A. PENDAHULUAN
1. Deskripsi Singkat
Rumput laut merupakan salah satu sumber daya hayati yang terdapat di
wilayah pesisir dan laut. Istilah "rumput laut" adalah rancu secara botani
karena dipakai untuk 2 kelompok "tumbuhan" yang berbeda. Dalam bahasa
Indonesia, istilah rumput laut dipakai untuk menyebut baik gulma laut dan
lamun. Yang dimaksud sebagai gulma laut adalah anggota dari kelompok
vegetasi yang dikenal sebagai alga (ganggang). Sumber daya ini biasanya dapat
ditemui diperairan yang berasosiasi dengan keberadaan ekosistem trumbu
karang. Gulma laut alam biasanya dapat dihidup di atas subtrat pasir dan
karang mati. Selain hidup bebas di alam, beberapa jenis gulma laut juka
banyak dibudidayakan oleh sebagian masyarakat pesisir Indonesia. Contoh
jenis gulma laut yang banya dibudidayakan di antaranya adalah Euchema
cottonii dan Gracilaria spp.
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas
segala limpahan rahmat dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan
menyelesaikan Materi Ajar Berbasir PBL ini dengan judul Budidaya Eucheuma
Cottonii dengan Metode Lepas Dasar.
Materi ajar ini disusun untuk memenuhi tugas dan tagihan mahasiswa PPG dalam
kegiatan akademik pendalaman materi profesional.
Penulis
i
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN
1. Deskripsi Singkat ........................................................................................ 1
2. Relevansi .................................................................................................... 2
3. Petunjuk Belajar ......................................................................................... 3
II. INTI
1. Capaian Pembelajaran ................................................................................ 4
2. Sub Capaian Pembelajaran ........................................................................... 4
3. Uraian Materi .............................................................................................. 4
a. Mengenal Eucheuma Cottonii .................................................................. 4
b. Lokasi Budidaya ..................................................................................... 6
c. Kualitas Air ............................................................................................. 7
d. Peralatan yang digunakan ........................................................................ 8
e. Konstruksi Sarana Budidaya ................................................................. 8
f. Pengikatan dan Penanaman Bibit ........................................................... 9
g. Perawatan dan Pemeliharaan ..................................................................... 11
h. Panen .................................................................................................... 11
i. Seleksi Hasil Panen ................................................................................... 12
j. Hama dan Penyakit .................................................................................... 13
4. Rangkuman .................................................................................................. 15
5. Tugas Terstruktur ......................................................................................... 16
6. Forum Diskusi .............................................................................................. 16
III. PENUTUP
1. Tes Formatif ................................................................................................ 17
2. Kunci Jawaban ........................................................................................... 22
3. Daftar Pustaka ...................................................................................... 23
ii
DAFTAR TABEL
iii
2
laut baru mulai mengalami peningkatan permintaan sejak awal tahun 1980
untuk berbagai kebutuhan di bidang industri makanan, tekstil, kertas, cat,
kosmetik dan farmasi.
Eucheuma cottoni merupakan salah satu jenis rumput laut merah dan
berubah nama menjadi Kappaphycus alvarezii karena keragian yang dihasilkan
termasuk fraksi kappa-karagian. Umumnya Eucheuma tumbuh dengan baik di
daerah pantai terumbu. Habitat khasnya adalah daerah yang memperoleh aliran
air laut yang tetap, variasi suhu harian yang kecil dan substrat batu karang
mati.
2. Relevansi
3. Panduan Belajar
B. INTI
1. Capaian Pembelajaran
Adapun capaian pembelajaran yang diharapkan setelah mempelajari
materi ajar budidaya eucheuma cottonii dengan metode lepas dasar adalah
sebagai berikut:
a. Menguasai konsep budidaya eucheuma cottonii dengan metode lepas dasar
b. Mampu mengidentifikasi permasalahan pembelajaran yang sedang dialami
berupa defisit kompetensi maupun miskonsepsi pada materi budidaya
eucheuma cottonii dengan metode lepas dasar dan memberikan solusi.
3. Uraian Materi
a. Mengenal Eucheuma Cottonii
Eucheuma cottonii adalah salah satu jenis alga yang dapat hidup di
perairan laut dan merupakan tanaman tingkat rendah yang tidak memiliki
perbedaan susunan kerangka seperti akar, batang, dan daun. Rumput laut atau
alga juga dikenal dengan nama seaweed merupakan bagian terbesar dari
rumput laut yang tergolong dalam divisi Thallophyta. Ada empat kelas yang
dikenal dalam divisi Thallophyta yaitu Chlorophyceae (alga hijau),
Phaeophyceae (alga coklat), Rhodophyceae (alga merah) dan Cyanophyceae
(alga biru hijau). Alga hijau biru dan alga hijau banyak yang hidup dan
berkembang di air tawar, sedangkan alga merah dan alga coklat secara eksklusif
5
ditemukan sebagai habitat laut (Ghufran, 2010). Rumput laut jenis Eucheuma
cottonii merupakan salah satu carragaenophtytes yaitu rumput laut penghasil
karaginan, yang berupa senyawa polisakarida.
b. Lokasi Budidaya
perairan.
g) Angin dan arus; kecepatan arus yang diangap baik berkisar antara20-40
cm/detik
c. Kualitas Air
1 Suhu 0C 26 – 32
2 Salinitas Ppt 27 – 34
3 pH 7 – 8,5
8
2) Ikat bibit jangan terlalu longgar karena akan menyebabkan bibit lepas dari
ikatan, juga jangan ikat bibit terlalu kuat sebab akan menyebabkan bibit
terpotong oleh tali pengikat. Ikatlah bibit jangan terlalu longgar juga
jangan terlalu kuat.
