Anda di halaman 1dari 33

KEANEKARAGAMAN JENIS MAKROALGA (Diversity Of

Macroalgae) DI PERAIRAN PULAU LINGIAN KABUPATEN TOLI-TOLI


PROVINSI SULAWESI TENGAH

KARYA ILMIAH PRAKTIK AKHIR

Oleh:
RAHMAWATI

POLITEKNIK AHLI USAHA PERIKANAN


2021
2

KEANEKARAGAMAN JENIS MAKROALGA (Diversity Of


Macroalgae) DI PERAIRAN PULAU LINGIAN KABUPATEN TOLI-TOLI
PROVINSI SULAWESI TENGAH

Oleh:
RAHMAWATI
NRP 54185212445

Karya Ilmiah Praktik Akhir Diajukan sebagai Salah Satu Syarat


untuk Memperoleh Gelar Sarjana Terapan Perikanan

PROGRAM SARJANA TERAPAN


PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGELOLAAN SUMBERDAYA
PERAIRAN
POLITEKNIK AHLI USAHA PERIKANAN
JAKARTA
2022
KARYA ILMIAH PRAKTIK AKHIR

Judul : Keanekaragaman Jenis Makroalga (Diversity Of


Macroalgae) Di Perairan Pulau Lingian Kabupaten Toli-
Toli Provinsi Sulawesi Tengah
Penyusun : Rahmawati
NRP : 54185212445
Program Studi : Teknologi Pengelolaan Sumberdaya Perairan

Menyetujui
Dosen Pembimbing,

Dr. Ita Junita Puspa Dewi A.Pi.,M.Pd Ir. Basuki Rachmad M.Si
Pembimbing I Pembimbing II

Mengetahui,

Dr. M. Hery Riyadi Alauddin, S.Pi., M.Si Dr. Meuthia Aula Jabbar, A.Pi., M. Si
Direktur Ketua Program Studi
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa Karya Ilmiah Praktik Akhir


“(KEANEKARAGAMAN JENIS MAKROALGA (Diversity Of Macroalgae) DI
PERAIRAN PULAU LINGIAN KABUPATEN TOLI-TOLI PROVINSI
SULAWESI TENGAH)” adalah karya saya sendiri dengan arahan dosen
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan
tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir Karya Ilmiah
Praktik Akhir ini.
Apabila di kemudian hari pernyataan yang saya buat tidak sesuai, maka
saya bersedia dicabut gelar kesarjanaannya oleh Politeknik Ahli Usaha
Perikanan.

PULAU LINGIAN, XX XXXXX 20XX

Materai 10.000

RAHMAWATI
NRP 54185212445

v
vi

© Hak Cipta Politeknik Ahli Usaha Perikanan, Tahun 2021


Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumber. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah dan pengutipan, tersebut tidak merugikan kepentingan
yang wajar Politeknik Ahli Usaha Perikanan.

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis


dalam bentuk apa pun tanpa izin Politeknik Ahli Usaha Perikanan.

vi
RINGKASAN

RAHMAWATI, NRP 54185212445. (Keanekaragaman Jenis Makroalga


(Diversity Of Macroalgae) Di Perairan Pulau Lingian Kabupaten Toli-
Toli Provinsi Sulawesi Tengah). Dibimbing oleh Dr. Ita Junita Puspa
Dewi A.Pi.,M.Pd Pembimbing I dan Basuki Rachmad Pembimbing II.
Gulma laut,ganggang laut, atau rumput laut merupakan salah satu
sumberdaya hayati yang terdapat di wilayah pasir dan laut. Istilah rumput laut
adalah rancau secara botani karena di pakai untuk 2 kelompok tumbuhan yang
berbeda.
Praktik akhir dimulai dari tanggal 7 Maret sampai 30 mei 2022. Hasil
pengukuran yang di peroleh selama praktik akhir ini di dapatkan rata-rata

