OLEH :
KELOMPOK 13
DOSEN PENGAMPU:
Dr. Ir. Niken Ayu Pamukas, M. Si
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan begitu banyak rahmat dan karunianya kepada kami, sehingga Laporan dari
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak
Amiruddin sebagai narasumber 1 dan Bapak Ajis Mustofa sebagai narasumber ke- 2
serta dosen yang telah banyak membantu penulis dalam memberikan arahan-arahan,
saran, serta petunjuk selama selama penyusunan laporan ini. Penulis telah berusaha
semaksimal mungkin untuk kesempurnaan laporan ini. Namun, sebagai manusia biasa,
penulis juga memiliki kekhilafan dan kemampuan yang terbatas. Oleh karena itu,
dengan segala keindahan hati, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun sehingga menjadi masukan untuk perbaikan pada laporan yang
akan datang.
Kelompok 13
ii
DAFTAR ISI
Isi Halaman
KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL............................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................. v
I. PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
V. HASIL
7.1. Kesimpulan.............................................................................................
7.2. Saran.......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
3. Dokumentasi kegiatan.................................................................................... 46
4. Perhitungan..................................................................................................... 48
v
1
I. PENDAHULUAN
Budidaya perairan adalah kegiatan atau usaha memelihara ikan baik ikan air tawar, air
payau maupun air laut. Di Indonesia permasalahan umum yang sering menjadi kendala utama
dalam budidaya perikanan adalah pengelolaan perikanan, penegakan hukum, dan pelaku usaha
perikanan. Selain itu, kurangnya ketrampilan pembudidaya dalam dalam mengelola lingkungan
budidaya merupakan salah satu penyebab turunya produksi. Dengan kurangnya ketrampilan u
ntuk mengelola lingkungan dan turunnya produksi budidaya disertai dengan meningkatnya infeksi
Biota air membutuhkan lingkungan yang nyaman agar dapat hidup sehat dan tumbuh
optimal. Bila lingkungan tersebut tidak memenuhi syarat, biota air dapat mengalami stres, mudah
terserang penyakit yang akhirnya akan menyebabkan kematian. Untuk itu pertimbangan atau
faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan perairan adalah penting untuk diperhatikan karena
kualitas tanah dan air sangat mempengaruhi semua jenis organisme yang hidup di air. Dalam
manajemen tata lingkungan perairan ada beberapa hal atau faktor yang mempengaruhi
kualitas lahan maupun kualitas air yang disebabkan karena adanya pencemaran atau
optimal untuk pertumbuhan. Lingkungan hidup biota budidaya berkaitan dengan daya
dukung yang berarti kemampuan perairan dalam menerima pencemaran limbah tanpa
terganggu maka diperlukan suatu cara atau teknik tertentu untuk mengembalikan
ekosistem kepada kondisi semula. Salah satu cara untuk mengontrol suatu ekosistem
dapat dilakukan dengan pemantauan kualitas air (Bethy, 2007). Kesesuaian kualitas air
untuk kegiatan budidaya ikan dapat diketahui dari nilai parameter kualitas air (Adriani,
2014). Parameter kualitas air dibagi menjadi tiga yaitu parameter fisika, kimia, dan
biologi dan ketiganya saling terkait sehingga ketika salah satu unsur parameter
kurun waktu yang panjang (Kordi dan Tancung. 2007). Dalam manajemen tata
lingkungan perairan ada beberapa hal atau faktor yang mempengaruhi kualitas lahan
maupun kualitas air yang disebabkan karena adanya pencemaran atau penurunan mutu
tersebut maka perlu dilakukan manajemen dalam melakukan penataan kondisi lahan
benih yang bermutu dan penyediaan induk unggul yang akan dicapai melalui sistem
unggulan yang mudah dibudidayakan secara masal dengan teknologi yang sederhana.
pembenihan sangat erat kaitannya dengan penyediaan induk ikan, substrat untuk telur,
dan wadah pemijahan. Penyediaan benih ikan baik kualitas maupun kuantitas yang
memadai merupakan salah satu syarat yang menentukan keberhasilan suatu budidaya
Perencanaan memegang peranan penting dan utama dalam suatu usaha pembenihan ikan
untuk membuat kegiatan sampai dilakukannya evaluasi suatu kinerja (Sudarmaji &
Hasan, 2017) berjalan dengan baik. Adapun perencanaan pembenihan ikan yang
Kolam pemeliharaan dapat dibuat berdinding beton. Kolam yang bedasar tanah
disukai ikan karena banyak dihuni plankton dan tumbuhan air kecil yang menjadi pakan
tambahan. Kontruksi kolam pemijahan induk terbuat dari beton semua (intensif). Hal
tersebut untuk menghindari kekeruhan air akibat dasar kolam terbuat dari tanah, karena
apabila air keruh itu akan menutupi permukaan telur hasil pemijahan, akibatnya akan
Pemeriksaan kematangan gonad pada induk ikan pada tahap seleksi induk yaitu
dilakukan dengan cara pemeriksaan kematangan gonad ikan jantan dan ikan betina.
