Anda di halaman 1dari 75

MANAJEMEN PEMBESARAN IKAN PATIN SIAM (Pangasius

hypophthalmus) DI P2MKP MINA SEJAHTERA MUARO JAMBI

KARYA ILMIAH PRAKTIK AKHIR

Oleh:
EKI SAPUTRA

POLITEKNIK AHLI USAHA PERIKANAN


2021
MANAJEMEN PEMBESARAN IKAN PATIN SIAM (Pangasius
hypophthalmus) DI P2MKP MINA SEJAHTERA MUARO JAMBI

Oleh:
EKI SAPUTRA
NRP 53174111952

Karya Ilmiah Praktik Akhir Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Terapan Perikanan

PROGRAM SARJANA TERAPAN


PROGRAM STUDI TEKNOLOGI AKUAKULTUR
POLITEKNIK AHLI USAHA PERIKANAN
JAKARTA
2021
KARYA ILMIAH PRAKTIK AKHIR

Judul : Manajemen Pembesaran Ikan Patin Siam (Pangasius


hypophthalmus) di P2MKP Mina Sejahtera Muaro Jambi

Penyusun : EKI SAPUTRA

NRP : 53174111952

Program Studi : TEKNOLOGI AKUAKULTUR

Menyetujui

Dosen Pembimbing,

Suharyadi, S.St.Pi., M.Si Dr. Moch. Nurhudah, M.Sc.

Pembimbing I Pembimbing II

Mengetahui,

Ilham, S.St.Pi., M.Sc., Ph.D,, Suharyadi, S.St.Pi., M.Si

Direktur Ketua Program Studi


PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa Karya Ilmiah Praktik Akhir


“Manajemen Pembesaran Ikan Patin Siam (Pangasius hypophthalmus) Di
P2MKP Mina Sejahtera Muaro Jambi, Jambi” adalah karya saya sendiri
dengan arahan dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun
kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip
dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
Karya Ilmiah Praktik Akhir ini.
Apabila di kemudian hari pernyataan yang saya buat tidak sesuai, maka
saya bersedia dicabut gelar kesarjanaannya oleh Politeknik Ahli Usaha
Perikanan.

Jakarta, 25 Juli 2021

Materai 10.000

EKI SAPUTRA

NRP 53174111952
© Hak Cipta Politeknik Ahli Usaha Perikanan, Tahun 2021

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumber. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah dan pengutipan, tersebut tidak merugikan kepentingan
yang wajar Politeknik Ahli Usaha Perikanan.

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis


dalam bentuk apa pun tanpa izin Politeknik Ahli Usaha Perikanan.
RINGKASAN

EKI SAPUTRA, NRP 53174111952. Manajemen Pembesaran Ikan Patin Siam


(Pangasius hypophthalmus) Di P2MKP Mina Sejahtera Muaro Jambi, Jambi.
Dibimbing oleh Suharyadi Dan Moch Nurhudah
Ikan patin siam (Pangasius hypophthalmus) saat ini merupakan salah
satu komoditas unggulan dibidang perikanan budidaya. Komoditas ini sangat
berkontribusi dalam menopang perekonomian melalui penciptaan lapangan kerja,
serta peningkatan pendapatan pembudidaya. Hingga saat ini permintaan ikan
patin siam (Pangasius hypophthalmus) sangat pesat baik di pasar lokal maupun
internasional. Agar target produksi tercapai pada budidaya ikan patin siam
(Pangasius hypophthalmus), maka perlu adanya manajemen.
Adapun tujuan pelaksanaan praktik akhir ini adalah mampu melakukan
manajemen pembesaran ikan patin siam (Pangasius hypophthalmus), mampu
menghitung analisis finansial pembesaran ikan patin siam (Pangasius
hypophthalmus), serta mampu mengidentifikasi masalah dan intervensi masalah
yang terjadi selama budidaya ikan patin siam (Pangasius hypophthalmus). Pokok
pembahasan dibatasi mengenai manajemen produksi meliputi pra produksi
(perencanaan produksi, pengorganisasian, kesesuaian lokasi , persiapan wadah
dan persiapan media pemeliharaan), kegiatan produksi (penebaran benur,
pengelolaan pakan, pengamatan pertumbuhan, pengelolaan kualitas air,
pengelolaan Kesehatan ikan, panen), dan pasca produksi (pengendalian dan
evaluasi). Analisis finansial meliputi biaya investasi, biaya operasional,
pendapatan, analisis laba rugi, (BEP) Break Event Point, B/C Rasio, (PP)
Payback Period, dan Identifikasi akar masalah menggunakan diagram fishbone
yang meliputi manusia, mesin, material, dan metode.
. Target produksi yang ditetapkan yaitu padat tebar 10 ekor/m 3, SR 80%,
FCR 1,5, ABW 600 g. Pada proses pra produksi dilakukan persiapan wadah
dengan cara melakukan pengeringan lumpur dasar kolam mengunakan pompa
air. pemotong rumput menggunakan mesin potong rumput. selanjutnya pengisian
media air menggunakan yang berasal dari dasar kolam dengan resap mata air.
setelah air terisi selanjutnya ditebar probiotik dengan dosis 1 liter/hektar.
Pada proses produksi benur yang digunakan berasal dari Benih berasal
dari usaha mandiri yang berjarak 20 km dari lokasi budidaya. Penebaran benur
dilakukan pada malam hari pada pukul 18.30 WIB dengann padat tebar 7
ekor/m2. Sebelum benur ditebar dilakukan aklimatisasi dengan cara
mengapungkan kantong yang berisi benur ke permukaan air selama 30 menit.
Jenis pakan yang diberikan selama praktik adalah pakan dalam bentuk pellet
dengan FR 5 %. Hasil pengukuran kualitas air yaitu suhu berkisar 29-34 oC, pH
berkisar 5-6, DO berkisar 1,9-5,2 mg/l. Pengamatan pertumbuhan dilakukan 15
hari. ABG kolam A1 yaitu 221,3 gram/ekor, kolam A2 217,3 gram/ekor, kolam A3
yaitu 215 gram/ekor, dan kolam A4 yaitu 214,7 gram/ekor. sedang ADG kolam
A1 yaitu 2,93 gram/hari, kolam A2 yaitu 2,87 gram/hari, kolam A3 yaitu 2,84
gram/hari dan kolam A4 yaitu 2,84 gram/hari. Selama masa pemeliharaan diduga
terserang bakteri A. hidrophylla . Total panen yaitu 3.097 kg.
Kesimpulan yang dapat diambil dalam praktik akhir ini yaitu : pra produksi
sudah berjalan dengan baik sesuai dengan rencana yang telah direncanakan
oleh P2MKP Mina Sejahtera Muaro jambi . Proses produksi masih kurang
optimal, seperti pengelolaan pakan yang dilakukan dengan baik karena
penentuan dosis pakan menggunakan FR 5% karena siklus sebelumnya tidak
menentukan dosis pakan sehingga pakan yang diberikan tidak sesuai dengan
kebutuhan ikan. Pengelolaan kualitas air masih belum optimal dikarenakan tidak
adanya pergantian air. Namun pada pengelolaan Kesehatan ikan selama
pemeliharaan ikan terserang bakteri A. hidrophylla, Kegiatan produksi ikan patin
siam mengalami kerugian. Kerugian yang di alami yang sebesar Rp. 12.905.500,
B/C Rasio 0,78, BEP harga sebesar Rp 107.814.285 , BEP unit sebanyak 1.737
kg, dan PP 0,85 tahun. Dari analisa usaha tersebut dapat disimpulkan bahwa
kegiatan produksi ikan patin siam di P2MKP Mina Sejahtera tidak layak
dilanjutkan karena mengalami kerugian
Kata kunci : ABW,ADG dan A. hidrophylla
KATA PENGANTAR

Penulis memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Ilmiah Praktik Akhir (KIPA) yang berjudul “Manajemen Pembesaran Ikan
Patin Siam (Pangasius hypophthalmus) Di P2MKP Mina Sejahtera Muaro
Jambi, Jambi”. Karya Ilmiah Praktik Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat
untuk mendapatkan gelar Sarjana Terapan Perikanan (S.Tr.Pi.) pada Program
Studi Teknologi Akuakultur Politeknik Ahli Usaha Perikanan.
Laporan Karya Ilmiah Praktik Akhir ini terdiri dari 4 (empat) bab yaitu:
Pendahuluan, Metode Praktik / Metode Perancangan / Metodologi, Hasil dan
Pembahasan / Analisis Desain / Analisis Rancang Bangun, serta Simpulan dan
Saran. Bimbingan, koreksi, dan saran dari dosen pembimbing Bapak
Suharyadi.S.St.Pi., M.Si. dan Bapak Dr. Moch Nurhudah, M.Sc. dalam
mewujudkan sebuah karya ilmiah ini diharapkan bisa menambah ilmu
pengetahuan bagi penulis, khususnya dalam menyusun karya ilmiah.
Upaya maksimal telah penulis lakukan untuk merampung karya ini, namun
penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh sebab itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat dibutuhkan penulis untuk
menyempurnakan karya ilmiah ini.

Jambi, 25 Juli 2021

Penulis
UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa,
karena berkat rahmat dan karunia-Nya penyusunan Laporan Karya Ilmiah Praktik
Akhir ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Selama proses penyusunan
Karya Ilmiah Praktik Akhir (KIPA) ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan
berbagai pihak. Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima
kasih kepada Bapak Suharyadi.S.St.Pi., M.Si. dan Bapak Dr. M. Nurhudah,
M.Sc. selaku Dosen Pembimbing I dan II, yang telah memberikan bimbingan,
dorongan, dan semangat dalam penyusunan Karya Ilmiah Praktik Akhir ini.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan pula kepada:
1. Ilham, S.St.Pi., M.Sc., Ph.D,, selaku Direktur Politeknik AUP;
2. Dr. Heri Triyono, A.Pi., M.Kom., selaku Wakil Direktur I Politeknik AUP;
3. Arpan Nasri Siregar, A.Pi, M.St.Pi., selaku Wakil Direktur II Politeknik AUP;
4. Dr. Ita Junita Puspadewi, A.Pi., M.Pd., selaku Wakil Direktur III Politeknik
AUP;
5. Suharyadi.S.St.Pi., M.Si. selaku Ketua Program Studi Teknologi Akuakultur,
Politeknik AUP;
6. Keluarga besar Panikkay dan kakak-kakakku tersayang yang tidak bisa
diucapkan satu persatu yang telah memberi masukan dan motivasi selama 4
tahun masa pendidikan di Program Studi Teknologi Akuakultur, Politeknik
AUP;
7. Sahabat, teman, dan saudara seperjuangan selama masa pendidikan di
Program Studi Teknologi Akuakultur, Politeknik AUP yaitu Angkatan 53
8. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Karya Ilmiah Praktik
Akhir (KIPA).
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................
UCAPAN TERIMA KASIH................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................
DAFTAR TABEL..............................................................................................
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................
1 PENDAHULUAN............................................................................................
1.1 Latar Belakang.....................................................................................
1.2 Tujuan..................................................................................................
1.3 Batasan Masalah.................................................................................
2 METODE PRAKTIK.......................................................................................
2.1 Waktu dan Tempat...............................................................................
2.2 Metode Pengumpulan Data..................................................................
2.3 Metode Pengolahan Data.....................................................................
2.4 Metode Analisis Data...........................................................................
3 HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................................
3.1 Praproduksi..........................................................................................
3.1.1 Perencanaan dan Target produksi .............................................
3.1.2 Perorganisasian..........................................................................
3.1.3 Kesesuain Lokasi........................................................................
3.1.4 Persiapan wadah dan media.......................................................
3.2 Produksi...............................................................................................
3.2.1 Penebaran Benih ........................................................................
3.2.2 Pengelolaan Pakan.....................................................................
3.2.3 Pengelolaan Kualitas Air.............................................................
3.2.4 Pengelolaan kesehatan Ikan.......................................................
3.2.5 Panen..........................................................................................
3.3. Pasca Panen........................................................................................
3.3.1 Pengendalian dan Evaluasi.........................................................
3.4. Intervensi Masalah...............................................................................
3.5. Penerapan Intervensi...........................................................................
3.6 Performa Budidaya..............................................................................
3.6.1 Average Body Weight..................................................................
3.6.2 Average Daily Growth.................................................................
3.6.3 Feed Conversion Ratio................................................................
3.6.4 Survival Rate...............................................................................
3.6.5 Biomassa....................................................................................
3.7. Analisa Finansial..................................................................................
3.7.1 Biaya Investasi............................................................................
3.7.2 Biaya Produksi............................................................................
3.7.3 Pendapatan.................................................................................
3.7.4 Analisa Laba/Rugi.......................................................................
3.7.5 Benefit Cost Ratio (B/C Ratio).....................................................
3.7.6 Break Event Point (BEP).............................................................
3.7.8 Payback Period (PP)...................................................................
4 SIMPULAN DAN SARAN...............................................................................
4.1 Simpulan..............................................................................................
4.2 Saran...................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................
LAMPIRAN.........................................................................................................
RIWAYAT HIDUP...............................................................................................
DAFTAR GAMBAR

1 Diagram Analisis Fishbone .........................................................................


2 (a) Penyedotan lumpur. (b) Pengurasan air kolam .....................................
3 Persiapan media ........................................................................................
4 Ukuran benih .............................................................................................
5 (a) Bentuk pakan (b) Pemberian pakan.......................................................
6 Gudang penyimpanan pakan ......................................................................
7 Grafik Average Body Weight ......................................................................
8 Grafik Average Daily Growth ......................................................................
9 Proses panen .............................................................................................
10 Grafik Average Body Weigh........................................................................
11 Grafik Average Daily Growth ......................................................................
12 Grafik Survival Rate ....................................................................................
13 Grafik Feed Conversion Ratio ....................................................................
14 Grafik Biomassa..........................................................................................
DAFTAR TABEL

1 Data primer yang di ambil..................................................................................


2 Target Produksi..................................................................................................

3 Parameter kesesuaian lokasi


4 Luas kolam pemeliharaan..................................................................................

5 Penebaran benih
6 Jenis,ukuran dan bentuk pakan.........................................................................

7 Kandung Nutrisi Tongwei Feed


8 Pengukuran kualitas air......................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN

1 Peta Lokasi Budidaya........................................................................................


2 Alat dan Bahan yang digunakan selama Praktek...............................................

3 Struktur Organisasi
4 Jadwal Pakan.....................................................................................................

5 Sampling Pertumbuhan
6 Kualitas Air.........................................................................................................

7 Biaya Investasi
8 Biaya Produksi...................................................................................................

9 Hasil Panen
10 Analisa Finansial...............................................................................................
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ikan Patin Siam (Pangasius hypophthalmus) merupakan salah satu
komoditas unggulan perikanan air tawar yang telah banyak dibudidayakan oleh
masyarakat (Darmawan, et al., 2018) (Agriansa, et al, 2020). Daging ikan patin
memiliki kandungan kalori dan protein yang cukup tinggi, rasa dagingnya khas,
enak, lezat dan gurih sehingga digemari oleh masyarakat (Firman, et al., 2015).
Ikan patin siam (Pangasius hypophthalmus) merupakan jenis ikan konsumsi ikan
air tawar, yang berprospek cerah untuk dikembangkan, karena memiliki harga
jual yang cukup tinggi (Sumantriyadi, et al., 2017). Tercatat pada tahun 2011,
produksi ikan patin di Indonesia mencapai 229.267 ton dengan kontribusi 16,11%
dari produksi patin dunia (FAO, 2013) dalam (Poernomo, et al., 2015).
Produksi ikan patin hasil budidaya sendiri berdasarkan data Warta Ekspor
(2013), pada tahun 2012 mencapai 651.000 ton, dengan sistem budidaya kolam
air tawar (89%) dan keramba (11%) (Noviantoro, et al, 2017). Di Indonesia
terdapat 13 jenis ikan patin, namun yang paling populer adalah Pangasius sp.
Sentra produksi ikan patin di Indonesia terutama adalah Pulau Sumatra dan
Kalimantan, khususnya Provinsi Sumatra Selatan, Jambi, Riau, Kalimantan
Selatan, Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah (Djauhari, et al., 2017)
Ikan patin merupakan ikan yang semakin di minati di Indonesia dan
menjadi salah satu andalan dalam peningkatan produktifitas budidaya. Hal ini
dapat dibuktikan dengan peningkatan produksi ikan patin tahun 2015 sebesat
339.069 ton dan meningkat menjadi 437.11 ton pada tahun 2016, produksi patin
masih terus meningkat dimana sasaran produksi patin nasional pada tahun 2019
yaitu menjadi 1.149.400 ton (KKP 2016 dalam Rumimpunu, et al., 2017).
Ikan patin merupakan komoditas unggulan budidaya di Provinsi Jambi
dan sentra produksinya terdapat di Kabupaten Muaro Jambi yang menyumbang
21.617,5 ton ikan patin terhadap total produksi perikanan budidaya Provinsi
Jambi sebesar 48.688,5 ton. Produksi perikanan budidaya di Kabupaten Muaro
Jambi sebagian besar berasal dari perikanan budidaya, yaitu 24.679,0 ton
(94,97%), sedangkan perikanan tangkap perairan umum dan daratan hanya
sebesar 1.305,9 ton (5,03%). Produksi perikanan budidaya tersebut sebagian
besar berasal dari komoditas ikan patin, yaitu sebesar 14.650,8 ton atau 59,37%,
sedangkan komoditas ikan lainnya sebesar 10.028,2 ton atau 40,63%
(Wiramiharja, et al, 2018).
Kemampuan tersebut didukung oleh besarnya potensi sumber daya
perikanan di Kabupaten Muaro Jambi dengan kondisi geografis wilayah yang
memiliki lahan basah/rawa untuk budidaya ikan terutama di Kecamatan Kumpeh
Ulu dan Sungai Gelam (Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Muaro
Jambi, 2016). Komoditas yang cocok untuk dibudidayakan di lahan tersebut
adalah ikan patin karena dapat tumbuh dengan baik serta dapat dikembangkan
di lahan marjinal seperti lahan rawa maupun lahan gambut (Wiramiharja et al.,
2018).
Masalah utama yang dihadapi pembudidaya ikan saat ini adalah
lambatnya produktifitas ikan patin serta kualitas daging yang kurang baik (berbau
lumpur) karena lingkungan budidaya ikan yang kurang terkontrol (Zidni, et al.,
2017). Permasalahan yang terjadi pada budidaya ikan patin salah satunya
adalah pada pakan (Ananda et al., 2015). Pemberian pakan yang efisien dan
efektif mampu menekan biaya produksi dan mengurangi dampak negatif pakan
terhadap lingkungan (Arta et al., 2019).dan Selain itu, ikan patin juga memiliki
keunggulan sebagai ikan budidaya dan mempunyai prospek sebagai komoditas
ekspor (Firman, et al., 2015);Komariyah dan Setiawan, 2009). Oleh karena itu
untuk memenuhi permintaan pasar perlu adanya peningkatan produksi dan
perbaikan manajemen usaha ikan patin. Hal ini yang melatar belakangi penulis
memilih judul “Manajemen Pembesaran Ikan Patin Siam (Pangasius
hypophthalmus) Di P2MKP Mina Sejahtera Muaro Jambi, Jambi ”

1.2 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam Praktik Akhir ini ialah sebagai berikut:
1. Mampu melakukan manajemen produksi ikan patin siam (Pangasius
hypophthalmus)
2. Mampu menganalisis aspek finansial pada usaha pembesaran ikan patin siam
(Pangasius hypophthalmus).
3. Mampu mengidentifikasi masalah dan intervensi masalah yang terjadi selama
budidaya pembesaran ikan patin siam (Pangasius hypophthalmus).

