Anda di halaman 1dari 16

STUDI KELAYAKAN

USAHA BUDIDAYA RUMPUT LAUT (Euchema cottoni)


DENGAN METODE LONG LINE

Oleh:
A.Yuspita Dwi Rezky
Nit : 16.3.05.029

PROGRAM STUDI TEKNIK BUDIDAYA PERIKANAN


KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN
BONE
2019

1
LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL
STUDI KELAYAKAN USAHA

Judul : Studi Kelayakan Usaha Budidaya Rumput Laut (Euchema cottoni)


dengan metode Long Line
Nama : A.Yuspita Dwi Rezky
NIT : 16.3.05.029

Laporan ini sebagai tugas kuliah Mata Kuliah Manajemen Usaha Budidaya
Perikanan

Disetujui oleh:

Dosen Pengampuh I Dosen Pengampuh II

Ir. Yip Regan, MP. Muhammad Syahrir, S.Pi., M,Si.


NIP. 19620130 198903 1 003 NIP. 19690715 199003 1 004

2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat Rahmat
dan Hidayah-Nya tugasini dapat diselesaikan dengan judul “Studi Kelayakan
Usaha Budidaya Rumput Laut (Euchema cottoni) dengan Metode Long
Line”.
Penyusunan tugas ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Manajemen Usaha Budidaya Perikanan dan untuk mengetahui apakah usaha
tersebut layak untuk dijadikan suatu usaha. Dalam penyusunantugasini, tidak
sedikit hambatan yang penyusun hadapi. Namun penyusun menyadari bahwa
kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak lain berkat doa kedua orang tua
serta bantuan dan dorongan teman-teman sehingga kendala-kendala yang
penyusun hadapi dapat teratasi.
Semoga tugas ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca. Penyusun menyadari bahwa tugas ini
masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen
pengampuh mata kulaih Manajemen Usaha Budidaya Air Laut penyusun meminta
masukannya demi perbaikan pembuatan tugas di masa yang akan datang dan
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.

3
DAFTAR ISI
SAMPUL........................................................................................................ 1
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... 2
KATA PENGANTAR................................................................................... 3
DAFTAR ISI.................................................................................................. 4
DAFTAR TABEL.......................................................................................... 5
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................... 6
B. Gambaran Umum................................................................................ 6
1. Biodata pengusaha......................................................................... 6
2. Alamat usaha................................................................................. 6
3. Alamat pemilik.............................................................................. 6
4. Data usaha..................................................................................... 6
5. Aspek manajemen......................................................................... 8
BAB II ANALISA USAHA
A. Biaya Investasi..................................................................................... 9
B. Biaya Penyusutan Alat Tahan Lama................................................... 9
C. Biaya Operasional............................................................................... 10
D. Bunga Biaya Modal............................................................................. 11
E. Output.................................................................................................. 11
F. Input..................................................................................................... 11
G. Keuntungan.......................................................................................... 12
H. Benefit Cost Ratio............................................................................... 12
I. Break Event Point................................................................................ 12
J. Payback Period.................................................................................... 13
K. Return of Invesment/Rentabilitas........................................................ 13
L. Pertimbangan Penerimaan(R/Cratio)................................................... 14
M. Net Present Value (NVP).................................................................... 14
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

4
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Biaya investasi........................................................................................... 8
2. Penyusutan alat tahan lama........................................................................ 8
3. Biaya tetap budidaya rumput laut.............................................................. 9
4. Biaya variabel budidaya rumput laut......................................................... 9
5. Biaya bunga modal.................................................................................... 10

