DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2
Imanda Karima (07120210003)
﷽
Alhamdulillah Puji syukur kehadirat Allah SWT, penulis panjatkan
atas segala Rahmat dan Hidayah-Nya, serta Salam dan Taslim kepada Nabi
studi dan jurusan pada Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas
Muslim Indonesia.
1. Ibu Dr. Ir. Hasnidar, M.Si, selaku pembimbing utama yang telah
ini.
2. Bapak Dr.Ir. Hasrun, M.Si, selaku asistensi selaku pembimbing
Halaman
BAB I. PENDAHULUAN........................................................................ 1
diseluruh perairan Indonesia. Tercatat 2.917 jenis ikan air tawar yang
13 sungai yang berasal dari berbagai daerah dan diantaranya terdapat dua
sungai besar yaitu Sungai Cenranae dan Sungai Walanae. Sungai Walanae
2012).
Ikan tawes (Barbonymus gonionotus) adalah salah satu jenis ikan yang
terdapat di danau Tempe, Kabupaten Wajo. Nama lokal dari ikan tawes
satu jenis ikan konsumsi yang mempunyai potensi cukup besar untuk
sumber pendapatan dan bahan makanan. Hal ini mendorong para nelayan
gonionotus) memiliki badan yang hamper berbentuk segitiga dan pipih, sisik
(Susanto, 2000).
Ikan tawes merupakan salah satu ikan konsumsi yang mempunyai nilai
pesat. Permintaan konsumsi ikan tawes dari tahun ke tahun terus meningkat.
populasi yang ada di perairan saat ini maka sumberdaya ikan tawes
1.2. Tujuan
berat gonad
gonionotus)
1.3. Kegunaan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
simpatrik (spesies yang menempati daerah geografis yang sama atau spesies
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Actiinopterygii
Ordo : Cyprinoformes
Family : Cyprinidae
Genus : Barbonymus
Ikan Tawes memiliki bentuk badan agak panjang dan pipih dengan
punggung yang agak meninggi. Memiliki mulut yang kecil dan terletak pada
ujung hidung, memiliki sungut pendek. Pada bagian bawah garis rusuk
terdapat sisik 5 1⁄2 dan 3 - 31⁄2 buah diantara garis rusuk dan permulaan
sirip perut. Ikan Tawes memiliki garis rusuk sempurna dengan jumlah 29-31
buah. Warna badan keperakan agak gelap dibagian punggung. Pada sirip
rendah dengan suhu optimum antara 25-33°C. Habitat hidup ikan Tawes
dibagian-bagian tertentu pada tubuh ikan, seperti jumlah jari-jari sirip dan
tengah hingga dasar sungai, aliran sungai, dataran banjir dan kadang-kadang
di waduk. Ikan Tawes menghuni hutan banjir selama periode air tinggi. Ikan
Tawes merupakan spesies yang bermigrasi tetapi dengan jarak yang tidak
jauh, melainkan bergerak dari sungai kecil hingga ke daerah banjir selama
musim hujan dan kembali lagi saat air surut. Beberapa laporan menunjukkan
bahwa migrasi ikan ini ke hulu dipicu oleh hujan pertama dan naiknya
seperti danau, sungai dan waduk dengan suhu tropis 22-28°C dan memiliki
umumnya, ikan Tawes mengalami matang gonad pada usia ±8 bulan dengan
ukuran panjang 20 cm, berat 175 gram dengan fekunditas berkisar antara
25.980 – 86.916 butir. Telur mengendap pada dasar perairan dan menetas
dalam waktu 13-20 jam. Ikan tawes memiliki kebiasaan makan yang bersifat
(Abdullah, 2011).
biak di sungai dan rawa-rawa dengan lokasi perairan yang memiliki air
jernih dan terdapat aliran air. Ikan tawes ini memiliki sifat biologis yang
di kolam dapat diberi makan okum atau makanan alami berupa okumas
(Abdullah, 2011).
Menurut Susanto (1996) dan Syandri (2004), ikan Tawes muda dan
Ceratophyllaceae.