1.3. Batasan Masalah


Pada pelaksanaan praktik akhir ini penulis membatasi permasalahan
pada:
1. Pra produksi meliputi perencanaan produksi, pengorganisasian, pelaksanaan
dan pengawasan, Produksi meliputi kesesuaian lokasi, persiapan kolam dan
media, penebaran benur, manajemen pakan, monitoring pertumbuhan ,
manajemen kualitas air, pengelolaan Kesehatan ikan, panen. Pasca produksi
meliputi pasca panen
2. Aspek finansial meliputi Laba/rugi, Break Even Point (BEP), Benefit Cost Ratio
(B/C Ratio), dan Payback Period (PP) pada pembesaran ikan patin siam
3. Identifikasi akar masalah menggunakan diagram fishbone yang meliputi
manusia, mesin,material, metode.

1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari Karya ilmiah praktik akhir ini, adalah:
1. Dapat bermanfaat bagi penulid, terutama tentang manajemen
pembesaran ikan patin siam (Pangasius hypophthalmus).
2. Dapat bermanffat bagi pembaca, untuk dapat menambah ilmu tentang
manajemen produksi ikan patin siam (Pangasius hypophthalmus)
3. Bagi pihak lain maupun perusahaan, diharapkan hasil laporan praktik ini
berguna sebagai bahan kajian dan referensi untuk melihat prospek usaha
pembesaran ikan patin siam (Pangasius hypophthalmus) secara teknis,
manajemen, dan finansial.

2. METODE PRAKTIK
2.1 Waktu dan Tempat
Praktik akhir ini dilaksanakan pada tanggal 08 Maret 2021 sampai 05 Juni
2021 . Berlokasi di P2MKP Mina Sejahtera Muaro Jambi, Desa Tangkit Baru,
Kecamatan Sungai gelam, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi. Peta lokasi
praktik dapat dilihat pada lampiran 1

2.2 Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data dalam Praktik Akhir ini dilakukan dengan
mengikuti seluruh kegiatan yang ada khususnya yang berkaitan dengan
manajemen produksi pembesaran ikan patin di P2MKP Mina Sejahtera Muaro
Jambi. Data yang dikumpulkan selama praktik akhir ini terdiri dari dua jenis yaitu
data primer dan sekunder.

2.2.1 Data Primer


Data primer adalah data yang dikumpulkan melalui pihak pertama,
biasanya dapat melalui wawancara, jejak dan lain-lain (Herviani & Febriansyah,
2016). Data Primer, merupakan data yang diperoleh melalui wawancara
langsung dengan pembudidaya (Saragih, et al, 2015). Data primer meliputi
kesesuaian lokasi, persiapan wadah dan media, penebaran benih, pengelolaan
pakan, monitoring pertumbuhan pengelolaan kualitas air, kesehatan ikan. Dapat
dilihat pada tabel 1
Tabel 1. Data primer yang di ambil
No Jenis Data Metode dan Frekuensi Lokasi
Pengamatan
(1) (2) (3) (4)
1 Kesesuaian lokasi Pengamatan secara Di sumber air dan
a. Sumber air langsung selama semua unit
b. Jaringan dilakukan sekali saat
komunikasi awal praktik
c. Sumber listrik
d. Aksesibilitas
e. Keamanan
2 Persiapan wadah Pengamatan dan Di semua unit
a. Metode mengukur secara pemeliharaan
pelaksanaan langsung dilakukan sekali
b. Jenis wadah selama praktik pada awal
c. Dimensi wadah pemeliharaan
d. Konstruksi
e. Alat dan bahan
f. Waktu pelaksanaan
3 Persiapan media Pengamatan secara Di unit
a. Metode langsung selama sekali pemeliharaan
pelaksanaan saat awal pemeliharaan
b. Waktu pelaksanaan
c. Alat dan bahan
4 Penebaran benih Pengamatan secara Di semua unit
a. Metode langsung dilakukan sekali pemeliharaan
pelaksanaan saat awal pemeliharaan
b. Jumlah dan padat
tebar
c. Waktu pelaksanaan
d. Kualitas benih
5 Pengelolaan pakan Pengamatan secara Di semua unit
a. Jenis pakan langsung selama pemeliharaan
b. Dosis pakan pemeliharaan
c. Frekuensi dan
teknik pemberian
pakan
d. Penyimpanan
pakan
6 Performa budidaya Pengamatan dan
a. SR perhitungan 15 hari sekali
b. ABW selama pemeliharaan
c. ADG
d. FCR
7 Pengelolaan kualitas Pengamatan dan Di semua unit
air pengukuran pemeliharaan
Metode pelaksanaan menggunakan masing-
pengelolaan (suhu, masing alat indikator
pH, DO) selama pemeliharaan

8 Kesehatan ikan Pengamatan secara Di semua unit


a. Waktu dan tempat visual selama pemeliharaan
terserang pemeliharaan
b. Gejala dan ciri-ciri
c. Cara pencegahan
9 Panen Pengamatan dan Di semua unit
a. Waktu dan tempat wawancara secara pemeliharaan
pelaksanaan langsung pada saat
b. Teknik pelaksanaa kegiatan panen
c. Alat yang
digunakan
2.2.2 Data Sekunder
Data sekunder adalah sumber data yang diperoleh dengan cara
membaca, mempelajari dan memahami melalui media lain yang bersumber dari
literatur, buku-buku, serta dokumen (Herviani & Febriansyah, 2016). Data
sekunder yang diambil selama praktik akhir ini adalah organisasi perusahaan,
denah lokasi, data finansial dan data produksi siklus sebelumnya.
2.2.3 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan selama praktik akhir dalam
budidaya ikan patin mulai dari kegiatan pra produksi, produksi, dan pasca
produksi dapat dilihat pada Lampiran 2

2.2.4 Metode Kerja


2.2.4.1 Kesesuaian lokasi
Pengambilan data kesesuaian lokasi digunakan untuk mengetahui layak
atau tidak suatu lokasi itu digunakan untuk budidaya. Mengetahui sumber air
yang digunakan dilakukan dengan cara mengamati dan mengukur jarak sumber
air ke lokasi budidaya. Mengetahui sumber listrik dan jaringan telekomunikasi
yang digunakan dilakukan dengan cara mengamati dan melakukan wawancara
kepada teknisi. Mengetahui aksesibilitas perusahaan dengan cara mengamati
secara langsung dan melakukan wawancara kepada teknisi. Mengetahui
keamanan lingkungan dilakukan dengan cara mengamati sekitar lokasi budidaya.

2.2.4.2 Persiapan Wadah


Mengamati semua peralatan yang digunakan dalam melakukan persiapan
wadah beserta spesifikasinya. Mengamati semua bahan-bahan yang digunakan
dalam melakukan persiapan wadah. Mencatat dan menghitung dosis/jumlah
bahan yang digunakan beserta teknik aplikasinya. Melakukan wawancara
tentang efek bahan-bahan yang digunakan. Mencatat waktu yang dibutuhkan
untuk melakukan persiapan wadah dan pengaplikasian bahan-bahan.

2.2.4.3 Persiapan Media


Mengamati dan mencatat semua peralatan yang digunakan dalam
melakukan kegiatan persiapan media. Mengamati dan mencatat semua bahan-
bahan yang digunakan dalam melakukan persiapan media. Mencatat dan
menghitung dosis/jumlah bahan yang digunakan beserta teknik aplikasinya.
Mencatat waktu yang dibutuhkan untuk melakukan persiapan media dan
pengaplikasian bahan-bahan. Mencatat dan melakukan semua tahapan atau
proses persiapan media.

2.2.4.4 Penebaran Benih


Mencatat sumber benih, teknik pengangkutan yang digunakan.
Melakukan proses penebaran benih. Mencatat tahapan penebaran benih.
Melakukan pengamatan kondisi visual benih. Mencatat tanggal penebaran benih.
Mencatat dan mengamati teknik aklimatisasi. Mencatat ukuran benih yang
ditebar. Mencatat dan menghitung jumlah tebar dan padat tebar benih. Mencatat
waktu penebaran benih dan lama penebaran benih. Pada saat penebaran benih,
kita harus mengetahui kualitas benih dan kondisi benih. Untuk mengetahui
kualitas benih adalah dengan melihat ciri-ciri ikan. Selain itu dilakukan juga
wawancara tentang sertifikat dan asal benih.
2.2.4.5 Pengelolaan Pakan
Data yang diambil berkaitan dengan pengelolaan pakan yaitu jenis pakan,
jumlah dan dosis pakan, frekuensi dan waktu pemberian pakan serta
penyimpanan pakan. Data tersebut dapat diperoleh dengan cara
1) Jenis pakan
Untuk mengetahui jenis pakan metode praktik yang dilakukan
adalah dengan mengamati secara visual dan mencatat merek pakan,
mengidentifikasi bentuk dan struktur pakan dan mengetahui komposisi
nutrisi pakan dengan mengamati kemasan karung pakan.
2) Jumlah dan dosis pakan
Untuk mengetahui jumlah dan dosis pakan adalah dengan
mengetahui dasar penentuan jumlah pakan perhari dengan cara mencari
literatur dan wawancara, mengetahui dosis pemberian pakan perhari
dengan cara wawancara dengan teknisi, serta mencari literatur.
3) waktu pemberian pakan
Untuk mengetahui waktu pemberian pakan adalah dengan cara
mengikuti kegiatan dan wawancara dengan teknisi.
4) Frekuensi dan teknik pemberian pakan
Untuk mengetahui frekuensi dan teknik pemberian pakan adalah
dengan cara mengikuti kegiatan pemberian pakan secara langsung.
5) Teknik penyimpanan pakan
Untuk mengetahui penyimpanan pakan adalah melakukan
pengamatan secara visual mengenai cara penyimpanan pakan di gudang
penyimpanan, mengamati bagian-bagian gudang penyimpangan pakan,
mengetahui jumlah pakan dan stok yang disimpan dengan cara
wawancara dengan teknisi dan mengetahui waktu maksimal
penyimpanan pakan di gudang dengan cara melakukan wawancara.

2.2.4.6 Pengelolaan Kualitas Air


Pengelolaan kualitas air yang dilakukan yaitu pengecekan parameter
kualitas air. Pengecekan kualitas air dilakukan pada setiap kolam pengamatan.
Parameter kualitas air yang di cek meliputi suhu, pH dan DO. Pengukuran suhu
dilakukan menggunakan termometer sebanyak 1 kali sehari yaitu pada pukul
07.00 WIB. Pengukuran pH dilakukan menggunakan pH paper sebanyak 1 kali
sehari pada pukul 07.00 WIB. Pengukuran DO dilakukan menggunakan DO
meter sebanyak 1 kali dalam 5 sehari pada pukul 07.00 WIB

2.2.4.7 Monitoring Pertumbuhan


Waktu sampling pertumbuhan setiap 15 hari sekali dan dilakukan pagi
hari pukul 06.30.Pengambilan sampel dilakukan di satu stasiun pada setiap
kolam. Pengamatan bobot dilakukan dengan menimbang bobot ikan dengan
menggunakan sampel 10 ekor ikan untuk di hitung berat rata-ratanya. Tingkat
kelangsungan hidup ikan dapat diketahui dengan cara menghitung jumlah ikan
yang mati.

2.2.4.8 Pengelolaan Kesehatan ikan


Kesehatan ikan dilakukan secara visual dengan mengamati ciri-ciri
tingkah laku ikan dan gejala klinis ikan. Mencatat ciri-ciri dan gejala ikan dan
mencari literatur.
2.2.4.9 Panen
Mengetahui waktu panen dengan melihat umur ikan dan memaham
ukuran ikan yang tepat untuk dipanen serta mengikuti langsung kegiatan panen.
Memahami metode panen dengan melihat permintaan pasar. Menyiapkan alat
dan bahan untuk panen. Menghitung jumlah hasil panen dari hasil timbangan
ikan.

2.3 Metode Pengolahan Data


Metode pengolahan data merupakan metode yang digunakan untuk
mengolah data yang sudah dikumpulkan terkait dengan judul praktik. Metode
pengolahan data meliputi pengukuran dan perhitungan yang dilakukan dari data
teknis produksi dan analisis finansial.

2.3.1 Aspek Teknis


2.3.1.1 Average Body Weight (ABW) : (Sinaga, et al., 2020)

Total berat sampling (g)


ABW (g) =
jumlah individu( ekor)

2.3.1.2 Avarage Daily Growth (ADG) (Effendie, 1979):

Dimana :
ABW1= Bobot rata-rata ikan pada sampling
ABW 2− ABWke-11 (g)
ADG
ABW2= Bobot rata-rata (g)pada
ikan = sampling ke-2 (g).
Hari

2.3.1.3 Sintasan (Survival Rate / SR) (Effendie, 1979):

Nt
SR (%) = x 100%
No

Dimana :
Nt = Jumlah ikan pada akhir pemeliharaan (ekor)
No = Jumlah ikan pada awal pemeliharaan (ekor)

2.3.1.4 Feed Convention Ratio (FCR) (Effendi 2003)

F
FCR =
Wt−Wo

Dimana :
F : Jumlah total pakan yang diberikan (g)
Wt : Bobot total ikan pada akhir pemeliharan (g)
Wo : Bobot total ikan pada akhir pemeliharan (g)

2.3.2 Aspek Finansial


2.3.2 1 Analisa laba/rugi
Menurut Primyastanto, (2011) Laba/rugi dapat dihitung menggunakan
rumus sebagai berikut:
Laba/Rugi = Total Penjualan (Rp) – Biaya Produksi (Rp)

2.3.2.2 B/C ratio


Menurut Deby et al., (2018) B/C ratio dapat dihitung menggunakan rumus
sebagai berikut:
Total penerimaan
B/C ratio =
Total biaya operasinoal

2.3.2.3 Break Even Point (BEP)


Menurut Primyastanto, (2011) Break Even Point dapat dihitung
menggunakan rumus sebagai berikut:
a) BEP Harga
FC
BEP Harga = VS
¿ 1−
S
Keterangan
FC = Biaya tetap
VC = Variabel cost
S = Nilai penjualan (jumlah penerimaan)
b) BEP Unit
FC
BEP Unit =
p−v
Keterangan :
FC = biaya tetap
p = harga per unit
v = biaya variabel per unit

2.3.2.4 Payback Period (PP)


Menurut Primyastanto, (2011) Payback Period dapat dihitung
menggunakan rumus sebagai berikut:
Investasi
Payback Period = x 1 tahun
Kas bersih/ pertahun

2.4 Metode Analisis Data


2.4 1 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif dapat dilakuan dengan cara membagas secara
sistematis, menggambarkan dan menjelaskan kegiatan saat praktik atau
menganalisa lebih dalam dan membandingkan dengan literatur serta disajikan
dalam bentuk tabel, grafik, dan gambar dikaitkan dengan teori sehingga dapat
diambil kesimpulan, ditunjang dengan hasil wawancara kepada pihak yang
berkompeten dilapangan.
2.4.2 Analisis Kuantitatif
Metode analisis kuantitatif dilakukan dengan menggunakan rumus,
pengukuran dan perhitungan yang dilakukan seperti menghittung berat rata-rata
ikan, menghitung pertambahan berat rata-rata harian, menghitung berat total
ikan, menghitung tingkat kelangsungan hidup, menghitung konversi pakan, serta
Analisa Laba/rugi. analisis kuantitatif terdiri dari analisis resiko dengan
menghitung expected value, ragam (variation), simpangan baku (standard
deviation), koefisien variasi (standard variation), nilai batas bawah, produksi,
harga dan pendapatan (Saragih et al., 2015)

