Anda di halaman 1dari 22

PENGARUH PENAMBAHAN IKAN TAMBAN (Sardinella sp.

)
PADA MAKANAN KHAS PULAU DENDUN (PENDARAM)

USULAN PENELITIAN

TEDI FATRIO
190254244048

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN


FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2023
PENGARUH PENAMBAHAN IKAN TAMBAN (Sardinella sp.)
PADA MAKANAN KHAS PULAU DENDUN (PENDARAM)

USULAN PENELITIAN

TEDI FATRIO
190254244048

Usulan Penelitian
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk melaksanakan penelitian pada Program Studi
Teknologi Hasil Perikanan

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN


FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2023

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Usulan Penelitian : Pengaruh Penambahan Ikan Tamban (Sardinella sp.)


Pada Makanan Khas Pulau Dendun (Pendaram)
Nama : Tedi Fatrio
NIM : 190254244048
Program Studi : Teknologi Hasil Perikanan

Disetujui oleh

Ketua Pembimbing Anggota Pembimbing

Dr. Sri Novalina A., SPt, MP Dr. Lily Viruly.,S.TP,M.Si


NIP.198509262019032007 NIP.197207302021212001

Mengetahui
Ketua Program Studi

Aidil Fadli Ilhamdy, S.Pi,M.Si


NIP 198805172019031011

iii
PRAKATA

Puji syukur kepada kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis ingin mengungkapkan rasa terima kasih yang tulus kepada berbagai pihak
yang telah berperan serta dan memberikan dukungan dalam penelitian ini. Dalam
penulisan kata pengantar ini, penulis juga ingin menyampaikan apresiasi dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua yang telah berperan dalam
perjalanan penelitian "Analisis Nilai Gizi Pendaram Ikan Tamban (Sardinella sp.) di
Pulau Dendun." Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada para pembimbing,
dosen, dan mentor yang telah memberikan bimbingan, arahan, serta masukan yang
berharga. Dukungan dan bimbingan mereka telah membantu penulis dalam
mengarahkan penelitian ini ke arah yang benar dan lebih berkualitas.
Tak lupa, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada komunitas lokal di
Pulau Dendun yang telah membantu dalam pengumpulan data dan mendukung
kelancaran penelitian lapangan ini. Kerjasama yang baik dengan komunitas lokal
sangat berarti dalam memahami konteks lingkungan dan masyarakat setempat. Penulis
juga ingin menghaturkan rasa terima kasih yang mendalam kepada keluarga dan
teman-teman yang selalu memberikan dukungan moral, semangat, serta motivasi
selama proses penelitian ini berlangsung. Keberadaan mereka sebagai sumber inspirasi
dan dukungan emosional sangat berarti. Semoga hasil penelitian ini dapat memberikan
manfaat yang nyata dalam pelestarian sumber daya laut, meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, serta berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Kritik dan
saran terhadap penelitian ini sangat terbuka penulis terima agar bisa menyempurnakan
penelitian ini nantinya.

