

Rahim, A. dan Hastuti. D. R. W. 2007. Ekonomi Pertanian. Penebar Swadaya,


Jakarta

Sihombing, D. T. H. 2006. Ilmu Ternak Babi. Gadjah Mada. University Press,


Yogyakarta.

Soekarwati. 2006. Analisis Usahatani. Jakarta. Universitas Indonesia.

Wheindrata. 2013. Cara Mudah Untung Besar dari Beternak Babi. Surakarta: Lily
Publisher. Hal: 31-43.

LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumentasi Kegiatan PKL


Pembersihan Kandang Babi

Feses Dimanfaatkan Menjadi Biogas

Proses Penggilingan Jagung


Alat Untuk Pencampuran Pakan

Bahan Untuk Pencampuran Ransum

Pencampuran Ransum
Tempat Makan Dan Minum Pemberian Pakan Pada Babi Pemberian Air Pada Babi

Meter Rol Proses Pengukuran Kandang

Pemotongan Gigi Pemotongan Ekor Babi Beranak 7 Ekor


Lampiran 2. Tabel Perhitungan Kandungan Nutrien Ransum Babi Di
Peternakan Bapak Efrensius Wawa
Fase Starter
Level PK LK SK Ca P
Bahan Baku penggunaan
(%)
(%) (%) (%) (% (%)
EGP 701 62,00 13,33 1,86 1,86 0,56 0,50
Jagung giling 36,00 3,17 1,40 0,72 0,01 0,10
Tepung daun kelor 2,00 0,57 0,05 0,25 0,38 0,00
Jumlah hsl perhitungan 100,00 17,07 3,32 2,83 0,95 0,59

Fase Grower
Level PK LK SK Ca P
Bahan Baku penggunaan
(%) (%) (%) (%) (% (%)
CF 703 29,00 5,57 0,88 1,32 0,22 0,19
Jagung giling 68,00 6,04 2,68 1,37 0,02 0,19
Tepung daun kelor 2,00 0,57 0,06 0,26 0,38 0,00
Jumlah hsl perhitungan 99,00 12,18 3,61 2,95 0,62 0,38

Fase Finisher
Level PK LK SK Ca P
Bahan Baku penggunaan
(%)
(%) (%) (%) (% (%)
CF 704 49,00 8,33 1,47 2,94 0,34 0,29
Jagung giling 49,00 4,31 1,91 0,98 0,01 0,13
Tepung daun kelor 2,00 0,57 0,05 0,25 0,38 0,00
Jumlah hsl perhitungan 100,00 13,21 3,44 4,17 0,74 0,43

Anda mungkin juga menyukai