5
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumput laut atau alga (see weed) merupakan salah satu potensi sumberdaya
perairan yang sudah sejak lama dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai bahan
pangan dan obat-obatan. Saat ini pemanfaatan rumput laut telah mengalami
kemajuan yang sangat pesat yaitu dijadikan agar-agar, algin, karaginan
(carrageenan) dan furselaran (furcellaran) yang merupakan bahan baku penting
dalam industri makanan, farmasi, kosmetik dan lain-lain (Khordi, 2010).
Seiring dengan meningkatnya tingkat pemanfaatan rumput laut maka
permintaan pasar rumput laut baik di dalam maupun luar negeri juga semakin
tinggi. Salah satu jenis rumput laut yang mendominasi ekspor di Indonesia yaitu
Eucheuma.
Menurut Anggadiredja dkk, (2011) kebutuhan dunia meningkat setiap
tahunnya sehingga hampir setiap tahun terjadi kekurangan bahan baku untuk agar,
karaginan dan lain-lain. Pasar agar di dunia pada tahun 2001 mencapai 7.630 ton
dengan kebutuhan bahan baku sekitar 76.000 ton rumput laut kering, sedangkan
hasil panen hanya sekitar 55 ton dengan demikian terjadi kekurangan bahan baku
sekitar 21.000 ton. Pasar karaginan pada tahun 2001 untuk Eucheuma sp.
mencapai 33.000 ton dengan kebutuhan bahan baku karaginofit 165.000 ton,
sementara produksi Eucheuma sp. hanya mencapai 149.000 ton sehingga masih
terdapat kekurangan 16.000 ton. Kebutuhan Eucheuma sp. di dalam negeri dan
ekspor pada tahun 2005 sebesar 50.000 ton, sedangkan produksinya baru
mencapai 32.000 ton sehingga masih terdapat kekurangan 18.000 ton.
Peluang pengembangan usaha rumput laut Eucheuma sp. sangat menjanjikan
seiring dengan meningkatnya permintaan pasar sehingga peluang ini
dimanfaatkan oleh masyarakat dengan melakukan usaha budidaya. Tujuan utama
dalam suatu usaha yaitu memperoleh keuntungan. Semakin banyak keuntungan
yang diperoleh, maka usaha akan semakin berkembang.
Berdasarkan uraian tersebut penyusun tertarik untuk melakukan usaha
budidaya rumput laut (Eucheuma cottoni) dengan metode long line.

6
B. Gambaran Umum
1. Biodata pengusaha
Nama : A.Yuspita Dwi Rezky
TTL : Cebba, 10 November 1998
2. Alamat Usaha
Usaha yang akan dijalankan bertempat di:
Kelurahan: Pallette
Kecamatan : Tanete Riattang Timur
Kabupaten : Bone
Provinsi : Sulawesi Selatan
3. Alamat Pemilik
Desa : Ulaweng Riaja
Kecamatan : Amali
Kabupaten : Bone
Provinsi : Sulawesi Selatan
4. Data Usaha
a. Sektor usaha
Usaha yang direncanakan yaitu usaha yang bergerak di bidang budidaya
rumput laut (Kappaphycus alvarezii/ Euchemma cottoni) di laut.
b. Jenis produksi
Budidaya rumput laut ini merupakan usaha yang dilakukan oleh satu
kelompok dengan 3 orang tenaga kerja. Metode budidaya rumput laut yang
digunakan adalah metode jalur (kombinasi metode long line dan metode rakit)
dengan luas lahan budidaya rumput laut yaitu 0,3 ha. Terdapat 8 unit budidaya
rumput laut, dengan ukuran 8 x 50 m/unit. Pada tiap unit terdapat 5 tali ris dengan
panjang 50 m dan jarak antar tali ris ± 1,5 m. Pada bagian ujung setiap unit diberi
jangkar beton dan pelampung utama. Pada setiap 2,5 m tali ris diberi pelampung
yang terbuat dari botol aqua bekas 600 ml. 4.
Kebutuhan bibit rumput laut yaitu 9000 rumpun untuk 8 unit, dengan berat
setiap rumpun 50 gr dan jarak antara rumpun yaitu 30 cm. Dengan demikian total
kebutuhan bibit rumput laut yaitu 450 kg untuk 8 unit. 5. Harga penjualan rumput

