KONSERVASINYA
Oleh:
SADAR RIZKI PERDANA PUTRA
Oleh:
SADAR RIZKI PERDANA PUTRA
NRP 54185112447
Karya Ilmiah Praktik Akhir Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Terapan Perikanan
Menyetujui
Dosen Pembimbing,
Mengetahui,
Dr. M. Hery Riyadi Alauddin, S.Pi., M.Si Dr. Meuthia A. Jabbar, A.Pi., M.Si
Direktur Ketua Program Studi
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa Karya Ilmiah Praktik Akhir “Habitat
Peneluran Penyu (Cheloniidae) Dan Upaya Konservasinya” adalah karya saya
sendiri dengan arahan dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa
pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau
dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
Karya Ilmiah Praktik Akhir ini.
Apabila di kemudian hari pernyataan yang saya buat tidak sesuai, maka saya
bersedia dicabut gelar kesarjanaannya oleh Politeknik Ahli Usaha Perikanan.
Materai 10.000
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau
menyebutkan sumber. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah dan pengutipan, tersebut tidak merugikan kepentingan
yang wajar Politeknik Ahli Usaha Perikanan.
i
KATA PENGANTAR
Penulis memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya
Ilmiah Praktik Akhir (KIPA) yang berjudul “Habitat Peneluran Penyu
(Cheloniidae) Dan Upaya Konservasinya”. Karya Ilmiah Praktik Akhir ini disusun
sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Terapan Perikanan
(S.Tr.Pi.) pada Program Studi Teknologi Pegelolaan Sumberdaya Perairan,
Politeknik Ahli Usaha Perikanan.
Laporan Karya Ilmiah Praktik Akhir ini terdiri dari 4 (empat) bab yaitu:
Pendahuluan, Metode Praktik / Metode Perancangan / Metodologi, Hasil dan
Pembahasan / Analisis Desain / Analisis Rancang Bangun, serta Simpulan dan
Saran. Bimbingan, koreksi, dan saran dari dosen pembimbing ( Dr. Ir. I Nyoman
Suyasa MS dan Dra. Ratna Suharti, M.Si ) dalam mewujudkan sebuah karya ilmiah
ini diharapkan bisa menambah ilmu pengetahuan bagi penulis, khususnya dalam
menyusun karya ilmiah.
Upaya maksimal telah penulis lakukan untuk merampung karya ini, namun
penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh sebab itu, kritik
dan saran yang bersifat membangun sangat dibutuhkan penulis untuk
menyempurnakan karya ilmiah ini.
iii
iv
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa,
karena berkat rahmat dan karunia-Nya penyusunan Laporan Karya Ilmiah Praktik
Akhir ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Selama proses penyusunan
Karya Ilmiah Praktik Akhir (KIPA) ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan
berbagai pihak. Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima
kasih kepada Bapak Dr. Ir. I Nyoman Suyasa MS dan Ibu Dra. Ratna Suharti, M.Si.
Selaku Dosen Pembimbing I dan II, yang telah memberikan bimbingan, dorongan,
dan semangat dalam penyusunan Karya Ilmiah Praktik Akhir ini. Ucapan terima
kasih penulis sampaikan pula kepada:
1. Dr. M. Hery Riyadi Alauddin, S.Pi., M.Si., selaku Direktur Politeknik AUP;
2. Dr. Heri Triyono, A.Pi., M.Kom., selaku Wakil Direktur I Politeknik AUP;
3. Yenni Nuraini, S.Pi., M.Sc., selaku Wakil Direktur II Politeknik AUP;
4. Dr. Ita Junita Puspadewi, A.Pi., M.Pd., selaku Wakil Direktur III Politeknik AUP;
5. Dr. Meuthia A. Jabbar, A.Pi., M.Si selaku Ketua Program Studi Teknologi
Pengelolaan Sumberdaya Perairan, Politeknik AUP;
6. Keluarga besar Ali Madalias dan Ikhwanudin dan kakak-kakakku, adik-adikku
tersayang yang tidak bisa diucapkan satu persatu yang telah memberi
masukan dan motivasi selama 4 tahun masa pendidikan, Politeknik AUP;
7. KORAL AUP-STP Kabupaten Merauke;
8. Balai Taman Nasional Meru Betiri Kabupaten Banyuwag, Resort Sukamade
dan Kelompok KUB di Pantai Cemara Kabupaten Banyuwag atas bantuan
materi dan tenaga selama praktik di lapangan;
9. Sahabat, teman-teman, dan saudara seperjuangan selama masa pendidikan
di Politeknik AUP yaitu Angkatan 54 (Khususnya TPS 54, Corps Intim, Mentor
Hiu);
10. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Karya Ilmiah Praktik
Akhir (KIPA).
iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
UCAPAN TERIMA KASIH .................................................................................. iv
DAFTAR ISI ........................................................................................................v
DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... ix
1 PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Tujuan .................................................................................................... 2
1.3 Batasan Masalah ................................................................................... 2
1.4 Manfaat ..................................................................................................... 3
2 METODE PRAKTIK ...................................................................................... 4
2.1 Waktu dan Tempat ................................................................................. 4
2.2 Alat dan Bahan ......................................................................................... 5
2.3 Metode Pengambilan Data ..................................................................... 6
2.4 Teknik Pengambilan Data ...................................................................... 6
2.4.1 Data Primer........................................................................................ 6
2.4.2 Data Sekunder ................................................................................... 8
2.5 Metode Analisis Data ................................................................................ 8
2.5.1 Kemiringan Pantai.............................................................................. 8
2.5.2 Hatcing Rate (HR).............................................................................. 8
2.5.3 Survival Rate (SR) ............................................................................. 9
3 HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................................ 10
3.1 Kondisi Umum Lokasi Praktik.................................................................. 10
3.1.1 Pantai Sukamade Taman Nasional Meru Betiri ............................... 10
3.1.2 Pantai Cemara Kabupaten Banyuwangi........................................... 10
3.2 Penyu ..................................................................................................... 10
3.3 Identifikasi Populasi Berdasarkan Jenis .................................................. 14
3.4 Karakteristik Habitat Peneluran Penyu .................................................... 15
3.4.1 Karakteristik Kemiringan Pantai di Pantai Sukamade,Pantai Cemara16
3.4.2 Karakteristik Tekstur Pasir Pantai Sukamade dan Pantai Cemara ... 18
3.4.3 Vegetasi Pantai................................................................................ 19
3.5 Karakteristik Sarang ................................................................................ 20
3.5.1 Suhu Sarang .................................................................................... 20
3.5.2 Kelembaban Sarang ........................................................................ 22
3.5.3 Kedalaman dan Diameter Sarang .................................................... 24
3.6 Upaya Konservasi Penyu ........................................................................ 26
3.7 Hatching Rate (HR) ................................................................................. 28
3.8 Survival Rate (SR) .................................................................................. 30
3.9 Masa Inkubasi ......................................................................................... 31
v
vi
vi
DAFTAR TABEL
vii
viii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
1
1 PENDAHULUAN
kestabilan yang tinggi karena pengelolaan wilayah yang tetap alami dipilih dalam
pelaksanaan penelitian ini (Ariane, 1994).