2.4.3 Metode Fishbone


Analisis Fishbone (atau Ishikawa) adalah suatu pendekatan terstruktur
yang memungkinkan dilakukan suatu analisis lebih terperinci dalam menemukan
penyebab-penyebab suatu masalah, ketidaksesuaian, dan kesenjangan yang
ada (Hamidy, 2016). Fishbone diagram digunakan ketika kita ingin
mengidentifikasi kemungkinan penyebab masalah dan terutama ketika sebuah
team cenderung jatuh berpikir pada rutinitas (Kusnadi, 2008).Gambar digram
Fishbone dapat dilihat pada gambar 1
Diagram fishbone ini dapat digunakan ketika kita perlu:
• Mengenali akar penyebab masalah atau sebab mendasar dari akibat, masalah,
atau kondisi tertentu
• Memilah dan menguraikan pengaruh timbal balik antara berbagai faktor yang
mempengaruhi akibat atau proses tertentu
• Menganalisa masalah yang ada sehingga tindakan yang tepat dapat diambil

Gambar 1. Diagram Analisis Fishbone


Menurut Hamidy, (2016) Langkah-langkah yang harus dilakukan adalah:
1) Pengumpulan data
2) Menggambarkan bagan faktor penyebab
3) Identifikasi akar masalah
4) Rekomendasi dan implementasi.
3. HASIL DAN PEMBAHASAAN
3.1 Pra Produksi
3.1.1 Perencanaan dan Target Produksi
Pembesaran ikan patin siam dilakukan berdasarkan target produksi
P2MKP Mina Sejahtera Muaro Jambi seperti jumlah penebaran, ABW, Feed
Convertion Ratio (FCR), survival rate (SR), dan waktu pemeliharaan. P2MKP
Mina Sejahtera memiliki kolam dan melakukan aktivitas budidaya dua kali siklus
produksi dalam satu tahun. Untuk lebih jelas target produksi dapat dilihat pada
Tabel .2
Tabel 2. Target Produksi
No Uraian Target Standar Referensi
1 DOC (Hari) 180 180 SNI 7551:(2009)
2 Padat Tebar 10 8 – 10 SNI 7551:(2009)
(ekor/m )
3

3 SR (%) 80 80 SNI 7551:(2009)


4 FCR 1.5 1,68 WWF-Indonesia, (2015)
5 ABW (g) 600 500 SNI 7551:(2009)

Faktor utama yang menjadi target P2MKP Mina Sejahtera Muaro Jambi
yaitu SR dan FCR. Sistem yang digunakan pada P2MKP Mina Sejahtera yaitu
meminimalkan biaya produksi agar produktivitas tinggi dengan melakukan
penekanan FCR yang bertujuan untuk meningkatkan efektifitas dalam
penggunaan pakan, karena 70% dari biaya produksi merupakan biaya pakan.
Hal ini diperkuat dengan pernyataan Bidayani, et al, (2018) bahwa pakan
merupakan kebutuhan utama dalam kegiatan budidaya ikan yang menghabiskan
sebanyak 60- 70% dari biaya produksi. Agar kegiatan berjalan sesuai dengan
target, pemeliharaan pembesaran ikan patin dilakukan sesuai jadwal yang telah
ditentukan.
Waktu perencanaan target produksi dilakukan pada awal kegiatan setelah
siklus sebelumnya selesai. Penentuan target produksi di P2MKP Mina Sejahtera
dilakukan oleh manager. Tujuan ditentukan target produksi adalah sebagai
acuan kegiatan selama kegiatan budidaya berlangsung, sebagai pedoman untuk
mencapai target yang telah ditetapkan, dan menjaga keberlanjutan dari budidaya
yang dijalankanJadwal produksi diatur oleh manajer perusahaan sedangkan
untuk jadwal kegiatan teknis dipersiapkan oleh teknisi.

3.1.2 Pengorganisasian
Tenaga kerja yang digunakan oleh P2MKP Mina Sejahtera ini dibagi atas
beberapa tingkatan yaitu manajer produksi, teknisi, kepala gudang dan feeder.
Manajer memiliki tugas mengatur P2MKP Mina Sejahtera, Jual-beli hasil
produksi, teknisi memiliki tugas membuat rencana kegiatan produksi, mengurus
kegiatan dikolam, , kepala Gudang yang mengurus persedia pakan, distribusi
pakan, probiotik, peralatan mesin dan anggota memiliki tugas memberi pakan
ikan, monitoring pertumbuhan ikan dan pengamatan Kesehatan ikan. Pembagian
tugas anggota dipertanggung jawabkan maksimal 5 kolam pada masing-masing
orang dan diberikan sesuai dengan kemampuan anggota, sehingga kegiatan
produksi di P2MKP Mina Sejahtera sudah berjalan dengan baik. Struktur
organisasi P2MKP Mina Sejahtera Muaro Jambi dapat dilihat pada lampiran 3.

3.1.3 Kesesuaian Lokasi


P2MKP Mina Sejahtera berdiri di atas lahan seluas 27.5 Ha. Berada
dipinggir sungai desa tangkit baru. sehingga untuk sumber air selalu ada
sepanjang tahun. Konstruksi kolam yang lebih tinggi dan terpisah dari sungai
menghindari terjadinya banjir. Posisinya yang jauh dari perkotaan dan industri
menghasilkan kualitas air budidaya yang baik dan tidak tercemar. Sejalan
dengan (SNI : 01- 6483.3 - 2000) lokasi ini sangat sesuai untuk dilakukan
budidaya ikan patin jika dilihat dari segi sumber air karena mencukupi kebutuhan,
tidak tercemar dan tersedia sepanjang tahun.
Lokasi P2MKP Mina Sejahtera dekat dengan jalan raya dan akses
menuju kolam dapat dijangkau dengan kendaraan roda empat maupun roda dua.
sehingga memudahkan proses produksi. Jarak dari P2MKP Mina Sejahtera
menuju ibu kota jambi dapat ditempuh dengan waktu 20 menit sarana
transportasi lancar. P2MKP Mina Sejahtera memiliki alat transportasi yang
digunakan untuk membantu memudahkan memenuhi kebutuhan produksi Lokasi
budidaya juga mudah dijangkau, hal ini sesuai dengan (SNI : 01- 6483.4 - 2000).
Sumber listrik di lokasi praktik berasal dari jaringan Perusahaan Listrik
Negara (PLN). Sumber listrik tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan
produksi seperti sumber penerangan. Sedangkan jaringan komunikasi pada
lokasi praktik tidak memiliki masalah karena jaringan telekomunikasi dan akses
internet telah tercukupi dengan baik. Menurut Zulkarnain et al, (2015) bahwa
Informasi tentang produksi dan pemasaran usaha budidaya perikanan
merupakan hal paling dibutuhkan dan penting bagi pembudidaya ikan dalam
menjalankan usahanya, dalam memenuhi kebutuhan informasi tersebut
pembudidaya ikan saling berinteraksi dan berbagi, baik dalam lingkungan
sesama pembudidaya ikan atau di luar lingkungannya
Dalam segi keamanan, lokasi praktik jauh dari ancaman bahaya tanah
longsor dan banjir. karena lokasi tidak jauh dari gunung dan bukit. Lokasi praktik
berada disekitar pemukiman warga. Sekitar lokasi praktik tidak bersinggungan
dengan perusahaan-perusahaan besar, sehingga lokasi terhindar dari cemaran
limbah perusahaan. Parameter kesesuaian lokasi budidaya diantaranya adalah
sumber air, aksesibilitas, jaringan komunikasi, sumber listrik dan keamanan
lingkungan
Berdasarkan hasil pengamatan selama praktik akhir, lokasi P2MKP Mina
Sejahtera yang strategis sangat membantu dalam kegiatan produksi. Lokasi
yang berada tidak jauh dari pusat kita yaitu sekitar 10 km sangat berpengaruh
terhadap proses menjual hasil produksi. Dekatnya lokasi P2MKP Mina Sejahtera
Muaro Jambi dengan sarana transportasi umum dapat memangkas ongkos biaya
produksi sehingga keuntungan yang didapatkan lebih banyak. Berdasarkan
kemudahan waktu, biaya dan usaha dalam akses memenuhi produksi, maka
aksesibilitas P2MKP Mina Sejahtera dapat dikatakan baik. Aksesibilitas yang
mudah tersebut sesuai dengan SNI : 01- 6483.4 – 2000. Parameter kesesuain
lokasi dapat dilihat pada tabel 3
Tabel 3. Parameter kesesuaian lokasi
No Parameter Hasil Referensi Ket
1 Sumber air  bebas dari SNI 7551:(2009) Sesuai
pencemaran
 Bebas dari
banjir
 Sungai desa
tangkit baru
2 Aksesibilitas  Bisa di akses SNI : 01- 6483.4 – Sesuai
dengan roda 2000
dua dan empat

 ± 10 km dekat
dengan kota
3 Sumber listrik  Tersedia Zulkarnain,et al, Sesuai
intsalasi PLN (2015)
4 Jaringan  Telepon dan Zulkarnain,et al, Sesuai
Komunikasi internet tidak (2015)
ada gangguan
5 Keamanan  Tidak ada nya WWF-Indonesia, Tidak
dan pagar pembatas (2015) sesuai
lingkungan pagar keliling

3.1.4 Persiapan Wadah dan Media


Pengukuran kolam menggunakan meteran untuk memudahkan
mendapatkan ukuran dimensi kolam. Wadah yang digunakan pada pemeliharaan
berjumlah 4 buah kolam tanah berbentuk peregi panjang dengan panjang 20
meter, lebar 15 m dengan tinggi air yang berbeda satu kolam dengan kolam lain
nya dapat dilihat pada tabel 4. Kolam tanah tidak mempunyai outlet untuk
digunakan pembuatan sisa kotoran
Tabel 4. Luas kolam pemeliharaan
No Kolam Tinggi Air (m) Luas Kolam (m2) Volume kolam (m3)
1 Kolam A1 2.80 300 840
2 Kolam A2 2.80 300 840
3 Kolam A3 2.73 300 819
4 Kolam A3 2.84 300 852

Persiapan wadah perlu dilakukan agar kondisi kolam dapat memberikan


kenyamanan bagi biota untuk hidup dan berkembang biak sehingga mampu
menghasilkan produk yang baik. Berdasarkan pengamatan kegiatan selama
praktik akhir, persiapan wadah yang dilakukan meliputi pembersihan kolam,
penyedotan lumpur, pengeringan kolam. Pembersihan kolam dimulai dari
memotong rumput dipinggir kolam menggunakan mesin pemotong rumput,
penyedotan lumpur yang ada didasar kolam dan pengeringan kolam dilakukan
selama 3-4 hari. bertujuan untuk membunuh biota penggangu. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Rahantoknam & Letsoin (2017) bahwa pengeringan ini
bertujuan untuk membunuh biota lain dan jenis ikan lainnya yang terdapat dalam
kolam. menurut Sushanty & Priadi, (2017) bahwa tujuan dari pengeringan yaitu
untuk mencegah hama dan penyakit pada ikan. Sedangkan menurut Sazmi et
al., (2018) kolam budidaya dibersihkan dari lumpur serta hama dan penyakit
untuk menghindari risiko kematian benih ikan.

(a) (b)
Gambar 2. (a) Penyedotan lumpur. (b) Pengurasan air kolam
Setelah kegiatan persiapan wadah selesai, selanjutnya persiapan media.
Untuk persiapan media, air yang digunakan menggunakan resapan dasar kolam
dan dinding kolam yang berasal dari mata air alam. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Aprolita, et al.,(2008) bahwa pembudidaya mendapatkan air dari
mata air yang berasal dari kolam itu sendiri, mata air akan didapat bila
penggalian kolam kurang lebih 1 meter. Setelah tinggi air mencapai 1,5 m
diberikan probiotik EM4 (Effective Microorganisme 4) dengan dosis 6 liter/ ha dan
dibiarkan selama 1 minggu. Kolam untuk siap digunakan penebaran benih.
Persiapan media dapat dilihat pada gambar 3.

Gambar 3.Persiapan media


3.2 Produksi
Kegiatan produksi yang dilakukan pada perusahaan dimulai dari
penebaran, pengelolaan pakan, pengelolaan kualitas air media pemeliharaan,
mengamati pertumbuhan, mengamati kesehatan ikan serta panen.
3.2.1 Penebaran Benih
Pada setiap Kolam jumlah penebaran benih yaitu sama 2000 ekor/kolam,
dengan padat tebar 7 m2/ekor. Hal ini tidak sesuai dengan SNI 7551, (2009);
Tahapari, et al, (2018); bahwa padat tebar yang ideal yaitu 8 – 10 m 2/ekor.
Ukuran benih rata-rata Panjang ikan 2-3 inci yaitu 6-8 cm .Hal ini sesuai dengan
syarat kriteria kuantitatif benih ikan patin siam menurut SNI : 01- 6483.2 (2000)
yaitu 2,0 - 3,0 inci .Benih berasal dari usaha mandiri yang berjarak 20 km dari
lokasi budidaya. Jumlah padat tebar dapat dilihat pada tabel 5
Tabel 5. Penebaran benih
No Kolam Luas Luas Jumalah Padat Padat
Kolam Kolam (m2) tebar (ekor) Tebar (m3) Tebar
(m )3
(m2)
1 A1 840 300 2000 3 7
2 A2 840 300 2000 3 7
3 A3 819 300 2000 3 7
4 A4 852 300 2000 3 7

Sebelum penebaran benih dilakukan aklitimisasi terlebih dahulu,


bertujuan untuk mengurangin stress pada benih. Hal ini sesuai dengan
pernyataan WWF-Indonesia, (2015) bahwa benih yang telah tiba di lokasi
dilakukan aklimatisasi (penyesuaian terhadap lingkungan air baru) dengan cara
kantong yang berisi bibit dimasukkan ke dalam kolam.Penebaran benih dilakukan
pada malam hari bertujuan untuk menghindari benih ikan stress dengan suhu
yang tinggi. Hal ini sesuai dengan Andriyanto, et al, (2012); Aprolita, et al, (2008)
bahwa penebaran benih dilakukan pada pagi/sore hari (suhu masih rendah)..
Hasil pengamatan ciri-ciri benih sebelum ditebar ukuran tidak seragam,
gerakan lincah dan tidak cacat serta bebas dari penyakit .Hal ini tidak sesuai
dengan WWF-Indonesia, (2015) bahwa Ukuran seragam dan tidak cacat,
gerakannya lincah, dan bebas dari penyakit. Jika benih yang ditebar tidak
seragam maka akan menyebabkan pertumbuhan yang tidak merata pada ikan
tersebut.Ukuran benih yang tidak seragam dapat dilihat pada gambar 4

Gambar 4. Ukuran benih.


3.2.2 Pengelolaan Pakan
Pakan merupakan hal penting dan berperan atas keberhasilan dalam
pembesaran ikan patin siam yang dibudidayakan. Oleh karena itu pemilihan jenis
pakan dan kandungan nutrisi pakan yang akan digunakan dalam usaha
pembesaran ikan patin siam harus tepat. Pemberian pakan pada proses
pemeliharaan ikan patin di kolam sangat menentukan dalam memacu
pertumbuhan dari ikan patin. Pakan yang diberikan ialah pakan komersil berupa
pelet apung. Pembesaran menggunakan pelet apung berukuran 1 mm sampai
dengan 5 mm dengan kandungan protein berbeda dapat dilihat pada tabel 6.
Tabel 6. Jenis,ukuran dan bentuk pakan
No Jenis Pakan Ukuran Pakan Bentuk pakan Ukuran Ikan
(mm) (g)
1 Tongwei Feed -1 1 Pellet <10
2 Tongwei Feed -2 2 Pellet <20
3 Tongwei Feed -3 3 Pellet >20
4 Tongwei Feed -5 5 Pellet >30
(Sumber: PT. Tongwei Feed)
Kandungan nutrisi pakan pada ikan harus lengkap, agar pertumbuhan
ikan patin siam lebih optimal. Adapun kadungan pakan yang diberikan P2MKP
Mina Sejahtera dapat dilihat pada Tebal 7
Tabel 7. Kandung Nutrisi Tongwei Feed
No Kode Protein Kadar air Lemak Serat
Pakan (% min) (% maks) (% min) (% maks)
1 TF -1 34-36 12.0 6.0 5.0
2 TF -2 34 12.0 6.0 7,0
3 TF -3 30 12.0 6.5 5.0
4 TF -5 28-30 12.0 6.5 5.0
(Sumber: PT. Tongwei Feed)
Berdasarkan tabel diatas kandungan protein sesuai dengan WWF-
Indonesia, (2015) bahwa kandungan protein yang dibutuhkan ikan patin 21-33 %.
Kandungan lemak juga sesuai dengan Poernomo et al., (2015) bahwa
kandungan lemak 12%.Kadar air sesuai dengan (SNI 7548: 2009) bahwa kadar
air dalam pakan ikan patin12% Menurut Siagian, et al, (2018) menerangkan
bahwa bahan pangan yang berkadar air tinggi akan lebih mudah rusak,
sedangkan yang berkadar air rendah akan lebih awet, hal ini terjadi karena
dalam proses enzimatis dan kimiawi serta pertumbuhan bakteri di perlukan
sejumlah air. Kandungan lemak sesuai dengan (SNI 7548: 2009) menerangkan
bahwa kandungan lemak min 5%. sedangkan kandungan serat sesuai dengan
(SNI 7548: 2009) bahwa kandungan serat maks 8 %. Gambar bentuk pakan
dapat dilihat pada gambar 5a
Pemberian protein yang tinggi untuk ikan berfungsi untuk mempercepat
pertumbuhan ikan karena dengan bertambahnya berat dan panjang ikan maka
kebutuhan protein akan menurun. Hal ini sesuai dengan pendapat Putranti, et al.,
(2015) menurut bahwa kebutuhan protein akan menurun dengan meningkatnya
bobot dan umur ikan.
(a) (b)
Gambar 5. (a) Bentuk pakan (b) Pemberian pakan
Pelet apung digunakan dari awal pemeliharaan sampai akhir
pemeliharaan umumnya dipilih pelet dengan kandungan komposisi bahan yang
baik bagi pertumbuhan ikan. Ikan jadi tumbuh lebih cepat besar (Yanuar, 2017).
Selain itu pelet apung juga mempengaruhi tingkah gerak ikan patin sesuai
tujuannya. Saat masa bertumbuh, ikan akan banyak bergerak dari bawah untuk
menjemput pakan yang terapung di atas.
Untuk dosis sendiri pada siklus sebelum nya P2MKP Mina Sejahtera
Muaro Jambi tidak menetapkan dosis pakan yang diberikan. Pada siklus ini
pemberian pakan menggunakan feeding rate 5%. Tujuan dipakainya program FR
5% agar usus ikan patin penuh dan Karena usus ikan patin penuh akan
membuat pertumbuhan ikan patin secara maksimal selama satu siklus. Jadwal
pemberian pakan dapat dilihat pada lampiran 4
Frekuensi pemberian pakan adalah 2 kali sehari yaitu pada jam 07.00
WIB dan sore hari pukul 16.00. Hal ini sesuai dengan pendapat Manunggal et al.,
(2018) pemberian makan yang paling baik adalah pagi hari dan sore hari. Hal ini
dilakukan agar keadaan lambung ikan patin tidak terlalu lama kosong. Tahapari
& Suhenda, (2009) mengatakan frekuensi pemberian pakan ditentukan dari
kapasitas dan laju pengosongan lambung; makin cepat waktu pengosongan
lambung, frekuensi pemberian pakan yang dibutuhkan makin tinggi. Gambar
pemberian pakan dapat dilihat pada gambar 5b
Pakan di ambil dari Gudang penyimpanan pakan, setelah pakan yang
diberi tidak habis maka pakan tersebut disimpan didalam drum plastik yang
berada di pinggir kolam dan ditutup menggunakan terpal supaya terhindar dari
sinar matahari dan hujan. bertujuan agar pakan tidak cepat rusak dan berjamur.
Hal ini sesuai dengan Putri, et al, (2017) bahwa pakan disimpan dalam ruangan
yang sejuk, kering, tidak lembab, sirkulasi udara baik dan tidak terkena sinar
matahari langsung. Penyimpanan pakan dapat dilihat pada gambar 6.
Gambar 6. Gudang penyimpanan pakan