7
laut basah 5000/kg dan rumput laut kering 8000/kg.Dalam satu tahun terdapat 4
kali produksi rumput laut, dengan 1 kali produksi ±1,5 bulan.
c. Tahun mulai produksi
Tahun mulai produksi yakni pada tahun 2019
5. Aspek manajemen
a. Riwayat pengelola perusahaan
Pengelola perusahaan merupakan taruna Politeknik Kelautan dan Perikanan
Bone Program Studi Teknik Budidaya Perikanan tingkat perdana. Telah
menyelesaikan pendidikan tingkat menengah atas di SUPM Negeri Bone pada
tahun 2016.
b. Susunan organisasi
Ketua : A.Yuspita Dwi Rezky
Wakil Ketua : Andri Atmajaya
Sekertaris : Novia Safitri
Bendahara : Wildana Sukhandi

8
II. ANALISA USAHA
A. Biaya Investasi
Biaya investasi adalah seluruh biaya yang dikeluarkan mulai kegiatan itu
berlangsung sampai kegiatan tersebut mulai berjalan. Biaya invesatasi untuk
budidaya rumput laut dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Biaya investasi
Harga Satuan
No Nama Alat Volume Satuan Total Harga
(Rp)
1 Jangkar 16 Buah 150.000 2.400.000
2 Tali PE 8 mm 120 Kg 40.000 4.800.000
3 Tali PE 12 mm 30 Kg 40.000 1.200.000
4 Sampan motor 1 Unit 3.500.000 3.500.000
5 Pisau 3 Buah 15.000 45.000
6 Pelampung bola 16 Buah 100.000 1.600.000
7 Terpal 1 Buah 165.000 165.000
8 Tali PE 1 mm 10 Kg 35.000 350.000
9 Pelampung botol 800 Buah 350 280.000
Total 14.340.000
B. Biaya Penyusutan Alat Tahan Lama
Karung masuk biaya variabel
Biaya penyusutan alat tahan lama dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Penyusutan alat tahan lama
JUE NS Penyusutan Penyusutan/
No Nama Alat Total Harga / Bulan Priode
(Tahun)
(Rp) (Rp)
1 Jangkar 2.400.000,- 5 200.000, 36.667,- 110.000,-
-
2 Tali PE 8 4.800.000,- 3 0,- 133.333,- 400.000,-
mm
3 Tali PE 12 1.200.000,- 5 0,- 20.000,- 60.000,-
mm
4 Sampan 3.500.000,- 7 250.000, 38.690,- 116.071,-
motor -
5 Pisau 45.000,- 2 0,- 1.875,- 5.625

9
6 Pelampung 1.600.000,- 10 50.000,- 12.917,- 38.750
bola
7 Terpal 165.000,- 5 0,- 2.750,- 8.250,-
8 Tali PE 1 350.000,- 1 0,- 29.167,- 87.500,-
mm
9 Pelampung 280.000,- 1 0,- 23.333,- 70.000,-
botol
Total 298.732,- 896.196
C. Biaya Operasional
Biaya operasional adalah seluruh biaya yang dikeluarkan selama produksi itu
berlangsung. Biaya operasional dibagi menjadi 2 yaitu:

1. Biaya tetap
Biaya tetap merupakan biaya yang penggunaannya tidak habis dalam satu
masa produksi, uraian biaya tetap dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3.Biaya tetap pada budidaya rumput laut
Per Bulan Per Periode Per Tahun
No Uraian
(Rp) (Rp) (Rp)
1 Upah tenaga kerja - 500.000,- 2.000.000,-
2 Telpon - 7.000,- 28.000,-
507.000,- 2.028.000,-
2. Biaya variable
Biaya variabel merupakan biaya yang habis dalam satu kali produksi. Uraian
data variable pada kegiatan budidaya rumput laut dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Biaya variable pada budidaya rumput laut
Harga
No Uraian Volume Satuan Per Periode Per Tahun
(Rp)
1 Bibit(kg) 500 2.500,- 1.250.000,- 1.250.000,-
2 Biaya pengikatan bibit 300.000,- 1.200.000,-
3 Biaya perawatn 200.000,- 800.000,-
4 Biaya panen, 2.000.000,- 8.000.000,-
penjemuran dan
packing
5 Karung 30 5.000,- 150.000,- 600.000,-

