Anda di halaman 1dari 26

PENANGANAN SEMEN BEKU (BIBB)

DI BALAI BESAR INSEMINASI BUATAN


LEMBANG, JAWA TIMUR

PROPOSAL MAGANG KERJA MANDIRI MBKM

ASTRID OKTO AUROMADANI

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU

2023
PENANGANAN SEMEN BEKU (BIBB)
DI BALAI BESAR INSEMINASI BUATAN
LEMBANG, JAWA TIMUR

PROPOSAL MAGANG MANDIRI MBKM

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Kegiatan


Magang Kerja Mandiri Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM )
Fakultas Peternakan dan perikanan
Universitas Tadulako

Oleh

ASTRID OKTO AUROMADANI


O12121203

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU

2023

ii
HALAMAN PENGESAHAN I
Judul : Penanganan semen beku bibb lembang,di
balai besar inseminasi buatan lembang.jawa
timur
Nama : Umul Khusnah
Nim : O12121203
Program Studi : S1 Peternakan
Fakultas : Peternakan dan Perikanan
Universitas : Tadulako
Program : Magang Mandiri MBKM
Waktu Pelaksanaan
: 1 Agustus 2023 – 1 Desember 2023
Tempat Pelaksanaan
: Balai Besar Inseminasi Buatan Lembang

Palu , juni 2023

Mengetahui
Menyetujui
Kepala Balai Inseminasi Buatan Lembang,
Pembimbing Lapangan
Jawa Barat

Pembimbing Lapangan
NAMA/ NIP.

iii
HALAMAN PENGESAHAN II
Judul : penanganan semen beku bibb lembang,di balai
besar inseminasi buatan lembang.jawa timur
Nama : Astrid okto auromadani
Nim : O12121203
Program Studi : S1 Peternakan
Fakultas : Peternakan dan Perikanan
Universitas : Tadulako
Program : Magang Mandiri MBKM
Waktu Pelaksanaan
: 1 Agustus 2023 – 1 Desember 2023
Tempat Pelaksanaan
: Balai Besar Inseminasi Buatan Lembang

Palu , juni 2023

Menyetujui
Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Syahrir, MP


NIP. 19690203 199512 1 001

Mengetahui Mengetahui
Koordinator Program Studi Ketua Unit MBKM Fapetkan
Peternakan

Dr. Ir. Ummiani Hatta, S.Pt, MP.IPM Dr. Andi Pertiwi Damayanti S.Pt, M.Si
NIP. 196308071991031002 NIP. 19690130 199512 2001

iv
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan limpahan berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Proposal Magang Mandiri MBKM dengan judul “penanganan
semen beku bibb lembang,di balai inseminasi buatan lembang,jawa timur”.
Proposal ini disusun sebagai persyaratan dalam melakukan kegiatan magang kerja
mandiri MBKM di Balai Besar Inseminasi Buatan Lembang, Jawa Barat.
Penyusunan proposal ini tentu tidak lepas dari segala bentuk bantuan dan
partisipasi baik moril, material, maupun spiritual dari berbagai pihak. Untuk itu
penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Dr. Ir. Rusdin, M.P ,. IPU selaku Dekan Fakultas Peternakan dan Perikanan
Universitas Tadulako dan Dosen Pembimbing Magang Mandiri MBKM.
2. Wakil dekan bidang akademik Dr. Ir. Syahrir, MP, wakil dekan bidang
keuangan Dr.Ir. Ismail Wumbu, MP dan wakil dekan bidang kemahasiswaan
Dr. Ir. Sam Liok Ndobe, M.Si
3. Dr. Ir. Ummiani Hatta, S.Pt., M.P., IPM selaku koordinator program studi
peternakan.
4. Pengelola Unit Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Fapetkan Untad
serta Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi
khususnya Mas Mentri Nadiem Makariem yang telah mencetuskan ide
Merdeka Belajar Kampus merdeka dan memberikan 3 Hak Belajar bagi
mahasiswa untuk belajar di luar program studi.
5. Bapak Dr. Ir. Syahrir, MP, Sebagai dosen pembimbing yang mengarahkan
proses pembuatan proposal rencana kegiatan magang mandiri MBKM di Balai
Inseminasi Buatan Lembang, Jawa Barat.
6. Dr. Ir. Sugiarto, S.Pt., MP.,IPM Sebagai Dosen Wali yang telah memberi izin dan
rekomendasi serta mengarahkan dalam pemilihan mata kuliah yang akan
dikonversi dalam kegiatan magang mandiri MBKM.
7. sebagai Kepala Balai Inseminasi Buatan Lembamg Jawa Barat yang telah
memberi izin untuk melaksanakan kegiatan Magang Mandiri MBKM
Fapetkan

v
8. Orang tua tercinta, kakak-kakak dan teman-teman yang telah membantu dan
memberi kepercayaan untuk mengikuti kegiatan Magang Mandiri MBKM
Fapetkan.

