Anda di halaman 1dari 45

KEBIASAAN MAKANAN IKAN SAPU-SAPU

(Pterygoplichthys multiradiatus Hancock, 1828) DI PERAIRAN


DANAU SIDENRENG, KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG,
SULAWESI SELATAN

SKRIPSI

MIRNA DEWI

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBER DAYA PERAIRAN


DEPARTEMEN PERIKANAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019

i
KEBIASAAN MAKANAN IKAN SAPU-SAPU
(Pterygoplichthys multiradiatus Hancock, 1828) DI PERAIRAN
DANAU SIDENRENG, KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG,
SULAWESI SELATAN

MIRNA DEWI
L21115003

SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Ilmu
Kelautan dan Perikanan

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBER DAYA PERAIRAN


DEPARTEMEN PERIKANAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019

ii
iii
PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Mirna Dewi
Nim : L21115003
Program Studi : Manajemen Sumber Daya Perairan
Fakultas : Ilmu Kelautan dan Perikanan
Menyatakan bahwa Skripsi dengan Judul : “Kebiasaan Makanan Ikan Sapu-Sapu
(Pterygoplichthys Multiradiatus Hancock, 1828) Di Perairan Danau Sidenreng,
Kabupaten Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan” ini adalah karya penelitian saya
sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh
orang lain untuk memperoleh gelar akademik serta tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali secara tertulis digunakan
sebagai acuan dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber acuan serta daftar
pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ini, maka saya
bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
(Permendiknas No. 17, tahun 2007).

Makassar, 25 Juli 2019

Mirna Dewi
L21115003

iv
PERNYATAAN AUTHORSHIP

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Mirna Dewi
Nim : L21115003
Program Studi : Manajemen Sumber Daya Perairan
Fakultas : Ilmu Kelautan dan Perikanan
Menyatakan bahwa publikasi sebagian atau keseluruhan isi Skripsi/Tesis/Disertasi
pada jurnal atau forum ilmiah lain harus seizin dan menyertakan tim pembimbing
sebagaI author dan Universitas Hasanuddin sebagai institusinya. Apabila dalam waktu
sekurang-kurangnya dua semester (satu tahun sejak pengesahan Skripsi) saya tidak
melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Skripsi ini, maka pembimbing
sebagai salah seorang dari penulis berhak mempublikasikannya pada jurnal ilmiah
yang ditentukan kemudian, sepanjang nama mahasiswa tetap diikutkan.

Makassar, 25 Juli 2019

Mengetahui Penulis

Ketua Prodi Nama Mahasaiswa


Dr. Ir. Budiman Yunus, M.S Mirna Dewi
NIP. 196006149860111001 L21115003

v
ABSTRAK

Mirna Dewi, L21115003 “Kebiasaan Makanan Ikan Sapu-Sapu (Pterygoplichthys


Multiradiatus Hancock, 1828) Di Perairan Danau Sidenreng, Kabupaten
Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan” dibimbing oleh Suwarni sebagai
Pembimbing Utama dan Sharifuddin Bin Andy Omar sebagai Pembimbing
Anggota.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebiasaan makanan ikan sapu-sapu yang
meliputi jumlah dan jenis makanan berdasarkan waktu pengamatan, jenis kelamin, dan
ukuran panjang total tubuh. Kegunaan penelitian ini diharapkan dapat memastikan
informasi tentang golongan ikan (herbivora, karnivora, atau omnivora) berdasarkan
jumlah dan jenis makanan dan mengetahui makanan utama, makanan pelengkap dan
makanan tambahan, yang dapat digunakan dalam pengelolaan ikan tersebut.
Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan yaitu dari bulan Maret hingga April 2019
di D. Sidenreng, Kab. Sidenreng Rappang. Analisis terhadap ikan contoh dilakukan di
Laboratorium Biologi Perikanan, Departemen Perikanan, Fakultas Ilmu Kelautan dan
Perikanan Universitas Hasanuddin, Makassar. Pengambilan ikan sampel dilakukan
sebanyak 4 kali selama 2 bulan dengan selang waktu 2 minggu, perhitungan IBT
dilakukan untuk mengetahui komposisi jenis makanan yang dimakan oleh ikan.
Panjang relatif usus ikan dapat diketahui dari perbandingan antara panjang usus ikan
dan panjang total tubuh ikan. Jumlah sampel ikan sapu-sapu sebanyak 204 ekor, yang
terdiri atas 102 ekor ikan jantan dan 102 ekor ikan betina. Berdasarkan jumlah dan
jenis makanan ikan sapu-sapu, baik berdasarkan waktu pengambilan sampel, jenis
kelamin, dan ukuran ikan, makanan utama adalah Chlorophyceae, makanan
pelengkap adalah Trebouxiophyceae, dan makanan tambahan Bacillariophyceae
,Conjugatophyceae, Coscinodiscophyceae, Cyanophyceae, dan Klebsormidophyceae.
Berdasarkan nilai panjang relatif usus ikan sapu-sapu dikategorikan ikan herbivora.

Kata kunci: Ikan sapu-sapu, kebiasaan makanan, nilai IBT, RLG

vi
ABSTRACT

Mirna Dewi, L21115003 “Food Habits Suckermouth Armored Catfish Makanan


Ikan Sapu-Sapu (Pterygoplichthys Multiradiatus Hancock, 1828) In Lake
Sidenreng Waters, Sidenreng Rappang District, South Sulawesi” was guided by
Suwarni as the Main Advisior and Sharifuddin Bin Andy Omar as Member
Advisior

This study aims to determine the food habits of suckermouth armored catfish, which
include the number and type of food based on the time of observation. Sex, and total
body size, the usefulness of this study is to ensure information about groups of fish
(herbivores, usvora, or omnivores) based on quantity and types of food and know the
main food, complementary foods and additional food, which can be used in the
management of these fish. This research was conducted for two months, namely from
March to April 2019 in L. Sidenreng, Kab. Sidenreng Rappang. Analysis of sample
fish was carried out at the Fisheries Biology Laboratory, Department of Fisheries,
Faculty of Marine and Fisheries Science, Hasanuddin University, Makassar. Sampling
was carried out 4 times for 2 months with an interval of 2 weeks, the IBT calculation
was carried out to determine the type of food consumed by fish. The relative length of
fish intestines can be seen from the comparison between the length of the fish intestine
and the total length of the body fish, the number of samples suckermouth armored
catfish as many as 204, consisting of 102 male fish and 102 female fish. Based on the
number and type of suckermouth armored catfish food, both based on sampling time,
sex, and size of fish, the main food is Chlorophyceae, food is Bacillariophyceae,
Conjugatophyceae, Coscinodiscophyceae, Cyanophyceae, and Klemsormidophyceae.
Based on the relative length of the intestine of suckermouth armored catfish Act
supplementary to Trebouxiophyceae, is and additional food is category as herbivorous
fish.

Keywords: Suckermouth Armored Catfish, Food Habits, IBT Value, RLG

vii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan hasil penelitian dengan judul “Kebiasaan
Makanan Ikan Sapu-sapu (Pterygoplichthys multiradiatus Hancock, 1828) di Perairan
Danau Sidenreng, Kabupaten Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan”.
Hasil peneltian ini dapat diselesaikan oleh penulis berkat bantuan, dukungan
dan doa dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih dan
penghargaan setinggi – tingginya kepada :

1. Kedua orang tua penulis yang tercinta Bapak Hasanuddin Hammado dan
Ibu Masnawati atas segala doa dan dukungan yang tak henti – hentinya
baik secara moril dan materil.
2. Ibu Ir. Suwarni, M.si selaku dosen pembimbing utama yang telah
meluangkan waktu membimbing penulis dari awal hingga selesainya hasil
penelitian ini.
3. Bapak Prof. Dr. Ir. Sharifuddin Bin Andy Omar, M.Sc selaku dosen
pembimbing kedua yang telah meluangkan waktu membimbing penulis dari
awal hingga selesainya hasil penelitian ini.
4. Ibu Prof. Dr. Ir. Joeharnani Tiesnati, DEA, Bapak Dr. Ir. Budiman Yunus MP
serta Ibu Dr. Ir. Nadiarti, M.Sc selaku tim penguji atas arahan, saran,
kritikan dan masukan dalam penyempurnaan penelitian ini.
5. Seluruh staf dan pengajar Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan,
Departemen Perikanan khususnya para dosen Program Studi Manajemen
Sumber daya Perairan.
6. Kedua saudara penulis Taufik Hidayat dan Agustina Amelia Putri yang
selalu memberikan semangat dan dorongan selama penelitian.
7. Tak lupa penulis ucapkan banyak terima kasih, kepada KMP MSP KEMAPI
FIKP UNHAS, KEMAPI FIKP UNHAS, dan seluruh kawan-kawan MSP#15
yang tidak dapat sebutkan namanya satu persatu, atas dorongan dan
motifasi dalam penyusunan hasil penelitian sehingga dapat terlaksana
dengan baik, terkhusus Sri Ramayani M selaku teman seperjuangan dalam
penelitian.

Kesempurnaan segalanya milik Allah SWT, oleh karena itu penulis sadar dalam
hasil penelitian ini masih banyak kekurangan dan belum sempurna yang disebabkan

viii
oleh keterbatasan penulis, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca sangat diperlukan.
Akhir kata penulis berharap agar hasil penelitian ini bermanfaat serta memberi
nilai untuk kepentingan ilmu pengetahuan selanjutnya, dan segala amal baik serta jasa
dari pihak yang membantu penulis mendapat berkat dan karunia-Nya. Aamiin.

