Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENGELOLAAN WADUK SECARA OPTIMAL

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata kuliah : Ekologi Perairan Terapan
Dosen Pengampu : Pratama Diffi Samuel, S.Pi, M.Ling

Disusun oleh:
Nama : Fadila Rizky Divayanti
NIM : 215080101111011

Kelas M01
Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Brawijaya 2021

Kata Pengantar

Puji syukur Saya panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya Saya dapat
menyelesaikan makalah ini dengan lancar dan tepat waktu. Adapun judul makalah ini adalah
“ Pengelolaan Waduk Secara Optimal ”

Pada kesempatan ini, Saya ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada
Dosen Mata Kuliah Ekologi Perairan Terapan yang sudah memberikan tugas makalah ini.
Saya juga ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang turut serta dalam
membantu pembuatan makalah ini.

Tugas makalah ini merupakan awal yang baik dalam proses studi yang sesungguhnya, oleh
karena keterbatasan waktu dan juga kemampuan Saya, maka kritik dan saran yang
membangun senantiasa saya harapkan, dan semoga makalah ini dapat berguna bagi Saya
khususnya dan membantu memberikan informasi bagi pihak lain yang berkepentingan pada
umumnya.

Rembang, 24 September 2021


Tertanda,

Penulis
2

Daftar Isi Halaman

Sampul.......................................................................................................... i
Kata Pengantar..............................................................................................ii
Daftar Isi.......................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................4
B. Tujuan Makalah.....................................................................................4
C. Rumusan Masalah..................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN
A. Proses Pengelolaan Waduk Secara Optimal.........................................5
B. Pengelolaan Sumberdaya Perairan Waduk Secara Optimal...................8
C. Fungsi Perairan Waduk Secara Optimal.................................................9

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan............................................................................................11
B. Saran.......................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA
3

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemanfaatan sumberdaya alam secara luas dan efisien merupakan tuntunan dalam
pembangunan nasional. Keperluan akan sumberdaya air terus menerus meningkat baik
ditujukan bagi pengairan, keperluan umum dan pemukiman, pengembangan industri,
pembangkit tenaga, perikanan, perhubungan, pariwisata maupun maksud lainnya. upaya
pembendungan DAS, genangan atau bentuk sumberdaya air lainnya telah banyak dilakukan
dalam rangka memenuhi keperluan air dan tenaganya, untuk itu dibentuk waduk
(reservoir/man made lakes). Pembuatan waduk melalui pembendungan aliran sungai pada
hakekatnya akan merubah ekosistem sungai dan daratan menjadi ekosistem waduk.
Perubahan ini akan mempunyai dampak, baik positif maupun negatif terhadap sumberdaya
dan lingkungannya.
Dampak positif maupun negatif yang ditimbulkan adalah sesuai dengan fungsi waduk
tersebut, sedangkan dampak negatif dan permasalahan yang paling menonjol adalah
pemukiman kembali penduduk asal kawasan yang digenangi, pengadaan lapangan kerja,
hilangnya daratan, hutan, perkebunan, dan sumberdaya lainnya termasuk flora, fauna serta
dampak ekologi yang merugikan lainnya baru akan terasa dalam jangka panjang. Oleh sebab
itu, maka pembangunan waduk perlu dinilai dan dikaji dengan memperhitungkan arti dan
peran pentingnya bagi pembangunan ekonomi dan kemudian memantapkan cara dan teknik
pengelolaan sumberdaya perairan waduk agar diperoleh hasil optimal dengan meminimalkan
efek atau dampak negatif yang tidak diinginkan.

B. Tujuan Makalah

 Menjelaskan tentang pengelolaan sumberdaya perairan waduk secara optimal dan


efisien
 Mengetahui sejauh mana pengelolaan perairan waduk yang optimal
 Mengetahui bagaimana cara (proses) dalam pengelolaan waduk agar optimal

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan tujuan makalah, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan, yaitu:


 Bagaimana proses pengelolaan perairan waduk secara optimal
 Hal-hal yang harus dilakukan dalam pengelolaan waduk agar optimal
 Apa Fungsi pengelolaan perairan waduk secara optimal

