Anda di halaman 1dari 6

Pengaruh Pasang Surut terhadap Organisme Laut di Zona Intertidal

Muhammad Halim
Kuliah Deskripsi Oseanografi
Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor

1. Pendahuluan titik ke pusat bulan maka semakin besar


Pasang surut adalah suatu gaya tarik bulan terhadap titik tersebut,
fenonema naik turunnya muka air laut gaya ini arahnya ke arah pusat bulan.
yang disertai dengan adanya gerakan b. Gaya Centrifugal
horizontal dari massa air laut secara Gaya centrifugal adalah gaya yang
periodik. Pasang surut timbul karena bekerja disetiap titik di dalam dan di
adanya pengaruh gaya tarik menarik dari permukaan bumi yang besarnya sama
benda-benda langit (terutama bulan dan (konstan) dan arahnya menjauhi bulan.
matahari) terhadap bumi. Periode pasang c. Gaya Pembangkit Pasut
surut air laut sekitar 12,4 jam atau 24,8 Secara keseluruhan gaya tarik
jam (Safwan Hadi, 2002). bulan selalu diimbangi oleh gaya
Teori equilibrium tide adalah teori centrifugal. Keseimbangan antara dua gaya
yang menjelaskan mekanisme ini membuat bumi dan bulan berada pada
pembentukan pasang surut, didalam teori posisinya masing-masing. Tetapi disetiap
ini, dianggap seluruh permukaan bumi titik tidak selalu gaya tarik bulan
ditutupi oleh laut dan laut memberikan diimbangi oleh gaya centrifugal. Resultan
respon yang segera terhadap gaya-gaya dari gaya tarik bulan dan gaya centrifugal
yang mempengaruhi permukaannya, dan membentuk suatu gaya yang disebut gaya
permukaan laut selalu dianggap dalam pembangkit pasut (tide generating force).
keseimbangan dengan gaya-gaya yang Gaya pembangkit pasut ini yang
bergerak padanya. Ada tiga gaya yang menyebabkan terjadinya siklus pasang dan
berperan dalam pembentukan pasang surut (Safwan Hadi, 2002).
surut, yaitu : Faktor pasang surut yang terjadi di
a. Gaya Tarik Gravitasi bumi membentuk suatu zona yang disebut
Gaya tarik gravitasi diartikan, dengan zona intertidal. Zona intertidal
setiap titik di permukaan bumi mengalami merupakan zona yang masih dipengaruhi
gaya tarik bulan ; gaya ini berbanding oleh aktifitas pasang surut air laut, dimana
terbalik dengan jarak titik pangkat dua wilayah ini diukur berdasarkan pasang
terhadap pusat bulan, semakin dekat jarak tertinggi (high tide) sampai surut terendah
(low tide) (Gambar 1). Zona intertidal (intertidal) membutuhkan adaptasi khusus
terdiri dari pantai berpasir, wet land (tanah agar dapat bertahan hidup dalam kondisi
basah) dan tebing berbatu yang merupakan lingkungan yang cukup ekstrim.
habitat yang baik untuk berbagai jenis Perubahan parameter lingkungan seperti
organisme yang tinggal disubstrat sedimen salinitas, suhu kadar oksigen (DO),
(Nybakken 1992). intensitas cahaya, arus, dan gelombang
akan mempengaruhi cara organisme dalam
beradaptasi agar dapat bertahan hidup di
zona intertidal (Brotowidjoyo et al 1999).