Dalam siklus hidupnya penyu memiliki dua habitat, yakni laut dan darat.
Laut merupakan habitat penyu untuk bertahan hidup, sedangkan darat merupakan
habitat penyu untuk mencari makan dan bertelur (Samanya, 2015). Penyu
merupakan hewan yang memiliki karakter unik dalam bertelur, karena seringkali
induk penyu melakukan peneluran pada titik yang sama dimana telur penyu
ditetaskan (Nurhayati et al., 2020). Kondisi fisik pantai meliputi struktur vegetasi
alam yang tersedia karena memiliki peran yang cukup penting dalam menentukan
habitat saat musim peneluran. Umumnya, merupakan pantai yang luas dengan
kemiringan yang landai (Roemantyo et al., 2012). Secara umum penyu dalam
kehidupannya memerlukan berbagai habitat sesuai kebutuhan, yaitu habitat untuk
mencari makan (feeding ground), habitat untuk melangsungkan perkawinan
(meeting area), habitat untuk istirahat (resting area) dan habitat untuk bertelur/
bersarang (nesting area) (Budiantoro, 2017).
Tempat peneluran paling penting adalah Kepulauan Riau, Pantai
Pangumbahan, Jawa Barat dan Pantai Sukamade, Taman Nasional Meru Betiri
Jawa Timur (Elfidasari et al., 2018). Penyebaran penyu meliputi sebagian besar
pesisir Asia Tenggara, Pasifik Barat dan Australia. Sebagian hidup penyu
dihabiskan untuk makan, beruaya dan kawin (Harnino et al., 2021). Setelah tiba
saatnya untuk bertelur betina akan mencari pantai untuk meletakkan telurnya.
Daerah bertelur penyu biasanya tidak jauh dari perairan laut yang menyediakan
rumput laut (Soetijono, 2019).
1.2 Tujuan
1. Mengidentifikasi karakteristik biofisik habitat peneluran penyu di Pantai
Sukamade dan Pantai Cemara, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur.
2. Mempelajari upaya konservasi penyu ( Cheloniidae ), yang dilakukan di Pantai
Sukamade dan Pantai Cemara, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur.
3. Menganalisis penetasan semi alami dan penetasan alami, Pantai Sukamade
dan Pantai Cemara, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur.
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan tujuan diatas penulis membatasi permasalahan yang akan
dibahas antara lain :
1. Karakteristik habitat penyu (Cheloniidae) meliputi: kemiringan pantai, vegetasi
pantai, tekstur substrat, suhu, kelembaban, serta tingkat keberhasilan
penetasan dan keberhasilan tukik keluar dari sarang.
2. Peninjauan langsung upaya konservasi penyu ( Cheloniidae ) yang dilakukan
oleh masyarakat dan pemerintah di Pantai Sukamade dan Pantai Cemara,
Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur.
3. Penetasan semi alami dan penetasan alami meliputi: Keberhasila penetasan,
keberhasilan tukik keluar dari sarang dan masa inkubasi.
3
1.4 Manfaat
Manfaat dari kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Sebagai tambahan informasi dan bahan referensi tentang karakteristik
peneluran Penyu kawasan Pantai Sukamade dan pantai Cemara,
Banyuwangi.
2. Sebagai informasi dan upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat
tentang upaya konservasi penyu serta menjaga karakteristik habitat peneluran
penyu di Pantai Sukamade dan Pantai Cemara, Banyuwangi.
4
2 METODE PRAKTIK
2.1 Waktu dan Tempat
Praktik dilaksanakan di 2 (dua) lokasi yaitu di pantai Cemara dan pantai
Sukamande yang merupakan kawasan Taman Nasional Meru Betiri, Kabupaten
Banyuwangi - Jawa Timur, dari tanggal 7 Maret sampai dengan 30 Mei 2022.
Metoda yang digunakan dalam praktik adalah partisipasi langsung dan observasi
di lapangan, untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan. Adapun peta
kedua lokasi praktik, disajikan melalui Gambar 1.
(Tabel ). Lanjutan.
Alat dan
Bahan Spesifikasi Jumlah Kegunaan
Head Lamp Voltage 12 volt 1 buah Pencahayaan
Roll meter Ketelitian 1mm, Range 100 m 1 buah Kemiringan
pantai, diamater
dan
kedalaman
sarang
Ember Plastik, Volume 10 Liter 1 Buah Menampung
telur saat
relokasi sarang
Kantung Plastik, Volume 2 Liter 5 buah Pengambilan
sampel pasir
Kamera digital Handphone Samsung A12 1 buah Dokumentasi
Camera 16 MP
Pita Ketelitian 1cm 1 buah Mengukur
Meteran morfologi penyu
(Tabel 1 ). Lanjutan
Alat dan
Bahan Spesifikasi Jumlah Kegunaan
3. Pengukuran dilakukan sebanyak 3 kali pada pukul 06.00 WIB, 12.00 WIB dan
18.00 WIB kemudian catat hasilnya.
Tan 𝛼 ⹀ (a/b)
Atau
Kemiringan (%) ⹀ (a/b) 𝘅 100%
3.2 Penyu
Berdasarkan hasil pengamatan jenis penyu yang mendarat dan bertelur di
Pantai Sukamade dan Pantai Cemara selama melakukan praktik, mendapatkan
dua jenis penyu yaitu penyu hijau (Chelonia mydas) dan Penyu Lekang
(Lepidochelys olivacea). Kedua jenis penyu dimaksud menurut menurut Hirth
(1971) memiliki klasifikasi sebagai berikut. Pengenalan terhadap bagian-bagian
tubuh penyu beserta fungsinya sangat diperlukan agar dapat melakukan
identifikasi dengan baik. Gambaran bagian-bagian tubuh tubuh penyu dapat dilihat
pada gambar.