BAB II
PEMBAHASAN

A. Proses Pengelolaan Perairan Waduk Secara Optimal


Pengelolaan perikanan tangkap meliputi berbagai kegiatan yang ditujukan untuk
memanfaatkan sumberdaya perikanan secara optimal dan berkelanjutan. Dalam pengelolaan
perikanan tangkap, diharapkan kesejahteraan hidup masyarakat dapat meningkat, khususnya
yang berada di sekitar waduk dan mereka yang terkena pembangunan waduk, oleh sebab itu
inventarisasi mengenai keinginan, harapan dan prefensi masyarakat perlu dilakukan. hal-hal
yang perlu diperhatikan agar dicapai tingkat pemanfaatan yang optimal dan berkelanjutan,
adalah :
a.  Pengelolaan Habitat
Pembendungan aliran sungai akan membentuk ekosistem baru yang sangat berlainan
dengan ekosistem sungai. Sungai yang merupakan perairan mengalir sebagai habitat ikan
sungai, akan mengalami perubahan menjadi perairan waduk dan mungkin hanya beberapa
jenis ikan saja yang mampu menyesuaikan diri untuk hidup dan berkembangbiak dalam
menyelesaikan daur hidupnya. Perairan waduk yang terbentuk mungkin hanya cocok sebagai
daerah pertumbuhan, tetapi tidak sebagai daerah pemijahan bagi beberapa jenis ikan asli
sungai, sehingga ikan tersebut hanya dapat tumbuh namun tidak dapat melanjutkan
keturunannya. Oleh sebab itu, maka di dalam pengelolaan sumberdaya perairan waduk, salah
satu hal yang penting untuk diperhatikan adalah kondisi habitat agar habitat baru tersebut
sesuai bagi persyaratan perkembangan populasi ikan untuk menyelesaikan daur hidupnya.
Agar produksi perikanan di perairan waduk meningkat dan sesuai dengan sasaran
yang diharapkan, maka pengelola perikanan harus mampu memanipulasi dan memodifikasi
habitat waduk sehingga sesuai dengan persyaratan yang diperlukan oleh populasi ikan. Hal
ini dapat dilakukan dengan mempertimbangkan pembersihan tumbuhan sebelum waduk
diairi, penyediaan daerah pemijahan dan jalur ikan, pengelolaan daerah hilir bendungan, dan
pengendalian tanaman air.
Terbentuknya suatu waduk berarti wilayah tersebut telah mengalami perubahan
ekosistem, untuk itu perlu dibina dengan cara:
1. mengidentifikasi daerah tersebut menurut tingkat pemanfaatan sumberdaya, maka
pemanfaatan bisa seperti pada daerah padat upaya atau daerah berkembang.
2. penebaran sebaiknya dilakukan setelah perairan tersebut stabil (setelah berumur 5 tahun)
tetapi bila keadaan mendesak/tujuan politik bisa dilakukan sebelumnya.
3. pada daeran waduk sering dimanfaatkan oleh berbagai pihak dengan tujuan masing-
masing, maka untuk pengelolaan perlu dilakukan secara terpadu dan didukung oleh
peraturan-peraturan yang cukup memadai.
5

4. perlu usaha yang intensif sedini mungkin untuk mencegah terjadinya pendangkalan dan
meluasnya gulma.
5. memperkenalkan dan mengembangkan usaha di bidang budidaya ikan.
b. Pengelolaan Populasi Ikan
Perubahan ekosistem sungai menjadi ekosistem waduk akan berpengaruh terhadap
populasi ikan. Pada awal penggenangan, siklus hidup ikan akan terganggu. Jenis ikan yang
dapat beradaptasi dengan lingkungan waduk akan tumbuh dan berkembang biak serta
biasanya merupakan ikan yang mendominasi. Sebaliknya, jenis ikan yang kurang atau tidak
mampu beradaptasi, pada jangka panjang akan menghilang meskipun mungkin pada tahun
pertama penggenangan jumlahnya melimpah.
Ukuran populasi ikan ditentukan oleh laju peremajaan dan pertumbuhan. Apabila
ketersediaan daerah pemijahan dan daerah makanan ikan terbatas maka ukuran populasi akan
semakin menurun. Penurunan tersebut akan dipercepat dengan meningkatnya upaya
penangkapan.
Perikanan waduk bertujuan untuk meningkatkan produksi ikan dan mempertahankan
produksi tersebut pada tingkat produktivitas maksimumnya, oleh sebab itu maka pengelolaan
populasi ikan harus ditujukan bagi tercapainya kondisi perairan yang sesuai untuk
pertumbuhan dan perkembangan populasi ikan yang diharapkan.
Berdasarkan uraian di atas, maka di dalam pengelolaan populasi ikan di waduk, harus
mempertimbangkan kondisi lingkungan, faktor-faktor yang membatasi ukuran populasi dan
tujuan serta sasaran perikanan waduk.
Teknik-teknik yang dapat dilakukan dalam pengelolaan populasi ikan untuk mencapai
tingkat produksi ikan yang tinggi antara lain : pemberantasan jenis ikan yang tidak disukai,
introduksi dan penebaran, pengaturan permukaan air dan pencegahan serta pengendalian
hama penyakit dan parasit.
c.  Pengelolaan Penangkapan
Pola usaha penangkapan ikan yang dikembangkan di suatu perairan waduk harus
didasarkan pada pengetahuan tentang populasi ikan seperti formasi populasi, dinamika
populasi, kelimpahan stok dan biomass, dan produksi maksimum lestari yang dapat dicapai.
Usaha penangkapan diarahkan pada rasionalisasi pemanfaatan sumber yang optimal
dengan memperhatikan kelestarian sumber. Dengan sasaran itu, maka pola pembinaan
pengelolaan di daerah padat menurut Widana dan Martosubroto (1986) dilakukan dengan
upaya sebagai berikut :
1. pembatasan upaya baik jumlah alat tangkap maupun musim penangkapan.
2. pembatasan ukuran mata jaring atau alat lain

