Oleh :
IRWAN NUR WIDIYANTO
C24104077
SKRIPSI
Oleh :
IRWAN NUR WIDIYANTO
C24104077
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana
pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
RINGKASAN
Disetujui :
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Dekan Fakultas Perikanan dan Kelautan
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Kajian Pola
Penulis
UCAPAN TERIMA KASIH
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................ i
UCAPAN TERIMA KASIH ................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................ iii
DAFTAR TABEL .................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... vii
I. PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1. Latar belakang ........................................................................ 1
1.2. Rumusan masalah .................................................................. 2
1.3. Tujuan penelitian .................................................................... 3
1.4. Manfaat penelitian .................................................................. 3
Halaman
1. Alat dan bahan .......................................................................... 14
2. Karakter meristik yang dihitung ............................................... 15
3. Karakter morfometrik yang diukur .......................................... 16
4. Perbandingan ukuran karakter morfometrik ikan layur ............ 19
5. Komposisi dan frekuensi ikan hasil tangkapan selama
penelitian .................................................................................... 22
6. Kisaran ciri meristik pada ketiga spesies layur ......................... 30
7. Kisaran ukuran morfometrik pada ketiga spesies layur ............ 32
8. Kisaran ukuran perbandingan ciri morfometrik pada
ketiga spesies layur ................................................................... 33
9. Matriks korelasi karakter morfometrik antara ketiga
jenis ikan layur ........................................................................... 36
10. Matriks korelasi perbandingan karakter morfometrik
antara ketiga jenis ikan layur ..................................................... 38
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Ikan layur (famili Trichiuridae) ................................................ 5
2. Ikan layur (famili Gempylidae) ................................................. 5
3. Peta penyebaran ikan layur ....................................................... 8
4. Peta lokasi penelitian ................................................................ 13
5. Skema karakter morfometrik-meristik yang diukur
dan dihitung pada ikan layur ..................................................... 17
6. Kisaran panjang dan berat pada ketiga spesies layur ................ 24
7. Sebaran frekuensi kelas ukuran panjang T. lepturus ................. 26
8. Sebaran frekuensi kelas ukuran panjang L. savala ................... 27
9. Sebaran frekuensi kelas ukuran panjang G. serpens ................. 28
10. Sagittal crest pada T. lepturus .................................................... 39
11. Dendrogram hubungan kekerabatan ketiga spesies
ikan layur ................................................................................... 40
12. Grafik hubungan panjang-berat T. lepturus betina ................... 44
13. Grafik hubungan panjang-berat T. lepturus jantan ................... 44
14. Grafik hubungan panjang-berat T. lepturus secara
keseluruhan ............................................................................... 44
15. Grafik hubungan panjang-berat L. savala betina ..................... 45
16. Grafik hubungan panjang-berat L. savala jantan ...................... 45
17. Grafik hubungan panjang-berat L. savala secara
keseluruhan ............................................................................... 45
18. Grafik hubungan panjang-berat G serpens betina ..................... 46
19. Grafik hubungan panjang-berat G. serpens jantan .................... 46
20. Grafik hubungan panjang-berat G. serpens secara
keseluruhan ................................................................................ 46
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Matriks korelasi karakter morfometrik pada T. lepturus ............... 55
2. Matriks korelasi karakter morfometrik pada L. savala .................. 56
3. Matriks korelasi karakter morfometrik pada G. serpens ................ 57
4. Matriks korelasi perbandingan ciri morfometrik
pada T. lepturus .............................................................................. 58
5. Matriks korelasi perbandingan ciri morfometrik
pada L. savala ................................................................................ 58
6. Matriks korelasi perbandingan ciri morfometrik
pada G. serpens .............................................................................. 59
7. Anova T. lepturus secara keseluruhan ........................................... 60
8. Anova L. savala secara keseluruhan .............................................. 61
9. Anova G. serpens secara keseluruhan ............................................ 62