Penulis berharap proposal magang mandiri MBKM ini dapat diterima sesuai
dengan standart kegiatan yang telah ditetapkan di Balai Inseminasi Buatan
Lembang. Kegiatan magang ini merupakan kesempatan bagi penulis dalam
memperoleh pengalaman berharga serta skill dan pengetahuan yang tidak
diperoleh di bangku kuliah. Harapan penulis kegiatan magang yang bertempat di
Balai Inseminasi Buatan Lembang, Jawa Barat dapat menambah wawasan bagi
penulis sehingga menjadi bekal pengetahuan bagi penulis ketika bersaing dalam
dunia kerja.
Penulis menyadari bahwa proposal magang mandiri MBKM ini masih jauh
dari sempurna dan berharap kekurangan ini dapat disempurnakan saat kegiatan
magang mandiri MBKM terlaksana. Kami yakin dengan bantuan pembimbing
lapangan di Balai Inseminasi Buatan Lembang, Jawa Barat dan aktifitas kegiatan
di BIB Lembang. Kami berharap mendapatkan kompetensi terbaik untuk
meningkatkan pengetahuan kami. Pengalaman dan kompetensi yang kami
dapatkan dalam kegiatan magang ini semoga menjadi bekal terbaik kami dalam
bersaing di dunia kerja nanti. Kritikan serta saran perbaikan untuk
penyempurnaan proposal ini sangat kami harapkan, khususnya yg berkaitan
dengan kegiatan yang akan dilaksanakan di BIB Lembang.

Palu, 14 juni 2023

Astrid okto auromadani

vi
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN PENGESAHAN I..............................................................................iii
HALAMAN PENGESAHAN II.............................................................................iv
KATA PENGANTAR.............................................................................................v
DAFTAR ISI..........................................................................................................vii
DAFTAR TABEL................................................................................................viii
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang Kegiatan Magang Mandiri MBKM................................1
1.2 Tujuan dan Manfaat Magang Kerja Mandiri MBKM Fapetkan...........2
1.3 Kegunaan dari kegiatan Magang Kerja Mandiri MBKM.......................3
1.4 Kompetensi dan Capaian Pembelajaran Mata Kuliah yang Dikonversi
Dalam Kegiatan Magang...................................................................................4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................5
2.1 Semen beku...................................................................................................5
2.2 Evaluasi semen beku....................................................................................6
2.2.1 Motolitas spermatozoa..........................................................................7
2.2.2 Abnormalitas spermatozoa ..................................................................8
2.3 Persen hidup spermatozoa.......................................................................... 9
2.4 Distribusi semen beku ...............................................................................10
BAB 3 MATERI DAN CARA KERJA MAGANG..............................................11
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Serta Uraian Kegiatan.....................11
3.2 Materi Dan Cara Kerja Magang..............................................................12
3.2 Indikator Keberhasilan Magang Mandiri MBKM.................................13
3.3 Tata Tertib..................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15
BAB 5 LAMPIRAN...............................................................................................16

vii
DAFTAR TABEL

Table 1 Daftar Kompetensi Mata Kuliah Yang Akan Dikonfersi saat Magang......5
Table 2. Daftar Capaian Pembelajaran Mata Kuliah yang Akan Dikonversi..........6

viii
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Kegiatan Magang Mandiri MBKM

Revolusi industri 4.0 adalah era yang mengharuskan para lulusan


perguruan tinggi agar dapat beradaptasi dan dapat mengadopsi perkembangan
teknologi dengan cepat, dan juga memiliki kompetensi yang memadai, tanggap
dan tangguh dalam berwirausaha sehingga dapat bersaing secara global dengan
lulusan lusan lainnya. Link and match sangat diperlukan dalam penyiapan lulusan
dengan dunia usaha dan industri. Kecenderungan saat ini, pendidikan bersifat
sentralistik dan kurang terjalin jaringan dengan stakeholder, sehingga lulusan
belum optimal dalam menjawab tantangan dunia kerja.

