Anda di halaman 1dari 17

Laporan praktikum Manajemen Kualitas Air

BUDIDAYA IKAN LELE (Clarias sp.) SECARA BUDIKDAMBER DENGAN


KANGKUNG

Disusun Oleh:
Nama : Alhilal Hamdi
Nim : 1911102010130
Kelas :2
Kelompok :1
Asisten : Ayunda Qhufti

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN


FAKULTAS KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH 2022
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
praktikan dapat menyelesaikan laporan praktikum ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya praktikan tidak akan sanggup untuk menyelesaikan laporan
praktikum ini dengan baik. Shalawat beserta salam tak lupa pula kita panjatkan kepada
baginda besar nabi Muhammad saw.
praktikan telah praktikan buat dengan sebaik mungkin dan mendapat bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat mempermudah dan memperlancar pembuatan
laporan praktikum ini. Oleh karena itu praktikan mengucapkan banyak terima kasih
kepada pihak yang terlibat dalam pembuatan laporan praktikum ini.
Terlepas dari itu semua, praktikan tentu menyadari bahwa laporan praktikum
ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta
kekurangan di dalamnya. Untuk itu, praktikan mengharapkan kritik serta saran dari para
pembaca untuk laporan praktikum ini, agar laporan praktikum ini nantinya dapat
menjadi laporan yang lebih baik lagi. Akhir kata, semoga laporan praktikum ini dapat
bermanfaat dan memberikan ilmu pengetahuan bagi parapembaca.

Banda Aceh, April 2022

Praktikan

b
DAFTAR ISI
halaman
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... b
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... c
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 1
1.2 Tujuan Praktikum ..................................................................................................... 1
1.3 Manfaat Praktikum ................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................... 3
BAB III METODE KERJA............................................................................................. 5
3.1 Waktu dan Tempat ................................................................................................... 5
3.2 Alat dan Bahan ......................................................................................................... 5
3.3 Cara Kerja ............................................................................................................ 5
3.4 Analisis Data ............................................................................................................ 6
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................... 7
4.1 Hasil Pengamatan ..................................................................................................... 7
4.2 Pembahasan .............................................................................................................. 7
BAB V PENUTUP .......................................................................................................... 10
5.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 10
5.2 Saran ....................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 11
LAMPIRAN .................................................................................................................... 12

c
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ketersediaan lahan dan air untuk proses akuakultur semakin terbatas, seiring
dengan pertambahan penduduk dan perkembangan pembangunan. Pertumbuhan
penduduk yang semakin fluktuatif dan diikuti dengan meningkatnya kegiatan industri,
pertanian, dan pemukiman telah menggusur lahan budidaya, sehingga dari tahun
ketahun luasnya semakin berkurang. Di samping itu, aktivitas penduduk akan
mengakibatkan pencemaran baik berupa limbah organik maupun anorganik.
Seiring dengan berkembangnya teknologi diperlukan adanya antisipasi
penurunan produksi akuakultur akibat berkurangnya lahan budidaya dan penurunan
kualitas perairan. Inovasi teknologi ini diharapkan mampu mengurangi sampah dan
meningkatkan produktivitas persatuan lahan garapan. Salah satu inovasi teknologi yang
dapat diterapkan adalah budidaya ikan dengan tanaman melalui sistem aquaponik di
dalam suatu tempat.
Teknik budidaya aquaponik pada prinsipnya menghemat penggunaan lahan dan
meningkatkan daya guna pemanfaatan hara dari sisa pakan dan metabolisme ikan. Sistem
ini adalah budidaya ikan yang ramah lingkungan. (Setijaningsih dan umar, 2015).
Budikdamber mengadaptasi teknik budidaya aquaponik yang merupakan teknik
budidaya tanaman sayuran dengan media tanam selain tanah. Di mana teknik ini
memadukan antara budidaya ikan dan sayuran dalam satu tempat. Dalam budidaya ini
terdapat empat sistem yaitu: rakit, hulu, hilir dan pasang surut. Teknik budidaya ini
menyatukan budidaya ikan dan sayuran sekaligus pada lahan yang terbatas. Teknologi
fertiminaponik tapi menguntungkan lebih dibandingkan dengan teknik budidaya
konvensional (Rokhmah dkk, 2014).
1.2Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum Manajemen Kualitas Air ini adalah untuk mengetahui
cara budidaya ikan ember dengan memfaatkan lahan sempit dengan biaya yang sedikit
murah.

