Oleh :
Deni Mulyadi
24032115114
Oleh :
Deni Mulyadi
24032115114
Menyetujui :
Mengetahui :
Ketua Program Studi Kasubag TU UPT-PT
Puji syukur kita panjatkan kehadiran Allah SWT karena dengan izin dan
sebesar-besarnya kepada :
kegiatan berlangsung.
4. Ibu Mega Royani S.Pt., MS. selaku Pembimbing internal Praktik Kerja
5. Seluruh staf UPT Pembibitan dan UPT Keswan yang telah banyak
karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak. Semoga
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB Halaman
I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1
ii
III. PELAKSANAAN PKL ......................................................................... 7
3.3. Kasus Penyakit yang Sering Terjadi di KBB Selama PKL ............ 8
LAMPIRAN ................................................................................................. 26
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
BAB I. PENDAHULUAN
mengalami peningkatan setiap tahunnya. Namun hal ini tidak diiringi dengan
pengetahuan dalam pemeliharaan dan kesehatan ternak sehingga hal ini akan
Solusi dari permasalahan yang ada pada masyarakat salah satunya adalah
penyakit pada hewan ternak. Pelayanan sangat dipengaruhi oleh paramedis yang
sehingga dapat melakukan deteksi dini, pelaporan dini dan respon dini sehingga
yang bersifat infeksius dan non infeksius, oleh karena itu perlu adanya pelayanan
mengetahui kasus-kasus penyakit serta pelayanan kesehatan hewan yang baik dan
benar.
1
2
peternakan
Bandung Barat
Barat. UPT Pusat Kesehatan Hewan dan Laboratorium merupakan pos yang
memberikan pelayanan di bidang kesehatan hewan. Saat ini Dinas Peternakan dan
Cisarua. Selain itu terdapat 1 buah UPKH (Unit Pelayanan Kesehatan Hewan) di
6. Pelaksanaan epidemiologik
KEPALA TATAUSAHA
Bandung Barat
2.5.1. Visi
2.5.2. Misi
hewan
6
2.5.3. Moto
pada obat, dosis yang harus diberikan pada berbagai jenis ternak dan cara
pemberian obat yang baik dan benar. Pengecekan ulang dilakukan oleh paramedis
Bandung Barat, yaitu melakukan kegiatan-kegiatan yang sesuai jadwal yang telah
diberikan dan arahan dari para petugas UPT Puskeswan Gunung Halu mengenai
dilakukan pada ternak ruminansia seperti Sapi, Domba dan kambing. Hal ini
misalnya serangan agen infeksius seperti virus, bakteri, parasit dan jamur.
Penyakit yang sering terjadi di Gunung Halu adalah penyakit yang sifatnya
menular dan tidak menular. Penyakait infeksi yang angka morbiditasnya cukup
tinggi yaitu scabies dan pink eye. Kedua penyakit tersebut bersifat zoonosis atau
menular. Zoonosis adalah penyakit atau infeksi yang ditularkan secara alamiah
8
yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia atau sebaliknya (Suharsono 2002;
Nicholas dan Smith 2003). Zoonosis dapat terjadi pada semua hewan berdarah
panas, seperti kambing, domba, kerbau, sapi, kuda, babi, anjing, unta, dan hewan
liar lainnya ( Arlian dan Vyszenski-Moher, 1988). Penyakit scabies selama PKL
Hal ini diakibatkan tidak segera ditangani sejak awal dari agen pembawa
infeksinya.
KASUS 1
Gejala klinis Suhu tubuh panas, rambut rontok, dan ditemukan feses
bercampur darah berwarna merah
Pemeriksaan lanjut -
Diagnosa Entheritis
Prognosa -
9
ditemukan suhu tubuh sapi tinggi 40,1 oC, rambut rontok, dan feses sapi dengan
konsistensi cair serta terdapat darah segar berwarna merah. Menurut Mauladi
(2009), suhu normal pada sapi dewasa adalah sekitar 38.0–39.0 oC. Berdasarkan
gejala klinis dan hasil pemeriksan yang dilakukan sapi mengalami gangguang
dipencernaan (enteritis).
abnormalitas jumlah cairan yang tinggi pada feses yang disebabkan oleh
keluarnya cairan tubuh kedalam usus dan kegagalan penyerapan cairan dari isi
usus selama proses pencernakan. Sehingga feses yang dihasilkan akan beragam
dari agak padat sampai ke betul-betul cair. Tergantung dari beratnya penyakit atau
agen penyebab penyakit maka feses akan bercampur darah dan hasil dari
disebabkan oleh 2 faktor yaitu, faktor fisiologis dan faktor inveksi penyakit.
