Anda di halaman 1dari 20

USULAN PRAKTEK MAGANG

TEKNIK ANALISIS KUALITAS AIR PADA KOLAM PEMBENIHAN


IKAN LELE (Clarias sp.) DI BALAI PERIKANAN BUDIDAYA AIR
TAWAR (BPBAT) SUNGAI GELAM PROVINSI JAMBI

OLEH :

M. ADNIN FIRMANSYAH SIMANJUNTAK

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2022
USULAN PRAKTEK MAGANG

TEKNIK ANALISIS KUALITAS AIR PADA KOLAM PEMBENIHAN


IKAN LELE (Clarias sp.) DI BALAI PERIKANAN BUDIDAYA AIR
TAWAR (BPBAT) SUNGAI GELAM PROVINSI JAMBI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Gelar Sarjana pada Fakultas
Perikanan dan Kelautan
Universitas Riau

M. ADNIN FIRMANSYAH SIMANJUNTAK


2004112239

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2022
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, DAN KEBUDAYAAN,
RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS RIAU
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

PENGESAHAN USULAN PROPOSAL MAGANG

Judul : Teknik Analisis Kualitas Air Pada


Kolam Pembenihan Ikan Lele (Clarias
sp.) di Balai Perikanan Budidaya Air
Tawar (BPBAT) Sungai Gelam, Provinsi
Jambi
Nama : M. Adnin Firmansyah Simanjuntak
Nomor Mahasiswa : 20041112239
Jurusan : Manajemen Sumberdaya Perairan
Program Studi : Manajemen Sumberdaya Perairan

Disetujui Oleh

Ketua Jurusan, Dosen Pembimbing,

Dr. Muhammad Fauzi, S.Pi, M.Si Dr .Ir. Adriman, M.Si


NIP. 196804111994031002 NIP. 196401011991031009
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan

karunia-Nya penulis dapat menyusun Usulan Praktek Magang yang berjudul

“Teknik Analisis Kualitas Air Pada Kolam Pembenihan Ikan Lele (Clarias

sp.) di Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Sungai Gelam,

Provinsi Jambi.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

berperan baik berupa dorongan, dukungan, bimbingan, saran dan kritik sehingga

Usulan Praktek Magang dapat terselesaikan tepat pada waktunya, antara lain

kepada Dr. Ir. Adriman, M.Si selaku dosen pembimbing, rekan-rekan yang

terlibat serta orang tua yang senantiasa memberikan doa serta dukungannya.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam Usulan Praktek

Magang ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, Penulis

sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi

kesempurnaan Usulan Praktek Magang ini. Semoga Usulan Praktek Magang ini

dapat berguna bagi penulis dalam melaksanakannya. Akhir kata penulis ucapkan

terima kasih.

Pekanbaru, Desember 2022

M. Adnin Firmansyah Simanjuntak


I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perairan merupakan kawasan yang kaya akan sumberdaya alam baik

hayati ataupun non hayati dimana keanekaragaman ini dapat memberi pengaruh

tersendiri bagi pertumbuhan dan perkembangan perekomomian suatu daerah atau

bahkan negara (Utami et al., 2018). Perairan yang memiliki kualitas air yang baik

memiliki komoditas ikan yang beragam dimana dapat memenuhi kebutuhan hidup

suatu daerah atau bahnkan negara. Salah satu jenis ikan yang diharapkan mampu

untuk memenuhi kebutuhan hidup suatu daerah maupun untuk kebutuhan ekspor

ke negara lain yaitu ikan Lele (Clarias sp.).

Perikanan merupakan salah satu subsektor dalam perekonomian yang

memiliki potensi besar. Hasil dari subsektor perikanan dan kelautan di Indonesia

tidak hanya diperoleh dari laut dan tambak, tetapi juga dari daratan yang lebih

dikenal dengan perikanan air tawar. Masing-masing subsektor perikanan tersebut

memberikan kontribusi produksi ikan yang besar bagi pemenuhan kebutuhan

hidup masyarakat (Sari et al., 2017).

Kualitas suatu perairan merupakan syarat penting yang dapat

mempengaruhi kelangsungan hidup perkembangan, pertumbuhan, dan tingkat

produksi ikan. Lingkungan yang baik sangat diperlukan untuk kelangsungan

hidup organisme akuatik. (Fauzia dan Suseno, 2017).