Panen rumput laut dilakukan secara benar hal ini guna menjaga kualitas
rumput laut yang akan diolah. Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari
atau sore hari untuk menghindari panas matahari. Perlakuan panen
memberikan pengaruh nyata terhadap mutu karaginan yang mencakup
rendemen, viskositas (tingkat kekentalan), kekuatan gel (gel strength) dan
kadar abu.
Hal ini untuk menghindari penurunkan mutu rumput laut. Perlakuan panen
dengan jalah diserut/dipatahkan pada bagian batang atauthallus akan
menyebabkan keluarnya gel pada permukaan patahan, sehingga secara
langsung akan menurunkan mutu rumput laut.
Jenis produk rumput laut secara umum dibedakan berupa rumput laut
kering dan rumput laut segar. Perlu diketahui bahwa pada sebagian
pembudidaya proses pemanenan ada yang dilakukan dengan pemanenan total,
artinya setelah mencapai umur 45 hari rumput laut dipanen untuk kemudian
dilakukan seleksi untuk memisahkan thallus muda yang kemudian akan
dijadikan bibit untuk ditanam kembali.
tempatikatan rumput
laut
4. Rumput laut yang
terserangbiasanya
berlendir
5. Setelah memutih,
maka batang
akan hancur
2 Gulma 1. : Menempel dan Hindari lokasi endemik
makroalga (Ulva merusak rumput lau. gulma, bersihkan rumput
spp., 6. Menghambat laut dengan cara
Enteromorpha pertumbuhan menggoyang tali bentangan
spp., dengan tangan secara teratur
Cladophora
spp.)
4. Rangkuman
a. Eucheuma cottoni merupakan salah satu jenis rumput laut merah dan
berubah nama menjadi Kappaphycus alvarezii karena keragian yang
dihasilkan termasuk fraksi kappa-karagian.
b. Dua jenis rumput laut yang merupakan komoditas utama budidaya di
Indonesia yakni Glacillaria di tambak dan Eucheuma/Kappaphycus di laut.
c. Faktor utama menunjang keberhasilan budidaya rumput laut adalah
pemilihan lokasi yang tepat. Pertumbuhan rumput laut sangat ditentukan
oleh kondisi ekologi setempat.
d. Menurut SNI (7673:2:2011) pengikatan bibit dilakukan dengan cara simpul
pita dan sedikit longgar. Pengikatan dilakukan di darat, tempat teduh dan
bersih dengan menjaga bibit dalam keadaan basah dan lembab.
e. Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari atau sore hari untuk
menghindari panas matahari. Perlakuan panen memberikan pengaruh
nyata terhadap mutu karaginan yang mencakup rendemen, viskositas
(tingkat kekentalan), kekuatan gel (gel strength) dan kadar abu.
16
f. Hama yang menyerang umumnya Penyu hijau, ikan baronang, bulu babi,
siput, teripang, bintang laut dan dugong. Sedangkan penyakit yang
menyerang adalah ice-ice dan gulma makroalga.
5. Tugas Terstruktur
Setelah membaca materi ajar dan memahami uraian materi serta contoh-
contoh yang disajikan diatas cobalah untuk mengerjakan tugas terstruktur
berikut ini:
Observasi pada kegiatan praktek di lapangan
Lakukan proses budidaya eucheuma cottonii secara langsung dimulai
pembuatan konstruksi wadah budidaya dengan menyiapkan semua peralatan
yang dibutuhkan dalam metodelepas dasar.
Lakukan kegiatan secara bertahap sampai pada kegiatan penanaman bibit.
Kemudian buatlah rangkuman atas kegiatan praktek yang sudah
dilaksanakan berserta kendala-kendala yang dihadapi selama malaksanakan
praktek.
6. Forum Diskusi
Untuk menambah penguasaan materi Saudara, silakan beri pendapat
mengenai topik diskusi dibawah ini:
Sebagai seorang guru yang profesional, apakah saudara sudah memahami
materi budidaya eucheuma cottonii dengan metode lepas dasar?
Jika sudah, bagaimana respon dari peserta didik saudara?
Jika belum memahami materi budidaya eucheuma cottoni dengan metode
lepas dasar, kira-kira kesulitan atau kendala apa saja yang saudara hadapi
dalam mengajarkan materi budidaya eucheuma cottonii dengan metode
lepas dasar?