Cara menentukan kematangan gonad ikan jantan dilakukan dengan cara mengamati
bagian kelamin jantan, memeriksa bagian tubuh dan dipastikan tidak cacat dan
memperkirakan bobot tubuh induk. Ikan jantan yang telah matang kelamin di sekitar
Cara menentukan kematangan gonad ikan betina dilakukan dengan meraba bagian
perut dan pengamatan bagian kelamin/ lubang urogenital memerah dan pengamatan
anus. Ikan betina yang telah matang gonad melalui pemeriksaan kematangan gonad
ditunjukan dengan bagian perut melebar, lunak apabila diraba, bagian anus menonjol
dan kemerahan.
3. Seleksi Induk
Seleksi induk merupakan kegiatan memilih atau memisahkan antara indukinduk yang
matang gonad, organ tubuh lengkap, dan kondisi ikan sehat. Penyeleksian induk untuk
pemijahan ini bertujuan untuk memilih induk yang baik untuk dilakukan proses
5
pemijahan, sehingga diharapkan dapat menghasilkan kualitas dan kuantitas telur yang
bagus. Menurut FAO (1980); Sutisna dan Sutarmanto (1995) dalam Indaryanto (2011),
bahwa jumlah stok induk yang dibutuhkan untuk kegiatan budidaya jangka pendek
minimal 50 ekor dan untuk jangka panjang 500 ekor sehingga dapat melindungi sifat
genetis keturunannya.
4. Pemberian Pakan
kebutuhan ikan baik dari jumlah maupun kualitas pakan. Adi (2015), menyatakan
bahwa unsur nutrien yang harus ada dalam pakan induk ikan antara lain asam lemak dan
vitamin. Menurut Azwar et al. (2004) dan Setijaningsih et al. (2003) dalam Iskandar et
al. (2021), pemberian pakan berdasarkan presentase berat tubuh ikan, dimana semakin
bertambah bobot ikan, maka pemberian pakan semakin sedikit, pemberian pakan untuk
5. Pemijahan
pembuahan telur. Proses pemijahan biasanya berlangsung dalam waktu 15-20 hari
6. Pemanenan Larva
stres pada dan kematian larva ketika larva ditebar pada kolam pemeliharaan (Polania,
2015).
6
7. Pendederan
Pendederan merupakan kegiatan penebaran larva ikan nila yang dihasilkan dari
mendapatkan benih yang seragam dan untuk meminimalisir terjadinya kematian benih
Menurut Effendi (2009) kawasan budidaya ikan air tawar adalah suatu kawasan
yang mempunyai kegiatan memproduksi ikan air tawar di lingkungan terkontrol dengan
upaya-upaya campur tangan manusia guna meningkatkan produktivitas ikan air tawar
(growth) serta meningkatkan mutu hingga ikan agar dapat dipasarkan guna
sehingga nantinya ikan tersebut mampu menjadi komoditas dagang yang mendatangkan
pada lingkungan atau media yang sepenuhnya dapat dikontrol sehingga ikan yang
Menurut Rukmini (2012) secara umum budidaya ikan dibagi menjadi beberapa
jenis, hal tersebut bergantung pada tempat atau potensi lokasi untuk budidaya ikan.
Budidaya yang telah diterapkan oleh masyarakat adalah budidaya di kolam, keramba,
Kusmiran (2014) ada 5 jenis tata massa bangunan yaitu: linier, cluster, radial, terpusat
dan grid yang pada umumnya dikaitkan dengan sirkulasi di dalam tapak. Perancangan
kawasan budidaya ikan air tawar ini menggunakan penataan perletakan, orientasi,
bangunan dalam kawasan tetap memperhatikan iklim tropis setempat dan kontektual
Praktikum ini dilaksanakan pada Kamis, 25 November 2021 di Balai Benih Ikan
Alat yang digunakan selama proses praktikum berupa alat tulis untuk mencatat
hasil wawancara dan handphone untuk memotret beberapa gambar untuk dokumentasi
Metode yang digunakan pada praktikum ini adalah metode wawancara secara
langsung dengan narasumber Bapak Ajis Mustofa dan Bapak Amiruddin yang
merupakan staff di Balai Benih Ikan (BBI) Sipungguk. Wawancara dilakukan dengan
mengenai waktu yang tepat untuk dilakukannya wawancara. Juga persiapan yang harus
dilakukan sebelum dan sesudah wawancara, serta poin – poin pertanyaan tersusun yang
akan diajukan nantinya untuk menunjang informasi yang ingin didapatkan mengenai
Pada hari yang telah disepakati, maka seluruh anggota kelompok berkumpul dan
memperhatikan kelengkapan yang akan dibawa saat wawancara nantinya. Titik kumpul
anggota yakni Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau, dengan jarak + 61 km
dengan kurun waktu 1 jam 40 menit seluruh anggota kelompok sampai ditujuan.
