Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah subhanahu wata’ala  karena dengan rahmat-


Nya, makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Penulis juga berterima kasih pada
semua pihak yang telah berkontribusi dalam menyelesaikan makalah ini, terutama
untuk Orang Tua, Dosen Pembimbing Mata Kuliah Oseanografi Biologi, Ibu Dr.
Susanna Nurdjaman, MT., serta teman-teman yang banyak memberikan masukan
baik materi maupun pikirannya,
            Dan harapan penulis adalah semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk kedepannya dapat
memperbaiki bentuk maupun menambah agar lebih baik lagi.
            Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman yang ada,  penulis
yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu sangat
diharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.
                                   
                                                                                                                         
                                                                                                                                              

Jambi

                                                                                                                       
Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB III PEMBAHASAN
2.1 Beberapa Pengertian
2.2 Ciri-Ciri Bentos 5
2.3 Karakteristik Benthic-Zone
2.4 Klasifikasi Bentos
2.5 Peran Bentos bagi Perairan
2.6 Jenis-jenis Benthos
BAB II PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang


Laut (perairan) merupakan permukaan bumi paling besar di bumi
dibandingkan dengan daratan, sekitar 71% dari permukaan bumi merupakan
perairan, apalagi di Indonesia memiliki wilayah laut yang begitu luas dan tak
heran jika di juluki sebagai negara maritime karena wilayah lautnya lebih luas
dibanding wilayah daratnya. Laut merupakan sebuah ekosistem besar yang di
dalamnya terdapat interaksi yang kuat antara faktor biotik dan abiotik. Interaksi
yang terjadi bersifat dinamis dan saling mempengaruhi. Lingkungan menyediakan
tempat hidup bagi organisme-organisme yang menempatinya sebaliknya makluk
hidup dapat mengembalikan energi yang dimanfaatkkannya ke dalam lingkungan.
            Organisme di dalam air sangat beragam dan dapat diklasifikasikan
berdasarkan bentuk kehidupannya atau kebiasaan hidupnya yaitu: bentos,
Periphyton, Plankton, Nekton dan Neuston. Organisme-organisme yang hidup di
dalam laut memiliki banyak sekali manfaat baik secara langsung maupun tidak
langsung. Salah satunya adalah sebagai parameter biologi untuk kualitas air laut.
Parameter biologi juga sangat perlu untuk dipahami oleh pembudidayaan ikan
karena beberapa jasad renik bermanfaat untuk budidaya ikan khususnya larva
untuk hidup, tumbuh dan berkembang.
            Bentos menjadi salah satu organisme yang sangat melimpah di lautan.
Sebagai organisme yang hidup di dasar laut, bentos  merupakan salah satu
organisme yang beragam dan memiliki peran di lautan.
            Oleh karena itu, penulis  ingin membahas mengenai  organisme bentos
untuk mengetahui lebih dalam mengenai definisi, peran, dan dampaknya terhadap
perairan.