Tanjung Pinang, 3 Oktober 2023

Tedi Fatrio

iv
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Potensi lestari perikanan laut Indonesia diperkirakan sebesar 6,5 juta ton per
tahun yang tersebar di perairan wilayah Indonesia dan ZEE (Zona Ekonomi Ekslusif)
dengan tingkat pemanfaatan mencapai 5,71 juta ton atau 77,38 persen (Kementerian
Kelautan dan Perikanan, 2019). Produksi perikanan tangkap dan perikanan budidaya
pada tahun 2011 masing-masing sekitar 5,4 juta ton dan 6,9 juta ton. Menurut KKP
(2018), Konsumsi ikan pada tahun 2017 mencapai lebih dari 46,49 Kg/Kapita/Tahun.
Selama lima tahun kebelakang, angka konsumsi ikan mengalami peningkatan sebesar
6,823% per tahunnya dengan angka potensi perikanan mencapai 12,54 juta ton per
tahun. Perikanan budidaya menyumbang angka konsumsi ikan lebih besar daripada
perikanan tangkap. Diprediksi pada sektor perikanan budidaya akan menyumbang
angka konsumsi ikan sebesar 60% pada tahun 2030 (Andhikawati, dkk, 2021).
Pulau Dendun merupakan salah satu pulau kecil yang terletak di wilayah
perairan yang kaya akan keanekaragaman hayati laut. Di sekitar Pulau Dendun,
terdapat perairan yang merupakan habitat alami bagi berbagai jenis ikan, termasuk
ikan tamban (Sardinella sp..). Ikan tamban adalah salah satu ikan pelagis kecil yang
memiliki peran penting dalam rantai makanan laut dan menjadi sumber makanan bagi
manusia dan hewan predator lainnya. Keanekaragaman hayati laut di sekitar Pulau
Dendun membuat wilayah ini menjadi ekosistem yang sangat penting untuk
keberlangsungan ikan tamban (Sardinella sp..) dan kehidupan laut lainnya. Ikan
tamban termasuk dalam keluarga Clupeidae dan memiliki distribusi yang luas di
perairan tropis dan subtropis. Populasi ikan tamban cenderung membentuk kelompok
besar yang dikenal sebagai "pendaram" atau "schooling", di mana mereka berenang
bersama dalam jumlah besar sebagai strategi pertahanan dari predator dan untuk
mencari makanan.
Ikan tamban (Sardinella sp.) merupakan ikan pelagis yang terdapat di perairan
indo-pasifik. Tamban ialah salah satu hasil perikanan tangkap yang ada di kepulauan
Riau. Kondisi ikan yang kecil sehingga perlu dilakukan penangan secara intensif agar
2

kemunduran mutu ikan dapat dihambat. Upaya yang dilakukan oleh nelayan penghasil
tamban yaitu dengan melakukan perebusan dilaut ataupun dipesisir sebelum dilakukan
pengeringan. Sebagai bagian integral dari rantai makanan laut, ikan tamban berperan
sebagai herbivora dan pemakan plankton. Sebagai pemakan plankton, mereka
membantu dalam mengendalikan populasi plankton di perairan dan berkontribusi pada
keselarasan ekosistem laut. Selain itu, ikan tamban menjadi sumber makanan bagi
berbagai hewan predator seperti burung laut, ikan besar, dan mamalia laut seperti
lumba-lumba dan paus. Keberadaan ikan tamban di perairan Pulau Dendun juga
memiliki dampak ekonomi yang signifikan bagi masyarakat setempat. Ikan tamban
merupakan ikan konsumsi yang populer dan menjadi pilihan utama bagi nelayan lokal
sebagai sumber penghidupan. Penangkapan ikan tamban yang berlimpah dapat
meningkatkan pendapatan nelayan dan menyediakan pangan yang terjangkau bagi
komunitas pesisir.
Namun, karena pentingnya ikan tamban bagi ekosistem dan masyarakat
setempat, perlu dipahami dengan baik kandungan gizi yang dimiliki oleh pendaram
ikan tamban di Pulau Dendun. Analisis kandungan gizi seperti komposisi proksimat,
asam lemak, mikroelemen, dan vitamin pada ikan tamban akan memberikan wawasan
tentang nilai nutrisi dan manfaat kesehatan yang bisa didapatkan dari konsumsi ikan
tamban. Selain itu, analisis ini juga dapat membantu dalam pengelolaan perikanan
yang berkelanjutan di wilayah tersebut. Dengan memahami kandungan gizi dan
kondisi populasi ikan tamban, dapat diambil kebijakan pengelolaan yang tepat untuk
menjaga kelangsungan sumber daya ikan ini dan memastikan keberlanjutan ekosistem
laut di sekitar Pulau Dendun.
Dalam konteks global yang semakin menyadari pentingnya keberlanjutan
sumber daya laut, penelitian mengenai kandungan gizi pendaram ikan tamban di Pulau
Dendun ini juga dapat memberikan kontribusi bagi ilmu pengetahuan dan pengelolaan
sumber daya kelautan secara lebih luas. Dengan demikian, penelitian ini memiliki
relevansi yang tinggi dalam bidang ilmu kelautan, perikanan, dan kesehatan
masyarakat. Sebagai ikan konsumsi yang penting, pengetahuan tentang kandungan
gizi ikan tamban sangat relevan untuk dianalisis. Kandungan gizi ikan tamban dapat
3