11
1. Karapas, yaitu bagian tubuh yang dilapisi zat tanduk, terdapat di bagian
punggung dan berfingsi sebagai pelindung.
2. Plastron, yaitu penutup pada bagian dada dan perut.
3. Infra Marginal, yaitu keping penghubung antara bagiam karapas dan plastron.
Bagian ini dapat digunakan sebagai alat identifikasi.
4. Tungkai depan, yaitu kaki berenan di dalam air, berfungsi sebagai alat dayung.
5. Tungkai belakang, yaitu kaki bagian belakang (pore fliffer), berfungsi sebagai
atal penggali.
Penyu hijau memiliki tempurung punggung yang terdiri dari sisik – sisik yang
tidak tumpang tindih. Warna kerapas penyu hijau yaitu abu-abu dan kehitaman
dengan titik-titik gelap (Ka, 2000). Hal ini sesuai dengan pernyataan Karnan (2008)
penyu hijau bukan karena sisiknya berwarna hijau tetapi, tubuhnya bisa berwarna
abu-abu, kehitaman atau kecoklatan dan karapasnya seringkali ditandai dengan
13
titik-titik yang lebih gelap atau loreng-loreng (Suwelo et al., 1992). Warna karapas
pada tukik adalah hitam, remaja berwarna coklat dengan bercak kekuningan
menyebar (radiating streak) kemudian warnanya akan bervariasi saat dewasa
mulai dari warna coklat muda, coklat kemerahan, kadang terdapat bintik yang lebih
gelap dari warna dasarnya (Juliono & Ridhwan, 2017). Penyu hijau (Chelonia
mydas) merupakan jenis penyu yang paling sering ditemukan dan hidup di laut
tropis (Pradana et al., 2012). Morfoligi penyu Hijau (Chelonia mydas) dapat dilihat
pada gambar.
karapas penyu dapat digunakan untuk mengetahui populasi umur penyu dan juga
berpengaruh pada ukuran dan jumlah telur penyu yang di hasilkan (Krismono et
al., 2017). Morfoligi penyu Lekang ( Lepidochelys olivaceae) dapat dilihat pada
gambar.
350
300
250 286
200
EKOR
150
100
50
16 0 21
0
P Sukamade P Cemara
Berdasarkan dari hasil pengamatan jenis penyu yang mendarat dan bertelur
di dua lokasi selama melakukan praktik, terdapat dua jenis penyu yang ditemukan
yaitu Penyu Hijau (Chelonia mydas) dan penyu Lekang (Lepidochelys olivacae)
pada bulan Maret-Mei 2022 di pantai sukamade dan pantai cemara, sebagaimana
dapat dilihat pada Gambar 5 dengan jumlah telur yang dapat dilihat di Lampiran 3.
Di Pantai Sukamade selama praktik terdapat 286 sarang penyu hijau dengan
jumlah telur 14,919 butir dan untuk jenis penyu lekang terdapat 16 sarang dengan
jumlah telur 1,728 butir. Di pantai Cemara tidak terdapat jenis penyu hijau yang
mendarat tetapi terdapat jenis penyu lekang yang mendarat. Dari hasil
pengamatan terdapat 21 sarang dengan jumlah telur 1,516 butir. Induk penyu di
Pantai Sukamade dalam sekali bertelur dapat menghasilkan telur antara 61 butir
15
sampai 165 butir, di Pantai Cemara induk penyu dalam sekali bertelur dapat
menghasilkan 81 butir sampai 115 butir.
Ada beberapa aktivitas penyu yang mendarat pada saat melakukan
pengamatan di pantai sukamade dan pantai cemara Kabupaten Bayuwangi.
Jumlah penyu yang mendarat dan aktivitas penyu dapat di lihat pada tabel 2.
Dapat dilihat pada Tabel diatas, hasil dari pengukuran kemiringan pantai,
Pantai Sukamade memiliki rentang kemiringan pantai antara 3,02⁰-6,38⁰, Pantai
Cemara memiliki rentang kemiringan pantai antara 5⁰-12,64⁰. Berdasarkan
kesesuaian biofisik habitat bertelur penyu Pantai Sukamade, dan Pantai Cemara
memiliki kemiringan pantai yang sesuai bagi penyu untuk mendarat dan bertelur
karena kedua pantai tersebut memiliki kemiringan pantai kurang dari 30°. Semakin
curam pantai maka akan semakin besar pula energi penyu yang diperlukan untuk
naik membuat sarang dan semakin sulit penyu melihat objek yang berada jauh di
depan, karena mata penyu hanya mampu berakomodasi dan melihat dengan baik
pada sudut 150° ke bawah (Yusuf, 2000). Saat bertelur penyu Hijau dan Lekang
cenderung memilih pantai yang landai dan luas yang terletak di atas bagian pantai
dengan rata-rata kemiringan 30° (Limpus, 1984).
Pada pantai cemara lokasi pendaratan penyu dengan panjang pantai 2000
m, pada pantai cemara tidak ada pembagian sektor, penyu naik dan bertelur di
sepanjang pantai merupakan lokasi pendaratan penyu untuk bertelur dan memeti.
Pengukuran kemiringan pantai di pantai cemara berdasarkan penyu yang naik,
pengukuran kemiringan diambil 10 titik stasiun, titik stasiun pendaratan penyu
dapat dilihat pada gambar.
Pengamatan suhu dilakukan sebanyak tiga kali dalam sehari, yaitu Pagi hari
pada pukul 06.00 WIB, Siang hari pada pukul 12.00 WIB dan Sore 18.00 WIB.
Data suhu sarang semi alami dan sarang alami di Pantai Sukamade dan Pantai
Cemara dapat dilihat pada (Gambar 6).