1.2  Tujuan
1.      Mengetahui definisi dari bentos
2.      Mengetahui ciri-ciri bentos
3.      Mengetahui karakteristik benthic-zone
4.      Mengetahui klasifikasi bentos
5.      Mengetahui peran bentos diperairan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Benthos merupakan kelompok organisme yang hidup di dalam atau di
permukaan sedimen dasar perairan. Bentos memiliki sifat kepekaan terhadap
beberapa bahan pencemar, mobilitas yang rendah, mudah ditangkap dan memiliki
kelangsungan hidup yang panjang. Oleh karena itu peran bentos dalam
keseimbangan suatu ekosistem perairan dapat menjadi indikator kondisi ekologi
terkini pada kawasan tertentu (Nyabakken,1992).
Bentos merupakan organisme yang hidup dibagian dasar perairan atau
hidup didasar endapan (demersal). Komunitas fauna bentik ini terdiri dari empat
kelompok yaitu Mollusca, Polychaeta,Crustaceae dan Echinodermata. Keberadaan
bentos dibentuk dari sifat fisik lingkungannya yang berbeda-beda sehingga terjadi
kelompok-kelompok biota (Brotowidjoyo, 1990).
Organisme dasar perairan (benthic organism) dapat digunakan
sebagaiindikator stabilitas lingkungan perairan. Ekosistem perairan dengan tingkat
keragaman jenis yang tinggi akan lebih stabil dan kurang terpengaruh oleh
tekanan dari luar dibandingkan dengan ekosistem dengan keragaman yang rendah
(Odum, 1995).
Keragaman jenis merupakan parameter yang sering digunakan untuk
mengetahui tingkat kestabilan yang mencirikan kekayaan jenis dan keseimbangan
suatu komunitas. Menurut Widodo (1997), faktor-faktor yang mempengaruhi
keragaman jenis dan dominasi antara lain kerusakan habitat alami, pencemaran
kimiawi, dan perubahan iklim.
Peranan BenthosBentos memegang peranan yang penting dalam komunitas
perairan, terutama dalam proses mineralisasi dan pendaurulangan bahan organik.
Selain itu dalam rantai makanan, hewan bentos menempati tingkat rantai makanan
(tropik-level) kedua dan ketiga. Sebagai konsumer tingkat pertama, hewan bentos
terdiri dari pemakan tingkat tinggi dan sebagai konsumer kedua, hewan bentosa
hanya bisa memangsa zooplankton atau sesame hewan bentos lainnya (Dahuri,
Ginting dan Sitepu,1996).
Menurut (Widyastuti, 1983 dalam Rosmiati, 1998), bahwa komposisi
makrozoobentos meliputi keanekaragaman jenis, keseragaman dan kelimpahan
relative serta hubungannya dengan kualitas suatu perairan. Hubungan ini
didasarkan atas kenyataan bahwa tidak seimbang lingkungan akan turut
mempengaruhi kehidupan suatu organisme yang hidup pada suatu perairan
sebagai contoh pengurangan jenis spesies tertentu yang diikuti dengan
melimpahnya jumlah individu yang lain, menunjukan telah tercemarnya suatu
perairan.Berdasarkan ukuran organisme bentos dikelompokkan yakni
makrozoobentos, jika ukuran tubuhnya > 0,5 mm, hewan meibentos 0,5 mm
mikrobentos yang berukuran < 0,5 mm. Makrobentos sudah dapat diperoleh
dengan sedikit rumit, yaitu dengan menggunakan alat-alat khusus serta dapat
diidentifikasi dengan memakai alat-alat khusus seperti lup dan atau mikroskop
(Koendeigh, 1980).
Kelompok organisme yang dominan yang menyusun makrozoobentos adalah dari
kelompok Polychaeta, Crustacea, Echinodermata dan Moluska. Polychaeta
banyak terdapat sebagai organisme pembentuk tabung dan penggali, Crustacea.
terutama golongan Ostracoda yang umumnya mendiami daerah permukaan.
Molusca biasanya terdiri dari spesies-spesies Bivalvia dan beberapa Gastropoda
yang hidup dipermukaan, serta Echinodermata terutama dari bintang laut atau
bintang ular (Haslindah, 2003). Bentos seperti organisme yang lain, terbagi dalam
beberapa golongan. Berdasarkan ukuran organisme bentos termasuk dalam
golongan makrozoobentos jika mampunyai ukuran sebesar 0,5 mm (Levington,
1982 dalam Arifin 1997), selanjutnya (Hutabarat dan Evans 1992) menyatakan
bahwa bentos yang berukuran 1 mm disebut makrobentos. Peranan penting
makrozoobentos tersebut adalah karena mampu mengurai materi-materi organik
autokhon dan alokthon, sehingga memudahkan mikroba-mikroba untuk mengurai
organik menjadi materi anorganik yang merupakan nutrien bagi produsen
perairan. Penguraian materi-materi organik tersebut oleh Hewan Makrobentos
dilakukan oleh kelompok : 1.Kelompok dipteral dan plecoptera (shredder),
detritivor partikel organik kasar2.Kelompok ephemeroptera, dipteral dan
oligochaeta akuatik (collector) sebagai detrivor partikel organik halus 3.Kelompok
gastropoda dan oligochaeta (scraper) sebagai herbivore tumbuhan air.4.Kelompok
dipteral, plecoptera dan hirudinea (predator) sebagai karnivor bentos dalam
perairan. 5.Komposisi Substrat dalam Ekosistem SungaiKeberadaan suatu
organisme dalam ekosistemnya tergantung pada keadaan lingkungan tersebut
(Leibig, 1840 dalam Zoer’aini 1992).
Makrozoobenthos sebagai Indikator Pencemaran LingkunganWilayah perairan