Bagaimana solusi yang saudara lakukan untuk mengatasi kesulitan tersebut?
17
C. PENUTUP
1. Tes Sumatif
1) Rumput laut atau alga juga dikenal dengan nama seaweed merupakan
bagian terbesar dari rumput laut yang tergolong dalam divisi:
a. Thallophyta
b. Dietary
c. Solieraciae
d. Gelidium
e. Gigartina
2) Di bawah ini yang termasuk kedalam kelas dalam divisi Thallophyta,
kecuali:
a. Chlorophyceae
b. Phaeophyceae
c. Rhodophyceae
d. Cyanophyceae
e. Solieraciae
3) Kappaphycus alvarezii atau yang lebih populer dikenal dengan nama:
a. Sargassum
b. Enteromorpha
c. Eucheuma cottonii
d. Thallus
e. Carpospora
4) Didalam pemilihan lokasi, pertumbuhan rumput laut sangat ditentukan oleh:
a. Kondisi perairan yang stabil
b. Kondisi perairan yang dangkal
c. Kondisi ekologi setempat
d. Kondisi sekitar lokasi
e. Kondisi keseluruhan lokasi
18
5) Penentuan lokasi yang salah berakibat fatal bagi usaha budidaya rumput
laut, karena:
a. Tidak memenuhi kriteria lokasi yang baik
b. Kualitas air diperairan tidak stabil
c. Bibit yang di tanam akan mati
d. Dapat diserang hama dan penyakit
e. Laut yang dinamis tidak dapat diprediksi
6) Dalam pemilihan lokasi yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut,
kecuali:
a. Keterlindungan; lokasi harus terlindung untuk menghindari kerusakan
fisik rumput laut dari terpaan angin dan gelombang yang besar
b. Salinitas, salinitas perairan yang tinggi dengan kisaran 28 – 34 %
dengan nilai optimum 33%.
c. Suhu air berkisar 24 – 29 %
d. Angin dan arus; kecepatan arus yang dianggap baik berkisar antara 20 –
40 cm/detik.
e. Kedalam air, berkisar antara 90 – 110 cm pada surut terendah.
7) Dibawah ini merupakan peralatan yang digunakan dalam kegiatan budidaya
eucheuma chottonii, kecuali:
a. Tali ris utama
b. Tali ris bentang
c. Patok kayu
d. Tali patok tanda
e. Tali rafia
8) Tali ris utama yang digunakan untuk mengikatkan tali ris bentang yaitu
taliyang berbahan dasar:
a. Nylon
b. Polyethylene
c. Multifilament polyethylene
d. Polypropylene
e. Polyester
19
e. kemerahan
18) Serangan hama dengan gejala yang ditimbulkan berupa rumput laut hilang,
geripis, di gerogoti, patah merupakan serangan:
a. Teripang
b. Penyu hijau
c. Ikan baronang, kakatua
d. Bulu babi
e. Siput
19) Serangan hama dengan gejala yang ditimbulkan berupa digerogoti,
patah,layu merupakan serangan:
a. Siput
b. Teripang
c. Bintang laut
d. Bulu babi
e. Penyu hijau
20) Penanggulangan atas serangan penyakit ice-ice adalah:
a. Panen segera, pindahkan lokasi budidaya atau berhenti
menanam selama beberapa bulan
b. Panen segera, tetap di lokasi budidaya sampai saat panen
total tiba
c. Panen sebagian, karena serangan tidak terlalu berbahaya
d. Potong dan buang bagian yang terkena penyakit lalu
lanjutkan budidaya sampai saat panen tiba
e. bersihkan rumput laut dengan produk berbahan kimia
22
2. Kunci Jawaban
1) A
2) E
3) C
4) C
5) E
6) E
7) D
8) C
9) A
10) C
11) A
12) D
13) C
14) A
15) C
16) E
17) B
18) C
19) D
20) A
23
Daftar Pustaka
https://www.teorieno.com/2016/10/pengertian-rumput-laut.html
http://kkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-
pendukung/DIT%20PERBENIHAN/SNI%20Perbenihan/SNI%20Bibit%2
0Rumput%20Laut%20Cotoni/18671_SNI%207673.1-2011%20(LK-
metode%20lepas%20dasar)_web.pdf
http://repository.unhas.ac.id/id/eprint/4131/2/kaimuddina%201-2.pdf
https://www.dunia-perairan.com/2019/10/metode-budidaya-rumput-laut-
jenis.html
https://raheemtabet.wordpress.com/2014/03/04/budidaya-rumput-laut-e- cottonii-
dengan-metode-off-bottom/
https://ilmubudidaya.com/teknik-budidaya-rumput-laut-eucheuma-cottonii
http://dkpp.luwutimurkab.go.id/index.php/berita/103-rumput-laut-e-cottonii
http://ejournal-balitbang.kkp.go.id/index.php/ma/article/view/2804/2306
http://djpb.kkp.go.id/index.php/arsip/c/265/PETUNJUK-PRAKTIS-
MENGELOLA-PASCA-PANEN-RUMPUT-LAUT/?category_id=13