bervariasi tergantung pada beberapa faktor, seperti musim, kedalaman perairan, dan
tingkat reproduksi ikan. Oleh karena itu, analisis kandungan gizi ikan tamban menjadi
sangat penting untuk memahami potensi ekonomi dan kesehatan yang terkait dengan
eksploitasi ikan tamban di wilayah Pulau Dendun. Apalagi mengingat bahwa
masyarakat mengkonsumsi ikan ini dikarenakan harga yang juga terbilang murah.
Sedangkan di sisi lain juga salah satu sumberdaya alam yang dapat
melengkapai pemenuhan gizi manusia secara esensial yaitu dari sumberdaya hasil
perikanan. Konsumsi ikan dipercaya mampu melengkapi kebutuhan gizi seperti
protein, asam lemak terutama omega-3, vitamin dan mineral. Konsumsi ikan mampu
menurunkan resiko gangguan pada kardiovaskular (Jakson et al 2019), Ikan dan
produk hasil perikanan mengandung senyawa bioaktif dengan aktivitas antioksidan
dan antihipertensi (Hamzeh et al 2020). Konsumsi ikan dengan jumlah 350g/minggu
memberikan efek kesehatan pada wanita dewasa dan orang tua dengan jenis kelamin
laki-laki (Thomsen et al. 2019). Dalam upaya mengedukasi masyarakat akan
pentingnya konsumsi ikan maka perlu disusun mengenai review berdasarkan hasil
studi pustaka dari berbagai sumber mengenai manfaat konsumsi ikan bagi peningkatan
kesehatan tubuh.
Berdasarkan latar belakang ini pula yang membuat penulis pada akhirnya
tertarik untuk meneliti lebih jauh mengenai pengaruh kandungan gizi yang ada pada
ikan khususnya ikan di Pulau Dendun yakni ikan tamban. Oleh sebab itu pula maka
penulis akan membuat penelitian berjudul “Pengaruh Penambahan Ikan Tamban
(Sardinella sp.) Pada Makanan Khas Pulau Dendun (Pendaram)”

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam rumusan
masalah pada penelitian ini yaitu “bagaimana pengaruh penambahan ikan tamban
(Sardinella sp.) pada makanan khas Pulau Dendum (pendaram)?”
4

1.3 Tujuan Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplor lebih jauh tentang bagaimana
pengaruh penambahan ikan tamban (Sardinella sp.) pada makanan khas Pulau
Dendum (pendaram. Selain itu penelitian ini juga bertujuan agar dapat menganalisis
dan menelaah secara komprehensif tentang ikan tamban di Pulai Dendun ini dengan
menggunakan pendekatan teoritis yang relevan.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Manfaat Teoritis
Pada penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan yang mendukung
kajian ilmiah lainnya khususnya kajian dari ilmu kelautan. Bahkan diharapkan dapat
menjadi bahan rujukan yang relevan bagi peneliti khususnya mahasiswa ilmu kelautan
yang ingin meneliti isu yang serupa.

1.4.2 Manfaat Praktis


Pada penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi ataupun bacaan
untuk masyarakat yang mengkonsumsi ikan ini. Sehingga nantinya pembaca bisa
menerapkan dan mendapatkan pengetahuan secara mendalam mengenai kandungan
gizi yang ada pada ikan tamban. Apalagi bagi masyarakat yang mengkonsumsi ikan
ini.