1
1.3 Manfaat Praktikum

Manfaat dari praktikum Manajemen Kualitas Air adalah mahasiswa dapat


mengetahui cara budikdamber dalam kehidupan dan memanfaatkan lahan sempit dalam
usaha

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Budikdamber mengadaptasi teknik Yumina Bumina yang merupakan teknik


budidaya yang memadukan antara ikan dan sayuran serta buah-buahan. Pada budidaya
Yumina-Bumina dikenal empat sistem, yaitu: rakit, aliran atas, aliran bawah serta
pasang surut. Pada sistem aliran atas ini distribusi air dilakukan lewat atas ke setiap
wadah media tanam sehingga nutrisi yang berasal dari limbah budidaya dapattersebar
merata ke setiap batang tanaman. Untuk membuat sistem aliran atas diperlukan bahan
seperti: bak ikan, wadah media tanam, saluran air, pompa air, mediatanam (batu apung),
ikan (lele) dan tanaman (kangkung, pakcoy, tomat dan terong ungu) (Supendi dkk,
2015).

Kondisi krisis ekonomi di masa pandemi ini menjadi salah satu masalahutama
yang ditimbulkan karena adanya pandemi. Salah satu hal yang akan membantu
menjadikan kondisi tersebut menjadi lebih baik ketika dijalankan secara serius adalah
dengan melakukan praktik Budikdamber (budidaya ikan dalam ember). Singkatnya
Budikdamber adalah sistem pemeliharaan dengan menebar ikan dan sayuran dalam
suatu wadah pemeliharaan secara bersama-sama (Febri et al., 2019).

Dalam Budikdamber ikan lele secara akuaponik didasarkan atas hasil


penelitian Hasan yang menunjukkan bahwa pertumbuhan ikan lele dan kangkung darat
yang dipelihara dengan sistem akuaponik memiliki pertumbuhan paling tinggi
dibandingkan jenis ikan lainnya seperti ikan nila dan ikan koi. Selain itu pertumbuhan
akar pada kangkung dengan sistem akuaponik memiliki akar yang lebih panjang
dibandingkan dengan media lainnya. (Hasan et al. 2017).

Parameter kualitas air meliputi TAN, amonia, nitrit, nitrat, COD, suhu, DO,
dan pH serta total padatan bakteri merupakan profil penting dalam menggambarkan
kondisi lingkungan suatu perairan terutama lingkungan budi daya. Kebutuhan akan
kualitas air yang baik dalam pemeliharaan ikan secara intensif, memerlukan suatu
teknologi yang berbasis ramah lingkungan agar rendahnya bahan organik di dalam

3
media pemeliharaan dan rendahnya limbah yang terbuang ke perairan umum
(Adharani, 2016) .

Sistem akuaponik / biofilter dapat meningkatkan performa produksi ikan


lele. Ikan selalu aktif memakan pakan yang diberikan akan tetapi untuk kolam
konvensional nafsu makan bertambah setelah kolam mengalami pergantian air,
diduga kualitas air yang mengalami penurunan dapat menyebabkan ikan stress,
dan menyebabkan nafsu makan ikan berkurang (Wicaksana, 2015). Menurut
Subandiyonodan Hastuti (2011) menyatakan bahwa kebutuhan ikan akan pakan
dipengaruhi oleh faktor biologis dan fisiologis dari ikan tersebut serta berbagai
parameter kimia, fisika, dan biologis media air atau lingkungan dimana ikan
tersebut hidup.

