Anda di halaman 1dari 28

USULAN PENELITIAN

PENGARUH PENDAPATAN, RATIO NELAYAN DAN JUMLAH


ANGGOTA KELUARGA TERHADAP KOMSUMSI IKAN DI
KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR PROVINSI JAMBI

OLEH
SHANIA PRISISCA.H
E1E018034

PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN


FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2022
LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH PENDAPATAN, RATIO NELAYAN DAN JUMLAH


ANGGOTA KELUARGA TERHADAP KOMSUMSI IKAN DI
KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR PROVINSI JAMBI

OLEH
SHANIA PRISISCA H
E1E018034

Menyetujui,
Pembimbing Utama

Dr. Ir. Pahantus Maruli, M.P.


NIP. 195810151985031004

Menyetujui,
Ketua Jurusan/Program Studi Pembimbing Pendamping

Nelwida, S.Pt., M.P Ir. Mulawarman, M.Si.


NIP. 196911021994032001 NIP. 195909121989021001
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberi rahmat
dan hidayah-Nya kepada kita semua. Tak lupa pula shalawat dan salam saya
ucapkan kepada junjungan besar kita nabi muhammad SAW, sehingga saya bisa
menyelesaikan proposal penelitian saya yang berjudul “Pengaruh Pendapatan,
Ratio Nelayan, dan Jumlah Anggota Keluarga Terhadap Konsumsi Ikan di
Kabupaten Tanjung Jabung Timur”.
Penulisan ini dilakukan dengan penuh rasa sadar, dalam penulisan ini
terdapat banyak kesulitan yang di hadapi. Tetapi dengan izin Allah SWT dan
dukungan dari semua pihak maka penulisan ini dapat teratasi. Untuk itu, saya
ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang membantu dan mendukung dalam
penulisan ini. Ucapan terimakasih ini disampaikan kepada :
1. Orang tua saya bapak Aim Hamzah dan ibu Dahlia, yang telah menyayangi,
membesarkan,mendidik saya sampai saat ini. Abang saya Lucky Maulendra.H
yang telah sudi mengatar dan menjemput dalam hampir semua kegiatan saya.
Dan seluruh keluarga besar Ahmad Dahlan dan Kiagus Nanang.
2. Bapak Prof. Drs. H. Sutrisno, M.Sc., Ph.D. selaku rektor Universitas Jambi.
3. Bapak Dr. Ir. Agus Budiansyah, M.S. selaku  Dekan Fakultas Peternakan
Universitas Jambi.
4. Ibu Nelwida, S.Pt., M.P. selaku Ketua Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya
Perikanan Universitas Jambi.
5. Bapak Ir. Haris Lukman, M.Si. selaku Pembimbing Akademik yang telah
memberikan arahan kepada saya selama saya mengikuti kegiatan belajar di
kampus.
6. Bapak Dr. Ir. Pahantus Maruli, M.P. Sebagai pembimbing I. Dan bapak Ir.
Mulawarman, M.Si. Sebagai pembimbing II yang telah memberikan arahan
dan bimbingan dalam penyusunan proposal penelitian ini.
7. Teman-teman saya SMP, SMA, hingga Kuliah yang tidak bisa saya sebutkan
satu-persatu yang telah mensupport saya sampai saat ini.
Saya sadari penulisan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
saya membutuhkan saran dan masukan demi menguntungkan semua pihak.

2
Smoga penulisan ini dapat berguna bagi semua pihak terutama di bidang
perikanan.

Jambi, Maret 2022

Penulis

3
DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN i
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................5
1.1. Latar Belakang..............................................................................................5
1.2. Identifikasi dan Perumusan Masalah.............................................................8
1.3. Hipotesis........................................................................................................8
1.4. Tujuan Penelitian...........................................................................................9
1.5. Manfaat Penelitian.........................................................................................9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................10
2.1. Pendapatan...................................................................................................10
2.1.1. Macam-Macam Pendapatan..................................................................11
2.1.2. Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan................................11
2.2. Nelayan........................................................................................................12
2.3. Jumlah Anggota Keluarga...........................................................................13
2.4. Teori Konsumsi...........................................................................................14
2.5. Konsumsi Ikan.............................................................................................15
2.5.1. Faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Ikan........................................16
2.5.2. Manfaat Konsumsi Ikan........................................................................17
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................19
3.1. Tempat dan Waktu......................................................................................19
3.2. Metode Penelitian........................................................................................19
3.3. Metode Analisis..........................................................................................19
3.3.1. Analisis Deskriptif................................................................................19
3.3.2. Analisis Data.........................................................................................20
3.3.3. Analisis Kuantitatif...............................................................................20
3.4. Uji Asumsi Klasik.......................................................................................21
3.5. Uji Statistik..................................................................................................22

4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sumberdaya perikanan dan kelautan Indonesia memiliki peran yang penting


dan strategis dalam pembangunan nasional bangsa Indonesia, baik pada aspek
ekonomi, sosial, keamanan, dan ekologi. Luas laut Indonesia sekitar 5,8 juta
kilometer persegi (Km²), terdiri dari 2,3 juta Km² perairan kepulauan, 0,8 juta
Km² perairan teritorial dan 2,7 km² perairan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia
(Apridar et al., 2011). Kondisi geografis Indonesia sangat strategis yang
memberikan dukungan baik bangsa dan negara Indonesia karena potensi dan
kekayaan SDA (Sumber Daya Alam) yang sangat baik.
Kabupaten Tanjung Jabung Timur merupakan salah satu kabupaten dari
Provinsi Jambi yang memiliki luas sebesar 5.445 km². Kabupaten Tanjung Jabung
Timur mempunyai sektor kelautan dan perikanan dengan garis pantai 191 km
dengan luas areal 77.752 hektar. Wilayah Tanjung Jabung Timur memiliki 11
Kecamatan yaitu Mendahara, Mendahara Ulu, Geragai, Dendang, Muara Sabak
Barat, Muara Sabak Timur, Kuala Jambi, Rantau Rasau, Berbak, Nipah Panjang,
dan Sadu (Badan Pusat Statistik, 2019). Daerah tangkapan ikan relatif luas
mencakup kawasan laut China selatan, rawa, perairan umum, dan daerah pasang
surut. Dengan garis pantai yang panjang dan luas mempunyai potensi sumberdaya
alam yang cukup besar, potensi itu diantaranya sumerdaya alam hayati dan non-
hayati. Contohnya sumber daya alam hayati: hutan mangrove, terumbu karang,
perikanan dan non-hayati: bahan tambang, mineral, serta pariwisata.
Menjadi masyarakat yang sejahtera adalah keinginan semua bangsa
Indonesia. Namun kenyataannya masih cukup banyak masyarakat yang berada
pada kondisi ekonomi yang cukup rendah, termasuk masyarakat nelayan yang ada
di daerah Tanjung Jabung Timur. Kegiatan penangkapan diperlukan modal yang
cukup besar, akan tetapi nelayan di wilayah tersebut hanya memiliki modal yang
sangat terbatas. Karena ketersediaan modal yang sangat terbatas mengakibatkan
alat tangkap yang di gunakan oleh para nelayan tidak dapat diperbarui, sehingga
alat tangkap yang digunakan masih merupakan alat tangkap yang sederhana. Hal
ini membuat nelayan menjadi tidak bisa mengoptimalkan hasil tangkapannya