2. Dampak Pasang Surut Terhadap


Organisme Laut
Biota-biota yang hidup di laut juga
dipengaruhi faktor oseanografi yaitu
pasang surut. Berikut beberapa contoh
biota laut yang kehidupannya dipengaruhi
oleh pasang surut air laut.
Gambar 1. Zona Intertidal (Sumber: A. Kepiting Bakau (Scylla serrata)
Wallay, 2011).
Siklus pasang surut yang terjadi di
zona intertidal akan mempengaruhi tingkat
keragaman biota (biodiversitas) di wilayah
intertidal tersebut, hal ini diakibatkan oleh
perbedaan faktor lingkungan yang secara
fisik mempengaruhi tipe habitat dan
karakteristik khusus dari biota yang tinggal
di wilayah intertidal. Menurut Zimecki
(2006), perubahan sistem hormonal pada Gambar 1. Kepiting Bakau (Scylla serrata)
phylogenesis seperti pada insekta dan Sumber gambar: Animal Diversity Web
(http://animaldiversity.org/)
vertebrata tingkat rendah dipengaruhi oleh
Kejadian pasang surut air laut akan
siklus bulan yang mana pelepasan
mempengaruhi proses molting pada
neurohormone diduga ditrigger (dipacu)
kepiting bakau; proses molting pada
oleh radiasi elektromagnetik dan atau
kepiting bakau umumnya terjadi ketika
tarikan gravitasi dari bulan. Biota-biota
bulan setengah, yang mana pada saat bulan
yang hidup di zona pasang surut
setengah dominan terjadi pasang perbani langsung terhadap pola hidup kepiting
(pasang rendah); sebaliknya ketika bulan biola; ketika air laut surut kepiting biola
purnama dan bulan mati yang mana pada akan keluar dari lubang untuk mencari
saat itu dominan terjadi pasang tinggi makan di area terbuka, sedangkan ketika
maka proses molting dari kepiting bakau air laut pasang maka kepiting biola akan
akan menurun. Mengapa hal tersebut kembali ke dalam lubang serta menutup
terjadi? Salinitas juga menjadi faktor pintu masuk dengan subtrat, agar air laut
penentu dalam proses molting kepiting tidak masuk secara langsung ke dalam
bakau, aktivitas molting akan menurun lubang.
ketika pasang tinggi karena banyaknya
C. Kepiting Hijau (Carcinus sp)
masukan air laut yang membuat
meningkatnya salinitas kawasan intertidal,
salinitas yang lebih besar dari 30 ppt
membuat aktivitas molting kepiting bakau
akan menurun.

B. Kepiting Biola (Uca sp)

Gambar 3. Kepiting Hijau (Carcinus sp)


Sumber gambar: www.exoticsguide.org
Kepiting hijau dari genus Carcinus
merupakan salah satu biota yang
habitatnya di zona pasang surut (zona
intertidal). Kepiting hijau akan tinggal di
Gambar 2. Kepiting Biola (Uca sp)
bawah batu atau di lubang-lubang ketika
Sumber gambar: Animal Diversity Web
(http://animaldiversity.org/) air laut surut ini dilakukan untuk

Kepiting biola dari genus Uca menghindar dari predator berupa burung

merupakan salah satu biota penghuni zona laut seperti burung camar; sedangkan

pasang surut (zona intertidal) yang hidup ketika air laut pasang dan pada malam hari

di dalam lubang-lubang. Proses pasang kepiting hijau akan keluar dari bawah batu

surut air laut memberikan pengaruh secara dan lubang-lubang untuk beraktivitas
seperti mencari makan.
Gambar 5. Mytilus californianus
Sumber gambar: www.marinespecies.org
Kerang Mytilus californianus
adalah penghuni daerah intertidal yang
D. Ikan Duyung (Dugong dugon)
sangat bisa hidup ketika terjadi perubahan
suhu tubuh yang diakibatkan oleh siklus
pasang surut. Ketika terjadi pasang surut
maka secara langsung akan menaikkan
suhu karena tubuhkan akan terpapar oleh
sinar matahari. Kerang yang hidup di
bagian zona intertidal yang terendam oleh
air akan melakukan adaptasi dengan cepat
Gambar 4. Ikan Duyung (Dugong dugon)
Sumber gambar: greatbarrierreefs.com.au yaitu dengan mengeluarkan fosfolipid
Ikan duyung (Dugong) merupakan sebagai penyusun membran yang
salah satu vertebrata yang memanfaatkan dihasilkan oleh insang. Fosfolipid ini
zona intertidal sebagai tempat mencari merupakan komponen utama dalam
makan. Hal ini dikarenakan lamun sebagai penyusun membran sel dimana membran
bahan makanan utama terdapat di zona sel adalah penghalang semi-berpori antara
intertidal. Pasang surut air laut sangat isi sel dan lingkungan luar yang permeable
mempengaruhi aktivitas makan dugong, terhadap beberapa molukel tertentu.
pada saat pasang dugong akan mengikuti Tujuan dari dikeluarkannya
arus pasang menuju ke zona intertidal fosfolipid adalah untuk mengimbangi
untuk mencari makan di ekosistem padang variasi panas yang terjadi selama siklus
lamun; sedangkan ketika terjadi surut pasang surut, dan fosfolipid yang
maka dugong akan kembali ke laut. dihasilkan oleh kerang Mytilus
californianus juga berfungsi untuk
E. Mytilus californianus 
mencegah fluktuasi suhu ketika terjadi
arus pasang yang membuat perubahan
suhu dari panas menjadi dingin karena ada
masukan air yang dibawa oleh arus
pasang; dengan demikian fungsi dari
fosfolipid yang dihasilkan oleh kerang
Mytilus californianus adalah untuk
mempengaruhi sistem kekebalan
tubuhnya; dan untuk meningkatkan Perairan dan Budidaya Air. Liberty:
kemampuan adaptasi dengan stress yang Yogjakarta. 258 halaman.

