SKRIPSI
MIRNA DEWI
i
KEBIASAAN MAKANAN IKAN SAPU-SAPU
(Pterygoplichthys multiradiatus Hancock, 1828) DI PERAIRAN
DANAU SIDENRENG, KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG,
SULAWESI SELATAN
MIRNA DEWI
L21115003
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Ilmu
Kelautan dan Perikanan
ii
iii
PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI
Mirna Dewi
L21115003
iv
PERNYATAAN AUTHORSHIP
Mengetahui Penulis
v
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebiasaan makanan ikan sapu-sapu yang
meliputi jumlah dan jenis makanan berdasarkan waktu pengamatan, jenis kelamin, dan
ukuran panjang total tubuh. Kegunaan penelitian ini diharapkan dapat memastikan
informasi tentang golongan ikan (herbivora, karnivora, atau omnivora) berdasarkan
jumlah dan jenis makanan dan mengetahui makanan utama, makanan pelengkap dan
makanan tambahan, yang dapat digunakan dalam pengelolaan ikan tersebut.
Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan yaitu dari bulan Maret hingga April 2019
di D. Sidenreng, Kab. Sidenreng Rappang. Analisis terhadap ikan contoh dilakukan di
Laboratorium Biologi Perikanan, Departemen Perikanan, Fakultas Ilmu Kelautan dan
Perikanan Universitas Hasanuddin, Makassar. Pengambilan ikan sampel dilakukan
sebanyak 4 kali selama 2 bulan dengan selang waktu 2 minggu, perhitungan IBT
dilakukan untuk mengetahui komposisi jenis makanan yang dimakan oleh ikan.
Panjang relatif usus ikan dapat diketahui dari perbandingan antara panjang usus ikan
dan panjang total tubuh ikan. Jumlah sampel ikan sapu-sapu sebanyak 204 ekor, yang
terdiri atas 102 ekor ikan jantan dan 102 ekor ikan betina. Berdasarkan jumlah dan
jenis makanan ikan sapu-sapu, baik berdasarkan waktu pengambilan sampel, jenis
kelamin, dan ukuran ikan, makanan utama adalah Chlorophyceae, makanan
pelengkap adalah Trebouxiophyceae, dan makanan tambahan Bacillariophyceae
,Conjugatophyceae, Coscinodiscophyceae, Cyanophyceae, dan Klebsormidophyceae.
Berdasarkan nilai panjang relatif usus ikan sapu-sapu dikategorikan ikan herbivora.
vi
ABSTRACT
This study aims to determine the food habits of suckermouth armored catfish, which
include the number and type of food based on the time of observation. Sex, and total
body size, the usefulness of this study is to ensure information about groups of fish
(herbivores, usvora, or omnivores) based on quantity and types of food and know the
main food, complementary foods and additional food, which can be used in the
management of these fish. This research was conducted for two months, namely from
March to April 2019 in L. Sidenreng, Kab. Sidenreng Rappang. Analysis of sample
fish was carried out at the Fisheries Biology Laboratory, Department of Fisheries,
Faculty of Marine and Fisheries Science, Hasanuddin University, Makassar. Sampling
was carried out 4 times for 2 months with an interval of 2 weeks, the IBT calculation
was carried out to determine the type of food consumed by fish. The relative length of
fish intestines can be seen from the comparison between the length of the fish intestine
and the total length of the body fish, the number of samples suckermouth armored
catfish as many as 204, consisting of 102 male fish and 102 female fish. Based on the
number and type of suckermouth armored catfish food, both based on sampling time,
sex, and size of fish, the main food is Chlorophyceae, food is Bacillariophyceae,
Conjugatophyceae, Coscinodiscophyceae, Cyanophyceae, and Klemsormidophyceae.
Based on the relative length of the intestine of suckermouth armored catfish Act
supplementary to Trebouxiophyceae, is and additional food is category as herbivorous
fish.
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan hasil penelitian dengan judul “Kebiasaan
Makanan Ikan Sapu-sapu (Pterygoplichthys multiradiatus Hancock, 1828) di Perairan
Danau Sidenreng, Kabupaten Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan”.
Hasil peneltian ini dapat diselesaikan oleh penulis berkat bantuan, dukungan
dan doa dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih dan
penghargaan setinggi – tingginya kepada :
1. Kedua orang tua penulis yang tercinta Bapak Hasanuddin Hammado dan
Ibu Masnawati atas segala doa dan dukungan yang tak henti – hentinya
baik secara moril dan materil.
2. Ibu Ir. Suwarni, M.si selaku dosen pembimbing utama yang telah
meluangkan waktu membimbing penulis dari awal hingga selesainya hasil
penelitian ini.
3. Bapak Prof. Dr. Ir. Sharifuddin Bin Andy Omar, M.Sc selaku dosen
pembimbing kedua yang telah meluangkan waktu membimbing penulis dari
awal hingga selesainya hasil penelitian ini.
4. Ibu Prof. Dr. Ir. Joeharnani Tiesnati, DEA, Bapak Dr. Ir. Budiman Yunus MP
serta Ibu Dr. Ir. Nadiarti, M.Sc selaku tim penguji atas arahan, saran,
kritikan dan masukan dalam penyempurnaan penelitian ini.
5. Seluruh staf dan pengajar Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan,
Departemen Perikanan khususnya para dosen Program Studi Manajemen
Sumber daya Perairan.