Makassar, 25 Juli 2019


Penulis

Mirna Dewi

ix
BIODATA PENULIS

Penulis dilahirkan di Tanah Beru, Kecamatan Bontobahari,


Kabupaten Bulukumba pada tanggal 25 Juni 1997. Anak kedua
dari tiga bersaudara merupakan putri dari pasangan ayahanda
Hasanuddin Hammado dan ibunda Masnawati. Tahun 2003
penulis lulus dari TK Tokambang Tanah Lemo. Tahun 2009
penulis lulus dari SDN Inpres 179 Tanah Lemo, selesai di SMPN
1 Bontobahari, pada tahun 2012 dan Tahun 2015 penulis lulus
dari SMAN 3 Bulukumba. Pada tahun yang sama diterima di Program Studi
Manajemen Sumber Daya Perairan, Departemen Perikanan, Fakultas Ilmu Kelautan
dan Perikanan Universitas Hasanuddin Makassar melalui jalur Seleksi Nasiolnal Masuk
Perguruan Tinggi (SNMPTN). Selama jadi mahasiswa penulis aktif pada organisasi
Keluarga Mahasiswa Perikanan (KEMAPI), UKM Anak Pantai Unhas dan menjabat
sebagai anggota divisi Hubungan Luar, Keluarga Mahasiswa Profesi Manajemen
Sumberdaya Perairan (KMP MSP) dan menjabat sebagai anggota devisi Pengaderan.
Penulis juga pernah menjadi asisten di mata kuliah Dinamika Populasi. Penulis
menyelesaikan rangkaian tugas akhir yaitu Kuliah Kerja Nyata (KKN Reguler) di Desa
Batu Karaeng, Kecamatan Pajukukang, Kabupaten Bantaeng angkatan 99 tahun 2018.
Praktik Kerja Lapang (PKL) di Kecamatan Bontobahari, Kabupaten Bulukumba dengan
judul “Jenis-jenis Ikan yang Tertangkap Menggunakan Alat Tangkap Purse seine di
Bontobahari”.

10
DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR TABEL ......................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................. vii
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................... 1


B. Tujuan dan Kegunaan ......................................................................... 2

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Klasifikasi dan Ciri Morfologi Ikan Sapu-sapu (Pterygoplichthys


multiradiatus Hancock, 1828) .............................................................. 3
B. Habitat dan Penyebaran Ikan Sapu-sapu (Pterygoplichthys
multiradiatus Hancock, 1828) .............................................................. 4
C. Kebiasaan Makanan Ikan Sapu-sapu (Pterygoplichthys multiradiatus
Hancock, 1828) .................................................................................. 4
III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat .............................................................................. 6


B. Alat dan Bahan .................................................................................... 6
C. Prosedur Pengambilan Ikan Contoh .................................................... 6
D. Prosedur Pengamatan di Laboratorium ............................................... 7
E. Analisis Data ....................................................................................... 7

IV. HASIL

A. Jenis Makanan ................................................................................... 9


1. Kebiasaan makanan berdasarkan waktu pengamatan ................... 9
2. Kebiasaan makanan berdasarkan jenis kelamin ............................ 10
3. Kebiasaan makanan) berdasarkan ukuran panjang total tubuh ...... 11
B. Panjang Relatif Usus (Relative Length of Gut) .................................... 12

V. PEMBAHASAN

A. Jenis Makanan .................................................................................... 14


1. Kebiasaan makanan berdasarkan waktu pengamatan ................... 14
2. Kebiasaan makanan berdasarkan jenis kelamin ............................ 15
3. Kebiasaan makanan berdasarkan ukuran panjang total tubuh ....... 16
B. Panjang Relatif Usus (Relative Length of Gut) .................................... 18

11
VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ......................................................................................... 20
B. Saran .................................................................................................. 20

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 21


LAMPIRAN .................................................................................................................. 23

12
DAFTAR TABEL

Nomor Halaman
1. Jenis-jenis makanan yang didapatkan pada usus ikan sapu-sapu
(Pterygoplichthys multiradiatus Hancock, 1828) selama penelitian ..................... 9
2. Jenis makanan ikan sapu-sapu (Pterygoplichthys multiradiatus Hancock,
1828) berdasarkan waktu pengamatan ................................................................. 9
3. Jenis makanan ikan sapu-sapu (Pterygoplichthys multiradiatus Hancock,
1828) berdasarkan jenis kelamin .......................................................................... 10
4. Nilai Indeks Bagian Terbesar (%) ikan sapu-sapu (Pterygoplichthys
multiradiatus Hancock, 1828) selama penelitian .................................................. 10
5. Jenis makanan ikan sapu-sapu (Pterygoplichthys multiradiatus Hancock,
1828) betina berdasarkan panjang total tubuh (mm) ............................................ 11
6. Jenis makanan ikan sapu-sapu (Pterygoplichthys multiradiatus Hancock,
1828) jantan berdasarkan panjang total tubuh (mm) ............................................ 11
7. Indeks Bagian Terbesar (%) jenis makanan ikan sapu-sapu (Pterygoplichthys
multiradiatus Hancock, 1828) betina berdasarkan ukuran panjang total (mm) .... 12
8. Indeks Bagian Terbesar (%) jenis makanan ikan sapu-sapu (Pterygoplichthys
multiradiatus Hancock, 1828) jantan berdasarkan ukuran panjang total (mm) .... 12
9. Panjang relatif usus ikan sapu-sapu (Pterygoplichthys multiradiatus Hancock,
1828) berdasarkan waktu pengamatan ................................................................. 12
10. Panjang relatif usus ikan sapu-sapu (Pterygoplichthys multiradiatus Hancock,
1828) betina berdasarkan ukuran panjang total (mm) ......................................... 13
11. Panjang relatif usus ikan sapu-sapu (Pterygoplichthys multiradiatus Hancock,
1828) jantan berdasarkan ukuran panjang total (mm) ......................................... 13

v
DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman
1. Ikan sapu-sapu (Pterygoplichthys multiradiatus Hancock, 1828) yang
tertangkap di Danau Sidenreng ..............................................................................
3

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman
1. Gambar dan klasifikasi jenis makanan ikan sapu-sapu (Pterygoplichthys
multiradiatus Hancock, 1828) ................................................................................. 24
2. Indeks Bagian Terbesar (IBT) jenis makanan Ikan sapu-sapu (Pterygoplichthys
multiradiatus Hancock, 1828) pada bulan Maret .................................................... 28
3. Indeks Bagian Terbesar (IBT) jenis makanan Ikan sapu-sapu (Pterygoplichthys
multiradiatus Hancock, 1828) pada bulan April ...................................................... 28
4. Indeks Bagian Terbesar (IBT) jenis makanan Ikan sapu-sapu betina
(Pterygoplichthys multiradiatus Hancock, 1828) pada bulan Maret....................... 28

5. Indeks Bagian Terbesar (IBT) jenis makanan Ikan sapu-sapu jantan


(Pterygoplichthys multiradiatus Hancock, 1828) pada bulan Maret....................... 28
6. Indeks Bagian Terbesar (IBT) jenis makanan Ikan sapu-sapu betina
(Pterygoplichthys multiradiatus Hancock, 1828) pada bulan April......................... 29
7. Indeks Bagian Terbesar (IBT) jenis makanan Ikan sapu-sapu jantan
(Pterygoplichthys multiradiatus Hancock, 1828) pada bulan April......................... 29

8. Indeks Bagian Terbesar (IBT) jenis makanan Ikan sapu-sapu betina


(Pterygoplichthys multiradiatus Hancock, 1828) berukuran kecil (18,2 –
23,8 cm) .................................................................................................. 29

9. Indeks Bagian Terbesar (IBT) jenis makanan Ikan sapu-sapu betina


(Pterygoplichthys multiradiatus Hancock, 1828) berukuran sedang
(23,9 – 29,5 cm) ..................................................................................... 29

10. Indeks Bagian Terbesar (IBT) jenis makanan Ikan sapu-sapu betina
(Pterygoplichthys multiradiatus Hancock, 1828) berukuran besar (29,6
– 35,1 cm) .............................................................................................. 30

11. Indeks Bagian Terbesar (IBT) jenis makanan Ikan sapu-sapu jantan
(Pterygoplichthys multiradiatus Hancock, 1828) berukuran kecil (17,7
– 24,7 cm) .............................................................................................. 30

12. Indeks Bagian Terbesar (IBT) jenis makanan Ikan sapu-sapu jantan
(Pterygoplichthys multiradiatus Hancock, 1828) berukuran sedang
(24,8 – 31,8 cm) ..................................................................................... 30

13. Indeks Bagian Terbesar (IBT) jenis makanan Ikan sapu-sapu jantan
(Pterygoplichthys multiradiatus Hancock, 1828) berukuran besar (31,9
– 38,9 cm) .............................................................................................. 30

vii
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Danau Sidenreng merupakan salah satu ekosistem potensial di Sulawesi


Selatan, khususnya di Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap). Hal tersebut
disebabkan Danau Sidenreng berfungsi sebagai penghasil ikan yang dimanfaatkan
oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan protein. Namun ada salah satu jenis ikan
yang belum dimanfaatkan yaitu ikan sapu-sapu, dimana ikan ini memiliki kandungan
protein sedang dan rendah lemak. Ikan sapu-sapu bukan ikan asli Indonesia melainkan
merupakan jenis ikan hasil introduksi dari Brazil (Pinem et al., 2015). Ikan sapu-sapu
merupakan jenis ikan yang sering ditemukan di sungai, danau, atau rawa. Ikan ini
beradaptasi dengan perairan yang kandungan oksigen terlarutnya rendah, dimana
hanya sedikit spesies ikan lain yang bertahan hidup dan pertumbuhannya relatif cepat
tanpa membutuhkan pemeliharaan yang intensif seperti jenis ikan lainnya.
Ikan sapu-sapu merupakan salah satu jenis ikan yang termasuk dalam invasive
species. Invasive species dapat menjadi kompetitor terhadap spesies asli. Jenis ikan
yang ada di Danau Sidenreng antara lain ikan tawes, dimana ikan tawes tergolong
herbivora dengan makanan utama berupa tumbuhan dan fitoplankton, ikan nila bersifat
herbivora cenderung omnivora, dan ikan gabus bersifat karnivor. Sehingga dapat
terjadi persaingan untuk mendapatkan makanan. Keberadaan ikan sapu-sapu di
Danau Sidenreng meresahkan masyarakat karena sangat menganggu dan merugikan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat sekitar Danau Sidenreng bahwa
sejak munculnya ikan sapu-sapu yang semakin tahun semakin meningkat
mengakibatkan ikan konsumsi lain yang ada di Danau Sidenreng menurun. Sehingga
pendapatan nelayan juga ikut menurun, sementara disisi lain memiliki banyak manfaat.
Manfaat ikan sapu-sapu di daerah lain dijadikan sebagai gelatin dari kulit ikan sapu-
sapu, dimana gelatin digunakan dalam industri seperti industri farmasi, fotografi,
kosmetik, dan industri kertas. Gelatin dapat digunakan dalam bahan pembuat kapsul,
pengikat tablet dan pastilles, gelatin sponge, surgical powder, suppositories, medical
research, plasma expander, dan mikroenkapsulasi dalam bidang farmasi.
Pemanfaatan surimi ikan sapu-sapu dalam pembuatan empek-empek, dimana surimi
merupakan bahan makanan dari ikan yang dihaluskan hingga membentuk seperti
pasta, kandungan gizi ikan sapu-sapu digolongkan pada ikan berlemak rendah dan
protein sedang (Stansby dan Olcott, 1963), bahan baku pembuatan keripik ikan dan
ikan sapu-sapu dijadikan tepung sebagai pakan untuk burung puyuh dalam penurunan
kadar kolesterol kuning telur puyuh.