Dari pengamatan penyimpanan pakan dilakukan di Gudang yang


tertutup supaya terhindar dari sinar matahari dan hujan, pada alas penyimpanan
pakan menggunakan palet agar pakan tidak lembab. Dari pengamatan selama
praktik akhir mendapatkan hasil bahwa penyimpanan pakan menggunakan
sistem FIFO artinya pakan yang pertama masuk, akan digunakan terlebih dahulu
untuk menghindari terlalu lama menyimpan pakan agar kualitas pakan tidak
menurun. Hal ini sesuai Putri, et al, (2017) bahwa penerapan manajemen
penggunaan pakan dengan sistem FIFO (first in first out), yaitu pakan yang
datang pertama digunakan pertama kali.
Penyimpanan pakan dari masuknya pakan sampai pakan digunakan
ialah selama 15-20 hari. Pakan yang diletakkan pada tempat yang kurang baik
karena diletakkan pada lantai yang menyebabkan pakan kualitasnya menurun.
serta penyimpanan pakan selama 30 hingga 45 hari, dapat menumbuhkan jamur
pada pakan, yang akan menyebabkan penyakit pada ikan.
3.2.3 Pengelolaan Kualitas Air
Sebelumnya pengukuran kualitas air tidak dilakukan di P2MKP Mina
Sejahtera Muaro Jambi. Begitupun juga pengelolaan kualitas air seperti
pergantian air dan penyiponan air tidak dilakukan. Pengelolaan kualitas air
bertujuan agar kondisi lingkungan media tetap optimal bagi pertumbuhan dan
perkembangan ikan. Penurunan kualitas air pada kolam umumnya dikarenakan
terakumulasinya sisa pakan dan feses ikan yang mengendap pada permukaan
air menjadi amoniak yang sangat berbahaya bagi ikan.
Pengelolaan kualitas air dilakukan untuk mengetahui kualitas air pada
kolam pemeliharaan. Kualitas air yang kurang baik akan mengakibatkan ikan
mudah stress dan mati. salah satu penyebab kurang baiknya kualitas air.
Sehingga pertumbuhannya pun tidak optimal, dan bisa membuat biota yang kita
pelihara mati. Hasil kisaran pengukuran kualitas air selama pemeliharaan adalah
suhu, pH, DO,dapat dilihat pada tabel 8, serta hasil pengukuran kualitas air lebih
rinci selama 75 hari disajikan pada Lampiran 5.

Tabel 8 Pengukuran kualitas air


Kolam Waktu Parameter
O
Suhu ( C) pH DO (mg/L)
A1 07.00 29 - 32 5-6 2,1 - 3,1
17.00 31 - 34 5-6 3,6 - 5,1
A2 07.00 29 - 32 5-6 2,1 - 3,3
17.00 31 - 33 5-6 4,0 - 5,1
A3 07.00 29 - 32 5-6 2,1 - 3,0
17.00 31 - 34 5-6 3,9 – 5,0
A4 07.00 29 - 32 5-6 1,9 – 3,1
17.00 31 - 34 5-6 3,9 – 5,2
Nilai Rujukan 27 – 31 6,5 - 8,5 ≥3
SNI 7551: (2009)

a. Suhu
Hasil pengukuran suhu mendapatkan nilai terendah adalah 29 oC. Suhu air
yang optimum untuk selera makan ikan antara 22-29 oC, Menurut (Manunggal et
al., 2018) pada suhu tersebut ikan akan makan dengan rakus, hal ini terjadi pada
waktu pagi hari dan sore hari. Hal ini sesuai dengan SNI 7551: (2009); Dariah, et
al, (2013) bahwa suhu yang optimal untuk pemeliharaan ikan patin adalah 27-31
o
C. Pada suhu rendah nafsu makan ikan akan berkurang karena pada kondisi ini
sistem pencernaan ikan akan mengalami penurunan yang mengakibatkan ikan
tidak bisa mencerna pakan secara optimal. Pada suhu rendah sistem kekebalan
tubuh ikan tidak bekerja secara normal sehingga sangar rentang terhadap
penyakit. Hasil pengukuran suhu tertinggi pada sore hari mendapatkan hasil 34
o
C. Hal ini tidak sesuai SNI 7551: (2009), yang mengatakan bahwa suhu yang
baik untuk budidaya ikan patin berkisar antara 27-31 oC. Selain karena cuaca,
suhu yang tinggi juga disebabkan oleh padat tebar yang terlalu tinggi. Hal ini
sesuai dengan pendapat Iskandar dan Elrifadah, (2013) yang menyatakan
bahwa semakin banyak jumlah tebar akan menyebabkan penaikan suhu. Suhu
yang terlalu tinggi atau rendah dapat menyebabkan ikan menjadi stres. Menurut
Dariah et al., (2013)suhu sangat berperan penting dalam mengendalikan kondisi
ekosistem perairan Oleh karena itu pengelolaan kualitas air seperti pergantian air
secara berkala sangat diperlukan untuk menjaga supaya kondisi suhu di kolam
budidaya tetap stabil.
b. pH
Selama praktik pH berkisar antara 5-6. penurunan pH disebabkan oleh
peningkatan CO2 akibat respirasi sedangkan jumlah O2 berkurang akibat
respirasi dan perombakan zat organik melalui proses oksidasi yang memerlukan
oksigen. Pada pH rendah kandungan oksigen terlarut akan berkurang, sebagai
akibatnya konsumsi oksigen akan menurun, aktivitas pernafasan naik dan selera
makan akan berkurang (Manunggal et al., 2018). Hal ini tidak sesuai dengan SNI
7551: (2009) bahwa pH yang optimal pada pemeliharaan ikan patin berkisar
antara 6,5 - 8,5. sedangkan menurut Idawati, et al,. (2018) bahwa kualitas air
yang baik untuk pemeliharaan ikan patin pH nya antara 6,5 – 9,0. Menurut
Mufidah et al, (2017) pH yang cocok untuk kehidupan ikan patin siam berkisar
6,5-8,0. Pada lokasi budidaya jenis tanah yaitu tanah gambut yang bersifat
asam. Hal ini sesuai dengan pernyataan Hartatik et al, (1988) bahwa tanah
gambut umumnya mempunyai tingkat kemasaman yang relative tinggi dengan
kisaran pH 3 – 4, dan diperkuat dengan pernyataan Dariah et al,. (2013) bahwa
pH pada tanah gambut 3-5.
3. Dissolved Oxygen (mg/l)
Berdasarkan hasil pengukuran kualitas air, nilai DO terendah bernilai 1,9
mg/l pada pagi hari dan tertinggi pada sore mencapai 5,2 mg/l. Hal ini akan
berdampak pada ikan akan menyebabkan kematian. Hal ini sesuai dengan
pendapat Ghofur, (2017) bahwa kandungan oksigen terlarut yang ideal di dalam
air untuk budidaya ikan tidak boleh <3,00 mg/l karena dapat menyebabkan
kematian organisme air. Pada sore hari Dissolved Oxygen mencapai 5,2 mg/l.
Hal ini sesuai SNI 7551: (2009) dengan yang menyatakan bahwa DO yang
optimal adalah diatas 4 mg/l. Menurut Mubarak, (2010) bahwa oksigen terlarut
dalam air sangat menentukan kehidupan ikan.

3.2.4 Pengamatan Pertumbuhan


Pada pengamatan pertumbuhan tidak dilakukan sampling. Hal ini
menyebabkan tidak adanya patokan dalam melaksanakan kegiatan selama
proses budidaya. Mengingat sampling adalah SOP, ketiadaan SOP (karyawan
yang tidak mengetahui standar budidaya yang diterapkan) berdampak terhadap
menurunnya nilai kinerja budidaya. Untuk itu disarakan dilakukannya sampling
untuk memenuhi hasil tersebut.
Selama praktik akhir, pertumbuhan pada budidaya pembesaran ikan patin
dilakukan sampling. Sampling dilakukan 15 hari sekali dengan mengambil
sampel ikan sebanyak 10 ekor untuk ditimbang satu persatu untuk mendapatkan
berat ikan. Proses sampling dilakukan pukul 06.30 WIB. Hal ini sesuai dengan
pendapat Andriyanto et al., (2012) yang menyatakan bahwa waktu sampling
yang baik adalah pagi dan sore hari untuk menghindari ikan stres.
Pertumbuhan pada ikan patin akan semakin cepat jika makanan yang
diberikan sesuai dengan kebutuhan ikan, sedangkan jika pakan diberikan secara
berlebih ke dalam wadah pemeliharaan akan mengakibatkan penurunan kualitas
air. Hal ini didukung oleh Sulasi, et al, (2018) jumlah pakan yang mampu
dikonsumsi ikan setiap harinya merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
potensi ikan untuk tumbuh secara maksimal dan laju konsumsi makanan harian
berhubungan erat dengan kapasitas dan pengosongan perut..
a. Average Body Weight (ABW)

Average Body Weight


250 221.3
217.3
215
214.7
200
g/ekor

150 124.1
120.7
115.1
108.3
100
64.3
60.4
59.6 51.2
50 28.328 2728.7
1.8 2 2 1.9 9.310.68.89.5
0
1 2 3 4 5 6

Sampling ke

Kolam A1 Kolam A2 Kolam A3 Kolam A4


Gambar 7. Average Body Weight
Berdasarkan hasil sampling pada gambar 7 bahwa dapat dilihat bahwa
ABW ikan patim siam yang dibudidayakan pada 4 kolam mengalami
pertumbuhan setiap kali sampling. ABW tertinggi terdapat pada kolam A1 yaitu
221,3 g/ekor. Sedangkan ABW terendah terdapat pada kolam A4 yaitu 214,7
g/ekor.

b. Average Daily Growth (ADG)

Average Daily Growth


8 7.52
6.8
7 6.286.04
6
4.86
5
g/hari

3.76
4 3.243.64
3 2.082.162.48
2 1.271.161.211.28 1.5
1 0.530.570.450.51
0
1 2 3 4 5

Sampling ke

Kolam A1 Kolam A2 Kolam A3 Kolam A4

Gambar 8 Average Daily Growth


Berdasarkan gambar 8 diatas. Nilai ADG pada masing-masing kolam
yaitu kolam A1 (2,93 g/hari), kolam A2 (2,87 g/hari), kolam A3 (2,84 g/hari) dan
kolam A4 (2,84 g/hari). Dari ke 4 kolam diatas laju pertumbuhan harian tidak
sesuai dengan Aquaculture Stewardship Council , (2012) bahwa laju
pertumbuhan hari 3,85 g/hari.
3.2.5 Pengelolaan Kesehatan Ikan
Pada lokasi praktik ada 3 kolam ada beberapa ikan yang terlihat sakit.
Kesehatan ikan dilakukan visual dengan melihat ciri-ciri dan gejala klinis ikan.
Tujuan kesehatan ikan adalah untuk mengetahui penyakit ikan yang dilihat dari
ciri-ciri dan gejala klinis pada ikan. Dari pengamatan ikan yang sakit ciri-cirinya
adalah ujung sirip ekor geripis, borok, perut kembung. Hal ini sesuai dengan
penelitian Muslim & Sriwijaya, (2018) ikan yang mati dikarenakan ikan terinfeksi
bakteri A. hidrophylla dimana pada ikan terdapat gejala klinis seperti ujung sirip
ekor geripis, borok, perut kembung dan apabila dilakukan pembedahan akan
mengeluarkan cairan berwarna kuning kehijauan yang disebabkan oleh kerja
bakteri dalam tubuh ikan. Bakteri tersebut dapat menimbulkan penyakit dengan
tingkat kematian yang tinggi 80-100% dalam waktu 1 - 2 minggu (Maulina, et al.,
2018 ).
Ciri-ciri umum ikan yang terinfeksi adalah bintik merah, hemoragik, luka
dan borok (tukak) (Septika et al., 2018). Ikan yang terserang akan mengalami
pendarahan pada bagian tubuh terutama dada, perut, dan pangkal sirip. Ikan
patin yang terkena penyakit akibat bakteri mudah menular sehingga harus
segera dimusnahkan (Wahjuningrum, et al. , 2008).
Perusahaan sama sekali tidak menggunakan obat untuk mengatasi
berbagai penyakit karena dapat berdampak pada konsumen. Hal ini sesuai
dengan penyataan Septiana et al, (2018) bahwa penanggulangan penyakit MAS
umumnya menggunakan antibiotik. Tetapi penggunaan antibiotik berdampak
buruk karena dapat menimbulkan residu pada ikan dan dapat membahayakan
kesehatan konsumen yang mengkonsumsi ikan dengan residu antibiotic.
Mereka cenderung untuk melakukan pengurang frekuensi pemberian
pakan dan pemuasaan ikan dalam jangka waktu tertentu. Sebagai ikan
konsumsi, pengobatan dengan menggunakan antibiotik sangat berbahaya bagi
manusia karena akan membentuk residu di dalam tubuh ikan maupun manusia.
Selain itu, pemakaian antibiotik sebagai obat utama dalam penanganan suatu
penyakit akan menimbulkan resistensi dari bakteri penyebab penyakit
(Wahjuningrum et al., 2008).
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada ikan secara visual.
Kemudian mencocokan gejala klinis yang ditemui pada ikan dengan literatur
yang ada. Gejala klinis yang paling banyak ditemukan adalah badan borok/luka,
sirip dan ekor yang geripis serta ditemukan juga beberapa ikan dengan perut
membengkak/dropsy.

3.2.6 Panen
Sistem pemanenan pada P2MKP Mina Sejahtera adalah dengan
menggunakan sistem panen parsial dan panen total. Panen parsial dilakukan
untuk memenuhi permintaan konsumen/pedagang ikan patin. Ikan patin yang
telah memiliki bobot 600 gram keatas dapat dipanen dan menjadi standar ikan
konsumsi dengan ukuran pada umumnya. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Sazmi, et al., (2018) Ikan patin dapat dipanen saat ukuran ikan mencapai 500
gram per ekornya atau 180 hari setelah penebaran benih .Sedangkan panen total
dilakukan setelah panen parsial dilakukan. Hal ini dilakukan untuk memindahkan
ikan yang tidak memiliki ukuran standar kosumsi ke kolam lain yang ukurannya
seragam karena pada masa pemeliharaan pertumbuhannya ada yang tidak
merata.
Panen dilakukan pada sore hari pukul 17.00 WIB. Hal ini dilakukan untuk
meminimalisir tingkat stres pada ikan. Ikan patin dijual dalam keadaan hidup,
sehingga pemanenan harus dilakukan secara hati-hati agar tidak banyak ikan
yang mati, dan mengurangi resiko kemungkinan terjadinya luka. Pemanenan ikan
dapat dilakukan menggiring ikan dari satu titik ke titik yang telah ditentukan
dengan menggunakan waring, dan ditangkap menggunakan keranjang basket.
Alat panen yang digunakan sesuai dengan pernyataan Suryaningrum, (2007)
bahwa pemanenan ikan dapat dilakukan dengan cara mengeringkan kolam
kemudian menjaring dan menangkapnya. Proses pemanen dapat dilihat pada
gambar 9.