6. Kedua saudara penulis Taufik Hidayat dan Agustina Amelia Putri yang
selalu memberikan semangat dan dorongan selama penelitian.
7. Tak lupa penulis ucapkan banyak terima kasih, kepada KMP MSP KEMAPI
FIKP UNHAS, KEMAPI FIKP UNHAS, dan seluruh kawan-kawan MSP#15
yang tidak dapat sebutkan namanya satu persatu, atas dorongan dan
motifasi dalam penyusunan hasil penelitian sehingga dapat terlaksana
dengan baik, terkhusus Sri Ramayani M selaku teman seperjuangan dalam
penelitian.
Kesempurnaan segalanya milik Allah SWT, oleh karena itu penulis sadar dalam
hasil penelitian ini masih banyak kekurangan dan belum sempurna yang disebabkan
viii
oleh keterbatasan penulis, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca sangat diperlukan.
Akhir kata penulis berharap agar hasil penelitian ini bermanfaat serta memberi
nilai untuk kepentingan ilmu pengetahuan selanjutnya, dan segala amal baik serta jasa
dari pihak yang membantu penulis mendapat berkat dan karunia-Nya. Aamiin.
Mirna Dewi
ix
BIODATA PENULIS
10
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ......................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................. vii
I. PENDAHULUAN
IV. HASIL
V. PEMBAHASAN
11
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ......................................................................................... 20
B. Saran .................................................................................................. 20
12
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Jenis-jenis makanan yang didapatkan pada usus ikan sapu-sapu
(Pterygoplichthys multiradiatus Hancock, 1828) selama penelitian ..................... 9
2. Jenis makanan ikan sapu-sapu (Pterygoplichthys multiradiatus Hancock,
1828) berdasarkan waktu pengamatan ................................................................. 9
3. Jenis makanan ikan sapu-sapu (Pterygoplichthys multiradiatus Hancock,
1828) berdasarkan jenis kelamin .......................................................................... 10
4. Nilai Indeks Bagian Terbesar (%) ikan sapu-sapu (Pterygoplichthys
multiradiatus Hancock, 1828) selama penelitian .................................................. 10
5. Jenis makanan ikan sapu-sapu (Pterygoplichthys multiradiatus Hancock,
1828) betina berdasarkan panjang total tubuh (mm) ............................................ 11
6. Jenis makanan ikan sapu-sapu (Pterygoplichthys multiradiatus Hancock,
1828) jantan berdasarkan panjang total tubuh (mm) ............................................ 11
7. Indeks Bagian Terbesar (%) jenis makanan ikan sapu-sapu (Pterygoplichthys
multiradiatus Hancock, 1828) betina berdasarkan ukuran panjang total (mm) .... 12
8. Indeks Bagian Terbesar (%) jenis makanan ikan sapu-sapu (Pterygoplichthys
multiradiatus Hancock, 1828) jantan berdasarkan ukuran panjang total (mm) .... 12
9. Panjang relatif usus ikan sapu-sapu (Pterygoplichthys multiradiatus Hancock,
1828) berdasarkan waktu pengamatan ................................................................. 12
10. Panjang relatif usus ikan sapu-sapu (Pterygoplichthys multiradiatus Hancock,
1828) betina berdasarkan ukuran panjang total (mm) ......................................... 13
11. Panjang relatif usus ikan sapu-sapu (Pterygoplichthys multiradiatus Hancock,
1828) jantan berdasarkan ukuran panjang total (mm) ......................................... 13
v
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1. Ikan sapu-sapu (Pterygoplichthys multiradiatus Hancock, 1828) yang
tertangkap di Danau Sidenreng ..............................................................................
3
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1. Gambar dan klasifikasi jenis makanan ikan sapu-sapu (Pterygoplichthys
multiradiatus Hancock, 1828) ................................................................................. 24
2. Indeks Bagian Terbesar (IBT) jenis makanan Ikan sapu-sapu (Pterygoplichthys
multiradiatus Hancock, 1828) pada bulan Maret .................................................... 28
3. Indeks Bagian Terbesar (IBT) jenis makanan Ikan sapu-sapu (Pterygoplichthys
multiradiatus Hancock, 1828) pada bulan April ...................................................... 28
4. Indeks Bagian Terbesar (IBT) jenis makanan Ikan sapu-sapu betina
(Pterygoplichthys multiradiatus Hancock, 1828) pada bulan Maret....................... 28
10. Indeks Bagian Terbesar (IBT) jenis makanan Ikan sapu-sapu betina
(Pterygoplichthys multiradiatus Hancock, 1828) berukuran besar (29,6
– 35,1 cm) .............................................................................................. 30
11. Indeks Bagian Terbesar (IBT) jenis makanan Ikan sapu-sapu jantan
(Pterygoplichthys multiradiatus Hancock, 1828) berukuran kecil (17,7
– 24,7 cm) .............................................................................................. 30
12. Indeks Bagian Terbesar (IBT) jenis makanan Ikan sapu-sapu jantan
(Pterygoplichthys multiradiatus Hancock, 1828) berukuran sedang
(24,8 – 31,8 cm) ..................................................................................... 30
13. Indeks Bagian Terbesar (IBT) jenis makanan Ikan sapu-sapu jantan
(Pterygoplichthys multiradiatus Hancock, 1828) berukuran besar (31,9
– 38,9 cm) .............................................................................................. 30
vii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Ikan sapu-sapu di daerah lain sudah banyak dimanfaatkan, sedangkan
masyarakat Danau Sidenreng belum memanfaatkannya, oleh karena itu perlunya
pengelolaan, dalam pengelolaan diperlukan salah satu informasi tentang kebiasaan
makanan.
