Oleh :
MUTIA OKTAVIANI TAMBUNAN
20020011
Oleh :
MUTIA OKTAVIANI TAMBUNAN
20020011
NIM : 20020011
Disetujui oleh :
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita limpahkan kepada kehadirat Allah SWT atas
berkatnya Penulis dapat menyelesaikan proposal magang ini dengan judul
“Teknik Manajemen Kualitas Air Pada Kolam Pembesaran Udang Vaname
(Litopenaeus Vannamei) Di Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Ujung
Batee”.
Oleh karena itu, penulis menerima saran dan kritik dari berbagai pihak
yang bersifat membangun demi sempurnanya proposal magang ini. Harapan
penulis semoga proposal ini memberi manfaat kepada penulis khususnya dan
pembaca umumnya.
DAFTAR ISI
Isi Halaman
KATA PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................. iii
DAFTAR TABEL...................................................................................... iv
I. PENDAHULUAN............................................................................. 1
I.1 Latar Belakang.......................................................................... 1
I.2 Tujuan dan Manfaat ................................................................. 2
II. TINJAUAN PUSTAKA................................................................... 3
II.1 Asal Usul Udang Vaname ........................................................ 3
II.2 Klasifikasi dan Morfologi Udang Vaname
(Litopenaus Vannamei)............................................................. 4
II.3 Habitat dan Tingkah Laku Udang Vaname............................... 4
II.4 Kebiasaan Makan...................................................................... 6
II.5 Manajemen Kulitas Air Pada Kolam ....................................... 6
III. METODE PRAKTEK MAGANG.................................................. 9
III.1 Waktu dan Tempat.................................................................... 9
III.2 Metode Praktek magang............................................................ 9
III.3 Prosedur Praktek Magang......................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 11
iii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
I. PENDAHULUAN
menjadi langkah penting dalam mengelola kolam budidaya agar dapat mencapai
hasil yang maksimal.
Dipandang dari segi ekonomis, vaname merupakan jenis udang yang
memiliki prospek ekonomis yang tinggi karena digemari banyak orang. Darmono
(1991) dalam Maharani et al., (2009) menambahkan bahwa udang merupakan
salah satu bahan makanan sumber protein hewani bermutu tinggi yang sangat
digemari oleh konsumen dalam negeri maupun luar negeri karena memiliki rasa
yang sangat gurih dan kadar kolesterolnya yang lebih rendah dari pada hewan
mamalia.
Oleh karena itu banyak para petani ikan dan petambak Indonesia beralih
ke vaname sehingga komoditas vaname bertumbuh pesat di Indonesia. Terutama
di daerah Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Ujung Batee yang sudah
terbilang berhasil. Dikarenakan tempat tersebut manajemen kualitas airnya sudah
bagus dan budaya udang vanamenya sudah terbilang berhasil. Karena untuk
menciptakan atau membuat air yang bagus harus dilakukan dengan teknik
manajemen, yaitu dengan pengukuran parameter kualitas air meliputi suhu,
oksigen terlarut, pH, salinitas, nitrit, amonia, kecerahan air dan warna air.
Sehingga saya tertarik untuk melakukan praktek magang di daerah Balai
Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Ujung Batee.
Bagian tubuh udang vaname terdiri dari kepala yang begabung dengan
dada (cephalathorax) dan perut (abdomen). Kepala udang vanname terdiri dari
antenula, antena, mandibula, dan sepasang maxillae. Kepala udang vanname juga
dilengkapi dengan 5 pasang kaki jalan (periopod) yang terdiri dari 2 pasang
maxillae dan 3 pasang maxiliped. Bagian abdomen terdiri dari 6 ruas dan terdapat
6 pasang kaki renang (pleopod) serta sepasang uropod (mirip ekor) yang
membentuk kipas bersama-sama telson.
.
Gambar 2. Siklus Hidup Udang Vaname (Litopenaus vannamei)
(Sumber : Erwinda, 2008).
6
oleh udang vaname yaitu berkisar antara 28-32 °C. Pada kisaran suhu tersebut
proses metabolisme dapat berjalan dengan baik sehingga kelangsungan hidup dan
pertumbuhan udang diharapkan dapat optimal.