merupakan media yang rentan terhadap pencemaran.Berbagai jenis pencemar baik
yang berasal dari sumber perumahan, industri, gejala alam, dan lainnya banyak
memasuki badan air. Setelah terakumulasi maka secara langsung ataupun tidak
langsung pencemar tersebut akan berpengaruh terhadap kualitas air (Allard and
Moreau, 1987).
Zoobentos merupakan hewan yang sebagian atau seluruh siklus hidupnya berada
di dasar perairan, baik yang sesil, merayap maupun menggali lubang. Organisme
yang termasuk makrozoobentos diantaranya adalah: Crustacea, Isopoda,
Decapoda, Oligochaeta, Mollusca, Nematoda dan Annelida. Klasifikasi benthos
menurut ukurannya : Makrobenthos merupakan benthos yang memiliki ukuran
lebih besar dari 1 mm (0.04 inch), contohnya cacing, pelecypod, anthozoa,
echinodermata, sponge, ascidian, and crustacea. Meiobenthos merupakan benthos
yang memiliki ukuran antara 0.1 - 1 mm, contohnya polychaete, pelecypoda,
copepoda, ostracoda, cumaceans, nematoda, turbellaria, dan foraminifera.
Mikrobenthos merupakan benthos yang memiliki ukuran lebih kecil dari 0.1 mm,
contohnya bacteri, diatom, ciliata, amoeba, dan flagellate (Cummins,1975).
Hewan bentos hidup relatif menetap, sehingga baik digunakan sebagai petunjuk
kualitas lingkungan, karena selalu kontak dengan limbah yang masuk ke
habitatnya. Kelompok hewan tersebut dapat lebih mencerminkan adanya
perubahan faktor-faktor lingkungan dari waktu ke waktu karena hewan bentos
terus menerus berada dalam air yang kualitasnya berubah-ubah.Keberadaan
hewan bentos pada suatu perairan, sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor
lingkungan, baik biotik maupun abiotik. Faktor biotik yang berpengaruh
diantaranya adalah produsen, yang merupakan salah satu sumber makanan bagi
hewan bentos dan interaksi spesies serta pola siklus hidup dari masing-masing
spesies dalam komunitas. Adapun faktor abiotik adalah fisika-k imia air yang
diantaranya: suhu, arus, oksigen terlarut (DO), kebutuhan oksigen biologi (BOD)
dan kimia (COD), serta kandungan nitrogen (N), kedalaman air, dan substrat dasar
(Odum,1993).
Makrozoobentos dapat bersifat toleran maupun bersifat sensitif terhadap
perubahan lingkungan. Organisme yang memiliki kisaran toleransi yang luas akan
memiliki penyebaran yang luas juga. Sebaliknya organisme yang kisaran
toleransinya sempit (sensitif) maka penyebarannya juga sempit. Makrozoobenthos
yang memiliki toleran lebih tinggi maka tingkat kelangsungan hidupnya akan
semakin tinggi. Tingkat pencemaran terhadap perairan dapat dilihat dengan
identifikasi makrozoobenthos yang terdapat di wilayah tersebut (Koesbiyono,
1978).
Faktor Lingkungan Perairan Faktor-faktor yang mempengaruhi kehidupan
makrozoobentos diantaranya; 1.Suhu Air Tiap organisme perairan mempunyai
batas toleransi yang berbeda terhadap perubahan suhu perairan bagi kehidupan
dan pertumbuhan organisme perairan. Hewan laut misalnya hidup dalam batas-
batas suhu tertentu ada yang mempunyai toleransi yang besar terhadap perubahan
suhu, disebut bersifat euriterm. Ada putoleransinya kecil disebut bersifat
stenoterm. Hewan yang hidup dizone pasang-surut dan sering mengalami
kekeringan mempunyai daya tahan yang besar terhadap perubahan suhu. Kisaran
suhu yang baik bagi kehidupan organisme perairan adalah antara 18-30oC
(Nontji, 2002).
2.Oksigen Terlarut (DO = Dissolved Oxygen) Oksigen merupakan faktor paling
penting bagi organisme air. Semua tumbuhan dan hewan yang hidup dalam air
membutuhkan oksigen yang terlarut untuk bernafas. Oksigen yang terlarut dalam
air berasal dari udara dan hasil fotosintesis tumbuh-tumbuhan yang ada di dalam
air. Oksigen dari udara terlarut masuk dalam air karena adanya difusi langsung
dan agitasi permukaan air oleh aksi angin dan arus turbulen (Suin, 2002).
3.Substrat DasarSubstrat sangat penting bagi organism yang hidup didasar
perairan, baik pada air yang diam maupun air mengalir. Substrat dapat
digolongkan atas substrat lumpur, substrat lumpur berpasir, dan substrat pasir.
Pada umumnya substrat dasar yang berlumpur lebih disenangi oleh bentos dari
pada dasar yang berupa pasir 4.Kedalaman Pada umumnya beberapa jenis
makrozoobenthos dapat ditemukan pada kedalaman yang berbeda. Kedalaman
perairan yang berbeda akan memberi pengaruh yang berbeda pula terhadap jenis
dan kelimpahan makrozoobenthos. Kebanyakan organisme benthik di danau,
penyebarannya lebih besar dari 5% berada pada kedalaman 10 cm dari permukaan
substrat, pada perairan yang mempunyai arus relatif sama.
Pennak (1978) menyatakan bahwa spesies dari Gastropoda lebih menyukai
perairan sungai dan danau pada kedalaman kurang dari 3 m dan hal ini
berhubungan dengan kelimpahan makanan yang ada pada kedalaman tersebut
(Odum, 1993).

