Anda di halaman 1dari 21

TEKNIK PEMBENIHAN ABALON (Haliotis squamata) MENGGUNAKAN

METODE RANGSANGAN PEMIJAHAN DI BALAI PRODUKSI


INDUK UDANG UNGGUL DAN KEKERANGAN (BPIU2K)
KABUPATEN KARANGASEM, PROVINSI BALI

PRAKTEK KERJA LAPANG


PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

Oleh:

HORRYATU SHOLEHA
TULUNGAGUNG– JAWA TIMUR

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN


UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2015
TEKNIK PEMBENIHAN ABALON (Haliotis squamata) MENGGUNAKAN
METODE RANGSANGAN PEMIJAHAN DI BALAI PRODUKSI
INDUK UDANG UNGGUL DAN KEKERANGAN (BPIU2K)
KABUPATEN KARANGASEM, PROVINSI BALI

Praktek Kerja Lapang sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Perikanan pada Program Studi S-1 Budidaya Perairan Fakultas
Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga

Oleh :
HORRYATU SHOLEHA
NIM. 141211131202

Mengetahui, Menyetujui,
Dekan, Dosen Pembimbing,
Fakultas Perikanan dan Kelautan

Prof. Dr. Hj. Sri Subekti, drh., DEA. Prof. Moch. Amin Alamsjah, Ir., M.Si., Ph.D
NIP. 19520517 197803 2 001 NIP. 19700116 199503 1 002

ii
TEKNIK PEMBENIHAN ABALON (Haliotis squamata) MENGGUNAKAN
METODE RANGSANGAN PEMIJAHAN DI BALAI PRODUKSI
INDUK UDANG UNGGUL DAN KEKERANGAN (BPIU2K)
KABUPATEN KARANGASEM, PROVINSI BALI

Oleh:
HORRYATU SHOLEHA
NIM. 141211131202

Setelah mempelajari dan menguji dengan sungguh-sungguh, kami berpendapat bahwa


Praktek Kerja Lapang (PKL) ini, baik ruang lingkup maupun kualitasnya dapat
diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan

Telah diujikan pada


Tanggal : 19 Mei 2015

KOMISI PENGUJI
Ketua : Prof. Moch. Amin Alamsjah, Ir., M.Si., Ph.D.
Anggota : Dr. Laksmi Sulmartiwi, S.Pi., MP.
Kustiawan Tri Pursetyo, S.Pi., M.Vet.

Surabaya, 01 Juli 2015


Fakultas Perikanan dan Kelautan
Universitas Airlangga
Dekan,

Prof. Dr. Hj. Sri Subekti, drh,, DEA.


NIP. 19520517 197803 2 001

iii
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :

N a m a : HORRYATU SHOLEHA
N I M : 141211131202

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa laporan PKL yang berjudul :

TEKNIK PEMBENIHAN ABALON (Haliotis squamata) MENGGUNAKAN


METODE RANGSANGAN PEMIJAHAN DI BALAI PRODUKSI INDUK
UDANG UNGGUL DAN KEKERANGAN (BPIU2K) KABUPATEN
KARANGASEM, PROVINSI BALI adalah benar hasil karya saya sendiri. Hal -
hal yang bukan karya saya dalam laporan PKL tersebut diberi tanda citasi dan
ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia
menerima sanksi akademik yang berlaku di Universitas Airlangga, termasuk
berupa pembatalan nilai yang telah saya peroleh pada saat ujian dan mengulang
pelaksanaan PKL.

Demikian surat pernyataan yang saya buat ini tanpa ada unsur paksaan dari
siapapun dan dipergunakan sebagaimana mestinya.

Surabaya, 08 Juli 2015


Yang membuat pernyataan,

HORRYATU SHOLEHA
NIM. 141211131202

iv
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

RINGKASAN

HORRYATU SHOLEHA, Teknik Pembenihan Abalon (Haliotis squamata)


Menggunakan Metode Rangsangan Pemijahan di Balai Produksi Induk
Udang Unggul dan Kekerangan (BPIU2K) Kabupaten Karangasem,
Provinsi Bali. Dosen Pembimbing Prof. Moch. Amin Alamsjah, Ir., M.Si.,
Ph.D.

Abalon merupakan gastropoda laut yang memiliki nilai ekonomis tinggi.