2
II. TINJAUAN PUSTAKA
Klasifikasi ikan sapu-sapu menurut Nelson (2006), Andy Omar (2012), dan
Pauly (1983), adalah sebagai berikut: Filum Chordata, Subfilum Craniata, Superkelas
Gnathostomata, Kelas Actinopterygii, Subkelas Neopterygii, Divisi Teleostei, Subdivisi
Ostarioclupeomorpha (Otocephala), Superordo Ostariophysi, Ordo Siluriformes,
Superfamili Loricarioidea, Famili Loricariidae, Subfamili Hypostominae, Genus
Pterygoplichthys, Spesies Pterygoplichthys multiradiatus (Hancock, 1828). Nama lain
dari ikan sapu-sapu di Sulawesi Selatan sendiri dikenal dengan nama ikan tokek.
Adapun ikan sapu-sapu yang terdapat di D. Sidenreng dapat dilihat pada Gambar 1.
Ciri-ciri morfologi ikan sapu-sapu adalah memiliki bentuk kepala picak, tidak
bersisik dan permukaan kasar. Mata di bagian dorsal sisi atas, memiliki sepasang
mata, dua pasang lubang hidung di depan mata. Mulut yang terletak di bagian bawah
(ventral) tidak ditutupi oleh kulit yang keras, bibir berbentuk cakram yang menjadi alat
penghisap (sucking apparatus) dan memiliki sepasang sungut di sudut mulut. Semua
siripnya di awali dengan jari-jari keras kecuali sirip ekor, badan berbentuk pipih
(flattened atau depressiform), rahang kecil dan terdapat gigi gigi parut, memiliki alat
pernafasan tambahan yaitu labirin. Tubuh ikan sapu-sapu memanjang, ditutupi dengan
sisik yang keras dan tajam kecuali bagian ventral tubuh yang mendatar. Di bagian
ventral juga memiliki pola yang berbentuk bulat atau bintik-bintik hitam (Tisasari et al.,
2015). Menurut Page dan Robins (2006), spesies ikan sapu-sapu memiliki ciri-ciri
3
spesifik pada bagian ventral tubuh berupa bintik-bintik hitam atau totol yang tidak
saling berhubungan.
Ikan sapu-sapu secara morfologi memiliki tubuh yang ditutupi dengan sisik
keras yang fleksibel. Bentuk kepala ikan Ordo Siluriformes adalah picak atau
depressed. Bagian abdomen memiliki pola titik-titik putih besar dengan beberapa pola
menyatu yang dilengkapi dengan mulut penghisap pada bagian bawah. Linea lateralis
jelas terlihat memanjang dari bagian belakang kepala hingga akhir batang ekor
(caudal peduncle).
Ikan sapu-sapu atau ikan bandaraya adalah sekelompok ikan air tawar yang
berasal dari Amerika tropis yang termasuk dalam famili Loricariidae, namun tidak
semua anggota Loricariidae adalah sapu-sapu. Ikan asli Sungai Amazon ini
merupakan jenis ikan yang tahan terhadap kondisi lingkungan tercemar dengan
kemampuan adaptasi yang cepat dan dapat bertahan hidup dengan tingkat toleransi
yang tinggi terhadap kondisi lingkungan yang kurang mendukung, seperti kualitas air
yang rendah dan perairan yang tercemar (Tisasari et al., 2015). Ikan sapu-sapu
mempunyai area persebaran luas, salah satunya adalah Sungai Ciliwung, Jawa Barat.
Ikan sapu-sapu diketahui telah mendominasi komunitas ikan di S. Ciliwung, khususnya
segmen tengah dan hilir (Aksari et al., 2015). Habitat asli ikan sapu-sapu adalah
sungai dengan aliran deras dan jernih, tetapi juga dapat hidup di perairan tergenang
seperti rawa dan danau.
Spesies ikan sapu-sapu mulai mendominasi di Sungai Sail, Sungai Siak dan
juga telah ditemukan di Sungai Tenayan (Tisasari et al., 2015). Masuknya jenis ikan
sapu-sapu (P. pardalis) di sungai akan mengganggu komunitas ikan yang ada di
perairan. Hal ini menyebabkan sebagian populasi ikan jumlahnya mulai berkurang
disebabkan adanya persaingan dalam mencari makanan karena ikan sapu-sapu
mempunyai kemampuan menyesuaikan diri terhadap ketersediaan makanan dengan
baik di perairan.
4
karena adanya energi yang berasal dari makanan. Kekurangan makan merupakan
faktor pembatas bagi perkembangan populasi ikan, sehingga Beckman (1962)
menyatakan bahwa makanan merupakan faktor pengontrol penting dalam
menghasilkan sejumlah ikan di suatu perairan dan kekurangan makanan merupakan
faktor pembatas terhadap populasi ikan di perairan umum.