40
35
30
25
SUHU C⁰
20
15
10
5
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Suhu semi alami 6:00 Suhu semi alami 12:00 Suhu semi alami 18:00
Suhu Alami 6:00 Suhu Alami 12:00 Suhu Alami 18:00
Gambar 11. Suhu Sarang Semi alami dan Alami Pantai Sukamade
Dari gambar diatas suhu sarang semi alami dan sarang alami di Pantai
Sukamade selama 15 hari. Suhu sarang semi alami pada pagi hari berkisar antara
23-28°C, suhu paling tinggi yaitu 28°C dan paling rendah yaitu 23° C. Pada siang
hari suhu berkisar antara 28-33°C, suhu paling tinggi yaitu 33°C dan suhu paling
rendah yaitu 28°C. Pada sore hari suhu berkisar antara 20-25°C, suhu paling tinggi
yaitu 25°C suhu paling rendah yaitu 20°C. Suhu sarang alami pada pukul 06:00
suhu berkisar antara 26-29°C, suhu paling tinggi yaitu 29°C dan paling rendah
yaitu 26° C. Pada pukul 12:00 suhu berkisar antara 30-35°C, suhu paling tinggi
yaitu 35°C dan suhu paling rendah yaitu 20°C. Dan pada pukul 18:00 suhu berkisar
antara 26-29°C, suhu paling tinggi yaitu 29°C suhu paling rendah yaitu 26°C.
Pengamata suhu sarang alami lebih tinggi dibandingka suhu sarang semi alami
hal ini disebebkan oleh tidak terdapatnya naungan atau atap pada sarang alami
yang membuat sinar matahari secara langsung mengenai sarang, sehingga panas
dirambatkan ke dalam sarang. Sedangkan pada suhu sarang semi alami relativ
rendah dikarenakan terdapatnya atap atau naungan yang membuat chaya
matahari tidak dapat langsung menyinari sarang.
22
40
35
30
25
SUHU C⁰
20
15
10
5
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Suhu Semi alami 6:00 Suhu Semi alami 12:00 Suhu Semi alami 18:00
Suhu Alami 6:00 Suhu Alami 12:00 Suhu Alami 18:00
Gambar 12. Suhu Sarang Semi Alami dan Alami Pantai Cemara.
Gambar diatas merupakan hasil pengamatan suhu sarang semi alami dan
sarang alami di Pantai Cemara selama 15 hari. Suhu sarang semi alami pada pagi
hari suhu berkisar antara 26-28°C, suhu paling tinggi yaitu 28°C dan paling rendah
yaitu 26° C. Pada siang hari suhu berkisar antara 29-33°C, suhu paling tinggi yaitu
33°C dan suhu paling rendah yaitu 29°C. Pada sore hari suhu berkisar antara 25-
28°C, suhu paling tinggi yaitu 28°C suhu paling rendah yaitu 25°C. Suhu sarang
alami pada pukul 06:00 suhu berkisar antara 23-27°C, suhu paling tinggi yaitu
27°C dan paling rendah yaitu 23° C. Pada pukul 12:00 suhu berkisar antara 28-
35°C, suhu paling tinggi yaitu 35°C dan suhu paling rendah yaitu 28°C. Pada pukul
18:00 suhu berkisar antara 25-28°C, suhu paling tinggi yaitu 28°C suhu paling
rendah yaitu 25°C. Pada suhu sarang alami dan sarang semi alami di pantai
cemara relativ sama hal ini dikarenakan penetasan semi alami pantai cemara
berada tepat di pinggir pantai, hal itu yang membuat suhu antara sarang semi
alami dan sarang alami relativ sama.
WIB dan Sore 18.00 WIB. Data kelembaban sarang semi alami dan Sarang alami
Pantai Sukamade dan Pantai Cemara dapat dilihat pada lampiran dan gambar
berikut:
120
100
KELEMBABAN %
80
60
40
20
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Gambar diatas merupakan hasil pengamatan suhu sarang semi alami dan
sarang alami di Pantai Sukamade selama 15 hari. Kelembaban sarang semi alami
di Pantai Sukamade pada pukul 06:00, berkisar antara 78-90%. Pada siang hari
pukul 12:00, kelembaban berkisar antara 70-80%. Pada sore hari pukul 18:00,
kelembaban berkisar antara 82-98%. Kelembaban sarang alami di Pantai
Sukamade. Pada pagi hari pukul 06:00, nilai kelembaban berkisar antara 70-89%.
Pada siang hari, pukul 12:00, nilai kelembaban berkisar antara 70-80% dan pada
sore hari, pukul 18:00, nilai kelembaban yang didapatkan berkisar antara 70-80%.
Kelembaban pada sarang penetasan semi alami di pantai sukamade cukup tinggi,
hal ini disebabkan oleh suhu pada penetasan semi alami tergolong rendah hal itu
yang membuat kelembaban semakin tinggi. Menurut Putera (2015) Kelembaban
sarang memberikan pengaruh besar terhadap penetasan telur, karena
kelembaban yang terlalu rendah dan kelembaban pasir yang terlalu tinggi dapat
menyebabkan pembusukan pada telur penyu.
24
100
90
80
70
60
KELEMBABAN %
50
40
30
20
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Gambar 15. Kelembaban Sarang Semi alami dan Alami Pantai Cemara
jumlah telur yang dikeluarkan ketika induk itu bertelur (Akbarinissa et al., 2018).
Semakin banyak telur yang dihasilkan semakin dalam penggalian sarang yang
dilakukan induk penyu tersebut (Bara et al., 2013).
Berikut data hasil pengukuran kedalaman dan diameter sarang penyu yang
didapatkan selama Praktik di Pantai Sukamade dan Pantai Cemara, Kabupaten
Banyuwangi. Kedalaman sarang dapat dilihat pada gambar 16.
100
90
80 90
70
60 70
50
40 50
43
30
20
10
0
P. Sukamade P. Cemara
Maximum Minimum
30
25
26 25
20
21
15 18
10
0
P. Sukamade P. Cemara
Maximum Minimum
pemindahan telur penyu ke sarang semi alami sebagai upaya konservasi (Liza,
2018).