4
BAB III

METODE KERJA

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini di laksanakan selama dua bulan dari tanggal 22 Maret 2022
sampai dengan 22 April 2022yang berlokasi di Laboratorium Basah, Fakultas
Kelautan dan Perikanan, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.
3.2 Alat dan Bahan
Alat dan Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut
: Tabel 3.2 Alat dan Bahan
No Alat dan Bahan Jumlah Fungsi
1. Ember 60 Liter 1 unit Sebagai wadah budidaya
2. Benih Ikan Lele 50 ekor Sebagai Objek Uji
3. Serabut Kelapa Secukupnya Sebagai media tanam kangkung
4. Cup 20 unit Sebagai wadah tanaman
5. Bibit kangkung Secukupnya Sebagai objek uji
6. Pakan 2 kg Sebagai makanan ikan
7. Thermometer 1 unit Untuk mengukur suhu
8. pH pen 1 unit Untuk mengukur pH air
9. Timbangan 1 unit Untuk mengukur bobot tubuh
ikan
10. Penggaris 1 unit Untuk mengukur panjang tubuh
ikan
11. Solder 1 unit Untuk melubangi tutup ember
3.3 Cara Kerja
Adapun cara kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Disiapkan wadah kangkung dari cup sebanyak 10 unit
2. Dilubangi bagian bawah dan bagian samping cup

3. Diisi bagian dalam cup dengan serabut kelapa


5
4. Kemudian di taburkan bibit kangkung secukupnya dan didiamkan selama
tigahari kemudian dijaga agar tetap lembab
5. Disiapkan ember ukuran 60 liter kemudian di lubangkan tutup ember
sebanyaknya jumlah cup
6. Langkah selanjutnya dilakukan persiapan air dimana air di isi ke dalam
embersebanyak 40 Liter
7. Kemudian di endapkan selama 1-2 hari
8. Selanjutnya dilakukan penebaran benih dimana benih ikan lele dengan
ukuran 7-8 cm
9. Di aklimatisasi terlebih dahulu selama 15 menit
10. Dilakukan sampling panjang dan bobot ikan
11. Diletakkan media kangkung di tutup ember yang telah dilubangi
12. Dipelihara benih ikan lele selama satu bulan
13. Dilakukan sifon ketika wadah pemeliharaan telah bau
14. Dilakuan pengecekan kualitas air meliputi pH dan suhu ketik sampling terakhir

3.4 Analisis Data


3.4.1 SR (Survival Rate)
𝑃𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟
SR= x 100%
𝑃𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝐴𝑤𝑎𝑙

3.4.2 Berat Rata-Rata


𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑙𝑖𝑛𝑔
Berat Rata-Rata= 𝑒𝑘𝑜𝑟 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑙𝑖𝑛𝑔

3.4.3 Panjang Rata Rata


𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑙𝑖𝑛𝑔
Panjang Rata-Rata= 𝑃𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝐴𝑤𝑎𝑙𝑒𝑘𝑜𝑟 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑙𝑖𝑛𝑔

3.4.4 Mortalitas
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑚𝑎𝑡𝑖
Mortalitas= x 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖

6
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Pengamatan
Adapun hasil yang didapatkan selama pemeliharaan ikan lele pada mediabudikdamber
adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan
30 Maret 2022 20 April 2022
No Tanggal
(H0) (H21)
1. SR 100% 92%
2. Berat rata-rata 1 gram 7,1 gram
3. Panjang rata-rata 5,65 cm 8,9 cm
4. Mortalitas 0 8%
5. Ph - 8
6. Suhu - 30˚C

4.2 Pembahasan
Sistem budidaya ikan dalam ember yang dibuat adalah rancangan sistem
budidaya yang hemat air dengan menggunakan ember volume 60 liter yang diisi air
setinggi 50 cm atau sebanyak 60 liter air. Pada bagian atas ember digantungkan gelas
plastik yang berisi serabut kelapa sebagai media tanam kangkung aquaponik. Agar
tanaman kangkung dapat tumbuh dengan baik maka gelas plastik diberi lubang-lubang
kecil sebagai tempat masuknya air ke media tanam kangkung. Luas lahan yang
dibutuhkan untuk satu buah media sistem budikdamber ini adalah 0,2 m2, media ini
mampu menampung 50 ekor ikan lele dengan kepadatan 1ekor per liter. Sistem
budikdamber yang juga menjadi media tanam kangkung aquaponik di rancang
mempunyai kelebihan yaitu tidak membutuhkan listrik seperti yang biasa di gunakan
pada sistem resirkulasi aquaponik yang ada di masyarakat. Wadah budidaya ikan yang
digunakan mudah didapatkan, hemat dalam penggunaan air serta tambahan penanaman
sayuran kangkung untuk memenuhi kebutuhan sayuran.

