PUTRI LESTARI
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Kegiatan Magang Kerja
Mandiri Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) di Balai Besar Inseminasi Buatan
(BBIB) Singosari Kabupaten Malang Jawa Timur
Oleh :
PUTRI LESTARI
NIM. O 121 19 236
i
HALAMAN PENGESAHAN I
Singosari,
Mengetahui, Menyetujui,
Kepala Balai Inseminasi Buatan Pembimbing Lapangan
Singosari
ii
HALAMAN PENGESAHAN II
Palu, 2022
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Mengetahui,
iii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena atas berkat
limpahan rahmat dan Ridho-Nyalah penulis dapat menyelesaikan laporan Magang
Kerja Mandiri MBKM yang berjudul “Manajemen Pemeliharaan Kambing
Pejantan di Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari Kabupaten
Malang Jawa Timur”.ini sesuai dengan watu yang telah ditentukan. Program
Magang Kerja MBKM ini menjadi salah satu kegiatan yang dapat menyelesaikan
salah satu mata kuliah wajib Program Studi S1-Peternakan, Fakultas Peternakan
dan Perikanan, Universitas Tadulako, Kota Palu, guna memenuhi persyaratan
akademis.
Laporan ini merupakan kesimpulan hasil observasi, literature, pengalaman
dan sumber lainnya yang dikombinasikan menjadi satu laporan utuh, dan dalam
penyusunan laporan ini, penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam melaksanakan Magang Kerja MBKM Kampus
Merdeka yang dilaksanakan di BBIB Singosari terutama kepada:
1. Bapak Dr. Ir. Rusdin, M.P., IPU. Selaku Dekan Fakultas Peternakan &
Perikanan Universitas Tadulako Palu.
2. Ibu Dr. Ir. Ummiani Hatta, S.Pt., M.P., IPM selaku Koordianator Program Studi
Peternakan.
3. Ibu Dr. Ir. Andi Pertiwi Damayanti, S.Pt., M.Si., IPM selaku pengelola atau
ketua Unit MBKM UNTAD yang telah bekerja keras untuk MBKM Fapetkan
serta membimbing dalam kegiatan pembekalan Magang Kerja Mandiri MBKM.
4. Bapak Dr. Ir. Syahrir, M.P selaku Wadek Bidak dan dosen pembimbing
UNTAD yang merekomendasikan tempat kegiatan Magang Kerja Mandiri
MBKM di Balai Besar Inseminasi Buatan Singosari.
5. Bapak Ir. Rizal Y. Tantu, M.Si selaku dosen yang membantu dalam proses
administrasi keberangkatan dan mengarahkan pada saat di bandara berlangsung.
6. Bapak Dr. drh. Kresno Suharto,M.P. selaku kepala Balai Besar Inseminasi
Buatan Singosari
iv
7. Bapak Miftahul Ashar A.Md. selaku Penanggung Jawab PKL dan Pembimbing
Lapangan
8. Bapak Iwan Kurniawan.A.Md selaku pembimbing lapangan yang telah
membimbing selama kegiatan magang berlangsung dan membantu dalam
penyusunan laporan.
9. Seluruh pegawai dan staff di Balai Besar Inseminasi Buatan Singosari
10. Teman-teman mahasiswa dari berbagai Universitas dan beberapa dareah yang
telah memberikan kesempatan untuk berbagi pengalaman selama kegiatan
berlangsung.
11. Bapak Sulis selaku Pak Kos yang telah bersedia menyediakan tempat tinggal
selama kegiatan magang berlangsung.
v
DAFTAR ISI
vi
2.6. Perkandangan ......................................................................................... 50
2.6.1. Tata Letak Kandang ........................................................................ 50
2.6.2. Karakteristik Kandang .................................................................... 50
2.7. Perlengkapan dan Fasilitas Kandang ...................................................... 55
2.8. Penampungan Limbah ............................................................................ 56
BAB III AKTIVITAS PENUGASAN MAGANG KERJA ............................. 57
3.1. Realisasi Kegiatan Magang Kerja .......................................................... 57
3.2. Relevansi Teori dan Praktek ................................................................... 64
3.3. Permasalahan .......................................................................................... 68
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 70
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................. 73
LAMPIRAN ......................................................................................................... 74
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
ix
Gambar 2.13. Mineral .......................................................................................... 41
Gambar 2.14. Bentuk Pakan TMR ....................................................................... 42
Gambar 2.15. Bentuk Pakan Silase ...................................................................... 43
Gambar 2.16. Pengisian Air Minum .................................................................... 43
Gambar 2.17. Persiapan Teaaser dan Pejantan .................................................... 44
Gambar 2.18. Penampungan Semen oleh petugas Kolektor ................................ 45
Gambar 2.19. Pemotongan Kuku ......................................................................... 47
Gambar 2.20. Wastafel Pencuci Tangan .............................................................. 48
Gambar 2.21. Obat-obatan pada ternak penyakit pneumonia ternak ................... 49
Gambar 2.22. Kandang Paddock Muka Belakang ............................................... 51
Gambar 2.23. Kandang panggung muka belakang .............................................. 52
Gambar 2.24. Kandang Jepit ................................................................................ 52
Gambar 2.25. Kandang Karantina ........................................................................ 53
Gambar 2.26. Ruang Petugas Kandang ............................................................... 54
Gambar 2.27. Gudang Konsentrat ........................................................................ 54
Gambar 2.28. Palung Minum ............................................................................... 55
Gambar 2.29. Palung Pakan ................................................................................. 55
Gambar 2.30. Tempat Penampungan Limbah ...................................................... 55
Gambar 3.1. Alur Kerja Pemeliharaan Kambing Pejantan .................................. 69
x
BAB 1 PENDAHULUAN
1
Salah satu teknologi yang dikembangkan yaitu Inseminasi Buatan (IB).
Inseminasi Buatan (IB) merupaan salah satu bioteknologi dalam bidang reproduksi
yang memungkinkan manusia menngawinkan hewan betina tanpa perlu seekor
pejantan yang utuh (Feradis dalam Saptono, 2012). Saat membicarakan mengenai
hewan ternak tersebut, maka tidak lepas dari sistem pemeliharaannya dan konsumsi
pakan yang menjadi salah satu hal mutlak yang harus dipenuhi. Dengan teraturnya
cara pemeliharaan dan pemberian pakan yang memenuhi kebutuhan ternak tersebut
maka kehidupan ternak akan sejahtera atau layak sehingga ternak tersebut akan
memproduksi semen yang dihasilkan memiliki kualitas yang yang baik.
Adapun Visi dan Misi di Balai Besar Inseminsai Buatan Singosari yang
perlu diketahui yaitu :
- Visi
Mewujudkan layanan berbasis teknologi peternakan dalam mengandung
swasembada daging tahun 2026 yang terkemuka dan terpercaya di asia
- Misi
1. Meningkatkan produksi semen beku dan diversifikasi genetik ternak yang
berkualitas sesuai standar yang diakui.
2. Melalukan replacement pejantan unnggul secara berkesinambungan yang
ditunjang oleh penerapan good breeding practice dan kesrawan.
3. Meningkatkan jenis dan jumlah layanan produk penunjang lainnya yang
berkualitas.
2
4. Meningkatkan perfesionalisme SDM melalui pendidikan, pelatihan promosi,
rewerd, punishment dan penempatan berdasarkan kopetensi.
5. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana prasarana produksi yang modern
dan layanan yang berbasis teknologi informasi.
6. Membangun kemitraan dan jaringan kerjasama antar produsen semen beku
dikawasan asia.
7. Melaksanakan kinerja administrasi dan keuangan yang efisien, akuntabel
dan transparan.
3
8. Tahun 2004, statusnya ditingkatkan menjadi Balai Besar Inseminasi Buatan
Singosari dengan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.
681/Kpts/OT.140/11/2004, tanggal 25 Nopember 2004.
9. Tahun 2010, statusnya menjadi Instansi Pemerintah yang menerapkan
pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Secara Penuh sesuai Surat
Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 54/KMK/05/2010, tanggal 5 Pebruari
2010.
10. Peraturan Menteri Pertanian No. 40/Permentan/OT.140/6/2012 tanggal 05
Juni 2012 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Inseminasi Buatan.