Abalon memiliki kandungan protein tinggi sebesar 71,99%, lemak 3,2%, serat
5,6%, abu 11,11% dan kadar air 0,60%. Spesies ini dapat dimanfaatkan untuk
meningkatkan pendapatan masyarakat pesisir. Peningkatan permintaan abalon di
dunia belum dapat dipenuhi karena pasokan abalon selama ini didapat dari hasil
tangkapan alam. Permintaan pasar yang semakin meningkat menyebabkan
penangkapan abalon di alam tidak dapat dikendalikan. Solusi yang tepat adalah
meminimalkan penangkapan abalon di alam dan menerapkan sistem pembenihan
yang tepat.
Praktek Kerja Lapang ini dilakukan di Unit Kekerangan Balai Produksi
Induk Udang Unggul dan Kekerangan (BPIU2K) Karangasem, Bali pada tanggal
12 Januari 2015 - 07 Februari 2015. Tujuan dari Praktek Kerja Lapang ini adalah
untuk mengetahui cara pembenihan, kendala-kendala yang muncul, dan
faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam proses pembenihan abalon serta
mengetahui analisis usaha pembenihan tersebut. Metode kerja yang digunakan
dalam Praktek Kerja Lapang ini adalah metode primer dan metode sekunder.
Pengambilan data dilakukan dengan wawancara, observasi, partisipasi aktif dan
studi pustaka.
Kegiatan pembenihan abalon meliputi pemeliharaan induk, pemijahan dan
pemeliharaan benih. Abalon yang dibudidayakan adalah jenis Haliotis squamata.
Kegiatan pemeliharaan induk dan pemeliharaan benih dilakukan pada bak fiber
dan diberi pakan Gracillaria crassa, Ulva lactuca dan Ulva reticulata sedangkan
pemeliharaan larva abalon dilakukan pada bak beton dan diberi pakan diatom
Nitzschia sp. dan Chaetoceros sp. Pengamatan kualitas air dilakukan seminggu

PKL Teknik Pembenihan Abalon ... Horryatu Sholeha


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

sekali dengan kualitas air rata-rata suhu sebesar 28oC-29oC, salinitas 30-31 ppt,
pH 7 dan oksigen terlarut 4,87-5,24 ppm.
Pemijahan abalon dilakukan sepanjang tahun yaitu setiap bulan gelap dan
bulan purnama. Pemijahan abalon dilakukan menggunakan metode pure oksigen
dengan cara mengeringkan induk abalon selama 30 menit kemudian menurunkan
suhu sebesar 3oC dan mengembalikan pada suhu awal. Hal ini bertujuan untuk
membuat induk stress. Induk yang digunakan selama Praktek Kerja Lapang
adalah 4 jantan dan 8 betina. Dari induk tersebut diperoleh telur sebesar
1.475.000 telur tetapt tidak semua telur dapat berkembang menjadi larva karena
terjadi kematian pada saat menetas. Pada fase larva diperoleh 1.150.000 telur
yang telah menetas. Analisis usaha pembenihan abalon menunjukkan usaha yang
layak untuk dijalankan dengan keuntungan yang dimiliki sebesar Rp 70.315.000,-
per tahun dan modal dapat kembali dengan jangka waktu 19,2 bulan.

vi

PKL Teknik Pembenihan Abalon ... Horryatu Sholeha


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SUMMARY

HORRYATU SHOLEHA. Hatchery techniques of abalone (Haliotis


squamata) using stimulation spawning at Hall of Excellence Master
Production Shrimp and Oyster (BPIU2K) Karangasem Regency, Province
Bali. Academic advisor Prof. Moch. Amin Alamsjah, Ir., M.Si. Ph.D.
Abalone is a marine gastropods which have high economic value. Abalone
has a high protein content of 71.99%, fat 3.2%, fiber 5.6%, ash 11.11% and
0,60% moisture content. This species can be utilized to increase the income of
coastal communities.Increased demand for abalone in the world can’t be met due
to the supply of abalone has ben obtained from the catch natural. Increasing
market demand led to the arrest of abalone in nature can’t be controlled. The right
solution is to minimize the capture of abalone in nature and apply appropriate
hatchery system.
Field Work Practice was carried out at Unit oyster Hall of Excellence
Master Shrimp Production and Oyster (BPIU2K) Karangasem, Bali on January
12, 2015 – February 7, 2015. The purpose of Field Work Practice is to figure out
how hatchery, constraints are emerging, and determine the seeding business
analysis. The working methods used in Field Work Practice is a method of
primary and secondary methods. Data were collected through interviews,
observation, active participation and literature.
Abalone hatchery activities include aircraft maintenance, spawning and
maintenance of seed. Aircraft maintenance and maintenance activities carried out
on the seed fiber tub and fed Gracillaria crassa, Ulva lactuca and Ulva reticulata
while larval rearing abalone done in concrete tank and fed diatom Nitzchia sp.
and Chaetoceros sp. Monitoring of water quality is done once a week with an
average water quality temperature of 28oC-29oC, 30-31 ppt salinity, pH 7 and
4.87-5.24 ppm of dissolved oxygen.
Spawning abalone conducted every month throughout the year, namely a
dark and full moon. Abalone spawning using pure oxygen by drying the brood
abalone for 30 minutes then lower the temperature by 3oC and returns to the
initial temperature. It aims to create a brood stress. Brood used during Field