pergantian pemeliharaan
Penyakit enteritis dengan tanda mencret bercampur darah segar maka hal
ini terjadi diakibatkan karena infeksi atau luka pada usus besar. Penanganan kasus
enteritis yang dilakukan oleh dokter hewan, paramedis dan mahasiswa peternakan
UNIGA adalah dengan memberikan obat antialergi yaitu Vetradryl dengan cara
Peternak juga disarankan juga untuk memberikan air gula merah pada sapi
mengalami diare berdarah sembuh setelah satu minggu pengobatan sejak awal
pengobatan.
11
KASUS 2
Diagnosa Peneumonia
Prognosa -
kental dari hidung, demam tinggi, kurang nafsu makan dan lesu. Ketika dilakukan
bercampur kekuningan dari hidung dalam jumlah yang banyak, sapi juga tidak
pakan. Pemeriksaan suhu tubuh didapatkan hasil 40 oC. Hal ini menunjukan sapi
mengalami demam. Menurut Mauladi (2009), suhu normal pada sapi dewasa
adalah sekitar 38.0–39.0 oC. Pengobatan yang dilakukan dokter hewan dan
KASUS 3
Prognosa - -
ditemukan kedua mata domba mengalami radang Pink Eye domba 1 dan 2 juga
mengalami kekurusan terlihat dari bobot badan domba yang terlihat kurus, rambut
yang kusam dan tulang rusuk terlihat menonjol. Penyakit mata disebabkan oleh
penyebab fisik dan mikroorganisme penyebab penyakit. Penyebab fisik antara lain
bola mata terkena tusukan ujung batang rumput, ranting pohon, duri, atau debu
secara langsung. Penyebab berupa mikroorganisme bisa berupa virus atau bakteri,
seperti Ricketsia dan Chlamydia (Sodiq dan Abidin, 2002). Langkah selanjutnya
13
dengan memberikan obat pada mata berupa salep erlanycetin, pemberian obat
pentingnya pemberian obat cacing pada ternak domba dimana wajib diberikan
KASUS 4
Tabel 5. Kasus Kambing Penyakit Grass Tetany
Gejala klinis Kaki belakang kaku, kejang, suhu panas dan terlihat kurus
Pemeriksaan lanjut -
Diagnosa Grass tetany
Prognosa -
ambruk di dalam kandang, makan kurang dan lesu. Pemeriksaan yang pertama
kali dilakukan melihat bentuk kaki belakang tidak ditemukan ada kelainan tetapi
terlihat otot mengalami kejang dan dilakkukan palpasi teraba ototnya tegang tetapi
o
tulangnya tidak ada kelainan, suhu tubuh kambing normal yaitu 39 C.
(grass tetany) karena kejang. Penyakit kejang pada kambing (grass tetany)
magnesium (Mg) dan Kalsium (Ca) dalam bahan pakan. Kekurangan konsumsi
mineral akan akan mengakibatkan gangguan syaraf. Beberapa tanda klinis yang
dapat dilihat secara fisik adalah kambing mengalami kekejangan di kaki yang
mengakibatkan susah untuk berjalan, gelisah oleh gangguan suara keras, sering
urinasi atau kencing, kejang berlanjut pada beberapa hari berikutnya, dan jika
penghilang rasa sakit yaitu Sulpidon, anti radang dan antialergi (Vetadril) dan
KASUS 5
Tabel 6. Penyakit Scabies Pada Kambing
Gejala klinis Kulitnya melepuh, gatal gatal hebat, kulit luka dan
lecet.
Pemeriksaan lanjut -
Diagnosa Scabies
Prognosa -
klinis yaitu kulitnya melepuh dibagian punggung dan telinga, rambut rontok, gatal
hebat dan lecet, sehingga menyebabkan kambing menjadi jarang makan dan
Gunung Halu Kabupaten Bandung Barat bahwa kambing ini terkena penyakit
scabies yang diakibatkan dari tungau Sarcoptes scabiei. Penyakit scabies ini
secara langsung melalui sentuhan ataupun dari kandang yang berdekatan dalam
satu kandang.