11. Pelantikan Kepala Balai Besar Inseminasi Buatan Singosari No.
206/A2/KP.230/02/2016, tanggal 4 Februari 2016
4
c. Struktur Organisasi
Kepala Balai
Kepala Bagian
Umum
Kab. Sub.
Ka. Sub. Ka. Sub. Bag Bag. Rumah
Bag Kepegawaian
Program & tangga &
& tata usaha Perlengkapan
Keuangan
5
Daftar pimpinan masing-masing bidang sesuai dengan bagan pada gambar 1.1.
Sebagai berikut :
6
4. Sub Bagian Rumah tangga dan perlengkapan, tugas dari sub bagian rumah
tangga adalah melakukan urusan rumah tangga dan perlengkapan, serta sarana
dan prasarana yang ada di Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB)
5. Bidang pelayanan teknis, tugas dari bidang pelayanan teknis adalah
melaksanakan pemberian pelayanan teknis pemeliharaan ternak dan
peningkatan mutu genetic ternak, produksi semen ternak unggul, serta
pengembangan inseminasi buatan, yang berfungsi sebagai :
a. Pemberian pelayanan teknis pemeliharaan ternak.
b. Pemberian layanan teknis kesehatan pejantan ternak unggul
c. Pemberian layanan pengawasan dan penyediaan pakan pejantan ternak
unggul.
d. Pelayanan teknis peniingkatan mutu genetik ternak.
e. Pemberian pelayanan teknis produksi semen ternak unggul,
f. Pemberian pelayanan teknis pengembangan inseminasi buatan.
6. Seksi yantek, pemeliharaan dan peningkatan mutu genetic ternak tugas dari
seksi pemeliharaan mutu genetik ternak adalah, melakukan pemberian
pelayanan teknis pemeliharaan ternak, pelayanan kesehatan ternak, dan
pengawasan pakan ternak, serta peningkatan mutu genetic ternak.
7. Seksi yantek produksi semen dan pengembangan inseminasi buatan, tugas dari
seksi produksi semen dan pengembangan inseminasi buatan adalah melakukan
pemberian pelayanan teknis produksi semen ternak unggul dan pengembangan
inseminasi buatanpakan ternak serta peningkatan mutu genetik ternak.
8. Bidang pemasaran dan informasi, tugas dari bidang pemasaran dan informasi
adalah melaksanakan kerjasama dan optimalisasi pemanfaatan sumber daya,
penyimpanan dan pendistribusian hasil produksi, serta pengelolahan informasi
dan promosi hasil produksi, Fungsi :
a. Penyiapan kerjasama dan optimalisasi pemanfaatan sumber daya.
b. Pelaksanaan penyimpanan dan pendistribusian hasil produksi.
c. Pelaksanaan urusan informsi dan promosi hasil produksi.
d. Pemberian jasa purna jurnal.
e. Pemberian pelayanan pemantuan mutu semen ternak unggul.
7
9. Seksi pemasaran dan kerjasama, tugas dari seksi pemasaran dan kerjasama
sedang melakukan penyiapan bahan kerjasama dan optimalisasi pemanfaatan
sumber daya, serta penyimpanan dan pendistribusian hasil produksi.
10. Seksi informasi dan pemantauan mutu semen, tugas dari seksi informasi dan
pemantauan mutu semen adalah melakukan pelaksanaan informasi dan
promosi, pencatatan dan dokumentasi hasil produksi, pemberian pelayanan
purna jurnal, serta layanan pemantuan mutu semen ternak unggul.
11. Kelompok jabatan fungsional, kelompok jabatan fungsional terdiri atas jabatan
fungsional pengawasan bibit ternak, tenaga medis veteriner, paramedik
veteriner, dan pengawasan mutu pakan serta jabatan fungsional lain terbagi
kedalam berbagai kelompok jabatan fungsional berdasarkan bidang masing-
masing sesuai perundang-undangan yang berlaku.
d. Strategi Bisnis
Strategi yang dilaksanakan dalam upaya mewujudkan visi dan misi BBIB Singosari
sebagai berikut :
1. Melakukan produksi semen beku sesuai dengan standard dan menerapakan serta
memelihara SNI ISO/IEC : 17025 : 2017 dan ISO 9001 : 2015
2. Melaksanakan Deposit semen beku/embrio, Bimbingan Teknis menajemen IB,
Pengujian Mutu Semen, Layanan Masyarakat, Lokasi Fotografi/ Video
komersial, Jasa Instruktur/Juri Kontes Ternak, Jas Konsultasi/ Narasumber/
Selektor, Penggunaan Sarana dan Prasarana, Jasa Penelitian, Tempat Uji
Kompetensi (TUK), Penjualan Pakan Ternak, Penjualan Benih/Bibit Pakan
Ternak, Penjualan Pupuk dan Jasa Teknis Lapang sesuai kebutuhan masyarakat
3. Melakaukan analisa kebutuhan pemangku kepentingan dan kapasitas produksi
4. Mencukupi kebutuhan dalam negeri dan luar negeri serta menjamin mutu semen
beku
5. Pengembangan dan diverifikasi produk sesuai kebutuhan pemangku
kepentingan
6. Memperluas pasar dan jangkauan pemasaran dengan meningkatkan promosi
8
7. Melakukan analisa kebutuhan dan penyediaan pakan
8. Melakukan pengawalan kesehatan ternak melalui pemeriksaan laboratorium
dan biosecurity
9. Melakukan analisa optimalisasi produksi pejantan
10. Melakukan analisa eduwisata dan pengembangannya
11. Menambah, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan SDM
12. Meningkatkan kesejahteraan SDM
13. Melakukan penelitian dan pengembangan metode
14. Melakukan validasi metode
15. Meningkatkan prasarana dan sarana
16. Meningkatkan pelayanan prima
17. Menetapkan transparansi
18. Meningkatkan kinerja keuangan
e. Aspek Manejemen
1. Aspek Produski
Semen beku BBIB Singosari diproduksi dari sapi pejantan unggul sebagai pabrik
biologis yang dirawat dengan manajemen khusus seperti:
1) Pakan berkualitas
2) Exercise / olah raga
3) Pengukuran berat badan secara teratur
4) Potong kuku secara berkala
5) Terjaga kebersihannya karena dimandikan setiap hari
6) Kesehatan yang terjamin dan selalu dipantau
7) Proses produksi semen di BBIB Singosari terdiri dari beberapa tahapan
yakni:
a) Persiapan pejantan prima siap tampung
9
Pejantan prima siap tamping adalah pejantan yang akan ditampung semennya
dan dalam kondisi prima yakni sehat, sudah diberi makan, dan sudah
dimandikan.
b) Evaluasi kualitas semen segar
Semen segar yang layak untuk dilanjutkan ke proses produksi selanjutnya
diperiksa kualitas yang meliputi pemeriksaan motilitas, abnormalitas,
konsentrasi, pH, konsistensi, warna dan volume.
c) Pengenceran dan pendinginan
Semen beku yang layak dilanjutkan ke proses produksi berdasarkan hasil
evaluasi semen segar dilakukan pengenceran dan pendinginan secara bertahap.
Untuk pengenceran dilakukan menjadi 3 tahap yakni pengenceran A1, A2 dan
B dan dipertahankan pada suhu 3-5 ° C
d) Evaluasi kualitas semen cair
Setelah seluruh tahap pengenceran selesai, dilakukan proses evaluasi semen cair
atau Before Freezing Evaluation. Semen cair yang kualitasnya masih memenuhi
standar akan dilanjutkan ke proses pembekuan, sedangkan yang kualitasnya
menurun akan dilakukan pengafkiran. Standar kualitas semen cair yang
memenuhi adalah memiliki motilitas minimal 55 %
e) Printing Straw
Untuk semen cair yang memenuhi standar kualitas semen before freezing,
selanjutnya dilakukan proses pelabelan kemasan dengan mesin printing straw.
f) Filling and Sealing
Semen cair yang sesuai standar dilakukan pengisian ke dalam straw serta
penyegelan kemasan dengan mesin filling and sealing.
g) Prefreezing
Proses prefreezing dilakukan dengan menurunkan suhu semen dari 4°C menjadi
-140°C dengan sangat cepat untuk menghindari cold shock (shock pada sel
sperma karena per ubahan suhu).
h) Freezing
Proses freezing dilakukan dengan mencelupkan produk semen ke dalam
nitrogen cair sampai terendam sehingga suhu turun menjadi -196°C.