Merdeka Belajar – Kampus Merdeka, merupakan kebijakan Menteri


Pendidikan dan Kebudayaan, yang bertujuan mendorong mahasiswa untuk
menguasai berbagai keilmuan yang berguna untuk memasuki dunia kerja. Proses
pembelajaran di luar program studi Seperti Magang Mandiri Kampus Merdeka
memberikan tantangan dan kesempatan untuk pengembangan kreativitas,
kapasitas, kepribadian, dan kebutuhan mahasiswa, serta mengembangkan
kemandirian dalam mencari dan menemukan pengetahuan melalui kenyataan dan
dinamika lapangan seperti persyaratan kemampuan, permasalahan riil, interaksi
sosial, kolaborasi, manajemen diri, tuntutan kinerja, target dan pencapaiannya.

Usaha peternakan merupakan usaha yang mengkombinasikan antara


produksi berupa lahan, ternak, tenaga kerja dan juga modal untuk menghasilkan
produk peternakan. Kesuksesan usaha peternakan domba tergantung pada tiga
faktor utama, yaitu bibit, pakan, dan manajemen(Jasmine, 2022). Animal
welfare atau biasa disebut kesejahteraan hewan merupakan suatu prinsip
kesejahteraan dan aspek yang harus dipenuhi dalam pemeliharaan dan
pemanfaatan hewan. Penerapan aspek ini tidak hanya pada hewan kesayangan
saja, namun juga sudah menjadi suatu kebutuhan bagi pemelihara ternak produksi.

1
Berdasarkan Undang Undang No 18 tahun 2009,  Undang-Undang No 41
tahun 2014 Tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan, kesejahteraan hewan
diartikan sebagai segala urusan yang berhubungan dengan keadaan fisik dan
mental hewan menurut ukuran perilaku alami hewan yang perlu diterapkan dan
ditegakkan untuk melindungi hewan dari perlakuan setiap orang yang tidak layak
terhadap hewan yang dimanfaatkan manusia. Kesejahteraan hewan memiliki 3
aspek penting yaitu science atau mengukur efek pada hewan dalam situasi dan
lingkungan yang berbeda dari sudut pandang hewan, etika yaitu mengenai
bagaimana sebaiknya manusia memperlakukan hewan, hukum yaitu mengenai
bagaimana manusia harus memperlakukan hewan.

Penerapan prinsip 5 kebebasan (Five freedom) yang digunakan dalam manajemen


pemeliharaan yaitu :
1. Ternak yang dipelihara harus bebas dari rasa haus dan lapar (Freedom from
hunger and thirst). Hal ini dilakukan dengan menyediakan kemudahan akses
air minum dan penyediaan pakan dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi ternak. Apabila hal ini tidak dapat dipenuhi akan berakibat
pada timbulnya penyakit dan penderitaan ternak.
2. Ternak yang dipelihara harus bebas dari rasa ketidak nyamanan/ penyiksaan
fisik (Freedom from discomfort). Prinsip ini dipenuhi dengan penyiapan
kandang dan pola pemeliharaan yang baik sesuai SOP. Apabila kondisi ini
tidak mampu disediakan akan menyebabkan penderitaan dan rasa sakit yang
berdampak pada fisik dan psikologis hewan
3. Ternak yang dipelihara harus bebas dari rasa sakit, cidera dan penyakit
(Freedom from pain, injury and disease). Upaya yang diterapkan terkait
dengan pencegahan penyakit, penanganan atau treatment yang cepat dan
tepat. Apabila kebebasan ini tidak mampu dipenuhi maka akan memicu
penyakit yang berakibat pada kematian ternak dan ancaman transmisi
(penularan) penyakit antar hewan maupun manusia.
4. Ternak bebas untuk mengekspesikan perilaku alamiah (Freedom to express
normal behaviour). Kebebasan ini dipenuhi dengan penyediaan ruang dan

2
fasilitas yang cukup untuk pemeliharaan ternak, penataan ternak berdasarkan
fisiologis, fisik dan reproduksi ternak.
5. Ternak bebas dari ketakutan dan rasa tertekan (Freedom from fear and
distress). Kondisi ini dipenuhi dengan memberikan perlakuan yang dapat
mencegah rasa takut dan penderitaan ternak.
Dalam kegiatan pemeliharaan ternak, pengabaian terhadap 5 kebebasan ini
akan memberikan dampak buruk pada kesejahteraan hewan dan dapat memicu
stress. Stress dan ketidaknyamanan ternak dapat menyebabkan sapi menjadi lebih
rentan terhadap peyakit karena menurunkan sistem kekebalan tubuh. Selain itu
ternak juga akan mengalami penderitaan yang dapat mengakibatkan menurunnya
performance dan produktivitas ternak.