Kata kunci: Makroalga, keanekaragaman dan kualitas perairan

vii
viii

KATA PENGANTAR

Penulis memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Ilmiah Praktik Akhir (KIPA) yang berjudul “KEANEKARAGAMAN JENIS
MAKROALGA (Diversity Of Macroalgae) DI PERAIRAN PULAU LINGIAN
KABUPATEN TOLI-TOLI PROVINSI SULAWESI TENGAH”. Karya Ilmiah
Praktik Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar
Sarjana Terapan Perikanan (S.Tr.Pi.) pada Program Studi , Politeknik Ahli
Usaha Perikanan.
Laporan Karya Ilmiah Praktik Akhir ini terdiri dari 4 (empat) bab yaitu:
Pendahuluan, Metode Praktik, Hasil dan Pembahasan, serta Simpulan dan
Saran. Bimbingan, koreksi, dan saran dari dosen pembimbing (Dr. Ita Junita
Puspa Dewi A.Pi.,M.Pd dan Ir. Basuki Rachmad M.Si) dalam mewujudkan
sebuah karya ilmiah ini diharapkan bisa menambah ilmu pengetahuan bagi
penulis, khususnya dalam menyusun karya ilmiah.
Upaya maksimal telah penulis lakukan untuk merampung karya ini, namun
penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh sebab itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat dibutuhkan penulis untuk
menyempurnakan karya ilmiah ini.

Pulau Lingian, XX XXXXX


20XX

Penulis

viii
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa,
karena berkat rahmat dan karunia-Nya penyusunan Laporan Karya Ilmiah
Praktik Akhir ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Selama proses
penyusunan Karya Ilmiah Praktik Akhir (KIPA) ini tidak lepas dari bantuan dan
dorongan berbagai pihak. Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan
ucapan terima kasih kepada Ibu Dr. Ita Junita Puspa Dewi A.Pi.,M.Pd dan
Bapak Ir. Basuki Rachmad M.Si selaku Dosen Pembimbing I dan II, yang telah
memberikan bimbingan, dorongan, dan semangat dalam penyusunan Karya
Ilmiah Praktik Akhir ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan pula kepada:
1. Dr. M. Hery Riyadi Alauddin, S.Pi., M.Si selaku Direktur Politeknik AUP;
2. Dr. Heri Triyono, A.Pi., M.Kom., selaku Wakil Direktur I Politeknik AUP;
3. Yenni Nuraini, S.Pi., M.Sc selaku Wakil Direktur II Politeknik AUP;
4. Dr. Ita Junita Puspadewi, A.Pi., M.Pd., selaku Wakil Direktur III Politeknik
AUP;
5. Dr. meuthia aula jabbar, A.Pi., Selaku Ketua Program Studi Teknologi
Pengelolaan Sumberdaya Perairan, Politeknik AUP;
6. Orang tua dan keluarga yang selalu memberi motivasi;
7. Sahabat, teman, dan saudara perjuangan selama masa pendidikan di
Program Studi Teknologi Pengelolaan Sumberdaya Perairan, Politeknik
AUP yaitu Angkatan 54;
8. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan karya ilmiah
Praktik Akhir (KIPA).

ix
x

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii
UCAPAN TERIMA KASIH ................................................................................ ix
DAFTAR ISI....................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiii
1 PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Tujuan .................................................................................................. 2
Adapun tujuan dari praktik akhir ini adalah: .................................................... 2
1.3 Batasan Masalah ................................................................................. 2
1.4 Manfaat ............................................................................................... 3
2 METODE PENELITIAN / METODE PRAKTIK ............................................ 4
2.1 Waktu dan Tempat ................................................................................. 4
2.2 Alat Dan Bahan ................................................................................... 4
2.2 Definisi makroalga ................................ Error! Bookmark not defined.
2.3 Habitat dan sebaran makroalga ............ Error! Bookmark not defined.
2.4 Faktor lingkungn yang mempengaruhi.. Error! Bookmark not defined.
3 HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................... 8
3.2 Kondisi umum lokasi praktik ................. Error! Bookmark not defined.
3.3 Prosedur penelitian .............................. Error! Bookmark not defined.
3.3 Metode pengolahan data ...................... Error! Bookmark not defined.
3.4 Jenis keragaman makroalga di perairan pulau lingianError! Bookmark
not defined.
5. Simpulan dan saran .............................................................................. 11
4.1 Simpulan ........................................................................................... 11
4.2 Saran ................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 12
LAMPIRAN ...................................................................................................... 16
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................ 18