5
sehingga pendapatan yang diterima oleh nelayan tersebut tidak dapat meningkat
dan tidak dapat menjamin pendapatan yang didapat setiap harinya (Ridha, 2017).
Sebagian besar masyarakat di Kabupaten Tanjung Jabung Timur adalah
seorang nelayan atau yang melakukan penangkapan ikan atau hasil laut. Dengan
memanfaatkan SDA yang ada, banyak orang yang berprofesi sebagai nelayan.
Iklim di Kabupaten Tanjung Jabung Timur memiliki 2 iklim yaitu musim
kemarau dan musim hujan. Musim kemarau pada bulan Agustus, sedangkan pada
musim penghujan terjadi pada bulan September sampai bulan Februari. Iklim
sangat mempengaruhi hasil tangkapan yang didapati oleh para nelayan yang dapat
mempengaruhi hasil pendapatan yang akan digunakan oleh nelayan untuk
memenuhi setiap kebutuhan sehari-hari. Apabila hasil tangkapan yang di dapatkan
oleh para nelayan sedikit, maka akan mendapatkan income yang sedikit pula,
begitu sebaliknya jika hasil tangkapan yang di dapatkan lumayan banyak maka
akan menerima income yang besar pula. Keadaan yang seperti ini akan
memberikan pengaruh baik pada kegiatan ekonomi maupun kegiatan lainnya,
yang akan memberikan dampak pada tingkat konsumsi pangan dan non-pangan
bagi para nelayan yang berada di Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
Hasil tangkapan yang di dapatkan oleh para nelayan di pengaruhi oleh musim
ikan yang tidak menentu, selain itu iklim yang ada di Kabupaten Tanjung Jabung
Timur yang tidak menentu terkadang hujan dan panas yang tidak beraturan.
Kondisi seperti ini sangat memberikan pengaruh terhadap nelayan. Oleh karena
itu, pendapatan nelayan tidak dapat di pastikan karena sangat tergantung kepada
musim cuaca penangkapan ikan (Hariansyah, 2013 dalam Ursula etal., 2021).
Pendapatan harian yang di dapatkan dari hasil laut merupakan pendapatan yang
digunakan untuk memenuhi kebutuhan nelayan dan jumlah tanggungan setiap
rumah tangga, sehingga pendapatan yang di dapatkan nelayan akan
mempengaruhi kualitas hidup. Hasil pendapatan yang didapatkan tinggi akan
memberikan pengaruh terhadap tingkat konsumsi atau pengeluaran nelayan begitu
juga sebaliknya (Mardiana 2017 dalamUrsula etal., 2021).
Secara umum nelayan di artikan sebagai orang yang mata pencahariannya
menangkap ikan yang melakukan penangkapan ikan dilaut. Nelayan dibedakan
menjadi nelayan pemilik, nelayan penggarap, dan nelayan tradisional. Alat
tangkap yang digunakan oleh nelayan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur

6
diantaranya adalah alat tangkap togok, jermal, lukah, perangkap, pancing, dan
jaring lingkar. Alat tangkap yang beroperasi di daerah ini akan menghasilkan ikan
laut yang akan dipasarkan, sehingga ikan tersebut dapat memenuhi kebutuhan
ikan di kalangan masyarakat. Jumlah ikan yang tersedia tersebut akan memenuhi
kebutuhan ikan di setiap rumah tangga dan akan mempengaruhi tingkat komsumsi
dan kegemaran ikan laut.
Tingkat konsumsi rumah tangga merupakan jumlah dan frekuensi pangan
yang di konsumsi oleh seluruh anggota rumah tangga baik ayah, ibu, anak,
maupun orang yang berada di luar keluarga tetapi masuk ke dalam tanggungan
keluarga. Dimana beban dari tanggungan keluarga dalam jumlah anggota keluarga
sangat berpengaruh. Sedikitnya jumlah anggota keluarga semakin sedikit
kebutuhan yang harus di cukupi oleh keluarga, begitu juga sebaliknya. Sehingga
dalam keluarga yang memiliki jumlah anggota keluarga banyak akan banyak pula
kebutuhan yang harus di penuhi.
Tingkat konsumsi ikan merupakan tingkat konsumsi masyarakat dan nelayan
terhadap sumberdaya perikanan yang tersedia dalam satuan kilogram (kg). Ikan
hasil tangkapan yang didapat oleh nelayan memiliki jenis yang sangat beragam.
Kandungan protein yang terkandung pada ikan sangat tinggi, sehingga dipercaya
dapat meningkatkan kecerdasan dan kesehatan bagi orang yang
mengkonsumsinya. Rendahnya tingkat konsumsi ikan di masyarakat Indonesia,
disebabkan oleh dua hal yaitu lemahnya sisi ketersediaan (supply) dan rendahnya
tingkat permintaan (demand). Lemahnya sisi ketersediaan disebabkan kurang
meratanya suplai ikan (bermutu, baik, dan higienis), dan kurangnya sarana dan
prasarana penjualan. Sementara, rendahnya tingkat permintaan dikarenakan
kurang tersedianya ikan segar yang beredar di pasaran, harga ikan relatif mahal,
ketakutan akan terkontaminasinya logam berat yang tercemar di perairan (Sokib
etal., 2012). Salah satu upaya dalam meningkatkan konsumsi ikan adalah dengan
melalui Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) dan menciptakan
berbagai macam olahan ikan yang dapat menambah tingkat konsumsi ikan di
setiap kalangan masyarakat.
Permasalahan konsumsi ikan di suatu rumah tangga merupakan masalah
yang menyangkut perilaku seseorang atau kelompok dalam memenuhi
kebutuhannya. Rendahnya tingkat kosumsi ikan di negara-negara berkembang erat