2.2 Hubungan panjang berat
mengikuti okum kubik yaitu bahwa berat ikan sebagai pangkat tiga dari
rumus:
W=a Lb
Keterangan: W: berat,
B: konstanta,
L: panjang ikan
dan L telah diketahui. Menurut Carlander (1969) harga exponen ini telah
diketahui dari 398 populasi ikan berkisar 1.2-4,0 namun kebanyakan dari
Pertambahan beratnya. Jika harga n lebih besar dari 3 menunjukkan ikan itu
2.3 Seksualitas
reproduksi dan sifat lainnya. Seksualitas pada ikan terdiri dari dua jenis
kelamin, yaitu jantan dan betina. Dikatakan jantan adalah ikan yang
memiliki organ penghasil sperma, sedangkan ikan betina adalah ikan yang
seksualitas primer dan seksualitas sekunder. Sifat seksual primer pada ikan
repoduksi, yaitu ovarium pada ikan betina dan testis pada ikan jantan. Sifat
jantan dengan ikan betina. Ikan jantan adalah ikan yang dapat menghasilkan
sel telur atau ovum. Ikan jantan dapat dibedakan dari ikan betina dengan
pertambahan berat gonad pada ikan betina sebesar 10-25% dari berat tubuh,
Indeks Kematangan Gonad (IKG) yaitu suatu nilai dalam persen sebagai
hasil perbandingan berat gonad dengan berat tubuh ikan dikalikan 100
akan mencapai batas maksimum pada saat terjadi pemijahan. Pada ikan
betina nilai IKG lebih besar dibandingkan dengan ikan jantan. Adakalanya
gonad. Nilai IKG akan sangat bervariasi setiap saat tergantung pada macam
(Effendi 1997).
tengah nucleus. Setelah fase pembentukan kuning telur berakhir, oosit tidak
kondisi lingkungan yang baik (tahap tersebut dinamakan tahap istirahat atau
yang demikian dinamakan oosit atresia (Ernawati 1999). Oosit atresia akan
2.6 Fekunditas
Fekunditas ikan adalah jumlah telur pada tingkat kematangan
jumlah telur persatuan berat atau panjang ikan dischut sebagai fekunditas
pemijahan ikan dapat dinilai dari prosentase anak ikan yang dapat hidup
gonad yang tidak seragam dari populasi ikan termasuk waktu pemijahan
fekunditas yaitu jumlah telur matang yang dikeluarkan oleh induk. Dan
panjang, atau bobot tubuh dan spesies ikan. Pertumbuhan bobot dan panjang
makanan, ukuran ikan dan kondisi lingkungan, serta dapat juga dipengaruhi
X: X-V:v
Keterangan:
c. Metode gravimetric
dengan cara mengukur berat seluruh telur yang dipijahkan dengan teknik
F=G/g.n
Keterangan:
GxV x X
F=
Q
Keterangan: F: Fekunditas
V: Volume pengenceran
Indonesia.
penggaris.
3.3.2. Seksualitas
1. Ikan tawes yang sudah mati diletakkan di atas baki yang datar,
kemudian dibelah bagian perut mulai dari pangkal sirip dada secara
perut ikan
kuning)
Bobot gonad
IKG = Bobot tubuh x 100%
3.3.5. Fekunditas
𝐹 = (WG / Ws) x X
nilai b < 3. Nilai b kurang dari 3 menunjukkan ikan yang kurus yang mana
panjang dan berat ikan tawes memiliki regresi ( R2) = 0.0106 atau dapat
hubungan panjang dan berat ikan memberikan suatu petunjuk keadaan baik
itu dari kondisi ikan itu sendiri dan kondisi luar yang berhubungan dengan
ikan tersebut. Diantaranya adalah keturunan, seks, umur, parasit dan
penyakit. Pada keturunan yang berasal dari alam sangat sulit dikontrol,
pertumbuhan cepat, dan ketika tua menjadi lamban, parasit dan penyakit
(Suwarni 2009). Selain itu nilai b dapat dipengaruhi oleh suhu, makanan,
4.1.2. Seksualitas