10. Data ukuran panjang dan berat T. lepturus selama
penelitian ........................................................................................ 63
11. Data ukuran panjang dan berat L. savala selama
penelitian ........................................................................................ 64
12. Data ukuran panjang dan berat G. serpens selama
penelitian ........................................................................................ 65
13. Data meristik T. lepturus selama penelitian ................................... 66
14. Data meristik L. savala selama penelitian ..................................... 67
15. Data meristik G. serpens selama penelitian ................................... 69
16. Data morfometrik T. lepturus selama penelitian ........................... 70
17. Data morfometrik L. savala selama penelitian .............................. 73
18. Data morfometrik G. serpens selama penelitian ............................ 77
19. Ikan layur yang diteliti ................................................................... 78
20. Perahu kincang yang digunakan nelayan
Pabuhanratu untuk melaut ............................................................. 79
21. Alat tangkap (pancing) yang digunakan nelayan
Palabuhanratu untuk menangkap ikan layur .................................. 80
22. Aktivitas pedagang di tempat pelelangan ikan (TPI)
Palabuhanratu ................................................................................. 81
I. PENDAHULUAN
Lokasi
Penelitian
4 Jumlah gigi canine Jumlah seluruh gigi canine pada kedua rahang
Jumlah sirip tambahan di belakang sirip dorsal dan
5 Finlet
sirip anal
Tabel 3. Karakter morfometrik yang diukur
No Karakter Morfometrik
Jarak antara ujung bagian kepala terdepan dengan ujung
1 Panjang total
sirip caudal yang paling belakang
Jarak antara ujung bagian kepala terdepan dengan ujung
2 Panjang kepala
terbelakang dari keping tutup insang (operculum)
Panjang garis tegak antara pangkal kepala bagian atas
3 Tinggi kepala
dengan pangkal kepala bagian bawah
Jarak lurus terbesar antara kedua keping tutup insang
4 Lebar kepala
pada kedua sisi kepala
Jarak antara ujung terdepan mulut bagian atas dengan
5 Panjang predorsal
ujung terdepan dari sirip dorsal
Jarak antara ujung terdepan mulut bagian bawah dengan
6 Panjang prepectoral
ujung terdepan dari sirip pectoral
Jarak antara ujung bagian kepala terdepan dengan lubang
7 Panjang hidung
hidung
8 Jarak interorbital Jarak lurus antara kedua mata
Jarak antara tulang operculum terdepan dengan ujung
9 Panjang operculum
terbelakang dari keping tutup insang (operculum)
Jarak dari ujung terdepan mulut bagian atas dengan ujung
10 Panjang rahang atas
terbelakang tulang rahang atas
Jarak dari ujung terdepan mulut bagian bawah dengan
11 Panjang rahang bawah
ujung terbelakang tulang rahang bawah
12 Tinggi badan Jarak tertinggi antara dorsal dengan ventral
Jarak tertinggi antara ujung canine dengan pangkal
13 Tinggi canine
canine
Jarak tertinggi antara ujung sirip dorsal dengan dasar
14 Tinggi dorsal
sirip dorsal
Jarak antara kedua sudut mulut jika mulut dibuka
15 Lebar bukaan mulut
selebar-lebarnya
16 Diameter mata Panjang garis tengah rongga mata
Jarak antara ujung usus terdepan dengan ujung usus
17 Panjang usus
paling belakang
18 Sudut rahang Sudut yang terbentuk ketika mulut ikan dibuka
Gambar 5. Skema karakter morfometrik-meristik yang diukur dan dihitung pada ikan layur
Keterangan (Karakter morfometrik yang diukur) : A) Panjang total; B) Panjang kepala; C) Panjang prepectoral; D) Panjang predorsal; E)
Panjang rahang atas; F) Panjang hidung; G) Panjang rahang bawah; H) Panjang operculum; I) Lebar diameter mata; J)Lebar
bukaan mulut; K) Lebar kepala; L) Tinggi dorsal; M) Tinggi badan.
(Karakter meristik yang dihitung) : N) Jumlah jari-jari sirip dorsal pertama; O) Jumlah jari-jari sirip dorsal kedua; P) Jumlah
jari-jari sirip anal; Q) Jumlah finlet
3.4. Analisis data
3.4.1. Sebaran frekuensi panjang
Data yang digunakan dalam metode ini adalah data panjang total dari ikan
layur jenis T. lepturus, L. savala, dan G. serpens. Pengukuran dilakukan pada
setiap individu ikan menggunakan meteran kain yang mempunyai ketelitian satu
cm.
Tahap-tahap untuk menganalisis data frekuensi ukuran panjang adalah
sebagai berikut :
1. Menentukan jumlah selang kelas yang diperlukan;
2. Menentukan lebar selang kelas; dan
3. Menentukan kelas frekuensi dan memasukkan frekuensi masing-masing
kelas dengan memasukkan panjang masing-masing contoh ikan pada
selang kelas yang telah ditentukan.
Sebaran frekuensi panjang yang telah ditentukan dalam selang kelas yang
sama kemudian diplotkan dalam sebuah grafik. Dari grafik tersebut dapat dilihat
pergeseran distribusi kelas panjang setiap bulan pengamatan. Pergeseran sebaran
frekuensi panjang menggambarkan jumlah kelompok umur (kohort) yang ada.
Bila terjadi pergeseran modus sebaran frekuensi panjang, berarti terdapat lebih
dari satu kohort.
b1 − b0
thitung =
Sb1
Keterangan :
b1 = Nilai b (dari hubungan panjang berat)
b0 = 3
Sb1 = Simpangan koefisien b
Bandingkan nilai thitung dengan nilai ttabel pada selang kepercayaan 95%.