Makanan ikan dapat mengalami perubahan ketika ikan bertumbuh. Perubahan
ontogenetik tersebut disebabkan oleh perubahan morfologi dan kematangan gonad,
terutama sekali akibat peningkatan ukuran bukaan mulut dan kemampuan alat
pencernaan dalam mencerna makanan (Asriyana et al., 2010).
Ikan sapu-sapu merupakan hewan pemakan alga atau sisa-sisa pakan, cara
makannya cenderung menetap di dasar perairan sehingga selama ini sebagian besar
masyarakat memanfaatkan ikan tersebut hanya sebagai pembersih akuarium. Ikan ini
belum banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar sebagai sumber pangan (Pinem
et al., 2015).
Berdasarkan penelitian Tisasari et al., 2015 mengenai analisis kandungan perut
ikan sapu-sapu, bertempat di sungai air hitam Kecamatan Payung Sekaki Kota
Pekanbaru Provinsi Riau, ikan sapu-sapu tergolong ikan herbivora karena dilihat dari
bentuk usus yang panjangnya mencapai enam kali lipat dari panjang tubuh ikan sapu-
sapu. Makanan ikan sapu-sapu yang ditemukan di saluran pencernaan dikelompokkan
menjadi Bacillariophyceae, Chlorophyceae, Cyanophyceae, Euglenophyceae,
Xanthophyceae, dan sisa Crustacea. Adanya jenis makanan ikan yang dimakan dan
berdasarkan panjang tubuh dan panjang saluran pencernaan menunjukkan bahwa ikan
sapu-sapu adalah ikan herbivora.
5
III. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan yaitu dari bulan Maret
hingga April 2019 di D. Sidenreng, Kab. Sidenreng Rappang. Analisis terhadap
ikan contoh dilakukan di Laboratorium Biologi Perikanan, Departemen
Perikanan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin,
Makassar.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain coolbox untuk menyimpan
ikan contoh, alat tulis untuk menulis data penelitian, papan preparat untuk meletakkan
ikan contoh, kertas label untuk memberi penanda terhadap ikan, pisau bedah untuk
membedah ikan. Mistar ukur berketelitian 1 mm digunakan untuk mengukur panjang
ikan dan usus ikan contoh. Timbangan digital 0,01 g untuk menimbang bobot tubuh
ikan. Botol sampel digunakan sebagai wadah untuk meletakkan usus ikan, cawan petri
sebagai wadah untuk meletakkan usus ikan, pipet tetes untuk mengambil cairan usus
ikan yang telah dibedah, SRC-cell (Sedgwick Rafter Counting Cell) digunakan untuk
mengukur volume makanan ikan, mikroskop digunakan untuk melihat jenis makanan
yang terdapat pada usus ikan, dan cover glass digunakan untuk menutup Sedgwick-
Rafter pada mikroskop. Untuk mengidentifikasi jenis plankton digunakan buku
identifikasi plankton (Belcher dan Swale, 1981). Selain itu, juga digunakan kamera
sebagai alat dokumentasi selama penelitian.
Bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah ikan sapu-sapu
sebagai ikan contoh, larutan formalin 4% yang digunakan untuk pengawetan jenis
makanan pada usus ikan, akuades digunakan untuk mengencerkan usus ikan, dan es
curah untuk menjaga kesegaran mutu ikan contoh.
6
ditambahkan es curah agar tetap segar. Lalu sampel ikan dibawa ke
laboratorium untuk dianalisis kebiasaan makanannya.
E. Analisi Data
7
Keterangan: IBT = Indeks of preponderance atau Indeks Bagian Terbesar (%), Vi =
Persentase volume satu jenis makanan (%), Oi = Persentase frekuensi kejadian satu
jenis makanan (%), ∑Vi x Oi = Jumlah Vi X Oi dari semua jenis makanan.
Effendie (2002) menyatakan bahwa berdasarkan nilai Indeks Bagian Terbesar
(IBT) makanan ikan dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu makanan utama (nilai IBT
> 25%), makanan pelengkap (nilai IBT > 4 – 25%) dan makanan tambahan (nilai IBT <
4 %).
Pengelompokan ikan berdasarkan kelas ukuran panjang tubuh bertujuan untuk
mengetahui apakah terdapat perbedaan IBT makanan ikan sapu-sapu berdasarkan
panjang total tubuh yang telah dibedakan menjadi 3 kelompok yaitu betina kecil (182 –
238 mm), sedang (239 – 295 mm), dan besar (296 – 351 mm), dan jantan kecil (177 –
247 mm), sedang (248 – 318 mm) dan besar (319 – 389 mm).
Keterangan: RLG = Relative length of gut (Panjang relatif usus), GL = Gut length
(Panjang usus ikan), TL = Total lenght (Panjang total tubuh ikan)
Apabila RLG memiliki nilai 1 maka ikan tersebut tergolong ikan karnivora, jika
nilai berada di antara 1 dan 3 maka tergolong ikan omnivora, sedangkan jika nilai di
atas 3 maka tergolong ikan herbivora.
8
IV. HASIL
A. Jenis Makanan
Jumlah sampel ikan sapu-sapu sebanyak 204 ekor, yang terdiri atas 102 ekor
ikan jantan dan 102 ekor ikan betina. Jenis makanan ikan sapu-sapu dapat dilihat pada
Tabel 1, sedangkan klasifikasi jenis makanan dapat dilihat pada Lampiran 1.