7
Hasil pengukuran suhu yang diperoleh selama penelitian adalah 28-30 °C. Suhu
setiap media budikdamber sama pada setiap waktu pengukuran. Fluktuasi suhuterjadi di
media budikdamber karena diletakkan di lokasi terbuka (outdoor) yang dipengaruhi suhu
lingkungan baik hujan maupun panas dari matahari. Hasil pengukuran ini menunjukkan
bahwa suhu air media budikdamber selama penelitian masih sesuai dengan kebutuhan
hidup ikan lele yakni
28-30°C. Kenaikan suhu dapat menimbulkan berkurangnya kandungan oksigen
sehingga asupan oksigen berkurang dan dapat menimbulkan stress pada ikan. Suhuyang
sesuai akan meningkatkan aktivitas makan ikan sehingga menjadikan ikan menjadi lebih
cepat tumbuh. Kenaikan suhu dapat juga mengakibatkan meningkatnyadaya racun dari
suatu polutan terhadap organisme akuatik.

Hasil pengukuran pH yang dihasilkan selama penelitian berlangsung relative


stabil dan mendekati netral yaitu 7,3. Hasil pengukuran ini menunjukan bahwa pH air
budikdamber dalam kondisi yang cukup baik seperti yang dibutuhkan oleh ikan lele.
Perubahan pH ditentukan oleh aktivitas fotosintesis dan respirasi dalam ekosistem.
Fotosintesis memerlukan karbon dioksida yang oleh komponen autotroph akan dirubah
menjadi monosakarida. Penurunan karbondioksida dalam ekosistem akanmeningkatkan
pH perairan. Sebaliknya proses respirasi dalam ekosistem akan meningkatkan jumlah
karbondioksida sehingga pH perairan menurun.

Budikdamber juga memiliki kelemahan dan mungkin hambatan dalam proses


pelaksanaanya. Kelemahannya antara lain, ikan yang dapat dipelihara dalam satu wadah
ember tidak bisa sebanyak budidaya dengan menggunakan kolam konvensional.
Hambatan yang akan ditemui selama proses budidaya, kemungkinan besar adalah
inkonsistensi, karena untuk berhasil dalam membudidayakan sesuatu, tak terkecuali
ikan, sangat dibutuhkan konsistensi. Sehingga, ketika para pelakunya tidak konsisten
dalam melakukan Budikdamber ini, kemungkinan besar budidayanyatidak akan berhasil.

Budidaya dalam ember merupakan sebuah alternatif menanam tanaman dan


memelihara ikan dalam satu wadah. Proses dimana tanaman memanfaatkan unsur hara
yang berasal dari kotoran ikan yang apabila dibiarkan di dalam kolam akan menjadi

8
racun bagi ikannya. Lalu tanaman akan berfungsi sebagai filter vegetasi yang akan
mengurai zat racun tersebut menjadi zat yang tidak berbahaya bagi ikan, dan suplai
oksigen pada air yang digunakan untuk memelihara ikan. Dengan siklus ini akan terjadi
siklus saling menguntungkan dan bagi kita yang mengaplikasikanya tentu saja akan
sangat menguntungkan sekali, karena lahan yang dipakai tidak akan terlalu luas

9
BAB V

PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari pembahasan pada praktikum ini adalah:

1. Budikdamber merupakan singkatan dari budidaya ikan dalam ember. Teknik


ini merupakan teknik pengembangan dari aquaponik dimana ikan dan
tanaman tumbuh dalam satu tempat.