10
i) Post Thawing Motility Evaluation (evaluasi PTM)
Pada proses PTM semen beku diuji kualitasnya, yaitu layak didistribusikan
dengan mengacu pada standar SNI yakni memiliki kualifikasi minimal motilitas
40% dengan konsentrasi minimal 25 juta sel / dosis. Untuk semen beku yang
tidak memenuhi standar selanjutnya akan dilakukan pengafkiran.
j) Pembuatan BAST dan penyerahan ke Bank sperma
Setelah lolos pada pengujian PTM, semen beku diserahkan ke bagian
pemasaran untuk selanjutnya disimpan pada bank sperma.
Spesifikasi semen beku yang dihasilkan oleh BBIB Singosari :
Semen beku dihasilkan dari sapi pejantan unggul yang sudah diseleksi
berdasarkan garis keturunannya (pedigree/silsilah), kemampuan produksi dan
reproduksinya. Semen beku sapi dihasilkan dari sapi pejantan yang sehat dan
bebas dari 12 penyakit menular berikut:
1) Anthrax
2) Brucellosis (brucella abortus)
3) Bovine Viral Diarrhea (BVD)
4) Septicaemia epizootical / haemorrhagic septicaemia
5) Infectious Bovine Rhinotracheitis (IBR)
6) Enzootic Bovine Leucosis (EBL)
7) Bovine Tuberculosis
8) Paratuberculosis
9) Leptospirosis
10) Campylobacteriosis
11) Trichomoniasis
12) Jembrana Disease (untuk sapi bali)
Dikemas dalam mini straw dengan volume 0,25ml dan telah dilabeli dengan
identitas sebagai berikut:
• Kode pejantan
• Nama pejantan
• Kode batch
• Nama produsen
11
• Rumpun Pejantan
Setiap straw berisi minimum 25 juta sel spermatozoa untuk semen sapi dan
50 juta sel untuk semen kambing, dengan motilitas minimal 40% dan gerakan
individu minimal 2 (dua). Diproduksi sesuai dengan SNI semen beku sapi dan
kambing. Straw semen beku disimpan dengan menggunakan container
kriogenik, dan direndam dalam nitrogen cair sehingga suhu mencapai -196°C
2. Aspek Distribusi
Distribusi Semen Beku
Pada bank sperma, semen beku yang sudah diserahkan, dilakukan
perawatan sampai dengan pendistribusian ke tangan pelanggan.
a) Perawatan semen beku
Setelah berada di bank sperma, semen beku dipertahankan kualitasnya
dengan penambahan N2 secara teratur. Kontainer tempat penyimpan semen
beku juga dirawat secara teratur dengan pengisian rutin dan pembersihan.
b) Pengecekan dan pengelompokan
Semen beku yang telah diterima dari laboratorium dilakukan pengecekan,
penghitungan dan pengelompokan sehingga disimpan berdasarkan bangsa
sapi dan area pemetaan pejantan.
c) Proses pendistribusian semen beku kepada pelanggan dilakukan dengan
tahapan berikut:
1) Menerima pesanan/order dari pelanggan serta komunikasi terkait
permintaan dan stok semen beku yang ada.
2) Pelanggan mengirimkan kontainer pembelian
3) Pendataan, pelabelan dan pengecekan kondisi kelayakan kontainer
pelanggan
4) Melakukan penghitungan semen beku sesuai pesanan pelanggan.
5) Verifikasi kesesuaian ini kontainer dengan pesanan pelanggan sebelum
dikirim.
6) Pembuatan Berita Acara Serah Terima semen beku kepada pelanggan
7) Melakukan pengiriman semen beku dan pendokumentasiannya.
12
8) Pemantauan kualitas semen beku secara berkala
9) Produk yang sudah disimpan di bank sperma dalam kurun waktu
tertentu dipantau kualitasnya dengan melakukan pengujian kualitas
berkala secara sampling. Untuk semen beku yang sudah mengalami
penurunan kualitas sehingga tidak sesuai dengan standar, maka
dilakukan pengusulan untuk diafkir/dimusnahkan.
3. Aspek Pemasaran
➢ Syarat Peredaran
Semen beku yang diedarkan memenuhi SNI 4869.1:2008. Produsen
semen beku harus melakukan uji mutu di laboratorium uji mutu semen yang
menerapkan SNI.ISO.IEC 17025:2008. Sedangkan produsen yang tidak
memiliki laboratorium uji mutu, harus melakukan standarisasi mutu.
Pengujian dilakukan terhadap setiap batch produksi.
➢ Tata Cara Peredaran
A. Pola Peredaran Semen Beku
Distribusi semen beku dapat dilakukan melalui beberapa pola yaitu :
a. Hibah Semen Beku
Distribusi semen beku melalui hibah diatur dengan ketentuan sebagai
berikut:
1) Diatur dan ditetapkan oleh pemerintah pusat/daerah sesuai kebijakan
perbibitan dan berdasarkan produksi semen beku tahun berjalan serta stock
yang tersedia.
2) Dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan semen beku daerah introduksi
dan daerah pada wilayah sumber bibit serta kegiatan yang terkait dengan
pengembangan perbibitan.
3) Diutamakan untuk pemenuhan semen beku ternak asli/lokal.
4) Jalur distribusi hibah dari produsen ke dinas yang membidangi fungsi
peternakan provinsi. Dalam hal tertentu untuk mendukung kegiatan
pengembangan pembibitan dimungkinkan distribusi langsung ke kab/kota
dengan berkoordinasi dinas provinsi.
13
5) Dinas penerima hibah membuat laporan distribusi semen ke kab/kota
secara periodik.
b. Kerjasama optimalisasi.
Untuk menjamin ketersediaan semen beku di lapangan perlu dilibatkan
peran serta dari masyarakat atau swasta. Dalam rangka mendorong IB
swadaya maka dikembangkan produksi dan distribusi semen beku melalui
Kerjasama Optimalisasi antara produsen dengan pihak konsumen atau mitra
kerja.
Mekanisme Kerjasama Optimalisasi dengan mitra kerja mengacu pada
Peraturan Menteri Pertanian No. 72/Permentan/OT.140/2013 tentang
Pedoman Kerjasama Optimalisasi Pelaksanaan Tugas Dan Fungsi Unit
Pelaksana Teknis lingkup Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan
Hewan, sedangkan institusi yang sudah menerapkan Pola Pengelolaan
Keuangan - Badan Layanan Umum (PPK-BLU) bisa langsung menerapkan
Kerjasama Optimalisasi. Permohonan kerjasama harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
1) Pengusulan dari mitra kerja kepada Direktorat Jenderal Peternakan dan
Kesehatan Hewan yang dilengkapi:
• Rekomendasi dinas provinsi dan kabupaten/kota yang membidangi
fungsi peternakan,
• Laporan pelaksanaan kerjasama tahun sebelumnya, dan
• Rencana lokasi peredaran semen beku.
2) Mitra kerja dapat berasal dari unsur pemerintah dan swasta dalam bentuk
badan usaha, asosiasi, koperasi.
3) Penetapan mitra kerjasama oleh Direktur Jenderal Peternakan dan
Kesehatan Hewan.
c. Penjualan langsung ke konsumen.
Dalam rangka meningkatkan pelayanan IB dan kontinuitas semen beku
di lapangan, penjualan langsung semen beku dapat dilakukan oleh produsen
kepada konsumen (perorangan/asosiasi, swasta dan pemerintah) dengan
tetap memperhatikan pemetaan penggunaan semen beku.