vii

PKL Teknik Pembenihan Abalon ... Horryatu Sholeha


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Work Practice is 4 males and 8 females. Eggs obtained from the broods amounted
to 1.475 million eggs well founded not all the eggs can develop into larvae due to
death at the time of hatching. In the larval stage acquired 1,150,000 eggs have
hatched. Abalone hatchery operations analysis showed decent attempt to run with
the advantage that amounted to Rp 70.315 million, - per year and capital can
return with a period of 19.2 months.

viii

PKL Teknik Pembenihan Abalon ... Horryatu Sholeha


RINGKASAN

HORRYATU SHOLEHA, Teknik Pembenihan Abalon (Haliotis squamata)


Menggunakan Metode Rangsangan Pemijahan di Balai Produksi Induk
Udang Unggul dan Kekerangan (BPIU2K) Kabupaten Karangasem,
Provinsi Bali. Dosen Pembimbing Prof. Moch. Amin Alamsjah, Ir., M.Si.,
Ph.D.

Abalon merupakan gastropoda laut yang memiliki nilai ekonomis tinggi.


Abalon memiliki kandungan protein tinggi sebesar 71,99%, lemak 3,2%, serat
5,6%, abu 11,11% dan kadar air 0,60%. Spesies ini dapat dimanfaatkan untuk
meningkatkan pendapatan masyarakat pesisir. Peningkatan permintaan abalon di
dunia belum dapat dipenuhi karena pasokan abalon selama ini didapat dari hasil
tangkapan alam. Permintaan pasar yang semakin meningkat menyebabkan
penangkapan abalon di alam tidak dapat dikendalikan. Solusi yang tepat adalah
meminimalkan penangkapan abalon di alam dan menerapkan sistem pembenihan
yang tepat.
Praktek Kerja Lapang ini dilakukan di Unit Kekerangan Balai Produksi
Induk Udang Unggul dan Kekerangan (BPIU2K) Karangasem, Bali pada tanggal
12 Januari 2015 - 07 Februari 2015. Tujuan dari Praktek Kerja Lapang ini adalah
untuk mengetahui cara pembenihan, kendala-kendala yang muncul, dan
faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam proses pembenihan abalon serta
mengetahui analisis usaha pembenihan tersebut. Metode kerja yang digunakan
dalam Praktek Kerja Lapang ini adalah metode primer dan metode sekunder.
Pengambilan data dilakukan dengan wawancara, observasi, partisipasi aktif dan
studi pustaka.
Kegiatan pembenihan abalon meliputi pemeliharaan induk, pemijahan dan
pemeliharaan benih. Abalon yang dibudidayakan adalah jenis Haliotis squamata.
Kegiatan pemeliharaan induk dan pemeliharaan benih dilakukan pada bak fiber
dan diberi pakan Gracillaria crassa, Ulva lactuca dan Ulva reticulata sedangkan
pemeliharaan larva abalon dilakukan pada bak beton dan diberi pakan diatom
Nitzschia sp. dan Chaetoceros sp. Pengamatan kualitas air dilakukan seminggu

v
sekali dengan kualitas air rata-rata suhu sebesar 28oC-29oC, salinitas 30-31 ppt,
pH 7 dan oksigen terlarut 4,87-5,24 ppm.
Pemijahan abalon dilakukan sepanjang tahun yaitu setiap bulan gelap dan
bulan purnama. Pemijahan abalon dilakukan menggunakan metode pure oksigen
dengan cara mengeringkan induk abalon selama 30 menit kemudian menurunkan
suhu sebesar 3oC dan mengembalikan pada suhu awal. Hal ini bertujuan untuk
membuat induk stress. Induk yang digunakan selama Praktek Kerja Lapang
adalah 4 jantan dan 8 betina. Dari induk tersebut diperoleh telur sebesar
1.475.000 telur tetapt tidak semua telur dapat berkembang menjadi larva karena
terjadi kematian pada saat menetas. Pada fase larva diperoleh 1.150.000 telur
yang telah menetas. Analisis usaha pembenihan abalon menunjukkan usaha yang
layak untuk dijalankan dengan keuntungan yang dimiliki sebesar Rp 70.315.000,-
per tahun dan modal dapat kembali dengan jangka waktu 19,2 bulan.