Oleh karena itu, penting untuk memahami prinsip-prinsip pemeliharaan


ternak yang baik agar dapat memastikan kesejahteraan dan kinerja yang optimal
dari hewan ternak. Dengan memahami prinsip-prinsip ini, peternak dapat
memastikan bahwa hewan ternak mereka menerima pemeliharaan dengan baik.

Saya berharap, dengan mengikuti program magang mandiri MBKM


Fapetkan, saya dapat memperdalam ilmu dan mempelajari berbagai ketrampilan
dalam bidang peternakan dan semoga apa yang kami pelajari selama magang akan
menjadi bekal terbaik bagi kami dalam bersaing di dunia kerja

I.2 Tujuan dan Manfaat Magang Kerja Mandiri MBKM Fapetkan.

Adapun tujuan dari kegiatan magang MBKM Mandiri ini adalah :


a. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta pengalaman dan
wawasan tentang manajemen pemeliharaan sapi pejantan limousine
b. Memberi kesempatan kepada mahasiswa magang agar dapat
mempraktekkan teori dengan penerapannya didunia kerja (lapangan) serta
faktor-faktor yang mempengaruhinya sehingga dapat menjadi bekal bagi
mahasiswa setelah turun kemasyarakat

3
c. Meningkatkan kompetensi mahasiswa untuk mensinergikan antara teori
yang diperoleh di perguruan tinggi dan praktek di tempat magang.
d. Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk memperoleh pengalaman
kerja di tempat magang.
e. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menyelesaikan masalah
(problem solving).
f. Membiasakan mahasiswa dengan kultur bekerja yang berbeda dengan
kultur belajar dari segi manajemen waktu, keterampilan komunikasi, kerja
sama tim, serta tekanan yang lebih tinggi untuk menyelesaikan pekerjaan
tepat waktu.
Sarana untuk menempatkan hubungan kerja sama antar perguruan tinggi dan
instansi terkait khususnya Program Studi Peternakan Fakultas Peternakan dan
Perikanan Universitas Tadulako di Balai Inseminasi Buatan Lembang.

I.3 Kegunaan dari kegiatan Magang Kerja Mandiri MBKM

Adapun kegunaan dari kegiatan magang mandiri ini adalah :

a. Menambah pengalaman dan kompetensi mahasiswa tentang peternakan


sapi pejantan unggul, yang merupakan salah satu upaya meningkatkan
daya serap alumni oleh pasar kerja.
b. Melatih mahasiswa agar dapat mempraktekan langsung teori yang di
dapatkan di bangku kuliah dan penerapan di lapangan, khususnya dalam
Manajemen Pemeliharaan sapi pejantan.
c. Mendewasakan alam pikiran mahasiswa dalam menelaah dan
memecahkan masalah secara pragmatik dan ilmiah.