Kecerahan pada tambak udang vaname berkisar antara 15-35 cm. Menurut
Malik (2014), kecerahan optimal air tambak yaitu sekitar 20-40 cm. Oleh sebab
itu,
Apabila kecerahan air tambak di bawah 20 cm, maka upaya yang dapat dilakukan
yaitu dengan melakukan pengenceran terhadap air tambak hingga didapatkan
kecerahan yang optimal untuk menunjang kehidupan udang budidaya. Rahmawati
dkk., (2014) menyatakan bahwa faktor- faktor yang dapat mempengaruhi nilai
kecerahan yaitu keadaan cuaca, padatan tersuspensi, waktu pengukuran, dan
ketelitian orang yang melakukan pengukuran.
Nilai salinitas air tambak yang didapat selama kegiatan yaitu 9-17 ppt.
Salinitas air sangat erat hubungannya dengan proses osmoregulasi yang terdapat
pada organisme perairan. Udang vaname termasuk organisme euryhaline yang
mampu beradaptasi pada kisaran salinitas yang sangat luas, yakni 1-40 ppt.
Namun, untuk mendapatkan pertumbuhan yang optimal, udang vaname
membutuhkan salinitas 15-25 ppt (Malik, 2014). Oleh sebab itu, salinitas air
tambak perlu dinaikkan agar tidak berada di bawah kisaran optimal selama proses
budidaya. Upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan menambah air bersalinitas
tertentu yang sudah disterilisasi.
Kadar pH yang diukur selama kegiatan berada pada kisaran pH yang
optimal, yakni 7,7-8,4. Menurut Malik (2014), pH air tambak yang ideal untuk
pembesaran udang vaname yaitu 7,5-8,5. Pada umumnya, pH air tambak pada
sore hari lebih tinggi daripada pagi hari. Hal ini disebabkan pada sore hari telah
terjadi penyerapan karbondioksida (CO2) oleh fitoplankton melalui proses
fotosintesis. Sedangkan pada pagi hari kadar CO2 hasil respirasi udang vaname
dan organisme lain dalam perairan cukup tinggi. Alkalinitas merupakan gambaran
dari kapasitas air yang dapat menetralkan asam atau kuantitas anion air
untukmenetralkan kation hidrogen serta sebagai kapasitas penyangga terhadap
perubahan pH perairan (Djokosetiyanto dkk., 2005).
8
DAFTAR PUSTAKA
Haliman, R.W. dan Adijaya, S.D. 2005. Udang Vaname. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Haliman, W.R dan Dian A, 2006. Udang Vannamei. Penebar Swadaya. Jakarta.
Kharisma, A. dan A. Manan. 2012. Kelimpahan Bakteri Vibrio sp. Pada Air
Pembesaran Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) Sebagai Deteksi
Dini Serangan Penyakit Vibriosis. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan,
4 (2) : 129-134.
Makmur, R. dan M. Fahrur. 2011. Hubungan Antara Kualitas Air dan Plankton di
Tambak Kabupaten Tanjung Jabung Barat Provinsi Jambi. Prosiding
Forum Inovasi Teknologi Akuakultur. Halaman 961-968.
Rahmawati, I., I.B. Hendrarto dan P.W. Purnomo. 2014. Fluktuasi Bahan Organik
dan Sebaran Nutrien serta Kelimpahan Fitoplankton dan Klorofil-A di
Muara Sungai Sayung Demak. Diponegoro Journal of Maquares, 3 (1):
27-36.
SNI. 2016. Pedoman Umum Pembesaran Udang Windu (Penaeus monodon) dan
Udang Vaname (Litopenaeus vannamei). Nomor 75. Menteri Kelautan
dan Perikanan Republik Indonesia. Jakarta
Supono. 2018. Manajemen Kualitas Air Untuk Budidaya Udang. Aura (CV.
Anugrah Utama Raharja). Gedongmeneng Bandar Lampung
Sumeru, S.U., dan S. Anna. 1992. Pakan Udang Windu. Yogyakarta: Kasinus.
12
Wyban, J.A, and J.N. Sweeney 1991. Intensive shrimp production technology.
The Ocean Institute Honolulu, Hawai. 158 hal.