Tabel 1. Jenis-jenis makanan yang didapatkan pada usus ikan sapu-sapu
(Pterygoplichthys multiradiatus Hancock, 1828) selama penelitian
9
2. Kebiasaan makanan berdasarkan jenis kelamin
Jenis makanan yang dimakan ikan sapu-sapu jantan dan betina dapat
dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Jenis makanan ikan sapu-sapu (Pterygoplichthys multiradiatus Hancock,
1828) berdasarkan jenis kelamin
Jenis kelamin
Kelompok makanan Jenis makanan
Betina Jantan
Bacillariophyceae Nitzchia sigmoidea √ √
Nitzschia vermicularis √ -
Chlorophyceae Ankistrodesmus falcatus √ √
Ankistrodesmus angustus √ √
Ankistrodesmus fusiformis √ √
Ankistrodesmus acicular √ -
Indeks bagian terbesar (%) ikan sapu-sapu betina dan jantan dapat dilihat
berdasarkan waktu pengambilan sampel seperti tercantum pada Tabel 4.
10
3. Kebiasaan makanan berdasarkan ukuran panjang total tubuh
Hasil analisis usus ikan sapu-sapu berdasarkan ukuran panjang tubuh (kecil,
sedang dan besar) dapat dilihat pada Tabel 5 (betina) dan Tabel 6 (jantan).
11
Indeks bagian terbesar (%) ikan sapu-sapu berdasarkan ukuran panjang total
tubuh (kecil, sedang, dan besar) dapat dilihat pada Tabel 7 (betina) dan Tabel 8
(jantan).
Tabel 7. Indeks Bagian Terbesar (%) jenis makanan ikan sapu-sapu (Pterygoplichthys
multiradiatus Hancock, 1828) betina berdasarkan ukuran panjang total (mm)
Kecil Sedang Besar
Kelompok makanan
(182 – 238) (239 – 295) (296 – 351)
Bacillariophyceae 0.0396 0.3835 -
Chlorophyceae 87.7296 84.8546 80.8622
Conjugatophyceae 0.1026 0.0685 0.4652
Coscinodiscophyceae 0.0029 - -
Cyanophyceae 0.8619 3.0957 0.4652
Klebsormidophyceae 0.1466 0.1986 0.2492
Trebouxiophyceae 11.1168 11.3945 17.9251
Tabel 8. Indeks Bagian Terbesar (%) jenis makanan ikan sapu-sapu (Pterygoplichthys
multiradiatus Hancock, 1828) jantan berdasarkan ukuran panjang total (mm)
Kecil Sedang Besar
Kelompok makanan
(177 – 247) (248 – 318) (319 – 389)
Bacillariophyceae 0.5394 0.9247 0.6866
Chlorophyceae 78.0721 84.9954 90.0324
Conjugatophyceae - 0.0264 0.0589
Coscinodiscophyceae 0.4553 0.7005 0.4585
Cyanophyceae 0.0911 0.0453 0.1659
Klebsormidophyceae 0.0012 0.0742 0.2522
Trebouxiophyceae 20.8409 13.2336 8.3454
Perbandingan antara panjang usus dan panjang total tubuh ikan sapu-sapu
(panjang relatif usus) berdasarkan waktu pengamatan dapat dilihat pada Tabel 9,
sedangkan berdasarkan ukuran panjang total tubuh pada Tabel 10 (betina) dan Tabel
11 (jantan).
Maret 102 3,0324 - 14,3958 3,0389 - 15,7686 8,2363 ± 2,4984 9,0986 ± 2,8333
April 102 3,6102 - 13,9698 3,0829 - 11,0420 8,4309 ± 2,1906 6,9321 ± 2,2253
12
Tabel 10. Panjang relatif usus ikan sapu-sapu (Pterygoplichthys multiradiatus Hancock,
1828) betina berdasarkan ukuran panjang total (mm)
Tabel 11. Panjang relatif usus ikan sapu-sapu (Pterygoplichthys multiradiatus Hancock,
1828) jantan berdasarkan ukuran panjang total (mm)
13
V. PEMBAHASAN
A. Jenis Makanan
Hasil analisis usus ikan sapu-sapu pada bulan Maret 2019 berbeda
dengan bulan April 2019. Ada jenis makanan yang ditemukan pada bulan Maret tetapi
tidak ditemukan pada bulan April. Jenis O. limnetica tidak ditemukan di bulan Maret
namun ditemukan di bulan April. Sebaliknya, N. vermicularis, dan A. acicular
ditemukan di bulan Maret tetapi tidak ditemukan di bulan April 2019 diduga karena
komposisi dan jenis makanan yang dikonsumsi oleh ikan bervariasi setiap bulannya.
Hal inilah yang menyebabkan terdapat perubahan jenis makanan pada waktu
pengambilan sampel ikan sapu-sapu di D. Sidenreng. Menurut Effendie (2002) banyak
spesies ikan yang dapat menyesuaikan diri dengan persediaan makanan dalam
perairan berkaitan dengan musim.