I.4 Kompetensi dan Capaian Pembelajaran Mata Kuliah yang

Dikonversi Dalam Kegiatan Magang

4
Table 1 Daftar Kompetensi Mata Kuliah Yang Akan Dikonfersi saat Magang

No Mata Kuliah SKS Capaian Pembelajaran Lulusan

1 Bahan Pakan dan 3(2-1) 1.


Formulasi Ransum
O12121115*

2 Pembibitan Ternak 3(2-1) 1.


O12121119*

3 Ilmu Produksi 3(2-1) 1.


Aneka Ternak
O12121123*

4 Ilmu tilik Ternak 3(2-1) 1.


O12121109*

5 Inseminasi Buatan 3(2-1) 1.


O12121001*

6 Gangguan 3(2-1) 1.
Reproduksi Ternak
O12121004*

7 Praktek Kerja 3(2-1) 1.


Lapangan (PKL)
O12117157*

8 Kuliah Kerja Nyata 3(2-1) 1.


(KKN)
O12117158*

5
Table 2. Daftar Capaian Pembelajaran Mata Kuliah yang Akan Dikonversi

No Mata Kuliah SKS Capaian Pembelajaran Mata Kuliah

1 Bahan Pakan dan 3(2-1) 1.


Formulasi Ransum
O12121115*

2 Pembibitan Ternak 3(2-1) 1.


O12121119*

3 Ilmu produksi Aneka 3(2-1) 1.


Ternak
O12121123*

4 Ilmu Tilik Ternak 3(2-1) 1.


O12121109*

5 Inseminasi Buatan 3(2-1) 1.


O12121001*

6 Gangguan Reproduksi 3(2-1) 1.


Ternak
O12121002*

7 Praktek Kerja 3(2-1) 1.


Lapangan (PKL)
O12117157*

8 Kuliah Kerja Nyata 3(2-1) 1.


(KKN)
O12117158*

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Semen Beku

Semen beku merupakan semen cair yang telah ditambah pengencer sesuai

prosedur teknis pengawasan mutu bibit ternak kemudian dimasukkan ke dalam

straw dan dibekukan dengan suhu -1960C. Semen beku tersebut berasal dari

pejantan terpilih dimana pejantan tersebut sudah melewati seleksi pejantan

unggul berdasarkan kemampuan produksi dan reproduksi keturunannya

(progeny test) atau garis keturunannya (Direktorat Perbibitan, 2000).

Peningkatan kualitas semen dapat dipengaruhi oleh penanganan semen mulai

dari penampungan, pengenceran sampai dengan pembekuan (Gunawan et al.,

2004).

2.2 Evaluasi Semen Beku

Metode thawing yang tidak tepat dapat menurunkan kualitas spermatozoa dan

mempengaruhi kualitas IB sehingga perlu dilakukan evaluasi terhadap semen

yang telah di-thawing (Tambing et al., 1999). Proses thawing yang terlalu

lama dapat menyebabkan peroksidasi lipid. Peroksidasi lipid merupakan

kerusakan sel/jaringan akibat serangan radikal bebas. Jika semakin banyak,

peroksidasi lipid akan mengubah struktur spermatozoa pada membran dan

akrosom yang dapat mengganggu metabolisme dan pelepasan komponen

intraseluler sehingga menyebabkan kematian spermatozoa (Waluyo, 2006).

Selain itu, pengambilan semen dari container menggunakan tangan juga dapat

menurunkan kualitas 4 karena perubahan suhu dari -1960C ke tubuh manusia

menjadi 370C menyebabkan metabolisme spermatozoa menjadi lebih cepat.

7
Hal ini menyebabkan produksi asam laktat yang bersifat toxic meningkat

sehingga menyebabkan penurunan daya gerak spermatozoa hingga

menyebabkan kematian (Watson, 1996).

2.2.1 Motilitas spermatozoa

Gerakan spermatozoa normal pada umumnya adalah pergerakan progresif atau

gerakan aktif maju ke depan. Gerakan melingkar dan gerakan mundur

merupakan tanda-tanda akibat dari cold shock. Gerakan berputar di tempat

sering terlihat pada semen yang sudah tua, apabila banyak spermatozoa yang

telah berhenti bergerak maka dianggap mati (Feradis, 2010). Motilitas

spermatozoa dipengaruhi oleh kemampuan metabolisme spermatozoa yang

ditunjang oleh lingkungan yaitu suhu dan komponen-komponen di dalam

medium pengencer (Toelihere, 1993). Terdapat tiga tipe pergerakan

spermatozoa yaitu pergerakan progresif (maju ke depan), pergerakan rotasi

(gerakan berputar) dan osilator atau konvulsif tanpa pergerakan ke depan atau

perpindahan posisi (Evans dan Maxwell, 1997).

Daya gerak spermatozoa sangat penting karena diperlukan untuk bergerak

maju dalam saluran kelamin betina yang selanjutnya membuahi ovum. Garner

dan Hafez (2000), menyatakan bahwa syarat minimal motilitas spermatozoa

post thawing agar dapat diineminasikan adalah 40%.

2.2.2 Abnormalitas spermatozoa

Abnormalitas merupakan suatu penyimpangan morfologis yang dapat

menurunkan fertilitas semen (Butar-butar, 2009). Semen yang masih layak

diinseminasikan yaitu memiliki nilai abnormalitas spermatozoa <20%

(Partodihardjo, 1992). Klasifikasi abnormalitas spermatozoa yaitu

abnormalitas

8
primer dan sekunder. Abnormalitas primer spermatozoa terjadi pada saat

proses

spermatogenesis, sedangkan abnormalitas sekunder terjadi akibat kesalahan

penanganan semen setelah meninggalkan testis seperti kocokan keras

(Toelihere,

1985).