Gambar 9. Proses panen

Penanganan saat pemanenan harus hati-hati dan menghindari adanya


luka karena dapat menurunkan mutu dan harga jual ikan.Ikan dijual dalam
keadaan hidup maka ikan harus segera dipacking dengan menggunakan wadah
atau keranjang. Ikan patin dijual kepengepul dan selanjutnya di jual kepasar
tradisional. Menurut Aprolita, et al., (2008) bahwa banyaknya saluran pemasaran
akan menentukan besarnya harga komoditi yang bersangkutan.Transportasi ikan
patin dilakukan dengan menggunakan sistem pengangkutan terbuka . Sistem
terbuka dilakukan karena waktu pengangkutan ikan patin tidak lama, yaitu dari
kolam ke pengumpul atau dari pengumpul ke pasar.
Untuk hasil panen menggunakan panen dengan estimasi dapat dilihat
pada lampiran 9.

3.3 Pasca Panen


3.3.1 Pengendalian dan Evaluasi
Bagian terakhir dari proses manajemen adalah evaluasi. Pengendalian
dimaksudkan untuk melihat apakah kegiatan organisasi sudah sesuai dengan
rencana sebelumnya. Menurut Koso et al. (2018) dijelaskan bahwa fungsi
pengendalian yaitu menentukan standar prestasi, mengukur prestasi yang telah
dicapai, membandingkan prestasi yang telah dicapai dan melakukan perbaikan
jika terdapat penyimpangan yang telah ditetapkan. Hal yang perlu diperhatikan
dari evaluasi ini yaitu input produksi dan peforma kinerja budidaya.

3.4 Intervensi Masalah


Masalah utama pada siklus sebelumnya adalah tinggi nya nilai FCR dan
rendah nya nilai SR, dapat dilihat pada lampiran .Maka perlu dianalisa dengan
menggunakan metode fishbone, sebagai berikut

Man Materialis
M

Kurangan nya Pengetahuan Terdapat benih ikan


Kompetitor

Benih yang tidak


Kurang Disiplin berkualiatas

FCR Tinggi dan


Tidak adanya alat Kualitas Tidak ada SOP SR Menurun
Air
Tidak adanya Jadwal pakan

Tidak adanya alat Sampling Tidak Melakukan


Sampling

Machine Method

3.5 Penerapan Intervensi


Beberapa alternative intervensi yang dapat dilakukan setelah mengetahui
akar permasalahannya dapat dilihat pada tabel 9.
Tabel 9 Usulan Intervensi
No Faktor Masalah Usulan intervensi
.
a. Kurangnya pemahaman a. Dilakukan sosialisasi dan
terhadap kondisi ikan pelatihan pada anggota
1. Manusia
b. Pegawai kurang disiplin b. Dilakukan pengawasan kepada
para anggota
c. Adanya benih liar didalam c. Dilakukan pembersihan wadah
2. Material
kolam dengan menggunakan kaporit
d. Tidaknya alat sampling d. Mengadakan alat sampling
3. Mesin e. Tidak ada nya alat kualiatas e. Meyediakan alat kualitas air
air
4. Metode f. Tidak ada SOP tertulis f. Dibuat SOP pada setiap
g. Pemberian pakan tidak kegiatan
teratur dan tidak didasarkan g. Dilakukan sampling dan
pada hasil sampling pemberian pakan
h. Tidak melakukan sampling menggunakan hasil sampling
rutin pertumbuhan
h. Melakukan sampling secara
rutin

3.6 Performa Budidaya


3.6.1 Average Body Weight (ABW)
Average Body Weight adalah berat rata-rata ikan. Adapun berat rata-rata
ikan dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Average Body Weight


222
221.3
220

218
217.3
g/ekor

216

214 215 214.7

212

210
Kolam A1 Kolam A2 Kolam A3 Kolam A4

Gambar 10 Average Body Weight


Berdasarkan gambar diatas pada ABW pada kolam A1 (221,3 g/ekor),
kolam A2 (217,3 g/ekor), kolam A3 (215 g/ekor), kolam A4 (214,7 g/ekor). ABW
tertinggi terdapat pada kolam A1 (221,3 g/ekor), dan ABW terrendah pada kolam
A4 214,7 g/ekor). Diduga penyebab nilai ABW yang rendah pada kolam A4
adalah tinggi nya angka kematian yang disebabkan penyakit sehingga ikan
menjadi tidak nafsu makan dan menghambat pertumbuhan.

3.6.2 Average Daily Growth (ADG)


Average Daily Growth merupakan nilai rata-rata pertumbuhan ikan/hari.
Adapun nilai ADG dapat dilihat pada gambar dibawah ini

Average Daily Growth


2.94
2.92 2.93

2.9
2.88
g/hari

2.86 2.87

2.84
2.84 2.84
2.82
2.8
2.78
Kolam A1 Kolam A2 Kolam A3 Kolam A4

Gambar 11. Average Daily Growth


Berdasarkan gambar diatas. Nilai ADG pada masing-masing kolam yaitu
kolam A1 (2,93 g/hari), kolam A2 (2,87 g/hari), kolam A3 (2,84 g/hari) dan kolam
A4 (2,84 g/hari). Dari ke 4 kolam diatas laju pertumbuhan harian tidak sesuai
dengan Aquaculture Stewardship Council , (2012) bahwa laju pertumbuhan hari
3,85 g/hari. Sedangkan menurut penelitian Legendre, et al, (1998) bahwa
pertambahan bobot ikan patin Djambal antara 2.6 g/hari hingga 12,8 gr/hari.

3.6.4 Survival Rate (SR)


Survival Rate adalah tingkat kelangsung hidup ikan. Adapun nilai SR
dapat dilihat pada gambar dibawah ini

Survival Rate
120
99.45 97.4 97.65 96.95
100
80 80 80 80 80 80 80 80
80

60
%

40

20

0
Kolam A1 Kolam A2 Kolam A3 Kolam A4

Gambar 12. Survival Rate


Berdasarkan gambar diatas nilai SR kolam A1 (99,45%), kolam A2
(97,4%), kolam A3 (97,65%), kolam A4 (96,95%). Nilai SR terrendah terdapat
pada kolam A4 dengan nilai 96.95%. Diduga penyebab yang menjadi turun
yang nilai SR adalah penyakit yang menyerang ikan tersebut yang
menyebabkan ikan menjadi mati.Pada praktik akhir kematian ikan pada
budidaya cukup banyak terjadi pada satu kolam dari awal penebaran. Selama
pemeliharaan nilai SR masih sesuai. Tetapi jika tidak dilakukan penanganan,
sangat memungkinkan mortalitas ikan akan bertambah banyak dan membuat
SR turun. Hal ini sesuai dengan pendapat Pusat Pendidikan Kelautan dan
Perikanan, (2012) yang menyatakan bahwa jika ikan yang sakit tidak ditangani
maka akan merugikan. Kematian ikan dimulai sejak minggu pertama. Lalu
angka kematian semakin banyak pada minggu ke 2 hingga minggu ke 8.
Terjadinya kematian disebabkan oleh serangan penyakit tepatnya minggu ke
2. Kondisi lingkungan yang baik menyebabkan penyakit menyerang dengan
mudah. Hal ini sesuai dengan pendapat Athirah dan Rahman (2014) bahwa
pemicu terjadinya serangan parasit antara lain adanya stres, kualitas air yang
buruk, padat tebar serta ketidakseimbangan antara daya dukung lingkungan
pathogen.

3.6.3 Feed Conversion Ratio (FCR)


Feed Conversion Ratio (FCR) merupakan tingkat efisiensi
pemnafaatan pakan. Adapun perolehan FCR dapat dilihat pada gambar
Feed Conversion Ratio (FCR)
2 1.78
1.8 1.74
1.62
1.6 1.5 1.5 1.58 1.5 1.5
1.4
1.2 1,09 1.08
0.92 0.98
1
FCR

0.8
0.6
0.4
0.2
0
Kolam A1 Kolam A2 Kolam A3 Kolam A4

FCR Sekarang Standar


Linear (Standar) Siklus Sebelumnya

Gambar. 13 Feed Conversion Ratio

Berdasarkan gambar diatas bahwa nilai FCR pada kolam A1 (0.92), kolam A2
(0,98), kolam A3 (1,09), kolam A4 (1,08). FCR siklus saat praktik dikatakan saat
baik karena belum melebih nilai FCR yang ditetap P2MKP Mina Sejahtera. Nilai
FCR tertinggi terdapat pada kolam A3 dengan nilai FCR 1,09. Diduga penyebab
tinggi nilai FCR karena ikan tidak nafsu makan sehingga pakan yang diberikan
tidak dimakan oleh ikan

Kisaran nilai FCR di P2MKP Mina Sejahtera Muaro Jambi pada siklus
sebelumnya adalah 1.58 sampai 1.78. Berdasarkan gambar diatas nilai FCR
pada siklus produksi saat praktik adalah 0,92 sampai 1,09. Selama praktik FCR
masih dikatakan bagus. Hal ini sesuai dengan karena FCR tersebut masih
dibawah target yang ditetapkan oleh P2MKP Mina Sejahtera. Tetapi tidak
menutup kemungkinan FCR akan menjadi tinggi karena tidak ada penanganan.
Penyebab dari besarnya FCR adalah pemberian pakan yang maksimal
sedangkan ikan yang terserang penyakit tidak nafsu makan. Hal ini
menyebabkan pakan tidak termakan oleh ikan. Pakan yang tidak termakan oleh
ikan akan mengendap didasar kolam dan akan berdampak terhadap penurunan
kualitas air sehingga pertumbuhan ikan terganggu. Hal ini sesuai dengan
pendapat Zulfikri, (2019) yang menyatakan bahwa Sisa pakan yang tidak
termakan akan menyebabkan penurunan kualitas air.

3.6.5 Biomassa
Biomassa adalah berat total ikan. Adapun perolehan nilai biomassa dapat
dilihat pada gambar dibawah ini
Biomassa
445
440
440
435
430
Kg 425
420 423
420
415 416
410
405
400
Kolam A1 Kolam A2 Kolam A3 Kolam A4

Gambar. Biomassa

Berdasarkan gambar diatas nilai biomassa kolam A1 (440 kg), kolam A2


(423 kg), kolam A3 (420 kg), kolam A4 (416 kg). Biomassa tertinggi terdapat
pada kolam A1 (440 kg) karena pada kolam A1 memilki nilai SR yang cukup
tinggi karena tingkat kematian ikan sangat rendah dan ABW ikan yang tinggi
juga

3.7 Analisa Finansial


3.7.1 Biaya Investasi
Biaya investasi adalah modal awal yang harus disediakan untuk
pengadaan materi atau yang sifatnya fisik, yang nantinya modal tersebut akan
terikat menjadi aset. Uraian biaya investasi untuk kegiatan pembesaran ikan
patin siam dapat terlampir pada Lampiran 7. Biaya investasi untuk pembesaran
ikan patin mencapai Rp 41.280.000 . Dengan biaya penyusutan persiklus
sebesar Rp. 4.561.000

3.7.2 Biaya Produksi


1). Biaya Tetap
Biaya tetap merupakan biaya yang tidak tergantung dengan volume
produksi sehingga apabila jumlah produk yang dihasilkan mengalami
peningkatan atau penurunan pengeluaran biayanya tetap. Besarnya biaya
tetap pada usaha pembesaran ikan patin selama 1 siklus sebesar Rp
22.641.000. Perhitungan biaya tetap dapat dilihat pada Lampiran 8.
2). Biaya Tidak Tetap

Biaya tidak tetap atau biaya variabel merupakan biaya yang


mempunyai hubungan erat dengan tingkat kuantitas produksi yang
dicapai sehingga apabila produksi naik maka biaya variabel juga akan
naik. Besarnya biaya variabel selama satu siklus produksi yaitu sebesar
Rp 38.268.000. Perhitungan biaya tidak tetaap dapat dilihat pada
lampiran 8.
3.7.3 Pendapatan
Pendapatan per siklus pada usaha pembesaran ikan patin siam di
P2MKP Mina Sejahtera adalah Rp. 48.003.500. Perhitungan pendapat dapat
dilihat pada lampiran 10.

3.7.4 Analisa Laba/Rugi


Laba rugi merupakan besarnya keuntungan dan kerugian yang dialami
selama satu tahun. Hasil analisa laba yaitu Rp. -12.905.500 /siklus. Perhitungan
Laba/Rugi dapat dilihat pada lampiran 10

3.7.5 Benefit Cost Ratio (B/C Ratio)


B/C ratio yang diperoleh instansi <1 yaitu 0,78 dengan kata lain
pembesaran ikan patin siam di P2MKP Mina Sejahtera Muaro Jambi tidak
menguntungkan. Perhitungan B/C ratio dapat dilihat pada Lampiran 10.

3.7.6 Break Even Point (BEP)


Berdasarkan perhitungan yang diperoleh dari BEP unit sebanyak 1.737
kg serta BEP harga Rp. 107.814.285 . dari perhitungan tersebut, dapat diketahui
bahwa perusahaan akan mengalami titik impas (tidak untung dan tidak rugi) pada
penjualan ikan sebanyak 1.737 kg dengan harga jual Rp. 15.500. Perhitungan
BEP dapat dilihat pada Lampiran 10

3.7.7 Payback Period (PP)


Dari hasil perhitungan Payback Period diperoleh angka 0,85 tahun. Jadi
jangka waktu untuk dapat mengembalikan biaya investasi selama 0,85 tahun
atau sama dengan 10 bulan 2 hari . Perhitungan Payback Period dapat dilihat
pada Lampiran 10.
4. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktik akhir yang dilakukan sebagai
berikut :

1. Pra produksi sudah berjalan dengan baik sesuai dengan rencana yang
telah direncanakan oleh P2MKP Mina Sejatera Muaro Jambi. Proses
produksi masih kurang optimal, seperti. Pengelolaan kualitas air masih
belum optimal dikarenakan tidak adanya pergantian air, sehingga diduga
ikan terserang bakteri A. hidrophylla yang menyebabkan ikan ada yang
mati. . Pengamatan pertumbuhan dilakukan 15 hari. ABG kolam A1 yaitu
221,3 gram/ekor, kolam A2 217,3 gram/ekor, kolam A3 yaitu 215
gram/ekor, dan kolam A4 yaitu 214,7 gram/ekor. sedang ADG kolam A1
yaitu 2,93 gram/hari, kolam A2 yaitu 2,87 gram/hari, kolam A3 yaitu 2,84
gram/hari dan kolam A4 yaitu 2,84 gram/hari;
2. Kegiatan produksi udang ikan pati siam memperoleh analisis usaha.
Kerugian yang dialami sebesar Rp. 12.905.500, B/C Rasio 0,78, BEP
harga sebesar Rp. 107.814.285, BEP unit sebanyak 14.285 kg, dan PP
0,85 tahun. Dari analisa usaha tersebut dapat disimpulkan bahwa
kegiatan produksi ikan patin siam tidak layak karena mengalami kerugian.
3. Identifikasi masalah yang dilakukan menggunakan diagram fishbone
meliputi manusia (Kurangnya pemahaman terhadap kondisi ikan,anggota
kurang disiplin), Bahan (Adanya benih liar didalam kolam) Metode (tidak
ada SOP tertulis, pemberian pakan tidak teratur dan tidak didasarkan
pada hasil sampling, tidak melakukan sampling rutin) dan Mesin (tidaknya
alat sampling ,tidak ada nya alat kualiatas air).

4.2 Saran
Saran yang dapat diberikan pada praktik akhir ini adalah :
1. Mempertahankan kegiatan produksi yang sudah berjalan dengan baik,
dan lebih memperhatikan dalam pengontrolan pakan yang diberikan
sehingga dapat menekan nilai FCR dengn menggunakan FR 5%
2. Sebaiknya dilakukan perbaikan pada kegiatan pelaksanaan terutama
pengelolaan kualitas air seperti pergantian sehingga kualitas air terjaga.
3. Dilakukan pemberian pakan sesuai dengan kebutuhan ikan berdasar
sampling harian
DAFTAR PUSTAKA

A. Shofy Mubarak, D. A. S. U. dan R. K. (2010). Korelasi Antara Konsentrasi


Oksigen Terlarut Pada Kepadatan Yang Berbeda Dengan Skoring Warna
Daphnia spp. 2(1), 45–50.

Ananda, T., Rachmawati, D., Samidjan, I., Studi, P., Perairan, B., Perikanan, J.,
& Diponegoro, U. (2015). Journal of Aquaculture Management and
Technology Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jamt Journal
of Aquaculture Management and Technology Online di : http://ejournal-
s1.undip.ac.id/index.php/jamt. 4, 47–53.

Andriyanto, S., Tahapari, E., & Insan, I. (2012). Pendederan Ikan Patin Di Kolam
Outdoor Untuk Menghasilkan Benih Siap Tebar Di Waduk Malahayu,
Brebes, Jawa Tengah. Media Akuakultur, 7(1), 20.
https://doi.org/10.15578/ma.7.1.2012.20-25

Aprolita, Siti Amanah, dan D. S. S. (2008). Kemandirian Pembudidaya Ikan Patin


di Lahan Gambut di Desa Tangkit Baru, Kec. Kumpeh Ulu, Kabupaten
Muaro Jambi Prov Jambi. 4(2), 2–5.

Athirah, S. A. R. dan A. (2014). IdentifikasiI dan Intensitas Parasit Pada Ikan


Capung Banggai (Pterapogon kaurdernii). (November), 352–360.