vi
SUMMARY

HORRYATU SHOLEHA. Hatchery techniques of abalone (Haliotis


squamata) using stimulation spawning at Hall of Excellence Master
Production Shrimp and Oyster (BPIU2K) Karangasem Regency, Province
Bali. Academic advisor Prof. Moch. Amin Alamsjah, Ir., M.Si. Ph.D.
Abalone is a marine gastropods which have high economic value. Abalone
has a high protein content of 71.99%, fat 3.2%, fiber 5.6%, ash 11.11% and
0,60% moisture content. This species can be utilized to increase the income of
coastal communities.Increased demand for abalone in the world can’t be met due
to the supply of abalone has ben obtained from the catch natural. Increasing
market demand led to the arrest of abalone in nature can’t be controlled. The right
solution is to minimize the capture of abalone in nature and apply appropriate
hatchery system.
Field Work Practice was carried out at Unit oyster Hall of Excellence
Master Shrimp Production and Oyster (BPIU2K) Karangasem, Bali on January
12, 2015 – February 7, 2015. The purpose of Field Work Practice is to figure out
how hatchery, constraints are emerging, and determine the seeding business
analysis. The working methods used in Field Work Practice is a method of
primary and secondary methods. Data were collected through interviews,
observation, active participation and literature.
Abalone hatchery activities include aircraft maintenance, spawning and
maintenance of seed. Aircraft maintenance and maintenance activities carried out
on the seed fiber tub and fed Gracillaria crassa, Ulva lactuca and Ulva reticulata
while larval rearing abalone done in concrete tank and fed diatom Nitzchia sp.
and Chaetoceros sp. Monitoring of water quality is done once a week with an
average water quality temperature of 28oC-29oC, 30-31 ppt salinity, pH 7 and
4.87-5.24 ppm of dissolved oxygen.
Spawning abalone conducted every month throughout the year, namely a
dark and full moon. Abalone spawning using pure oxygen by drying the brood
abalone for 30 minutes then lower the temperature by 3oC and returns to the
initial temperature. It aims to create a brood stress. Brood used during Field

vii
Work Practice is 4 males and 8 females. Eggs obtained from the broods amounted
to 1.475 million eggs well founded not all the eggs can develop into larvae due to
death at the time of hatching. In the larval stage acquired 1,150,000 eggs have
hatched. Abalone hatchery operations analysis showed decent attempt to run with
the advantage that amounted to Rp 70.315 million, - per year and capital can
return with a period of 19.2 months.

viii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat limpahan

rahmad dan karunia Nya sehingga penulis dapat menyusun Laporan Praktek

Kerja Lapang berjudul “Teknik Pembenihan Abalon (Haliotis squamata)

Menggunakan Metode Rangsangan Pemijahan di Balai Produksi Induk Udang

Unggul dan Kekerangan (BPIU2K) KABUPATEN KARANGASEM, PROVINSI

BALI” dengan baik dan tepat waktu. Praktek Kerja Lapang ini dilaksanakan pada

tanggal 12 Januari – 7 Februari 2015.

Praktek Kerja Lapang ini bertujuan untuk mengetahui cara pembenihan

abalon, kendala-kendala yang muncul dalam proses pembenihan dan mengetahui

analisis usaha dari pembenihan abalon (H. squamata) di Balai Produksi Induk

Udang Unggul dan Kekerangan (BPIU2K) Karangasem, Bali. Kegunaan

kegiatan diharapkan mahasiswa dapat memadukan antara ilmu teori dan teknoligi

yang didapat dalam perkuliahan dengan ilmu dan teknologi dilapangan sehingga

dapat memahami dan mengatasi persoalan yang muncul di lapangan.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada

tulisan ilmiah ini sehingga penulis mengundang pembaca untuk memberikan

saran serta kritik yang dapat membangun dalam pembuatan tulisan ilmiah

selanjutnya.