Berikut merupakan data penetasan semi alami yang ada di pantai sukamade
dan pantai cemara Kabupaten Banyuwangi jawa timur, data yang terlampir
merupakan data penetasan semi alami pada tahun 2017 – 2021. Data penetasan
semi alami dapat dilihat pada gambar 17 dan 18.
a. Diagram Batang
160000
140000
120000
Jumlah Telur
100000
(Butir)
80000
60000
40000
20000
0
2017 2018 2019 2020 2021
Di Tetaskan 123901 10727 108518 151682 143076
Menetas 88159 76569 81822 114951 118567
Gagal 35742 30701 26696 35467 24509
Mati 825 465 801 173 702
Dari data 5 tahun terakhir untuk penetasan semi alami pantai Sukamade
dapat diketahui bahwa jumlah telur penyu yang ditetaskan tertinggi terjadi pada
tahun 2020 dengan jumlah telur 123,901 butir telur dan jumlah telur yang terendah
terjadi ditahun 2018 dengan jumlah 10,727 butir telur. Dan untuk telur yang
berhasil menetas tertinggi terjadi pada tahun 2021 dengan jumlah 118,567 ekor,
untuk jumlah telur menetas terendah terjadi pada tahun 2018 dengan jumlah
76,569 ekor. Kemudian untuk data telur yang gagal menetas tertinggi terjadi pada
tahun 2017 dengan jumlah 35,743 butir telur, dan yang terendah terjadi pada tahun
2021 dengan jumlah telur 24,509 butir yang gagal menetas.Dan untuk jumlah tukik
yang mati tertinggi terjadi pada tahun 2017 dengan jumlah tukik 825 ekor, dan
yang terendah terjadi pada tahun 2020 dena jumlah 173 ekor.
28
b. Diagram Batang
3500
3000
2500
Jumlah Telur
(Butir)
2000
1500
1000
500
0
2017 2018 2019 2020 2021
Di Tetaskan 1302 2140 1756 615 3263
Menetas 1078 1242 1639 539 3093
Gagal 212 952 112 89 157
Mati 12 13 5 5 3
lebih baik daripada penanaman telur pada sarang tanpa naungan (Soedhono,
1985).
Berikut data presentase keberhasilan penetasan telur penyu yang didapatkan
di Sarang Semi Alami dan Alami Pantai Sukamade dan Pantai Cemara.
120
96 97 98
100 93 94
90 88
80 70
60
40
20
0
P Sukamade P Cemara P Sukamade P Cemara
HR ALAMI % HR SEMI ALAMI %
Gambar 20. Presentase keberhasilan penetasan semi alami
Maximum Minimum
96
95
89
Maximum Minimum
58
53
48 47 46 48 46
45
Maksumum Minimum
Gambar 23. Masa inkubasi telur penyu di sarang semi alami dan alami di pantai
sukamade dan pantai cemara
Gambar diatas merupakan hasil pengolahan data masa inkubasi telur penyu
di sarang semi alami dan sarang alami dari kedua pantai. Pada sarang semi alami
di Pantai Sukamade berkisar antara 53-58 hari, dan pada sarang alami di pantai
sukamade berkisar antara 45-48 hari. Masa inkubasi telur penyu pada sarang
semi alami di Pantai Cemara berkisar 46-48 hari. Menurut Spotila (2004), telur
penyu akan menetas setelah masa inkubasi 45-60 hari. Semakin tinggi suhu pasir,
maka telur akan lebih cepat menetas. Embrio dalam telur akan tumbuh menjadi
tukik mirip dengan induknya, masa inkubasi yang kurang lebih 2 bulan (Syaputra
et al., 2020). Masa inkubasi pada penetasan telur Penyu adalah selang waktu dari
awal oviposisi hingga tukik pertama kali muncul di permukaan sarang (Rudiana &
Maslukah, 2005).
Hasil pengolahan data masa inkubasi telur penyu di sarang Alami dari kedua
pantai, bahwa di Pantai Sukamade berkisar antara 45-48 hari, masa inkubasi telur
penyu di Pantai Cemara berkisar 46-47 hari. Tidak terdapatnya naungan atau atap
pada sarang alami di Pantai membuat masa inkubasi telur penyu menjadi lebih
pendek. Nuitja, (1992) menyatakan sarang tanpa naungan membuat masa
32
4.2 Saran
Meningkatkan kepedulian terhadap keberadaan penyu di pantai Sukamade
dan Pantai cemara dengan membuat peraturan yang mendukung konservasi
penyu dan melakukan relokasi telur sebanyak-banyaknya serta melakukan
monitoring pantai di siang hari agar terhindarnya pencurian sarang dan wisata
yang tidak ramah penyu. Dan diharapkan masyarakat mampu memperhatikan
sekaligus menjaga keberadaan tempat bertelur Penyu di patai sukamade dan di
pantai cemara. Dan diharapkan masyarakat mampu bekerja sama dengan pihak
pemerintah (Balai Konservasi Sumberdaya Alam) untuk saling membantu dalam
penyelamatan Penyu dengan dengan berperan dalam melestarikannya agar tidak
punah.
35
DAFTAR PUSTAKA
Dharmadi, D., & Wiadnyana, N. N. (2017). Kondisi Habitat Dan Kaitannya Dengan
Jumlah Penyu Hijau (Chelonia Mydas) Yang Bersarang Di Pulau Derawan,
Berau-Kalimantan Timur. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia, 14(2),
195–204.
Ditmer, M. A., & Stapleton, S. P. (2012). Factors Affecting Hatch Success Of
Hawksbill Sea Turtles On Long Island, Antigua, West Indies. Plos One,
7(7), E38472.
Ekawaty, R., Parawangsa, I. N. Y., & Arthana, I. W. (2018). Characteristic Influence
Of Sand Beach About Percentage Hatching Success Olive Ridley Sea
Turtle Egg On Conservation Effort Sea Turtle In Bali. Metamorfosa: Journal
Of Biological Sciences.
Eko, S. P., Harfiandri, D., & Nawir, M. (2020). Ekologi Habitat Peneluran Penyu
Hijau (Chelonia Mydas L) Di Kawasan Pulau Pandan Dan Laut Sekitarnya
[Phd Thesis]. Universitas Bung Hatta.
Elfidasari, D., Gifari, T., & Sugoro, I. (2018). Deteksi Cemaran Mikroorganisme
Pada Kawasan Konservasi Penyu Di Pangumbahan Sukabumi. Jurnal Al-
Azhar Indonesia Seri Sains Dan Teknologi, 4(1), 28–35.