1
Ikan sapu-sapu di daerah lain sudah banyak dimanfaatkan, sedangkan
masyarakat Danau Sidenreng belum memanfaatkannya, oleh karena itu perlunya
pengelolaan, dalam pengelolaan diperlukan salah satu informasi tentang kebiasaan
makanan.

B. Tujuan dan Kegunaan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebiasaan makanan ikan sapu-sapu


yang meliputi jumlah dan jenis makanan berdasarkan waktu pengamatan, jenis
kelamin, dan ukuran panjang total tubuh.
Kegunaan penelitian ini diharapkan dapat memastikan informasi tentang
golongan ikan (herbivora, karnivora, atau omnivora) berdasarkan jumlah dan jenis
makanan dan mengetahui makanan utama, makanan pelengkap, makanan tambahan,
yang dapat digunakan dalam pengelolaan ikan tersebut.

2
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Klasifikasi dan Ciri Morfologi Ikan Sapu-sapu (Pterygoplichthys


multiradiatus Hancock, 1828)

Klasifikasi ikan sapu-sapu menurut Nelson (2006), Andy Omar (2012), dan
Pauly (1983), adalah sebagai berikut: Filum Chordata, Subfilum Craniata, Superkelas
Gnathostomata, Kelas Actinopterygii, Subkelas Neopterygii, Divisi Teleostei, Subdivisi
Ostarioclupeomorpha (Otocephala), Superordo Ostariophysi, Ordo Siluriformes,
Superfamili Loricarioidea, Famili Loricariidae, Subfamili Hypostominae, Genus
Pterygoplichthys, Spesies Pterygoplichthys multiradiatus (Hancock, 1828). Nama lain
dari ikan sapu-sapu di Sulawesi Selatan sendiri dikenal dengan nama ikan tokek.
Adapun ikan sapu-sapu yang terdapat di D. Sidenreng dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Ikan sapu-sapu, Pterygoplichthys multiradiatus Hancock, 1828 yang tertangkap di


Danau Sidenreng

Ciri-ciri morfologi ikan sapu-sapu adalah memiliki bentuk kepala picak, tidak
bersisik dan permukaan kasar. Mata di bagian dorsal sisi atas, memiliki sepasang
mata, dua pasang lubang hidung di depan mata. Mulut yang terletak di bagian bawah
(ventral) tidak ditutupi oleh kulit yang keras, bibir berbentuk cakram yang menjadi alat
penghisap (sucking apparatus) dan memiliki sepasang sungut di sudut mulut. Semua
siripnya di awali dengan jari-jari keras kecuali sirip ekor, badan berbentuk pipih
(flattened atau depressiform), rahang kecil dan terdapat gigi gigi parut, memiliki alat
pernafasan tambahan yaitu labirin. Tubuh ikan sapu-sapu memanjang, ditutupi dengan
sisik yang keras dan tajam kecuali bagian ventral tubuh yang mendatar. Di bagian
ventral juga memiliki pola yang berbentuk bulat atau bintik-bintik hitam (Tisasari et al.,
2015). Menurut Page dan Robins (2006), spesies ikan sapu-sapu memiliki ciri-ciri

3
spesifik pada bagian ventral tubuh berupa bintik-bintik hitam atau totol yang tidak
saling berhubungan.
Ikan sapu-sapu secara morfologi memiliki tubuh yang ditutupi dengan sisik
keras yang fleksibel. Bentuk kepala ikan Ordo Siluriformes adalah picak atau
depressed. Bagian abdomen memiliki pola titik-titik putih besar dengan beberapa pola
menyatu yang dilengkapi dengan mulut penghisap pada bagian bawah. Linea lateralis
jelas terlihat memanjang dari bagian belakang kepala hingga akhir batang ekor
(caudal peduncle).

B. Habitat dan Penyebaran Ikan Sapu-sapu (Pterygoplichthys


multiradiatus Hancock, 1828)

Ikan sapu-sapu atau ikan bandaraya adalah sekelompok ikan air tawar yang
berasal dari Amerika tropis yang termasuk dalam famili Loricariidae, namun tidak
semua anggota Loricariidae adalah sapu-sapu. Ikan asli Sungai Amazon ini
merupakan jenis ikan yang tahan terhadap kondisi lingkungan tercemar dengan
kemampuan adaptasi yang cepat dan dapat bertahan hidup dengan tingkat toleransi
yang tinggi terhadap kondisi lingkungan yang kurang mendukung, seperti kualitas air
yang rendah dan perairan yang tercemar (Tisasari et al., 2015). Ikan sapu-sapu
mempunyai area persebaran luas, salah satunya adalah Sungai Ciliwung, Jawa Barat.
Ikan sapu-sapu diketahui telah mendominasi komunitas ikan di S. Ciliwung, khususnya
segmen tengah dan hilir (Aksari et al., 2015). Habitat asli ikan sapu-sapu adalah
sungai dengan aliran deras dan jernih, tetapi juga dapat hidup di perairan tergenang
seperti rawa dan danau.
Spesies ikan sapu-sapu mulai mendominasi di Sungai Sail, Sungai Siak dan
juga telah ditemukan di Sungai Tenayan (Tisasari et al., 2015). Masuknya jenis ikan
sapu-sapu (P. pardalis) di sungai akan mengganggu komunitas ikan yang ada di
perairan. Hal ini menyebabkan sebagian populasi ikan jumlahnya mulai berkurang
disebabkan adanya persaingan dalam mencari makanan karena ikan sapu-sapu
mempunyai kemampuan menyesuaikan diri terhadap ketersediaan makanan dengan
baik di perairan.

C. Kebiasaan Makanan Ikan Sapu-sapu (Pterygoplichthys multiradiatus


Hancock, 1828)

Makanan merupakan kunci pokok bagi pertumbuhan dan kelangsungan hidup


ikan. Menurut Effendie (1979), kebiasaan makanan ikan (food habits) menyangkut
kuantitas dan kualitas makanan yang dimakan oleh ikan. Selanjutnya Nikolsky (1963),
mengemukakan bahwa suatu organisme dapat hidup, tumbuh, dan berkembang,

4
karena adanya energi yang berasal dari makanan. Kekurangan makan merupakan
faktor pembatas bagi perkembangan populasi ikan, sehingga Beckman (1962)
menyatakan bahwa makanan merupakan faktor pengontrol penting dalam
menghasilkan sejumlah ikan di suatu perairan dan kekurangan makanan merupakan
faktor pembatas terhadap populasi ikan di perairan umum.
Makanan ikan dapat mengalami perubahan ketika ikan bertumbuh. Perubahan
ontogenetik tersebut disebabkan oleh perubahan morfologi dan kematangan gonad,
terutama sekali akibat peningkatan ukuran bukaan mulut dan kemampuan alat
pencernaan dalam mencerna makanan (Asriyana et al., 2010).
Ikan sapu-sapu merupakan hewan pemakan alga atau sisa-sisa pakan, cara
makannya cenderung menetap di dasar perairan sehingga selama ini sebagian besar
masyarakat memanfaatkan ikan tersebut hanya sebagai pembersih akuarium. Ikan ini
belum banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar sebagai sumber pangan (Pinem
et al., 2015).
Berdasarkan penelitian Tisasari et al., 2015 mengenai analisis kandungan perut
ikan sapu-sapu, bertempat di sungai air hitam Kecamatan Payung Sekaki Kota
Pekanbaru Provinsi Riau, ikan sapu-sapu tergolong ikan herbivora karena dilihat dari
bentuk usus yang panjangnya mencapai enam kali lipat dari panjang tubuh ikan sapu-
sapu. Makanan ikan sapu-sapu yang ditemukan di saluran pencernaan dikelompokkan
menjadi Bacillariophyceae, Chlorophyceae, Cyanophyceae, Euglenophyceae,
Xanthophyceae, dan sisa Crustacea. Adanya jenis makanan ikan yang dimakan dan
berdasarkan panjang tubuh dan panjang saluran pencernaan menunjukkan bahwa ikan
sapu-sapu adalah ikan herbivora.

5
III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan yaitu dari bulan Maret
hingga April 2019 di D. Sidenreng, Kab. Sidenreng Rappang. Analisis terhadap
ikan contoh dilakukan di Laboratorium Biologi Perikanan, Departemen
Perikanan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin,
Makassar.

B. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain coolbox untuk menyimpan
ikan contoh, alat tulis untuk menulis data penelitian, papan preparat untuk meletakkan
ikan contoh, kertas label untuk memberi penanda terhadap ikan, pisau bedah untuk
membedah ikan. Mistar ukur berketelitian 1 mm digunakan untuk mengukur panjang
ikan dan usus ikan contoh. Timbangan digital 0,01 g untuk menimbang bobot tubuh
ikan. Botol sampel digunakan sebagai wadah untuk meletakkan usus ikan, cawan petri
sebagai wadah untuk meletakkan usus ikan, pipet tetes untuk mengambil cairan usus
ikan yang telah dibedah, SRC-cell (Sedgwick Rafter Counting Cell) digunakan untuk
mengukur volume makanan ikan, mikroskop digunakan untuk melihat jenis makanan
yang terdapat pada usus ikan, dan cover glass digunakan untuk menutup Sedgwick-
Rafter pada mikroskop. Untuk mengidentifikasi jenis plankton digunakan buku
identifikasi plankton (Belcher dan Swale, 1981). Selain itu, juga digunakan kamera
sebagai alat dokumentasi selama penelitian.
Bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah ikan sapu-sapu
sebagai ikan contoh, larutan formalin 4% yang digunakan untuk pengawetan jenis
makanan pada usus ikan, akuades digunakan untuk mengencerkan usus ikan, dan es
curah untuk menjaga kesegaran mutu ikan contoh.