merekam suara, tidak lupa untuk dicatat setiap jawaban yang diberikan dari narasumber,
kemudian ada juga yang bertugas untuk memvideokan kegiatan wawancara juga
pemantauan lokasi berdasarkan informasi yang didapatkan pada saat wawancara tadi,
seperti melihat lingkungan sekitar kolam dan asal perairan yang digunakan. Kegiatan
tersebut kemudian disusun menjadi sebuah laporan praktikum yang berguna untuk
menambah wawasan.
10
DAFTAR PUSTAKA
Adi, N. (2015). Pengaruh Pemberian Omega-3 dan Klorofil Dalam Pakan Terhadap
Fekunditas dan Derajat Penetasan Benih Ikan Nila (Oreochromisniloticus).
Journal of aquaculture Management and Technology, 4(4): 95 – 100.
Adriani, 2014. Pengelolaan Kualitas Air. Bahan Ajar. Fakultas Perikanan dan Kelautan
Unlam. Bnajarbaru.
Bethy, M.C. 2007. Penentuan Status Mutu Air dengan Sistem Storet di Kecamatan
Bantar Gebang. Jurnal Geologi Indonesia, 2 (2) : 114.
Hamdan Alawi dan Usman M Tang. 2017. Dasar-Dasar Budidaya Perikanan. Malang:
Intimedia. Hlm.4
Indaryanto, FR. Kajian Teknis Pengembangan Uptd Balai Benih Ikan (BBI) Baros -
Kabupaten Serang. Jurnal Perikanan dan Kelautan. 1(1), hlm. 56-63.
Iskandar, A., Ishma N., Andri H., Giri MD. 2021. Manajerial Dan Analisa Usaha
Pembenihan Ikan Nila Strain Sultana Oreochromis niloticus Untuk
Meningkatkan Performa Benih Ikan. Jurnal Kemaritiman: Indonesian Journal of
Maritime. 2(1), hlm. 50-57.
Ismail dan Khumaidi Ach. 2016. Teknik Pembenihan Ikan Mas (Cyprinus carpio, L) di
Balai Benih Ikan (BBI) Tenggarang Bondowoso. Jurnal Ilmu Perikanan. 7(1),
hlm. 27-37.
Kordi, K dan Andi Baso Tancung. 2007. Pengelolaan Kualitas Air dalam Budidaya
Perairan. PT. Rhineka Cipta. Jakarta.
Kusmiran, AR. 2014. Kawasan Budidaya Ikan Air Tawar di Bukit Matok Kabupaten
Melawi. Jurnal online mahasiswa Arsitektur Universitas Tanjungpura. 2(2), hlm.
1-11.
Muhammad, 2014. Pemantauan Kualitas Air Dan Metode Analisis. Bahan Ajar.
Fakultas Perikanan dan Kelautan Unlam. Bnajarbaru.
Polonia H. 2015. Teknik pembenihan ikan nila merah (Oreochromis niloticus) [Tugas
Akhir]. Sorong (ID): Politeknik Kelautan dan Perikanan Sorong.
Pratiwi, W. (2013). Analisis Risiko Produksi Pembenihan Ikan Nila pada Anggota
Kelompok Tani Bunisari di Desa Caringin Wetan Kecamatan Caringin
Kabupaten Sukabumi. Skripsi. Institut Pertanian Bogor.
11
Rukmana R.H. (2006). Ikan Mas (Pembenihan dan Pembesaran). Aneka Ilmu.
Semarang.
Rukmini. 2012. Teknologi Budidaya Biota Air. Cetakan I. Karya Putra Darwati.
Bandung.
Sudarmaji, I., & Hasan, W. (2017). Strategi Pengembangan Keterkaitan Kebun Inti
Plasma Dengan Kapasitas Pabrik Kelapa Sawit Pada Perkebunan PT. Kurnia
Luwuk Sejati Banggai Sulawesi Tengah. Jurnal Galung Tropika, 6(1), 33 - 41.
LAMPIRAN
13
Lampiran 2. Narasumber
Foto
Bentuk Kolam