7
kaitanya dengan pendapatan masyarakatnya yang relatif rendah. Dalam penelitian
ini, permasalahan akan dibatasi pada masalah konsumsi ikan di suatu rumah
tangga yang dipengaruhi oleh faktor pendapatan, ratio nelayan dan jumlah
anggota keluarga.
Faktor pendapatan dipilih karena besar atau kecilnya pendapatan seseorang
akan sangat berpengaruh pada pengeluaran konsumsi seseorang atau rumah
tangga. Sedangkan faktor ratio nelayan dipilih karena banyaknya jumlah nelayan
mempengaruhi hasil tangkapan ikan yang di dapatkan. Serta faktor jumlah
anggota keluarga dipilih karena ketergantungan anggota keluarga diduga akan
mempengaruhi konsumsi rumah tangga. Semakin banyak jumlah anggota
keluarganya semakin banyak pula pengeluaran, apalagi jika banyak anggota
keluarga yang tidak bekerja maka pengeluaran untuk konsumsi akan semakin
besar dan begitupula sebaliknya.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini menjadi menarik untuk
dilaksanakan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur terutama mengenai pengaruh
pendatan terhadap konsumsi ikan, pengaruh ratio nelayan terhadap konsumsi ikan,
dan pengaruh jumlah anggota keluarga terhadap konsumsi ikan di Kabupaten
Tanjung Jabung Timur.

1.2. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Tingkat konsumsi ikan di setiap rumah tangga memiliki hubungan yang


sangat erat pada sumber pendapatan yang di miliki oleh masyarakat serta biaya
pengeluaran rumah tangga. Jumlah ikan yang tersedia untuk mencukupi
kebutuhan masyarakat dipengaruhi oleh jumlah ratio nelayan, apabila ratio
nelayan tidak banyak yang menangkap ikan maka ketersediaan ikan pun akan
mengalami penurunan. Selain dari ratio nelayan jumlah konsumsi ikan juga sangat
dipengaruhi oleh jumlah anggota keluarga, jumlah anggota keluarga yang lebih
dari 5 maka biaya yang dikeluarkan akan banyak dan dari setiap jumlah anggota
keluarga ada beberapa yang menyukai ikan dan ada beberapa juga yang tidak
terlalu menyukai ikan, setiap orang memiliki selera masing-masing yang tidak
dapat disamakan atau dilaksanakan untuk mengkonsumsi sesuatu seperti ikan, hal
tersebut akan mempengaruhi tingkat konsumsi ikan.

8
Konsumsi ikan di pilih karena tingkat konsumsi ikan di Kabupaten Tanjung
Jabung Timur termasuk rendah sedangkan sumberdaya ikannya tersedia, dalam
penelitian ini terdapat 3 variabel yaitu pendapatan, ratio nelayan, dan jumlah
anggota keluarga. Apakah dari variabel tersebut akan mempengaruhi tingkat
konsumsi ikan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
Berdasarkan permasalahan di atas maka dapat dirumuskan beberapa masalah
antara lain :
1. Bagaimana pengaruh pendapatan terhadap konsumsi ikan di Kabupaten
Tanjung Jabung Timur?
2. Bagaimana pengaruh ratio nelayan terhadap konsumsi ikan di Kabupaten
Tanjung Jabung Timur?
3. Bagaimana pengaruh jumlah anggota keluarga terhadap konsumsi ikan di
Kabupaten Tanjung Jabung Timur?

1.3. Hipotesis

Berdasarkan latar belakang dan landasan teori, maka hipotesis dalam


penelitian ini adalah pengaruh pendapatan, ratio nelayan dan jumlah anggota
keluarga berpengaruh positif dan signifikan terhadap konsumsi ikan di Kabupaten
Tanjung Jabung Timur.

1.4. Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi dan perumusan masalah di atas, maka tujuan


penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pengaruh pendapatan,
pengaruh ratio nelayan, dan pengaruh jumlah anggota keluarga terhadap konsumsi
ikan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

1.5. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat ataupun tambahan pengetahuan,


antara lain :
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat digunakan untuk mengetahui dan memperdalam
pengetahuan tentangPengaruh pendapatan, ratio nelayan dan jumlah anggota
keluarga terhadap konsumsi ikan
2. Bagi Peneliti Selanjutnya

9
Penelitian ini berguna sebagai bahan informasi peneliti selanjutnya agar
dapat digunakan untuk perbandingan dan penelaah lebih lanjut.
3. Bagi Universitas Jambi
Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh mahasiswa atau yang
berkepentingan yang dapat dijadikan sebagai bahan referensi perpustakaan
atau tambahan mengenai pengaruh pendapatan, ratio nelayan, dan jumlah
anggota keluarga terhadap komsumsi ikan di kalangan masyarakat.
4. Bagi Pemerintah
Penelitian ini berguna sabagai masukan bagi pemerintah dalam upaya
meningkatkan konsumsi ikan yang ada di Provinsi Jambi.

