Oleh :
AMRIADI
NIT. 20.3.05.061
2023
APLIKASI PROBIOTIK PADA PEMELIHARAAN LARVA DAN
POST LARVA UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) DI
PT. SUMMA BENUR, SITUBONDO
JAWA TIMUR
Oleh :
AMRIADI
NIT. 20.3.05.061
Proposal Kerja Praktik Akhir (KPA) ini disusun sebagai salah satu syarat
untuk mendapatkan gelar Ahli Madya Perikanan (A.Md.Pi)
pada Program Studi Teknik Budidaya Perikanan
Politeknik Kelautan dan Perikanan Bone
2023
HALAMAN PENGESAHAN
Proposal ini sebagai pertanggung jawaban Kerja Praktik Akhir (KPA) yang
telah diseminarkan pada tanggal 1 Maret 2023
Disetujui Oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
Diketahui oleh :
Direktur Politeknik Kelautan dan Perikanan Bone
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penyusun hatur kan kepada Allah SWT, karena
berkat rahmat-Nyalah akhirnya Proposal Kerja Praktik Akhir (KPA) yang berjudul
Aplikasi Probiotik Pada Pertumbuhan Dan Kelangsungan Hidup Larva Udang
Vaname (Litopenaeus vannamei) Di PT. Summa Benur, Desa Kalianget,
Kecamatan Banyuglugur, Situbondo Jawa Timur ini dapat diselesaikan dengan
target waktu dan mutu yang telah direncanakan.
Dalam proses persiapan, pelaksanaan, dan penyusunan proposal ini
tentunya melibatkan pihak yang berkontribusi, baik itu secara langsung dan tidak
langsung. Atas dedikasi tersebut, pada kesempatan ini penyusun menyampaikan
penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dra. Ani Leilani, M.Si selaku Direktur Politeknik Kelautan dan
Perikanan Bone atas izin pelaksanaan Kerja Praktik ahir (KPA).
2. Ibu Budiyati, A.Pi., M.Si selaku pembimbing I yang telah memberikan
arahan dan kritikan yang membangun dalam pembuatan proposal Kerja
Praktik ahir (KPA) ini.
3.Ibu Yunarty, S.Pi., M.Si Selaku pembimbing II atas kesediaan waktunya
memberikan telaah mendalam, koreksi, dan revisi terhadap sejumlah
data dan informasi.
4. Ayah, ibu, serta seluruh keluarga, dan teman-teman dan seluruh civitas
akademika Politeknik Kelautan dan Perikanan Bone atas dukungan dan
doa yang diberikan.
Semoga proposal ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan
penulis serta kemajuan disektor Kelautan dan Perikanan.
Amriadi
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... i
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... v
I. PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar belakang ................................................................................. 1
1.2 Tujuan .............................................................................................. 2
II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 3
2.1 Morfologi dan Klasifikasi Udang Vaname ......................................... 3
III. METODE PRAKTIK ............................................................................... 11
3.1 Waktu dan Tempat ........................................................................... 11
3.2 Prosedur kerja.................................................................................. 11
3.2.1 Sarana dan Prasarana ........................................................... 11
3.2.2 Alat......................................................................................... 12
3.2.3 Bahan..................................................................................... 13
3.3 Langkah Kerja .................................................................................. 13
3.4 Metode Pengambilan Data ............................................................... 15
3.4.1 Data Primer ............................................................................ 15
3.4.2 Data Sekunder ....................................................................... 15
3.4.3 Parameter Pengamatan ......................................................... 15
3.4.4 Analisis Usaha ....................................................................... 17
IV. PENUTUP ............................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 20
iii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Sarana pada kegiatan pemeliharaan larva udang vaname ....................... 11
2. Prasarana pada kegiatan pemeliharaan udang vaname ........................... 11
3. Alat Yang Digunakan Dalam Pemelihaan Larva Udang Vaname .............. 12
4. Bahan yang digunakan dalam kegiatan pemeliharaan larva udang vaname 13
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Morfologi Udang Vaname ......................................................................... 4
2. Daur Hidup Udang Vaname ...................................................................... 5
3. Fase Nauplius ........................................................................................... 5
4. Fase Zoea ................................................................................................ 6
5. Fase Mysis ............................................................................................... 6
6. Fase Post Larva........................................................................................ 7
7. Prosedur kerja .......................................................................................... 14
v
I. PENDAHULUAN
1
dan enzimatik terhadap pencernaan organisme budiaya, serta memperbaiki
kualitas air (Qi et al., 2009). Hal serupa disampaikan oleh Partida-Arangure et al.