Pengelolaan kualitas air dilakukan untuk menjaga kualitas air sesuai

dengan persyaratan untuk hidup, pertumbuhan ikan, dan lingkungan perairan

mampu menyediakan kondisi yang optimal bagi kehidupan ikan, sehingga pada
masa pemeliharaan induk diperoleh proses produksi benih yang unggul ini dapat

berkelanjutan dan berhasil.

Maka dari itu, akan dilakukan Praktek Magang mengenai Teknik Analisis

Kualitas Air pada kolam Pembenihan Ikan Lele (Clarias sp.) di Balai Perikanan

Budidaya Air Tawar (BPBAT) Sungai Gelam, Muaro Jambi, Provinsi Jambi.

1.2 Tujuan Praktek Magang

Tujuan dari kegiatan praktek magang yang akan dilakukan adalah untuk

meningkatkan keterampilan penulis mengenai cara dan teknik dalam melakukan

analisis kualitas air serta faktor-faktor yang mempengaruhi kelangsungan hidup

terhadap benih ikan Lele.

1.3 Manfaat Praktek Magang

Adapun manfaat yang akan diperoleh dalam praktek magang ini adalah

dapat mengetahui teknik-teknik terbaru dan juga dapat mengetahui bagaimana

cara melakukan analisis kualitas air yang baik dan benar, sehingga para

mahasiswa nanti dapat mengaplikasikannya di dalam lingkungan masyarakat dan

kepenelitian tugas akhir mahasiswa.


II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ikan Lele

Ikan lele merupakan salah satu komoditas budidaya yang memiliki

berbagai kelebihan, diantaranya adalah pertumbuhan cepat dan memiliki

kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan yang tinggi (Sitio et al., 2017).

Permintaan ikan lele mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini

menyebabkan produksi ikan lele juga mengalami peningkatan (Soares, 2011).

Produksi ikan lele nasional selama 2010-2014 rata-rata meningkat sebesar 35%

per tahun yakni pada tahun 2010 sebesar 270.600 ton dan meningkat pada tahun

2014 sebesar 900.000 ton (Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, 2014 dalam

Rica, 2015).

Ikan lele sudah banyak dibudidayakan oleh petani saat ini. Ikan lele

mengandung kadar air 78,5 gr, kalori 90 gr, protein 18,7 gr, lemak 1,1 gr,

Kalsiium (Ca) 15 gr, Fosfor (p) 260 gr, Zat Besi (Fe) 2 gr, Natrium 150 gr,

Thiamin 0,10gr, riboflavin 0,05 gr, Niashin 2,0 gr per 100 gram (Djatmiko

Hertami, 1986 dalam Apriyani, 2014).

2.2 Klasifikasi dan Morfologi Ikan Lele

Adapun Klasifikasi ikan lele adalah sebagai berikut (Setiaji, 2009):

Kingdom : Animalia

Sub-kingdom : Metazoa

Filum : Chordata

Sub-filum : Vertebrata

Kelas : Pisces
Sub-kelas : Teleostei

Ordo : Ostariophysi

Sub-ordo : Siluroidea

Familia : Clariidae

Genus : Clarias

Spesies : Clarias sp.

Karakteristik dari ikan lele (Clarias sp.) yaitu memiliki kepala yang

cembung dengan tulang kepala yang keras dan memiliki struktur jelas yang

tertutupi oleh kulit yang tebal, berbentuk dorsal, di bagian dorsolaterali kepalanya

terdapat sepasang mata kecil berbentuk bulat ovoid. Selain itu, ikan ini memiliki

68-79 sirip punggung, 5-6 sirip perut, 9-10 sirip dada, 50-60 sirip anal dan 4

pasang sungut dengan 1 pasang di antaranya memiliki ukuran yang lebih besar

dan panjang. Terdapat alat pernafasan tambahan pada ikan lele, alat pernafasan ini

berwarna merah dan bentuknya menyerupai tajuk pohon rimbun yang dipenuhi

dengan kapiler darah. Alat ini terletak di bagian belakang rongga insang dan

berfungsi untuk mengambil oksigen di udara (Alifi, 2014).