1.5 Hipotesis
Kandungan gizi pendaram ikan tamban memiliki nilai nutrisi yang signifikan
dan dapat menjadi sumber pangan yang bernilai gizi bagi masyarakat setempat. Selain
itu, ikan tamban berpotensi memberikan manfaat kesehatan melalui kontribusi asupan
protein, asam lemak omega-3, vitamin, dan mineral yang penting bagi konsumen.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pendaram Ikan Tamban

Gambar 2. Pendaram Ikan Tamban


Pendaram ikan tamban merupakan salah satu jenis makanan yang bahan
utamanya berasal dari ikan tamban. Pendaram ikan tamban adalah hidangan lezat yang
terbuat dari ikan tamban (Sardinella sp.) yang dicampur dengan berbagai bumbu dan
adonan. Proses pembuatannya dimulai dengan mempersiapkan ikan tamban segar
yang kemudian dicuci bersih. Setelah itu, ikan tamban biasanya difillet atau
dipisahkan dari tulangnya sehingga hanya dagingnya yang digunakan. Daging ikan
tamban yang telah dipersiapkan ini kemudian dicampur dengan bumbu-bumbu seperti
bawang putih yang dihaluskan, garam, ajinomoto, masako, tepung terigu dan bumbu
lain sesuai dengan resep yang digunakan. Adonan ini biasanya dibiarkan meresap
selama beberapa waktu agar rasa bumbu benar-benar terasa pada ikan tamban.
Selanjutnya, potongan-potongan ikan tamban yang telah diadon dengan bumbu akan
dibaluri dengan tepung terigu atau bahan lainnya secara merata. Ini bertujuan untuk
6

memberikan tekstur renyah pada hidangan ketika digoreng. Setelah proses persiapan
selesai, potongan ikan tamban ini kemudian digoreng dalam minyak panas hingga
berwarna keemasan dan renyah. Hidangan pendaram ikan tamban siap disajikan
sebagai camilan atau makanan ringan yang lezat.
Bahan-bahan pendaram ikan tamban mencakup bahan berupa tepung mila,
penyedap rasa seperti Sasa dan Masako, serta garam. Tepung mila digunakan untuk
menciptakan lapisan luar yang membantu menjaga kelembaban dan memberikan
tekstur yang krispi saat ikan tamban digoreng. Penyedap rasa seperti Sasa memberikan
citarasa khas pada ikan, dengan berbagai varian rasa yang bisa disesuaikan dengan
preferensi konsumen. Sementara itu, penyedap rasa Masako juga berperan dalam
menambahkan lapisan tambahan dalam profil rasa ikan tamban. Garam, selain
memberikan rasa asin yang khas pada ikan, juga memiliki peran dalam proses
pengawetan ikan, memperpanjang umur simpan ikan tamban yang telah diproses.
Kombinasi bahan-bahan ini menjadi unsur penting dalam menghasilkan hidangan ikan
tamban yang enak dan sesuai dengan selera, serta mempertahankan kualitas dan
keamanan produk. Dalam penelitian analisis nilai gizi pendaram ikan tamban di Pulau
Dendun, akan difokuskan pada pengaruh komponen-komponen ini terhadap nilai gizi
ikan tamban dan karakteristik organoleptiknya.

2.2 Ikan Tamban


Ikan tamban (Sardinella sp.) merupakan salah satu jenis ikan pelagis kecil
yang tersebar luas di perairan indo-pasifik. Mereka termasuk dalam keluarga
Clupeidae dan memiliki bentuk tubuh yang kecil dan ramping dengan sisik-sisik kecil
yang menutupi tubuh mereka. Ikan tamban memiliki ciri khas yaitu bagian perutnya
yang agak cekung, sehingga sering disebut sebagai ikan "cucut". Ikan tamban hidup di
perairan tropis dan subtropis, dan seringkali membentuk kelompok besar atau
"pendaram" sebagai strategi pertahanan dan mencari makanan. Mereka banyak
ditemukan di perairan dangkal dekat pesisir, estuari, serta perairan lepas pantai yang
kaya akan plankton dan fitoplankton. Menurut Saanin (1968) terdapat klasifikasi ikan
tamban, adapun klasifikasi tersebut antara lain:
7

Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Clupeiformes
Famili : Clupeidae
Genus : Sardinella
Spesies : Sardinella albella
Kandungan gizi ikan tamban tiap 100 gram yaitu 20 gr protein, 3 gr lemak, 20
mg kalsium, 100 mg fosfor dan 1 mg zat besi. Ikan tamban juga memiliki kandungan
EPA (21,77%) dan DHA (11,59%) cukup tinggi (Ernawati dkk, 2019). Ikan tamban
sendiri memiliki panjang tubuh berkisar antara 10 hingga 20 cm, meskipun ada
beberapa spesies yang dapat mencapai ukuran lebih besar. Tubuhnya berwarna perak
kebiruan dengan beberapa garis gelap yang membentang secara diagonal di atas
sisik-sisiknya. Sirip punggung ikan tamban terletak jauh ke belakang tubuh dan
umumnya lebih tinggi dari sirip perutnya. Ikan tamban hidup di perairan tropis dan
subtropis, dan seringkali membentuk kelompok besar atau "pendaram" sebagai strategi
pertahanan dan mencari makanan. Mereka banyak ditemukan di perairan dangkal
dekat pesisir, estuari, serta perairan lepas pantai yang kaya akan plankton dan
fitoplankton. Ikan tamban memiliki kemampuan untuk berpindah dari satu perairan ke
perairan lainnya dalam jumlah yang besar. Mereka sering melakukan migrasi musiman
untuk mencari daerah yang lebih kaya akan makanan dan kondisi perairan yang lebih
sesuai untuk bertelur.
Ikan tamban berperan penting dalam rantai makanan laut. Sebagai pemakan
plankton, mereka membantu mengendalikan populasi plankton dan berperan sebagai
pemangsa sekunder bagi beberapa predator laut, termasuk burung laut, ikan besar, dan
mamalia laut seperti lumba-lumba dan paus. Oleh karena itu, ikan tamban memiliki
peran ekologis yang penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem laut.
Ikan tamban merupakan salah satu ikan konsumsi penting di banyak negara,
terutama di wilayah kepulauan dan pesisir. Penangkapan ikan tamban dilakukan
dengan berbagai metode, seperti jaring insang, jaring trawl, dan pancing. Ikan tamban
8

menjadi pilihan utama bagi nelayan lokal karena harga jualnya yang terjangkau dan
kelimpahannya di perairan tertentu. Ikan tamban memiliki nilai ekonomi dan nutrisi
yang tinggi. Daging ikan tamban mengandung protein, lemak, dan sejumlah nutrisi
penting seperti vitamin B kompleks, kalsium, fosfor, dan zat besi. Selain itu, ikan
tamban juga kaya akan asam lemak yang bermanfaat bagi kesehatan jantung dan otak.
III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat


Penelitian "Analisis Kandungan Gizi Pendaram Ikan Tamban di Pulau
Dendun" dilakukan pada periode tertentu dan berlokasi di Pulau Dendun, wilayah
perairan yang kaya akan keanekaragaman hayati laut. Penelitian akan dilaksanakan
mulai dari bulan Agustus 2023. Periode ini dipilih karena merupakan musim yang
relatif stabil dan representatif untuk pengamatan ikan tamban. Musim ini diharapkan
memberikan gambaran yang baik mengenai kandungan gizi pendaram ikan tamban di
Pulau Dendun. Pulau Dendun merupakan salah satu pulau kecil yang terletak di
wilayah perairan Indonesia bagian timur. Pulau ini memiliki koordinat geografis antara
3°45' - 3°50' Lintang Selatan dan 128°20' - 128°25' Bujur Timur. Lokasi penelitian di
Pulau Dendun dipilih karena perairannya dikenal sebagai habitat alami bagi berbagai
jenis ikan, termasuk ikan tamban (Sardinella sp.). Wilayah ini juga dikenal memiliki
potensi perikanan yang tinggi, termasuk potensi populasi pendaram ikan tamban yang
signifikan. Berikut adalah peta lokasi penelitian yang menunjukkan Pulau Dendun:

Gambar 3 . Peta Lokasi Pulau Dendun


10

Penyajian peta lokasi penelitian dan tabel koordinat stasiun pengamatan


tersebut di atas bertujuan untuk memberikan gambaran jelas tentang wilayah
penelitian dan lokasi-lokasi spesifik di Pulau Dendun yang menjadi fokus pengamatan
kandungan gizi ikan tamban. Selain itu, tabel koordinat memudahkan identifikasi
lokasi stasiun pengamatan dengan lebih terperinci.

3.2 Alat dan Bahan


Penelitian "Pengaruh Penambahan Ikan Tamban (Sardinella sp.) Pada
Makanan Khas Pulau Dendun (Pendaram)" menggunakan berbagai alat dan bahan
untuk pengumpulan dan analisis sampel ikan tamban. Berikut adalah daftar alat dan
bahan yang digunakan dalam penelitian ini:

3.2.1 Alat
Tabel 1. Daftar Alat Yang Digunakan

No Nama Alat Fungsi / Kegunaan

1. Jaring Insang Untuk menangkap ikan tamban

2. Jaring Trawl Untuk menangkap ikan tamban

3. Pancing Untuk menangkap ikan tamban secara selektif

4. Tangsi atau timbangan Untuk mengukur berat ikan tamban

5. Kamera Underwater Untuk dokumentasi di bawah permukaan laut

6. Alat pengukur suhu air Untuk mencatat suhu perairan

7. GPS Untuk menentukan koordinat

8. Wadah sampel Untuk menyimpan sampel ikan tamban

9 Alat pengambilan sampel Untuk pengambilan sampel air laut


air

10. Alat pengambil sampel Untuk pengambilan sampel sedimen


sedimen

11. Laboratorium Kimia Untuk analisis kandungan gizi ikan tamban


11

3.2.2 Bahan
Tabel 2. Daftar Bahan yang Digunakan

No. Nama Bahan Kegunaan

1. Es batu Untuk menjaga kesegaran sampel ikan tamban selama


pengangkutan

2. Formalin Untuk fiksasi sampel ikan tamban


10%

3. Etanol 70% Untuk membersihkan dan mempreservasi sampel ikan


tamban

4. Air murni Sebagai pelarut untuk analisis gizi

3.3 Metode Prosedur Penelitian


3.3.1 Proses pemberishan ikan tamban
12

3.3.1 Sub Metode dan Prosedur Penelitian

1. Tahap pertama persiapan sampel ikan tamban

- Pengambilan Sampel: Pertama-tama, pastikan bahwa sampel ikan tamban

yang diambil adalah representatif dari populasi yang akan dianalisis. Pilih

ikan yang tampak sehat dan segar.

- Pengukuran kandungan proksimat pendaram: Untuk mengukur kandungan

air dalam bakwan atau pendaram, ambil sampel bakwan/pendaram dan

timbang berat basahnya. Kemudian, keringkan sampel di dalam oven pada

suhu tertentu hingga beratnya stabil. Berat kering dari sampel ini akan

digunakan untuk menghitung kandungan air. Untuk mengukur kandungan

abu dalam bakwan/pendaram, bakar sampel kering pada suhu tinggi hingga

semua material organik terbakar dan hanya abu yang tersisa. Untuk

mengukur kandungan lemak dalam bakwan/pendaram, ekstraksi lemak dari

sampel menggunakan metode seperti Soxhlet atau ekstraksi dengan pelarut.

Kandungan protein dalam bakwan/pendaram dapat diukur dengan metode

Kjeldahl. Ini melibatkan pencernaan sampel dalam asam sulfat, diikuti

dengan penentuan kandungan nitrogen dalam sampel. Kandungan protein

kemudian dihitung dengan mengalikan kandungan nitrogen dengan faktor

konversi yang sesuai.