x
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Alat dan bahan .................................................................................... 5
Tabel 2.Parameter lingkungan ........................... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3.Jenis keragaman makroalga ................. Error! Bookmark not defined.

xi
xii

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Peta Lokasi Praktik Akhir ................................................................. 4

xii
DAFTAR LAMPIRAN

xiii
1

1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Wilayah pesisir indonesia memiliki kekayaan dan keragaman
sumberdaya alam yang melimpah, baik yang dapat pulih maupun yang tidak
dapat dipulihkan (Idris & Sw, 2017). Kekayaan keanekaragaman (biodiversity)
laut indonesia merupakan yang terbesar di dunia, karena memiliki ekosistem
pesisir seperti hutan mangrove, terumbu karang dan padang lamun yang
sangat luas dan beragam(Suryalaga et al., 2019).
Makroalga di daerah tropis khususnya wilayah indonesia bagian timur
memiliki keragaman spesies yang tinggi, namun alga sangat rentan terhadap
perubahan lingkungan atau tekanan ekologis yang dapat mempengaruhi
keberadaannya (Marianingsih et al., 2013). Pengaruh lingkungan seperti
substrat, suhu, salinitas, pasang surut, cahaya dan kualitas air akan
menimbulkan kerusakan bahkan kepunahan jenis (Ayhuan et al., 2017).
Alga berasal dari bahasa yunani yaitu “ algor” yang berarti dingin.
Makroalga atau “seaweed” memiliki peran penting baik dari segi biologis,
maupun ekonomis yang dapat mempertahankan keanekaragaman sumberdaya
hayati laut. Perairan Indonesia kaya akan sumber daya hayati laut, salah
satunya adalah rumput laut atau alga laut (Rohman dkk., 2018). Makroalga
memiliki peran penting bagi lingkungan perairan laut serta kelangsungan hidup
manusia (Yutiana, 2022).
Makroalga merupakan salah satu keanekaragaman hayati yang
melimpah di perairan Indonesia yaitu sekitar 86% dari total biota laut.
Makroalga merupakan tumbuhan tingkat rendah yang dapat
berfotosintesis . Keseluruhan tubuh makroalga disebut thallus yang terdiri dari
blade, stipe, dan holdfast . Apabila faktor lingkungan dan habitatnya baik, maka
distribusi dan keanekaragaman jenis makroalga juga akan baik . Melalui
keanekaragaman, dapat diketahui jumlah jenis makroalga yang hidup di sutau
perairan. Jumlah jenis sangat mempengaruhi nilai keanekaragaman (Melsasail
& Namakule, 2020).
Makroalga merupakan tumbuhan tingkat rendah yang mempunyai
bentuk dan ukuran tubuh makroskopik. Makroalga dapat melakukan aktivitas
fotosintesis yang dapat memberi sumber produktivitas primer dilingkungan
perairan (Palallo, 2013). Peran penting makroalga dalam ekologi yaitu sebagai
sumber makanan bagi beberapa organisme herbivora dan memiliki nilai
ekonomis yang relatif tinggi serta kandungan bioaktif. Makroalga juga berguna
bagi pertumbuhan karang karena menghasilkan kapur sehingga perlu dilakukan
inventarisasi keanekaraman dan potensinya (Sundari et al., 2017). Tipe
substrat yang baik bagi makroalga adalah pasir, pecahan karang, karang
mati, dan batu karang. Kondisi lingkungan yang berbeda akan berpengaruh
pada jenis makroalga yang mendiami lingkungan perairan (Ahsaniyah dkk.,
2021)
Makroalga merupakan komponen ekosistem yang memiliki peranan
penting dalam perairan Peranan makroalga bagi biota lain yaitu untuk tempat
berkembang biak dan makanan bagi ikan maupun hewan-hewan lain. Segi
2