10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pendapatan

Pendapatan adalah peran perekonomian untuk meningkatkan kesejahteraan


atau derajat hidup seseorang melalui kegiatan produksi barang dan jasa.
Pendapatan diperoleh dari jenis pekerjaan yang dilakukannya. Pendapatan di
dalam rumah tangga diperoleh dari beberapa sumber (Yanti, 2020). Hasil jual
suatu barang akan menentukan tingi rendahnya pendapatan yang akan didapatkan
dan pendapatan nelayan dipengaruhi oleh hasil tangkapan (Nurbaya, 2019).
Teori pendapatan adalah seluruh penerimaan baik berupa uang maupun yang
berupa barang yang berasal dari pihak lain atau hasil tangkapan dan hasil penjuala
ikan di pasar. Pendapatan merupakan sumber penghasilan seseorang yang akan
digunakan sebagai pemebuhan kebutuhan sehari-hari (Suroto, 2000 dalam
Christoper et al., 2017). Sedangkan menurut Simanjuntak (2001) dalam
Christoper et al., (2017)menyatakan dengan bertambahnya hasil pendapatan maka
akan meningkatkan utility baik pertambahan konsumsi, maupun pertambahan
waktu senggang.
Pada kondisi pendapatan terbatas, pemenuhan kebutuhan makanan akan
menjadi prioritas utama, sehingga pada kelompok masyarakat yang golongan
rendah atau berpendapatan rendah akan terlihat bahwa hasil pendapatan yang
didapat akan dipergunakan untuk memnuhi kebutuhan pangan. Konsumsi di
dalam masyarakat sangat di tentukan pada hasil pendapatan, atau tingkat
pendapatan yang didapat akan sangat mempengaruhi keanekaragaman taraf
konsumsi masyarakat atau individu (Subakir et al., 2020).
Penurunan pendapat akan mempengaruhi tingkat konsumsi. Perikanan skala
kecil akan terlibat dalam penangkapan ikan dengan modal yang rendah dan
teknologi, potensi perikanan yang rendah diakibatkan oleh modal serta
penggunaan teknologi yang kurang canggih (Muthmainnah, dkk, 2015 dalam
Putri and Budhi (2021). Hasil pendapatan yang didapatkan dari hasil melakukan
aktivitas penangkapan ikan dipengaruhi oleh beberapa factor,diantanya ialah
teknologi, modaldan jam kerja nelayan dan musim penangkapan atau musim
lingkungan (Riana, dkk, 2014 dalam Putri and Budhi (2021).

11
2.1.1. Macam-Macam Pendapatan
Macam- macam jenis pendapatan menurut Abdul (2018) antara lain :
1. Pendapatan Pribadi : pendapatan yang di peroleh tanpa mengurangi
kewajiban yang harus digunakan /dipakai.
2. Pendapatan disposible : pendapatan pribadi yang di peroleh dengan di
kurangi sesuatu yang harus dibayar seperti potongan pajak. Sisa yang di
dapatkan tersebut itulah yang di sebut pendapatan disposible. Besarnya
pendapatan disposible yaitu pendapatan yang di kurangi dengan pajak
seperti pajak penghasilan.
3. Pendapatan Nasional : pendapatan yang diterima dalam suartu rumah
tangga yang sesuai dengan nilai barang atau jasa yang di produksi di suatu
negara dalam waktu tertentu.
2.1.2. Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan
Faktor yang mempengaruhi pendapat nelayan menurut Ihdayatul, (2021)
yaitu :
a. Pendidikan
Pendidikan sangat penting dalam mempengaruhi hasil pendapatan yang
didapatkan oleh para nelayan. Pendidikan akan memberikan pembekalan dan
latihan bagi seseorang yang melakukan pekerjaan untuk meningkatkan kinerja
kerja dan kualitas saat melakukan pekerjaan. Pendidikan akan memberikan
pengetahuan yang berguna terhadap peningkatan kualitas kerja.
b. Modal Kerja
Modal terbagi menjadi dua yaitu modal tetap dan modal bergerak. Moal
tetap merupakan dimulai dari biaya produksi sampai dengan bunga modal,
sedangkan modal bergerak ialah akan dijadikan langsung menjadi biaya produksi.
Sector perikanan dipengaruhi oleh modal kerja. Modal kerja yang tinggi per unit
usaha digunakan dengan harapan produksi ikan yang baik, maka modal tersebut
dinamakan sebagai modal intensif. Sebagian daripada modal akan digunakan
sebagai modal biaya operasional untuk menyediakan sarana dan prasarana yang
akan dibutuhkan dalam melakukan aktivitas penangkapan ikan.

12
c. Pengalaman
Setiap nelayan harus memiliki pengalaman yang sangat baik untuk
meningkatkan hasil pendapatan yang didapatkan pada saat melaut, harus memiliki
skill dan keterampilan dalam menangkap ikan.
d. Jarak Tempuh
Jarak tempuh nelayan dalam menangkap ikan sesuai dengan alat tangkap
yang digunakan, ada nelayan yang melakukan penangkapan ikan hanya sehari
saja, 3 hari atau bisa lebih dari seminggu untuk menangkap ikan di laut.
e. Harga Ikan
Harga ikan adalah hasil yang dinayatakan dalam bentuk uang, gaji atau
jasa dalam penangkapan ikan atau sama dengan upah para nelayan. Harga ikan
naik dipasar maka hasil pendapatan yang didapatkan oleh nelayan akan tinggi
pula, begitu sebaliknya jika harga ikan di pasaran rendah maka hasil pedapatan
yang didapatkan oleh nelayan akan rendah pula.
f. Jumlah Tangkapan
Jumlah tangkapan yang didapatkan oleh nelaya pada saat menangkap
ikan tergantung dari nelayan itu sendiri, musim penangkapan dan jumlah ikan
yang tersedia di perairan tersebut.

2.2. Nelayan

Secara umum nelayan diartikan sebagai orang yang mata pencahariannya


menangkap ikan yang melakukan penangkapan ikan di laut. Nelayan di Indonesia
dibedakan menjadi nelayan pemilik, nelayan penggarap dan nelayan tradisional.
Nelayan pemilik adalah orang atau perseorangan yang melakukan kegiatan
penangkapan ikan, yang memiliki hak atau kuasa atas kepemilikan kapal/perahu
dan alat tangkap ikan yang digunakan untuk melakukan penangkapan ikan.
Nelayan penggarap adalah (buruh atau pekerja) adalah seorang nelayan yang
menggunakan tenaga untuk melakukan penangkapan ikan yang mendapatkan
upah dari hasil bagi penjualan ikan baik pada toke ikan atau hasil penjualan di
pasar. Nelayan tradisional adalah orang yang bekerja melakukan penangkapan
ikan dengan menggunakan perahu dan alat tangkap yang sederhana, dengan
berbagai keterbatasan perahu maupun alat tangkap dan jangkauan wilayah untuk

13
melakukan penangkapan ikan hanya dengan jarak 6 mil laut dari garis pantai
(Retnowati, 2011).
Berdasarkan pendapatan, nelayan dapat dibagi menjadi :
1. Nelayan tetap atau nelayan penuh, yaitu nelayan mata pencahariannya
hanya sebagai nelayan tanpa ada pekerjaan lain.
2. Nelayan sambilan atau nelayan tambahan, yaitu nelayan memiliki
pekerjaan utama yang lain, yang mencari ikan hanya untuk tambahan
penghasilan.
3. Nelayan musiman, yaitu nelayan yang mencari ikan hanya musim-musim
tertentu saja yang aktif sebagai nelayan.
Pengertian nelayan dalam ketentuan Undang-Undang Perikanan, terdapat 2
pengertian mengenai nelayan yaitu nelayan dan nelayan kecil. Pasal 1 angka 10
menyatakan nelayan adalah seseorang yang profesinya sebagaian besar
melakukan penangkapan ikan, sedangkan pasal 1 angka 11 menyatakan nelayan
kecil adalah seseorang yang memenuhi segala kebutuhannya baik kebutuhan
pangan dan non-pangan dari penangkapan ikan menggunakan kapal perikanan
yang memiliki ukuran 5 GT (Gross Ton) (Retnowati, 2011).