(2013) bahwa penambahan bakteri probiotik mampu meningkatkan imunitas
serta mengurangi prevalensi infeksi WSSV pada udang vaname.
Penelitian mengenai aplikasi probiotik pada budidaya udang vaname
yang telah dilakukan antara lain: Burhanuddin et al. (2016) melaporkan aplikasi
probiotik berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan sintasan udang vaname.
Suwoyo & Mangampa (2010) dan Nengsih (2015a) menginformasikan bahwa
aplikasi probiotik memberikan pengaruh cukup baik terhadap kondisi kualitas air
media pemeliharaan udang vaname. Selain kualitas lingkungan aplikasi probiotik
dalam kegiatan budidaya perairan telah banyak digunakan sebagai sarana
pengendalian penyakit.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka pada
Kerja Praktik Akhir (KPA) ini, penulis tertarik untuk mengambil judul Aplikasi
Probiotik Pada Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Larva Udang Vaname
(Litopenaeus vannamei) Di Hatchery PT. Summa Benur Situbondo, Jawa Timur.
1.2 Tujuan
Adapun Tujuan dari penulisan proposal kerja praktik akhir (KPA) yaitu :
1. Mengaplikasian probiotik dalam pemeliharaan larva udang vaname
2. Mengetahui jenis – jenis bakteri yang terdapat pada probiotik yang
diaplikasikan di PT. Summa Benur Situbondo
3. Menghitung pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva udang vaname
yang diberikan probiotik.
4. Menghitung analisis usaha pada pemeliharaan larva udang vaname di
PT.Summa Benur Situbondo
2
II. TINJAUAN PUSTAKA
3
Gambar 1. Morfologi udang vaname (Nursartika, 2019)
4
Gambar 2. Daur hidup udang vaname (Wahyu, 2020).
5
berukuran 0,31 – 0,33 mm. Setelah mengalami pergantian kulit (moulting),
cadangan kuning telur terserap habis dan nauplius berubah bentuk menjadi
stadia zoea dan mulai membutuhkan makanan organisme kecil yaitu fitoplankton.
Stadia zoea vaname dapat dilihat pada gambar 4.
6
mencapai Mysis pada hari ke-5 setelah penetasan, dan ukuran larva 3,50-4,80
mm. larva pada stadia ini, kelihatan lebih dewasa dari stadia sebelumnya. Stadia
Mysis bersifat planktonik berubah menjadi post larva setelah 3 kali moulting.
Pada fase post larva nampak seperti bentuk udang dewasa. Pada stadia larva
bersifat planktonic, post larva adalah benthik. Pengamatan perkembangan larva
penting dilakukan karena larva udang mengalami beberapa stadia. Stadia post
larva vaname dapat dilihat pada gambar 6.
7
memijah di laut terbuka. Larva dan yuana udang vaname yang sudah menetas
akan bermigrasi ke daerah pesisir pantai atau mangrove yang biasa disebut
daerah estuarine tempat nursery ground nya, dan setelah dewasa akan
bermigrasi kembali ke laut untuk melakukan kegiatan pemijahan seperti
pematangan gonad (maturasi) dan perkawinan.
Menurut Erlangga (2012), terdapat beberapa tingkah laku udang
vanname. seperti kebiasaan mengubur diri, (moulting) ganti kulit, bermigrasi
secara kelompok, kanibalisme serta bersifat nocturnal.Udang vaname bersifat
nokturnal, artinya aitu melakukan aktifitas mencari makan pada malam hari,
sedangkan pada siang hari sedangkan pada siang hari sebagian dari mereka
bersembunyi di dalam substrat atau lumpur (Nabil dan Ghurrin, 2016). Pada saat
terjadi kekurangan pakan, sifat kanibal pada udang vaname akan tampak.