(2001), diperoleh beberapa faktor yaitu : Tipe kandang dengan tipe koloni,
sanitasi kandang dan lingkungan kurang baik, kambing yang sakit tidak di isolasi,
adanya vektor penyebab penyakit dan suhu yang rendah dilokasi kandang.
segera diasingkan dan dirawat di tempat yang hangat dengan memberi ransum
Borok – borok luka dibersihkan dengan air hangat dan sabun. Selanjutnya,
ternak dimandikan dengan air yang telah diberi larutan Neguvon. Setelah
dimandikan, ternak dibiarkan di tempat yang terbuka agar bisa berjemur atau
daerah kepala, telinga, sela – sela kaki karena bibit penyakitnya suka
KASUS 6
Tabel 7. Penyakit Helmintiasis Pada Ayam Kate
Signalement
Jenis hewan Unggas
Ras Ayam Kate
Warna rambut Coklat-merah
Jenis kelamin Jantan
Umur > 1 tahun
Suhu tubuh 40,3 oC
Peternak melaporkan bahwa ayamnya banyak makan tapi tetap kurus dan
Cacingan pada ayam saat awal serangan memang jarang menunjukkan gejala yang
khas. Gejala seperti ayam lesu, kurus, tidak nafsu makan, kadang-kadang
ditemukan diare bercampur darah, dan pucat (anemia) baru akan terlihat jika ayam
17
membunuh cacing pada ternak dan Biodin adalah Vitamin untuk menambah nafsu
KASUS 7
Tabel 8. Kerbau Lumpur yang Terkena Diare
Gejala klinis Mata sayu, bulu merinding, mencret cair, kurang nafsu
makan, lemas
Pemeriksaan lanjut
Diagnosa Stres, peradangan pada usus, atau disebabkan karena virus
Prognosa -
kondisi feses yang sangat cair selama 2 hari dan nafsu makan sangat kurang.
mahasiswa UNIGA kerbau tersebut setelah di cek suhu mengalami suhu normal
yaitu 37,4 oC. Kerbau terlihat matanya sayu, dan terlihat kelelahan. Hal ini
disebabkan karena stress perjalanan dan tidak segera diberi larutan elektrolit.
Dokter mengatakan bahwa kerbau yang mengalami stress perjalan maka harus
segera diberikan larutan gula dan jangan langsung diberikan pakan hal ini untuk
diberikan pakan. Dari hasil pemeriksaan tersebut maka dokter membrikan obat
obat Biodin® untuk menguatkan otot dan meningkatkan nafsu makan, dan obat
cotrimoxazole bolus untuk mencret diberikan secara oral dan obat contrimoxazole
rate) dan angka kematian (mortality rate) serta menjaga agar status kesehatan
a. Biosekurity
usaha tersebut. Keuntungan maksimal hanya akan dicapai bila ternak dalam
yang optimal akan tercapai jika ada perhatian terhadap tatalaksana reproduksi.
biosekurti.
program biosekuriti adalah 1). mengawasi keluar masuknya hewan; 2). mencegah
kontak dengan hewan atau hewan liar; 3). secara rutin membersihkan dan
hewan; 4). mencatat pengunjung, hewan, dan peralatan yang masuk dan keluar.
20
Penyebaran penyakit dapat terjadi sangat komplek hal ini dapat disebabkan
akibat kepadatan populasi dalam suatu kandang, spesies atau bangsa hewan, dan
sangat penting guna mencegah masuk dan tersebarnya penyakit yang merugikan
memadai, penerapan karantina dan menerapkan sistem tata cara penggantian stok
hewan (Casal et al. 2007). Biosekuriti meliputi sanitasi dan desinfeksi kandang.
sanitasi :
21
ini memerlukan pengetahuan dan pemahaman yang jelas tentang cara dan bahan
yang tersedia, serta penerapannya yang baik. Panas sinar matahari merupakan
desinfeksi yang paling baik untuk menghancurkan dan membunuh kuman yang
mencemari alas kandang dan peralatan kandang. Beberapa kuman akan dimatikan
dengan hembusan udara panas. Untuk seluruh areal peternakan dan peralatan
Manajemen sanitasi dan desinfeksi kandang yang baik tetap menjadi syarat
yang mutlak dalam menjaga kondisi kesehatan ternak dan menjadi kunci
merupakan salah satu saran pokok yang penting yang ikut berperan dalam
menentukan berhasil tidaknya suatu usaha peternakan untuk itu beberapa hal yang
b. Vaksinasi
Antibiotika digunakan untuk memberantas infeksi bakteri. Karena tidak ada obat
yang dapat melawan infeksi virus. Vaksin virus yang ideal terbuat dari suatu virus
memberikan manfaat jika dilakukan secara teratur pada ternak sehat dengan usia
yang sesuai dosis dan cara aplikasi yang benar. Menurut Hanly et al. (1995)
spesifisitas yang tinggi, tetapi memiliki respons yang lebih lambat daripada sistem
biosecurity atau sanitasi, hanya sedikit memberikan manfaat pada kejadian atau
atau pencegahan penyakit umumnya saling berkaitan satu dengan yang lain.
memberikan dampak yang lebih baik terhadap pengendalian penyakit ternak yang
lebih luas.