3. membangun reservat baru dan meningkatkan fungsi reservat yang sudah ada, serta perlu
adanya pengawasan terhadap kegiatan nelayan yang merugikan fungsi reservet tersebut dan
perlu adanya penyuluhan tentang arti penting suatu reservat.
4. mengadakan penebaran yang harus ditunjang dengan penyediaan benih yang cukup dengan
jalan meningkatkan fungsi BBI lokal.
5. mengingat perairan waduk merupakan peranan yang tertutup dan dibeberapa tempat
dimanfaatkan untuk berbagai tujuan, maka pengelolaan harus dilaksanakan secara koordinatif
dan terpadu dengan ditunjang oleh peraturan yang memadai.
6. diversivikasi usaha kebidang lain, terutama kebidang usaha budidaya di perairan waduk.
7. perlu penyuluhan yang intensif kepada masyarakat mengenai pentingnya kelestarian sumber.

Teknik penangkapan yang diterapkan harus didasarkan pada teknologi tepat guna, yaitu
teknologi yang sedarhana, mudah diterapkan, rancang bangunnya tidak memerlukan
pengetahuan yang tinggi, produktivitasnya tinggi tetapi tidak merusak sumberdaya perikanan.
Sebagai contoh, di waduk Jatiluhur, penangkapan ikan dengan jaring insang menggunakan
bahan pelampung yang terbuat dari styrofoam bekas, potongan kayu atau bambu. Jumlah,
jenis dan tipe alat tangkap yang digunakan harus disesuaikan dengan potensi sumberdaya
ikan dan daya pulih stok. Jenis alat tangkap yang umumnya banyak digunakan di perairan
waduk adalah: jaring insang, rawei, jala, dan pancing.
Penggunaan alat tangkap ikan yang menggunakan arus listrik, bahan peledak atau racun
(bahan-bahan yang bersifat toksik) harus dilarang karena akan memusnahkan stok ikan mulai
dari larva hingga dewasa, serta biota lainnya. Penggunaan alat tangkap yang sifatnya
menguras stok ikan seperti pukat harimau harus dilarang sebab selain menangkap ikan tidak
selektif, juga dapat merusak habitat biota dasar perairan.
Pengendalian penangkapan ikan antara lain dapat dilakukan dengan cara:
1. Menetapkan daerah dan musim atau bulan larangan penangkapan ikan, yang bertujuan untuk
memberi kesempatan ikan berkembang biak dan bertumbuh.
2. Pengaturan ukuran terkecil yang boleh ditangkap, yaitu dengan penetapan ukuran terkecil mata
jaring insang dan ukuran mata pancing rawai yang boleh dipakai oleh nelayan.
3. Pengaturan upaya penagkapan, misalnya dengan mengatur jumlah nelayan atau unit alat
tangkap.
4. Larangan penggunaan alat tangkap ikan yang dapat membahayakan kelestarian sumberdaya
perikanan, misalnya larangan penggunaan bahan peledak dan bahan beracun berbahaya (B3),
alat tangkap berarus listrik dan pukat harimau.
7