Kanibal adalah sifat suka memangsa jenisnya sendiri. Sifat ini sering muncul
pada udang yang sehat, yang sedang tidak ganti kulit. Mangsanya adalah udang-
udang yang sedang molting. Moulting merupakan proses pelepasan secara
periodik cangkang yang sudah tua dan pembentukan cangkang baru dengan
ukuran yang lebih besar. Pada krustasea, pertumbuhan terjadi secara berkala
setelah pergantian kulit. Pertambahan bobot tubuh akan terhambat bila tidak
didahului oleh proses ganti kulit.
2.5 Probiotik
Menurut (Cerezuela et al., 2011) Probiotik merupakan agen mikroba
hidup yang memberikan pengaruh menguntungkan pada inang dengan
memodifikasi komunitas mikroba atau berasosiasi dengan inang, menjamin
perbaikan dalam penggunaan pakan dan respon udang terhadap penyakit, atau
memperbaiki kualitas air lingkungan. Usaha budidaya perikanan probiotik
diartikan sebagai produk bioteknologi yang ramah lingkungan dan dirancang
untuk menyiasati perubahan kimia, fisika dan biologi kolam, sehingga terbentuk
lingkungan yang dibutuhkan untuk memacu pertumbuhan dan kesehatan udang
serta meningkatkan produktivitas kolam. Aplikasi di dunia perikanan, Probiotik
sebagai agen pengurai merupakan kelompok mikroorganisme atau mikroba
terpilih yang menguntungkan seperti: Bacillus sp. Aplikasinya dapat digunakan
baik secara langsung dengan ditebarkan ke air atau melalui perantara makanan
hidup. Jadi melalui penambahan bakteri menguntungkan ke kolam atau bak
pemeliharaan kualitas air meningkat (Novitasari et al., 2017).
8
2.5.1 Bakteri Lactobasillus sp
Lactobasillus sp adalah bakteri penghasil asam laktat yang memproduksi
antimikrobia berupa bakteriosin yang dapat menghambat pertumbuhan patogen
dan memiliki fungsi dalam pencernaan nutrisi serta juga dapat meningkatkan
kualitas air apabila diaplikasikan pada perairan. Lactobasillus sp., akan
menyehatkan usus dan dapat menyederhanakan senyawa-senyawa protein
sehingga dalam proses penyerapan makanan menjadi lebih optimal sehingga
pakan yang diberikan terfokus pada pertumbuhan (Andriyani et al., 2017).
Lactobasillus sp., dapat menekan bakteri-bakteri penyebab penyakit yang dapat
membuat pertumbuhan udang vaname menjadi lambat akibat energi yang
dihasilkan dari pakan terfokus untuk daya tahan tubuh udang vaname, akibatnya
pertumbuhan udang vaname dapat meningkat (Fernando et al., 2016).
9
2.5.4 Probiotik Untuk Pemeliharaan Larva Udang Vaname
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi dalam kegiatan budidaya,
seperti umur, padat tebar dan kualitas air media pemeliharaan larva udang.
Produksi vaname yang tinggi secara terus menerus mengalami berbagai
permasalahan, seperti menurunnya kualitas air sehingga menyebabkan
pertumbuhan larva udang terganggu. Salah satu upaya yang dapat dilakukan
untuk menjaga kualitas air tetap baik yaitu dengan penggunaan probiotik pada
media. Probiotik dapat dijadikan bioremediasi untuk menstabilkan kualitas air
dengan memanfaatkan aktivitas bakteri dalam merombak bahan organik dalam
perairan budidaya. Pemberian probiotik pada media pemeliharaan diharapkan
mampu memperbaiki kualitas air, meningkatkan kelangsungan hidup dan
pertumbuhan larva sehingga produktivitas larva udang vaname dapat meningkat
(Novitasari et al., 2017).
10
III. METODE PRAKTIK
3.1 Waktu dan Tempat
Kegiatan KPA akan dilaksanakan pada tanggal 6 Maret 2023 sampai
dengan tanggal 10 Mei 2023 di PT. Summa Benur, Desa Kalianget,
Kecamatan Banyuglugur, Kabupaten Situbondo, Provinsi Jawa Timur.
3.2 Prosedur kerja
3.2.1 Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang digunakan pada pemeliharaan larva udang
vannamei dapat dilihat pada tabel 1 .