2.3. Jumlah Anggota Keluarga

Beberapa jumlah anggota keluarga baik kecil maupun besar baik secara
hukum dan agama yang tinggal secara bersama di dalam satu atap disebut sebagai
keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak (Fransiska et al., 2021). Menurut
Hanum (2018) Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup
bersama dan saling keterkaitan aturan dan emosional, setiap individu memiliki
peran masing-masing di dalam keluarga. Jumlah tanggungan anggota keluarga
merupakan banyaknya jumlah jiwa yang ada didalam rumah tangga/keluarga,
serta yang masih termasuk beban keluarga walaupun dari luar keluarga atau
rumah tangga.
Menurut Yanti and Murtala (2019) Jumlah anggota keluarga sangat
menentukan besar dan kecilnya pengeluaran kebutuhan keluarga tersebut.
Semakin banyak jumlah anggota keluarga, menunjukkan semakin besar
kebutuhan yang harus di penuhi sehingga akan semakin banyak beban dalam
suatu rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Hal ini menunjukkan

14
bahwa jumlah anggota keluarga pengaruh secara signifikan terhadap konsumsi di
suatu rumah tangga.

2.4. Teori Konsumsi

Konsumsi merupakan barang dan jasa yang yang digunakan untuk keperluan
sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan seseorang dalam membelanjakan sebagian
pendapatannya. Besarnya konsumsi dipengaruhi oleh besarnya pendapatan.
Pendapatan juga mempengaruhi daya beli seseorang. Semakin tinggi pendapatan
maka tingkat komsumsi dan daya beli seseorang cenderung membaik.
Para Ahli Ekonomi memiliki pendapat masing masing dalam mengartikan
teori Konsumsi. Seperti (Salwa, 2019) :
1. John Maynard Keynes, Keynes memiliki teori konsumsi absolut yang biasa
disebut sebagai Teori Konsumsi Keynes (absolut income hypothesis). Keynes
berpendapat bahwa besarnya konsumsi suatu rumah tangga, tergantung dari
pendapatan yang dihasilkan. Perbandingan antara besar-nya konsumsi dan
pendapatan disebut Keynes sebagai Marginal Propensity to Consume (MPC).
MPC ini digunakan untuk mengukur bahwa semakin besar pendapatan, maka
semakin besar pula tingkat konsumsi di suatu rumah tangga, dan begitu
sebaliknya
2. Hipotesis Franco Modigliani, Teori Konsumsi Modigliani berpendapat bahwa
tingginya konsumsi, tidak harus tergantung dari jumlah pendapatan karena
pendapatan seseorang bervariasi. Ketika seseorang dapat menabung dari hasil
pendapatannya misal karena pensiun yang telah dibayarkan dimuka, dan lain
sebagainya. Teori konsumsi Modigliani ini disebut sebagai Hipotesis Daur
Hidup (Life Cycle Hypothesis). Teori ini menjelaskan bahwa besarnya
konsumsi tidak tergantung dari pendapatannya tetapi dari harta kekayaan yang
dimiliki, dimana kekayaan ini dapat dihasilkan melalui tabungan, investasi,
penyisihan pendapatan, warisan, dan lain sebagainya.
3. James Dusenberry, Teori konsumsi Dusenberry menyatakan bahwa pendapatan
akan mempengaruhi konsumsi di suatu rumah tangga. Teori Dusenberry
tersebut berdasarkan pada dua asumsi yaitu interdependen dan irreversible.
4. Herman Heinrich Gossen, Menurut Gossen, terdapat dua asumsi yang
mendasari seseorang untuk melakukan konsumsi, yaitu konsumsi vertikal dan

15
konsumsi horizontal. Pada asumsi ini, konsumsi diartikan sebagai kebutuhan
setiap mahluk hidup.
5. Irving Fisher, Teori konsumsi menurut Fisher adalah hal yang di lakukan
seseorang untuk melakukan konsumsi berdasarkan pada saat kondisi saat ini
dan masa yang akan dating. Dimana kedua kondisi tersebut akan menentukan
pendapatan yang akan di tabung, serta pendapatan yang akan di keluarkan atau
di habiskan.

2.5. Konsumsi Ikan

Ikan yang masih segar atau yang sudah dijadikan sebagai olahan makanan
masih memiliki kandungan gizi yang sangat tinggi, yakni rendahnya kolestrol,
tinggi asam lemak tak jenuh ganda omega-3 dan relative lebih tinggi dan mutu
protein (kelengkapan komposisi asam amino dan kemudahan untuk dicerna)
daripada sumber protein lainnya. Maka dari itu, ikan adalah sumber protein yang
memiliki kenggulan yang sangat baik dan pangan yang cocok untuk masa
pertumbuhan (Wahyuni, 2007 dalam Sokib et al., 2012)).
Kandungan gizi ikan yang sangat baik tidak banyak pula yang mengemari
atau menyukai ikan sebagai sumber protein. Menurut Direktorat Pemasaran
Dalam Negeri/PDN (2011), penyediaan ikan untuk dikomsumsi di Negara
Indonesia pada tahun 2009 adalah 30,95 kg/kapita dengan tingkat konsumsi ikan
29.08 kg/kapita. Dengan tingkat konsumsi ikan yang ada di Indonesia masih
dibawah Negara lain yang tingkat konsumsi di Negara Jepang 110 kg/kapita,
Korea Selatan 85 kg/kapita, Amerika Serikat 80 kg/kapita, Singapura 80
kg/kapita, Hongkong 85 kg/kapita, Malaysia 45 kg/kapita, dan Thailand 35
kg/kapita. Kota Depok merupakan salah satu kota yang ada di Negara Indonesia
yang mempunyai katagori kota yang memiliki tingkat konsumsi ikan yang sangat
rendah yakni 13,18 kg/kapita pada tahun 2008 (Sokib et al., 2012).
Rendahnya tingkat konsumsi per kapita masyarakat yang ada di Indonesia,
penyebab-nya memiliki 2 hal yang saling keterkaitan yaitu dengan lemahnya sisi
ketersediaan (spply) dan rendahnya tingkat permintaan (demand). Ketersediaan,
yang menyebabkan ialah rendahnya konsumsi ikan di masyarakat Indonesia
penyebabnya tidak meratanya suplai ikan yang berkualitas baik dan bermutu,
kurangnya sarana dan prasarana penjualan, distribusi ikan yang baik dan higenis