BAB III
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Bentos merupakan hewan dan tumbuh-tumbuhan yang hidup di atas atau


di bawah dasar laut atau pada wilayah yang disebut zona bentik (benthic zone)
maupun dasar daerah tepian. Bentos berbeda dengan plankton yang hidup
mengambang bebas di air. Beberapa organisme bentik bahkan belum sepenuhnya
dipahami sehingga penelitian terus berlangsung untuk mengungkap rahasianya.
Semua organisme di dunia tergantung pada organisme bentik untuk bertahan
hidup. Organisme ini mengkonsumsi bangkai hewan yang tenggelam ke dasar
laut, mengeluarkannya sebagai kotoran, yang kemudian larut menjadi nutrisi yang
akan dibawa kembali ke permukaan dan dipergunakan oleh organisme lain.
Dengan cara ini, karbon tidak hanya tinggal di dasar laut, melainkan dikembalikan
ke dalam siklus kehidupan. Tanpa benthos, selama jutaan tahun semua karbon
akan tetap tinggal di dasar laut dan tidak bisa dimanfaatkan oleh organisme hidup
lain. Beberapa hewan jenis benthos adalah cacing laut (terutama annelida
polychaeta), lamun (sejenis tanaman berbunga), kerang, tiram, teripang (sejenis
echinoderma), bintang ular, anemon laut, bintang laut, berbagai moluska, serta
berbagai krustasea.

Selain bentos makroskopik, terdapat pula bentos mikroskopis yang juga


melimpah, seperti beruang air (tardigrade), nematoda (hewan multiseluler yang
paling berlimpah di bumi), krustasea kecil seperti copepoda, foraminifera (protista
umum), diatom, serta berbagai macam amoeba, ciliata, dan flagelata. Karena
cahaya matahari cenderung tidak sampai di dasar laut, dan hampir tidak terdapat
cahaya pada kedalaman lebih dari 200 m, makanan utama bentos berasal dari
hewan dan tumbuhan mati yang jatuh dari atas, alih-alih melakukan fotosintesis
aktif.