Tabel 1. Sarana pada kegiatan pemeliharaan larva udang vaname
No Sarana Kegunaan
1. Bak pemeliharaan larva Sebagai bak pemeliharaan larva mulai dari
naupli hingga post larva
2. Bak kultur fitoplankton Sebagai bak pengkulturan pakan alami
fitoplankton
3. Penetasan kista artemia Sebagai bak
pengkulturan artemia
4. Penampungan benur saat sebagai bak penampungan benur saat
panen (Kepadatan), maks setelah panen
11
Selain sarana dan prasarana, dalam kegiatan pemeliharaan larva udang
vaname juga memerlukan alat dan bahan.
3.2.2 Alat
Alat yang digunakan dalam kegiatan pemeliharaan larva udang vaname
dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Alat Yang Digunakan Dalam Pemelihaan Larva Udang Vaname
No Nama Alat Kegunaan
1. Genset Sumber listik
2. Pipa Mentransfer air
3. Seser Mengangkut benur saat panen
4. Instalasi aerasi Menyuplai oksigen
5. Blower blower Menyuplai oksigen
6. Gayung Penebaran pakan
7. Selang sipon Menyedot kotoran
8. Plastik penutup bak Menstabilkan suhu
9. Timbangan analitik Penimbangan pakan
10. Ember Ember pakan, probiotik, dan distrbusi larva
saat panen
11. Gayung pakan Penebaran pakan
12. Tank Menampung air laut
13. Filter bag Menyaring kotoran yang masuk melalui air
14. Beaker glass Wadah untuk pengamatan visual larva
14. Heater Menaikkan suhu air
16. Selang spiral Mengalirkan air tawar dan laut ke dalam bak
17. Kelambu panen Mengumpulkan benur saat panen
18. Sepatu booth Biosekuriti
19. Ph meter Mengukur Ph air
20. DO meter mengukur oksigen terlarut dalam air
21. Refraktometer Mengukur salinitas air
22. Buret asam Mengukur alkalinitas dalam air
23. Mikroskop Mengamati larva
12
Bahan yang digunakan dalam kegiatan pemeliharaan larva udang
vanname dapat dilihat pada tabel 4.
3.2.3 Bahan
Tabel 4. Bahan yang digunakan dalam kegiatan pemeliharaan larva udang
vaname
No. Nama Bahan Spesifikasi Kegunaan
1. Larva Hasil dari pemijahan Biota yang dipelihara
2. Artemia salina Pakan alami Pakan larva
3. Skeletonema Pakan alami Pakan larva
costatum
4. Air laut Salinitas 30-34 ppt Media pemeliharaan
5. Pakan buatan Frippak fresh #1 CAR Pakan larva Z1-3
Frippak fresh #2 CD Pakan larva M1-3
Frippak fresh PL+150 Pakan larva PL1-5/6
Lansy shrimp ZM Pakan larva Z1 - M3
Lansy shrimp MPL Pakan larva PL1-5/6
Lansy shrimp PL Pakan larva PL 6-12
Flake Pakan larva PL 6-12
6. Air tawar Salinitas 0 Media untuk pembersihan
7. Povidone iodin Bahan kimia Sanitasi peralatan dan bak
8 Kaporit Bahan kimia Desinfeksi peralatan dan bak
Persiapan Persiapan
media wadah
Monitoring Manajemen
Penebaran naupli
pertumbuhan larva pakan
13
Gambar 7. Prosedur kerja
14
3.4 Metode Pengambilan Data
3.4.1 Data Primer
Menurut Nurlaila et al. (2016) Data primer adalah data yang diperoleh dari
hasil sumber informasi pertama yaitu individu atau perseorangan. Data primer
meliputi observasi, wawancara dan dokumentasi Data primer meliputi observasi,
wawancara dan dokumentasi .
1. Observasi
Metode ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data dengancara
melihat langsung kelapangan dan mempraktekkan langsung pekerjaan yang
sedang berlangsung pada saat itu.
2. Wawancara
Penulis melakukan tanya jawab dengan orang-orang yang berkecimpung
di bidang yang terkait.
3. Dokumentasi
Cara yang dilakukan untuk menyediakan dokumen atau gambar sebagai
bukti yang akurat dari informasi yang telah didapatkan.
3.4.2 Data Sekunder
Menurut Sugiono (2009), Data sekunder adalah sumber data tidak
langsung memberikan data kepada pengumpul data , misalnya melalui literatur
dan studi pustaka.