Morfologi ikan lele pada bagian kepala atas dan bawah ditutupi oleh

tulang pelat, tulang ini berbentuk seperti rongga di atas insang yang di dalamnya

terdapat alat pernafasan tambahan. Alat pernafasan tambahan ini terhubung

dengan busur antara insang kedua dan insang keempat. Mulut pada ikan lele

terletak pada ujung moncong (terminal) kepala lele dan ada tambahan 4 sungut di

sekitar moncong. Sirip ikan lele terpisah antara sirip punggung dannsirip analnya,

sirip di bagain perut bahkan memiliki panjang hingga mencapai sirip anal, dengan

bentuk sirip yang membulat. Terdapat dua tempat lubang hidung pada tubuh ikan
lele, lubang pertama yaitu lubang hidung yang terletak di bagian depan berupa

tabung pendek di daerah belakang bibir atas, lubang hidung kedua terdapat di

bagian belakang sulut nasal berupa celah yang berbrntuk lingkaran (Kordi dan

Ghufron, 2010).

2.3 Habitat dan Penyebaran Ikan Lele

Habitat ikan lele biasanya ditemukan di air tawar dengan arus lambat atau

stagnan, seperti rawa, danau, waduk, bahkan persawahan. Berkat sifatnya yang

mudah beradaptasi ikan lele dapat hidup di kondisi lingkungan yang sangat

berbeda, ikan ini juga dapat hidup di lingkungan yang kondisi airnya kurang baik

tetapi masih dalam keadaan yang dapat ditoleransi. Hal ini membuat ikan lele

banyak dibudidayakan di berbagai media, mulai dari kolam tanah liat, kolam

semen hingga kolam yang ditutup dengan plastik atau kanvas, hal ini

menunjukkan bahwa budidaya ikan lele relatif mudah dan tidak membutuhkan

biaya yang banyak dalam pelaksanaannya (Alifi, 2014).

Untuk menciptakan hasil panen, bibit, atau benih yang sehat dan

berkualitas, kegiatan budidaya ikan lele harus melibatkan analisis kualitas air yang

baik dan benar selama kegiatan budidaya ikan lele tersebut berlangsung

2.4 Pertumbuhan Ikan Lele

2.5 Pakan dan Kebiasaan makan

2.6 Kelulushidupan Ikan Lele

Kelulushidupan benih sangat dipengaruhi oleh tersedianya pakan dengan

nutrisi yang tinggi dimana nutrisi tersebut dimanfaatkan sebagai sumber energi

kemudian energi tersebut pada akhirnya digunakan untuk pertumbuhan.


Kelulushidupan benih juga sangat dipengaruhi oleh kualitas air. Adapun kualitas

air yang optimal bagi benih adalah suhu berkisar antara 25-30 oC, pH 6,5-8,8,

amoniak (Suhaimi, 2021).

Kualitas air yang optimal dapat terjadi karena dilakukan penyiponan dan

pergantian air yang rutin. Pergantian air dilakukan sebanyak 20-50% setiap wadah

dan pergantian air dilakukan sehari sekali (Hariati et al., 2017). Kemampuan ikan

lele bertahan hidup termasuk tinggi karena ikan lele mampu untuk mengatur

cairan tubuh untuk mempertahankan tingkat tekanan osmotik yang konstan,

termasuk pada media yang memiliki salinitas tinggi dan dapat mempengaruhi

tekanan osmotik cairan tubuh ikan (Suhaimi, 2021).

2.7 Pembenihan Ikan Lele

Budidaya ikan lele diperlukan upaya untuk memperoleh hasil yang

memuaskan. Pada kegiatan pembenihan ikan diawali dengan pengelolaan induk.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengelolaan induk yaitu persiapan kolam,

pemilihan indukan, pemberian pakan, pengelolaan kualitas air, kontrol parasit.

Induk lele yang dipijahkan adalah hasil sampling dari beberapa calon induk yaitu

memiliki organ tubuh lengkap, pergerakan aktif, umur induk betina mencapai 1,5

tahun sedangkan induk jantan mencapai 1 tahun dan bobot induk minimal 1 kg.

Ciri-ciri induk betina yang telah matang gonad yaitu bagian perut besar

pergerakan lamban dan memiliki organ seks berwarna kemerahan, sedangkan

induk jantan yang telah matang gonad yaitu aktif bergerak, bagian tubuh memerah

dan lebih cerah organ seks agak kemerahan, membengkak dan berbintik putih.

Induk yang telah matang gonad ditimbang terlebih dahulu untuk mengetahui dosis

hormonovaprim yang akan disuntikkan hal tersebut untuk menghasilkan benih


yang berkualitas (pertumbuhannya cepat dan mampu bertahan terhadap kondisi

lingkungan yang kurang baik) (Hastuti et al., 2015).