Selanjutnya untuk mengetahui pola pertumbuhan ikan, kaidah keputusan
yang diambil adalah :
thitung > ttabel : tolak hipotesis nol (H0)
thitung < ttabel : gagal tolak hipotesis nol
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Waktu
Juli September November
Jenis
Panjang Berat Panjang Berat Panjang Berat
F F F
(mm) (gram) (mm) (gram) (mm) (gram)
643,41± 172,92± 719,23± 296,43± 768,33± 383,52±
T.
34 100,37 59,11 31 217,03 196,91 6 94,50 157,90
lepturus
666,87± 214,46± 606,60± 228,46± 666,66± 269,62±
L.
23 73,68 57,15 50 133,31 143,08 32 52,86 78,92
savala
725,17± 486,52± 731,70± 496,44±
G.
- - - 12 44,20 101,75 10 89,87 227,87
serpens
1200
1000
Panjang (mm) / Berat (gram)
800
600
400
200
0
us
us
ns
la
ns
la
ur
ur
pe
va
va
pe
pt
pt
er
sa
sa
le
er
le
.s
L.
.s
T.
L.
T.
G
ng
ng
at
G
ng
at
ja
at
er
ja
er
ja
an
er
B
an
B
an
B
P
P
Ukuran panjang total ikan layur jenis T. lepturus berkisar antara 270–991
mm dan terbagi menjadi dua belas selang kelas panjang. Frekuensi tertinggi
terdapat pada bulan Juli dengan jumlah 10 ekor. Modus ini berada pada selang
514-574 mm dan 575-635 mm. Kisaran panjang L. savala antara 310–951 mm
dan terbagi menjadi 12 selang kelas panjang. Frekuensi tertinggi berada pada
selang 634-687 mm dengan jumlah 14 ekor. Modus ini terjadi pada bulan
November. Sedangkan G. serpens panjang totalnya antara 624–905 mm dan
terbagi menjadi 8 selang kelas panjang. Frekuensi tertingginya berada pada selang
696-731 mm dan 732-767 mm dengan jumlah 4 ekor. Modus ini terjadi pada
bulan September. Sebaran frekuensi kelas ukuran panjang untuk masing-masing
spesies ikan layur dapat dilihat pada Gambar 7, 8, dan 9 berikut ini.
Berdasarkan Gambar 7, terlihat adanya pergeseran sebaran frekuensi kelas
ukuran panjang pada T. lepturus. Selama bulan Juli sampai November terlihat
adanya dua pergeseran sebaran panjang. Pergeseran pertama terjadi pada bulan
Juli dan September. Pada bulan November, sebaran frekuensi panjang bergeser ke
kelas ukuran yang lebih rendah. Hal ini menunjukkan selama bulan Juli sampai
November terdapat minimal dua kelompok ukuran.
Pada bulan Juli modus frekuensi kelas ukuran panjang berada pada selang
514-574 mm dan 575-635 mm. Sedangkan pada bulan September, modus
frekuensi kelas ukuran panjang berada pada selang 758-818 mm dan 819-879 mm.
Hal ini menunjukkan terjadi pertumbuhan panjang pada kelompok ukuran pertama
yaitu dari bulan Juli sampai September. Pada bulan November, modus frekuensi
kelas ukuran panjang bergeser ke kelas ukuran yang lebih rendah yaitu berada
pada selang 636-696 mm. Hal ini menunjukkan adanya recruitment baru ke dalam
stok ikan T. lepturus.
Berdasarkan Gambar 8, terlihat adanya pergeseran sebaran frekuensi kelas
ukuran panjang pada L. savala. Selama bulan Juli sampai November terlihat
adanya dua pergeseran sebaran panjang. Pergeseran pertama terjadi pada bulan
Juli dan September. Pada bulan November, sebaran frekuensi panjang bergeser ke
kelas ukuran yang lebih tinggi. Hal ini menunjukkan selama bulan Juli sampai
November terdapat minimal dua kelompok ukuran.
Pada bulan Juli modus sebaran frekuensi kelas ukuran panjang berada pada
selang 580-633 mm dan 634-687 mm. Pada bulan September modus sebaran
frekuensi kelas ukuran panjang berada pada selang 580-633 mm, namun puncak
kurva cenderung bergeser ke kiri dikarenakan pada bulan Juli terdapat dua modus
kelas ukuran panjang yaitu pada selang 580-633 mm dan 634-687 mm. Pada
bulan November, modus sebaran frekuensi kelas ukuran panjang bergeser ke kelas
ukuran yang lebih tinggi yaitu berada pada selang 634-687 mm. Hal ini
menunjukkan terjadi pertumbuhan panjang pada kelompok ukuran kedua yaitu
dari bulan September sampai November.