1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif dilakukan dengan cara membahas secara sistematis,
menggambarkan dan menjelaskan manajemen dan kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan saat praktik atau menganalisa lebih dalam dan membandingkan
dengan literatur dan ditunjang dengan hasil wawancara dengan pihak yang
berkompeten di lapangan.
2. Analisis Kuantitatif
Analisis kuantitatif yaitu menganalisis data yang akan diperoleh
menggunakan rumus dan akan disajikan dalam bentuk angka.
3.4.3 Parameter Pengamatan
Adapun parameter yang akan diamati antara lain sebagai berikut :
1. Survival rate (SR)
Survival Rate yaitu tingkat kehidupan udang pada periode waktu tertentu
dibandingkan dengan populasi awal. Menurut Widanarni et al. (2012),
kelangsungan hidup dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Nt
Sr = x 100 %
𝑁𝑜
15
Keterangan
SR = Survival Rate (%)
Nt = jumlah udang hidup pada akhir pemeliharaan (ekor)
No = jumlah udang pada awal pemeliharaan (ekor)
2. Pertumbuhan Panjang Mutlak
Pertumbuhan Panjang Mutlak Pertumbuhan adalah bertambahnya berat
atau panjang pada udang vannamei. Pertumbuhan panjang mutlak digunakan
untuk menghitung pertambahan panjang larva udang selama pemeliharaan,
(Jaya et al., 2013) menggunakan rumus, sebagai berikut :
Lm = TL1 – TL0
Keterangan
TL1 = Panjang total pada akhir pemeliharaan (mm)
TL0= Panjang total pada awal pemeliharaan (mm)
Lm = Pertumbuhan panjang mutlak (mm)
3. Parameter Pendukung Kualitas Air
Parameter kualitas air yang diamati adalah :
1. Parameter fisika
a. Suhu
Pengukuran suhu. Termometer dicelupkan ke dalam air sampai batas
skala baca, didiamkan selama 2-5 menit hingga skala pada termometer
menunjukkan angka yang stabil. Cara pembacaan termometer gelas dilakukan
tanpa mengangkat terlebih dahulu termometer dari dalam air.
b. Dissolved Oxygen (DO)
Pengukuran oksigen terlarut (DO). Sampel yang akan diuji dipersiapkan
dan tombol mode pada alat DO meter yang telah dikalibrasi ditekan. Elektroda
kemudian dimasukkan ke dalam botol sampel hingga terendam, lalu dibaca hasil
pengamatan dalam mg O2/I yang ditampilkan pada layar.
2. Parameter Kimia
a. Salinitas
Pengukuran salinitas. Alat yang akan digunakan dikalibrasi terlebih
dahulu. Sampel sebanyak 1-2 tetes diteteskan menggunakan pipet volume pada
alat refraktometer. Nilai skala diamati dengan memperhatikan adanya warna
terang dan gelap, lalu dicatat nilai yang tertera pada batasan perbedaan.
16
b. pH (Power Of Hydrogen)
pH diamati secara langsung di media air pemeliharaan larva menggunakan
pH meter digital. Pengukuran pH dilakukan dengan cara mencelupkan detektor
(probe) dengan posisi pH meter dalam status on (hidup). Data hasil pengukuran
baik suhu maupun pH dicatat setelah angka pada alat tersebut stabil atau dalam
status tidak bergerak.
c. Amonia (NH3)
Amonia diukur dengan cara sebagai berikut:
Sampel air diambil pada masing-masing bak menggunakan botol volume
50 mL dan diambil 5 mL sebagai air contoh kedalam tabung reaksi
Tambahkan 0,25 mL larutan phenol 10%; 0,25 mL sodium nitroproside
dan 0,50 mL oxidizing reagent
Dikocok hingga homogen, ditunggu selama 60 menit, kemudian dibaca
pada spektrofotometer dengan panjang gelombang (λ) 640 nm
Nilai amonia dihitung dengan memasukkan nilai absorbansi sampel ke
dalam persamaan standar dan hasilnya dicatat.