Aquaculture Stewardship Council, 2012. Aquaculture Stewardship Council


Pangasius Standard. Pangasius Aquaculture Dialogue.

Dariah, A., Maftuah, E., & Maswar. (2013). Karakteristik Lahan Gambut. Panduan
Pengelolaan Berkelanjutan Lahan Gambut Terdegradasi, 16–29.

Darmawan, J., Tahapari, E., & Suharyanto. (2018). Kinerja Pertumbuhan Ikan
Patin Siam ( Pangasianodon hypophthalmus Sauvage , 1878 ) Hasil Seleksi
di KJA Waduk Darma Kuningan , Jawa Barat. 25(2), 88–96.

Djauhari, R., S. S. Monalisa, dan R. S. (2017). Evaluasi kinerja pertumbuhan


ikan patin (Pangasius sp.) yang diberi prebiotik mannanoligosakarida. Jurnal
Kelautan Dan Perikanan, 3(1), 327–340.

Ego Arta Armanda, Andi Rahmad Rahim, M. S. D. (2019). Kinerja Pertumbuhan


dan FCR Ikan Patin (Pangasius sp) Dengan Lama Pemuasaan yang
Berbeda. 2, 25–33.

Endang Bidayani, Eva Prasetiyono, D. S., & Jurusan. (2018). Nilai Ekonomi
Teknologi Pembuatan Pakan Ikan Berbasis Bahan Baku Lokal dan
Teknologi Aplikatif Sederhana Sebagai Upaya Meningkatkan Keuntungan
Bagi Pembudidaya Ikan. Angewandte Chemie International Edition, 6(11),
951–952.

Firman M. Nur, Rudy Agung Nugroho, S. F. (2015). Pengaruh Suplementasi


Ekstrak Propolis Trigona sp. Terhadapan Kelulushidup ikan patin
( Pangasius djambal ). (September), 21–26.

Ghofur. (2017). Pertumbuhan Ikan Patin Siam (Pangasianodon hypopthalmus.)


Pada Pemeliharaan Sistem Akuaponik Dengan Kepadatan Yang Berbeda.
2(2), 51–57.

Gita Paramadina Putranti, Subandiyono, P. (2015). Pengaruh Protein dan Energi


yang Berbeda Pada Pakan Buatan Terhadap Efisiensi Pemanfatan Pakan
dan Pertumbuhan Ikan Mas (Cyprinus carpio). Journal of Aquaculture
Management and Technology, 4(4), 95–100.

Hamidy, F. (2016). Pendekatan Analisis Fishbone Untuk Mengukur Kinerja


Proses Bisnis Informasi E-Koperasi. Jurnal Teknoinfo, 10(1), 11.
https://doi.org/10.33365/jti.v10i1.12

Herlina Maulina, Mulyana, A. M. L. (2018). Deteksi Penyakit Motile Aeromonas


Septicimea Pada Ikan Patin SIam (Pangasius sp) Menggunakan Metode
Elisa. 40–48.

Herviani, V., & Febriansyah, A. (2016). Tinjauan Atas Proses Penyusunan


Laporan Keuangan Pada Young Enterpreneur Academy Indonesia
Bandung. Jurnal Riset Akuntansi, 8(2), 19–27.

Idawati, Defira, C. N., & Mellisa, S. (2018). Pengaruh Pemberian Pakan Alami
yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan
Patin (Pangasius sp.). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan Dan Perikanan
Unsyiah, 3, 14–22.

Kamilia Mufidah, Istiyanto Samidjan, P. (2017). Journal of Aquaculture


Management and Technology Online di :
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jamt Journal of Aquaculture
Management and Technology Online di :
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jamt. Journal of Aquaculture
Management and Technology, 4(4), 95–100.

Komariyah dan Setiawan. (2009). Pengaruh Penambahan Berbagai Dosis


Minyak Ikan yang Berbeda Pada Pakan Buatan Terhadap Pertumbuhan
Benih Ikan Patin (Pangasius pangasius). PENA Akuatika, I(I).

Koso (2012). Manajemen Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (Studi Di Desa
Watulaney Amian Kecamatan Lembean Timur Kabupaten Minahasa).

Kusnadi, B. E. (2008). Fishbone Diagram dan Langkah-. 1–6.

Legendre, M., Slembrouck, J., & Subagja, J. 1998. First Results On Growth And
Artificial Propagation Of Pangasius Djambal (Siluriformes, Pangasudae) In
Indonesia. 10.

Leza Agriansa, Sumantriyadi, dan L. P. S. (2020). Analisis Budidaya


Pembesaran Ikan Patin (Pangasius sp.) Di Kecamatan Talang Kelapa
Kabupaten Banyuasin. Jurnal Ilmu-Ilmu Perikanan Dan Budidaya Perairan,
15(1), 10–20.

Manunggal, A., Hidayat, R., Mahmudah, S., Sudinno, D., & Kasmawijaya, A.
(2018). Kualitas Air dan Pertumbuhan Pembesaran Ikan Patin dengan
Teknologi Biopori di Lahan Gambut. Jurnal Penyuluhan Perikanan Dan
Kelautan, 12(1), 11–19. https://doi.org/10.33378/jppik.v12i1.97

Muslim, M., & Sriwijaya, U. (2018). Penggunaan Ekstrak Bawang Putih (Allium
sativum) Untuk Mengobati Benih Ikan Patin Siam (Pangasius hypopthalmus)
Yang Diinfeksi Bakteri Aeromonas hydrophylla Article. Jurnal Akuakultur
Indonesia, 8(1), 91–100.

Noviantoro, A. Sudaryono, A dan Nugroho, R. A. (2017). Pengaruh Serbuk Jahe


Pada Pakan Terhadap Propil Darah, Pertumbuhan dan Kelulushidup Ikan
Patin (Pangasius sp.). Journal of Aquaculture Management and Technology,
4(4), 95–100.

Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan. (2012). Pembesaran Ikan Air Tawar.
Factory, 44.

Poernomo, N., Bambang, N., Utomo, P., & Azwar, Z. I. (2015). Pertumbuhan dan
kualitas daging ikan patin siam yang diberi kadar protein pakan berbeda.
14(2), 104–111.

Primyastanto, M. (2011). Feasibility Study Usaha Perikanan (Sebagai Aplikasi


Dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan).

Putri, B. R. T., Partama, I. B. G., & Warmadewi, D. A. (2017). Manajemen Pabrik


Pakan. f

Rina Iskandar dan Elrifadah. (2013). Pertumbuhan dan Efisiensi Pakan Ikan Nila
(Oreochromis niloticus) yang Diberikan Pakan Buatan Berbasis Kiambang.
Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.

Roy MST Siagian, Mirna Ilza, M. S. (2018). Pembuatan Konsentrat Protein


Daging Ikan Patin (Pangasius hypophthalmus) Menggunakan Pelarut Etanol
Dengan Konsentrasi Berbeda. Studi Tingkat Pemanfaatan Fasilitas Pokok
Di Kawasan Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan Provinsi Sumatera
Utara, (Cd), 1–13.

Rumimpunu, A., Andaki, J. A., & Manoppo, V. E. N. 2017. Potensi


Pengembangan Usaha Budidaya Ikan Patin (Pangasius sp) Di Desa Tatelu
Kabupaten Minahasa Utara Akulturasi (Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan),
5(9). https://doi.org/10.35800/akulturasi.5.9.2017.17006
Santi Penina Tua Rahantoknam, P. P. L. (2017). Peningkatan Keterampilan Mitra
Dalam Kontruksi Kolam Budidaya. 8, 31–36.

Saragih, N. S., Sukiyono, K., & Cahyadinata, I. (2015). Budidaya Ikan Patin
Rakyat di Kelurahan Labuhan Deli , Kecamatan Medan Marelan , Kota
Medan. Agrisep, 14, 39–52.
Sazmi, R. M., Haryono, D., & Suryani, A. (2018). Analisis Pendapatan Dan
Efisiensi Pemasaran Ikan Patin Di Kecamatan Seputih Raman Kabupaten
Lampung Tengah. Jiia, 6(2), 133–141.

Septika Putri Anggraini, Ade Dwi Sasanti, M. W. (2018). Pencegahan Infeksi


Aeromonas hydrophila Pada Ikan Patin (Pangasius sp.) Menggunakan
Tepung Paci-Paci (Leucas lavandulaefolia) Dengan Dosis Yang Berbeda.
1(6), 11–21.

Sinaga, A., Raharjo, S., Sabariah, V., & Suruan, S. S. (2020). Pengaruh
Pemberian Pakan Terhadap Pertumbuhan Berat Ikan Lele (Clarias sp) Di
Kolam Prafi Kabupaten Manokwari Provinsi Papua Barat. 2(2), 189–196.

SNI : 01- 6483.2 - 2000. Produksi benih ikan patin siam ( Pangasius hyphthalmus
) kelas benih sebar. Sni : 01- 6483.2 - 2000, 1–10.

SNI. 01- 6483.1 -2000. Induk ikan patin siam ( Pangasius hyphthalmus ) kelas
induk pokok ( Parent Stock ). Sni : 01- 6483.1 - 2000, 1–6.

SNI 7548:2009. Pakan buatan untuk ikan patin (Pangasius sp.).

SNI: 01-6483.(2000). Produksi benih ikan patin siam ( Pangasius hyphthalmus )


kelas benih sebar. Bsni, 1–10.

SNI-7551:(2009). Produksi ikan patin pasupati ( Pangasius sp.) kelas


pembesaran di kolam. ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional, 1–6.

Sulasi, Sri Hastuti, S. (2018). Pengaruh Enzim Papain dan Probiotik Pada Pakan
Buatan Terhadap Pemanfaatan Protein Pakan dan Pertumbuhan Ikan Mas
(Cyprinus carpio). Sains Akuakultur, 2(1), 62–71.

Sumantriyadi, Sari, Y. P., & Sari, L. P. (2017). Analisis Pembesaran Ikan Patin
Siam (Pangasius hypophthalmus) Sungai Komering D Kecamatan Sirah
Pulau Padang. Jurnal Ilmu-Ilmu Perikanan Dan Budidaya Perairan, 12(2),
25–32. Retrieved from https://media.neliti.com/media/publications/244996-
analisis-pembesaran-ikan-patin-siam-pang-7b84d27a.pdf

Suryaningrum, D. (2007). Ikan patin: peluang ekspor, penanganan pascapanen,


dan diversifikasi produk olahannya. 16–23.

Sushanty, D. E., & Priadi, D. P. (2017). Strategi Pengembangan Usaha Budidaya


Pembesaran Ikan Patin (Pangasius sp ) di Kecamatan Gandus Kota
Palembang Strategy of Development of Cultivation Enlargement Business of
Catfish (Pangasius sp) in District of Gandus , Palembang Perikanan dan
Kehuta. Jurnal Teknologi Hasil Perikanan, 6(2), 126–133.

Tahapari, E., Darmawan, J., & Dewi, R. . (2018). Daya Adaptasi Tiga Spesies
Ikan Patin Pada Lingkungan Yang Berbeda. Jurnal Riset Akuakultur, 12(3),
253.

Tahapari, E., & Suhenda, N. (2009).]. Penentuan Frekuensi Pemberian Pakan


Untuk Mendukung Pertumbuhan Benih Ikan Patin Pasupati, 9(6), 693–698.
Wahjuningrum, D., Ashry, N., & Nuryati, S. (2008). The use of Cattapa Leaves
Terminalia cattapa as Preventive and Curative Methods in Patin Catfish
Pangasionodon hypophthalmus Infected With Aeromonas hydrophila. Jurnal
Akuakultur Indonesia, 7(1), 79. https://doi.org/10.19027/jai.7.79-94

Wiramiharja, Y., Supriyoni, E., & Yuliana, E. (2018). Status Keberlanjutan


Dimensi Ekologi. Jurnal Matermatika, Saint, Dan Teknologi, 19(1), 37–45.

WWF-Indonesia. (2015). Better Management Practices: Budidaya Ikan Patin


Siam (Pangasius Hypophthalmus).Press. Jakarta

Yanuar, V. (2017). Pengaruh Pemberian Jenis Pakan Yang Berbeda Terhadap


Laju Pertumbuhan Benih Ikan Nila (Oreochiomis niloticus) dan Kualitas Air
di Akuarium Pemeliharaan. Journal of Chemical Information and Modeling,
53(9), 1689–1699.

Zidni, I., Yustiati, A., Iskandar, & Andriani, Y. (2017). Pengaruh Modifikasi Sistem
Budidaya terhadap Kualitas Air dalam Budidaya Ikan Patin ( Pangasius
hypophthalmus ) ( The Effect of Modified Aquaculture System on Water
Quality in Cultivation of Catfish ( Pangasius hypophthalmus ) Program Studi
Perikanan , Fa. Jurnal Perik, 7(2), 125–135.

Zulfikri. (2019). Toksisitas Limbah Pakan (Amoniak) Terhadap Kesehatan Ikan.


1–4.

Zulkarnain, Lubis, D. P., Satria, A., & Hubeis, M. (2015). Jaringan Komunikasi
Dalam Kegiatan Produksi Dan Pemasaran Pada Pembudidaya Ikan. Jurnal
Sosial Ekonomi Kelautan Dan Perikanan, 10(1),
LAMPIRAN

Lampiran 1. Peta lokasi budidaya


Lampiran 2. Alat bahan yang digunakan selama Praktik Akhir

No Nama Alat Spesifikasi Jumlah Kegunaan


1 Meteran Gulung Ketelitian 1 1 Buah Untuk mengukur dimensi
cm wadah
2 Timbang Digital Ketelitian 1 1 Buah Untuk mengukur berat ikan
g, sampling
Kapasitas 5
kg
3 Timbangan Ketelitian 1 1 Buah Untuk menimbang hasil
Manual kg, panen dan pakan mandiri
Kapasitas
60 kg
4 Serokan Ukuran 1 1 Buah Untuk mengambil ikan ketika
inch sampling
5 Drum Plastik Plastik. Vol 4 Buah Untuk menyimpan pakan
200 L
6 Piring Plastik 4 Buah Untuk melemparkan pakan
ke kolam
7 Ayakan Plastik 4 Buah Untuk memisahkan pakan
yang berbedu
8 Thermometer Ketelitian 1 Buah Untuk mengukur suhu
1oC
9 YSI PRO 20 Suhu range 1 Buah Untuk mengkur oksigen
-5oC – 55 terlarut
O
C
DO range
0-50 mg/L

Bahan yang digunakan selama Praktik Akhir


No Nama Spesifikasi Kegunaan
1 Benih Panjang Sebagai Biota
2-3 inch
2 Pakan Komersil Tongwei Sebagai pakan ikan
3 Ph paper Range 0 – Untuk mengukur derajat keasaman
14
Lampiran 3. Struktur Organisasi

Manager
Nur Azizah AR

Penasihat
H. M Arif

Kepala Gudang Teknisi Feeder


Arifin Juki Anggota
Lampiran 4. Jadwal Pakan
Kolam A1
Hari/Tanggal Waktu Pemberian Pakan (g) Jumlah Pakan Total pakan (g)
07.00 16.00 (g)
25/03/2021 90 90 180 180
26/03/2021 90 90 180 360
27/03/2021 90 90 180 540
28/03/2021 90 90 180 720
29/03/2021 90 90 180 900
30/03/2021 90 90 180 1.080
31/03/2021 90 90 180 1.260
01/04/2021 90 90 180 1.440
02/04/2021 90 90 180 1.620
03/04/2021 90 90 180 1.800
04/04/2021 90 90 180 1.980
05/04/2021 90 90 180 2.160
06/04/2021 90 90 180 2.340
07/04/2021 90 90 180 2.520
08/04/2021 465 465 930 3.450
09/04/2021 490 490 980 4.430
10/04/2021 515 515 1.030 5.460
11/04/2021 540 540 1.080 6.540
12/04/2021 565 565 1.130 7.670
13/04/2021 590 590 1.180 8.850
14/04/2021 615 615 1.230 10.080
15/04/2021 640 640 1.280 11.360
16/04/2021 665 665 1.330 12.690
17/04/2021 690 690 1.380 14.070
18/04/2021 715 715 1.430 15.500
19/04/2021 740 740 1.480 16.980
20/04/2021 765 765 1.530 18.510
21/04/2021 790 790 1.580 20.090
22/04/2021 815 815 1.630 21.720
23/04/2021 1.415 1.415 2.830 24.550
24/04/2021 1.455 1.455 2.910 27.460
25/04/2021 1.495 1.495 2.990 30.450
26/04/2021 1.535 1.535 3.070 33.520
27/04/2021 1.575 1.575 3.150 36.670
28/04/2021 1.615 1.615 3.230 39.900
29/04/2021 1.655 1.655 3.310 43.210
30/04/2021 1.695 1.695 3.390 46.600
01/05/2021 1.735 1.735 3.470 50.070
02/05/2021 1.775 1.775 3.550 53.620
03/05/2021 1.815 1.815 3.630 57.250
04/05/2021 1.855 1.855 3.710 60.960
05/05/2021 1.895 1.895 3.790 64.750
06/05/2021 1.935 1.935 3.870 68.620
07/05/2021 1.975 1.975 3.950 72.570
08/05/2021 2.980 2.980 5.960 78.530
09/05/2021 3.084 3.084 6.168 84.698
10/05/2021 3.188 3.188 6.376 91.074
11/05/2021 3.292 3.292 6.584 97.658
12/05/2021 3.396 3.396 6.792 104.450
13/05/2021 3.500 3.500 7.000 111.450
14/05/2021 3.604 3.604 7.208 118.658
15/05/2021 3.708 3.708 7.416 126.074
16/05/2021 3.812 3.812 7.624 133.698
17/05/2021 3.916 3.916 7.832 141.530
18/05/2021 4.020 4.020 8.040 149.570
19/05/2021 4.124 4.124 8.248 157.818
20/05/2021 4.228 4.228 8.456 166.274
21/05/2021 4.332 4.332 8.664 174.938
22/05/2021 4.436 4.436 8.872 183.810
23/05/2021 5.415 5.415 10.830 194.640
24/05/2021 5.577 5.577 11.155 205.795
25/05/2021 5.740 5.740 11.479 217.274
26/05/2021 5.902 5.902 11.804 229.078
27/05/2021 6.064 6.064 12.129 241.207
28/05/2021 6.227 6.227 12.453 253.660
29/05/2021 6.389 6.389 12.778 266.438
30/05/2021 6.551 6.551 13.103 279.541
31/05/2021 6.714 6.714 13.427 292.968
01/06/2021 6.876 6.876 13.752 306.720
02/06/2021 7.038 7.038 14.077 320.797
03/06/2021 7.201 7.201 14.401 335.198
04/06/2021 7.363 7.363 14.726 349.924
05/06/2021 7.525 7.525 15.051 364.975
06/06/2021 7.688 7.688 15.375 380.350
07/06/2021 11.065 11.065 22.130 402.480
08/06/2021 11.065 11.065 22.130 424.610

