Anda di halaman 1dari 20

Laporan Rekayasa Akuakultur

MANAJEMEN KONSTRUKSI KOLAM AIR TENANG

DISUSUN OLEH

NAMA : Intan Humaira

NIM : 1911102010087

KELOMPOK : 02

PRODI : BUDIDAYA PERAIRAN

ASISTEN : M. Akbar Maulana

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN


FAKULTAS KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh


Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT, atas segala limpahan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan laporan yang berjudul
“MANAJEMEN KONSTRUKSI KOLAM AIR TENANG”.
Dalam penyusunan ini saya mengucapkan terima kasih kepada asisten saya yaitu M.
Akbar Maulana yang telah memberikan pembelajaran dan penjelasan secara
mendetail sehingga saya bisa menyusun laporan ini.
Meskipun saya menyadari bahwa isi laporan ini jauh dari kata sempurna. Demikian
laporan ini saya buat, semoga hasil laporan dapat bermanfaat. Saya juga sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna menyempurnakan laporan ini.

Banda Aceh, Maret 2021

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................i


DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
DAFTAR TABEL........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................iiv
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Tujuan Praktikum ................................................................................................ 1
1.3 Manfaat Praktikum .............................................................................................. 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................... 3
BAB III METODELOGI KERJA................................................................................. 5
3.1 Waktu dan Tempat ......................................................................................... 5
3.2 Alat dan Bahan .............................................................................................. 5
3.3 Cara Kerja....................................................................................................... 5
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................... 6
4.1 Hasil Pengamatan ................................................................................................ 6
4.2 Pembahasan ........................................................................................................ 7
BAB V PENUTUP...................................................................................................... 12
5.1 kesimpulan......................................................................................................... 12
5.2 Saran .................................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 13
LAMPIRAN................................................................................................................ 14

ii
DAFTAR TABEL
Hal

Tabel 3.2.1 Alat dan Bahan........................................................................................5

Tabel 4.1 Hasil pengamatan………………………………………………………...6

iii
DAFTAR GAMBAR
Hal

Gambar 1. Bahan dasar kolam beton …………………………………..6

Gambar 2. Bahan dasar kolam papan/kayu……………………………..6

iv
DAFTAR LAMPIRAN
Hal

Gambar 1. Kolam/tambak………………………………………………..14

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Budidaya perairan atau yang lebih dikenal dengan akuakultur merupakan
bentuk pemeliharaan, perkembangbiakan dan penangkaran berbagai macam hewan
maupun tumbuhan perairan yang menggunakan air sebagai komponen utamanya.
Kegiatan-kegiatan yang ada di budidaya perairan ini ada banyak seperti, budidaya
ikan, budidaya udang, budidaya tiram, budidaya rumput laut (alga). Kegiatan
budidaya ini umumnya dilakukan di kolam/empang, tambak, tangki, keramba dan
keramba jaring apung.

Kegiatan budidaya di kolam termasuk salah satu cara untuk membudidayakan


ikan atau hewan air lainnya. Kolam secara teknis diartikan suatu perairan buatan yang
luasnya terbatas dan sengaja dibuat manusia agar mudah dikelola dalam hal
pengaturan air, jenis hewan yang dibudidaya dan target produksinya. Kolam selain
sebagai media hidup ikan juga harus dapat berfugsi sebagai sumber makanan alami
bagi ikan, artinya kolam harus berpotensi untuk dapat menumbuhkan makanan alami.

Kolam merupakan lahan basah buatan yang dapat dikelola dan diatur langsung
oleh manusia untuk kebutuhan budidaya ikan. Berdasarkan proses pembentukannya,
kolam dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu kolam yang sengaja dibangun dan
kolam yang tidak sengaja dibangun. Kolam adalah genangan air yg kondisinya dapat
dikendalikan. Tipe pengairan pada kolam pada dasarnya ada 3 tipe pengairan pada
kolam, yaitu Kolam Air Deras dengan air mengalir cukup deras dengan debit lebih
dari 5 liter/detik, Kolam Air Mengalir dengan air mengalir tapi tidak cukup deras,
kurang dari 5 liter/detik, Kolam Air Tenang dengan air sama sekali tidak mengalir,
hanya ditambah volumenya sesekali waktu dengan debit airnya (0,5 – 5 l/detik) dan
hanya berfungsi menggantikan air yang meresap dan menguap.