10
Total 3.900.000,- 11.850.000,-
Tali kacil masuk biaya investasi
Jadi biaya operasional budidaya rumput laut yaitu:
Biaya opersaional = Biaya tetap + Biaya Variabel
 Per Periode = Rp 507.000,-+ Rp 3.900.000,-
= Rp. 4.803.196,-
 Per Tahun = Rp. 5.612.786,-+ Rp. 11.350.000,-
= Rp. 16.962.786,-

D. Bunga Biaya Modal


Tabel 5. Bunga biaya modal
No Jenis Biaya Jumlah Suku Bunga/Tahun Bunga/Priode
Bunga/Tahun
(Rp)
1 Biaya 298.732,- 10% 152.353,- 38.088
Penyusustan
2 Biaya Tetap 507.000,- 10% 86.190,- 21.548
3 Biaya 3.900.00,- 10% 663.000,- 165.750
Variabel
Total 901.543,- 225.386

E. Output
Out put merupakan semuah biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan produksi.
Out dapat dihitng dengan cara sebagai berikut.
Out put : Biaya penyusutan + biaya tetap + Biaya variabel + bunga biaya
Output/priode = 896.196+507.000,-+3.900.000,-+225.386,-
= 5.528.582,-
F. Input
Hasil panen :
1. Berat rata-rata 350 gr/rumpun
2. 900 rumpun
3. Total hasil panen = 3.150 kg basah

11
4. Perbandingan basah kering 1/8 ( 1kg kering diperoleh dari 8 kg basah)
5. Rumput laut kering = 393,8 kg
6. Dijual dengan harga Rp 21.000,-/kg
7. Jadi hasil yang diperoleh = Rp. 8.268.750,-

Keterangan:

a. Lama pemeliharaan dan persiapan sampai panen = 2,5 bulan


b. Satu tahun diperoleh 4 siklus
G. Keuntungan

Keuntungan adalah selisih antara pendapatan total dengan biaya total. Bila
dalam suatu usaha , pendapatan lebih besar dibanding dengan biaya yang
digunakan maka nilai laba akan plus, berarti usaha tersebut memperoleh
keuntungan. Keuntungan dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:

Keuntungan = Input – Output


= Rp. 8.268.750,- – Rp. 5.528.582,-
= Rp. 2.740.168,-
H. Benefit Cost Ratio

Benefit cost ratio ( b / c ) adalah nilai kelayakan suatu usaha.  Yang fungsinya
untuk mengetahui sesuatu harus diproduksi pada periode berikutnya. B/C ratio
dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:

B/C ratio = Hasil Penjualan : Modal Produksi

= Rp. 8.268.750,- : Rp. 5.528.582,-

= 1,5

Artinya, usaha budidaya rumput laut layak karena setiap kita mengeluarkan
Rp.1 akan diperoleh hasil Rp.1,5.

I. Break Event Point

Break even point adalah suatu nilai dimana hasil penjualan produksi sama
dengan biaya produksi sehingga pengeluaran sama dengan pendapatan. Pada saat
itu pengusaha mengalami impas, tidak untung dan tidak rugi.

12
Suatu usaha dikatakan layak, jika nilai BEP produksi lebih besar dari jumlah
unit yang sedang diproduksi saat ini dan BEP harga harus lebih rendah daripada
harga yang berlaku saat ini, dimana BEP produksi dan BE  harga dapat dihitung
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Total Biaya
BEP Produksi=
Harga Produksi

Total Biaya
BEP Harga=
Total Produksi

BEP Produksi=Rp . 5.528.582 ,− ¿ ¿


Rp .21.000 ,−¿ ¿

= 263

Artinya dengan total biaya sebanyak Rp. 5.528.582,- dan harga jual
Rp21.000,-, maka untuk mencapai titik impas jumlah rumput laut kering yang
dijual adalah sebanyak 263 kg. sedangkan

BEP Harga=Rp .5 .528 .582,− ¿ ¿


393,75

= Rp. 14.041,-

Artinya dengan jumlah produksi sebanyak 393,75 kg dan total biaya sebanyak
Rp. 5.528.582,- maka untuk mencapai titik impas harga jual rumput laut kering
paling minimal Rp. 14.041,-.