16
yang mampu menjangkau seluruh daerah. Pada sisi permintaan ada beberapa
factor yang diduga berperan dalam pembentukan bdaya makan ikan yang masih
rendah di Negara Indonesia hingga sampai kini, antara lain:
1. Ikan yang tersedia di pasaran dengan mutu yang segar jarang ditemukan
atau masih krang tersedia,
2. Di dalam masyarakat memiliki budaya dan perilaku dalam mengkonsumsi
ikan.
3. Para ibu yang kurang memiliki pengetahuan yang cukup mengenai
kendungan protein dan mutu,
4. Daya beli masyarakat yang masih rendah yang diakibatkan dengan harga
ikan yang masih maha atau tinggi sehingga sulit dijangkau oleh kalangan
masyarakat,
5. Rendahnya jenis ikan dan produk yang dijadikan sebagai olahan hasil
perikanan,
6. Masyarakat yang memiliki ketakukan yang berfikir bahwa ikan mempnyai
kandungan logam dan perairan yang tercemar (Kusharyanti, 2007 dalam
Sokib et al., 2012).
2.5.1. Faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Ikan
DiIndonesia tingkat konsumsi ikan masih terbilang cukup rendah dikawan
Asia Tenggara dibanding Malaysia, Singapore apalagi jepang dan korea.
Rendahnya konsumsi ikan tersebut karena mempengaruhi bebepa faktor antara
lain :

1. Mitos dan Budaya


Pencemaran air dapat mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya ikan.
Dengan adanya pencemaran, masyarakat tidak tahu bagaimana kandungan
dari ikan tersebut. Sehingga sering timbulnya mitos bahwa Ikan banyak
mengandung cacing dan bisa mengakibatkan gatal-gatal.
2. Kurang ketersediannya ikan bersih
Ikan hidup di air baik perairan yang bersih atau perairan yang telah tercemar
oleh benda logamatau bahan pencemar lainnya sehingga jika masyarakat
mengkonsumsi ikan yang telah tercemar maka akan menimbulakan penyakit

17
cacingan, sumber alergi, ikan meningkatkan kholesterol darah dan kandungan
logam berat. (Djunaidah, 2017).
2. Kondisi Geografis
Berdasarkan pendapat para peneliti (Daryati, 1991 dalam Madanijah et al.,
2006) menyimpulkan bahwa konsumsi ikan yang lebih tinggi didalam
keluarga nelayan dibandingkan pada masyarakat yang bukan nelayan, itu
dikarenakan nelayan tinggal dekat pesisir yang berprofesi sebagai nelayan.
3. Pendapatan Rumah tangga
Masyarakat dengan golongan menegah keatas akan lebih suka memakan ikan
yang harga-nya mahal atau kandungan gizi dari ikan sangat tinggi dan sangat
baik untuk memenuhi kebutuhan protei, sedangkan pada kalangan menegah
ke bawah sangat memperhatikan harga ikan dibandingan dengan kandungan
protein yang ada pada ikan tersebut (Simanjuntak, 2016).
4. Pengetahuan Ibu
Ibu yang memiliki pengetahuan gizi baik akan menyebabkan pemilihan
makanan yang bukan hanya sekedar baik tapi memiliki kandungan gizi yang
bermanfaat, sebaliknya, ibu yang memiliki pengetahuan gizi kurang akan
menyebabkan pemelihan makanan yang asal-asalan.(Madanijah et al., 2006)
5. Ketersediaan Ikan Laut
Berdasarkan penelitian Waysima (2011) menyimpulkan bahwa ketersedian
ikan laut bagi konsumen sangat layak mendapat perhatian baik dari kalangan
pemerintahan, karena sering kali didapati alasan masyarakat bukannya
kurangnya konsumsi ikan laut di masyarakat dikarenakan tidak memiliki uang
namun karena tidak tersedianya ikan tersebut di daerah tersebut.
2.5.2. Manfaat Konsumsi Ikan
Ikan memiliki banyak kandungan gizi yang banyak manfaat seperti
protein tinggi, lemak, vitamin dan mineral. Terdapat banyak manfaat dalam
mengkonsumsi ikan antara lain :
1. Dapat Memelihara kesehatan seperti mencegah penyakit jantung, menjaga
fungsi dan kesehatan otak, mencegah kerusakan tiroid, dan menjaga
kesehatan mata.
2. Baik untuk pertumbuhan apalagi pada anak-anak saat masa pertumbuhan, ikan
berperan dalam proses pembentukan tulang dan memperkuat otot.

18
3. Membantu menghasilkan energi. selain protein dan lemak, ikan juga memiliki
kandungan vitamin B kompleks yang membantu menghasilkan energi baik
untuk seseorang yang banyak beraktivitas.
4. Baik untuk anemia. Selain membantu menghasilkan energy, vitamin B
kompleks juga membantu pembentukan sel heamoglobin untuk membantu
pembentukan sel darah merah.

19
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu

Penelitian yang berjudul “Pengaruh pendapatan, ratio nelayan dan jumlah


anggota keluarga terhadap konsumsi ikan di Kabupaten Tanjung jabung timur”
akan dilaksanakan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi. Waktu
pelaksanaan penelitian ini pada bulan…….. sampai ……..

3.2. Metode Penelitian

Jenis metode ini menggunakan metode deskriptif. Metode ini berguna untuk
meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem
pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Metode ini
merupakan pendekatan metode kuantitatif yang bersifat untuk mengetahui
pengaruh pendapatan, ratio nelayan dan jumlah anggota keluarga terhadap
konsumsi ikan. Metode kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk pengumpulan data
menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik
dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2013: 13 dalam
Kurniasari, 2016).
Metode analisis data yang digunakan adalah data times series atau runtut
waktu dengan menggunakan data selama 10 tahun terakhir dari 2010 sampai
2020. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, data yang
didapatkan dari literatur, hasil penelitian, dan dari instansi yang terkait seperti
dinas kelautan dan perikanan (DKP), dan BPS kabupaten tanjung jabung timur.
Data yang di himpun meliputi Angka Konsumsi Ikan, Pendapatan, Jumlah
Penduduk, Jumlah Nelayan, Jumlah Anggota Keluarga, Jumlah.