Endrawati, H., & Redjeki, S. (2016). Analisa Persebaran Sarang Penyu Hijau
(Chelonia Mydas) Berdasarkan Vegetasi Pantai Di Pantai Sukamade
Merubetiri Jawa Timur. Buletin Oseanografi Marina, 5(2), 115–120.
Enrenfeld, D. W. (1974). Conservasing The Edible Sea Turtle. Can Marineculture
Help.
Fajasri, R. A., Damanhuri, H., & Muhar, N. (2019). Pengenalan Penyu Lekang
(Lepidochelys Olivacea) Di Pantai Ampiang Parak Melalui Karakter
Morfologi. Article Of Undergraduate Research, Faculty Of Fisheries And
Marine Science, Bung Hatta University, 15(1).
Fathin, I. N., & Anna, A. N. (2016). Analisis Kesesuaian Lahan Untuk Habitat
Bertelur Penyu Lekang (Lepidochelys Olivacea) Di Sebagian Pesisir Pantai
Pelangi Kabupaten Bantul [Phd Thesis]. Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Firliansyah, E., Kusrini, M. D., & Sunkar, A. (2017). Pemanfaatan Dan Efektivitas
Kegiatan Penangkaran Penyu Di Bali Bagi Konservasi Penyu. Journal Of
Tropical Biodiversity And Biotechnology, 2(1), 21–27.
Fuentes, M., Hamann, M., & Limpus, C. J. (2010). Past, Current And Future
Thermal Profiles Of Green Turtle Nesting Grounds: Implications From
Climate Change. Journal Of Experimental Marine Biology And Ecology,
383(1), 56–64.
Harahap, I. M., Fahrudin, A., & Wardiatno, Y. (2015). Pengelolaan Kolaboratif
Kawasan Konservasi Penyu Pangumbahan Kabupaten Sukabumi. Jurnal
Ilmu Pertanian Indonesia, 20(1), 39–46.
Harnino, T. Z. A. E., Parawangsa, I. N. Y., Sari, L. A., & Arsad, S. (2021). Efektifitas
Pengelolaan Konservasi Penyu Di Turtle Conservation And Education
Center Serangan, Denpasar Bali. Journal Of Marine And Coastal Science
Vol, 10, 1.
Hermawan, D., Silalahi, S., & Eidman, H. M. (1993). Studi Habitat Peneluran Penyu
Sisik (Eretmochelys Imbricata L) Di Pulau Peteloran Timur Dan Barat
37
Maulany, R. I., Booth, D. T., & Baxter, G. S. (2012). The Effect Of Incubation
Temperature On Hatchling Quality In The Olive Ridley Turtle, Lepidochelys
Olivacea, From Alas Purwo National Park, East Java, Indonesia:
Implications For Hatchery Management. Marine Biology, 159(12), 2651–
2661.
Miller, J. D., Lutz, P. L., & Musick, J. A. (1997). Reproduction In Sea Turtles. The
Biology Of Sea Turtles. Volume I, 51–82.
Nugroho, A. D., Redjeki, S., & Taufiq, N. (2017). Studi Karakteristik Sarang Semi
Alami Terhadap Daya Tetas Telur Penyu Hijau (Chelonia Mydas) Di Pantai
Paloh Kalimantan Barat.
Nuitja, I. (1992). Biologi Dan Ekologi Pelestarian Penyu. Ipb Bogor.
Nurhayati, A., Herawati, T., Nurruhwati, I., & Riyantini, I. (2020). Tanggung Jawab
Masyarakat Lokal Pada Konservasi Penyu Hijau (Chelonia Mydas) Di
Pesisir Selatan Jawa Barat. Jurnal Perikanan Universitas Gadjah Mada,
22(2), 77–84.
Panjaitan, R. A. (2012). Hubungan Perubahan Garis Pantai Terhadap Habitat
Bertelur Penyu Hijau (Chelonia Mydas) Di Pantai Pangumbahan Ujung
Genteng, Kabupaten Sukabumi. Jurnal Perikanan Kelautan, 3(3).
Parinding, Z. (2021). Preferensi Habitat Persarangan Penyu Di Kawasan Pulau
Kecil. Cendekia: Jurnal Ilmu Pengetahuan, 1(2), 8–14.
Parinding, Z., Basuni, S., Purnomo, H., Kosmaryandi, N., & Wardiatno, Y. (2015).
Karakteristik Fisik Peneluran Chelonia Mydas, Linn. 1758 Di Kaimana-
Papua Barat. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, 20(1), 26–32.
Pradana, F. A., Said, S., & Siahaan, S. (2012). Habitat Tempat Bertelur Penyu
Hijau (Chelonia Mydas) Di Kawasan Taman Wisata Alam Sungai Liku
Kabupaten Sambas Kalimantan Barat. Jurnal Hutan Lestari, 1(2).
Pratama, A. A., & Romadhon, A. (2020). Karakteristik Habitat Peneluran Penyu Di
Pantai Taman Kili-Kili Kabupaten Trenggalek Dan Pantai Taman
Hadiwarno Kabupaten Pacitan. Juvenil: Jurnal Ilmiah Kelautan Dan
Perikanan, 1(2), 198–209.
Pratiwi, B. W. (2016). Keragaman Penyu Dan Karakteristik Habitat Penelurannya
Di Pekon Muara Tembulih, Ngambur, Pesisir Barat [Skripsi]. Universitas
Lampung, Bandar Lampung.[Indonesian].
Putra, B. A., Kushartono, E. W., & Rejeki, S. (2014). Studi Karakteristik Biofisik
Habitat Peneluran Penyu Hijau (Chelonia Mydas) Di Pantai Paloh,
Sambas, Kalimantan Barat. Journal Of Marine Research, 3(3), 173–181.
Rachman, M. R. (2021). Karakteristik Habitat Peneluran Penyu Lekang
(Lepidochelys Olivacea) Di Pantai Cemara Banyuwangi [Phd Thesis]. Uin
Sunan Ampel Surabaya.
Rasyad, M. F. (2020). Analisis Kesesuaian Lahan Untuk Habitat Bertelur Penyu
Sisik (Eretmochelys Imbricata) Berbasis Sistem Informasi Geografis Di
Pantai Serang, Kabupaten Blitar [Phd Thesis]. Universitas Brawijaya.