C. Prosedur Pengambilan Ikan Contoh

Ikan contoh diperoleh dari hasil tangkapan 1 nelayan dengan


menggunakan gillnet dengan ukuran mata jaring ½ inci yang beroperasi di
perairan D. Sidenreng dan didaratkan di Kelurahan Wette’E. Pengambilan ikan
sampel dilakukan sebanyak 4 kali selama 2 bulan dengan selang waktu 2
minggu. Ikan yang diperoleh kemudian dimasukkan ke dalam coolbox dan

6
ditambahkan es curah agar tetap segar. Lalu sampel ikan dibawa ke
laboratorium untuk dianalisis kebiasaan makanannya.

D. Prosedur Pengamatan di Laboratorium

Pengamatan ikan sapu-sapu dilakukan di laboratorium, ikan sapu-sapu


dibersihkan terlebih dahulu dengan air hingga bersih kemudian sampel diletakkan di
papan preparat, kemudian ikan sapu-sapu disusun dan diberi label sebagai penanda
nomor ikan. Selanjutnya, diukur panjang total tubuh ikan dengan menggunakan mistar
ukur dengan ketelitian 1 mm yaitu pengukuran dimulai dari ujung terdepan bagian
kepala sampai ke ujung sirip ekor yang paling belakang.
Setelah diukur panjangnya, ditimbang bobot tubuh ikan menggunakan
timbangan digital dengan ketelitian 0,01 g, kemudian dibedah dan diamati gonadnya
untuk menentukan jenis kelamin dengan melihat ciri-ciri gonad ikan, gonad jantan
berwarna putih seperti susu, sementara gonad betina berwarna merah tua, selanjutnya
ikan yang telah dibedah diambil ususnya dan diukur panjang usus ikan dengan
menggunakan mistar ukur berketelitian 1 mm. Usus yang diperoleh dimasukkan ke
dalam botol sampel yang telah diberi label dan larutan formalin 4% sebagai pengawet.
Untuk analisis kebiasaan makanan, isi usus setiap ikan contoh yang telah diberi
larutan formalin 4% dikeluarkan dari botol sampel dan diletakkan di atas cawan petri.
Usus diencerkan dengan akuades, isi usus diaduk sampai merata dan tidak
menggumpal. Isi usus yang telah diencerkan kemudian dimasukkan ke dalam SRC-cell
dengan menggunakan pipet tetes sampai penuh dan tidak terjadi gelembung udara di
bawah kaca penutup. Pengamatan SRC-cell dilakukan di bawah mikroskop pada
pembesaran 40 X 10. Proses perhitungan dilakukan dengan mengamati seluruh
lapang pandang di dalam SRC-cell, dengan tiga kali pengulangan untuk setiap sampel
yang diamati. Identifikasi jenis organisme isi saluran pencernaan (usus) dengan
menggunakan buku petunjuk Identifikasi plankton (Belcher dan Swale, 1981).

E. Analisi Data

1. Indeks Bagian Terbesar (Indekx of Preponderance)


Perhitungan Indeks Bagian Terbesar (IBT) dilakukan untuk mengetahui
komposisi jenis makanan yang dimakan oleh ikan. Indeks Bagian Terbesar merupakan
gabungan dari dua metode yaitu frekuensi kejadian dan metode volumetrik (Natarajan
dan Jhingran, 1961), dengan rumus sebagai berikut:

7
Keterangan: IBT = Indeks of preponderance atau Indeks Bagian Terbesar (%), Vi =
Persentase volume satu jenis makanan (%), Oi = Persentase frekuensi kejadian satu
jenis makanan (%), ∑Vi x Oi = Jumlah Vi X Oi dari semua jenis makanan.
Effendie (2002) menyatakan bahwa berdasarkan nilai Indeks Bagian Terbesar
(IBT) makanan ikan dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu makanan utama (nilai IBT
> 25%), makanan pelengkap (nilai IBT > 4 – 25%) dan makanan tambahan (nilai IBT <
4 %).
Pengelompokan ikan berdasarkan kelas ukuran panjang tubuh bertujuan untuk
mengetahui apakah terdapat perbedaan IBT makanan ikan sapu-sapu berdasarkan
panjang total tubuh yang telah dibedakan menjadi 3 kelompok yaitu betina kecil (182 –
238 mm), sedang (239 – 295 mm), dan besar (296 – 351 mm), dan jantan kecil (177 –
247 mm), sedang (248 – 318 mm) dan besar (319 – 389 mm).

2. Panjang Relatif Usus (Relative length of gut)


Pengukuran panjang relatif usus ikan merupakan salah satu metode yang
dipakai untuk membedakan ikan berdasarkan jenis makanannya. Panjang relatif usus
ikan dapat diketahui dari perbandingan antara panjang usus ikan dan panjang total
tubuh ikan. Setelah didapatkan panjang usus, maka dihitung panjang relatif usus
(relative length of gut atau RLG) menggunakan rumus sebagai berikut (Zuliani et al.,
2016):

Keterangan: RLG = Relative length of gut (Panjang relatif usus), GL = Gut length
(Panjang usus ikan), TL = Total lenght (Panjang total tubuh ikan)
Apabila RLG memiliki nilai 1 maka ikan tersebut tergolong ikan karnivora, jika
nilai berada di antara 1 dan 3 maka tergolong ikan omnivora, sedangkan jika nilai di
atas 3 maka tergolong ikan herbivora.

8
IV. HASIL

A. Jenis Makanan

Jumlah sampel ikan sapu-sapu sebanyak 204 ekor, yang terdiri atas 102 ekor
ikan jantan dan 102 ekor ikan betina. Jenis makanan ikan sapu-sapu dapat dilihat pada
Tabel 1, sedangkan klasifikasi jenis makanan dapat dilihat pada Lampiran 1.
Tabel 1. Jenis-jenis makanan yang didapatkan pada usus ikan sapu-sapu
(Pterygoplichthys multiradiatus Hancock, 1828) selama penelitian

Kelompok makanan Jenis makanan


Bacillariophyceae Nitzchia sigmoidea
Nitzschia vermicularis
Chlorophyceae Ankistrodesmus falcatus
Ankistrodesmus angustus
Ankistrodesmus fusiformis
Ankistrodesmus acicular
Conjugatophyceae Closterium moniliferum
Coscinodiscophyceae Melosira granulata
Cyanophyceae Oscillatoria limosa
Oscillatoria limnetica
Klebsormidophyceae Elakatothrix gelatinosa
Trebouxiophyceae Koliella longiseta
Gloeotila pelagica

1. Kebiasaan makanan berdasarkan waktu pengamatan


Berdasarkan hasil analisis usus ikan sapu-sapu jenis makanan ikan
berdasarkan waktu pengamatan dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Jenis makanan ikan sapu-sapu (Pterygoplichthys multiradiatus Hancock,
1828) berdasarkan waktu pengamatan

Kelompok makanan Jenis Makanan Waktu (2019)


Maret April
Bacillariophyceae Nitzchia sigmoidea √ √
Nitzschia vermicularis √ -
Chlorophyceae Ankistrodesmus falcatus √ √
Ankistrodesmus angustus √ √
Ankistrodesmus fusiformis √ √
Ankistrodesmus acicular √ -
Conjugatophyceae Closterium moniliferum √ √
Coscinodiscophyceae Melosira granulata √ √
Cyanophyceae Oscillatoria limosa √ √
Oscillatoria limnetica - √
Klebsormidophyceae Elakatothrix gelatinosa √ √
Trebouxiophyceae Koliella longiseta √ √
Gloeotila pelagica √ √
Jumlah 12 11
Keterangan: √ = ditemukan, - = tidak ditemukan

9
2. Kebiasaan makanan berdasarkan jenis kelamin

Jenis makanan yang dimakan ikan sapu-sapu jantan dan betina dapat
dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Jenis makanan ikan sapu-sapu (Pterygoplichthys multiradiatus Hancock,
1828) berdasarkan jenis kelamin

Jenis kelamin
Kelompok makanan Jenis makanan
Betina Jantan
Bacillariophyceae Nitzchia sigmoidea √ √
Nitzschia vermicularis √ -
Chlorophyceae Ankistrodesmus falcatus √ √
Ankistrodesmus angustus √ √
Ankistrodesmus fusiformis √ √
Ankistrodesmus acicular √ -

Conjugatophyceae Closterium moniliferum √ √


Coscinodiscophyceae Melosira granulata √ √
Cyanophyceae Oscillatoria limosa √ √
Oscillatoria limnetica - √

Klebsormidophyceae Elakatothrix gelatinosa √ √


Trebouxiophyceae Koliella longiseta √ √
Gloeotila pelagica √ √
Jumlah 12 11
Keterangan: √ = ditemukan, - = tidak ditemukan

Indeks bagian terbesar (%) ikan sapu-sapu betina dan jantan dapat dilihat
berdasarkan waktu pengambilan sampel seperti tercantum pada Tabel 4.

Tabel 4. Nilai Indeks Bagian Terbesar (%) Ikan sapu-sapu (Pterygoplichthys


multiradiatus Hancock, 1828) selama penelitian
Betina Jantan
Kelompok makanan
Maret April Maret April
Bacillariophyceae 0.0688 0.6337 0.5234 0.7167
Chlorophyceae 84.1829 83.2794 87.0633 88.4704
Conjugatophyceae 0.3746 0.0030 0.0088 0.0547
Coscinodiscophyceae 0.0013 0.5978 - -
Cyanophyceae 1.4806 0.1699 1.8161 0.0389
Klebsormidophyceae 0.0172 0.0299 0.4411 0.1815
Trebouxiophyceae 13.8631 15.2864 10.1474 10.5378

10
3. Kebiasaan makanan berdasarkan ukuran panjang total tubuh
Hasil analisis usus ikan sapu-sapu berdasarkan ukuran panjang tubuh (kecil,
sedang dan besar) dapat dilihat pada Tabel 5 (betina) dan Tabel 6 (jantan).