Beberapa bentos mampu hidup di dekat pantai, bahkan di daerah pasang surut, di
mana mereka dapat bertahan hidup di luar air selama berjam-jam berkat adaptasi
khusus. Lainnya, seperti teripang, mampu hidup di kedalaman laut dan di bagian
tergelap lautan. Bentos laut dalam termasuk dalam organisme luar biasa, seperti
anemon laut raksasa yang berukuran hingga 2 m, dan isopoda raksasa yang
berukuran sebesar kucing

 Menurut Jamil (2010), Bentos merupakan suatu organisme yang


hidupnya di dasar perairan. Mereka juga mendiami semua ekosisitem perairan.
Organisme bentik hidup di atas substrat dasar perairan yang disebut sebagai
organisme epifauna dan adapula yang berada dalam substrat itu sendiri disebut
organisme bentik infauna.

2.1.2 Pengertian Benthic-zone


Zona bentik merupakan wilayah ekologi pada bagian terendah atau dasar
dari suatu perairan seperti laut atau danau, termasuk permukaan sedimen dan
lapisan di bawah permukaan. Organisme yang hidup di zona ini disebut bentos,
misalnya kumpulan avertebrata bentik, termasuk krustasea dan polychaetes.
Umumnya organisme-organisme ini memiliki hubungan dengan zat-zat yang
berada atau secara permanen menempel pada lantai dasar. Lapisan tanah terluar
yang dibentuk oleh massa air, lapisan batas bentik, merupakan bagian integral dari
zona bentik, karena sangat mempengaruhi aktivitas biologis yang terjadi di sana.
Contohnya adalah pasir di dasar, singkapan, terumbu karang dan lumpur.

2.2 Ciri-ciri Bentos


            Adapun ciri-ciri bentos antara lain :
         Mempunyai toleransi yang berbeda terhadap berbagai tipe pencemaran dan
mempunyai reaksi yang cepat.
         Populasinya sangat melimpah di perairan, terutama di ekosistem sungai,
dipengaruhi  oleh berbagai tipe polutan yang ada
         Mempunyai keanekaragaman yang tinggi dan mempunyai respon terhadap
lingkungan yang stress
         Hidup melekat di dasar perairan
         Mempunyai siklus hidup yang panjang
         Keberadaannya dipengaruhi oleh tipe substrat, kekeruhan, arus, kedalaman, suhu,
pH, oksigen terlarut, zat toksik, dan predator.

2.3 Karakteristik Benthic-zone


Adapun karakteristik benthic zone antara lain:
         90% bentos tinggal di continental shelf, 10% yang lainnya tinggal di abysal zone
         Lingkungan stabil
         Kekurangan cahaya
         Keragaman bentos meningkat terhadap kedalaman
         Oksigen disuply dari daerah kutub
         Biomassa berkurang terhadapkedaalaman karena makanan berkurang
         Komunitas kebanyakan konsumen
         Produsen banyak di fotic zone
         Dekomposer banyak di mesopelagic

2.4 Klasifikasi Bentos


2.4.1 Klasifikasi bentos menurut ukurannya :
  Mikrobentos
Hewan yang memiliki ukuran lebih kecil dari 0,1 mm. Contohnya marine diatom,
bakteri, flagellata, amoeba, dan ciliata.
  Meiobentos
Merupakan bentos yang memiliki ukuran antara 0,1 mm sampai 1 mm. Contohnya
nematoda, copepoda, dan foraminifera,
  Makrobentos
Merupakan bentos yang memiliki ukuran lebih dari 1 mm. Contohnya bintang
laut, seagrass, rumput laut, cacing annelida, molusca, sponge, dan crustacea
(Ardi,2002)

2.4.2 Klasifikasi Bentos berdasarkan tempat hidupnya:

  Epifauna
Epifauna adalah hewan yang hidupnya di atas permukaan dasar lautan. Contohnya
kepiting, siput laut, dan bintang laut.

  Infauna
Infauna adalah hewan yang hidupnya dengan cara menggali lubang pada dasar
lautan. Contohnya cacing, tiram, macoma, dan remis (Nybakken, 1997).