3.3. Analisis Data

a. Pendapatan Perkapita
Pendapatan Perkapita adalah tingkat pendapatan rata-rata masyarakat pada
periode waktu tertentu. Pendapatan perkapita dalam penelitian ini yaitu
jumlah Produk Domestik Regional Bruto Atas Harga Berlaku di Kabupaten

20
Tanjung Jabung Timur dibagi dengan jumlah penduduk di Kabupaten Tanjung
Jabung Timur pada tahun 2010-2020.
Penduduk adalah suatu kelompok atau masyarakat yang mendiami suatu
wilayah dalam waktu tertentu. Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah
Jumlah Penduduk di Kabupaten Tanjung Jabung Timur pada tahun 2010-2020
dalam satuan jiwa.
b. Ratio Nelayan
Ratio nelayan pada penelitian ini yaitu Jumlah Kartu Keluarga (KK)
Nelayan dibagi Jumlah KK Penduduk di Kabupaten Tanjung Jabung Timur pada
tahun 2010-2020.
3.3.2. Analisis Data
Pengolahan data dilakukan dengan tabulasi, sedangkan untuk menganalisis
faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan nelayan dilakukan dengan
menggunakan analisis statistic dengan menggunkan software SPSS Statistik v21.0
untuk mempermudah perhitungan dan analisis. Metode yang digunakan adalah
metode regresi linier berganda dengan persamaan regresi sebagai berikut:
Y=βo+β₁X₁+β₂X₂+β₃X₃+e
Keterangan:
Y= Konsumsi Ikan Perkapita
βo =Konstanta
β₁ = Koefisien Pendapatan Perkapita
β₂ = Koefisien Ratio Nelayan
β₃ = Koefisien Jumlah Anggota Keluarga
X₁= Pendapatan Perkapita
X₂= Ratio Nelayan
X₃= Jumlah Anggota Keluarga
e = Residual
3.3.3. Analisis Kuantitatif
Analisis kuantitatif digunakan dalam penelitian ini meliputi uji khi
kuadrat, analisis korespondensi, dan analisis logit. Uji khi kuadrat dilakukan
untuk mengevaluasi keterkaitan antara frekuensi makan ikan dan peubah
demografi (pengeluaran per bulan dan jumlah anggota keluarga). Hasil uji khi
dipilih peubah yang nyata untuk dilakukan analisis menggunakan analisis

21
korepondensi untuk melihat hubungan kedekatan antara peubah yang nyata dan
frekuensi konsumsi ikan. Analisis logit digunakan untuk mengidentifikasi factor
yang mempengaruhi terhadap mengkonsumsi ikan. Model logit (Chan, 2004
dalam Sokib, N., 2012) antara lain:

Li=In (1−pipi )
1 1
= β 0+ β × i +¿ β × i +…¿
2 2

Keterangan:
L = model logit/keputusan mengkonsumsi, diukur dengan frekuensi
makan ikan
P₁ = Peluang
β = koefisien regresi populasi
u = galat
x₁ = pengeluaran per bulan
x₂ = jumlah anggota keluarga

3.4. Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan uji t dan uji t, sebaiknya melakukan uji asumsi klasik
terlebih dahulu untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan. Pengujian ini
dilakukan dengan uji Normalitas, Multikolinearitas, dan Heteroskedastisitas.
a. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya
Multikolinearitas antar variabel dalam satu model regresi. Uji Multikolinearitas
melihat dengan nilai tolerance dan nilai Variance Inflation Factor (VIF) yang
telah diolah dengan program SPSS.
Hipotesis yang dilakukan dalam uji multikolinearitas antara lain :
Ha : VIF < 10 artinya tidak terdapat Multikolinearitas.
Ha : VIF > 10 artinya terdapat Multikolinearitas.
b. Uji Heterokesdastisitas
Uji Heterokesdastisitas dilakukan untuk mengetahui ketidaksamaan varians
dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lain. Apabila tetap disebut
homokedastisitas dan apabila berbeda disebut heterokesdastisitas.

22
Hipotesis yang dilakukan dalam uji heterokesdastisitas antara lain:
Ho : Tidak ada gejala Heteroskedastisitas
Ha : Ada gejala heteroskedastisitas Kriteria
Pengujian : Ho diterima jika sig. > 0,05

c. Uji Linieritas
Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui bentuk dua variabel atau lebih
mempunyai hubungan yang linier atau tidak secara signifikan dalam satu model
regresi.
Hipotesis yang dilakukan dalam uji linieritas antara lain:
Ha : sig <0,05 artinya tidak Linier
Ho : sig >0,05 artinya Linier

3.5. Uji Statistik

Setelah uji asumsi klasik terpenuhi, maka selanjutnya dilakukan uji statistik
yang terdiri dari uji koefisien determinasi, uji F, dan uji t.
a. Uji Koefisien Determinasi (R²)
Uji koefisien determinasi digunakan untuk menunjukkan seberapa besar
variabel bebas terhadap variabel terikatnya dengan menunjukkan persentase
sumbangan pengaruh variabel secara serentak.
b. Uji Signifikasi Simultan (Uji – F)
Uji signifikasi simultan (Uji – F) digunakan untuk mengetahui pengaruh atau
tidaknya simultan variabel bebas terhadap variabel terikat.
Hipotesis yang dilakukan dalam uji signifikasi simultan (Uji – F) antara lain:
Ho : Secara simultan, jumlah pendapatan, ratio nelayan dan jumlah anggota
keluarga tidak berpengaruh signifikan terhadap konsumsi ikan.
Ha : Secara simultan, jumlah pendapatan, ratio nelayan dan jumlah anggota
keluarga berpengaruh signifikan terhadap konsumsi ikan.
Dalam uji ini pengambilan kesimpulannya adalah dengan membandingkan
nilai probabilitas dengan tingkat signifikan (a=0,5) yaitu:
Ha : Apabila F > 0,05 tidak signifikan