14
Khusus produsen semen beku selain BIB Nasional diutamakan untuk
memenuhi kebutuhan di wilayah provinsi/kabupaten tersebut, dan
dimungkinkan untuk didistribusikan lintas provinsi/kabupaten/kota setelah
memenuhi persyaratan lulus uji pada laboratorium uji mutu sesuai
SNI.ISO.IEC 17025:2008 untuk setiap batch produk yang akan dipasarkan
serta mendapatkan rekomendasi dari Direktur Jenderal Peternakan dan
Kesehatan Hewan. Diharapkan dalam jangka waktu 3 tahun berikutnya
produsen semen beku selain BIB Nasional sudah dapat menerapkan sistem
manajemen mutu sesuai ISO 9001:2008. Untuk mencegah terjadinya in
breeding, maka produsen mengatur pola distribusi semen beku ke daerah
dengan pejantan yang berbeda melalui rotasi sekurang-kurangnya setiap 3
tahun sekali.
B. Wilayah Peredaran
Dalam rangka efisiensi peredaran semen beku ke daerah oleh produsen,
maka dilakukan pembagian wilayah sesuai dengan kebijaksanaan Direktorat
Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan.
Pengaturan peredaran oleh produsen sebagai berikut:
a. BBIB Nasional meliputi wilayah seluruh Indonesia
b. Produsen selain B/BIB Nasional diarahkan untuk memenuhi dan menjamin
ketersediaan semen beku di dalam provinsinya baik yang berasal dari
produksinya sendiri maupun melalui kemitraan dengan B/BIB Nasional.
c. Peredaran semen beku memperhatikan pewilayahan sumber bibit.
C. Penanganan Semen Beku di Produsen
a. Pemeriksaan fisik luar kontainer dan pengecekan administrasi.
b. Memeriksa ketersediaan N2 cair di dalam kontainer dan memenuhinya
kembali apabila N2 cair berkurang.
D. Penanganan Semen Beku di Konsumen (tangan pertama)
Penanganan semen beku di konsumen dimaksudkan untuk menjamin mutu
semen beku yang telah tertuang dalam QA tidak mengalami perubahan,
langkah-langkah yang dilakukan adalah:
a. Pemeriksaan fisik luar kontainer dan pengecekan administrasi.
15
b. Memeriksa ketersediaan N2 cair di dalam kontainer dan memenuhinya
kembali apabila N2 cair berkurang.
c. Memeriksa kualitas semen beku melalui uji Post Thawing Motility (PTM)
secara acak minimal 1 dosis yang mewakili sampling goblet atas dan
goblet bawah.
d. Melakukan pelaporan ke pihak produsen apabila ditemukan
ketidakwajaran keadaan kontainer dan kualitas semen beku.
E. Pemantauan Kualitas Semen Beku
Produsen melakukan pemantauan terhadap semen beku yang diedarkan
meliputi kualitas semen, fertilitas semen dan ternak hasil keturunan IB.
4. Aspek Keuangan
Aspek keuangan dalam program BBIB Singosari yaitu:
1. Peningkatan IT Laporan Keuangan
2. Peningkatan administrasi dan pengolahan keuangan
3. Intensifikasi penerimaan dan pengelolaan dana masyarakat
Aspek keuangan, memiliki potensi :
1. Penyediaan anggaran dari APBN dan BLU
2. Kemampuan perencanaan, pengelolaan dan pembuatan laporan keuangan
yang akurat, dedikasi pada pekerjaan dan team yang solid.
3. Pembagian gaji tepat waktu, pembelian dan pemeliharaan asset institusi,
tersedianya anggaran operasional dan pendanaan kegiatan, peningkatan
kesejahteraan secara proporsional, pembukuan keuangan secara kontinyu
dan pemeriksaan keuangan secara berkala.
5. Aspek SDM
A. Aspek SDM dalam program BBIB Singosari yaitu:
1. Peningkatan kualitas SDM (pelatihan, study banding, pendidikan formal
dan in house training)
16
2. Bimbingan Teknis (Inseminator Sapi/Kerbau, Inseminator Kambing,
Pemeriksa Kebuntingan (PKB), Asisten Teknik Reproduksi (ATR),
Magang Singkat dan Magang 5 hari)
3. Penilaian kerja (peningkatan remunerasi)
4. Peningkatan metode (metode dan hak paten)
5. Pengembangan metode pemasaran dan informasi
Sumber Daya Manusia (SDM) ddi BBIB Singosari sampai dengan bulan
Desember tahun 2020 Sumber Daya Manusia BBIB Singosari sebanyak 137
(11utase11n tiga puluh delapan) orang terdiri dari Pegawai Negeri Sipil
(PNS) sebanyak 82 Orang, CPNS sebanyak 3 orang, PPNPN sebanyak 34
Orang, Pegawai Harian sebanyak 15 Orang, dan Pegawai BLU sebanyak 3
Orang. Jumlah Pejabat Fungsional Tertentu di Balai Besar Inseminasi
Buatan Singosari sebanyak 55 (lima puluh lima) orang dengan rincian :
B. Penempatan Pegawai
Penempatan pegawai di BBIB Singosari didasarkan pada
kompetensi pegawai yang sudah tercantum dalam Dokumen Pedoman
17
Mutu Integrasi Sistem Manajemen Mutu SNI.ISO 9001:2015 dan Anti
Penyuapan SNI.ISO 37001:2016 selain itu didasarkan juga pada kebutuhan
Bagian/Bidang sesuai Analisa Jabatan (Anjab) dan Analisa Beban Kerja
(ABK). Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Calon Pegawai Negeri Sipil
(CPNS) mempunyai beban tugas sesuai dengan Sasaran Kinerja Pegawai
(SKP) dan lokasi penempatan yang dituangkan kedalam Surat Keputusan
Kepala Balai tentang Penugasan Pegawai BBIB Singosari Tahun 2020
Nomor : B-02071/OT.040/F2.K/01/2020 tanggal 02 Januari 2020. Uraian
tugas dan lokasi penempatan Pegawai Harian sesuai dengan Surat
Keputusan Kepala Balai tentang Penugasan Pegawai Harian BBIB
Singosari Tahun 2020 Nomor : B-28029/HK.160/F2.K/06/2020.
Balai besar inseminasi buatan (BBIB) singosari terletak di Dusun Glatik Desa
Toyomarto, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang Jawa Timur. BBIB Singosari
berada pada ketinggian 800-1200 mdpl. Dengan rata-rata suhu berkisar antara 16-
22°C, kelembaban udara berkisar antara 70-90 % dan curah hujan 2.233 mm/tahun.
Luas areal dari BBIB singosari adalah 67,72 hektar, dilengkapi dengan bangunan
perkantoran, asrama, gedung belajar, auditorium, guest house, laboratorium,
mesjid, kandang sapi dan kandang kambing, laboratorium, arena penampungan,
kebun rumput, gudang, garasi, perumahan dinas, kereta biosecurity dan alat mesin
pertanian. Balai Besar Inseminasi Buatan Singosari merupakan salah satu balai
yang melakukan penelitian dan pengembangan teknologi peternakan mengenai
semen beku ternak untuk meningkatakan produkstivitas dan kualitas ternak.
2. Lingkup Penugasan
1) Pemeliharaan Ternak
18
Pemeliharaan Ternak meliputi kegiatan sanitasi kandang yaitu
pembersihan palungan pakan dan minum, serta pemberian pakan. Adapun
rangkaian penugasan kegiatan dalam Pemeliharaan Ternak yaitu :
19
Sedangkan untuk pembersihan palung air minum itu sendiri
dilakukan setiap 3 kali seminggu yaitu setiap hari Senin, Rabu, dan
Jum’at atau pembersihan palung air minum dapat dilakukan apabila
keadaan air sudah terlihat kotor. Cara yang dilakukan yaitu dengan
membuang air yang sudah kotor sampai habis kemudian menyikat dan
mengganti dengan air baru yang bersih. Pemberian air minum yang
diberikan di BBIB Singosari diberikan secara ad libitum atau tanpa
batas. Kebutuhan air minum kambing pada umumnya sebanyak 2,5
liter/ekor/hari. Air minum selalu disediakan untuk kambing. Jika air
minum habis atau tinggal sedikit harus segera ditambah.
20
d. Pembersihan kolong atau bawah kandang
21
f. Pemberian Pakan
• Pakan Hijauan
22
pakan hijauan atau ditabur secara langsung diatas pakan hijauan.