d. Pengelolaan Budidaya
Pengelolaan budidaya ikan harus ditujukan untuk mendapatkan produksi ikan optimal
dengan tetap memperhatikan daya dukung dan kelestarian sumberdaya perairan. Prinsip dari
budidaya ikan adalah pemeliharaan ikan pada kondisi perairan yang dapat dikendalikan
lingkungannya. Waduk merupakan salah satu perairan umum yang mempunyai wilayah yang
memenuhi syarat untuk budidaya ikan. Saat ini budidaya yang masih cocok untuk perairan
waduk adalah pemeliharaan ikan dalam keramba jaring apung. Keramba jaring apung
merupakan salah satu jenis usaha keramba yang dominan yang diusahakan oleh petani.
Jika ditinjau dari segi ketersediaan sumberdaya pertanian, profitabilitas usaha dan
pasar, terutama pasar ekspor, usaha keramba jaring apung mempunyai prospek untuk
dikembangkan dan merupakan lapangan pekerjaan yang penting bagi masyarakat di
sekitarnya. Ada indikasi bahwa usaha keramba jaring apung bersifat terintegrasi mulai dari
penyediaan benih, usaha pembesaran ikan hingga pemasaran mempunyai profitabilitas yang
lebih tinggi (Manurung, 1997).
Lebih lanjut Manurung (1997), mengemukakan bahwa usaha budidaya keramba jaring
apung relatif baru dikenal oleh petani Indonesia yakni sejak 1974. Usaha ini pada awalnya
dicoba di waduk Jatiluhur oleh Lembaga Penelitian Perikanan Darat. Pemanfaatan waduk
untuk usaha perikanan dengan keramba lebih berkembang di Jawa dibanding dengan daerah
lain di Indonesia.
Tujuan utama budidaya ikan adalah optimasi produksi ikan pada tingkat biaya yang
minimum, oleh kerenanya setiap budidayawan harus tahu dan menguasai seluruh konsep
sistem budidaya dan secara efektif dapat mengendalikan setiap tahapan operasional budidaya
yang dimulai dari tahap pembuatan unit budidaya dan pemilihan lokasi untuk budidaya ikan
meliputi faktor fisik, kimia, dan biologi perairan, kemudahan jangkauan dan ketersediaan
sarana dan prasarana, serta faktor keamanan.
Menurut Krismono (1995) bila pada perairan waduk dan danau sudah ditentukan
kawasan budi dayanya, maka pemanfaatan zona budidaya perairan hasil penentuan tata ruang
harus memperhatikan syarat-syarat atau catatan-catatan khusus tentang lingkungan
sumberdaya perairan tersebut, yang meliputi:
1. luas zona budidaya, kedalaman, arus air, kecerahan dan tingkat tropik (daya dukung
sumberdaya perairan)
2. Ketinggian, musim dan sifat khusus, misalnya umbalan.

B.  Pengelolaan Sumberdaya Perairan Waduk Secara Optimal


Perencanaan pengelolaan perairan waduk secara optimal merupakan salah satu alternatif
bentuk pengelolaan yang diharapkan dapat dikembangkan dan diterapkan di waduk tersebut
agar tercapai pemanfaatan sumberdaya perairan waduk secara optimum dan berkelanjutan
dengan tetap mempertimbangkan peningkatan kesejahteraan hidup masyarakat di sekitarnya.

8
Menurut Krismono (1998), untuk menjaga kelestarian sumberdaya perairan dan
kesinambungan usaha perikanan, maka perlu diperhatikan dan dipelajari beberapa hal, antara
lain :
1. Jenis perairan, sehingga diketahui pola kelakuannya
2. Letak tata ruang dari budidaya ikan diperairan waduk/danau karena pada danau
vulkanik/tektonik, tempat terjadinya umbalan biasanya tidak total.
3. Musim, berdasarkan pengalaman, kematian pada waktu-waktu tertentu misalnya di perairan
waduk pada saat awal musim hujan (pada air rendah), sehingga pada saat tersebut harus
mengurangi jumlah pemeliharaan ikan.
4. daya dukung perairan umumnya pada saat air tinggi (Maret-Agustus) lebih tinggi, sehingga
jumlah pemeliharaan ikan dapat lebih tinggi.