14
Makanan utama ikan sapu-sapu pada bulan Maret 2019 adalah Chlorophyceae
dengan nilai IBT 86,2423%. Selanjutnya, makanan pelengkap adalah
Trebouxiophyceae dengan nilai IBT 12,1957%, dan makanan tambahan adalah
Bacillariophyceae, Conjugatophyceae, Cyanophyceae, dan Klebsormidophyceae,
dengan nilai IBT masing-masing yaitu 0,2275%, 0,1407%, 0,8429% dan 0,3508%
(Lampiran 2). Pada bulan April 2019, makanan utama ikan sapu-sapu adalah
Chlorophyceae dengan nilai IBT 86,2199%. Makanan pelengkap adalah
Trebouxiophyceae dengan nilai IBT 12,7610% dan makanan tambahan terdiri atas
Bacillariophyceae, Conjugatophyceae, Coscinodiscophyceae, Cyanophyceae, dan
Klebsormidophyceae, dengan nilai IBT masing-masing yaitu 0,6771%, 0,0222%,
0,1345%, 0,0916%, dan 0,0937% (Lampiran 3).
16
ikan berukuran kecil dan besar. Secara keseluruhan, jumlah ikan berukuran kecil yang
terindentifikasi berjumlah 35 ekor, ikan yang berukuran sedang berjumlah 52 ekor, dan
ikan yang berukuran besar berjumlah 15 ekor, akan tetapi jenis makanan yang
ditemukan tidak jauh berbeda.
Ada 2 jenis makanan yang tidak ditemukan pada ikan berukuran kecil yaitu N.
vermicularis dan A. acicular, 1 jenis makanan yang tidak ditemukan pada ikan
berukuran sedang yaitu M. granulata, dan 4 jenis makanan yang tidak ditemukan pada
ikan berukuran besar yaitu N. sigmoidea, N. vermicularis, A. fusiformis, dan M.
granulata (Tabel 5).
Hasil analisis menunjukkan bahwa ikan sapu-sapu jantan berukuran sedang
(248 – 318 mm) dan besar (319 – 389 mm) memakan semua jenis makanan yang
ditemukan dan terdapat 1 jenis makanan yang tidak ditemukan pada ikan berukuran
kecil (177 – 247 mm). Makanan yang ditemukan pada ikan berukuran kecil sebanyak
10 jenis makanan, sementara ikan berukuran sedang dan besar terdapat 11 jenis
makanan. Jenis makanan yang tidak ditemukan pada ikan berukuran kecil tetapi
ditemukan pada ikan berukuran sedang dan besar adalah C. moniliferum (Tabel 6).
Berdasarkan Lampiran 8, 9, dan 10, dapat dilihat bahwa jenis makanan utama
yang ditemukan pada ikan sapu-sapu betina berukuran kecil, sedang, dan besar, yaitu
dari kelompok makanan Chlorophyceae dengan nilai IBT masing-masing yaitu
87.7296%, 84.8546%, dan 80,8622%. Selanjutnya jenis makanan pelengkap yang
ditemukan berasal dari kelompok makanan Trebouxiophyceae dengan nilai IBT
masing-masing yaitu 11,1168%, 11,3945%, dan 17,9251%. Jenis makanan tambahan
yang ditemukan pada ikan berukuran kecil yaitu dari kelompok makanan
Bacillariophyceae, Conjugatophyceae, Coscinodiscophyceae, Cyanophyceae, dan
Klebsormidophyceae dengan nilai IBT masing-masing 0,0396%, 0,1026%, 0,0029%,
0,8619%, dan 0,1466%. Selanjutnya jenis makanan yang ditemukan pada ikan
berukuran sedang yaitu dari kelompok makanan Bacillariophyceae, Conjugatophyceae,
Cyanophyceae, dan Klebsormidophyceae, dengan nilai IBT masing-masing 0,3835%,
0,0685%, 3,0957%, dan 0,1986% ,kemudian jenis makanan yang ditemukan pada ikan
berukuran besar yaitu dari kelompok makanan, Conjugatophyceae, Cyanophyceae,
dan Klebsormidophyceae, dengan nilai IBT masing-masing 0,4652%, 0,4652%, dan
0,2492%.
Adapun jenis makanan utama yang ditemukan pada ikan sapu-sapu jantan
berukuran kecil, sedang, dan besar yaitu dari kelompok makanan Chlorophyceae
dengan nilai IBT masing-masing yaitu 78,0721%, 84,9954%, dan 90,0324% (Lampiran
11, 12, dan 13). Selanjutnya jenis makanan pelengkap yang ditemukan yaitu dari
kelompok makanan Trebouxiophyceae dengan nilai IBT masing-masing yaitu
17
20,8409%, 13,2336%, dan 8,3454%. Jenis makanan tambahan yang ditemukan pada
ikan berukuran kecil yaitu dari kelompok makanan Bacillariophyceae,
Coscinodiscophyceae, Cyanophyceae, dan Klebsormidophyceae dengan niali IBT
masing-masing 0,5394%, 0,4553%, 0,0911%, dan 0,0012%. Selanjutnya jenis
makanan tambahan pada ikan berukuran sedang yaitu dari kelompok makanan
Bacillariophyceae, Conjugatophyceae, Coscinodiscophyceae, Cyanophyceae, dan
Klebsormidophyceae dengan nilai IBT masing-masing 0,9247%, 0,0264%, 0,7005%,
0,0453%, dan 0,0742%. Makanan tambahan pada ikan berukuran besar yaitu dari
kelompok makanan Bacillariophyceae, Conjugatophyceae, Coscinodiscophyceae,
Cyanophyceae, dan Klebsormidophyceae dengan nilai IBT masing-masing 0,6866%,
0,0589%, 0,4585%, 0,1659%, dan 0,2522%.