- Kandungan proksimat ikan pendaram: Kandungan proksimat dalam ikan

pendaram, terutama ikan tamban yang digunakan dalam bakwan atau

pendaram, dapat bervariasi tergantung pada berbagai faktor. Secara umum,


13

ikan tamban memiliki kandungan air yang relatif tinggi, berkisar antara

60% hingga 75%, tergantung pada segar atau pengolahan sebelumnya.

Kandungan protein dalam ikan ini cukup tinggi, berkisar antara 18%

hingga 22% dari berat basah, dan protein ini termasuk dalam sumber

protein berkualitas tinggi. Lemak dalam ikan tamban bisa berkisar antara

2% hingga 8% dari berat basah, dan kandungan abu biasanya berkisar

antara 1% hingga 2%.

2. Formulasi pendaram ikan tamban

Tabel 3. Formulasi Pendaram Ikan Tamban

No. Nama Bahan Formulasi Formulasi

1. Ikan tamban 400gr 400gr

2. Tepung 200gr 200gr

3. Air 30gr 30gr

3. Analisis Kandungan Sampel

A. Uji Proksimat Ikan Tamban:


​ 1. Kandungan Protein:
a. Ambil sampel ikan tamban dan hancurkan menjadi bentuk
serbuk.
b. Timbang sejumlah sampel dan coba bakar dalam sebuah
kandela atau oven untuk menghilangkan air dan lemak.
c. Beratkan kembali sampel setelah pengeringan dan hitung
kandungan protein dengan rumus:
14

d. Kandungan Protein (g/100g)=(Berat awal sampel (g) - Berat


akhir sampel : (g)Berat awal sampel (g) ×100
​ 2. Kandungan Lemak:
a. Ambil sampel ikan tamban yang telah diukur kandungan
proteinnya.
b. Ekstrak lemak dari sampel menggunakan metode ekstraksi
lemak yang sesuai.
c. Timbang berat lemak yang diekstrak dan hitung kandungan
lemak dengan rumus:
d. Kandungan Lemak (g/100g)=(Berat lemak yang diekstrak (g) :
Berat awal sampel (g) ×100
​ 3. Kandungan Air:
a. Hitung kandungan air dengan mengurangkan total kandungan
protein, lemak, dan abu dari 100%:
b. Kandungan Air (g/100g)=100−(Kandungan Protein
(g/100g)+Kandungan Lemak (g/100g)+Kandungan Abu
(g/100g))]

B. Perhitungan Angka Kecukupan Gizi (AKG) pendaram:


Misalkan hasil uji proksimat untuk ikan tamban sebagai berikut:
a. Kandungan Protein: 18.5 g/100g
b. Kandungan Lemak: 5.2 g/100g
c. Kandungan Abu: 2.1 g/100g
d. Kandungan Air: 74.2 g/100g
Maka AKG untuk beberapa nutrisi berdasarkan nilai-nilai harian yang
umum:
1) Energi (Kalori):
Angka Kecukupan Gizi (AKG) untuk kalori berbeda
berdasarkan usia, jenis kelamin, dan tingkat aktivitas. Misalnya, AKG
kalori harian untuk orang dewasa dengan aktivitas sedang adalah
15

sekitar 2.000-2.500 kalori. Perhitungannya bisa lebih spesifik


berdasarkan faktor-faktor ini.
2) Protein:
AKG protein harian untuk orang dewasa adalah sekitar 0.8-1.0
gram protein per kilogram berat badan. Misalkan berat badan seseorang
adalah 70 kg, maka AKG proteinnya adalah sekitar 56-70 gram.
3) Lemak:
AKG lemak harian berbeda berdasarkan total kalori harian yang
direkomendasikan. Biasanya, lemak tidak boleh melebihi 20-35% dari
total kalori harian. Jika seseorang mengonsumsi 2.000 kalori per hari,
maka AKG lemaknya adalah sekitar 44-77 gram.
5) Karbohidrat:
Sisanya dari total kalori harian yang tidak berasal dari protein
atau lemak biasanya datang dari karbohidrat. Misalkan jika kita
mengambil 2.000 kalori per hari dan menghitung protein dan lemaknya,
maka sisa kalorinya (AKG karbohidrat) bisa dihitung dengan
mengurangkan kalori dari protein dan lemak dari total kalori harian.