C.Fungsi Perairan Waduk Secara Optimal


Perikanan merupakan fungsi sekunder dari pembangunan waduk, oleh karena itu,
pengelolaan waduk secara terpadu, masyarakat yang tergusur dapat bekerja dalam kegiatan
perikanan baik kegiatan di waduk itu sendiri, maupun kegiatan perikanan di sekitar waduk,
terutama daerah yang mendapat sistem pengairan dari waduk tersebut. Pengembangan
perikanan di waduk dapat memberikan kontribusi yang optimal jika diterapkan suatu bentuk
atau pola pengelolaan perikanan yang rasional dan terpadu sesuai dengan fungsi waduk yang
bersifat serbaguna (Kartamihardja, 1993).
Pengelolaan sumberdaya perairan waduk secara terpadu yang bisa dilakukan di luar
sektor perikanan, antara lain :
1. Pengelolaan sumber tenaga listrik (kawasan berbahaya);
kawasan ini merupakan daerah tertutup untuk kepentingan umum. Pada kawasan ini pula
dibentuk untuk melindungi instalasi penting dan bendungan utama. Arealnya biasanya
ditentukan meliputi luasan dengan jarak 1 km dari titik tengah bendungan dan batasnya berupa
pelampung dengan warna mencolok.

2. pengelolaan kawasan wisata dan olah raga;


kawasan ini dimanfaatkan untuk rekreasi air (pariwisata) seperti perahu dayung,
pemancingan, ski air, dan lain-lain.

3. Pengelolaan kawasan yang dilindungi;


kawasan ini juga merupakan kawasan yang tertutup bagi kegiatan perikanan dan kegiatan
lain yang dapat mengganggu kelestarian populasi ikan. Kawasan ini dapat merupakan daerah
pemijahan (spawning ground) dan daerah asuhan (nursery ground) sehngga memungkinkan
perlindungan bagi induk-induk ikan untuk berkembang biak dan mengasuh anaknya. Kawasan
ini perlu ditinjau ketepatannya secara berkala, sebab mungkin saja perubahan ekologis waduk
telah merubah pola kebiasaan hidup ikan.

Pengelolaan perairan waduk sebagai salah satu sumberdaya alam, untuk keperluan lain di luar
perikanan, diarahkan untuk menjaga keserasian antara kegiatan-kegiatan manusia dan
pembinaan mutu lingkungannya. Sebagai modal dasar, sumberdaya alam harus dimanfaatkan
sepenuhnya tetapi dengan cara-cara yang tidak merusak. 
10

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

 konsekuensi adanya pembendungan aliran sungai untuk membentuk suatu waduk


dapat merubah ekosistem sungai dan daratan menjadi ekosistem waduk, hal tersebut
menimbulkan dampak positif maupun negatif terhadap sumberdaya dan lingkungan.
Sehingga diperlukan pembinaan waduk secara optimal dan terpadu. Ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan agar tingkat pemanfaatan optimal dan berkelanjutan, antara
lain: pengelolaan habitat, pengelolaan populasi ikan, pengelolaan penangkapan,
pengelolaan budidaya dan operasional budidaya. Di samping itu, perlunya kita
menjaga kelestarian sumberdaya perikanan dan kesinambungan usaha perikanan,
dengan memperhatikan hal-hal seperti: jenis perairan, letak tata ruang dari budidaya
ikan di perairan waduk/danau, musim, serta daya dukung perairan.

 Pengelolaan sumberdaya waduk secara optimal dapat dilakukan melalui usaha-usaha


di bidang sektor perikanan, seperi perikanan tangkap dan budidaya, sedangkan
pengelolaan sumberdaya waduk secara optimal, dilakukan dengan cara pengelolaan di
luar sektor perikanan, yang dilakukan untuk mendukung suatu program pengelolaan
yang efektif guna menjamin produksi ikan yang optimum dan berkelanjutan dengan
tidak mengabaikan peningkatan kesejahteraan hidup masyarakat di sekitarnya.

B. Saran

 Marilah Kita meningkatan kwalitas Pengelolaan sumberdaya perairan waduk secara


optimal dan terpadu.
 Tingkatkan mutu Pengelolaan sumberdaya perairan waduk secara optimal.
 Tingkatkan kompetensi sumberdaya manusia di bidang Pengelolaan sumberdaya
perairan waduk secara optimal.
11
Daftar Pustaka

1. https://scholar.google.com/scholar?
cluster=11101911825929642332&hl=id&as_sdt=2005&sciodt=0,5&scioq=pengelolaan+wad
uk

2. https://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/41455

3. http://ojs.unimal.ac.id/acta-aquatica/article/view/1200

4. https://www.academia.edu/download/56272415/39-69-1-SM.pdf

5. https://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/4137912
12

Anda mungkin juga menyukai