1.2 Tujuan Praktikum


Untuk mempelajari faktor-faktor yang berpengaruh terhadap usaha budidaya
utamanya bersifat teknis dan non teknis. Dapat mempelajari desain, prinsip-prinsip
dasar desain kolam/tambak dan faktor lingkungan yang mempengaruhinya pada suatu
area dengan kondisi tertentu.

1.3 Manfaat Praktikum


Praktikkan dapat menjelaskan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap usaha
budidaya utamanya ada yang bersifat teknis dan non teknis dan juga dapat

1
mengetahui desain serta prinsip-prinsip deasin kolam/tambak dan faktor lingkungan
yang mempengaruhinya

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam pengertian sempit, budidaya perikanan adalah upaya memelihara ikan
Satwa liar yang sebelumnya pernah hidup di alam menjadi ikan peliharaan. meskipun
Secara garis besar segala upaya membudidayakan dan memperoleh ikan, termasuk
ikan Hewan liar yang masih hidup di alam atau pernah hidup di tempat lain, Campur
tangan manusia. Oleh karena itu, konsep pembinaan diri tidak hanya Tempatkan ikan
di tambak, tambak, tambak, akuarium, persawahan, dll. Secara garis besar definisi
juga mencakup kegiatan penanaman komoditas Danau, sungai, waduk atau perikanan
laut. Kegiatan usaha pertanian Perikanan meliputi persiapan penanaman, pemasukan
benih, Pakan obat dan panen. ( Lani puspita, 2012).
Kolam yang tenang (tidak ada aliran air sama sekali) adalah kolam dengan air
yang sangat terbatas keluar masuk kolam, atau kolam yang hanya diisi satu kali sejak
awal tebar hingga masa panen. Meningkatkan volume air sesekali hanya untuk
meminimalkan volume air di kolam. ( Suseno, 2013).
Tambak/kolam adalah lahan yang digunakan untuk menampung air dalam
jumlah tertentu, yang dapat digunakan untuk beternak ikan dan / atau hewan air
lainnya. Menurut pengertian teknis tambak/kolam adalah sejenis air buatan dengan
ukuran terbatas, sengaja dibuat oleh manusia, mudah diatur jumlah airnya, jenis
hewan ternak dan target produksinya. Selain sebagai media hidup ikan, tambak juga
harus dapat menjadi sumber pakan alami bagi ikan, artinya tambak memiliki potensi
untuk menumbuhkan pakan alami. (Susanto, 2016).
Dalam pembuatan tambak perlu diperhatikan faktor-faktor yang dapat
mendorong pertumbuhan belut itu sendiri yaitu suhu, bentuk tambak, kedalaman
tambak, aliran air, pH, intensitas cahaya dan luas sekitar tambak. Dalam pembiakan
belut, diupayakan agar suhu hidup di medium air berkisar antara 180 ° C hingga 270 °
C. Dalam kisaran suhu tersebut ikan akan memiliki daya tahan yang baik dan nafsu
makan yang lebih tinggi. Selain itu nilai pH juga memiliki pengaruh yang besar
terhadap pertumbuhan belut. Untuk hasil terbaik, pH kolam harus antara 6,5-7,5.
(Warta Penelitian Perikanan Indonesia Vol. 4(4): 8-12)

3
Tanah dasar kolam merupakan faktor yang sangat penting (utama) dalam
budidaya ikan, karena mutu bahan dasar TDK sangat berpengaruh terhadap kualitas
air kolam di atasnya dan pada gilirannya akan berpengaruh kuat terhadap kehidupan
(produksi) ikan yang dibudidayakan di dalam kolam tersebut (Hasibuan, 2011).

4
BAB III
METODELOGI KERJA

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum biologi umum ini dilaksanakan pada hari sabtu, 6 Maret 2021 pada
pukul 11.00 – 14.30 bertempat di Budidaya ikan lele Dham Pulo, Ingin jaya, Aceh
besar.