ekologi makroalga juga berfungsi sebagai penyedia karbonat dan pengokoh


substrat dasar yang bermanfaat bagi stabilitas dan kelanjutan keberadaan
terumbu karang. «Indonesia memiliki tidak kurang dari 628 jenis makroalga dari
8000 jenis makroalga yang ditemukan di seluruh dunia. Keberadaan makroalga
sebagai organisme produser memberikan sumbangan yang berarti bagi
kehidupan binatang akuatik terutama organisme-organisme herbivora di
perairan laut. Dari segi ekologi makroalga juga berfungsi sebagai penyedia
karbonat dan pengokoh substrat dasar yang bermanfaat bagi stabilitas dan
kelanjutan keberadaan terumbu karang.
Selain itu juga dapat menunjang kebutuhan hidup manusia sebagai bahan
pangan dan industri. Tumbuhan rendah tidak memiliki struktur yang
kompleks, tumbuhan thalophita dapat menyesuaikan diri terhadap cara
hidupnya seperti tubuhan tinggi. Banyak golongan ganggang tertentu yang
memiliki tubuh lebih kompleks dari pada golongan ganggang lain dalam
deferensiasi struktur tetapi juga dalam pembiakanya Makroalga hidup sebagai
makrobentos dengan melekatkan diri pada substrat yang bervariasi seperti
batu-batuan, karang, pasir, dan lumpur. Dengan demikian, substrat-substrat
yang terdapat pada masing-masing stasiun sesuai untuk tempat hidup
makroalga» (Sundari dkk., 2017)
Salah satu organisme laut yang banyak dijumpai di hampir seluruh pantai
di Indonesia adalah makroalga. Makroalga merupakan alga yang berukuran
besar, dari beberapa centimeter sampai bermetermeter (Utami & Sayogo,
2021). Makroalga sebagian besar hidup di perairan laut. Untuk dapat
tumbuh, makroalga tersebut memerlukan substrat untuk tempat
menempel/hidup. makroalga epifit pada benda-benda lain seperti, batu, batu
berpasir, tanah berpasir, kayu, cangkang moluska, dan epifit pada tumbuhan
lain atau makroalga jenis yang lain. Klasifikasi makroalga menurut
Dawes , terdiri dari 3 divisio yaitu Chlorophyta , Rhodophyta , dan
Phaeophyta . Makroalga memiliki banyak manfaat, baik manfaat secara
ekologis maupun ekonomis bagi masyarakat (Marianingsih dkk., 2013)

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktik akhir ini adalah:
1. Mengidentifikasi jenis makroalga yang berada di perairan pulau lingian
2. Untuk mengetahui tingkat keanekaragaman jenis makroalga diperairan
pulau lingian
3. Untuk mengetahui pengaruh kualitas perairan terhadap
keanekaragaman makroalga

1.3 Batasan Masalah


1. Jenis makroalga apa saja yang terdapat diperairan Pulau Lingian
2. Bagaimana tingkat keanekaragaman jenis makroalga di perairan Pulau
Lingian
3. Pengukuran kondisi lingkungan perairan meliputi: Parameter fisika dan
parameter kimia
3

1.4 Manfaat
Manfaat yang di harapkan dari Praktik Akhir ini adalah:
Sebagai informasi terkait potensi keanekaragaman jenis-jenis makroalga di
perairan pulau lingian.
4

2. METODE PENELITIAN / METODE PRAKTIK

2.1 Waktu dan Tempat


Praktik akhir ini dillaksanakan pada tanggal 7 maret sampai dengan 30
juni 2022, Diperairan Pulau Lingan,Provinsi Sulawesi Tengah:

Gambar 1. Peta Lokasi Praktik Akhir


2.2 Alat Dan Bahan
Alat yang digunakan dalam pelaksanaan praktik keahlian ini disajikan
pada tabel 1 berikut :

Nama Alat Fungsi

Camera handphone Dokumentasi selama praktik

Untuk mencatat data-data


Alat tulis
yang diperlukan
Untuk menentukan daerah pengamatan
Pacak

Ph meter Untuk mengukur keasaman air laut

Thermometer Untuk mengukur suhu air


Refractometer
Untuk mengukur salinitas air
Tali rafia Untuk penentu daerah pengamatan
5

Tabel 1. Alat dan bahan

2.3 Definisi makroalga


Makroalga merupakan tanaman tingkat rendah yang umumnya tumbuh
melekat pada substrat tertentu seperti pada karang, lumpur, pasir, batu dan
bendah keras lainnya (Ain et al., 2014). Alga merupakan tumbuhan yang tidak
bisa di bedakan antara bagian akar,, batang, dan daun. Semua dari bagian
tumbuhan rumput laut di sebut thallus. Rumput laut di kenal dengan nama
algae dan berdasarkan ukurannya di bedakan menjadi dua golongan yaitu
mikroalga dan makroalga .mikroalga berukuran kecil tidak dapat dilihat oleh
mata secara langsung, membutuhkan alat bantu berupa mikrosof, berbeda
dengan makroalga yang berukuran besar dapat dilihat langsung oleh mata.
Kelompok alga tersebut sebagian besar hidup dilaut dan ada melekat di dasar
laut atau melayang-layang mengikuti gerakan arus laut.
Makroalga merupakan alga yang berukuran besar, dari beberapa
centimeter sampai bermeter-meter.makroalga berdasarkan morfologinya tidak
memperlihatkan adanya perbedaan antara akar, batang dan daun. Secara
keseluruhan tanah ini memiliki morfologi yang mirip, walaupun sebenarnya
berbeda. Tubuh makroalga umumnya disebut “ thallus” . thallus merupakan
tubuh vegetatif alga yang belum mengenal diferensiasi akar, batang dan daun
sebagaimana yang di temukan pada tumbuhan tingkat tinggi. Thallus
makroalga umumnya terdiri atas “ belade” yang memiliki bentuk seperti daun,
„stipe” (bagian yang menerupai batang” dan “holdfast” yang merupakan bagian
thallus yang serupa dengan akar. Pada beberapa jenis (Katamang et al., 2016).

2.4 habitat dan sebaran makroalga


kelompok habitat makroalga terdiri dari habitat substrat pasir gabungan
berpasir dan kerang mati, dan karang hidup, serta substrat karang hidup.
makroalga merupakan tumbuhan bertalus yang hidup di air baik Air tawar
maupun air laut, makroalga hidup dengan melekat pada sesuatu yang ada di
dalam air misalnya batu pasir atau kayu maupun pada jaring-jaring. Makroalga
juga merupakan komponen pembentuk ekosistem terumbuh karang karena
makroalga sendiri menyumbang banyak bagi kehidupan binatang aquatik
terutama herbivora laut. Selain fungsi tersebut makroalga juga memiliki fungsi
ekologis sebagai penyedia karbonat dan pengokoh substrat dasar yang
bermanfaat bagi menunjang kebutuhan hidup manusia sebagai bahan pangan
industri.
Sebaran makroalga di perairan laut secara umum mengikuti sebaran terumbuh
karang sebagi habitatnya, namun sebaran makroalga juga di pengaruhi oleh
faktor-faktor lingkungan dan karakterisik dari jenis makroalga
tersebut.makroalga umumnya terdapat di daerah tertentu dengan persyaratan
khusus.. kebanyakan tumbuh di daerah pasang surut [intertidal] atau pada
daerah yang selalu terendam air [subtidal] melekat pada substrat di dasar
6