Dan pada siang hari diberikan setelah pemberian pakan silase pada
pukul 14.00 – 14.30 WIB, atau konsentrat langsung diberikan
apabila ternak dalam kondisi ribut atau tidak tenang. Konsentrat itu
sendiri dibrikan masing-masing sebanyak ½ kg/ekor/hari, dan
konsentrat yang digunakan berupa Comfeed dan Jab Feed yang
ditambah dengan mineral ½ sendok. Takaran pencampuran
Comfeed sebanyak 4 kg dengan Jab Feed 2 kg serta penambahan
mineral 2 gram.
• Pakan TMR
23
• Pakan Silase
24
yang keluar dari mesin menimbang pakan di alat penimbangan sesuai
bobot ternak.
25
digunakan yaitu sebagai Antiseptik pembasmi virus, bakteri dan jamur
agar kandang tetap terjaga kesehatannya. Sanitasi ini dilakukan setiap 2
minggu sekali.
b. Pemotongan Kuku
26
4) Penampungan Semen
27
3. Rencana dan Penjadwalan Kerja
Konsentrasi TANGGAL/BIDANG
Orientasi Pemeliharaan Produksi Pemasaran Penyusunan
Pemeliharaan Ternak Semen & Informasi dan Revisi
Ternak 31-3 Laporan
Februari 4 Februari – 6 15-28 Maret 7-14 Maret
Maret 2022 2022 2022 29 Maret – 1
April 2022
28
BAB 2 KAJIAN TEORITIS
29
sendiri (Wasiati dan Faizal, 2018). Saat ini jenis-jenis kambing yang dibudidayakan
di BBIB singosari dapat dilihat berdasarkan tabel sebagai berikut:
Dari tabel diatas diambil pada bulan maret 2022. Diketahui bahwa kambing
pejantan di Balai Besar Inseminasi Buatan Singosari berjumlah 21 ekor yang terdiri
atas 10 ekor peranakan etawa, 2 ekor pejantan boer, 5 ekor pejantan senduro, dan 4
ekor pejantan saanen.
2.2.1. Kambing Peranakan Etawa
30
Beberapa karakter penting dari Kambing PE antara lain
• Bentuk muka yang relatif cembung, telinga relatif panjang (18-30 cm)
yang terkulai
• Memiliki tanduk yang pendek
• Warna rambut bervariasi dari kream sampai hitam
• Rambut pada bagian paha belakang, leher serta pundak lebih tebal dan
lebih panjang dari pada bagian lainnya
• Warna putih dengan belang hitam atau belang coklat cukup dominan
• Tinggi badan untuk jantan 70-100 cm
• Berat badan dewasa mencapai 40-80 kg untuk jantan dan 30-50 kg
untuk betina
Kambing Peranakan Etawa (PE) di BBIB Singosari sudah memenuhi
syarat seperti yang tercatat di literatur Wasiati dan Faizal, 2018.
2.2.2. Kambing Boer
31
Ciri-ciri Kambing Boer mudah dikenali:
• Badannya lebar dan panjang dengan kaki yang pendek
• Bulunya dominan putih
• pada pagian kepala berwarna coklat muda hingga coklat
• Hidungnya cembung dengan telinga yang tidak begitu panjang dan
menggantung ke bawah
• Memiliki tanduk cukup besar dan panjang mengarah kesamping
32
• Kambing Senduro memiliki bobot mencapai 120kg
• Memiliki rambut yang dominan berwarna putih
• Kambing Senduro ada yang memiliki tanduk dan ada yang tidak
memiliki tanduk
• Memiliki postur tubuh yang panjang dan tinggi
• Memiliki rambut yang tebal
Kambing Senduro yang berada di BBIB Singosari telah memnuhi
kriteria yang ada di jurnal Almaida, Oktanella, Dan Ciptadi, 2020.
2.2.4. Kambing Saanen
33
• Berekor tipis dan pendek, jantan dan betina bertanduk
• Memiliki produksi susu yang tinggi
2.4. Reproduksi
Seleksi pejantan salah satunya yaitu dengan melihat tingkah laku seksualnya
(sexual behavior), karena ini berpengaruh pada kemampuan reproduksi dan kualitas
34
semennya. Tingkah laku sexual pada kambing jantan dapat mempengaruhi produksi
semen. Tingkah laku seksual mencerminkan kemampuan seekor pejantan dalam
memulai aktivitas kelaminnya. Kondisi ini memberi gambaran tentang kinerja
reproduksi seekor kambing jantan. Dari sini bisa diambil kesimpulan apakah seekor
pejantan tersebut layak atau tidak dijadikan sebagai bibit untuk tujuan kegiatan
Inseminasi Buatan ke depan (Salim, 2017)
Kambing jantan siap dikawinkan pada umur 6-8 bulan. Pada umur ini,
kambing pejantan telah mampu mengawini kambing betina dewasa. Khusus untuk
Kambing PE baru menjadi pejantan yang baik ketika usianya mencapai antara 10-
18 bulan. Pakan kambing jantan juga harus diperhatikan, agar ternak tidak terlalu
gemuk. Kambing jantan yang gemuk tidak bisa dijadikan pejantan yang baik karena
ternak akan menjadi pemalas dan berkurannya nafsu kawin. Pola perkawinan dalam
produksi kambing dapat dilakukan melalui dua pendekatan yaitu pendekatan
perkawinan secara individual atau kelompok. Pada pola perkawinan individual,
maka sector induk dikawinkan satu persatu dengan pejantan terpilih yang telah
ditetapkan sebagai pemacek. Pada pola perkawinan individual ini pengamatan perlu
dilakukan untuk memastikan induk dalam masa birahi dan saat kawin paling
optimal (setelah ovulasi) (Kurniasih, Fuah, dan Priyanto, 2013)
Pengertian manajemen secara luas adalah cara mengatur sutu atau beberapa
faktor dalam suatu sistem untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam manajemen
peternakan terdapat beberapa aspek yang dapat menunjang kesejahteraan suatu
peternakn yaitu perawatan, pakan dan kesehatan.
2.5.1. Sanitasi Kandang dan Ternak
Sanitasi kandang yang dilakukan di BBIB Singosari ada dua cara yaitu
sanitasi secara mekanik dan kimiawi :
35
• Sanitasi mekanik : biasanya melakukan pembersihan di dalam kandang
panggung, bagian bawah kandang, pembersihan palungan pakan dan
palungan minum serta pembersihan lingkungan sekitar kandang. Cara
yang dilakukan yaitu membersihakan feses maupun pakan yang
berceceran dalam kandang dengan cara di sapu dan bagian luar kandang
dengan menggunakan penggaruk dan disemprot dengan air selang yang
mengalir. Begitu juga untuk pembersihan palungan pakan dan minum,
untuk palungan pakan diskop dari pakan yang masih tersisa, sedangkan
pembersihan palungan minum dilakukan dengan membuang air minum
yang telah kotor kemudian menyikat pinggir dinding palung minum
serta mengganti dengan air yang bersih yang baru. Sanitasi dilakukan
sekali sehari setiap hari dengan alat yang digunakan yaitu kereta dorong,
serok, skop, sapu lidi, penggaruk kotoran, gayung, sikat, dan ember.
Gambar 2.5. Peralatan Pembersih Kandang Gambar 2.6. Peralatan Pembersih Palung Pakan dan Minum
36
Tujuan dari desinfeksi kandang adalah untuk mengendalikan
populasi mikroorganisme yang berpotensi menimbulkan penyakit
sehingga merugikan kesehatan ternak. Di BBIB singosari desinfeksi
kandang dilakukan seminggu dua kali. Alat yang digunakan untuk
desinfeksi adalah sprayer, gelas ukur, masker dan glove sedangkan
bahan desinfektan yang digunakan adalah BKC 20%. Cara
pemakaiannya yaitu larutan desinfektan sebanyak 125 ml ditambah air
sebanyak 25 liter dimasukkan kedalam sprayer dan disemprotkan ke
seluruh lantai, dinding, palungan, halaman kandang dan kuku pejantan.
• Sanitasi (Memandikan Ternak)
37
pada sperma. pengukuran ferpormans badan bertujuan untuk
mengetahui pertumbuhan morfologi badan, data yang diambil meliputi
panjang badan, lingkar dada, tinggi badan dan lingkar scrotum.