23
Ho : Apabila F < 0,05 signifikan
c. Uji Signifikasi variabel secara individu (Uji-t)
Uji Signifikasi variabel secara individu (Uji-t) digunakan untuk mengetahui
pengaruh atau tidaknya secara parsial variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika
ada pengaruhnya positif atau negatif. Ada dua cara yang bisa digunakan, pertama
yaitu dengan membandingkan t tabel dan t hitung.
Hipotesis yang dilakukan dalam uji signifikasi variabel secara individu (Uji-t)
antara lain:
a. Apabila t-hitung < t-kritis sehingga H0 diterima dan Ha ditolak dapat
disimpulkan secara individu variabel tersebut tidak berpengaruh terhadap
variabel dependen.
b. Apabila t-hitung > t-kritis sehingga H0 ditolak dan Ha diterima dapat
disimpulkan secara individu variabel tersebut berpengaruh terhadap
variabel dependen.
Dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut :
Ho : diterima bila t hitung < t tabel (tidak berpengaruh)
Ha : ditolak bila t hitung > t tabel ( berpengaruh)

24
DAFTAR PUSTAKA

Abdul, M., 2018. Pengaruh Pendapatan Nelayan Terhadap Gaya Hidup


Masyarakat di Desa Gambus Laut Kecamatan Lima Puluh Kabupaten
Batubara, Skripsi.
Apridar, Karim, M., Suhana, 2011. Ekonomi Kelautan dan Pesisir. graha ilmu.
Badan Pusat Statistik, 2019. Statistik Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Timur
2019. Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
Christoper, R., Chodijah, R., Yunisvita, 2017. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Pendapatan Rumah Tangga. J. Ekon. Pembang. 15, 25–52.
https://doi.org/10.31289/agrica.v9i2.486
Djunaidah, I.S., 2017. Tingkat Konsumsi Ikan di Indonesia: Ironi di Negeri
Bahari. J. Penyul. Perikan. dan Kelaut. 11, 12–24.
https://doi.org/10.33378/jppik.v11i1.82
Fransiska, I., Sudiarti, S., Nasution, J., 2021. Pengaruh Pedanpatan, Pendidikan,
Jumlah Anggota Keluarga Terhadap Pola Konsumsi Rumah Tangga Nelayan
Muslim di Kelurahan Nelayan Indah Kecamatan Medan Labuhan. J.
STINDO Prof. 7, 67–76.
Hanum, N., 2018. Pengaruh Pendapatan , Jumlah Tanggungan Keluarga Dan
Pendidikan Terhadap Pola Konsumsi Rumah Tangga Nelayan Di Desa
Seuneubok Rambong Aceh Timur. J. Samudra Ekon. 2, 75–84.
Ihdayatul, M., 2021. Analisis faktor yang mempengaruhi pendapatan nelayan
tangkap di pesisir kelurahan bontokamase kecamatan herlang kabupaten
bulukumba.
Kurniasari, desi atika, 2016. Pengaruh Pendapatan , Dependency Ratio dan
Tingkat Pendidikan Nelayan Terhadap Pola Konsumsi Rumah Tangga
Nelayan di Pesisir Pantai Depok Yogyakarta.

25
Madanijah, S., Zulaikhah, Munthz, Y.B., 2006. Sumbangan Konsumsi Ikan dan
Makanan Jajanan Terhadap Kecukupan Gizi Anak Balita Pada Keluarga
Nelayan Buruh dan Nelayan Juragan. media gizi Kel. 30, 31–41.
Nurbaya, 2019. Pengaruh Pendapatan Nelayan Terhadap Peningkatan Ekonomi di
Desa Wewangriu Kecamatan Malili Kabupaten Luwu Timur Sulawesi
Selatan.
Putri, K.P.S., Budhi, M.K.S., 2021. Analisis Determinan Pendapatan Nelayan di
Kecamatan Tejakula Kabupaten Buleleng. E-jurnal EP Unud 10, 1246–1271.
Retnowati, E., 2011. Nelayan Indonesia Dalam Pusaran Kemiskinan Struktural
(Perspektif Sosial, Ekonomi Dan Hukum). Perspektif 16, 149.
https://doi.org/10.30742/perspektif.v16i3.79
Ridha, A., 2017. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan
di Kecamatan Idi Rayeuk. J. Samudra Ekon. dan Bisnis 8, 646–652.
Salwa, D.K., 2019. Teori Konsumsi Dalam Islam Dan Implementasinya. Labatila
Ilmu Ekon. Islam 3, 96–107.
Simanjuntak, C., 2016. Hubungan Konsumsi Ikan Dengan Tingkat Kecukupan
Protein Anak Balita Pada Keluarga Nelayan Di Protein Anak Balita Pada
Keluarga Nelayan Kelurahan Pasir Bidang Kecamatan Sarudik Kelurahan
Pasir Bidang Kecamata, Skripsi.
Sokib, N., Palupi, N.S., Suharjo, B., 2012. Strategi Peningkatan Konsumsi Ikan di
Kota Depok, Jawa Barat. Manaj. IKM J. Manaj. Pengemb. Ind. Kecil
Menengah 7, 166–171.
Subakir, A.A., Hubeis, M., Trilaksani, W., 2020. Strategi Peningkatan Konsumsi
Ikan pada Masyarakat Berpendapatan Rendah Di Provinsi Jawa Tengah.
Manaj. IKM J. Manaj. Pengemb. Ind. Kecil Menengah 15, 70–76.
Ursula, S., Husna, A., Rikayan, H.L., 2021. Pengaruh Incom dan Dependency
Ratio Terhadap Pola Konnsumsi Rumah Tangga Nelayan Pesisir di
Kelurahan Kampung Bugis Kota Tanjungpinang. Student Online Jounal 2,
834–841.
Waysima, 2011. Pengaruh Ibu Pada Perilaku Makan Ikan Laut Siswa Sekolah
Dasar di Kabupaten Jepara dan Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, in:
Skripsi. Bogor, pp. 1–199.
Yanti, N.R., 2020. Pengaruh Pendapatan dan Jumlah Anggota Keluarga Terhadap

26
Pola Konsumsi Rumah Tangga Miskin di Desa Muhajirin Kecamatan Jambi
Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi, SELL Journal.
Yanti, Z., Murtala, M., 2019. Pengaruh Pendapatan, Jumlah Anggota Keluarga
Dan Tingkat Pendidikan Terhadap Konsumsi Rumah Tangga Di Kecamatan
Muara Dua. J. Ekon. Indones. 8, 72–81.
https://doi.org/10.29103/ekonomika.v8i2.972

27

Anda mungkin juga menyukai