perairan yang berupa karang batu mati karang batu batu gamping atau
cangkang molusca.
Habitat khas adalah daerah yang memperoleh aliran air laut tetap, mereka lebih
menyukai variasi suhu harian yang kecil dan substrat batu karang. Makroalga
tumbuh mengelompok dengan berbagai jenis makroalga lainnya.
Pengelompokan ini tampaknya penting dan saling menguntukan. Di antaranya
dalam hal penyebaran spora makroalga hidup dengan cara menyerap zat
makanan dari perairan dan melakukan fotosintesis
Penyebaran makroalga dibatasi oleh daerah litorial dan sublitorial dimana
masih terdapat sinar matahari yang cukup untuk dapat melakukan proses
fotosintetis, di daerah litorial merupakan tempat yang cocok bagi kehidupan
alga karena terdiri atas batuan. Daerah intertidal pada pantai yang berbatu-batu
mempuyai sifat tertutup sesuai daerah alga merah atau alga coklat terutama
alga yang sering di sebut rumput laut.

2.5 faktor lingkungan yang mempengaruhi kehidupan makroalga


1. Suhu
Suhu adalah ukuran energi gerekan molekul suhu merupakan salah satu
faktor yang sangat penting dalam mengatur proses kehidupan dan penyebaran
organisme. Tetapi ada juga organisme yang mampu mentolerir suhu sedikit di
atas dann sedikit di bawah batas-batas tersebut,misalnya ganggang hijau –biru.
Secara visologis yang terlalu tinggi akan mengakibatkan rusaknya enzim dan
hancurnya mekanisme biokimiawi dan thallus makroalga.
2. Salinitas
Salinitas merupakan ukuran bagi jumlah zat pada tiang larut dalam suatu
volume air dan dinyatakn dalam permil, di perairan samudra salinitas biasanya
berkisaran antara 34-35 0/00 di perairan pantai karena terjadinya pengenceran
misalnya karena pengaruh aliran sungai, salinitas bisa turun rendah sebaliknya
di daerah dengan penguapan yang sangat kuat salinitas bisa meningkat tinggi.
Makroalga umumnya hidup di laut dengan salinitas antaran 30-32 0/00,
namun banyak jenis makroalga hidup padda kisaran salinitas yang lebih besar.
Salinitas berperan penting dalam kehidupan makroalga. Salinitas yang terlalu
tinggi atau terlalu redah akan menyebabkan gangguan pada proses fisiologis.

3. Substrat
Perairan yang mempunyai dasar pecahan-pecahan karang dan pasir
karang, dipandang baik untuk kehidupan makroalga kondisi dasar perairan
yang demikian merupakan petunjuk adanya gerakan air yang baik. Enis
substrat dapat di jadikan sebagai indikator gerakan air laut. Dasar perairan
yang terdiri dari karang yang keras menunjukan dasar itu di pengaruhi oleh
gerakan air yang besar sebaliknya bila substratnya lumpur menunjukkan
gerakan air yang kurang.

4. Derajat keasaman (ph)


7

Nilai ph menyatakan nilai konsentrasi ion hidrogen dalam suatu larutan.


Kemampuan air untuk mengikat dan melepaskan sejumlah ion hydrogen akan
menunjukkan apakah larutan bersifat asam atau basah. Derajat keasaman
perairan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
makroalga. Nilai ph sangat menentukan molekul karbon yang dapat digunakan
makroalga untuk fotosintesis. Ph yang baik untuk pertumbuhan alga hijau dan
alga coklat berkisar antara 6-9 . beberapa jenis alga toleran terhadap kondisi ph
yang demikian.
8