Kelompok makanan tidak mengalami perubahan dalam komposisinya, namun
volumenya berfluktuasi. Hal ini mengindikasikan bahwa ikan sapu-sapu mengalami
perubahan makanan seiring dengan bertambahnya ukuran tubuh. Hal tersebut sama
dengan penelitian Asriyana et al. (2014) yang menunjukkan adanya perbedaan menu
makanan sejalan dengan bertambahnya ukuran tubuh. Dapat dilihat pada bahwa
terdapat perbedaan makanan ikan sapu-sapu berdasarkan ukuran panjang total tubuh.
Ikan ukuran kecil dan besar tidak selalu menyukai jenis makanan yang sama. Menurut
Welcomme (2001), jenis makanan yang dimakan oleh ikan tergantung pada
ketersediaan jenis makanan di alam. Perubahan dalam kelompok makanan ikan sapu-
sapu dari bulan Maret 2019 dan April 2019 tidak terlihat. Pada setiap bulan secara
berurutan, makanannya hanya didominasi oleh kelompok makanan Chlorophyceae.
18
berkisar antara 3,0892 - 15,7686 dengan rerata 7,7970 ± 2,7286, dan ikan berukuran
besar 32 ekor berkisar antara 3,4152 - 12,1563 dengan rerata 7,2596 ± 2,2576.
Berdasarkan nilai panjang relatif usus ikan sapu-sapu berdasarkan waktu pengamatan,
jenis kelamin maupun ukuran ikan berkisar antara 3,0234 – 15,7686, oleh karena itu
dapat dinyatakan bahwa ikan sapu-sapu merupakan ikan herbivora. Hal ini sesuai
yang dinyatakan oleh Zuliani et al., (2016) jika nilai diatas 3 maka tergolong ikan
herbivora.
19
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
20
DAFTAR PUSTAKA
Aksari, Y.D., D. Perwitasari, dan N.A. Butet. 2015. Kandungan logam berat (Cd, Hg
dan Pb) pada ikan sapu-sapu, Pterygoplichthys pardalis (Castelnau, 1855) di
Sungai Ciliwung. Jurnal Iktiologi Indonesia 15 (3): 257 – 266.
Andy Omar, S. Bin. 2012. Dunia Ikan. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.
Asriyana., M.F. Rahardjo., E.S. Kartamihardja., dan D.F. Lumban Batu. 2010. Makanan
ikan japuh, Dussumieria Acuta Valenciennes, 1847 (Famili: Clupeidae) di
perairan Teluk Kendari. Jurnal Ikhtiologi Indonesia 10 (1): 93 – 99.
Asriyana; Sulistiono & Rahardjo, M.F. 2004. Kebiasaan makanan ikan tembang,
Sardinella fimbriata Val. (Fam. Clupeidae) di perairan Teluk Kendari, Sulawesi
Tenggara. Jurnal Iktiologi Indonesia 4 (1): 43-50.
Beckman, W.C. 1962. The frehwater fishes of Syria and their general biology and
management. FAO Fish. Biol. Tech. Pap.
Hill, A.M. and D.M. Lodge. 1999. Replacement of resident crayfishes by an exotic
crayfish: the roles of competition and predation. Ecol. App. 9(2) 678-690.
Natarajan, A.V. and A.G. Jhingran. 1961. Index of preponderance a method of grading
the food elements in the stomach of fishes. Indian J. Fish 8 (1): 54-59.
Nelson, J.S. 2006. Fishes of the World. Fourth edition. John Wily & Sons, Inc.
Hoboken, New Jersey.
Nico, L.G., P.L. Butt, G.R. Johnston, H.L. Jelks, M. Kail, and S.J. Walsh. 2012.
Discovery of South American suckermouth amored catfish (Loricariidae,
Pterygoplichthys spp.) in the Santa Fe River drainage, Suwannee River Basin,
USA. Bioinv Rec. 1(3): 179 - 200.
Nikolsky, G.V., 1963. The Ecology of Fishes. Academic Press, London and New York,
352 p.
21
Page, L.M. and R.H. Robins. 2006. Identification of sailfin catfishes (Teleostei:
Loricariidae) in Southeastern Asia. The Raffles Bulletin of Zoology 54(2): 455 -
457.
Pauly, D. 1983. A Selection of Sample Method for Assessment Tropical Fish Stock.
Fao Fish Tech. New York.
Stansby, M,E, dan Olcott. 1963. Compotition of Fish. ME. Stansby dan J.A Dssow.
Wditor. Industird Fisheries Technology. New York: Reinhold Publ.Co
Sudjana, M. A. (1986). Metode Statistika. Edisi ke IV. Tarsito. Bandung 502 hal.
Nikolsky, G. V. 1963. The Ecology of Fishes. Academic Press. New York. 325
h.
Tisasari, M., D. Efizon, dan C.P Pulungan. 2015. Stomach Content Analysis of
Pterygoplichthys pardalis from The Air Hitam River, Payung Sekaki District,
Riau Province. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Riau.
Welcomme, R.L. 2001. Inland Fisheries, Ecology and Managenent. Lowa USA.