12
10
n = 34
8 Juli
0
12
September
10
n = 31
Frekuensi (individu)
0
12
10 n=6
8 November
0
30
91
52
13
74
35
96
57
18
79
01
94
3
10
0-
1-
2-
3-
4-
5-
6-
7-
8-
9-
0-
1-
27
33
39
45
51
57
63
69
75
81
88
94
Juli
12
10 n = 23
8
14
September
12
Frekuensi (individu)
n = 50
10
14
November
12
10 n = 32
0
3
7
36
41
47
52
57
63
68
74
79
84
90
95
0-
4-
8-
2-
6-
0-
4-
8-
2-
6-
0-
4-
31
36
41
47
52
58
63
68
74
79
85
90
4 n = 12 September
1
Frekuensi (individu)
0
5
4 n = 10 November
0
9
1
65
69
73
76
80
83
87
91
4-
0-
6-
2-
8-
4-
0-
6-
62
66
69
73
76
80
84
87
Spesies
T. lepturus memiliki modus 3 jari-jari lemah mengeras dan 125 jari lemah
sehingga secara umum dapat dikatakan bahwa T. lepturus mempunyai rumus sirip
dorsal DIII-IV, 102-136 dengan modus DIII, 125. Rumus ini lebih besar
kisarannya dari rumus sirip dorsal yang diberikan oleh Parin (1986) yaitu DIII,
131-136. L. savala memiliki modus 3 jari-jari lemah mengeras dan 125 jari lemah
sehingga secara umum dapat dikatakan bahwa L. savala mempunyai rumus sirip
dorsal DIII-IV, 97-136 dengan modus DIII, 125. Rumus ini juga lebih besar
kisarannya dari rumus sirip dorsal yang diberikan oleh Parin (1986) yaitu DIV,
108-123. Pada sirip dorsal pertama, G. serpens memiliki modus 28 jari-jari lemah
mengeras sedangkan dorsal keduanya memiliki modus 5 jari-jari lemah mengeras
dan 8 jari-jari lemah. Secara umum dapat dikatakan bahwa G. serpens mempunyai
rumus D1 XXVII-XXIX, dengan modus DXXVIII dan D2 IV-V, 7-9 dengan
modus D2 IV, 8. Rumus ini lebih kecil kisarannya dari rumus sirip dorsal yang
diberikan oleh Parin (1986) yaitu DXXVI-XXXII.
Sirip anal memiliki rumus AIV-V, 7-9 yang berarti mempunyai 4-5 jari-jari
lemah mengeras dan 7-9 jari-jari lemah. Namun hanya G. serpens yang memiliki
sirip anal sedangkan T. lepturus dan L. savala tidak memiliki sirip anal karena
telah tereduksi menjadi duri-duri kecil.
Gambar 10. Sagittal crest pada T. Lepturus (Nakamura dan Parin, 1993)
Jenis G. serpens lebih mudah dibedakan dari jenis T. lepturus dan L. savala.
Hal ini dikarenakan G. serpens memiliki perbedaan yang mencolok dari kedua
jenis layur lainnya. G. serpens yang dikenal masyarakat Palabuhanratu dengan
nama gelang luyung memiliki badan agak membulat, panjang tubuh umumnya 60-
80 cm, tubuh dan sirip dorsal berwarna hitam, memiliki dua sirip dorsal dan satu
sirip anal, serta berekor cagak.
Berat (gram)
300
200
100
0
0 200 400 600 800 1000 1200
Panjang (mm)
600
N = 43 ekor
300
200
100
0
0 200 400 600 800 1000
Panjang (mm)
600
500 y = 2E-06x 2,793
Berat (gram)
400 r = 0,97
N = 69 ekor
300
200
100
0
0 200 400 600 800 1000 1200
Panjang (mm)
Berat (gram)
300
200
100
0
0 200 400 600 800 1000
Panjang (mm)
600
y = 3E-08x 3.525
500
r = 0,97
Berat (gram)
400 N = 55 ekor
300
200
100
0
0 200 400 600 800 1000
Panjang (mm)
600
500 y = 5E-08x 3.4452
r = 0,96
Berat (gram)
400 N = 97 ekor
300
200
100
0
0 200 400 600 800 1000
Panjang (mm)
Berat (gram)
400
300
200
100
0
0 200 400 600 800 1000
Panjang (mm)
1200
y = 1E-07x 3,3538
1000
r = 0,95
Berat (gram)
800 N = 14 ekor
600
400
200
0
0 200 400 600 800 1000
Panjang (mm)
800
700
y = 6E-07x 3,1106
600 r = 0,92
Berat (gram)
500 N = 22 ekor
400
300
200
100
0
0 200 400 600 800 1000
Panjang (mm)
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis karakter meristik, analisis korelasi karakter dan
perbandingan karakter morfometrik pada ketiga spesies, disimpulkan bahwa T.
lepturus lebih berkerabat dekat dengan L. savala dibandingkan dengan G.
serpens.