Surabaya, Mei 2015

Penulis

ix
UCAPAN TERIMAKASIH

Pertama saya ucapkan puja dan puji syukur atas kehadirat Allah SWT

atas segala rahmat, hidayah dan karuniaNya sehingga Laporan Praktek Kerja

Lapang (PKL) ini dapat terselesaikan dengan baik. Tak lupa penulis juga

mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Hj. Sri Subekti, drh., DEA. Selaku Dekan Fakultas Perikanan dan

Kelautan Universitas Airlangga.

2. Prof. Moch. Amin Alamsjah, Ir., M.Si., Ph.D. Selaku dosen pembimbing yang

telah membantu serta memberikan petunjuk, arahan dan bimbingan kepada

penulis sejak penulisan usulan hingga terselesaikannya Laporan PKL ini.

3. Dr. Laksmi Sulmartiwi, S.Pi., MP. dan Kustiawan Tri Pursetyo, S.Pi., M.Vet.

Selaku dosen penguji yang telah memberikan saran, masukan dan kritikan

demi kesempurnaan laporan Praktek Kerja Lapang ini.

4. Agustono, Ir., M.Kes. Selaku koordinator PKL Fakultas Perikanan dan

Kelautan Universitas Airlangga.

5. Ayahanda Maryani dan Ibunda Winarsih serta keluarga tercinta yang selalu

memotivasi, mendukung, memberikan kasih sayang, dan mendoakan tiada

henti sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan PKL ini dengan baik dan

tepat waktu.

6. Ir. IB, M. Swastika Jaya, M.Si. Selaku Kepala Balai Produksi Induk Udang

Unggul dan Kekerangan (BPIU2K) Karangasem Bali yang telah memberikan

fasilitas selama PKL berlangsung.

x
7. Ir. I Wayan Astawa Giri dan Ahmad Faisal Ramadhan, S.Pi. selaku pembina

lapang yang telah banyak memberikan bimbingan selama PKL berlangsung.

8. Bapak I Kadek Suarjana selaku pembimbing lapang yang telah banyak

membimbing dan memberikan masukan selama kegiatan PKL berlangsung.

9. I Gede Sridana, I Ketut Sugiantika, I Komang Ariasa, I Nyoman Sumerada,

Gigih Tjatur Soelistyo, Amd.Pi., Haerati, Amd.Pi. yang selalu membantu dan

bersedia direpotkan selama penulis menyelesaikan laporan ini.

10. Teman-teman seperjuangan di BPIU2K Karangasem, UNAIR (Aprillia

Mawaddah R, Siti Hadijah, Gusti Ragil Pamungkas K. dan Any Afrianti), dan

ITB (Awaluddin) serta sahabat saya Randy Kukuh Prakoso.

11. Seluruh keluarga besar BARRACUDA’12 atas kebersamaan selama ini.

12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu dan telah

membantu sehingga Laporan Praktek Kerja Lapang ini dapat terselesaikan.

xi
DAFTAR ISI

Halaman

RINGKASAN...................................................................................................v

SUMMARY......................................................................................................vii

KATA PENGANTAR...................................................................................... ix

UCAPAN TERIMAKASIH............................................................................. x

DAFTAR ISI ................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL............................................................................................ xv

DAFTAR GAMBAR........................................................................................xvi

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xvii

I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2 Tujuan.................................................................................................... 3
1.3 Manfaat.................................................................................................. 3

II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................ 5
2.1 Klasifikasi Abalon..................................................................................5
2.2 Morfologi Abalon.................................................................................. 5
2.3 Habitat dan Penyebaran Abalon.............................................................6
2.4 Makanan dan Kebiasaan Makan Abalon............................................... 7
2.5 Reproduksi dan Siklus Hidup Abalon....................................................8
2.6 Pemeliharaan Induk Abalon...................................................................9
2.6.1 Persiapan Bak Pemeliharaan Induk................................................9
2.6.2 Seleksi Induk.................................................................................. 9
2.6.3 Pakan Induk Abalon....................................................................... 10
2.6.4 Pematangan Gonad.........................................................................11
2.7 Pemijahan Abalon.................................................................................. 12
2.8 Pemeliharaan Larva................................................................................13
2.9 Penebaran Larva.....................................................................................15
xii
2.10 Seleksi dan Pemeliharaan Benih.......................................................... 16
2.11 Pengelolaan Kualitas Air..................................................................... 16
2.12 Hama dan Penyakit.............................................................................. 17
2.13 Analisis Usaha Pembenihan Abalon.................................................... 17