2.8 Parameter Kualitas Air

Suhu

Karbondioksida

pH

Dalam budidaya ikan lele, kondisi pertumbuhan ikan akan optimal jika pH

berada di kisaran 6–9 dan suhu 26℃-30℃. Kondisi pH dan perubahan suhu yang

tidak stabil dapat menyebabkan penurunan kualitas air, bahkan pada proses

pembenihan dan pendederan dapat mengakibatkan benih ikan mati. Oleh karena

itu perlu dilakukan monitoring secara berkala untuk menjaga kestabilan kadar pH

dan suhu air. Untuk menjaga kestabilan kadar pH dapat dilakukan dengan

penggantian air baru jika nilai pH diluar batas normal (Imaduddin dan Saprizal,

2017)..

Pengukuran kadar keasaman larutan (pH) dan suhu air merupakan proses

yang sangat penting dalam budidaya ikan lele. Sebagai contoh pada pembenihan

dan pendederan ikan lele, agar benih ikan tidak mudah mati dan mempunyai

kualitas yang bagus, kestabilan kadar keasaman (pH) dan suhu air kolam perlu

dijaga. Kondisi keasaman (pH) dan suhu air kolam dapat berubah sewaktu-waktu.

Perubahan kualitas keasaman larutan (pH) dan suhu pada kolam, dipengaruhi oleh

faktor alam dan faktor manusia. Faktor alam seperti hujan yang terus-menerus,

panas yang ekstrem dan perubahan cuaca ekstrem. Sedangkan dari faktor manusia

pada proses pemberian pakan yang terlalu banyak akan merubah kadar keasaman

air kolam ikan (Imaduddin dan Saprizal, 2017).


Oksigen Terlarut

Nitrat
III. METODE PRAKTEK MAGANG

3.1 Waktu dan Tempat

Praktek magang ini akan dilaksanakan selama satu bulan dalam rentang

waktu bulan Januari sampai Februari 2022 di Kecamatan Sungai gelam, Balai

Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT), Muaro Jambi, Provinsi Jambi.

3.2 Metode Praktek Magang

Metode yang akan digunakan dalam praktek magang ini adalah metode

monitorial dan metode obeservasi/praktek langsung ke lapangan. Metode

mentorial berupa pengenalan lingkungan dan lokasi magang serta pengarahan dan

diskusi yang dibimbing oleh pembimbing lapangan, sedangkan observasi seluruh

kegiatan pengamatan terhadap suatu objek dengan bantuan indera manusia.

Metode observasi/prakterk langsung ke lapangan yaitu praktek secara langsung di

lapangan dengan pengumpulan data yang terdiri atas data primer dan data

sekunder. Data primer merupakan pengamatan langsung di lapangan dengan

wawancara bersama pihak balai serta turun langsung ke lapangan. Sedangkan data

sekunder dengan melakukan pengumpulan data berupa literatur yang bersumber

dari buku, jurnal, dan internet.