Tabel 5. Jenis makanan ikan sapu-sapu (Pterygoplichthys multiradiatus Hancock,


1828) betina berdasarkan panjang total tubuh (mm)

Kelompok makanan Jenis makanan Kecil Sedang Besar


(182 – 238) (239 – 295) (296 – 351)
Bacillariophyceae Nitzchia sigmoidea √ √ -
Nitzschia vermicularis - √ -
Chlorophyceae Ankistrodesmus falcatus √ √ √
Ankistrodesmus angustus √ √ √
Ankistrodesmus fusiformis √ √ -
Ankistrodesmus acicular - √ √
Conjugatophyceae Closterium moniliferum √ √ √
Coscinodiscophyceae Melosira granulata √ - -

Cyanophyceae Oscillatoria limosa √ √ √

Klebsormidophyceae Elakatothrix gelatinosa √ √ √

Trebouxiophyceae Koliella longiseta √ √ √


Gloeotila pelagica √ √ √
Jumlah 10 11 8
Keterangan: √ = ditemukan , - = tidak ditemukan
Tabel 6. Jenis makanan ikan sapu-sapu (Pterygoplichthys multiradiatus Hancock,
1828) jantan berdasarkan panjang total tubuh (mm)

Kecil Sedang Besar


Kelompok makanan Jenis makanan
(177 – 247) (248 – 318) (319 – 389)
Bacillariophyceae Nitzchia sigmoidea √ √ √
Chlorophyceae Ankistrodesmus falcatus √ √ √
Ankistrodesmus angustus √ √ √
Ankistrodesmus fusiformis √ √ √
Conjugatophyceae Closterium moniliferum - √ √

Coscinodiscophyceae Melosira granulata √ √ √


Cyanophyceae Oscillatoria limosa √ √ √
Oscillatoria limnetica √ √ √

Klebsormidophyceae Elakatothrix gelatinosa √ √ √

Trebouxiophyceae Koliella longiseta √ √ √


Gloeotila pelagica √ √ √
Jumlah 10 11 11
Keterangan: √ = ditemukan , - = tidak ditemukan

11
Indeks bagian terbesar (%) ikan sapu-sapu berdasarkan ukuran panjang total
tubuh (kecil, sedang, dan besar) dapat dilihat pada Tabel 7 (betina) dan Tabel 8
(jantan).

Tabel 7. Indeks Bagian Terbesar (%) jenis makanan ikan sapu-sapu (Pterygoplichthys
multiradiatus Hancock, 1828) betina berdasarkan ukuran panjang total (mm)
Kecil Sedang Besar
Kelompok makanan
(182 – 238) (239 – 295) (296 – 351)
Bacillariophyceae 0.0396 0.3835 -
Chlorophyceae 87.7296 84.8546 80.8622
Conjugatophyceae 0.1026 0.0685 0.4652
Coscinodiscophyceae 0.0029 - -
Cyanophyceae 0.8619 3.0957 0.4652
Klebsormidophyceae 0.1466 0.1986 0.2492
Trebouxiophyceae 11.1168 11.3945 17.9251

Tabel 8. Indeks Bagian Terbesar (%) jenis makanan ikan sapu-sapu (Pterygoplichthys
multiradiatus Hancock, 1828) jantan berdasarkan ukuran panjang total (mm)
Kecil Sedang Besar
Kelompok makanan
(177 – 247) (248 – 318) (319 – 389)
Bacillariophyceae 0.5394 0.9247 0.6866
Chlorophyceae 78.0721 84.9954 90.0324
Conjugatophyceae - 0.0264 0.0589
Coscinodiscophyceae 0.4553 0.7005 0.4585
Cyanophyceae 0.0911 0.0453 0.1659
Klebsormidophyceae 0.0012 0.0742 0.2522
Trebouxiophyceae 20.8409 13.2336 8.3454

B. Panjang Relatif Usus (Relative Length of Gut)

Perbandingan antara panjang usus dan panjang total tubuh ikan sapu-sapu
(panjang relatif usus) berdasarkan waktu pengamatan dapat dilihat pada Tabel 9,
sedangkan berdasarkan ukuran panjang total tubuh pada Tabel 10 (betina) dan Tabel
11 (jantan).

Tabel 9. Panjang relatif usus ikan sapu-sapu (Pterygoplichthys multiradiatus Hancock,


1828) berdasarkan waktu pengamatan

n Panjang Relatif Usus (mm) Rerata


Waktu
(ekor)
Betina Jantan Betina Jantan

Maret 102 3,0324 - 14,3958 3,0389 - 15,7686 8,2363 ± 2,4984 9,0986 ± 2,8333

April 102 3,6102 - 13,9698 3,0829 - 11,0420 8,4309 ± 2,1906 6,9321 ± 2,2253

12
Tabel 10. Panjang relatif usus ikan sapu-sapu (Pterygoplichthys multiradiatus Hancock,
1828) betina berdasarkan ukuran panjang total (mm)

Panjang Relatif Usus


Ukuran
n (ekor) Kisarsan Rerata
Kecil (182 – 238) 35 3,0324 - 11,1907 7,7529 ± 1,9202

Sedang (239 – 295) 52 3,6102 - 14,3958 8,5840 ± 2,5052


Besar (296 – 351) 15 3,7714 - 13,9698 8,8206 ± 2,4882

Tabel 11. Panjang relatif usus ikan sapu-sapu (Pterygoplichthys multiradiatus Hancock,
1828) jantan berdasarkan ukuran panjang total (mm)

Panjang Relatif Usus


Ukuran
n (ekor) Kisarsan Rerata

Kecil (177 – 247) 33 3,0389 - 13,9437 8,9930 ± 3,0160

Sedang (248 – 318) 37 3,0892 - 15,7686 7,7970 ± 2,7286

Besar (319 – 389 ) 32 3,4152 - 12,1563 7,2596 ± 2,2576

13
V. PEMBAHASAN

A. Jenis Makanan

Hasil analisis menunjukkan bahwa di dalam usus ikan sapu-sapu (P.


multiradiatus) terdapat 13 jenis makanan yang berasal dari 7 kelompok makanan yang
dikategorikan pemakan plankton (plankton feeder), berdasarkan mulut ikan sapu-sapu
yang terletak di bagian bawah (ventral) dan bibir yang berbentuk cakram yang menjadi
alat penghisap (sucking apparatus), sehingga ikan ini mengkonsumsi algafilem yang
melekat pada bebatuan, tumbuhan air dan detritus. Jenis makanan yang dimakan ikan
sapu-sapu yaitu Bacillariophyceae, Chlorophyceae, Conjugatophyceae,
Coscinodiscophyceae, Cyanophyceae, Klebsormidophyceae, dan Trebouxiophyceae.
Tisasari et al. (2015) menganalisis isi perut ikan sapu-sapu di Sungai Air Hitam, Kota
Pekanbaru, menemukan Bacillariophyceae, Chlorophyceae, Cyanophyceae,
Euglenophyceae, Xanthophyceae, dan sisa Crustacea. Hasil penelitian tersebut
menunjukkan adanya kelompok makanan ikan yang sama (Bacillariophyceae,
Chlorophyceae, dan Cyanophyceae). Namun, German dan Bittong (2009) menyatakan
bahwa ikan sapu-sapu mengonsumsi batang kayu..
Perbedaan kebiasaan makanan tersebut terjadi karena disebabkan oleh
keadaan habitat sekeliling tempat ikan hidup. Menurut Effendie (2002) menyatakan
bahwa perbedaan jumlah organisme yang dimakan ikan terjadi karena perbedaan
sebaran organisme tersebut pada masing-masing wilayah. Secara umum kebiasaan
makan ikan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor habitat hidupnya, kesukaan
terhadap jenis makanan tertentu, musim, ukuran makanan, warna makanan dan umur
ikan tersebut. Jenis makanan yang berbeda diduga karena perbedaan lokasi.

1. Kebiasaan makanan berdasarkan waktu pengamatan

Hasil analisis usus ikan sapu-sapu pada bulan Maret 2019 berbeda
dengan bulan April 2019. Ada jenis makanan yang ditemukan pada bulan Maret tetapi
tidak ditemukan pada bulan April. Jenis O. limnetica tidak ditemukan di bulan Maret
namun ditemukan di bulan April. Sebaliknya, N. vermicularis, dan A. acicular
ditemukan di bulan Maret tetapi tidak ditemukan di bulan April 2019 diduga karena
komposisi dan jenis makanan yang dikonsumsi oleh ikan bervariasi setiap bulannya.
Hal inilah yang menyebabkan terdapat perubahan jenis makanan pada waktu
pengambilan sampel ikan sapu-sapu di D. Sidenreng. Menurut Effendie (2002) banyak
spesies ikan yang dapat menyesuaikan diri dengan persediaan makanan dalam
perairan berkaitan dengan musim.

14
Makanan utama ikan sapu-sapu pada bulan Maret 2019 adalah Chlorophyceae
dengan nilai IBT 86,2423%. Selanjutnya, makanan pelengkap adalah
Trebouxiophyceae dengan nilai IBT 12,1957%, dan makanan tambahan adalah
Bacillariophyceae, Conjugatophyceae, Cyanophyceae, dan Klebsormidophyceae,
dengan nilai IBT masing-masing yaitu 0,2275%, 0,1407%, 0,8429% dan 0,3508%
(Lampiran 2). Pada bulan April 2019, makanan utama ikan sapu-sapu adalah
Chlorophyceae dengan nilai IBT 86,2199%. Makanan pelengkap adalah
Trebouxiophyceae dengan nilai IBT 12,7610% dan makanan tambahan terdiri atas
Bacillariophyceae, Conjugatophyceae, Coscinodiscophyceae, Cyanophyceae, dan
Klebsormidophyceae, dengan nilai IBT masing-masing yaitu 0,6771%, 0,0222%,
0,1345%, 0,0916%, dan 0,0937% (Lampiran 3).