Relva, R., Rifardi, R., & Elizal, E. (2020). Hubungan Karakteristik Sedimen Dengan
Habitat Peneluran Penyu Di Pantai Tiram, Pantai Karambia Ampek, Dan
Pantai Gosong Kabupaten Padang Pariaman Provinsi Sumatera Barat.
Berkala Perikanan Terubuk, 48(2), 421–433.
39
LAMPIRAN
Suhu Kelembaban
Tanggal
6:00 12:00 18:00 6:00 12:00 18:00
25/3/2022 24 32 23 84 72 85
26/3/2022 25.2 30 21.5 87 76 90
27/3/2022 25 33 22 84 78 87
28/3/2022 25 31 24 78 75 88
29/3/2022 26 31.1 21 80 70 86
1/4/2022 27.6 32 20 85 72 89
2/4/2022 28 30.1 24 90 72 90
3/4/2022 25 31.7 23 89 80 98
4/4/2022 27.4 29 23 85 70 97
5/4/2022 23 30 21 86 75 96
1/5/2022 25 28 22 85 76 82
2/5/2022 23 31.3 23 80 73 88
3/5/2022 26.9 30.7 20 87 74 89
4/5/2022 24 31 22 88 73 87
5/5/2022 27 32 25 85 74 82
P. Sukamade alami
Suhu Kelembaban
Tanggal
6:00 12:00 18:00 6:00 12:00 18:00
25/3/2022 29.2 33 28.2 80 70 80
26/3/2022 29 34.1 27 75 76 70
27/3/2022 29.1 33 28 80 70 70
28/3/2022 28 31 28 80 75 75
29/3/2022 26 31.2 29.3 80 75 80
1/4/2022 28.3 32.2 27 85 72 80
2/4/2022 28 30 26.3 80 72 80
3/4/2022 29.3 31 27 89 80 70
4/4/2022 27 30 27 85 70 75
5/4/2022 26 30.1 28.2 86 75 80
1/5/2022 27.1 34 29 85 76 70
2/5/2022 26 33 29 80 73 80
3/5/2022 27.4 34.4 28 80 80 78
4/5/2022 28 34 27.3 70 75 75
5/5/2022 27 35 26 85 70 79
43
Lampiran 1. Lanjutan.
P. Cemara semi alami
Suhu Kelembaban
Tanggal 6:00 12:00 18:00 6:00 12:00 18:00
11/3/2022 28.3 29.3 26 78 76 80.2
12/3/2022 27 33.2 28.3 82 70 80
13/3/2022 27 32.4 28 81.6 72.5 76.1
14/3/2022 28.3 33.4 27.2 75.3 78.1 81
15/3/2022 27.5 33.4 27 78.6 73 73
16/3/2022 26 32.3 28 77 75 70
17/3/2022 27 31 26.1 76.8 78 71.3
18/3/2022 26 30 25.5 76.5 74.6 87
10/4/2022 27 33.1 26.4 78.8 74.3 85.5
11/4/2022 28 33.2 27 76.7 70 84.2
12/4/2022 26 32.1 25 76 78.4 82.1
13/4/2022 27.4 29.5 27.1 80 77 85
23/5/2022 26.2 30.3 28.1 79 76 80
24/5/2023 28 29 27 75 78.1 79
25/5/2024 27 33 26.5 82 78.4 83.4
P. Cemara alami
Suhu Kelembaban
Tanggal
6:00 12:00 18:00 6:00 12:00 18:00
11/3/2022 24.5 30.1 27 79 75 79
12/3/2022 26 29 25 75 70 78
13/3/2022 25.5 32.4 25 76 72.5 76.1
14/3/2022 25 35 26 75.3 78.1 80
15/3/2022 25.7 35 27 78.6 73 76
16/3/2022 26 29 28 77 72 78
17/3/2022 24.6 31 26.1 75 75 71.3
18/3/2022 26 30 25.5 76.5 74.6 80
10/4/2022 25.5 33.1 26.4 78.8 74.3 86.3
11/4/2022 23.5 33.2 27 76.7 70 80.1
12/4/2022 24.4 32.1 25 80 70 79
13/4/2022 25.2 29.5 27.1 79 77 78.2
23/5/2022 25.3 30.3 28.1 79 76 76
24/5/2023 27 29 27 76 75 76.2
25/5/2024 25.7 33 26.5 80 78.4 80
44
Lampiran 2. Lanjutan.
DALAM
DIAMETER
SARANG
SARANG(CM)
(CM)
45 20
43 23
48 25
46 25
48 22
50 25
47 22
48 20
P. Cemara 47 18
48 25
50 25
43 18
47 23
22 25
47 22
50 24
46 24
48 22
46 26
Lampiran 3. Lanjutan.
AKTIFITAS
TANGGAL JENIS ∑ TELUR
BERTELUR MEMETI
1 104
1 108
1 109
1
1
1
26 Maret 2022 Hijau 1
1
1
1
1
1
1
1 105
1 122
1 93
1 92
1 83
1 100
27 Maret 2022 Hijau
1
1
1
1 97
1 115
1 109
1 128
1 61
28 Maret 2022 Hijau 1 142
1 107
1 94
1
1
1 165
1 99
29 Maret 2022 Hijau 1 134
1 128
1
1
1
47
Lampiran 3. Lanjutan.
AKTIFITAS
TANGGAL JENIS ∑ TELUR
BERTELUR MEMETI
1 94
1 96
1 118
1 102
30 Maret 2022 Hijau
1
1
1
1
1 137
31 Maret 2022 Hijau 1 123
1 77
1 87
1
1
01 April 2022 Hijau 1
1
1
1
1 101
1
1
1
02 April 2022 Hijau 1
1 83
1
1
1
1
03 April 2022 Hijau
1
1 98
1 103
04 April 2022 Hijau 1
1
1
48
Lampiran 3. Lanjutan.
AKTIFITAS
TANGGAL JENIS ∑ TELUR
BERTELUR MEMETI
1 102
1 92
1
05 April 2022 Hijau
1
1 114
1
06 April 2022 Hijau 1 114
1 138
1 132
07 April 2022 Hijau 1 74
1 135
1
1 88
08 April 2022 Hijau 1 94
1
1
09 April 2022 Hijau
1
1 79
10 April 2022 Hijau
1 91
1 96
Lekang
1 106
11 April 2022
1
Hijau
1
1 70
1
1 111
12 April 2022 Hijau
1 115
1
1
1 103
1 71
1
13 April 2022 Hijau
1
1 108
1
1
14 April 2022 Hijau 1
1
49
Lampiran 3. Lanjutan.