DAFTAR PUSTAKA

Kordi, H. Dan Ghufron, M. K. 2010. Budidaya Ikan Lele di Kolam Terpal. Lily
Publisher, Yogyakarta.
Hariati, M., Friska., Jubaedah. D dan M, Syaifudin. 2017. Kelulushidupan dan
Pertumbuhan Benih Ikan Lele (Claris sp) pada Salinitas Media yang
Berbeda. Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Universitas Sriwijaya.
Palembang. 5(1): 83-96.
Fauzia, S. R. dan Suseno, S. H. 2017. Resirkulasi Air Untuk Optimalisasi Kualitas
Air Budidaya Ikan Nila Nirwana (Oreochromis niloticus). Jurnal Pusat
Inovasi Masyarakat 2(5): 887-892.
Afifi, I. M. 2014. Pemanfaatan Bioflok pada Budidaya Ikan Lele Dumbo (Clarias
sp.) dengan Padat Tebar Berbeda terhadap Laju Pertumbuhan dan Survival
Rate (SR). Skripsi. Universitas Airlangga, Surabaya.
Apriyani, I. 2014. Pengaruh Penambahan Tepung Kepala Ikan Lele (Clarias sp.)
Dalam Pembuatan Cilok Terhadap Kadar Protein Dan Sifat
Organoleptiknya. Journal of Public Health. 3(2): 1-9.
Hastuti, S., Studi, P., & Perairan, B. 2015. Kondisi Kesehatan Ikan Lele Dumbo
(Clarias gariepinus, Burch) Yang Dipelihara Dengan Teknologi Biofloc
(Health conditions of catfish (Clarias gariepinus, burch) were rearing
with biofloc technology). Saintek Perikanan : Indonesian Journal of
Fisheries Science and Technology, 10(2), 74–79.
Utami, R., Rismawati, W., dan Sapanli, K. 2018. Pemanfaatan Mangrove Untuk
Mengurangi Logam Berat Di Perairan Utilization of Mangroves To
Reduce Heavy Metals in The Waters. Prosiding Seminar Nasional Hari
Air Dunia, 2(1): 141–153.
Rica A. 2015. Variasi Bagian Telur dan Persentasenya dengan Daging Ikan pada
Proses Pengolahan Amplang Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus),
Skripsi. Universitas Jember, Jember.
Sari, M. A., Murniati, K., dan Sayekti, D. W. 2017. Analisis Permintaan Ikan Lele
(Clarias sp.) Oleh Pedagang Pecel Lele Di Kota Bandar Lampung. Jurnal
Ilmu Ilmu Agribisnis. 5(2): 149-155.
Soares T. 2011. Kajian Usaha Benih Ikan Lele Dumbo Di Desa Tulungrejo,
Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri. Skripsi. Universitas Pembangunan
Nasional Veteran Jawa Timur, Surabaya.
Sitio, M. H. F., Jubaedah, D. dan Syaifudin, M. 2017. Kelangsungan Hidup Dan
Pertumbuhan Benih Ikan Lele (Clarias sp.) Pada Salinitas Media Yang
Berbeda. Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia. 5(1): 83-96.
Suhaimi. 2021. Pengaruh Pemberian Kombinasi Pelet Dan Kiambang (Salvinia
molesta) Terhadap Kelulushidupan Dan Pertumbuhan Benih Ikan Lele
Dumbo (Clarias gariepinus). Skripsi. Universtas Islam Riau, Pekanbaru.
Setiaji, A. 2009. Efektifitas Ekstrak Daun Pepaya Carica papaya L. Untuk
Pencegahan dan Pengobatan Ikan lele dumbo Clarias sp. yang Diinfeksi
Bakteri Aeromonas hydrophila. Departemen Budidaya Perairan, Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Imaduddin, G. dan Saprizal, A. 2017. Otomatisasi Monitoring Dan Pengaturan
Keasaman Larutan Dan Suhu Air Kolam Ikan Pada Pembenihan Ikan Lele.
Jurnal Sistem Informasi, Teknologi Informatika dan Komputer. 7(2).
LAMPIRAN
Lampiran 1. Peta Lokasi Tempat Praktek Magang
Lampiran 2. Anggaran Biaya Magang

Pelaksanaan praktek magang ini akan membutuhkan biaya sebesar Tiga

Juta Empat Ratus Sepuluh Ribu Rupiah. Kebutuhan biaya tersebut sebagai bahan

habis pakai, biaya transportasi dan akomodasi, biaya penulisan laporan dan

seminar, serta biaya tak terduga. Adapun rincian yang akan dikeluarkan adalah

sebagai berikut :

1. Biaya Persiapan

1. Pengerjaan proposal Rp. 30.000,-

2. Memperbanyak Proposal Rp. 30.000,-

3. Alat Tulis Rp. 20.000,-

2. Biaya Pelaksanaan

1. Transportasi Rp. 500.000,-

2. Konsumsi Rp. 1.800.000,-

3. Dokumentasi Rp. 100.000,-

3. Biaya Penulisan Laporan

1. Pengetikan Laporan Rp. 70.000,-

2. Memperbanyak Proposal Rp. 150.000,-

3. Biaya Ujian Rp. 400.000,-

Jumlah Biaya Rp. 3.100.000,-

Biaya Tak Terduga 10% Rp. 310.000,-

Total Biaya Rp. 3.410.000,-

Terbilang: “Tiga Juta Empat Ratus Sepuluh Ribu Rupiah”


Lampiran 3. Organisasi Praktek Magang

1. Pelaksana Praktek

Nama : M. Adnin Firmansyah Simanjuntak

NIM : 2004112239

Jurusan : Manajemen Sumberdaya Perairan

2. Dosen Pembimbing

Nama : Dr .Ir. Adriman, M.Si

NIP : 196401011991031009

Pekerjaan : Dosen Fakultas Perikanan dan Kelautan

Anda mungkin juga menyukai