Blackwell Science Company.
Zuliani, Z., Z.A. Muchlisin, dan N. Nurfadillah. 2016. Kebiasaan makanan dan
hubungan panjang berat ikan julung-julung (Dermogenys sp) di Sungai Alur
Hitam Kecamatan Bendahara Kabupaten Aceh Tamiang. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah.1 (1): 12-24.
22
LAMPIRAN
23
Lampiran 1. Gambar dan klasifikasi jenis makanan ikan sapu-sapu (Pterygoplichthys
multiradiatus Hancock, 1828)
24
Melosira granulate Oscillatoria limnetica
25
Empire : Eukaryota Empire : Eukaryota
Kingdom : Plantae Kingdom : Plantae
Subkingdom : Viridiplantae Subkingdom : Viridiplantae
Infrakingdom : Chlorophyta Infrakingdom : Chlorophyta
Phylum : Chlorophyta Phylum : Chlorophyta
Subphylum : Chlorophytina Subphylum : Chlorophytina
Class : Chlorophyceae Class : Trebouxiophyceae
Order : Sphaeropleales Order : Chlorellales
Family : Selenastraceae Family : Chlorellaceae
Genus : Ankistrodesmus Genus : Gloeotila
Species : A. acicular, A. angutus Species : Gloeotila pelagica
A. falcatus,
A. fusifomis Empire : Eukaryota
Kingdom : Plantae
Genus : Oscillatoria
Species : O. limosa, Empire : Eukaryota
Order : Prasiolales
Family : Koliellaceae
Genus : Koliella
Species : Koliella longiseta
26
Empire : Eukaryota
Kingdom : Chromista
Phylum : Bacillariophyta
Subphylum : Bacillariophytina
Class :Bacillariophycea
Subclass : Bacillariophycidae
Order : Bacillariales
Family : Bacillariaceae
Genus : Nitzschia
Species : N. sigmoidea,
N. vermicularis
Empire : Eukaryota
Kingdom : Chromista
Phylum : Bacillariophyta
Subphylum : Coscinodiscophytina
Class : Coscinodiscophyceae
Subclass : Melosirophycidae
Order : Melosirales
Family : Melosiraceae
Genus : Melosira
Species : Melosira granulata
27
Lampiran 2. Indeks Bagian Terbesar (%) jenis makanan ikan sapu-sapu
(Pterygoplichthys multiradiatus Hancock, 1828) pada bulan Maret 2019
28
Lampiran 6. Indeks Bagian Terbesar (IBT) jenis makanan ikan sapu-sapu
(Pterygoplichthys multiradiatus Hancock, 1828) betina pada bulan April
2019
No Kelas Vi Oi Vi*Oi IBT
1 Bacillariophyceae 4.3729 6.2176 27.1892 0.6337
2 Chlorophyceae 60.2310 59.3264 3573.2913 83.2794
3 Conjugatophyceae 0.2475 0.5181 0.1283 0.0030
4 Coscinodiscophyceae 4.9505 5.1813 25.6502 0.5978
5 Cyanophyceae 2.5578 2.8497 7.2889 0.1699
6 Klebsormidophyceae 0.9901 1.2953 1.2825 0.0299
7 Trebouxiophyceae 26.6502 24.6114 655.8978 15.2864
29
Lampiran 10. Indeks Bagian Terbesar (IBT) jenis makanan ikan sapu-sapu
(Pterygoplichthys multiradiatus Hancock, 1828) betina berukuran besar
(296 – 351 mm)
Lampiran 11. Indeks Bagian Terbesar (IBT) jenis makanan ikan sapu-sapu
(Pterygoplichthys multiradiatus Hancock, 1828) jantan berukuran kecil
(177 – 247 mm).
Lampiran 12. Indeks Bagian Terbesar (IBT) jenis makanan ikan sapu-sapu
(Pterygoplichthys multiradiatus Hancock, 1828) jantan berukuran sedang
(248 – 318 mm).
No Kelas Vi Oi Vi*Oi IBT
1 Bacillariophyceae 5.4198 7.2607 39.3514 0.9247
2 Chlorophyceae 62.2742 58.0858 3617.2459 84.9954
3 Conjugatophyceae 0.8502 1.3201 1.1223 0.0264
4 Coscinodiscophyceae 5.3135 5.6106 29.8117 0.7005
5 Cyanophyceae 1.1690 1.6502 1.9290 0.0453
6 Klebsormidophyceae 1.9129 1.6502 3.1565 0.0742
7 Trebouxiophyceae 23.0606 24.4224 563.1955 13.2336
Lampiran 13. Indeks Bagian Terbesar (IBT) jenis makanan ikan sapu-sapu
(Pterygoplichthys multiradiatus Hancock, 1828) jantan berukuran besar
(319 – 389 mm).
No Kelas Vi Oi Vi*Oi IBT
1 Bacillariophyceae 4.7315 6.3670 30.1254 0.6866
2 Chlorophyceae 66.7519 59.1760 3950.1135 90.0324
3 Conjugatophyceae 1.1509 2.2472 2.5863 0.0589
4 Coscinodiscophyceae 4.4757 4.4944 20.1155 0.4585
5 Cyanophyceae 2.4297 2.9963 7.2799 0.1659
6 Klebsormidophyceae 2.6854 4.1199 11.0635 0.2522
30