Hubungan panjang-berat pada T. lepturus betina, jantan, dan secara
keseluruhan bersifat allometrik negatif. Pada L. savala, didapat hubungan
panjang-berat yang bersifat allometrik positif pada betina, jantan, maupun secara
keseluruhan. Sedangkan pada G. serpens didapat hubungan panjang-berat yang
bersifat allometrik negatif pada betina, allometrik positif pada jantan, dan
isometrik secara keseluruhan.
5.2. Saran
1. Perlu adanya penelitian lanjutan dengan waktu yang lebih lama dan
jumlah sampel yang lebih banyak agar didapat data yang benar-benar
mewakili keadaan sebenarnya.
2. Perlu adanya penelitian mengenai genetika ketiga spesies ini untuk
mengetahui jarak genetik sebagai dasar penentuan hubungan
kekerabatan antara ketiganya.
3. Pada penelitian selanjutnya hendaknya mencatat lokasi penangkapan
sehingga dapat diketahui daerah asal sampel. Hal ini dapat dijadikan
dasar dalam penentuan pengelolaan suatu kawasan.
4. Pada penelitian selanjutnya hendaknya menggunakan alat tangkap yang
tingkat selektivitasnya lebih rendah agar ukuran ikan yang tertangkap
lebih bervariasi.
DAFTAR PUSTAKA
Kementrian Negara Riset dan Teknologi. 2000. Kajian Potensi dan Pemanfaatan
Sumberdaya Kelautan untuk Pembangunan Ekonomi Guna
Mengantisipasi Pemberlakuan Otonomi Daerah. Laporan Akhir.
Kerjasama Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi dengan Lembaga
Pengabdian Kepada Masyarakat ITB. Bandung.
Nikolsky, G. V. 1965. The Ecology of Fishes. Academic Press. London and New
York. 352 hal.
Pariwono J. I., S. Raharjo, M. Purba, Widodo, U. Djuriah dan J.H Hutapea. 1988.
Studi Upwelling di Perairan Selatan Pulau Jawa. Fakultas Perikanan.
IPB. Bogor.
Sparre, P. dan S. C. Venema. 1999. Introduksi Pengkajian Stok Ikan Tropis Buku-
I Manual. Kerjasama Organisasi Pangan dan Perserikatan Bangsa-
Bangsa dengan Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan, Badan
Penelititan dan Pengembangan Pertanian. Jakarta. 482 hal.
Yudistira, Y. 2007. Pengaruh Penggunaan Alat Bantu Cahaya (Stick Light) Pada
Rawai Vertikal Terhadap Hasil Tangkapan Ikan Layur di Palabuhanratu,
Sukabumi, Jawa Barat. Skripsi. Departemen Pemanfaatan Sumberdaya
Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian
Bogor. Bogor.
P. P. Jrk P. T. T.
PT PK PH TK LK TB DM RA RB SR LBM P.usus
Predorsal Prepectoral Interorbital Operculum Canine Dorsal
PT 1
PK 0,976547 1
PH 0,899917 0,934913 1
TK 0,892705 0,924337 0,910779 1
LK 0,895221 0,914682 0,881936 0,850790 1
TB 0,913738 0,932847 0,922012 0,928124 0,896564 1
P. Predorsal 0,947886 0,957348 0,925943 0,901852 0,914497 0,946310 1
P.