2. Sistem budidaya ikan dalam ember yang dibuat adalah rancangan sistem
budidaya yang hemat air dengan menggunakan ember volume 60 liter yang
diisi air setinggi 50 cm atau sebanyak 60 liter air. Pada bagian atas ember
digantungkan gelas plastik yang berisi serabut kelapa sebagai media tanam
kangkung aquaponik.

3. Budikdamber juga memiliki kelemahan dan mungkin hambatan dalam proses


pelaksanaanya. Kelemahannya antara lain, ikan yang dapat dipelihara dalam
satuwadah ember tidak bisa sebanyak budidaya dengan menggunakan kolam
konvensional.

4. Budidaya dalam ember dilakukan dengan lahan yang sempit

5. Pertumbuhan kangkong sangat cepat

5.2 Saran
Saran agar praktikum dilakukan diawal perkuliahan

10
DAFTAR PUSTAKA

Adharani.2014. Mini Akuaponik untuk Lahan Sempit di Perkotaan. Buletin Pertanian


Perkotaan Volume 4 Nomor 2, 2014 | 14. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Jakarta.
Febri SP, Alham F, Afriani A. 2019. Pelatihan Budikdamber (Budidaya Ikan dalam
Ember) di Desa Terban Kecamatan Karang Baru Kbaupaten Aceh Tamiang.
Proceeding Seminar Nasional Politeknik Negeri Lhokseumawe 3(1): 112-117.
Hasan Z, Andriani Y, Dhahiyat Y, Sahidin A, Rubiansyah MR. Pertumbuhan Tiga Jenis
Ikan dan Kangkung Darat (Ipomoea reptans Poir) yang Dipelihara dengan
Sistem Akuaponik. Jurnal Iktiologi Indonesia 17 (2): 175-184.
Rokhmah, N. A., C. S. Ammatillah dan Y. Sastro. 2014. Mini Akuaponik untuk Lahan
Sempit di Perkotaan. Buletin Pertanian Perkotaan Volume 4 Nomor 2, 2014.
Balai Pengkajian Teknologi.
Setijaningsih, L dan C. Umar. 2015. Pengaruh Lama Retensi Air Terhadap Pertumbuhan
Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) Pada Budidaya Sistem Akuaponik dengan
Tanaman Kangkung. Berita Biologi, Jurnal Ilmu- ilmu Hayati. ISSN
0126-1754
636/AU3/P2MI-LIPI/07/2015 Volume 14 Nomor 35.
Supendi dan Muhammad Rizki Maulana. 2015.Teknik Pembesaran Ikan Lele dengan
sistem akuaponik. Bul. Tek. Lit. Akuakultur Vol. 13 No. 2 Tahun 2015: 101-
106Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Tawar. Sempur Bogor.

11
LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumentasi

Gambar 1. Proses Semai Gambar 2. Penempatan kangkung

Gambar 3. Proses Aklimatisasi Gambar 4. Perkembangan kangkung

12
Gambar 5. Pengukuran panjang ikan Gambar 6. Pengukuran bobot tubuh ikan

Gambar 7. Pengukuran suhu air budidaya Gambar 8. Pengukuran pH air budidaya

Lampiran 2 Analisa data


SR (Survival Rate)
𝑃𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟
SR= x 100%
𝑃𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝐴𝑤𝑎𝑙

46
SR= 50 x 100%

=92%
Berat Rata-Rata
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑙𝑖𝑛𝑔
Berat Rata-Rata= 𝑒𝑘𝑜𝑟 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑙𝑖𝑛𝑔

13
71 𝑔𝑟𝑎𝑚
=
10 𝑒𝑘𝑜𝑟
=7,1 gram
Panjang Rata Rata
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑙𝑖𝑛𝑔
Panjang Rata-Rata= 𝑃𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝐴𝑤𝑎𝑙𝑒𝑘𝑜𝑟 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑙𝑖𝑛𝑔

89 𝑐𝑚
=
10 𝑒𝑘𝑜𝑟
=8,9 cm
Mortalitas
4
Mortalitas=46 100%

=8%

14

Anda mungkin juga menyukai