2.4.3 Klasifikasi bentos berdasarkan jenisnya:

  Zoobentos
Zoobentos merupakan hewan yang sebagian atau seluruh siklus hidupnya berada
di dasar perairan, baik yang sesil, merayap maupun menggali lubang. Hewan ini
memegang beberapa peran penting dalam perairan seperti dalam proses
dekomposisi dan mineralisasi material organik yang memasuki perairan, serta
menduduki beberapa tingkatan trofik dalam rantai makanan. Zoobentos
membantu mempercepat proses dekomposisi materi organik. Berbagai jenis
zoobentos ada yang berperan sebagai konsumen primer dan ada pula yang
berperan sebagai konsumen sekunder atau konsumen yang menempati tempat
yang lebih tinggi. Pada umumnya, zoobentos merupakan makanan alami bagi
ikan-ikan pemakan di dasar (bottom feeder) (Pennak,1978). Fauna bentik terdiri
dari lima kelompok, yaitu Mollusca, Polychaeta, Crustacea, Echinodermata dan
kelompok lain yang terdiri dari beberapa takson kecil seperti Sipunculidae,
Pogonophora dan lain-lain. Berbagai jenis zoobentos ada yang berperan sebagai
konsumen promer dan adapula yang berperan sebagai konsumen sekunder atau
konsumen yang mempuyai tempat yang lebih tinggi (Sri,2001).

  Phytobentos
Phytobentos merupakan tanaman milik bentos (Sri,2001). Sumber makanan utama
untuk bentos adalah alga dan organik limpasan dari tanah. Di perairan pantai dan
tempat-tempat lain dimana cahaya mencapai bagian bawah, hewan bentik seperti
diatom yang mampu berfotosintesis dapat berkembang biak.

2.5 Peran Bentos bagi Perairan


Setiap organisme pasti mempunyai suatu peranan bagi lingkungannya
begitu juga halnya benthos. menurut Odum (1993), Hewan Benthos memegang
beberapa peran penting dalam perairan seperti dalam proses dekomposisi dan
mineralisasi material organik yang memasuki perairan serta menduduki beberapa
tingkatan trofik dalam rantai makanan.

      Suwondo dkk, (2004) juga mengemukakan bahwa Benthos merupakan


organisme perairan yang keberadaannya dapat dijadikan indikator perubahan
kualitas biologi perairan sungai. Selain itu, organisme bentos juga dapat
digunakan sebagai indikator biologis dalam mempelajari ekosistem sungai (Canter
dan Hills, 1979). Hal ini disebabkan adanya respon yang berbeda terhadap suatu
bahan pencemar yang masuk dalam perairan sungai dan bersifat immobile.
           Mahmudi, dkk, (1999), juga mempertegas bahwa makrozoobentos
mempunyai peranan penting di ekosistem sungai, yaitu : (1) dapat memberikan
informasi mengenai pemindahan dan penggunaan energi dalam ekosistem sungai,
(2) mempunayi peranan dalam proses self purification sungai, dan (3) dapat
digunakan untuk kepentingan restorasi perairan sungai dengan cara mencipatakan
habiatat yang mendorong kolonisasi makrozoobentos. Komunitas
makrozoobentos bahkan menjadi sumber energi untuk perikanan di ekosistem
sungai.

Bentos sebenarnya memiliki peranan yang penting dalam suatu ekosistem.