23
4.1. Kesimpulan
kepada manusia. Kasus penyakit yang ditemukan selama kegiatan praktek kerja
dilakukan dengan sanitasi kandang yang baik, vasksinasi dan isolasi sedini
mungkin.
4.2. Saran
sejahtera.
24
DAFTAR PUSTKA
Hanly, W.C., Artwohl, J.E. and Bennett, B.T. 1995. Review of Polyclonal
Antibody Production Procedures in Mammalsand Poultry. ILAR
Mauladi, A. H. (2009). Suhu tubuh, Frrekuensi Jantung dan Nafas Induk Sapi
Frisien Holstein yang Divaksinasi dengan Vaksin Avian Influenza H5N1.
Bogor: Skripsi Fakultas Kedokteran Hewan, IPB
Kaufmann AF, Meltzer MI, Schmid GP. 1997. The economic impact of a
bioterrorist attack: are prevention and postattack intervention Programs
justifiable? Emerg Inf. Dis. 3: 83-94.
25
Subronto. 2007. Ilmu Penyakit Ternak II. Yogyakarta : Gadjah Mada University.
Press.
26
LAMPIRAN-LAMPIRAN
2 Analgesik, Sulfidon® Dipyrone 250 mg/ml Penghilang rasa nyeri, penghilang arasa IM, SC
antipiretik, Lidocaine 2% sakit dan antispasmodik
antispasmodik Tympanol SB Dimethicone 25 mg Untuk mengobati kembung akut pada Oral
ternak ruminansia seperti sapi, kerbau,
kambing dan domba
Glucortin-20 Dexametason 2 mg Asetonemia, alergi, arthritis, shock.
IM.IV.SC
3 Antihelmintik Albenmas® Albendazole 100 mg Jangan diberikan pada hewan bunting PO
Fluconix- Nitroxinil 340 mg IM
340®
Ivomec Tiap ml Ivomec Super Ivomec Super diindikasikan sebagai SC
mengandung: anthelmentik (endoparasit dan
Ivermectin………………..1% ektoparasit) pada sapi dan domba.
Clorsulon ………………… 10% Withdrawal time daging 28 h
4 Antihistamin Vetadryl® Dipenhydramine HCl 20 mg/ml Alergi, hipersensitivitas IM
5 Hormon Oxytocin® Inj. Oxytocin 10 IU Memperlancar produksi susu, involusi IM SC
uteri, reproduksi, mengehntikan
pendarahan saat melahirkan, agalactia
post partus, menggugurkan kebuntingan
Vitahormon® Progesteron 6,25 mg Gangguan ovulasi, Atrofi ovarium IM
Ovalumon® Ethinyl estradiol 20.000 IU Gangguan siklus estrus, Degenerasi IM, SC
ovarium, Keguguran, Pendarahan pada
rahim, Peradangan selaput lendirdan
kemajiran
Vitamin E 10 IU
Vitamin B2 5 mg
Vitamin B6 3 mg
Vitamin B12 10 meg
Nicotinamide 35 mg
d-Panthenol 25 mg
Calcidex Ca Boroglukonat 500 mg/ml Hipokalsemia IV, SC
Plus® Magnesium chloride hexahydrate
67 mg/ml
Sodium hypophospyte
monohydrate 20.6 mg/ml
Boric acid 100 mg/ml
Introvit E- Vit. E Retensio plasenta, regenerasi epitel IM
Selen® Alphatocopherol acetate 50
mg/ml
Vitol-140® Vit. A IM
Retinol palmitat 80.000 IU/ml
Vit. D3
Cholecalcipherol 40.000 IU/ml
Vit. E
Alphatococalcipherol acetate 20
mg/ml
Biodin® ATP .....................0.100 g Penguat otot dan menigkatkan daya tahan IM
Mg aspartate........ 1.500 g tubuh
K aspartate............1.000 g
Na. Selenite...........0.100 g
Vitamin B.............. 12 0.050 g
Excipient qs ..........100 ml
29
Keterangan :
IM : Intramuscullar
SC : Subcutan
IV : Intravena
Oral : Lewat Mulut
30