4. Pengolahan dan Interpretasi Data

Ikan tamban diolah dengan cara menambahkannya ke dalam adonan.

Adonan pertama 30%, adonan kedua 40%, dan adonan ketiga 50%. Data yang

diperoleh dari analisis akan didapat dari hasil wawancara dengan nelayan dan

masyarakat setempat dan hasil analisis akan dianalisis secara deskriptif untuk

memahami profil kandungan gizi ikan tamban di Pulau Dendun dan

dibandingkan dengan standar gizi yang berlaku.


16

3.4 Analisis Data

Dalam penelitian ini, data yang dianalisis akan dianalisis dengan menggunakan

regresi linear:

Analisi regresi adalah teknik statistika yang berguna untuk memerikasa dan

memodelkan hubungan diantara variabel-variabel. Regresi berganda sering kali

digunakan untuk mengatasi permasalahan analisi regresi yang mengakibatkan

hubungan dari dua atau lebih variabel bebas. Model persamaan regresi linier berganda

sebagai berikut:

Y’ = a + b1X1+ b2X2+…..+ bnXn

Y’ = nilai pengaruh yang diprediksikan

a = konstanta atau bilangan harga X = 0

b = koefisien regresi

X = nilai variable dependen

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Corporate Social Responsibility,

Service Quality dan Marketing Mix, Sedangkan variabel terikatnya adalah Corporate

Image. Metode analisis ini menggunakan program SPSS (Statistic Product and Service

Solution). Adapun bentuk persamaannya yaitu :

Y = a + b1X1 + b2X2+ b3X3 + e

Y = Koefisien Corporate Image


17

a = Konstanta

b1 = Koefisien Corporate Social Responsibility

b2 = Koefisien Service Quality

b3 = Koefisien Marketing Mix

X1 = Variabel Corporate Social Responsibility

X2 = Variabel Service Quality

X3 = Variabel Marketing Mix

e = Standart Eror

Untuk menilai ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual

dapat diukur dari nilai statistik T, nilai statistik F dan nilai koefisien diterminasi
18

DAFTAR PUSTAKA

Elavarasan K. (2018) Impotance of Fish in Human Nutrition. Training Manual On


Seafood Value Addition. ICARCentral Institute of Fisheries Technology.

Ernawati, dkk (2019) Prevention of stunting in school children through the utilization
of local food in the form of tamban fish (Spratelloides gracilis) and spinach at
Rugemuk Village Labu beach district. Abdimas Talenta 4(2)

Hadiwiyoto S. (1997). Hasil Perikanan: Manfaat dan Keamanannya serta Implikasinya


pada Kesehatan: Tinjauan dari Sisi Teknologi Pengolahan dan Lingkungan
Hidup.Agritech Vol.17(3):28-43

Hafiludin. (2015). Analisis Kandungan Gizi pada Ikan Bnadeng yang Berasal dari
Habitat yang Berbeda. Jurnal Kalautan. Vol (8):1. pp. 37-43

Kementerian Kelautan dan Perikanan (2020). Kelautan dan perikanan dalam angka.
Kementerian Kelautan dan Perikanan. Jakarta

Nybakken, JW. 1992. Marine Biology: An Ecological Approach (Biologi Laut, suatu
pendekatan ekologis yang diterjemahkan oleh M.Eidman). Gramedia : Jakarta:
127 hlm

Varier KM, Chinnasamy A, Gajendran B, Nagarathnam R. (2018). Isolation and


characterization of a novel anticancer muscle protein from edible marine
catfish Tachysurus dussumeiri. Int J Pharm Sci Res. 9(7):2720–30.

Anda mungkin juga menyukai