2. Kebiasaan makanan berdasarkan jenis kelamin

Hasil penelitian terhadap usus ikan sapu-sapu ditemukan 12 jenis makanan


pada usus ikan betina dan 11 jenis makanan pada usus ikan jantan. Adapun jenis
makanan yang ditemukan pada usus ikan betina tetapi tidak ditemukan pada usus ikan
jantan yaitu O. limnetica, sementara jenis makanan yang ditemukan pada usus ikan
jantan tetapi tidak ditemukan pada usus ikan betina yaitu N. vermicularis dan A.
acicular. Kebutuhan makanan ikan sapu-sapu betina lebih besar dari pada ikan sapu-
sapu jantan, diduga karena ikan sapu-sapu betina membutuhkan lebih banyak nutrisi
untuk perkembangan gonadnya.
Nilai IBT ikan sapu-sapu pada bulan Maret dan April 2019 dapat dilihat pada
Lampiran 4, 5, 6, dan 7. Pada bulan Maret dan April jenis makanan yang terdapat pada
ikan betina didominasi oleh kelompok makanan dari Chlorophyceae. Begitu pula pada
ikan jantan jenis makanan yang didapatkan didominasi oleh kelompok makanan dari
Chlorophyceae, kemudian Trebouxiophyceae. Jenis makanan utama yang ditemukan
pada ikan betina bulan Maret 2019 adalah dari kelompok makanan Chlorophyceae
dengan nilai IBT 84,1829% (Lampiran 4), sedangkan pada ikan jantan kelompok
makanan Chlorophyceae memiliki nilai IBT 87,0633% (Lampiran 5). Selanjutnya pada
bulan April 2019, jenis makanan utama pada ikan betina yang ditemukan adalah dari
kelompok Chlorophyceae dengan nilai IBT 83,2794% (Lampiran 6), sedangkan pada
ikan jantan kelompok makanan Chlorophyceae dengan nilai IBT 88,4704% (Lampiran
7). Hal ini sesuai dengan pernyataan Effendie (2002) bahwa jika nilai IBT lebih dari
25% maka kelompok makanan tersebut termasuk golongan makanan utama.
Jenis makanan pelengkap yang ditemukan pada ikan betina dan jantan
bulan Maret 2019 yaitu dari kelompok makanan Trebouxiophyceae dengan
nilai IBT masing-masing yaitu 13,8631% dan 10,1474% (Lampiran 4 dan 5).
15
Demikian juga pada bulan April 2019, jenis makanan pelengkap yang
ditemukan pada ikan betina dan jantan dari kelompok makanan
Trebouxiophyceae dengan nilai IBT masing-masing 15,2864%, dan 10,5378%
(Lampiran 6 dan 7). Indeks Bagian Terbesar (IBT) berkisar antara >4-25%
tergolong sebagai makanan pelengkap (Effendie, 2002).
Menurut Effendie (2002) apabila nilai IBT < 4% dapat digolongkan
sebagai makanan tambahan ikan. Pada Tabel 4 terlihat bahwa makanan
tambahan pada bulan Maret 2019 yang ditemukan pada ikan betina yaitu dari
kelompok makanan Bacillariophyceae, Conjugatophyceae,
Coscinodiscophyceae, Cyanophyceae, dan Klebsormidophyceae dengan nilai
IBT masing-masing yaitu 0,0688%, 0,3746%, 0,0013%, 1,4806%, dan
0,0172%. Selanjutnya pada ikan jantan, makanan tambahan yang ditemukan
yaitu dari kelompok makanan Bacillariophyceae, Conjugatophyceae,
Cyanophyceae, dan Klebsormidophyceae dengan nilai IBT masing-masing
yaitu 0,5234%, 0,0088%, 1,8161% dan 0,4411%. Kemudian pada bulan April
2019 makanan tambahan yang ditemukan pada ikan betina yaitu dari kelompok
makanan Bacillariophyceae, Conjugatophyceae, Coscinodiscophyceae,
Cyanophyceae, dan Klebsormidophyceae dengan nilai IBT masing-masing
yaitu 0,6337%, 0,0030%, 0,5978%, 0,1699%, dan 0,0299%. Selanjutnya pada
ikan jantan makanan tambahan yang ditemukan dari kelompok makanan yaitu
Bacillariophyceae, Conjugatophyceae, Cyanophyceae, dan
Klebsormidophyceae dengan nilai IBT masing-masing yaitu 0,7167%, 0,0547%,
0,0389% dan 0,1815%. Berdasarkan nilai IBT masing-masing kelompok
makanan tersebut, maka makanan tambahan ikan sapu-sapu adalah
Bacillariophyceae, Conjugatophyceae, Coscinodiscophyceae, Cyanophyceae,
dan Klebsormidophyceae.

3. Kebiasaan makanan berdasarkan ukuran panjang total tubuh


Hasil analisis menunjukkan bahwa jenis makanan yang ditemukan pada ikan
betina berukuran kecil (182 – 238 mm) yaitu terdapat 10 jenis makanan, 11 jenis
makanan pada ikan berukuran sedang (239 – 295 mm), dan 8 jenis makanan pada
ikan berukuran besar (296 – 351 mm). Jenis makanan yang ditemukan pada ikan
berukuran sedang lebih banyak dibanding ikan berukuran kecil dan besar. Hal ini
dikarenakan ikan yang berukuran sedang lebih banyak yang diindentifikasi daripada

16
ikan berukuran kecil dan besar. Secara keseluruhan, jumlah ikan berukuran kecil yang
terindentifikasi berjumlah 35 ekor, ikan yang berukuran sedang berjumlah 52 ekor, dan
ikan yang berukuran besar berjumlah 15 ekor, akan tetapi jenis makanan yang
ditemukan tidak jauh berbeda.
Ada 2 jenis makanan yang tidak ditemukan pada ikan berukuran kecil yaitu N.
vermicularis dan A. acicular, 1 jenis makanan yang tidak ditemukan pada ikan
berukuran sedang yaitu M. granulata, dan 4 jenis makanan yang tidak ditemukan pada
ikan berukuran besar yaitu N. sigmoidea, N. vermicularis, A. fusiformis, dan M.
granulata (Tabel 5).
Hasil analisis menunjukkan bahwa ikan sapu-sapu jantan berukuran sedang
(248 – 318 mm) dan besar (319 – 389 mm) memakan semua jenis makanan yang
ditemukan dan terdapat 1 jenis makanan yang tidak ditemukan pada ikan berukuran
kecil (177 – 247 mm). Makanan yang ditemukan pada ikan berukuran kecil sebanyak
10 jenis makanan, sementara ikan berukuran sedang dan besar terdapat 11 jenis
makanan. Jenis makanan yang tidak ditemukan pada ikan berukuran kecil tetapi
ditemukan pada ikan berukuran sedang dan besar adalah C. moniliferum (Tabel 6).
Berdasarkan Lampiran 8, 9, dan 10, dapat dilihat bahwa jenis makanan utama
yang ditemukan pada ikan sapu-sapu betina berukuran kecil, sedang, dan besar, yaitu
dari kelompok makanan Chlorophyceae dengan nilai IBT masing-masing yaitu
87.7296%, 84.8546%, dan 80,8622%. Selanjutnya jenis makanan pelengkap yang
ditemukan berasal dari kelompok makanan Trebouxiophyceae dengan nilai IBT
masing-masing yaitu 11,1168%, 11,3945%, dan 17,9251%. Jenis makanan tambahan
yang ditemukan pada ikan berukuran kecil yaitu dari kelompok makanan
Bacillariophyceae, Conjugatophyceae, Coscinodiscophyceae, Cyanophyceae, dan
Klebsormidophyceae dengan nilai IBT masing-masing 0,0396%, 0,1026%, 0,0029%,
0,8619%, dan 0,1466%. Selanjutnya jenis makanan yang ditemukan pada ikan
berukuran sedang yaitu dari kelompok makanan Bacillariophyceae, Conjugatophyceae,
Cyanophyceae, dan Klebsormidophyceae, dengan nilai IBT masing-masing 0,3835%,
0,0685%, 3,0957%, dan 0,1986% ,kemudian jenis makanan yang ditemukan pada ikan
berukuran besar yaitu dari kelompok makanan, Conjugatophyceae, Cyanophyceae,
dan Klebsormidophyceae, dengan nilai IBT masing-masing 0,4652%, 0,4652%, dan
0,2492%.
Adapun jenis makanan utama yang ditemukan pada ikan sapu-sapu jantan
berukuran kecil, sedang, dan besar yaitu dari kelompok makanan Chlorophyceae
dengan nilai IBT masing-masing yaitu 78,0721%, 84,9954%, dan 90,0324% (Lampiran
11, 12, dan 13). Selanjutnya jenis makanan pelengkap yang ditemukan yaitu dari
kelompok makanan Trebouxiophyceae dengan nilai IBT masing-masing yaitu

17
20,8409%, 13,2336%, dan 8,3454%. Jenis makanan tambahan yang ditemukan pada
ikan berukuran kecil yaitu dari kelompok makanan Bacillariophyceae,
Coscinodiscophyceae, Cyanophyceae, dan Klebsormidophyceae dengan niali IBT
masing-masing 0,5394%, 0,4553%, 0,0911%, dan 0,0012%. Selanjutnya jenis
makanan tambahan pada ikan berukuran sedang yaitu dari kelompok makanan
Bacillariophyceae, Conjugatophyceae, Coscinodiscophyceae, Cyanophyceae, dan
Klebsormidophyceae dengan nilai IBT masing-masing 0,9247%, 0,0264%, 0,7005%,
0,0453%, dan 0,0742%. Makanan tambahan pada ikan berukuran besar yaitu dari
kelompok makanan Bacillariophyceae, Conjugatophyceae, Coscinodiscophyceae,
Cyanophyceae, dan Klebsormidophyceae dengan nilai IBT masing-masing 0,6866%,
0,0589%, 0,4585%, 0,1659%, dan 0,2522%.
Kelompok makanan tidak mengalami perubahan dalam komposisinya, namun
volumenya berfluktuasi. Hal ini mengindikasikan bahwa ikan sapu-sapu mengalami
perubahan makanan seiring dengan bertambahnya ukuran tubuh. Hal tersebut sama
dengan penelitian Asriyana et al. (2014) yang menunjukkan adanya perbedaan menu
makanan sejalan dengan bertambahnya ukuran tubuh. Dapat dilihat pada bahwa
terdapat perbedaan makanan ikan sapu-sapu berdasarkan ukuran panjang total tubuh.
Ikan ukuran kecil dan besar tidak selalu menyukai jenis makanan yang sama. Menurut
Welcomme (2001), jenis makanan yang dimakan oleh ikan tergantung pada
ketersediaan jenis makanan di alam. Perubahan dalam kelompok makanan ikan sapu-
sapu dari bulan Maret 2019 dan April 2019 tidak terlihat. Pada setiap bulan secara
berurutan, makanannya hanya didominasi oleh kelompok makanan Chlorophyceae.