J. Payback Period
Payback period dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:
Payback period = Total Investasi : Laba

= Rp.14,340,000 : Rp.2.740.168
= 5,23
Dari hasil perhitungan di atas mengatkan bahwa ivesatasi sebesar
Rp.14,340,000,- memerlukan 5,23 kali priode usaha untuk mengembalikan
seluruh modal dan investasi.

K. Return of Invesment/ Rentabilitas ( ROI)

13
Return of invesment (roi) merupakan nilai keuntungan yang diperoleh
pengusaha dari setiap jumlah uang yang diinvestasikan dalam periode waktu
tertentu.Analisis roi dihitung untuk mengukur sampai seberapa besar
kemampuannya dalam mengembaliakan modal yang telah ditanam. Dengan
demikian dapat digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal dalam
perusahaan tersebut.  Rentabilitas dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:

Laba /Keuntungan
Rentabilitas= x 100 %
Biaya Operasional

Rentabilitas=Rp.2 .740 .168 ,− ¿ ¿


Rp .5 .528 .582,−¿ x 100 % ¿

= 49,56%

Efesiensi penggunaan modal digunakan untuk mengetahui persentase


kemungkinan pengembalian keuntungan dari investasi yang ditanamkan yaitu
49,56%.

L. Pertimbangan Penerimaan (R/C ratio)


Analisa ini digunakan untuk mengetahui perbandingan antara rasio
pendapatan yang diperoleh terhadap total biaya yang dikeluarkan. R/C ratio dapat
dihitung dengan cara sebagai berikut:
R/C ratio = Penerimaan : Total Biaya Pengeluaran

= Rp. 8.268.750,- : Rp. 5,528,582,-


= Rp 1,5
Artinya, setiap pengeluaran Rp.1,- dapat menghasilkan keuntungan sebanyak
Rp. 1,5,-.
M. Net Present Value (NVP)
NPV merupakan nilai sekarang dari suatu usaha dikurangi dengan biaya
sekarang pada tahun tertentu. Seleksi formal terhadap NPV adalah bila nilai NPV
bernilai positif berarti usaha tersebut layak dan sudah melebihi Social Opportunity
Cost of Capital sehingga usaha ini diprioritaskan pelaksanaannya, bila NPV
bernilai 0 berarti usaha tersebut masih layak dan dapat mengembalikan persis
sebesar Social Opportunity Cost of Capital, dan bila nilai NPV bernilai negatif
maka sebaiknya usaha tersebut jangan diteruskan.

14
NPV menghitung nilai sekarang dari aliran kas yaitu merupakan selisih antara
Present Value (PV) manfaat dan Present Value (PV) biaya. Jadi jika nilai NPVnya
positif (lebih dari 0) artinya nilai bersih sekarang menggambarkan keuntungan
dan layak diaksanakan, namun bila nilai NPVnya sama dengan 0 artinya usaha
tersebut tidak untung dan tidak rugi (marginal), sehingga usaha diteruskan atau
tidak terserah kepada pengambil keputusan, sedangkan bila nilai NPVnya negatif
(kurang dari 0) artinya usahatersebut merugikan sehingga lebih baik tidak
dilaksanakan.

III. PENUTUP
Demikian proposal perencenaan kegiatan usaha budidaya rumput laut dengan
metode long line. Berdasarkan dari analisa usaha yang telah dihitung bahwa usaha
budidaya rumput laut layak untuk dijalankan dengan mempertimbangkan harga
jual.

15
DAFTAR PUSTAKA

Anggadiredja Jana T, A. Zatnika, H. Purwoto dan Sri Istini. 2011. Rumput Laut
(Pembudidayaan, Pengolahan, dan Pemasaran Komoditas Perikanan
Potensial). Penebar Swadaya. Jakarta.
Kordi, M. Ghufran H. 2011. Kiat Sukses Budidaya Rumput Laut di Laut dan
Tambak. Andi.Yogjakarta.

16

Anda mungkin juga menyukai