diakibatkan oleh perubahan lingkungan Fujaya, Yushinta & Nur Alam. 2012.
Pengaruh Kualitas Air, Siklus Bulan, dan
yang ekstrem seperti perubahan Pasang Surut Terhadap Molting dan
lingkungan yang diakibatkan oleh siklus Produksi Kepiting Cangkang Lunak (soft
shell crab) di Tambak Komersil. Ikatan
pasang surut.
Sarjana Oseanologi Indonesia.
3. Kesimpulan Hadi, Safwan. 2010 Pengantar
Oseanografi Fisis. Institut Teknologi
Pasang surut merupakan
Bandung (ITB). Bandung. 218 halaman
pergerakan massa air laut secara periodik
http://www.marinespecies.org/ World
yang disebabkan oleh adanya gaya-gaya Register of Marine Species
pembangkit pasut yaitu, gaya tarik http://www.greatbarrierreefs.com.au
gravitasi, gaya centrifugal, dan gaya http://www.exoticsguide.org
pembangkit pasut. Pasang surut yang http://animaldiversity.org/ Animal Diversity
terjadi di muka bumi membentuk suatu Web

zona yaitu zona intertidal (zona yang Nyabaken J W. 1992. Biologi Laut Suatu
Pendekatan Ekologis. PT. Gramedia.
masih dipengaruhi faktor pasang surut. Jakarta.
Zona intertidal merupakan sebuah zona Palmer D. Jhon. 1973. Tidal Rhythms: The
yang menjadi habitat berbagai organisme Clock Control of The Rhythmic Physiology
of Marine Organisms. Department of
laut; biota-biota seperti kepiting bakau Biology, New York University, New
(Scylla serrata), kepiting biola (Uca sp), York, N. Y. 10003, U.S.A.
kepiting Hijau (Carcinus sp), ikan duyung Priosambodo D, Nadiarti Nurdin, Khairul
(Dugong), kerang dari jenis Mytilus Amri, Yusran Nurdin Massa, Amrullah
Saleh. 2017. Penampakan Duyung
californianus, dll banyak hidup di zona (dugong sighting) di Kepulauan
intertidal. Biota-biota yang hidup di zona Spermonde Sulawesi Selatan. Jurnal
Spermonde (2017) 3(1): 20-28 ISSN:
intertidal memerlukan adaptasi khusus 2460-0156.
agar dapat bertahan dalam kondisi
Williams, E Eugene & George N Semero.
lingkungan yang ekstrim, hal ini
1996. Seasonal-, tidal-cycle- and
dikarenakkan di zona intertidal akan microhabitat-related variation in
terjadi perubahan parameter lingkungan membrane order of phospholipid vesicles
from gills of the Intertidal mussel mytilus
secara terus-menerus. californianus. The Journal of Experimental
Biology 199, 1587–1596 (1996)
Daftar Pustaka
Wallay, D J 2011. Adaptasi Organisme
Brotowidjoyo D Mukayat, T Djoko, dan Bentik di Zona Intertidal. Jurnal Bimafika
Eko. 1999. Pengantar Lingkungan Vol 3: 224-249.
Zimecki M. 2006. The lunar cycle: effect
on human and animal behavior and
physiology. Postepy Hig Med Dosw (on
line): 60: 1-7

Anda mungkin juga menyukai