B. Panjang Relatif Usus (Relative Length of Gut)

Berdasarkan hasil pengukuran perbandingan antara panjang total tubuh ikan


sapu-sapu terhadap panjang usus ikan, bahwa nilai panjang relatif usus ikan sapu-
sapu betina pada bulan Maret berkisar antara 3,0324 - 14,3958 dengan rerata 8,2363
± 2,4984 dan pada ikan sapu-sapu jantan berkisar antara 3,0389 – 15,7686 dengan
rerata 9,0986 ± 2,8333. Sementara pada ikan sapu-sapu betina pada bulan April
berkisar antara 3,6102 – 14,3958 dengan rerata 8,4309 ± 2,1906, selanjutnya pada
ikan sapu-sapu jantan berkisar antara 3,0829 - 11,0420 dengan rerata 9,1574. Nilai
panjang relatif usus berdasarkan ukuran, ikan betina berukuran kecil 35 ekor berkisar
antara 3,0324 – 11,1907 dengan rerata 7,7529 ± 1,9202, selanjutnya ikan berukuran
sedang 52 ekor berkisar antara 3,6102 – 14,3958 dengan rerata 8,5840 ± 2,5052 dan
ikan berukuran besar 15 ekor berkisar antara 3,7714 – 13,9698 dengan rerata 8,8206
± 2,4882. Sementara untuk ikan jantan berukuran kecil 33 ekor berkisar antara 3,0389
– 13,9437 dengan rerata 8,9930 ± 3,0160, selanjutnya ikan berukuran sedang 37 ekor

18
berkisar antara 3,0892 - 15,7686 dengan rerata 7,7970 ± 2,7286, dan ikan berukuran
besar 32 ekor berkisar antara 3,4152 - 12,1563 dengan rerata 7,2596 ± 2,2576.
Berdasarkan nilai panjang relatif usus ikan sapu-sapu berdasarkan waktu pengamatan,
jenis kelamin maupun ukuran ikan berkisar antara 3,0234 – 15,7686, oleh karena itu
dapat dinyatakan bahwa ikan sapu-sapu merupakan ikan herbivora. Hal ini sesuai
yang dinyatakan oleh Zuliani et al., (2016) jika nilai diatas 3 maka tergolong ikan
herbivora.

19
VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Kelompok makanan ikan sapu-sapu yang didapatkan dikategorikan


pemakan plankton (plankton feeder), dengan jenis makanan yaitu
Bacillariophyceae, Chlorophyceae, Conjugatophyceae,
Coscinodiscophyceae, Cyanophyceae, Klebsormidophyceae, dan
Trebouxiophyceae.
2. Berdasarkan jumlah dan jenis makanan ikan sapu-sapu, baik
berdasarkan waktu pengambilan sampel, jenis kelamin, dan ukuran ikan,
makanan utama adalah Chlorophyceae, makanan pelengkap adalah
Trebouxiophyceae, dan makanan tambahan adalah Bacillariophyceae,
Conjugatophyceae, Coscinodiscophyceae, Cyanophyceae, dan
Klebsormidophyceae.
3. Berdasarkan nilai panjang relatif usus ikan sapu-sapu digolongkan ikan
herbivora

B. Saran

Perlunya penelitian lebih lanjut mengenai kebiasaan makanan


berdasarkan perubahan musim, agar dapat dibandingkan dengan kebiasaan
makanan yang didapat pada musim kemarau.

20
DAFTAR PUSTAKA

Aksari, Y.D., D. Perwitasari, dan N.A. Butet. 2015. Kandungan logam berat (Cd, Hg
dan Pb) pada ikan sapu-sapu, Pterygoplichthys pardalis (Castelnau, 1855) di
Sungai Ciliwung. Jurnal Iktiologi Indonesia 15 (3): 257 – 266.

Andy Omar, S. Bin. 2012. Dunia Ikan. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Asriyana., M.F. Rahardjo., E.S. Kartamihardja., dan D.F. Lumban Batu. 2010. Makanan
ikan japuh, Dussumieria Acuta Valenciennes, 1847 (Famili: Clupeidae) di
perairan Teluk Kendari. Jurnal Ikhtiologi Indonesia 10 (1): 93 – 99.

Asriyana; Sulistiono & Rahardjo, M.F. 2004. Kebiasaan makanan ikan tembang,
Sardinella fimbriata Val. (Fam. Clupeidae) di perairan Teluk Kendari, Sulawesi
Tenggara. Jurnal Iktiologi Indonesia 4 (1): 43-50.

Beckman, W.C. 1962. The frehwater fishes of Syria and their general biology and
management. FAO Fish. Biol. Tech. Pap.

Belcher, H dan E. Swale. 1981. An Ilustrated Guide to River Phytoplankton. Institue of


Terrestrial Ecology. London.

Budiharti, W. 2014. Analisis Isi Saluran Pencernaan Ikan Pora-Pora (Mystacoleucus


padangensis) di Perairan Sungai Naborsahan dan Danau Toba Kabupaten
Tobasa Provinsi Sumatera Utara. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru. 113 hal.

Effendie, M. I. 1979. Metode Biologi Perikanan. Yayasan Dewi Sri. Bogor.

Effendie, M.I. 2002. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara, Yogyakarta.

Froese, R. and D. Pauly. (eds.). 2018. Pterygoplichthys multiradiatus in Fishbase. July


2018 version.

German D. P., R. A. Bittong. 2009. Digestive enzyme activities and Gastrointestinal


Fermentation in wood-eating catfish. Journal Comp Physiol B. 179: 1025 –
1042.

Hill, A.M. and D.M. Lodge. 1999. Replacement of resident crayfishes by an exotic
crayfish: the roles of competition and predation. Ecol. App. 9(2) 678-690.

Natarajan, A.V. and A.G. Jhingran. 1961. Index of preponderance a method of grading
the food elements in the stomach of fishes. Indian J. Fish 8 (1): 54-59.

Nelson, J.S. 2006. Fishes of the World. Fourth edition. John Wily & Sons, Inc.
Hoboken, New Jersey.

Nico, L.G., P.L. Butt, G.R. Johnston, H.L. Jelks, M. Kail, and S.J. Walsh. 2012.
Discovery of South American suckermouth amored catfish (Loricariidae,
Pterygoplichthys spp.) in the Santa Fe River drainage, Suwannee River Basin,
USA. Bioinv Rec. 1(3): 179 - 200.

Nikolsky, G.V., 1963. The Ecology of Fishes. Academic Press, London and New York,
352 p.

21
Page, L.M. and R.H. Robins. 2006. Identification of sailfin catfishes (Teleostei:
Loricariidae) in Southeastern Asia. The Raffles Bulletin of Zoology 54(2): 455 -
457.

Pauly, D. 1983. A Selection of Sample Method for Assessment Tropical Fish Stock.
Fao Fish Tech. New York.

Pinem, F.M., C.P. Pulungan, dan D. Efizon. 2015. Reproductive biology of


Pterygoplichthys pardalis in the Air Hitam River Payung Sekaki District, Riau
Province. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Riau.

Stansby, M,E, dan Olcott. 1963. Compotition of Fish. ME. Stansby dan J.A Dssow.
Wditor. Industird Fisheries Technology. New York: Reinhold Publ.Co

Sudjana, M. A. (1986). Metode Statistika. Edisi ke IV. Tarsito. Bandung 502 hal.
Nikolsky, G. V. 1963. The Ecology of Fishes. Academic Press. New York. 325
h.

Tisasari, M., D. Efizon, dan C.P Pulungan. 2015. Stomach Content Analysis of
Pterygoplichthys pardalis from The Air Hitam River, Payung Sekaki District,
Riau Province. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Riau.

Welcomme, R.L. 2001. Inland Fisheries, Ecology and Managenent. Lowa USA.
Blackwell Science Company.
Zuliani, Z., Z.A. Muchlisin, dan N. Nurfadillah. 2016. Kebiasaan makanan dan
hubungan panjang berat ikan julung-julung (Dermogenys sp) di Sungai Alur
Hitam Kecamatan Bendahara Kabupaten Aceh Tamiang. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah.1 (1): 12-24.

22
LAMPIRAN

23
Lampiran 1. Gambar dan klasifikasi jenis makanan ikan sapu-sapu (Pterygoplichthys
multiradiatus Hancock, 1828)

Ankistrodesmus falcatus Ankistrodesmus fusiformis

Ankistrodesmus acicularis Ankistrodesmus angustus

Nitzchia sigmoidea Nitzschia vermicularis

24
Melosira granulate Oscillatoria limnetica

Gloeotila pelagica Koliella longiseta

Closterium moniliferum Elakatothrix gelatinosa

25
Empire : Eukaryota Empire : Eukaryota
Kingdom : Plantae Kingdom : Plantae
Subkingdom : Viridiplantae Subkingdom : Viridiplantae
Infrakingdom : Chlorophyta Infrakingdom : Chlorophyta
Phylum : Chlorophyta Phylum : Chlorophyta
Subphylum : Chlorophytina Subphylum : Chlorophytina
Class : Chlorophyceae Class : Trebouxiophyceae
Order : Sphaeropleales Order : Chlorellales
Family : Selenastraceae Family : Chlorellaceae
Genus : Ankistrodesmus Genus : Gloeotila
Species : A. acicular, A. angutus Species : Gloeotila pelagica

A. falcatus,
A. fusifomis Empire : Eukaryota
Kingdom : Plantae

Empire : Prokaryota Subkingdom : Viridiplantae

Kingdom : Eubacteria Infrakingdom : Streptophyta

Subkingdom : Negibacteria Phylum : Chlarophyta

Phylum : Cyanobacteria Class : Klebsormidiophyceae

Class : Cyanophyceae Order : Klebsormidiales

Subclass : Oscillatoriophycidae Family : Elakatotrichaceae

Order : Oscillatoriales Genus : Elakatothrix

Family : Oscillatoriaceae Species : Elakatothrix gelatinosa

Genus : Oscillatoria
Species : O. limosa, Empire : Eukaryota

O. limnetica Kingdom : Plantae


Subkingdom : Viridiplantae

Empire : Eukaryota Infrakingdom : Streptophyta

Kingdom : Plantae Phylum : Charophyta

Subkingdom : Viridiplantae Class : Conjugatophyceae

Infrakingdom : Chlorophyta Order : Desmidiales

Phylum : Chlorophyta Family : Closteriaceae

Subphylum : Chlorophytina Genus : Closterium

Class : Trebouxiophyceae Species : Closterium moniliferum

Order : Prasiolales
Family : Koliellaceae
Genus : Koliella
Species : Koliella longiseta
26
Empire : Eukaryota
Kingdom : Chromista
Phylum : Bacillariophyta
Subphylum : Bacillariophytina
Class :Bacillariophycea
Subclass : Bacillariophycidae
Order : Bacillariales
Family : Bacillariaceae
Genus : Nitzschia
Species : N. sigmoidea,
N. vermicularis