3.2 Alat dan Bahan


Tabel 3.2.1 Alat dan Bahan

No Nama Alat dan Bahan


1 Buku
2 Alat tulis
3 Kamera handphone

3.3 Cara Kerja


1) Praktikum ini dilakukan dengan cara demonstrasi atau dijelaskan oleh
asisten masing-masing.
2) Lalu mengamati kolam/tambak ikan lele.
3) Menulis atau mencatat materi yang disampaikan oleh asisten dan diadakan
sesi tanya jawab dengan asisten.
4) Mengambil gambar atau foto dari kolam/tambak yang sedang kita pelajari.

5
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


No Bahan Dasar Kolam Gambar Keterangan

1 Beton Memiliki keunggulan


dengan perawatan
yang lebih mudah dan
murah. Tidak mudah
rusak,terkikis, ataupun
berlubang. Kualitas air
juga bisa dipantau
dan ikan bisa diawasi
dengan seksama.

2 Bambu/kayu Salah satu keunggulan


budidaya ikan tambak
bambu / kayu adalah
dapat meminimalkan
modal atau dana untuk
pembangunan tambak
budidaya.

6
4.2 Pembahasan
Pasokan oksigen terlarutnya sangat terbatas, sehingga padat. Masa panen.
Meningkatkan volume air sesekali hanya untuk meminimalkan volume air di kolam.
Keadaan ini sangat berbeda dengan kolam karamba di rawa atau danau yang tenang
(tidak ada aliran air). Untuk kolam karamba akan dibahas pada kesempatan lain.
Kolam yang tenang memiliki beberapa kekurangan yaitu:
1. penebaran juga harus dibatasi.
2. Jenis ikan yang dipelihara sangat terbatas, hanya lele dan gurami / gurame,
karena kedua ikan ini mampu mengambil oksigen dari udara dan membawa
masuk ke dalam air sehingga menjadi oaksigen yang terlarut dalam air.
3. Padat penebaran ikan lele lebih banyak dari pada ikan gurami, karena lele
tidak memiliki sisik yang dapat terkelupas seperti pada gurami, ketika ikan
dalam kolam terlalu padat.
4. Kurang tersedianya pakan alami berupa plankton dan hewan renik yang
biasanya ikut masuk bersama sumber air.
5. Kurangnya oksigen terlarut akan mengurangi nafsu makan ikan, sehingga
perlu ditambah supplement penabah nafsu makan.
6. Tidak adanya saluran air masuk dan keluar selama masa pembesaran,
membuat racun dan amonia dari sisa makanan dan kotoran tidak dapat
terbuang keluar, hal ini dapat meracuni ikan jika tidak rajin untuk menyedot
(sifon) sisa makanan dan kotoran dari dasar kolam.
Meskipun terlihat lebih banyak kelemahan dan keterbatasan pada jenis ikan
yang dipelihara, sebenarnya kolam air tenang juga memiliki keuntungan, yaitu
1. Tidak selalu bergantung pada sumber air yang mengalir masuk dalam kolam,
sehingga siapapun dapat membuat kolam air tenang tanpa harus
mempertimbangankan lokasi yang dekat dengan aliran sungai atau sumber air
lainnya.
2. Minimnya ikan kompetitor dan predator pada kolam, karena tidak mampu
beradaptasi dengan oksigen terlarut yang terbatas.

