LEO CHANDRA
SAPUTRA 071 2019 0009
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
karya tulis ilmiah dengan judul judul “Teknik Pemeliharaan air pada pembesaran
Udang Vaname Litopenaeus vannamei di PT. Esaputlii Prakarsa Utama, Barru,
Sulawesi Selatan”.
Penulisan karya tulis ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak
yang telah membantu dan mendoakan. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terima kasih kepada kedua orang tua yang senantiasa memberikan doa dan
dukungan baik secara moril maupun materil. Bapak Ir. Muh. Saenong, MP selaku
dosen pembimbing akademik dan Ketua Program Studi Budidaya Perairan yang
telah memberikan dukungan kepada penulis, Bapak Bilal Muzammil Salsabil
S.Kel. selaku pembimbing lapang kegiatan pembesaran udang vaname, dan
seluruh staf PT Esaputlii Prakarsa Utama, serta sahabat dan orang dekat penulis
yang senantiasa membantu penulis dalam penulisan kaya tulis ilmiah..
Penulis berharap semoga karya tulis ilmiah ini dapat menjadi panduan bagi
penulis dan bermanfaat bagi pembaca pada umumnya.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
DAFTAR TABEL...................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Tujuan dan Manfaat.......................................................................................2
1.3 Metode Penulisan...........................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................3
2.1 Klasifikasi Udang Vaname............................................................................3
2.2 Morfologi Udang Vanamei............................................................................3
2.3 Habitat dan Siklus Hidup...............................................................................5
2.4 Makan dan Kebiasaan Makan........................................................................6
2.5 Pertumbuhan dan Mortalitas..........................................................................6
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................8
3.1 Perlakuan Probiotik........................................................................................8
3.1.1 Perlakuan Mineral dan Desinfeksi........Error! Bookmark not defined.
3.1.2 Penambahan Air....................................................................................12
3.1.3 Penyiponan Dasar Tambak.......................................................................13
3.1.4 Pembuangan Lumpur................................................................................14
BAB IV PENUTUP..............................................................................................15
4.1 Kesimpulan..................................................................................................15
4.2 Saran.............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16
i
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kualitas air pemeliharaan larva selama pelaksanaan kegiatan PKL Error!
defined.
Tabel 5. Kualitas air tambak di PT. Esaputlii Prakarsa Utama Error! Bookmark
not defined.
i
DAFTAR GAMBAR
Gambar. 1 Morfologi Udang Vaname....................................................................4
i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Udang merupakan salah satu komoditas ekspor dari sub sector maupun luar
tersebut cukup besar, nilai jualnya tinggi dan peluang pasarnya sangat baik,
karena permintaan udang tinggi baik di dalam maupun di luar negeri (Putri et al.,
mencukupi semua kebutuhan pasar dunia, maka pada tahun 2014 target produksi
spesies lainnya, antara lain tumbuh cepat, toleran terhadap suhu air, tahan
produksi induk ata benih bebas penyakit serta kebutugan kandungan protein pakan
1
vaname sendiri meliputi persiapan tambak, penebaran benur, pemeliharaan
kualitas air, pengelolaan pakan dan pengendalian penyakit, hingga panen. Oleh
sebab itu, agar dapat lebih memahami serangkaian kegiatan dari salah satu sektor
Prakarsa Utama.
baik.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi Udang Vaname
Udang Vaname, atau yang sering juga disebut udang putih oleh
masyarakat umum, adalah jenis udang yang sedang semarak dibudidayakan oleh
berasal dari Pantai Pasifik Barat Amerika Latin, untuk pertama kalinya dikenalkan
berikut :
Kingdom : Animalia
Subkingdom : Metazoa
Filum : Arthropoda
Subfilum : Crustacea
Kelas : Malacostraca
Subkelas :
Eumalacostraca Superordo :
Eucarida
Ordo : Decapoda
Subordo :
Dendrobrachiata Famili :
Penaeidea
Genus : Litopenaeus
3
gambar 1. Morfologi Udang Vaname
dapat dibedakan dalam dua bagian yaitu bagian kepala yang menyatu dengan dada
disebut chepalotorax dan bagian belakang bagian perut disebut abdomen. Tubuh
udang vaname berwarna putih transparan sehingga lebih umum dikenal sebagai
“white shrimp”. Namun, ada juga yang berwarna kebiruan karena lebih
dominannya kromatofor biru. Panjang tubuh dapat mencapai 23 cm. Kepala udang
vaname terdiri dari antenula, antenna, mandibula, dan dua pasang maxillae.