Empire : Eukaryota
Kingdom : Chromista
Phylum : Bacillariophyta
Subphylum : Coscinodiscophytina
Class : Coscinodiscophyceae
Subclass : Melosirophycidae
Order : Melosirales
Family : Melosiraceae
Genus : Melosira
Species : Melosira granulata

27
Lampiran 2. Indeks Bagian Terbesar (%) jenis makanan ikan sapu-sapu
(Pterygoplichthys multiradiatus Hancock, 1828) pada bulan Maret 2019

No Kelas Vi Oi Vi*Oi IBT


1 Bacillariophyceae 3.1699 3.0794 9.7614 0.2275
2 Chlorophyceae 61.3670 60.2917 3699.9237 86.2423
3 Conjugatophyceae 2.3279 2.5932 6.0367 0.1407
4 Cyanophyceae 4.2100 8.5900 36.1637 0.8429
5 Klebsormidophyceae 6.1912 2.4311 15.0515 0.3508
6 Trebouxiophyceae 22.7340 23.0146 523.2142 12.1957

Lampiran 3. Indeks Bagian Terbesar (%) jenis makanan ikan sapu-sapu


(Pterygoplichthys multiradiatus Hancock, 1828) pada bulan April 2019

No Kelas Vi Oi Vi*Oi IBT


1 Bacillariophyceae 4.6721 6.5839 30.7606 0.6771
2 Chlorophyceae 64.8770 60.3727 3916.8007 86.2199
3 Conjugatophyceae 0.7377 1.3665 1.0080 0.0222
4 Coscinodiscophyceae 2.4590 2.4845 6.1094 0.1345
5 Cyanophyceae 1.7623 2.3602 4.1595 0.0916
6 Klebsormidophyceae 1.8033 2.3602 4.2562 0.0937
7 Trebouxiophyceae 23.6885 24.4720 579.7068 12.7610

Lampiran 4. Indeks Bagian Terbesar (IBT) jenis makanan ikan sapu-sapu


(Pterygoplichthys multiradiatus Hancock, 1828) betina pada bulan Maret
2019
No Kelas Vi Oi Vi*Oi IBT
1 Bacillariophyceae 1.6393 1.7910 2.9361 0.0688
2 Chlorophyceae 60.4736 59.4030 3592.3117 84.1829
3 Conjugatophyceae 3.8251 4.1791 15.9856 0.3746
4 Coscinodiscophyceae 0.1821 0.2985 0.0544 0.0013
5 Cyanophyceae 7.5592 8.3582 63.1814 1.4806
6 Klebsormidophyceae 0.8197 0.8955 0.7340 0.0172
7 Trebouxiophyceae 24.7723 23.8806 591.5776 13.8631

Lampiran 5. Indeks Bagian Terbesar (IBT) jenis makanan ikan sapu-sapu


(Pterygoplichthys multiradiatus Hancock, 1828) jantan pada bulan Maret
2019

No Kelas Vi Oi Vi*Oi IBT


1 Bacillariophyceae 4.9041 4.5296 22.2135 0.5234
2 Chlorophyceae 61.3006 60.2787 3695.1257 87.0633
3 Conjugatophyceae 0.5330 0.6969 0.3715 0.0088
4 Cyanophyceae 8.8486 8.7108 77.0785 1.8161
5 Klebsormidophyceae 4.4776 4.1812 18.7217 0.4411
6 Trebouxiophyceae 19.9360 21.6028 430.6739 10.1474

28
Lampiran 6. Indeks Bagian Terbesar (IBT) jenis makanan ikan sapu-sapu
(Pterygoplichthys multiradiatus Hancock, 1828) betina pada bulan April
2019
No Kelas Vi Oi Vi*Oi IBT
1 Bacillariophyceae 4.3729 6.2176 27.1892 0.6337
2 Chlorophyceae 60.2310 59.3264 3573.2913 83.2794
3 Conjugatophyceae 0.2475 0.5181 0.1283 0.0030
4 Coscinodiscophyceae 4.9505 5.1813 25.6502 0.5978
5 Cyanophyceae 2.5578 2.8497 7.2889 0.1699
6 Klebsormidophyceae 0.9901 1.2953 1.2825 0.0299
7 Trebouxiophyceae 26.6502 24.6114 655.8978 15.2864

Lampiran 7. Indeks Bagian Terbesar (IBT) jenis makanan ikan sapu-sapu


(Pterygoplichthys multiradiatus Hancock, 1828) jantan pada bulan April
2019

No Kelas Vi Oi Vi*Oi IBT


1 Bacillariophyceae 4.9674 6.9378 34.4630 0.7167
2 Chlorophyceae 69.4625 61.2440 4254.1652 88.4704
3 Conjugatophyceae 1.2215 2.1531 2.6300 0.0547
4 Cyanophyceae 0.9772 1.9139 1.8702 0.0389
5 Klebsormidophyceae 2.6059 3.3493 8.7278 0.1815
6 Trebouxiophyceae 20.7655 24.4019 506.7173 10.5378

Lampiran 8. Indeks Bagian Terbesar (IBT) jenis makanan ikan sapu-sapu


(Pterygoplichthys multiradiatus Hancock, 1828) betina berukuran kecil
(182 – 238 mm)

No Kelas Vi Oi Vi*Oi IBT


1 Bacillariophyceae 1.2950 1.4354 1.8588 0.0396
2 Chlorophyceae 64.7482 63.6364 4120.3401 87.7296
3 Conjugatophyceae 2.0144 2.3923 4.8191 0.1026
4 Coscinodiscophyceae 0.2878 0.4785 0.1377 0.0029
5 Cyanophyceae 6.0432 6.6986 40.4805 0.8619
6 Klebsormidophyceae 2.8777 2.3923 6.8844 0.1466
7 Trebouxiophyceae 22.7338 22.9665 522.1163 11.1168

Lampiran 9. Indeks Bagian Terbesar (IBT) jenis makanan ikan sapu-sapu


(Pterygoplichthys multiradiatus Hancock, 1828) betina berukuran sedang
(239 – 295 mm)
No Kelas Vi Oi Vi*Oi IBT
1 Bacillariophyceae 4.0976 3.7736 15.4625 0.3835
2 Chlorophyceae 59.1220 57.8616 3420.8928 84.8546
3 Conjugatophyceae 1.4634 1.8868 2.7612 0.0685
4 Cyanophyceae 11.0244 11.3208 124.8044 3.0957
5 Klebsormidophyceae 2.8293 2.8302 8.0074 0.1986
6 Trebouxiophyceae 21.1707 21.6981 459.3649 11.3945

29
Lampiran 10. Indeks Bagian Terbesar (IBT) jenis makanan ikan sapu-sapu
(Pterygoplichthys multiradiatus Hancock, 1828) betina berukuran besar
(296 – 351 mm)

No Kelas Vi Oi Vi*Oi IBT


1 Chlorophyceae 58.6093 58.5106 3429.2659 80.8622
2 Conjugatophyceae 4.6358 4.2553 19.7266 0.4652
3 Cyanophyceae 4.6358 4.2553 19.7266 0.4652
4 Klebsormidophyceae 3.3113 3.1915 10.5678 0.2492
5 Trebouxiophyceae 27.4834 27.6596 760.1804 17.9251

Lampiran 11. Indeks Bagian Terbesar (IBT) jenis makanan ikan sapu-sapu
(Pterygoplichthys multiradiatus Hancock, 1828) jantan berukuran kecil
(177 – 247 mm).

No Kelas Vi Oi Vi*Oi IBT


1 Bacillariophyceae 4.2691 5.4902 23.4381 0.5394
2 Chlorophyceae 59.2497 57.2549 3392.3344 78.0721
3 Coscinodiscophyceae 3.8810 5.0980 19.7854 0.4553
4 Cyanophyceae 1.6818 2.3529 3.9571 0.0911
5 Klebsormidophyceae 0.1294 0.3922 0.0507 0.0012
6 Trebouxiophyceae 30.7891 29.4118 905.5627 20.8409

Lampiran 12. Indeks Bagian Terbesar (IBT) jenis makanan ikan sapu-sapu
(Pterygoplichthys multiradiatus Hancock, 1828) jantan berukuran sedang
(248 – 318 mm).
No Kelas Vi Oi Vi*Oi IBT
1 Bacillariophyceae 5.4198 7.2607 39.3514 0.9247
2 Chlorophyceae 62.2742 58.0858 3617.2459 84.9954
3 Conjugatophyceae 0.8502 1.3201 1.1223 0.0264
4 Coscinodiscophyceae 5.3135 5.6106 29.8117 0.7005
5 Cyanophyceae 1.1690 1.6502 1.9290 0.0453
6 Klebsormidophyceae 1.9129 1.6502 3.1565 0.0742
7 Trebouxiophyceae 23.0606 24.4224 563.1955 13.2336

Lampiran 13. Indeks Bagian Terbesar (IBT) jenis makanan ikan sapu-sapu
(Pterygoplichthys multiradiatus Hancock, 1828) jantan berukuran besar
(319 – 389 mm).
No Kelas Vi Oi Vi*Oi IBT
1 Bacillariophyceae 4.7315 6.3670 30.1254 0.6866
2 Chlorophyceae 66.7519 59.1760 3950.1135 90.0324
3 Conjugatophyceae 1.1509 2.2472 2.5863 0.0589
4 Coscinodiscophyceae 4.4757 4.4944 20.1155 0.4585
5 Cyanophyceae 2.4297 2.9963 7.2799 0.1659
6 Klebsormidophyceae 2.6854 4.1199 11.0635 0.2522

30

Anda mungkin juga menyukai