Berikut ini akan diuraikan pentingnya keberadaan bentos dalam suatu ekosistem:
1.    Bentos merupakan bagian penting dari rantai makanan, terutama untuk ikan.
Banyak invertebrata memakan alga dan bakteri, yang berada di ujung bawah
rantai makanan. Beberapa rusak dan makan daun dan bahan organik lainnya yang
masuk air. Karena kelimpahan mereka dan posisi sebagai "perantara" dalam rantai
makanan air, bentos memainkan peran penting dalam aliran alami energi dan
nutrisi. Invertebrata bentos yang sudah mati akan membusuk dan kemudian
meninggalkan nutrisi yang digunakan kembali oleh tanaman air dan hewan
lainnya dalam rantai makanan.
2.    Bentos dapat digunakan untuk melihat kualitas air pada suatu perairanTidak
seperti ikan, bentos tidak bisa bergerak banyak sehingga mereka kurang mampu
menghindar dari efek sedimen dan polutan lain yang mengurangi kualitas air.
Oleh karena itu, bentos dapat memberikan informasi mengenai kualitas air sungai
dan kualitas air danau. siklus hidup lama mereka memungkinkan penelitian yang
dilakukan oleh ahli ekologi akuatik untuk menentukan setiap penurunan kualitas
lingkungan. Bentos merupakan grup yang sangat beragam hewan air, dan
sejumlah besar spesies memiliki berbagai tanggapan terhadap stres seperti polutan
organik, sedimen, dan toxicants.  Bentik makroinvertebrata banyak berumur
panjang, yang memungkinkan deteksi peristiwa masa lalu seperti pencemaran
tumpahan pestisida dan ilegal dumping.
3.    Bentos juga dapat mendaur ulang bahan organik, membantu proses mineralisasi,
dan dapat memberikan informasi mengenai pemindahan dan penggunaan energi
dalam ekosistem sungai.
4.    Bentos mempunyai peranan dalam proses self purification sungai. Dapat
digunakan untuk kepentingan retorasi perairan sungai dengan cara menciptakan
habitat yang mendorong kolonisasi makrozoobentos. Komunitas makrozoobentos
bahkan menjadi sumber energi untk perikanan di ekosistem sungai.

2.6 Jenis Benthos di Perairan


        Cara menentukan kualitas perairan berdasarkan Benthos yang ada di
perairan tersebut salah satunya yaitu dengan pendekatan kualitatif dimana kita
melihat jenis-jenis daripada Benthos yang hidup diperairan itu sendiri. jenis-jenis
bentos berdasarkan tingkat kerusakan perairan dikemukakan oleh Mulyanto
(1995) sebagai berikut :

a. Perairan bersih adalah Planaria, Perla, Isoperia, Leuctra, Nemoura,


Eodyonurus dan Ephemera.
b. Perairan tercemar organik ringan adalah Caenis, Ephemerella, Baetis,
Limnophillus dan Hydropsyche.
c. Perairan tercemar organik sedang adalah Simulium, Lymnaea dan Physa.
d. Perairan tercemar organik berat adalah Chironomous dan Tubifex.
      
Komunitas bentos termasuk beraneka ragam spesies dari larva serangga,
termasuk nyamuk-nyamuk kecil, lalat, lalat naga muda dan jenis cacing-cacingan
(Jamil, 2001). 

Menurut Hakim (2009), makrozoobenthos yang memilki toleran yang luas


akan memilki penyebaran yang luas juga seperti contohnya jenis ephemeroptera.
Sebaliknya organisme yang  kisaran tolerasinya sempit (sensitif) maka
penyebaranya juga sempit seperti jenis lalat batu dan tricoptera.
BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Bentos merupakan suatu organisme yang hidupnya di dasar perairan. Ciri-
ciriumum dari bentos yaitu memiliki keanekaragaman yang tinggi, hidupnya
melekat didasar perairan, dan mempunyai siklus hidup yang panjang. Klasifikasi
bentos berdasarkan ukurannya terbagi tiga yaitu mikrobentos, meiobentos,dan
makrobentos. Jika berdasarkan tempat hidupnya dibagi dua, yaitu epifauna dan
infauna. Klasifikasi bentos berdasarkan jenisnya juga terbagi dua, yaitu zoobentos
dan fitobentos. Peran bentos bagi perairan umumnya adalah sebagai parameter
kualitas air laut. peranan lainnya adalah sebagai dekomposer, karena bentos dapat
mendaur ulang bahan organik.

3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang
makalah di atas dengan sumber - sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat
di pertanggung jawabkan.
DAFTAR PUSTAKA

Antony,(2014, 13 Desember). Makalah tentang benthos. Diakses tanggal 19


Oktober 2017, dari  http://anisafirabudidaya.blogspot.co.id/2014/12/makalah-
tentang-benthos.html

Wikipedia, (2017, 28 Agustus). Zona Bentik. Diakses tanggal 19 Oktober 2017,


dari https://id.wikipedia.org/wiki/Zona_bentik

Enviroblog, Bentos (Makalah Ekologi Umum). Diakses tanggal 19 Oktober 2017,


dari https://faisolhezim1994.blogspot.co.id/2013/12/benthos.html

Anda mungkin juga menyukai