Kolam A2
Hari/Tanggal Waktu Pemberian Pakan (g) Jumlah Pakan Total pakan (g)
07.00 16.00 (g)
25/03/2021 90 90 180 180
26/03/2021 90 90 180 360
27/03/2021 90 90 180 540
28/03/2021 90 90 180 720
29/03/2021 90 90 180 900
30/03/2021 90 90 180 1.080
31/03/2021 90 90 180 1.260
01/04/2021 90 90 180 1.440
02/04/2021 90 90 180 1.620
03/04/2021 90 90 180 1.800
04/04/2021 90 90 180 1.980
05/04/2021 90 90 180 2.160
06/04/2021 90 90 180 2.340
07/04/2021 90 90 180 2.520
08/04/2021 530 530 1.060 3.580
09/04/2021 490 490 980 4.430
10/04/2021 515 515 1.030 5.460
11/04/2021 540 540 1.080 6.540
12/04/2021 565 565 1.130 7.670
13/04/2021 590 590 1.180 8.850
14/04/2021 615 615 1.230 10.080
15/04/2021 640 640 1.280 11.360
16/04/2021 665 665 1.330 12.690
17/04/2021 690 690 1.380 14.070
18/04/2021 715 715 1.430 15.500
19/04/2021 740 740 1.480 16.980
20/04/2021 765 765 1.530 18.510
21/04/2021 790 790 1.580 20.090
22/04/2021 815 815 1.630 21.720
23/04/2021 1.415 1.415 2.830 24.550
24/04/2021 1.455 1.455 2.910 27.460
25/04/2021 1.495 1.495 2.990 30.450
26/04/2021 1.535 1.535 3.070 33.520
27/04/2021 1.575 1.575 3.150 36.670
28/04/2021 1.615 1.615 3.230 39.900
29/04/2021 1.655 1.655 3.310 43.210
30/04/2021 1.695 1.695 3.390 46.600
01/05/2021 1.735 1.735 3.470 50.070
02/05/2021 1.775 1.775 3.550 53.620
03/05/2021 1.815 1.815 3.630 57.250
04/05/2021 1.855 1.855 3.710 60.960
05/05/2021 1.895 1.895 3.790 64.750
06/05/2021 1.935 1.935 3.870 68.620
07/05/2021 1.975 1.975 3.950 72.570
08/05/2021 2.980 2.980 5.960 78.530
09/05/2021 3.084 3.084 6.168 84.698
10/05/2021 3.188 3.188 6.376 91.074
11/05/2021 3.292 3.292 6.584 97.658
12/05/2021 3.396 3.396 6.792 104.450
13/05/2021 3.500 3.500 7.000 111.450
14/05/2021 3.604 3.604 7.208 118.658
15/05/2021 3.708 3.708 7.416 126.074
16/05/2021 3.812 3.812 7.624 133.698
17/05/2021 3.916 3.916 7.832 141.530
18/05/2021 4.020 4.020 8.040 149.570
19/05/2021 4.124 4.124 8.248 157.818
20/05/2021 4.228 4.228 8.456 166.274
21/05/2021 4.332 4.332 8.664 174.938
22/05/2021 4.436 4.436 8.872 183.810
23/05/2021 5.415 5.415 10.830 194.640
24/05/2021 5.577 5.577 11.155 205.795
25/05/2021 5.740 5.740 11.479 217.274
26/05/2021 5.902 5.902 11.804 229.078
27/05/2021 6.064 6.064 12.129 241.207
28/05/2021 6.227 6.227 12.453 253.660
29/05/2021 6.389 6.389 12.778 266.438
30/05/2021 6.551 6.551 13.103 279.541
31/05/2021 6.714 6.714 13.427 292.968
01/06/2021 6.876 6.876 13.752 306.720
02/06/2021 7.038 7.038 14.077 320.797
03/06/2021 7.201 7.201 14.401 335.198
04/06/2021 7.363 7.363 14.726 349.924
05/06/2021 7.525 7.525 15.051 364.975
06/06/2021 7.688 7.688 15.375 380.350
07/06/2021 11.065 11.065 22.130 402.480

Kolam A3
Hari/Tanggal Waktu Pemberian Pakan (g) Jumlah Pakan Total pakan (g)
07.00 16.00 (g)
25/03/2021 100 100 200 200
26/03/2021 90 90 180 380
27/03/2021 90 90 180 560
28/03/2021 90 90 180 740
29/03/2021 90 90 180 920
30/03/2021 90 90 180 1.100
31/03/2021 90 90 180 1.280
01/04/2021 90 90 180 1.460
02/04/2021 90 90 180 1.640
03/04/2021 90 90 180 1.820
04/04/2021 90 90 180 2.000
05/04/2021 90 90 180 2.180
06/04/2021 90 90 180 2.360
07/04/2021 90 90 180 2.540
08/04/2021 440 440 880 3.420
09/04/2021 463 463 927 4.346
10/04/2021 487 487 973 5.320
11/04/2021 510 510 1.020 6.340
12/04/2021 533 533 1.067 7.406
13/04/2021 557 557 1.113 8.520
14/04/2021 580 580 1.160 9.680
15/04/2021 603 603 1.207 10.886
16/04/2021 627 627 1.253 12.140
17/04/2021 650 650 1.300 13.440
18/04/2021 673 673 1.347 14.786
19/04/2021 836 836 1.672 16.458
20/04/2021 720 720 1.440 17.898
21/04/2021 743 743 1.487 19.385
22/04/2021 767 767 1.533 20.918
23/04/2021 1.350 1.350 2.700 23.618
24/04/2021 1.390 1.390 2.780 26.398
25/04/2021 1.495 1.495 2.990 8.910
26/04/2021 1.535 1.535 3.070 11.980
27/04/2021 1.575 1.575 3.150 15.130
28/04/2021 1.615 1.615 3.230 18.360
29/04/2021 1.655 1.655 3.310 21.670
30/04/2021 1.695 1.695 3.390 25.060
01/05/2021 1.735 1.735 3.470 28.530
02/05/2021 1.775 1.775 3.550 32.080
03/05/2021 1.815 1.815 3.630 35.710
04/05/2021 1.855 1.855 3.710 39.420
05/05/2021 1.895 1.895 3.790 43.210
06/05/2021 1.935 1.935 3.870 47.080
07/05/2021 1.975 1.975 3.950 51.030
08/05/2021 3.215 3.215 6.430 56.990
09/05/2021 3.319 3.319 6.638 63.158
10/05/2021 3.188 3.188 6.376 69.534
11/05/2021 3.292 3.292 6.584 76.118
12/05/2021 3.396 3.396 6.792 82.910
13/05/2021 3.500 3.500 7.000 89.910
14/05/2021 3.604 3.604 7.208 97.118
15/05/2021 3.708 3.708 7.416 104.534
16/05/2021 3.812 3.812 7.624 112.158
17/05/2021 3.916 3.916 7.832 119.990
18/05/2021 4.020 4.020 8.040 128.030
19/05/2021 4.124 4.124 8.248 136.278
20/05/2021 4.228 4.228 8.456 144.734
21/05/2021 4.332 4.332 8.664 153.398
22/05/2021 4.436 4.436 8.872 162.270
23/05/2021 6.000 6.000 12.000 173.100
24/05/2021 6.188 6.188 12.376 184.255
25/05/2021 6.376 6.376 12.752 195.734
26/05/2021 6.564 6.564 13.128 207.538
27/05/2021 6.752 6.752 13.504 219.667
28/05/2021 6.940 6.940 13.880 232.120
29/05/2021 7.128 7.128 14.256 244.898
30/05/2021 7.316 7.316 14.632 258.001
31/05/2021 7.504 7.504 15.008 271.428
01/06/2021 7.692 7.692 15.384 285.180
02/06/2021 7.880 7.880 15.760 299.257
03/06/2021 8.068 8.068 16.136 313.658
04/06/2021 8.256 8.256 16.512 328.384
05/06/2021 8.444 8.444 16.888 343.435
06/06/2021 8.632 8.632 17.264 358.810
07/06/2021 10.750 10.750 21.500 380.940
08/06/2021 11.067 11.067 22.133 403.823

Kolam A4
Hari/Tanggal Waktu Pemberian Pakan (g) Jumlah Pakan Total pakan (g)
07.00 16.00 (g)
25/03/2021 95 95 190 190
26/03/2021 95 95 190 380
27/03/2021 95 95 190 570
28/03/2021 95 95 190 760
29/03/2021 95 95 190 950
30/03/2021 95 95 190 1.140
31/03/2021 95 95 190 1.330
01/04/2021 95 95 190 1.520
02/04/2021 95 95 190 1.710
03/04/2021 95 95 190 1.900
04/04/2021 95 95 190 2.090
05/04/2021 95 95 190 2.280
06/04/2021 95 95 190 2.470
07/04/2021 95 95 190 2.660
08/04/2021 475 475 950 3.610
09/04/2021 500 500 1.001 4.611
10/04/2021 526 526 1.051 5.662
11/04/2021 551 551 1.102 6.764
12/04/2021 576 576 1.153 7.917
13/04/2021 602 602 1.203 9.120
14/04/2021 627 627 1.254 10.374
15/04/2021 652 652 1.305 11.679
16/04/2021 678 678 1.355 13.034
17/04/2021 703 703 1.406 14.440
18/04/2021 728 728 1.457 15.897
19/04/2021 904 904 1.809 17.705
20/04/2021 779 779 1.558 19.263
21/04/2021 804 804 1.609 20.872
22/04/2021 830 830 1.659 22.531
23/04/2021 1.435 1.435 2.870 25.401
24/04/2021 1.475 1.475 2.950 28.351
25/04/2021 1.495 1.495 2.990 8.910
26/04/2021 1.535 1.535 3.070 11.980
27/04/2021 1.575 1.575 3.150 15.130
28/04/2021 1.615 1.615 3.230 18.360
29/04/2021 1.655 1.655 3.310 21.670
30/04/2021 1.695 1.695 3.390 25.060
01/05/2021 1.735 1.735 3.470 28.530
02/05/2021 1.775 1.775 3.550 32.080
03/05/2021 1.815 1.815 3.630 35.710
04/05/2021 1.855 1.855 3.710 39.420
05/05/2021 1.895 1.895 3.790 43.210
06/05/2021 1.935 1.935 3.870 47.080
07/05/2021 1.975 1.975 3.950 51.030
08/05/2021 2.560 2.560 5.120 56.990
09/05/2021 2.664 2.664 5.328 63.158
10/05/2021 3.188 3.188 6.376 69.534
11/05/2021 3.292 3.292 6.584 76.118
12/05/2021 3.396 3.396 6.792 82.910
13/05/2021 3.500 3.500 7.000 89.910
14/05/2021 3.604 3.604 7.208 97.118
15/05/2021 3.708 3.708 7.416 104.534
16/05/2021 3.812 3.812 7.624 112.158
17/05/2021 3.916 3.916 7.832 119.990
18/05/2021 4.020 4.020 8.040 128.030
19/05/2021 4.124 4.124 8.248 136.278
20/05/2021 4.228 4.228 8.456 144.734
21/05/2021 4.332 4.332 8.664 153.398
22/05/2021 4.436 4.436 8.872 162.270
23/05/2021 6.205 6.205 12.410 173.100
24/05/2021 6.448 6.448 12.896 184.255
25/05/2021 5.740 5.740 11.479 195.734
26/05/2021 5.902 5.902 11.804 207.538
27/05/2021 6.064 6.064 12.129 219.667
28/05/2021 6.227 6.227 12.453 232.120
29/05/2021 6.389 6.389 12.778 244.898
30/05/2021 6.551 6.551 13.103 258.001
31/05/2021 6.714 6.714 13.427 271.428
01/06/2021 6.876 6.876 13.752 285.180
02/06/2021 7.038 7.038 14.077 299.257
03/06/2021 7.201 7.201 14.401 313.658
04/06/2021 7.363 7.363 14.726 328.384
05/06/2021 7.525 7.525 15.051 343.435
06/06/2021 7.688 7.688 15.375 358.810
07/06/2021 10.735 10.735 21.470 380.940
08/06/2021 11.037 11.037 22.074 403.823

Lampiran 5. Sampling pertumbuhan


DOC Ikan ke Kolam A1 Kolam A2 Kolam A3 Kolam A4
1 1 2 2 3
2 2 3 3 1
3 1 3 2 1
4 3 1 1 2
5 2 2 1 2
6 1 2 3 1
1 7 3 1 2 3
8 3 2 2 3
9 1 1 3 1
10 1 3 1 2
Jumlah Berat Ikan (g) 18 20 20 19
Berat Ikan 1,8 2 1,9
Rata-rata(g/ekor) 2
DOC Ikan ke Kolam A1 Kolam A2 Kolam A3 Kolam A4
1 34 18 27 23
2 27 28 17 22
3 18 19 41 21
4 31 41 39 31
5 23 27 14 37
6 17 32 20 19
30 7 39 27 31 44
8 47 39 25 38
9 21 16 25 20
10 26 33 31 32
Jumlah Berat Ikan (g) 283 280 270 287
Berat Ikan 28,3 28,0 28,7
Rata-rata(g/ekor) 27,0
DOC Ikan ke Kolam A1 Kolam A2 Kolam A3 Kolam A4
1 74 65 59 39
2 61 70 72 51
3 53 51 90 42
4 60 39 58 61
5 59 81 54 48
6 44 49 42 72
45 7 81 57 66 37
8 63 68 70 67
9 54 69 83 45
10 47 55 49 50
Jumlah Berat Ikan (g) 596 604 643 512
Berat Ikan 59,6 60,4 51,2
Rata-rata(g/ekor) 64,3
DOC Ikan ke Kolam A1 Kolam A2 Kolam A3 Kolam A4
1 89 107 94 142
2 109 142 129 131
3 123 99 159 171
4 92 165 108 82
5 106 94 116 107
6 152 132 106 122
60 7 111 122 102 120
8 124 72 99 106
9 95 101 142 98
10 82 117 152 162
Jumlah Berat Ikan (g) 1083 1151 1207 1241
Berat Ikan 108,3 115,1 124,1
Rata-rata(g/ekor) 120,7
DOC Ikan ke Kolam A1 Kolam A2 Kolam A3 Kolam A4
1 211 191 207 241
2 201 177 257 260
3 256 182 182 190
4 235 240 190 221
5 229 255 231 103
6 239 227 272 218
75 7 194 195 196 259
8 241 274 233 220
9 218 185 181 184
10 189 246 201 251
Jumlah Berat Ikan (g) 2213 2172 2150 2147
Berat Ikan 221,3 217,2 214,7
Rata-rata(g/ekor) 215