Abnormalitas primer meliputi kepala yang terlampau besar

(macrocephlalic), kepala terlampau kecil (microcephalic), kepala pendek

melebar,

pipih memanjang, kepala rangkap, ekor ganda; bagian tengah melipat,

membengkok, membesar, ekor melingkar, putus atau terbelah. Abnormalitas

sekunder meliputi ekor yang putus, kepala tanpa ekor, bagian tengah yang

melipat (Toelihere, 1985).

Abnormalitas sekunder disebabkan karena gangguan sperma setelah

meninggalkan tubulus seminiferi contohnya seperti pada saat pematangan,

gangguan mekanis akibat penanganan dan temperature shock (Suyadi dan

Susilawati, 1992).

Setiap spermatozoa yang abnormal tidak dapat membuahi ovum, tanpa

memandang apakah abnormalitas tersebut terjadi di dalam tubulus seminiferi

atau di dalam saluran kelamin jantan atau waktu ejakulasi (Partodiharjo,

1992).

Persentase abnormalitas spermatozoa dihitung menggunakan preparat ulas

yang diwarnai dengan eosin-negrosin (Aminasari, 2009).

9
2.2.3 Persen hidup spermatozoa

Persen sperma hidup dapat diketahui dengan cara pewarnaan menggunakan

eosin yaitu dengan meneteskan larutan eosin pada sperma dan diratakan,

kemudian di angin-anginkan atau difiksasi dengan spiritus dan selanjutnya

diamati di bawah mikroskop. Sperma yang berwarna merah berarti mati, dan

yang tak berwarna berarti hidup (Mulyono, 1998). Zat warna eosin tidak dapat

masuk ke dalam sel spermatozoa hidup, dikarenakan membran plasma

spermatozoa hidup masih utuh atau belum mengalami kerusakan (Hunter,

1995). Permeabilitas dinding sel menjadi lebih tinggi setelah mati sehingga sel

spermatozoa yang mati akan menghisap lebih banyak warna, dan sel

spermatozoa hidup menghisap warna yang sangat sedikit (Partodiharjo, 1992).

Semen yang baik memiliki persentase viabilitas diatas 50% (Toelihere, 1993).

2.4 Distribusi Semen Beku

Pola distribusi semen beku di Indonesia dibagi menjadi tiga tahap yaitu :
Distribusi dari BIB ke Propinsi atau satuan pelaksana IB (SPIB 1),
Distribusi dari Propinsi dibagi menjadi 2, yang pertama yaitu dari Propinsi ke

Kabupaten (SPIB II) selanjutnya ke Pos IB. Kedua dari Propinsi langsung ke

Pos IB.

Distribusi dari Pos IB ke lokasi inseminasi yang dilaksanakan oleh

inseminator (Batubara, 2002). Pola distribusi yang panjang mulai dari BIB

sampai ke inseminator dan thawing tersebut dapat menyebabkan penurunan

kualitas semen beku (Situmorang, 2003).

Selain dari pola distribusi, penurunan kualitas semen juga dapat dipengaruhi

oleh penanganan atau handling semen beku, suhu lingkungan serta lama

penyimpanan semen beku (Hidayatin, 2002).

10
Pola distribusi ini dilakukan dalam rangka mendorong kecepatan penyebaran

bibit ternak yang memenuhi syarat bibit dalam suatu wilayah, selain itu juga

untuk memperbaiki mutu genetik dan produksi baik dalam bentuk

pengembangan sentra pembibitan dan atau kawasan perbibitan yang

disesuaikan dengan potensi atau agroekosistem (Direktorat Jenderal

Peternakan, 2007).

11
BAB III
MATERI DAN CARA KERJA MAGANG
III.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Serta Uraian Kegiatan

Pelaksanaan Magang ini dilaksanakan bulan Agustus hingga awal bulan


desember 2023. Kegiatan ini akan bertempat di Balai Inseminasi Buatan
Lembang. Adapun rencana isi laporan magang mandiri telah dibuat dalam draft
Daftar Isi yang tertera dalam proposal magang mandiri ini. Perencanaan yang
telah dibuat dalam daftar isi dapat berubah sesuai dengan aktifitas kegiatan yang
dilakukan dan diterapkan di Balai Inseminasi buatan dan sesuai arahan
pembimbing lapangan di Balai Inseminasi Buatan .