III PELAKSANAAN.......................................................................................20
3.1 Tempat dan Waktu................................................................................. 20
3.2 Metode Kerja..........................................................................................20
3.3 Metode Pengumpulan Data....................................................................20
3.3.1 Data Primer.................................................................................... 20
A. Observasi...................................................................................21
B. Wawancara................................................................................21
C. Partisipasi Aktif.........................................................................22
3.3.2 Data Sekunder................................................................................ 22

IV HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................. 23

4.1 Keadaan Umum Lokasi Praktek Kerja Lapang......................................23


4.1.1 Sejarah Berdirinya Lokasi PKL..................................................... 23
4.1.2 Letak dan Keadaan Lokasi............................................................. 24
4.1.3 Tugas dan Fungsi........................................................................... 25
4.1.4 Struktur Organisasi dan Tenaga Kerja........................................... 25
4.2 Sarana dan Prasarana............................................................................. 27
4.2.1 Sarana............................................................................................. 27
A. Sistem Penyediaan Listrik.........................................................27
B. Sistem Penyediaan Air Laut......................................................28
C. Sistem Penyediaan Air Tawar...................................................28
D. Sistem Aerasi............................................................................ 28
E. Bak Pemeliharaan Induk........................................................... 29
F. Bak Pemijahan...........................................................................29
G. Bak Pemeliharaan Larva dan Benih..........................................30
H. Bak Penyediaan Pakan..............................................................30
4.2.2 Prasarana........................................................................................ 31
4.3 Proses Kegiatan Pembenihan................................................................. 31
4.3.1 Pemeliharaan Induk........................................................................31
4.3.2 Pengadaan Induk............................................................................ 33
4.3.3 Pakan Induk....................................................................................34
4.3.4 Kematangan Gonad........................................................................ 35
4.4 Pemijahan Abalon.................................................................................. 36

xiii
A. Persiapan Bak............................................................................36
B. Seleksi Induk.............................................................................36
C. Pemijahan dengan Rangsangan Suhu........................................37
D. Embriogenesis...........................................................................38
4.5 Pemanenan Telur....................................................................................39
4.5.1 Hatching Rate (HR) dan Survival Rate (SR)................................. 40
4.6 Pemeliharaan Larva................................................................................40
4.6.1 Pemberian Pakan Nitzschia sp. dan Chaetoceros sp...................... 41
4.7 Pengelolaan Kualitas Air....................................................................... 43
4.8 Pengendalian Hama dan Penyakit..........................................................43
4.9 Hambatan pada Budidaya Abalon..........................................................44
4.10 Kelayakan Usaha Pembenihan Abalon (Haliotis squamata)................44

V KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................. 46


5.1 Kesimpulan............................................................................................ 46
5.2 Saran.......................................................................................................46

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................48

LAMPIRAN..................................................................................................... 52

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
1. Klasifikasi untuk menentukan tingkat kematangan gonad........................... 12
2. Jumlah pegawai berdasarkan tingkat pendidikan dan status pekerjaan........27
3. Jumlah induk jantan dan induk betina.......................................................... 33
4. Ukuran rata-rata induk jantan dan induk betina........................................... 33
5. Hasil data jumlah induk matang gonad........................................................ 35
6. Bangunan yang dimiliki................................................................................54
7. Peralatan yang dimiliki................................................................................. 55
8. Sarana Pembenihan dan Budidaya................................................................56

xv
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
1. Morfologi Abalon (Haliotis squamata)........................................................ 5
2. Fase Perkembangan Abalon......................................................................... 8
3. Pakan Abalon................................................................................................10
4. Perbedaan Kematangan Gonad Jantan dan Betina....................................... 11
5. Perkembangan Embrio Abalon.....................................................................14
6. Ulva lactuca, Ulva reticulata dan Gracillaria crassa..................................34

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
1. Peta Lokasi Praktek Kerja Lapang............................................................... 52
2.Struktur Organisasi........................................................................................ 53
3. Sarana dan Prasarana Unit Kekerangan........................................................54
4. Sarana di Unit Kekerangan........................................................................... 57
5. Prasarana di Unit Kekerangan...................................................................... 59
6. Indul dan TKG..............................................................................................60
7. Data Jumlah Induk Jantan dan Induk Betina................................................ 61
8. Dosis Pakan ................................................................................................. 63
9. Hasil Pengukuran Kualitas Air..................................................................... 65
10. Proses Embriogenesis................................................................................. 66
11. Seleksi Benih Abalon................................................................................. 68
12. Perhitungan Telur....................................................................................... 69

xvii

Anda mungkin juga menyukai