Pengukuran dilakukan degan pita ukur dan tongkat ukur.
38
mengandung kelengkapan protein, karbohidrat, lemak, air, vitamin dan
mineral dalam bentuk hijauan dan kosentrat (Sarwono, 2002).
a. Hijauan pakan
39
Gambar 2.9. Bentuk Hijauan Pakan
40
Gambar 2.10. Bentuk Pakan Konsentrat
41
meningkatkan kadar magnesium tubuh, mencegah dan mengatasi
ambruk, membantu mengatasi keracunan ringan, membantu mengatasi
kembung, membantu mengatasi kejang.
Pakan komplit atau TMR adalah suatu jenis pakan ternak yang terdiri
dari bahan hijauan dan konsentrat dalam imbangan yang memadai (Budiono
et al., 2003). Pemberian total mixed ration lebih menjamin meratanya
distribusi asupan ransum harian dan mampu menyumbang kebutuhan serat
(NDF) yang sangat penting bagi stabilitas ekosistem rumen (Tafaj et al.,
2007).
42
Gambar 2.14. Bentuk Pakan TMR
43
Gambar 2.15. Bentuk Pakan Silase
Tabel 2.2. Jumlah Pemberian Pakan Setiap Ekor Perharinya Pada Kambing di
BBIB Singosari
Jumlah Pemberian
No. Jenis pakan Waktu Jumlah
Pagi Siang Sore
1 Hijauan 3kg 3kg 07.30-09.00 Per ekor/hari
13.00-15.00
1
2 TMR (Total Mixed /2kg 10-00-11.00 Per ekor/hari
Ration)
1
3 Silase /2kg 12.30-13.00 Per ekor/hari
1 1
4 Konsentrat /2kg /2kg 14.00-14.30 Per ekor/hari
5 Mineral 1 gram 1 gram 14.00-14.30 Per ekor/hari
45
Penampungan semen kambing pejantan dilakukan tiap seminggu
sekali yaitu setiap hari Rabu. Penampungan dilakukan setelah pemberian
pakan hijauan dan konsentrat pada pagi hari dan ternak dalam keadaan
bersih. Pada penampungan semen pejantan, yang dilakukan terlebih dahulu
yaitu mempersiapkan peralatan AV (Arificial Vagina) kemudian
mengeluarkan ternak keluar kandang dengan menyiapkan teaser dan
pejantan ke kandang jepit. Kemudian teaser di ikat bagian ekor dan kepala.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mempersiapkan teaser yaitu, ukuran
badannya lebih kecil daripada pejantan yang akan dilakukan penampungan,
bersifat pendim, atau tidak aktif dan tidak banyak gerak. Sedangkan hal
yang harus diperhatikan sebelum penampungan semen pejantan adalah
dengan memperhatikan Nama Pejantan, Bangsa, Warna Bulu, Motif, Ear
Tak / Ear Mark, dalam keadaan sudah bersih dan sudah diberi makan.
46
Setelah itu mengirimkan semen ke laboratorium dilakukan setiap
kali selesai penampungan dibawa dan diantar menggunakan sepeda motor
plat merah sesegara mungkin, kemudian semen tidak boleh mengalami
temperature shock yaitu perbedaan antara suhu antara semen dan
lingkungan serta terkena matahari, oleh karena itu collection tube harus
diberi selongsong berwarna hitam pada saat semen diantar ke laboratorium
untuk dilakukan pengujian semen.
47
yang terlalu panjang dan berdampak pada kesulitan berjalan, hal yang
menjadi masalah ketika kuku pejantan tidak normal akan kesulitan dalam
berjalan, sulit menaiki teaser pada saat pengambilan semen, dan dapat
berakibat pada nafsu makan yang menurun karena pejantan akan malas
berdiri dan makan.
48
2.5.8. Biosecurity
49
Penyakit yang sring muncul pada ternak kambing adalah peneumonia dan
kembung. Gejala penyakit kembung perut membesar serta nafsu makan
makan menurun. Penyebab penyakit ini yaitu masuik angin serta
menkomsumsi angin berlebihan. Pneumonia pada kambing sering terjadi
pada pergantiang musim dari musim kemarau dan pergantian musim
penghujan. Pneumonia adalah radang paru-paru yang biasanya disertai
dengan radang bronkeol kemudian menyebar ke prenkhima dan sekitarnya.
Bakteri pneumonia dapat disebabkan oleh pasteurella sp, mycoplasma sp,
corynebacterium, e coli dan pneumonia. Penanganan atau pengobatan yang
dapat dilakukan di BBIB Singosari dalam pengananan penyakit pneumonia
adalah dengan pemberian obat Interflox dan Tolfedine CS, dimana dosis
pemberiannya sebanyak 3 ml. Obat Interflox diberikan pada ternak yang
sering mengalami penyakit flu, bersin-bersin, batuk dan infeksi saluran
pernapasan. Dan obat Tolfedine CS diberikan pada ternak yang sering
mengalami inflamasi akut, mastitis dan infeksi saluran pernapasan. Obat ini
sebagai pereda nyeri dan antipireptik non steroid.
2.5.10. Exsercise
50
sekaligus mengurangi stress pada ternak, ketika ternak stress konsumsi
pakan juga akan menurun dan hal tersebut dapat mempegaruhi produksi
semen yang dienjakulasikan. Exercise juga dapat meningkatkan stamina
pejantan yang meningkat diharapkan dapat mempegaruhi tingkat libido dan
produksi semen sehingga menjadi lebih tinggi.
2.6. Perkandangan
2.6.1. Tata Letak Kandang
51
kandang dapat mempermudah peternak dalam melakukan pengawasan dan
menjaga kesehatan ternak, serta menghindari terkonsumsinya pakan yang
berbahaya bagi kesehatan kambing. Oleh karena itu, kenyamanan kandang
sangat berpengaruh terhadap aktifitas ternak dan produktivitasnya,
pengukuran dan pengamatan kandang perlu dilakukan untuk mengetahui
karakteristik kandang, pengamatan dan pengukuran yang dilakukan
meliputi pengamatan pada jenis kandang, atap kandang, dinding kandang,
alat kandang, serta pengukuran luas lokal kandang, perhitungan isi ternak
dalam kandang, pengukuran luas bangunan kandang, pengukuran tempat
makan, tempat minum, dan selokan (Anonim, 2019).
Berikut ini adalah ukuran kandang yang ada di Balai Besar Inseminasi
Buatan Singosari. Terdapat tiga jenis kandang kambing di BBIB Singosari,
yaitu kandang paddock, kandang panggung, dan kandang jepit, dari masing-
masing kandang memiliki bentuk yang berbeda.
a. Kandang Paddock
52
ketika ternak stress konsumsi pakan juga akan menurun dan hal tersebut
dapat mempegaruhi produksi semen yang dienjakulasikan. Exercise juga
dapat meningkatkan stamina pejantan yang meningkat diharapkan dapat
mempegaruhi tingkat libido dan produksi semen sehingga menjadi lebih
tinggi.
b. Kandang Panggung
53
kuku, pengukuran dan pengambilan sperma. Alas kandang jepit yaitu
berupa serabut kelapa yang digunakan untuk membuat nyama dan
menghangatkan kambing.
d. Kandang Karantina
54
merupakan tempat untik dilakukannya pengamatan terhadap kemungkinan
adanya penyakit. Segera setelah ternak dinyatakan bebas dari penyakit maka
ternak baru tersebut dapat dikeluarkan dari kandang dan dipindah ke
kandang utama.
2.7. Perlengkapan dan Fasilitas Kandang
a) Fasilitas Kandang
Fasilitas kandang adalah segala sesuatu yang terdapat dalam kandang untuk
memudahkan manajemen pemeliharaan dan penyimpanan perlengkapan maupun
pakan. Fasilitas terdapat di kandang kambing pejantan di Balai Besar Inseminasi
Buatan diantaranya adalah ruangan petugas kandang, ruang penampungan, gudang
konsentrat, gudang hijauan. Secara umum fasilitas yang harus ada didalam suatu
area peternakan meliputi kandang hijauan, gudang, jembatan timbang, instalasi
pengolahan limbah, instalasi air, instalasi listrik, kantor, mess, dan pos satpam.