Kepala udang vannamei juga dilengkapi dengan tiga pasang maxilliped dan lima
pasang kaki berjalan (periopoda) atau kaki sepuluh (decapoda). Sedangkan pada
bagian perut (abdomen) udang vannamei terdiri dari enam ruas dan pada bagian
abdomen terdapat lima pasang kaki renang dan sepasang uropuds (mirip ekor)
terdiri dari antena, antenula, dan 3 pasang maxilliped. Kepala udang vaname juga
4
Dactylus ada pada kaki ke – 1, ke – 2, dan ke – 3. Abdomen terdiri dari 6
ruas, ada bagian abdomen terdapat 5 pasang (pleopoda) kaki renang dan
peraiaran. Udang umumnya menyukai habitat pada dasar laut yang lembut yang
umumnya bercampur dengan lumpur dan pasir. Udang vaname menyukai daerah
Daerah hutan mangrove adalah daerah yang sesuai bagi udang vaname
stadia post larva. Pada daerah mangrove sangat cocok bagi udang vaname ketika
stadia post larva untuk mencari makan dan untuk berlindung dari predator. Larva
dewasa udang vaname akan berpindah ke perairan yang lebih dalam dan memiliki
Udang vaname berkembang biak pada daerah lepas pantai yang dangkal.
250.000 dengan ukuran perbutir sekitar 0.22 mm dan proses fertilisasi dilakukan
secara eksternal di dalam air. Telur-telur tersebut akan berkembang menjadi larva
menit. Udang vaname betina mengeluarkan sel-sel telur ditandai dengan udang
5
2.4 Makan dan Kebiasaan Makan
Makan dan Kebiasaan Makan udang vaname merupakan omnivora dan
lain bersifat nocturnal, artinya aktif mencari makan pada malam hari atau apabila
intensitas cahaya berkurang. Sedangkan pada siang hari yang cerah lebih banyak
pasif, diam pada rumpon yang terdapat dalam air tambak atau membenamkan diri
dan aasam lemak, maka udang akan merespon dengan cara mendekati sumber
Selanjutnya, pakan yang dikonsumsi berukuran lebih besar, akan dicerna secara
dan ditentukan berdasarkan sejumlah ukuran dan kuantitasnya. Proses yang terjadi
pada pertumbuhan adalah proses yang irreversible (tidak dapat kembali ke bentuk
semula). Akan tetapi, pada beberapa kasus ada yang bersifat reversible karena
pertumbuhan terjadi pengurangan ukuran dan jumlah sel akibat kerusakan sel atau
6
dediferensiasi (Ferdinand dan Ariebowo, 2007). Sedangkan mortalitas adalah
ukuran jumlah kematian (umumnya, atau karena akibat spesifik) pada suatu
populasi.
bahkan juga kematian. Salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
mortalitas udang adalah makanan. Selain faktor makanan, menurut Haliman dan
Adijaya (2005) kualitas air tambak yang baik akan mendukung pertumbuhan dan
perkembangan udang vaname secara optimal. Oleh karena itu, kualitas air tambak
perlu diperiksa dan dikontrol secara seksama. Parameter kualitas air diantaranya,
Jika suhu lebih dari angka optimum, maka metabolisme udang akan berlangsung
cepat dan kebutuhan oksigen akan meningkat. Kadar oksigen dalam tambak
mengalami titik jenuh pada kadar yang berkisar antara 7 – 8 ppm. Namun udang
dapat tumbuh baik pada kadar oksigen minimum, berkisar antara 4 – 6 ppm
(Suyanto dan Mudjiman, 2001). Pada kisaran suhu yang optimal, konsumsi
oksigen cukup tinggi sehingga nafsu makan udang tinggi dan pada suhu dibawah
7
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Perlakuan Probiotik
Budidaya udang vaname di PT EPU menggunakan teknologi supra intensif
dengan kepadatan udang yang sangat tinggi sehingga pemberian pakan yang
biologis kualitas air mampu membatasi atau membunuh hama dan penyakit serta
yaitu Bacillus sp., Thiobacillus sp., Lactobacillus sp., dan Aspergillus niger niger.
dan 1 kg gula. Probiotik yang digunakan untuk mempertahankan kualitas air agar
tetap optimal menggunakan probiotik yang berasal dari merek dagang Salman
Teknologi yang terdiri dari goldbac, masthio, Aspergillus niger, proshrimp, dan
lactobac.