AKTIFITAS
TANGGAL JENIS ∑ TELUR
BERTELUR MEMETI
1 139
1 75
1
15 April 2022 Hijau
1
1
1
1 109
1
16 April 2022 Hijau 1
1 90
1
1 67
1 90
1 98
17 April 2022 Hijau - 1
1 105
1
1
1 144
1 73
18 April 2022 Hijau
1
1
1 114
1 131
1
1 81
19 April 2022 Hijau
1 115
1
1
1
1 50
20 April 2022 Hijau
1
1 130
21 April 2022 Hijau
1
1 100
1
22 April 2022 Hijau
1 97
1 132
50
Lampiran 3. Lanjutan.
AKTIFITAS
TANGGAL JENIS ∑ TELUR
BERTELUR MEMETI
1
23 April 2022 Hijau
1
1 68
24 April 2022 Hijau
1 79
1
1
25 April 2022 Hijau 1
1 96
1 139
1 101
1 91
26 April 2022 Hijau 1 114
1 22
1
Lekang 1 118
1
27 April 2022
Hijau 1
1
1 88
1
28 April 2022 Hijau
1
1
1 101
29 April 2022 Hijau 1 91
1
1 97
1 153
30 April 2022 Hijau
1 121
1 124
Lekang 1 106
1 Mei 2022 1 86
Hijau
1 88
Hijau 1 139
2 Mei 2022
Lekang 1 94
1
3 Mei 2022 Hijau
1
51
Lampiran 3. Lanjutan.
AKTIFITAS
TANGGAL JENIS ∑ TELUR
BERTELUR MEMETI
1 83
1 48
4 Mei 2022 Hijau
1
1
1 111
1
5 Mei 2022 Hijau
1
1
1
1
1
6 Mei 2022 Hijau
1
1
1
1 118
1 147
1 99
7 Mei 2022 Hijau 1 123
1 87
1 100
1
1
8 Mei 2022 Hijau 1
1 90
1 112
1 98
9 Mei 2022 Hijau
1 125
1
1 98
1 89
10 Mei 2022 Hijau 1
1
1
1 123
11 Mei 2022 Hijau 1 97
1
52
Lampiran 3. Lanjutan.
AKTIFITAS
TANGGAL JENIS ∑ TELUR
BERTELUR MEMETI
1 140
1 34
12 Mei 2022 Hijau 1
1
1
1 121
1 93
1
13 Mei 2022 Hijau
1 101
1 169
1
1 114
1
14 Mei 2022 Hijau
1 88
1
Lekang 1 119
15 Mei 2022
Hijau 1
1 115
Lekang
1 85
Hijau 1 91
Lekang 1 105
16 Mei 2022
1
1
Hijau
1 132
1 86
1 84
17 Mei 2022 Hijau 1
1
1 98
1 108
1 126
1 116
18 Mei 2022 Hijau 1
1 117
1 148
1
1
53
Lampiran 3. Lanjutan.
AKTIFITAS
TANGGAL JENIS ∑ TELUR
BERTELUR MEMETI
1 107
19 Mei 2022 Hijau
1 90
Lekang 1 129
20 Mei 2022 1
Hijau
1
Lekang 1 116
1 114
21 Mei 2022 1 106
Hijau
1 96
1 72
Hijau 1 134
Lekang 1 96
1 152
22 Mei 2022 Hijau 1 51
1 104
Lekang 1 120
Hijau 1 104
1 110
Lekang
1 108
1 129
1 94
23 Mei 2022 1 77
Hijau 1 32
1
1
1
1 66
1 80
Hijau
1
24 Mei 2022
1
Lekang 1 124
Hijau 1
1 133
25 Mei 2022 Hijau 1 116
1
54
Lampiran 3. Lanjutan.
AKTIFITAS
TANGGAL JENIS ∑ TELUR
BERTELUR MEMETI
1 82
10 Maret 2022 Lekang 1 82
1 81
13 Maret 2022 Lekang 1 92
1 94
15 Maret 2022 Lekang
1
1 101
17 Maret 2022 Lekang 1
1
19 Maret 2022 Lekang 1 101
23 Maret 2022 Lekang 1 98
1 105
26 Maret 2022 Lekang
1
1
29 Maret 2022 Lekang
1 115
08 April 2022 Lekang 1 97
09 April 2022 Lekang 1 97
15 April 2022 Lekang 1 105
19 April 2022 Lekang 1 97
3 Mei 2022 Lekang 1 80
6 Mei 2022 Lekang 1 89
Lampiran 4. Lanjutan.
2017 2018 2019 2020 2021
Mati 825 465 801 173 702
17 Mei 2022
23 Maret 83 60 72 100
2022
Memeti
24 Maret
Memeti
2022
Lampiran 5. Lanjutan.
Pantai Sukamade
TGL ∑
TANGGAL HIDUP HR(%) SR(%)
MENETAS TELUR
21 Mei 2022 104 80 77 100
21 Mei 2022 108 102 94 96
21 Mei 2022 109 100 92 97
26 Maret 2022
Memeti
105 97 92 97
122 108 89 94
93 84 90 93
22 Mei 2022
92 83 90 90
83 75 90 89
27 Maret 2022 100 93 93 89
Memeti
Lampiran 5. Lanjutan.
Pantai Cemara
26 April 2022 82 72 88 97
10 Maret 2022 25 April 2022 82 72 88 100
26 April 2022 81 74 91 95
13 Maret 2022 29 April 2022 92 81 88 96
30 April 2022 94 90 96 100
15 Maret 2022
Memeti
4 Mei 2022 101 99 98 97
17 Maret 2022 Memeti
Memeti
19 Maret 2022 5 Mei 2022 101 87 86 98
23 Maret 2022 8 Mei 2022 98 90 92 100
13 Mei 2022 105 100 95 97
26 Maret 2022
Memeti
29 Maret 2022 Memeti
29 Maret 2022 16 Mei 2022 115 106 92 96
58
RIWAYAT HIDUP