Lampiran 6. Kualitas Air


Kolam A1

Suhu Ph DO

Tanggal Kolam Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore


25/03/2021 A1 30 32 5 5 2,9 4,8
26/03/2021 A1 30 32 5 5

27/03/2021 A1 31 33 5 5

28/03/2021 A1 30 32 5 5

29/03/2021 A1 29 33 5 6

30/03/2021 A1 30 33 5 5 3,1 5,1


31/03/2021 A1 30 32 6 5

01/04/2021 A1 30 33 5 6

02/04/2021 A1 29 33 5 6

03/04/2021 A1 30 32 5 6

04/04/2021 A1 31 33 5 5 3,1 4,9


05/04/2021 A1 31 33 5 5

06/04/2021 A1 29 31 5 5

07/04/2021 A1 30 32 5 5

08/04/2021 A1 29 32 6 5

09/04/2021 A1 30 33 6 5 2,9 4,1


10/04/2021 A1 31 33 5 5

11/04/2021 A1 31 33 5 6

12/04/2021 A1 30 33 6 6

13/04/2021 A1 30 33 5 5

14/04/2021 A1 30 33 5 6 2,8 3,8


15/04/2021 A1 30 32 5 6

16/04/2021 A1 31 33 5 5

17/04/2021 A1 30 33 5 5

18/04/2021 A1 29 32 5 5

19/04/2021 A1 30 33 5 5 2,2 4,9


20/04/2021 A1 30 32 5 6

21/04/2021 A1 30 32 6 5

22/04/2021 A1 30 32 6 5

23/04/2021 A1 31 32 5 5

24/04/2021 A1 31 33 5 6 3,0 4,1


25/04/2021 A1 32 33 5 6

26/04/2021 A1 30 32 5 5

27/04/2021 A1 30 33 5 5

28/04/2021 A1 31 33 5 5

29/04/2021 A1 31 34 5 5 2,1 4,0


30/04/2021 A1 30 33 5 5

01/05/2021 A1 29 32 5 5

02/05/2021 A1 30 33 5 5

03/05/2021 A1 30 33 5 6

04/05/2021 A1 30 32 5 6 2,5 4,3


05/05/2021 A1 32 33 5 5

06/05/2021 A1 31 32 5 5

07/05/2021 A1 30 32 5 5
08/05/2021 A1 30 31 5 6

09/05/2021 A1 29 31 5 5 2,1 4,1


10/05/2021 A1 29 31 5 5

11/05/2021 A1 29 32 6 5

12/05/2021 A1 30 32 6 5

13/05/2021 A1 29 31 5 5

14/05/2021 A1 30 34 5 5 2,7 3,6


15/05/2021 A1 30 33 5 5

16/05/2021 A1 30 34 6 5

17/05/2021 A1 31 34 5 6

18/05/2021 A1 30 33 5 6

19/05/2021 A1 30 33 5 5 2,2 3,7


20/05/2021 A1 30 32 5 5

21/05/2021 A1 29 32 5 5

22/05/2021 A1 31 33 5 5

23/05/2021 A1 29 32 5 5

24/05/2021 A1 30 33 5 6 2,9 4,4


25/05/2021 A1 29 32 5 6

26/05/2021 A1 29 32 5 5

27/05/2021 A1 30 32 5 5

28/05/2021 A1 30 33 5 5

29/05/2021 A1 30 32 5 5 2,5 4,7


30/05/2021 A1 29 33 5 5

31/05/2021 A1 31 34 6 6

01/06/2021 A1 32 34 6 6

02/06/2021 A1 30 33 6 5

03/06/2021 A1 31 34 5 5 2,9 4,2


04/06/2021 A1 30 33 5 5

05/06/2021 A1 30 33 5 5

06/06/2021 A1 31 33 6 5

07/06/2021 A1 30 32 5 5

08/06/2021 A1 30 33 6 5 3,1 4,6

Kolam A2

Suhu Ph DO
Tanggal Kolam Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore
25/03/2021 A2 29 33 5 5 2,2 4,8
26/03/2021 A2 30 32 5 6

27/03/2021 A2 30 33 6 6

28/03/2021 A2 31 33 6 6

29/03/2021 A2 30 32 6 5

30/03/2021 A2 30 31 5 5 2,5 4,0


31/03/2021 A2 30 32 6 5
01/04/2021 A2 31 33 5 5

02/04/2021 A2 30 32 6 6

03/04/2021 A2 29 31 5 5

04/04/2021 A2 31 32 5 6 3 4,9
05/04/2021 A2 30 31 6 5

06/04/2021 A2 31 32 5 5

07/04/2021 A2 31 32 5 5

08/04/2021 A2 32 33 6 5

09/04/2021 A2 29 32 6 6 3,1 4,8


10/04/2021 A2 31 33 5 5

11/04/2021 A2 31 33 6 5

12/04/2021 A2 31 32 5 6

13/04/2021 A2 29 31 5 6

14/04/2021 A2 30 32 5 6 3,1 5,1


15/04/2021 A2 29 31 6 6

16/04/2021 A2 31 32 5 5

17/04/2021 A2 30 31 5 5

18/04/2021 A2 29 31 5 5

19/04/2021 A2 31 32 5 5 2,9 4,4


20/04/2021 A2 29 31 5 5

21/04/2021 A2 31 32 6 5

22/04/2021 A2 31 32 6 6

23/04/2021 A2 29 31 5 6

24/04/2021 A2 29 32 5 5 2,3 4,9


25/04/2021 A2 31 32 5 5

26/04/2021 A2 31 32 5 5

27/04/2021 A2 29 31 5 6

28/04/2021 A2 32 33 5 6

29/04/2021 A2 31 33 6 6 3 4,8
30/04/2021 A2 29 32 6 6

01/05/2021 A2 29 32 5 5

02/05/2021 A2 31 33 6 5

03/05/2021 A2 29 33 5 5

04/05/2021 A2 30 32 5 5 3,1 4,6


05/05/2021 A2 32 33 5 5

06/05/2021 A2 29 31 5 5

07/05/2021 A2 30 31 5 5

08/05/2021 A2 31 32 5 5

09/05/2021 A2 29 31 5 6 2,8 4,0


10/05/2021 A2 30 32 5 5

11/05/2021 A2 30 32 6 6

12/05/2021 A2 31 32 6 5

13/05/2021 A2 30 33 6 5

14/05/2021 A2 29 33 5 5 3,2 4,8


15/05/2021 A2 29 32 5 6

16/05/2021 A2 30 32 5 5

17/05/2021 A2 30 33 5 5

18/05/2021 A2 29 32 5 5

19/05/2021 A2 31 33 5 5 3 4,9
20/05/2021 A2 31 32 5 5

21/05/2021 A2 29 32 6 6

22/05/2021 A2 31 32 5 5

23/05/2021 A2 30 33 5 6

24/05/2021 A2 29 31 5 6 2,7 4,4


25/05/2021 A2 30 33 6 6

26/05/2021 A2 30 32 5 5

27/05/2021 A2 29 32 5 5

28/05/2021 A2 31 32 5 6

29/05/2021 A2 31 32 5 5 2,5 5,1


30/05/2021 A2 29 32 5 5

31/05/2021 A2 30 33 6 6

01/06/2021 A2 31 32 6 5

02/06/2021 A2 29 31 6 5

03/06/2021 A2 30 32 5 5 3 4,7
04/06/2021 A2 31 32 5 5

05/06/2021 A2 32 33 6 6

06/06/2021 A2 31 32 6 6

07/06/2021 A2 30 31 5 6

08/06/2021 A2 29 32 6 6 3,3 4,9

Kolam A3

Tanggal Kolam Suhu pH DO


Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore
25/03/2021 A3 30 32 6 6 2,8 4,0
26/03/2021 A3 30 32 5 5

27/03/2021 A3 29 31 5 5

28/03/2021 A3 30 33 5 5

29/03/2021 A3 30 33 5 5

30/03/2021 A3 31 32 5 5 2,1 4,3


31/03/2021 A3 30 32 5 5

01/04/2021 A3 30 33 5 6

02/04/2021 A3 29 31 6 6

03/04/2021 A3 29 32 5 6

04/04/2021 A3 30 33 5 5 3,0 4,7


05/04/2021 A3 31 33 5 5

06/04/2021 A3 32 33 5 5

07/04/2021 A3 30 32 5 5
08/04/2021 A3 30 33 6 5

09/04/2021 A3 29 32 6 6 2,9 4,6


10/04/2021 A3 30 33 6 6

11/04/2021 A3 31 34 5 5

12/04/2021 A3 30 32 5 5

13/04/2021 A3 30 33 5 5

14/04/2021 A3 29 33 6 5 2,3 4,1


15/04/2021 A3 30 34 6 6

16/04/2021 A3 29 33 5 6

17/04/2021 A3 29 32 5 6

18/04/2021 A3 31 33 5 5

19/04/2021 A3 31 33 6 5 2,7 4,4


20/04/2021 A3 30 32 5 5

21/04/2021 A3 30 33 5 5

22/04/2021 A3 30 33 6 5

23/04/2021 A3 29 32 5 5

24/04/2021 A3 30 33 5 5 2,1 3,9


25/04/2021 A3 31 33 5 5

26/04/2021 A3 31 32 5 6

27/04/2021 A3 29 31 6 6

28/04/2021 A3 30 32 5 5

29/04/2021 A3 30 33 5 5 2,2 4,5


30/04/2021 A3 31 33 5 5

01/05/2021 A3 29 31 6 6

02/05/2021 A3 30 33 5 6

03/05/2021 A3 30 33 5 5

04/05/2021 A3 30 32 6 5 2,8 4,0


05/05/2021 A3 29 32 6 5

06/05/2021 A3 30 33 6 6

07/05/2021 A3 31 32 5 6

08/05/2021 A3 31 34 6 6

09/05/2021 A3 32 34 5 6 3,2 4,7


10/05/2021 A3 31 32 5 5

11/05/2021 A3 30 33 5 5

12/05/2021 A3 29 31 5 5

13/05/2021 A3 29 32 6 5

14/05/2021 A3 30 33 5 5 3,1 4,2


15/05/2021 A3 31 32 5 5

16/05/2021 A3 30 33 5 5

17/05/2021 A3 29 32 5 5

18/05/2021 A3 31 33 6 5

19/05/2021 A3 32 33 6 6 2,5 4,8


20/05/2021 A3 32 33 6 6

21/05/2021 A3 31 33 5 6
22/05/2021 A3 30 34 5 5

23/05/2021 A3 29 31 5 5

24/05/2021 A3 30 34 6 6 3,2 5,0


25/05/2021 A3 31 33 5 6

26/05/2021 A3 31 32 5 5

27/05/2021 A3 32 33 5 5

28/05/2021 A3 30 32 5 5

29/05/2021 A3 31 33 6 6 2,4 4,7


30/05/2021 A3 30 32 5 6

31/05/2021 A3 31 32 6 6

01/06/2021 A3 32 32 5 5

02/06/2021 A3 31 31 5 5

03/06/2021 A3 30 33 6 6 2,9 4,9


04/06/2021 A3 32 34 6 5

05/06/2021 A3 30 34 6 6

06/06/2021 A3 29 33 6 6

07/06/2021 A3 30 33 5 6

08/06/2021 A3 30 32 6 6 2,8 4,4

Kolam A4

Suhu pH DO
Tanggal Kolam Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore
25/03/2021 A4 30 32 5 5 2,4 4,9
26/03/2021 A4 31 33 5 5

27/03/2021 A4 29 32 5 5

28/03/2021 A4 29 32 5 5

29/03/2021 A4 30 31 5 5

30/03/2021 A4 32 33 5 5 2,7 4,2


31/03/2021 A4 29 32 5 5

01/04/2021 A4 30 32 5 5

02/04/2021 A4 31 33 5 5

03/04/2021 A4 30 32 5 5

04/04/2021 A4 30 32 5 5 2,2 4,6


05/04/2021 A4 29 33 5 5

06/04/2021 A4 31 33 5 5

07/04/2021 A4 32 33 5 5

08/04/2021 A4 30 32 5 5

09/04/2021 A4 31 33 5 5 2,7 4,5


10/04/2021 A4 30 33 5 5

11/04/2021 A4 29 32 5 5

12/04/2021 A4 29 32 5 6

13/04/2021 A4 30 33 5 6

14/04/2021 A4 31 32 5 6 1,9 4,0


15/04/2021 A4 30 33 5 5

16/04/2021 A4 31 33 5 5

17/04/2021 A4 29 32 5 5

18/04/2021 A4 30 33 5 5

19/04/2021 A4 32 33 5 5 2,6 3,9


20/04/2021 A4 31 33 5 5

21/04/2021 A4 32 33 5 5

22/04/2021 A4 30 32 5 5

23/04/2021 A4 30 32 5 5

24/04/2021 A4 31 33 5 5 2,0 4,1


25/04/2021 A4 30 32 5 6

26/04/2021 A4 30 32 5 5

27/04/2021 A4 29 31 5 5

28/04/2021 A4 32 33 5 5

29/04/2021 A4 31 32 5 5 2,9 4,5


30/04/2021 A4 31 32 5 5

01/05/2021 A4 29 33 5 5

02/05/2021 A4 30 32 5 5

03/05/2021 A4 31 33 5 5

04/05/2021 A4 30 32 5 5 2,5 5,1


05/05/2021 A4 29 32 5 5

06/05/2021 A4 29 32 5 5

07/05/2021 A4 30 31 5 5

08/05/2021 A4 31 31 5 5

09/05/2021 A4 30 32 5 5 2,7 4,7


10/05/2021 A4 31 32 5 6

11/05/2021 A4 31 32 6 6

12/05/2021 A4 30 32 6 6

13/05/2021 A4 29 31 5 6

14/05/2021 A4 30 32 5 6 3 4,1
15/05/2021 A4 31 33 6 5

16/05/2021 A4 29 32 5 6

17/05/2021 A4 29 31 5 6

18/05/2021 A4 30 32 6 5

19/05/2021 A4 30 32 5 5 3,1 4,6


20/05/2021 A4 31 32 5 5

21/05/2021 A4 31 32 6 5

22/05/2021 A4 30 32 5 5

23/05/2021 A4 30 32 5 5

24/05/2021 A4 29 31 6 5 2,6 5,2


25/05/2021 A4 29 31 6 5

26/05/2021 A4 29 32 6 5

27/05/2021 A4 31 33 6 5

28/05/2021 A4 32 34 5 6
29/05/2021 A4 30 33 5 6 3,1 4,8
30/05/2021 A4 29 32 6 6

31/05/2021 A4 30 33 6 6

01/06/2021 A4 31 32 6 5

02/06/2021 A4 30 33 5 5

03/06/2021 A4 29 32 5 5 2,3 4,4


04/06/2021 A4 30 32 5 5

05/06/2021 A4 31 32 5 6

06/06/2021 A4 32 33 6 6

07/06/2021 A4 31 32 6 6

08/06/2021 A4 30 32 5 5 3,1 4,7

Lampiran 7. Biaya Investasi

Nama Jumlah Satuan Harga Umur Biaya


ekonomis penyusutan
Satuan Total
(siklus) (siklus)/(Rp)

Gudang pakan 2 Unit 5.000.000 10.000.000 10 1.000.000

Sepeda motor 1 Unit 12.000.000 12.000.000 10 1.200.000

Sewa kolam 4 Unit 500.000 2.000.000 - -


Drum pakan 200 L 4 Buah 200.000 800.000 6 130.000

Baskom 2 Buah 40.000 80.000 4 20.000

Timbangan Manual 60 2 Buah 530.000 1.060.000 4 265.000


kg

Gayung pakan 4 Buah 9.000 32.000 2 16.000

Ayakan 4 Buah 12.000 48.000 4 12.000

Seser 2 Buah 130.000 260.000 6 43.000

Mesin Pompa 3 Buah 5.000.000 15.000.000 8 1.875.000

Jumlah - - - 41.280.000 4.561.000

Lampiran 8. Biaya Produksi


Biaya Tetap

Jumla Harga (Rp)


Uraian h Satuan Total (RP/Siklus)
Gaji karyawan 2 1.200.000 14.400.000
Biaya Penyusutan - - 4.561.000
Listrik 1 280.000 1.680.000
Biaya Perawatan 1 2.000.000 2.000.000
Jumlah     22.641.000
Biaya Tidak Tetap

Jumla Harga (Rp)


Nama h Satuan Satuan Total
Benih 8.000 Ekor 250 2.000.000
287.00
Pakan 132 Karung 0 37.884.000
Probiotik 8 Botol 23.000 184.000
Jumlah 38.268.000

Lampiran 9. Hasil Panen

Kolam Estimasi panen


Tonase (kg) Harga (Rp) Total (Rp)
A1 824 15.500 12.772.000
A2 767 15.500 11.888.500
A3 769 15.500 11.919.500
A4 737 15.500 11.423.500
Jumlah 3.097 48.003.500
Lampiran 10 Analisa Finasial

1. Keuntungan = Pendapatan – Biaya Operasional


= Rp. 48.003.500 – Rp. 60.909.000
= -12.905.500

Hasil Penjualan(Rp)
2. B/C Ratio =
Biaya Operasional (Rp)
Rp . 48.003 .500
=
Rp. 60.909 .000
= 0,78

Total Biaya Tetap (Rp)


3. BEP Harga =
1−Total Biaya Tidak Tetap ( Rp ) / Hasil Penjualan
Rp .22.641 .000
=
1−Rp .38.268 .000/ Rp . 48.003.500
Rp . 22.641.000
=
1−Rp .0.79
Rp . 22.641.000
=
0,21
= Rp. 107.814.285

Total Biaya Tetap( Rp)


4. BEP Unit =
Harga Jual Per (Kg)−¿ ¿
Rp . 22.641.000
=
Rp . 15.500−(Rp .38.268 .000/15.500)
Rp .22.641 .000
=
Rp . 15.500−(2.468)
Rp . 22.641.000
= Rp . 13.032
= 1.737

Total Biaya Investasi( Rp)


5. PP = x 1 Tahun
Pendapatan Persiklus
Rp . 41.280 .000
= x 1 Tahun
Rp . 48.003 .500
= 0,85 Tahun
RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jebus pada tanggal 14


September 1998 dari pasangan bapak Nasir dan
ibu Jebus. Penulis menyelesaikan pendidikan
sekolah dasar di SDN Lhok Pawoh pada tahun
2011. Pada tahun 204 menyelesaikan lanjutan
menengah pertama di MTsN 4, kemudian
menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah
Atas di SMA NEGERI 7 Muaro Jambi pada tahun
2017. Tahun 2017 penulis

masuk Sekolah Tinggi Kedinasan tepatnya di Sekolah Tinggi Perikanan


Jakarta. Di Sekolah Tinggi Perikanan ini penulis mengambil Program Studi
Teknologi Akuakultur (TAK), Program Studi ini adalah salah satu dari enam
program studi yang ada di Sekolah Tinggi Perikanan. Pada bulan Agustus 2021
penulis dapat menyelesaikan pendidikan ini dan mendapat sebutan Sarjana
Terapan Perikanan (S.Tr.Pi) dengan judul Karya Ilmiah Praktik Akhir
“Manajemen Pembesaran Ikan Patin Siam (Pangasius hypophthalmus) Di
P2MKP Mina Sejahtera Muaro Jambi, Jambi”

Anda mungkin juga menyukai