III.2 Materi Dan Cara Kerja Magang

Cara kerja yang digunakan dalam pelaksanaan Magang antara lain


melaksanaan praktik kerja secara langsung sesuai jadwal yang telah ditentukan
oleh pembimbing lapangan di Balai Inseminasi buatan Lembang, melaksanakan
kegiatan harian pemeliharaan, dan mengumpulkan data-data yang didapat untuk
pembuatan laporan. Selain itu, melakukan diskusi dengan pembimbing lapangan
untuk mendapatkan data yang belum didapatkan dan untuk menambah wawasan
penulis tentang pemeliharaan sapi penjantan Limousin.
Kegiatan yang harus dilaksanakan selama Magang Mandiri Merdeka Belajar
Kampus Merdeka adalah sebagai berikut :
a. Membantu pelaksanaan kegiatan pada Balai Inseminasi Buatan Lembang
(BIB Lembang) di bawah bimbingan pembimbing lapangan.
b. Melakukan kegiatan harian / rutinitas tentang teknik-teknik pemeliharaan
ternak khususnya manajemen pemeliharaan sapi pejantan limousin
c. Menganalisis dan menjabarkan kegiatan yang ada dan membandingkan
dengan teori yang pernah diperoleh.
d. Mengumpulkan dan menyusun bahan-bahan/data-data untuk pembuatan
laporan.
e. Membuat jurnal harian log book yang berisi tentang rencana kegiata dalam
satu hari, kegiatan yang dilaksakan berdasarkan rencana kegiatan,

12
menuliskan poin poin penting berupa kompetensi yang diperoleh setelah
melakukan kegiatan serta mendokumentasikan kegiatan dengan aplikasi
Time stamp yang akan menunjukkan tempat dan waktu awal dan akhir
kegiatan setiap hari selama kegiatan magang, Log book akan
ditandatangani oleh pembimbing lapangan. Log book ini akan membantu
Pembimbing untuk menghitung jam kegiatan dan kompetensi yang
diperoleh dari setiap kegiatan.
Gambaran umum rencana kegiatan magang mandiri Merdeka Belajar
Kampus Merdeka yang kami harapkan akan dilakukan di Balai Inseminasi Buatan
adalah tentang pemeliharaan sapi pejantan khususnya sapi jenis limousine di Balai
Inseminasi Buatan Lembang.

3.2 Indikator Keberhasilan Magang Mandiri MBKM

Kegiatan magang ini berhasil jika:


a. Mahasiswa magang mampu mengaplikasikan ilmu yang telah didapatkan
di bangku perkuliahan ke dalam dunia kerja
b. Mahasiswa magang mampu dan memahami tentang manajemen
pemeliharaan sapi pejantan limousin.
c. Mahasiswa ikut berperan serta memegang tanggung jawab terhadap
kegiatan Magang Mandiri MBKM sesuai dengan SOP yang diterapkan di
Balai Inseminasi Buatan Lembang.

3.3 Tata Tertib

Tata tertib pelaksanaan magang yang paling penting dilakukan oleh


mahasiswa peserta magang adalah mengikuti tata tertib yang ada di perusahaan
atau farm tempat magang. Akan tetapi mahasiswa dihimbau untuk melaksanakan
hal sebagai berikut :
1. Melaksanakan kegiatan sesuai dengan aturan Balai Penelitian Ternak.
2. Melaksanakan kegiatan sesuai dengan yang ditugaskan.
3. Tidak melakukan kegiatan yang tidak diperbolehkan.
4. Melaksanakan kegiatan sesuai dengan jam kerja yang ditentukan.
5. Melaksanakan kegiatan khusus yang harus diselesaikan meskipun di luar
jam kerja.

13
6. Meminta izin apabila akan keluar lokasi peternakan dan melapor apabila
sudah kembali.
7. Tidak menggunakan, mengambil barang/benda atau merusak meski tamp
ak tidak berharga tanpa seizin pihak perusahaan.
8. Berpakaian sopan, sesuai yang ditentukan perusahaan.
9. Khusus pria, rambut dipotong rapi.
10. Membawa perlengkapan pribadi.
11. Tidak menuntut imbalan/upah/fasilitas apapun kepada pihak perusahaan

14
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Z. 2002. Kiat Mengatasi Permasalahan Praktis Penggemukan Sapi
Potong. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Blakely, J. & D. H. Bade. 1991. Ilmu Peternakan. Edisi keempat. Terjemahan :


Bambang Srigandono. Universitas Gadjahmada Press, Yogyakarta.

Direktorat Jenderal Peternakan. 2000. Pedoman Budidaya Sapi Potong yang Baik
(Good Farming Practices), Jakarta.