Fasilitas tersebut tidak harus ada ataupun berdiri sendiri tergantung besar kecilnya
peternakan yang dibangun. Hasil menunjukan bahwa fasilitas kandang yang ada
sudah cukup lengkap dan sesuai dengan literature (Wisnawan, 2017).
55
b) Perlengkapan Kandang
56
BAB III AKTIVITAS PENUGASAN MAGANG KERJA
57
area kotoran kambing dalam lantai
sekitanya. yang masih terselip kandang dapat
di lantai kandang. dibersihkan
menggunakan sapu
lidi agar terjatuh
kebawah lantai
kandang. Serta
pemberihan dalam
kandang sekaligus
dapat mengontrol
feses kambing yang
encer atau terkena
diare/mencret.
b. Membersihkan b. Agar lingkungan
kotoran yang ada bawah kandang
dibawah kandang tetap bersih dan
dengan cara mengurangi aroma
menyerok kotoran bau yang menyengat
dengan dari kotoran
menggunakan sekop kambing. Serta feses
dan sapu lidi dan bawah kandang juga
dilanjutkan dapat dikumpul dan
menggunakan air dimasukkan
dari selang yang kedalam karung
mengalir. untuk dijadikan
pupuk.
c. Disinfektan atau c. Sanitasi kandang
sanitasi kandang dengan disinfektan
secara kimiawi, bertujuan unntuk
menggunakan cairan membasmi virus,
disinfektan yaitu bakteri maupun
obat BKC 20% jamur. Meskipun
(Antiseptik pembersihan secara
pembasmi virus, mekanik dilakukan
bakteri dan jamur) setiap hari,
dengan dosis disinfektan dapat
sebanyak 125 ml membuat kandang
dan dicampur dan lingkungan
dengan air sebanyak
25 litter, kemudian
58
masukkan kedalam sekitar semakin
alat mesin sprayer bersih dan sehat.
lalu melakukan
penyemprotan
kebagian lantai
kandang ternak.
Sanitasi ini
dilakukan setiap 2
kali seminggu.
d. Sanitasi atau d. Memandikan ternak
memandikan ternak dapat membuat
kambing salah satu ternak bersih dan
perawatan yang sehat atau terbebas
dilakukan tiap 1 dari penyakit kutu
bulan sekali. maupun penyakit
Memandikan lainnya. Sehingga
kambing dilakukan ternak tetap terjaga
dengan menyiram kebersihan bulu dan
tubuh hingga basah kesehatannya.
kemudian menyikat
seluruh tubuh
kambing dengan
sabun mulai dari
ujung kepala sampai
kaki.
3. Pemberian a. Pemberian pakan a. Pemberian pakan
pakan hijauan diberikan 2 hijauan yang telah di
kali sehari dilakukan chopper bersamaan
pada pagi hari pukul dengan rumput
07.30 WIB setelah maupun leguminosa,
pembersihan palung dalam pemberian-
pakan dengan nya sangat efektif
memberi pakan dan seimbang antara
hijauan segar yang rumput dan
telah di chopper dedaunan. Karena
sebanyak 6 kg pakan yang hijauan
/ekor/hari. Pada pagi yang diberikan ada
hari 3kg dan siang beberapa macam
hari 3kg. Pakan sekaligus sehingga
hijauan terdiri dari kambing tidak
59
rumput dan mudah bosan. Selain
leguminosa yang itu pemberian pakan
telah di chopper dalam bentuk
bersamaan dan dichopper
dicampur menjadi memudahkaan
satu, yaitu daun ternak dalam
gamal, kaliandra, memakan semua
rumput gajah, bagian hijauan agar
indigofera, dan lebih efektif dalam
sorgum. Pengolahan tercerna. Dan
hijauan pemberian hijauan 2
menggunakan teknik kali dalam sehari di
chopper, dan berikan sebanyak
pencampuran 6kg atau 60:40, 60%
rumput secara hijauan dan 40%
manual. Setelah itu konsentrat hal
pemberian pakan tersebut sesuai
hijauan dilanjutkan jumlah pemberian
pada sore hari yaitu pada umumnya.
pukul 14.00 – 15.00. Karena hijauan
termasuk pakan
berserat tinggi.
b. Pemberian pakan b. Pemberian
konsentrat diberikan konsentrat dan
2 kali sehari setelah mineral sebagai
pemberian pakan pakan penguat dari
hijauan di pagi hari konsentrat dan
yaitu pukul 08.00 pakan tambahan
WIB setelah yang bersumber dari
pemberian pakan mineral. Pakan
hijauan. konsentrat dan
Pemberiannya itu mineral yang di
sendiri sebanyak 1kg campur sekaligus
yang di campur dapat lebih efisien
mineral sebanyak 2 dalam
gram atau setengah pemberiannya serta
sendok pagi hari dan pemberian
setengah sendoknya konsentrat dan
lagi siang hari. Dan mineral dapat
pemberian memaksimalkan
60
konsentrat pada pagi kebutuhan pakan
hari ½ kg/ekor/hari dari pakan hijauan
dan siang hari ½ yang di berikan.
kg/ekor/hari.
c. Pemberian TMR c. Pemberian TMR
Pemberian pakan (Total Mixed
diberikan pada pagi Ration) lebih
hari menjelang siang menjamin
yaitu pada pukul meratanya distribusi
10.00 – 11.00 asupan ransum
dengan pemberian harian dan mampu
pakan TMR (Pakan menyumbang
Lengkap dengan kebutuhan serat, dan
Komposisi hijauan pemberian TMR
segar, silase, juga dapat
konsentrat dan memaksimalkan
mineral) pertumbuhan berat
badan ternak.
d. Pemberian silase d. Pemberian pakan
diberikan pada siang silsase di
hari pukul 12.30 – maksudkan agar
13.00 WIB, Silase pakan hijauan yang
diberikan dengan di dapatkan
takaran ½ kg kualitasnya masih
/ekor/hari. bagus serta tahan
lama. Dengan
demikian, pakan
tersebut dapat d
berikan pada musim
apapun, terutama
musim kemarau
panjang atau musim
paceklik.
61
tergantung kondisi Pemtongan kuku
kuku ternak tersebut. dilakukan agar kuku
Pemotongan kuku ternak dapat terawat
dilakukan dengan dengan baik dan
cara memasang tali mencegah terjadinya
handlling bagian infeksi dan penyakit
kepala dan bagian pada kuku, serta
kaki yang ingin memudahkan dalam
dilakukan menghandling
pemotongan dan ternak, dan
diikat pada tiang menhindari
kandang jepit, terjadinya pincang.
kemudian mulai
pemotongan kuku
dengan gunting kuku
lalu menipiskan
menggunakan
gerinda hingga rata.
b. Melakukan b. Penanganan atau
penanganan ternak pemberian obat yang
yang sakit pada dilakukan pada
penyakit flu, bersin- penyakit flu, batuk,
bersin, batuk bersin-bersin,
maupun infeksi infeksi saluran
saluran pernafasan pernapasan, serta
yang biasa dialami inflamasi akut
oleh ternak kambing maupun radang
dan diobati dengan paru-paru yang
pemberian obat sering dialami pada
Interflox maupun ternak kambing
Tolfedine CS akibat perubahan
dengan dosis musim, ditangani
sebanyak 3 ml dengan pemberian
diberikan melalui obat Interflox dan
injeksi ketubuh Tolfedine CS, agar
ternak ternak cepat sembuh
dan rutin
memberikan obat
tersebut sesuai
62
dengan dosis
pemberiannya.
5. Penampung a. Penampungan a. Penampungan rutin
an semen semen kambing dilakukan setiap
kambing pejantan dilakukan seminggu sekali
pejantan tiap seminggu sekali karena frekuensi
yaitu setiap hari yang terlalu sering
Rabu. Pada dan dengan jarak
penampungan semen yang terlalu dekat,
pejantan, yang akan menurunkan
dilakukan terlebih kuantitas dan
dahulu yaitu kualitas semen
mempersiapkan kambing yang
peralatan AV dihasilkan.
(Artifical Vagina)
kemudian
menyiapkan teaser
dan pejantan.