0,939958 0,964715 0,925580 0,899235 0,926446 0,921489 0,945186 1
Prepectoral
DM 0,913468 0,933282 0,894784 0,888179 0,879925 0,893564 0,922467 0,914783 1
RA 0,832593 0,849557 0,824650 0,825548 0,879725 0,862239 0,849513 0,866558 0,807904 1
RB 0,835118 0,853976 0,832879 0,822158 0,886865 0,869870 0,852905 0,880818 0,791805 0,978293 1
SR 0,356491 0,376407 0,330956 0,354445 0,350148 0,328030 0,290187 0,398979 0,298590 0,339579 0,342224 1
LBM 0,452472 0,473788 0,448799 0,462312 0,519940 0,400746 0,479299 0,523367 0,471150 0,529918 0,545197 0,462756 1
Jrk
0,906957 0,905607 0,864573 0,803770 0,863341 0,842325 0,893448 0,893464 0,887996 0,818136 0,801566 0,322136 0,474994 1
Interorbital
P.Operculum 0,915308 0,931762 0,836302 0,855308 0,876730 0,854297 0,886666 0,893122 0,866957 0,800860 0,805143 0,422211 0,474339 0,853133 1
T. Canine 0,437687 0,507625 0,515850 0,547009 0,555264 0,604867 0,515873 0,542800 0,454138 0,595176 0,597568 0,284834 0,395276 0,440812 0,500115 1
T. Dorsal 0,722417 0,735400 0,704124 0,718234 0,748062 0,757020 0,762882 0,743922 0,776812 0,738115 0,701504 0,186050 0,513242 0,719810 0,698731 0,530179 1
P.usus 0,778765 0,788768 0,739662 0,797271 0,759510 0,743248 0,753059 0,798138 0,721870 0,724829 0,719869 0,426109 0,660691 0,667622 0,773833 0,547066 0,765939 1
Lampiran 2. Matriks korelasi karater morfometrik pada L. savala
P. P. Jrk P.
PT PK PH TK LK TB DM RA RB SR LBM T. Canine T. Dorsal P.usus
Predorsal Prepectoral Interorbital Operculum
PT 1
PK 0,904498 1
PH 0,835787 0,891965 1
TK 0,843076 0,930537 0,839668 1
LK 0,685554 0,810214 0,655408 0,797174 1
TB 0,818122 0,905358 0,773375 0,885895 0,759143 1
P. Predorsal 0,886872 0,895341 0,835581 0,825686 0,669774 0,831141 1
P. Prepectoral 0,828963 0,952498 0,842306 0,889088 0,800484 0,868192 0,791684 1
DM 0,826603 0,877655 0,803905 0,825731 0,696318 0,810733 0,847487 0,844156 1
RA 0,766098 0,836602 0,719614 0,783020 0,755585 0,749451 0,800319 0,830930 0,770762 1
RB 0,764737 0,844115 0,710421 0,794269 0,776884 0,760972 0,797726 0,836916 0,762928 0,971542 1
SR 0,230289 0,234564 0,119805 0,188069 0,276706 0,171324 0,215339 0,206088 0,156418 0,229425 0,273680 1
LBM 0,426216 0,507028 0,378930 0,403227 0,525542 0,420730 0,442579 0,548190 0,405817 0,657968 0,665337 0,560551 1
Jrk
0,793267 0,836410 0,783352 0,776366 0,688639 0,780612 0,801279 0,815572 0,813580 0,790878 0,778600 0,188572 0,431599 1
Interorbital
P.Operculum 0,830995 0,889142 0,752450 0,844121 0,807431 0,798262 0,794210 0,837800 0,812769 0,827450 0,832947 0,313889 0,559581 0,788062 1
T. Canine 0,595835 0,631150 0,594246 0,587506 0,508267 0,586588 0,623671 0,557604 0,554357 0,631388 0,611728 0,157904 0,397455 0,518348 0,575077 1
T. Dorsal 0,704548 0,683044 0,660053 0,644150 0,502202 0,631305 0,711112 0,667534 0,669824 0,654428 0,625579 0,228380 0,488798 0,619674 0,613568 0,606288 1
P.usus 0,554925 0,552377 0,427979 0,462582 0,438390 0,581875 0,556313 0,543235 0,485123 0,551917 0,551579 0,207582 0,508503 0,444190 0,479596 0,455373 0,476428 1
Lampiran 3. Matriks korelasi karakter morfometrik pada G. serpens
P. P. Jrk P.
PT PK PH TK LK TB DM RA RB SR LBM T. Canine T. Dorsal P.usus
Predorsal Prepectoral Interorbital Operculum
PT 1
PK 0,959294 1
PH 0,952682 0,940871 1
TK 0,883969 0,856328 0,880221 1
LK 0,814938 0,758515 0,759202 0,663701 1
TB 0,951702 0,942697 0,919602 0,837108 0,861717 1
P. Predorsal 0,955901 0,947645 0,956549 0,846606 0,865104 0,961330 1
P.