7
Kolam tenang merupakan wadah budidaya ikan yang airnya tergenang. Kolam
tenang menggunakan air tawar sebagai sumber air yaitu sungai, saluran irigasi, mata
air, air hujan, sumur, waduk, danau, dll. Pada tambak yang tenang terjadi proses
ekologi, seperti produksi biomassa nabati melalui fotosintesis tumbuhan atau
tumbuhan air (tumbuhan agung), proses memakan organisme hewani (termasuk ikan),
dan proses pembusukan bahan organik di dasar. Nutrisi di kolam diubah menjadi
nutrisi dengan memecah bakteri.
Komponen kolam tenang antara lain pematang kolam, dasar kolam, saluran
masuk air (inlet), saluran keluar air (outlet), saluran saluran masuk air dan saluran
drainase. Tepian tambak dan dasar tambak berfungsi untuk menahan massa air di
dalam tambak selama mungkin, sehingga ikan dapat bertahan hidup, tumbuh dan
berkembang biak. Pematang dan dasar kolam terbuat dari beton atau tanah konstruksi
kolam. Penggalian kolam dilakukan dengan cara menggali permukaan tanah, dan
penggalian sebelumnya digunakan untuk membangun pematang. Pematangnya
miring, dan kemiringannya tergantung pada jenis tanahnya. Tanah bertekstur halus
(seperti tanah liat) dibuat oleh seorang pematung dan memiliki kemiringan yang lebih
curam. Sebaliknya, tanah yang bertekstur kasar, seperti gundukan berpasir, menjadi
lebih lunak.
Fungsi pintu air kolam adalah untuk masuk ke kolam atau mengeluarkan air
dari kolam. Air yang dimaksud adalah air tawar, kaya oksigen. Air yang dikeluarkan
adalah air kotor di dasar kolam yang mengandung amonia, karbondioksida, dan
produk sisa metabolisme lainnya (produk metabolisme) dalam jumlah besar. Pintu
masuk kolam bisa dibuat dari pralon atau berupa saluran, sedangkan pintu keluar
kolam bisa dibuat dari pralon atau beton. Nozel kolam yang terbuat dari Pralon
disebut bantalan lutut atau tabung ayun. Pipa bisa diguncang ke samping untuk
menentukan ketinggian air di kolam. Salah satu oulet yang terbuat dari beton disebut
monik. Saluran hisap berFungsi pintu air kolam adalah untuk masuk ke kolam atau
mengeluarkan air dari kolam. Air yang dimaksud adalah air tawar, kaya oksigen. Air
yang dikeluarkan adalah air kotor di dasar kolam yang mengandung amonia,
karbondioksida, dan produk sisa metabolisme lainnya (produk metabolisme) dalam

8
jumlah besar. Pintu masuk kolam bisa dibuat dari pralon atau berupa saluran,
sedangkan pintu keluar kolam bisa dibuat dari pralon atau beton. Nozel kolam yang
terbuat dari Pralon disebut bantalan lutut atau tabung ayun. Pipa bisa diguncang ke
samping untuk menentukan ketinggian air di kolam. Salah satu oulet yang terbuat
dari beton disebut monik. Saluran hisap berfungsi untuk mengalirkan air dari sumber
air kolam, dan fungsi saluran pembuangan untuk mengalirkan air dari kolam ke luar.
Saluran masuk dan keluar dibagi menjadi saluran utama (primer), saluran
sekunder dan saluran tersier. Fungsi saluran hisap primer adalah untuk mengarahkan
air dari sumber air (sungai, danau, dll.) Ke saluran inlet sekunder. Saluran masuk
kedua digunakan untuk mengarahkan air ke saluran masuk ketiga, dan saluran masuk
ketiga untuk mengarahkan air ke kolam.
Berdasarkan praktikum lapangan, kolam air tenang yang digunakan bentuk
semi tradisional atau semi intensif. Kolam ini yang bagian dinding pematangnya
terbuat dari beton/tembok, sedangkan dasar kolamnya terbuat dari tanah. Jenis tanh
yang baik untuk membuat kolam ikan adalah yaitu, Tanah liat atau lempung yang
sedikit berpasir (sandy loom), tanah liat ini berkadar liat 35-55% biasanya bersifat
hidup dan mudah dibentuk. Untuk mengetahuinya yaitu dengan cara menggenggam
tanah tersebut (cara ini mungkin cara yang paling efektif). Tanah ini apabila dibentuk
tidak mudah pecah dan tidak melekat ditangan apabila dibentuk sesuatu.
Tanah lempung liat berpasir, terapan atau beranjang dengan kadar liat sekitar
20-35%. Kedua tanah ini sangat kuat untuk menahan air, sehingga cocok untuk
pembuatan kolam budidaya ikan.
Tanah lempung berpasir yang berfraksi kasar dengan kadar liat hanya sekitar
30%. Jenis tanah ini awalnya memang sangat sulit untuk menahan air. Namun lama-
kelamaan dengan pengolahan tanah yang baik dan terus menerus, ditambah adanya
sedimen atau endapan tanah yang terbawa air sungai maka akan timbul daya tahan
akan air. Kolam di daerah pegunungan biasanya tergolong jenis ini, mengandung
banyak pasir tetapi cukup layak dibuat pematang.
Tanah dengan kandungan pasir yang banyak (lebih dari 70%) terutama yang
berbatu tidak cocok untuk dibuat kolam karena tidak bisa menahan air dan sulit