Kemudian teaser
diikat di tiang
kandang jepit
dengan pejantan
yang siap tampung,
dan dilakukan
teasing sebanyak 3-4
kali lalu baru
pejantan siap
tampung oleh
petugas kolektor.
b. Pengantaran semen b. Pengantaran semen
ke laboratorium ke laboratorium
dilakukan setiap kali harus sesegara
selesai mungkin dilakukan
penampungan pengantaran setelah
menggunakan selesai menampung
sepeda motor oleh agar konsentrasi
petugas, dan semen segar tidak
sesegara mungkin menurun dan semen
kemudian semen segar tidak boleh
harus dibungkus mengalami
63
menggunakan kain temperature shock
selongsong yaitu perbedaan
berwarna hitam. suhu antara semen
dan lingkungan serta
terkena dari sinar
matahari, oleh
karena itu collection
tube harus diberi
selongsong
berwarna hitam.
3.2.2. Perkandangan
64
pendapat Widi (2013) yang menyatakan bahwa lokasi kandang harus
diperhitungkan baik secara makro (daerah) maupun mikro (area) . Secara
makro, lokasi kandang harus dekat degan sumber sarana produksi dan
tempat pemasaran, sesuai degan RUTR (Rencar Umum Tata Ruang) daerah
setempat, dan berada dalam lingkungan yang mendukung. Lingkungan
dalam hal ini meliputi lingkungan social maupun alam (iklim). Secara
mikro, kadang harus mudah dijangkau sarana transportasi sehinga
penghemat biaya dan terpisah dari pemukiman sehingga tidak menggangu
dan terganggu oleh lingkungan sekitar. Kedekatan kandang dengan sumber
sarana produksi pakan, air, dan obat atau tempat pemasaran berkaitan erat
degan biaya produksi dan pemasaran.
65
3.2.3. Fasilitas Kandang
66
banyak digunakan dalam kandang antara lain sekop untuk membersihkan
kotoran, sapu lidi, sikat, tali sapi, dan kereta dorong. Berdasarkan hasil
pengamatan dapat di ketahui bahwa peralatan di Balai Besar Inseminasi
Buatan Singosari yaitu ember, sabit, sekop, stroll, garuk, sapu lidi, dan
timbangan. Peralatan tersebut lebih dari cukup dan sesuai dengan literature.
67
sistem pemberiannya sangat mudah dan efektif. Adapaun pemberian pakan
yang diberikan ke ternak kambing yaitu berupa pakan hijauan dan kacang-
kacangan, pakan konsentrat dan mineral, pakan TMR (Total Mixed Ration),
dan pakan silase. Dimana pemberian pakan hijauan diberikan 2 kali sehari
yaitu pada pagi hari dan sore hari dengan pemberian sebanyak 6kg atau 3kg
pagi hari dan sore hari 3kg. Pemberian hijauan lebih banyak diberikan
daripada konsentrat karena hijauan mengandung pakan berserat tinggi, hal
ini sesuai dengan menurut (Firman, 2010) pakan hijauan adalah makanan
yang berserat kasar tinggi yang dapat dikonsumsi oleh ternak biasanya
berupa tanam-tanaman. Sedangkan pemberian konsentrat di BBIB
Singosari yaitu sebanyak ½ kg pagi hari dan ½ kg lagi pada siang hari, jadi
perbandingannya hijauan dan konsentrat dalam ransum yang diberikan
adalah 60% hijauan :40% konsentrat (dalam BK). Menurut Siregar (1993),
pakan konsentrat diberikan sebagai pakan penguat yang dicampur mineral
sebagai pakan tambahan dan juga pakan silase maupun TMR (Total Mixed
Ration) dalam pemberiannya sudah mencukupi nutrisi pakan karena dalam
pakan TMR sudah tercampur pakan hijauan, silase, pakan konsentrat dan
mineral mix. Sebagaimana pakan dibutuhkan oleh ternak untuk tumbuh dan
berkembangbiak hanya pakan yang sempurna yang mampu
mengembangkan pekerjaan sel tubuh, pakan yang sempurna mengandung
kelengkapan protein, karbohidrat, lemak, air, vitamin dan mineral dalam
bentuk hijauan dan kosentrat (Sarwono, 2002). Pemberian pakan tersebut
sudah mencukupi dengan perbandingan yang ada di literature
68
Inseminasi Buatan Singosari. Proses yang dilakukan dibalai besar
inseminasi buatan khususnya pada pemeliharaan kambing adalah degan
menyemprotkan desinfektan seminggu sekali dan penyemprotan ektoparasit
sebulan sekali (Wisnawan, 2007). Tatacara biosecurity yang diterapkan
adalah degan memastikan ternak yang masuk kelingkungan peternakan
dalam keadaan sehat dan bebas dari penyakit hewan menular, Ternak juga
harus bebas dari kelainan alat reproduksi dan cacat. Ternak yang sakit juga
sebaiknya dipisahkan dari kelompok ke kandang isolasi untuk dilakukan
pengobatan (Wisnawan, 2007).
69
ditentukan, dengan dosis obat yang telah diperhitungkan sesuai kebutuhan
ternak tersebut (Dwicipta, 2009).
3.3. Permasalahan
MULAI
Pembersihan
Kandang
Pembersihan Palung
Pakan dan minum
Disinfektan dan
Ektoparasit
Memandikan Ternak
Pemberian air
minum
Pemberian Pakan
Hijauan
Pemberian Pakan
Konsentrat
Penampungan
Semen
Pemberian Pakan
Silase
Pemberian Pakan
TMR
SELESAI
70
DAFTAR PUSTAKA
Adhianto, K., M.D.I. Hamdani, Sulastri, & I. Listiana. 2016. Performa produksi
kambing saburai jantan pada wilayah sumber bibit di Kabupaten
Tanggamus. Jurnal Sain Peternakan 14(2):22-29
Almaida, R. G., Oktanella, Y., & Ciptadi, G. (2020). Variasi genetik kambing
senduro dan peranakan etawa (pe) berdasarkan sekuen gen cyt-b
(cytochrome- b) dengan metode polymerase chain reaction Genetic
Variation of Senduro and Peranakan Etawa Goats Based on Cyt-B
(Cytochrome-B) Gene Sequence Using Po. Ternak Tropika, 21(2), 102–
110
Mansyur, Nyimas Popi Indrani, dan Iin Susilawati. 2005. Peranan Leguminosa
Tanaman Penutup pada Sistem Pertanaman Jagung untuk Penyediaan
71
Hijauan Pakan. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan
Veteriner 2005. Bogor, 12-13 September 2005.
Mugiawati, R.E. 2013. Kadar Air dan pH Silase Rumput Gajah pada Hari ke-21
dengan Penambahan Jenis Additive dan Bakteri Asam Laktat. Jurnal
Ternak Ilmiah. 1 (1): 201-207.
Riswandi dan G.A. Muslima. 2018. Manajemen pemberian pakan ternak kambing
di Desa Sukamulya Kecamatan Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir.
Jurnal Peternakan Sriwijaya. 7 (2): 24--32.
Saptono, H.S., 2012. Tingkat Keberhasilan Inseminasi Buatan pada Sapi Perah
Rakyat di Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali. Skripsi. Progam
Studi Peternakan. Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Maret.
Surakarta
Sudarmono A.S. dan Sugeng Y.B. 2008. Edisi Revisi Sapi Potong. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Tafaj, M.Q. Zebeli, C.H. Baes, H. Steingass and W.D. Rochner. 2007. A meta-
analysis examining effect of particle size of total mix ration on intake,
rumen digestion and milk production in high-yielding dairy cows at early
lactation. Anim. Feed. Sci. Technol. 138: 137-161.
Wasiati, Hera dan Edi Faizal. 2018. Peternakan Kambing Peranakan Etawa di
Kabupaten Bantul. Jurnal Abdimas Unmer Malang. 3(1): 8-1
72
RIWAYAT HIDUP
73
LAMPIRAN
g. Pemberian pakan
i. Pemberian pakan h. Pemberian pakan
hijauan
konsentrat TMR
74
l. Pemberian pakan k. Penchopperan pakan j. Memasukkan TMR
silase
75