Bacillus sp. Sebanyak 4,5 x 1010 CFU. Jenis bakteri yang terdapat pada goldbac
8
Manfaat probiotik ini yaitu menguraikan limbah bahan organic, sisa pakan,
kotoran dan planton mati. Menekan pertumbuhan baktri merugikan seperti Vibrio
sp. Menjaga kebersihan dasar tambak dan kestabilan kualitas parameter kualitas
air tambak. Menurut Awais et al. (2007) Bacilluc sp. Berperan sebagai pengurai
pencernaan (Awais et al. 2007), selain itu bakteri ini mampu meningkatkan
pertumbuhan dan resistensi terhadap bakteri yang bakteri Vibrio sp. (Dwyana dan
9
Masthio merupakan produk probiotik bakteri Thiobacillus sp. Dengan kandungan
total bakteri 2,8 x 1010 CPU. Jenis bakteri yang terdapat pada masthio diantaranya
adalah Thiobacillus denitrificans, Thiobacillus ferrooksidans, dan Thiobacillus
novellus. Manfaat dari aplikasi probiotik ini yaitu menetralisir senyawa-senyawa
beracun seperti H2S dan NO2 mengoksidasi ion besi yang menghambat respirasi
dan pertumbuhan, serta mempercepat siklus kimiawi sehingga mencegah
penumpukan ammonia dan methan. Bakteri Thiobacillus sp yang terdapat pada
probiotik ini dapat mendegradasi kandungan H2S dalam perairan (yani et al.2011)
kualitas detritus atau pakan alami, meningkatkan efisiensi pakan, dan membantu
menetralisir senyawa NO2 dan H2S. menurut pamungkas dan khairani (2010)
Aspergillus niger merupakan salah satu jenis kapang yang dapat mengubah
molekul kompleks seperti protein, karbohidrat, dan lemak menjadi molekul yang
lebih sederhana. Selain itu menurut Hastuti (2013) kapang Aspergillus niger
1
Gambar 4. Probiotik yang mengandung kapang
kompleks menjadi senyawa sederhana dengan hasil akhir berupa asam laktat.
mikroorganisme pathogen dan zat racun karena kemampuan bakteri ini dalam
1
Gambar. 5 Lactobacillus sp
mineral di media budidaya, membantu dan menjaga pembentukan warna air, serta
secara manual dengan dosis 0,5 mg/L yang ditebar secara merata kemedia
budidaya. Desinfekta yang digunakan sebagai desinfekta air tambak yaitu virkon
aquatic dengan dosis pemberian 0,5 mg/L yang diberikan minimal satu bulan
sekali.
terjaga. Air pemeliharaan berkurang disebabkan karena penggunaan air, selain itu
1
pada central drain diberi lubang yang digunakan untuk membuang kotoran yang
menumpuk disekitar central drain. Debit air yang keluar dari central drain kurang
lebih 30-70 L/menit. Penambahan air dilakukan setiap hari pada sore/malam hari
Penambahan air dilakukan menggunakan pompa celup 12 inci dan sumber air
bahan organik, limbah lumpur, dan limbah karapas udang sisa moulting. Kegiatan
mengetahui kondisi dasar tambak, jika terdapat banyak lumpur yang mengendap
penyiponan tergantung dari banyaknya bahan organik yang terdapat pada dasar
tambak. Proses penyiponan menggunakan pipa paralon 4 inci yang diberi selang
spiral berdiameter 2,5 inci yang digunakan sebagai alat sipon, proses sipon
disipon menggunakan selang sipon. Sisa bahan buangan dari kegiatan penyiponan
1
Gambar. 7 penyiponan dasar tambak
1
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
aklimatisasi.
4. Kegiatan manajemen pakan meliputi blind feeding/ pakan buta dan pasca
blind feeding.
4.2 Saran
Setelah melakukan kegiatan Praktek Kerja Akuakultur, Penulis
ini.
1
DAFTAR PUSTAKA
Kordi K. 2007. Pemeliharaan Udang Vannamei Litopenaeus vannamei. Surabaya:
Penerbit Indah
Ghufran MH, Kordi K. 2017. Budi Daya Komoditas Perikanan Laut Unggulan,
Populer, Prospektif. Yogyakarta (ID) : Lily Publisher
1
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama lengkap Leo Chandra Saputra,
lahir di Sandakan Kota Kinabalu, tanggal 08 Maret
2001 yang merupakan anak tunggal dari pasangan
Bapak Mahirudin dan Ibu Munawara. Bertempat tinggal
di Honambaria Kabupaten Wakatobi. Pada saat ini,
penulis berumur 20 tahun dan terdaftar sebagai
mahasiswa semester 7 program studi Budidaya Perairan,
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas
Muslim Indonesia.Sebelumnya, penulisan telah menyelesaikan jenjang
Pendidikan sekolah dasar di Satap Watukoila, SMP Satap Watukoila dan SMAN 4
Bau-Bau. Selama kuliah di Universitas Muslim Indonesia penulis mengikut
lembaga internal kampus yaitu sebagai pengurus Harian Organisasi Himpunan
Mahasiswa Budidaya Perairan FPIK UMI. Selain itu penulis juga menjabat
sebagai koordinator Departemen Search dan Rescue (SAR) Club selam Coastal
Diving Club (CDC).