Gunawan, H .2020. Keberadaan sebaran populasi sapi kuantan plasma nutfha riau
di kecamtan kuantan tengah kabupaten kuantan singingi. Jitro vol.1 no.1,
(29-41)

Hernowo, B. 2006. Prospek pengembangan usaha peternakan sapi potong di


Kecamatan Surade Kabupaten Sukabumi. Skripsi. Program Studi Sosial
Ekonomi Peternakan. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor,
Bogor.

Krishaditersanto, R. 2020. Menyeleksi bibit sapi potong. Kementerian pertanian


badan penyuluhan dan pengembangan sdm pertanian balai besar pelatihan
peternakan kupang.

Laryska, N., & Nurhajati, T. (2013). Peningkatan kadar lemak susu sapi perah
dengan pemberian pakan konsentrat komersial dibandingkan dengan
ampas tahu. Agroveteriner, 1(2), 79–87.

Majid, M. (2022). Identifikasi Cacing Endoparasit Pada Feses Sapi (Bos sp.) di


Peternakan UD. Rahma Kecamatan Bantimurung Kabupaten Maros=
Identification of Endoparasite Worms in Feces of Cattle (Bos sp.) at Ranch
UD. Rahma District of Bantimurung Maros Regency (Doctoral
dissertation, Universitas Hasanuddin).

Natasamita, A & K. Mudikdjo. 1985. Beternak Sapi Daging. Fakultas Peternakan.


Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Nurlaha. 2014. Identifikasi Jenis Hijauan Makanan Ternak Di Lahan Persawahan


Desa Babakan Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor.

15
Saputro, D. D., Wijaya, B. R., & Wijayanti, Y. (2014). Pengelolaan limbah
peternakan sapi untuk meningkatkan kapasitas produksi pada kelompok
ternak patra sutera. Rekayasa: Jurnal Penerapan Teknologi dan
Pembelajaran, 12(2), 91-98.

Siregar, S. B. (2000). Aspek ekonomis suplementasi pakan konsentrat pada sapi


perah Laktasi. Media Peternakan, 23(1), 25–30.

Sritiasni. & E. Purwono. 2016. Effect of Temperature and thawing Old Cow
Frozen Semen Sperm Motility Lemousin Agains. Jurnal Triton, Vol. 7,
No. 1 (90-94)

Sudarmono, A. S., & Sugeng, Y. B. (2016). Panduan Beternak Sapi Potong.


Penebar Swadaya Grup.

Sugeng, Y. B. 2005. Sapi Potong. Penebar Swadaya, Jakarta.

Tanari, M. (2001). Usaha pengembangan sapi Bali sebagai ternak lokal dalam
menunjang pemenuhan kebutuhan protein asal hewani di
Indonesia. Program Pasca Sarjana. Intitut Pertanian Bogor, Bogor.

Untari, S.2008. pengantar produksi hijauan pakan ternak. Semarang university


press. semarang

Wiryosuharto, S.D. 1985. Produksi dan Penggunaan Kotoran Ternak. Direktur


Jenderal Peternakan, Jakarta.

World health organization.2020. dasar-dasar keamanan vaksin.

BAB IV

16
LAMPIRAN
Lampiran : Rencana Daftar Isi Proposal / Laporan Magang Mandiri MBKM
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN I.................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN II................................................................................
KATA PENGANTAR...............................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................
DAFTAR TABEL......................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................
1.1 Latar Belakang Kegiatan Magang Mandiri MBKM........................................
1.2 Tujuan dan Manfaat Magang Kerja Mandiri MBKM Fapetkan......................
1.3 Kegunaan dari kegiatan Magang Kerja Mandiri MBKM................................
1.4 Kompetensi dan Capaian Pembelajaran Mata Kuliah yang Dikonversi
Dalam Kegiatan Magang........................................................................................
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA................................................................................
2.1 Smen beku........................................................................................................
2.2 Evaluasi semen beku........................................................................................
2.2.1 Motolitas spermatozoa...............................................................................
2.2.2 Abnormalitas spermatozoa........................................................................
2.3 Persen hidup spermatozoa............................................................................
2.4 Distribusi semen beku......................................................................................
BAB 3 MATERI DAN CARA KERJA MAGANG..................................................
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Serta Uraian Kegiatan.................................
3.2 Materi Dan Cara Kerja Magang.......................................................................
3.2 Indikator Keberhasilan Magang Mandiri MBKM............................................
3.3 Tata Tertib........................................................................................................
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................................
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN.....................................................................

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
LAMPIRAN...............................................................................................................
RIWAYAT HIDUP

17
18

Anda mungkin juga menyukai