9
dibentuk. Jenis tanah yang demikian masih memungkinkan apabila keseluruhannya
dibeton atau ditrembok.
Bagian dinding pematang terbuat dari beton/tembok bertujuan agar tahan
lebih lama daripada papan dan dasar kolam menggunakan tanah bertujuan untuk ikan
yang dibudididayakan seperti ikan lele yang mana sifat ikan lele yang suka mengali-
gali tanah. Sumber air yang digunakan untuk kolam adalah sumur bor. Untuk
pemebrian pakan pada ikan menggunakan pakan alami dan pakan buatan, seperti
jeroan ayam dan pelet.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat mendesain kolam/tambak
yaitu:
1) Menentukan desain
2) Besar ukuran kolam
3) Lokasi kolam
4) Bahan kolam
5) Sistem filter
Persyaratan teknis konstruksi suatu kolam yang akan digunakan untuk
membudidayakan ikan sebaiknya mempunyai :
Pematang Kolam. Langkah-langkah pembuatan pematang sebagai berikut:
1) Tanah yang akan dipergunakan untuk lokasi perkolaman harus¬lah
dibersihkan dari rumput, batuan dan segala macam kotoran organik maupun
anorganik.
2) Pemasangan propil yaitu rangka bambu untuk mempermudah pembuatan
bentuk pematang yang dikehendaki.
3) Tanah bagian atas setebal 15-20 cm yang biasanya merupakan lapisan humus
digali dan dikumpulkan di suatu tempat. Ini dimaksudkan agar lapisan tanah
yang subur dapat dipergunakan sebagai dasar kolam nantinya. Lagipula
apabila tanah digali biasanya lapisan tanah yang subur ini justru akan
menyebabkan kebocoran kolam apabila ikut tertimbun sebagai pematang.

10
4) Supaya lebih memberikan jaminan kekuatan kolam, alangkah baiknya di
tanah yang akan dijadikan pematang dibuat galian dengan kedalaman 50 cm
dan lebar 50 cm sebagai poros atau sumbu pematang.
5) Kemudian ditimbun tanah baru dari hasil penggalian tanah yang akan
dijadikan kolam.
Desain tanggul kolam renang adalah untuk mencegah air di kolam renang
keluar dari kolam renang. Oleh karena itu, jenis tanah yang digunakan untuk
membuat penghalang kolam renang harus padat dan kedap air, serta tidak mudah
bocor. Jenis tanah yang disukai untuk tepian kolam adalah tanah liat atau lempung
berpasir. Kedua jenis tanah ini dapat diidentifikasi dengan memperhatikan jenis tanah
yang lengket, tidak berpori, tidak retak, dan tahan air. Besar kecilnya tanggul
disesuaikan dengan ukuran kolam renang. Ketinggian tanggul tergantung pada
kedalaman kolam, yang terbaik adalah menanam dasar tanggul pada kedalaman 20
cm dari dasar kolam.

11
BAB V
PENUTUP

5.1 kesimpulan
1. Praktikan dapat mengetahui bagaimana bentuk kolam air tenang.
2. Praktikan dapat mengetahui komponen-komponen yang penting dalam kolam
air tenang.
3. Praktikan juga mengetahui hal-hal yang harus diperhatikan saat desain
kolam/tambak.
4. Praktikan dapat menjelaskan tentang pematang yang bagus untuk
kolam/tambak.
5. Praktikan juga dapat mengetahui tanah yang baik bagi kolam/tambak.

5.2 Saran
Kepada asisten saya mohon untuk menjelaskan lebih detail materi yang dibahas
agar kami lebih mudah mengerti.

12
DAFTAR PUSTAKA

Hasibuan et. al., 2011. Kadar dan intensitas mineral sekunder tanah dasar kolam.
Repositury University Of Riau.

Lani puspita, 2012. Lahan Basah Buatan di Indonesia. Bogor: Wetlands


International – Indonesia Programme

Susanto, 2016. Budidaya Ikan Air Tawar. Kanisius. Jakarta.

Suseno, 2013. Budidaya Mas. Kanisius. Jakarta.

Warta Penelitian Perikanan Indonesia Vol. 4(4): 8-12.

13
LAMPIRAN

Gambar 1. Kolam/tambak

14

Anda mungkin juga menyukai