0,943949 0,983331 0,914983 0,828217 0,792176 0,946034 0,942087 1
Prepectoral
DM 0,603038 0,612326 0,606627 0,638336 0,430866 0,558521 0,595150 0,550231 1
RA 0,793160 0,814401 0,780079 0,626586 0,898510 0,865242 0,876048 0,861028 0,308349 1
RB 0,790336 0,821864 0,760385 0,611752 0,906581 0,863383 0,867909 0,868448 0,347669 0,988010 1
SR 0,051394 -0,108371 -0,003933 0,174594 0,021080 -0,012956 -0,052512 -0,169576 0,068886 -0,23847 -0,27315 1
LBM 0,215084 0,053908 0,119682 0,237744 0,130988 0,195221 0,099077 0,078603 -0,16793 0,056053 0,031292 0,412883 1
Jrk
0,447458 0,368133 0,447748 0,448355 0,553226 0,461718 0,502885 0,346891 0,584772 0,358195 0,337045 0,390670 -0,204343 1
Interorbital
P.Operculum 0,882649 0,909189 0,821888 0,777491 0,756549 0,875579 0,866542 0,913343 0,520140 0,806710 0,822876 -0,162026 0,125030 0,287113 1
T. Canine 0,305790 0,287057 0,391894 0,451317 -0,127681 0,181815 0,221567 0,214407 0,389263 -0,14556 -0,17207 0,317180 0,359058 -0,081079 0,147600 1
T. Dorsal 0,431233 0,462832 0,434801 0,426874 0,085876 0,373511 0,321616 0,459686 0,286172 0,148411 0,187084 -0,247337 0,376530 -0,388586 0,388521 0,610215 1
P.usus 0,507669 0,476638 0,528611 0,403450 0,356945 0,467251 0,498406 0,438873 0,205266 0,411125 0,353252 0,013013 0,234221 0,242895 0,527488 0,270298 0,198602 1
Lampiran 4. Matriks korelasi perbandingan ciri morfometrik pada T. lepturus
P.Prepec:
PT:PK PT:TB PK:TK PK:LK PK:DM PK:PH PK:PRA PK:PRB PRB:PRA TB:TK
P.Predor
PT:PK 1
PT:TB 0,483043 1
PK:TK 0,005137 0,416575 1
PK:LK -0,056695 0,198307 0,047951 1
PK:DM -0,218508 0,010187 0,153881 0,231136 1
PK:PH 0,111178 0,395676 0,340269 0,177942 0,110673 1
PK:PRA -0,080023 0,199171 0,209874 0,326334 -0,077301 0,279275 1
PK:PRB -0,091759 0,222725 0,227735 0,384250 -0,107104 0,342597 0,920998 1
PRB:PRA 0,030787 -0,060769 -0,055119 -0,128615 0,092315 -0,144352 0,158146 -0,235148 1
TB:TK 0,108743 -0,295557 0,610829 -0,204493 0,000646 0,012466 -0,033201 -0,044045 0,019241 1
P.Prepec:
-0,178726 0,094398 0,084719 -0,050147 0,133691 0,063379 -0,070915 -0,140099 0,161430 -0,146510 1
P.Predor
Prepec:
PT:PK PT:TB PK:TK PK:LK PK:DM PK:PH PK:PRA PK:PRB PRB:PRA TB:TK
Predor
PT:PK 1
PT:TB 0,668090 1
PK:TK 0,010246 0,293495 1
PK:LK 0,147652 0,212676 0,299944 1
PK:DM -0,219489 -0,106528 0,056733 -0,049597 1
PK:PH -0,070401 0,002573 0,089295 -0,126215 0,084815 1
PK:PRA -0,086210 0,011666 0,142714 0,238268 0,144019 0,045837 1
PK:PRB -0,063667 0,017766 0,145553 0,265807 0,104963 -0,053586 0,906292 1
PRB:PRA -0,068687 -0,019418 0,001919 -0,044047 0,087101 0,233368 0,307720 -0,119505 1
TB:TK -0,065883 -0,524831 0,438882 0,101817 -0,012336 0,036666 0,062383 0,069999 -0,014259 1
Prepec:
-0,270286 -0,062169 0,052579 -0,187973 0,126550 0,203773 0,086672 0,055333 0,079433 -0,098665 1
Predor
Lampiran 6. Matriks korelasi perbandingan ciri morfometrik pada G. serpens
Prepec:
PT:PK PT:TB PK:TK PK:LK PK:DM PK:PH PK:PRA PK:PRB PRB:PRA TB:TK
Predor
PT:PK 1
PT:TB 0,298526 1
PK:TK -0,446133 -0,177332 1
PK:LK -0,403962 0,409472 0,023959 1
PK:DM -0,236396 -0,200585 0,342938 -0,072086 1
PK:PH -0,465092 -0,063449 0,417779 0,153894 0,081123 1
PK:PRA -0,081572 0,437053 -0,250754 0,749372 -0,291663 0,001540 1
PK:PRB 0,016835 0,487057 -0,340869 0,775558 -0,273638 -0,116367 0,963377 1