1. Pendapatan
Menurut Harnanto (2019) menuliskan bahwa pendapatan adalah
kenaikan atau bertambahnya aset dan penurunan atau berkurangnya liabilitas
perusahaan yang merupakan akibat dari aktivitas operasi atau pengadaan
barang dan jasa kepada masyarakat atau konsumen pada khususnya.
2. Perhitungan Laba/rugi
Perhitungan laba/rugi dapat dihitung dengan cara pengurangan antara
penjualan yang telah didapatkan dengan total keseluruhan dari biaya investasi
yang telah. Suatu usaha dapat dikatakan layak apabila total penjualan lebih
besar dari total biaya yang dikeluarkan Sumardika, (2013). Perhitungan laba/rugi
dapat dicari menggunakan rumus berikut:
17
3. BEP (Break Even Point)
BEP adalah tingkat volume penjualan yang menyamakan nilai penjualan
dengan total biaya atau laba bersih sama dengan nol (Witoko et al., 2018).
Secara sederhana break event point atau titik impas dapat diketahui melalui dua
faktor, yaitu faktor jumlah produksi dan faktor harga satuan.
Biaya Total
BEP Produksi =
Harga Satuan
Biaya Total
BEP Harga =
Jumlah Produksi
Total Investasi
PP = × 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
Keuntungan Bersih
18
IV. PENUTUP
19
DAFTAR PUSTAKA
Agustama, Y., Lestari, T. A., Verdian, A. H., Witoko, P., Studi, P., Pembenihan,
T., Peternakan, J., Lampung, P. N., Raya, R., Bandar, K., Studi, P.,
Perikanan, B., Peternakan, J., Lampung, P. N., Raya, R., & Bandar, K.
(2015). Penambahan Probiotik Em4 dan Bacillus sp Pada Pakan Buatan
Terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup. Perikanan Terapan,
2(1), 39–44.
Ekasari J., Hanif Azhar M., Surawidjaja E.H., Nuryati S., De Schryver P., &
Bossier P., 2014. Immune response and disease resistance of shrimp fed
biofloc grown on different carbon sources. Fish and Shellfish Immunology.
41(2):332– 339. DOI: 10.1016/j.fsi.2014.09.004.
20
Ibrahim, N dan Ruslaini. 2013. Pertumbuhan dan Sintasan Larva Udang
Vanname (Litopenaeus vannamei) melalui Subtitusi Tepung Ikan dengan
Tepung Usus Ayam. Jurnal Mina Laut Indonesia, 1(1) : 93-103.
Nengsih E.A., 2015a. Pengaruh aplikasi probiotik terhadap kualitas air dan
pertumbuhan udang Litopenaeus vannamei. Jurnal Biosains. 1(1):11–16.
Novitasari, Ricky Nur Iskandar, Hefi Afizena, Esti HARPENI, Tarsim, Wardiyanto
2017. Efektivitas Pemberian Bacillus sp. pada Media Teknis Molase
terhadap Kualitas Air dan Performa Pertumbuhan Udang Vaname
(Litopenaeus vannamei). Biospesies Vol.10 No.2,hal 50-59.
21
Berbeda Melalui Artemia Sp. 1–71.
Permatasari, M. N., & Ariadi, H. (2021). Studi Analisis Kelayakan Finansial Usaha
Budidaya Udang Vaname (L. Vannamei) Di Tambak Pesisir Kota
Pekalongan. AKULTURASI Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan, 9(2),
284–290. http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi
Putri, T., Supono, S., & Putri, B. (2020). Pengaruh jenis pakan buatan dan alami
terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva udang vaname
(Litopenaeus vannamei). Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 8(2), 176-
192.
Witoko, P., Purbosari, N., & Noor, N. M. (2018). Analisis Kelayakan Usaha
Budidaya Udang Vanname (Litopenaeus vannamei) DiKeramba Jaring
ApungLaut. Manajemen Ikm: Jurnal Manajemen Pengembangan Industri
Kecil Menengah, 13(2):175-179.
Yustianti, M. N. Ibra him, dan Ruslaini. 2013. Pertumbuhan dan sintasan larva
udang vaname (Litopenaeus vannamei) melalui substitusi tepung ikan
dengan tepung usus ayam. Jurnal Mina Laut Indonesia Vol. 01 No. 01 (93
– 103) ISSN : 2303-3959. Universitas Haluoleo Kampus Hijau Bumi
Tridharma Kendari.
22