PRB:PRA -0,298175 -0,335989 0,382946 -0,376425 0,051889 0,419626 -0,220142 -0,472993 1
TB:TK -0,096235 -0,585578 0,790326 -0,397662 0,307112 0,189997 -0,507259 -0,570253 0,392846 1
Prepec:
-0,466695 0,121971 0,278080 0,416575 0,254024 0,661602 0,207849 0,138533 0,174093 -0,037140 1
Predor
Lampiran 7. Anova T. lepturus secara keseluruhan
SUMMARY OUTPUT
Regression Statistics
Multiple R 0,96948
R Square 0,939891
Adjusted R
Square 0,938994
Standard Error 0,088392
Observations 69
ANOVA
Significance
df SS MS F F
Regression 1 8,185393 8,185393 1047,641 1,24E-42
Residual 67 0,523482 0,007813
Total 68 8,708875
t hitung 2,399362
t tabel 2,292891
Lampiran 8. Anova L. savala secara keseluruhan
SUMMARY OUTPUT
Regression Statistics
Multiple R 0,95902
R Square 0,919718
Adjusted R
Square 0,918873
Standard Error 0,071999
Observations 97
ANOVA
Significance
df SS MS F F
Regression 1 5,641747419 5,641747 1088,336 7,92E-54
Residual 95 0,492463945 0,005184
Total 96 6,134211364
t hitung 4,262689
t tabel 2,277483
Lampiran 9. Anova G. serpens secara keseluruhan
SUMMARY OUTPUT
Regression Statistics
Multiple R 0,924407
R Square 0,854528
Adjusted R
Square 0,847255
Standard Error 0,051514
Observations 22
ANOVA
Significance
df SS MS F F
Regression 1 0,311768 0,3117684 117,4839 8,03E-10
Residual 20 0,053074 0,0026537
Total 21 0,364843
t hitung 0,385276
t tabel 2,423117
Lampiran 10. Data ukuran panjang dan berat T. lepturus selama penelitian
No L (mm) W (gram)
1 750 538,20
2 739 516,30
3 763 621,60
4 743 413,90
5 804 545,60
6 643 346,95
7 830 717,85
8 695 498,25
9 780 519,52
10 698 331,90
11 705 423,40
12 638 312,20
13 775 590,70
14 724 493,80
15 702 500,20
16 760 598,80
17 668 391,60
18 726 405,60
19 677 361,50
20 670 351,00
21 624 284,80
22 905 1038,95
Lampiran 13. Data meristik T. lepturus selama penelitian
Gigi canine Jari2 lemah Jari2 lemah Piloric gigi canine Jari2 lemah Jari2 lemah Piloric gigi canine Jari2 lemah Jari2 lemah Piloric
No No No
(n) (n) mengeras (n) caeca (n) (n) (n) mengeras (n) caeca (n) (n) (n) mengeras (n) caeca (n)
1 38 131 2 36 27 27 126 3 26 53 37 121 3 17
2 32 126 3 10 28 34 116 3 18 54 45 123 3 16
3 44 137 3 22 29 29 129 3 23 55 48 133 3 17
4 42 133 3 32 30 44 128 4 19 56 48 124 3 28
5 37 130 4 22 31 36 122 3 20 57 45 127 3 16
6 47 106 3 22 32 25 103 3 26 58 46 125 3 15
7 2,5 119 3 15 33 34 133 4 21 59 46 124 3 14
8 34 121 3 32 34 37 133 4 19 60 40 123 3 5
9 46 130 3 22 35 32 129 3 15 61 36 124 3 22
10 44 130 3 16 36 28 109 3 17 62 50 115 3 23
11 42 116 3 26 37 30 125 4 24 63 44 125 4 17
12 43 127 3 8 38 36 120 3 23 64 46 123 3 23
13 42 100 3 13 39 36 124 3 18 65 35 129 4 27
14 41 122 3 24 40 45 128 3 17 66 47 126 3 14
15 40 131 3 28 41 36 118 3 22 67 46 124 3 25
16 37 121 3 14 42 34 120 3 22 68 42 122 3 20
17 38 129 3 17 43 33 120 3 22 69 53 130 3 22
18 30 98 3 35 44 31 115 3 15 70 47 118 3 21
19 36 109 4 28 45 28 123 3 12 71 45 124 3 20
20 34 122 3 22 46 27 100 3 15 72 43 136 4 14
21 41 110 4 26 47 46 125 3 26 73 45 140 3 20
22 41 111 3 14 48 44 121 3 15 74 38 124 4 20
23 31 123 3 9 49 38 118 3 6 75 39 132 3 22
24 31 123 3 18 50 44 125 3 11 76 34 129 3 8
25 40 125 3 10 51 36 120 3 14 77 38 128 3 18
26 34 121 3 24 52 31 112 4 20 78 38 125 3 21
Lampiran 14. Data meristik L. savala selama penelitian (lanjutan)
Rawai layur
Pancing ulur