3.HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 kondisi umum lokasi praktik
Pulau Lingian, Provinsi sulawesi tengah Penelitian dilaksakan di Pulau
lingian atau disebut juga dengan pulau lingayan adalah pulau yang berada
dalam wilayah administratif ogotua kecamatan dampal utara, tolitoli. Pulau ini
memiliki ekosistem yang kompleks mulai dari ekosistem pantai yang berbatu,
pantai pasir, terumbu karang,mangrove, hingga padang lamun. Pulau lingian
adalah salah satu dari 3 pulau terluar yang berada di wilayah provinsi sulawesi
tengah. Pulau lingian dapat di tempuh dengan perjalanan darat melalui kota
palu menuju desa ogotua,kecamatan dampal utara. Waktu tempuh kurang lebih
6 jam. Selanjutnya, Dari Desa Ogotua Dilanjutkan Dengan Transportasi Laut
Menuju Kepulau Lingian. Tidak Ada Kapal Atau Perahu Reguler Menuju Pulau
Ini, Sehingga Perjalanan Hanya Bisadilakukan Dengan Menggunkan Perahu
Milik Nelayan Setempat, Dan Waktu Tempuh Sekitar 30-40 Menit. Pulau
lingian ini memiliki luas 122,55 hektar.
Pulau lingian terdapat titik koordinat 00⁰ 59‟ 55” LU dan 120⁰ 12‟ 50” BT.
Pulau lingian terletak disebelah utara daratan utama sulawesi dan di sebelah
utara berbatasan dengan perairan wilayah negara malaysia,sebelah timur
dengan desa ogotua, kecamatan dampal utara, sebelah selatan berbatasan
dengan perairan pasie siokan dan teluk dampal ( perairan kecamatan dampal
utara), dan sebelah barat berbatasan dengan laut sulawesi. Pulau lingian
merupakan pulau yang berpenduduk. Berdasarkan informasi dari kepala dusun
pulau lingian jumlah penduduk pulau lingian sebanyak 308 jiwa.

3.2 Prosedur penelitian


a.) survai pendahuluan
Survei pendahuluan untuk melihat kondisi lokasi penelitian secara
menyeluruh.hal ini bertujuan untuk melihat lokasi awal lokasi penelitian sebagai
pertimbangan dalam penentuan stasiun penelitian
b.) penentuan stasiun penelitian
Penentuan stasiun penelitian menggunakan metode purposive
sampling.stasiun penelitian di ambil dengan mempertimbangkan tujuan tertentu
dari penelitian.salah satunya adalah pertimbangan kondisi lingkungan dan
keberadaan organisme makroalga.

3.3 Metode Pengolahan Data


1. Pengambilan sampel
Pengambilan sampel makroalga dilakukan dengan menggunakan
metode line trasect dengan teknik sampling kuadrat. Penepatan transek pada
masing-masing lokasi untuk untuk pengambilan data makroalga sebanyak 1
garis transek sepanjang 20 m yang di tarik tegak lurus terhadap garis pantai.
Sampel di hitung dan diambil pada saat surut terendah dengan ukuran kuadrat
yang di pakai untuk mengambil data yaitu 1x1 m2..
Penempatan kuadrat dilakukan di sepanjang luas area transek dengan
1x lemparan kuadrat secara acak pada air laut surut dengan cara menghitung
9

setiap tegakan perindividu dan mendokumentasikan gambar jenis makroalga


yang di temukan untuk selanjutnya didentifikasikan sesuai buku paduan.
Sampel algae yang kurang jelas, selanjutnya didentifikasikan lebih lanjut selain
itu, dilakukan perhitung sampel makroalgea sesuai jenis pada setiap kuadrat
pengamatan.
2. Pengambilan data parameter lingkungan
Dilakukan sebelum pengambilan sampel data tiap-tiap transek
pengamatan, parameter penunjung yang diukur antara lain yaitu: suhu, ph,
salinitas, dan substrat.

3.4 Metode Analisis Data


3.4.1 Kelimpahan jenis
Untuk mengetahui kelimpahan jenis makroalga di gunakan rumus
sebagai berikut:

Dimana:

N= Jumlah keseluruhan individu sepanjang transek pengamatan

3.4.2 Indeks keragaman (H`)


Indeks keragaman untuk mempelajari pengaruh dari gangguan terhadap
lingkungan atau untuk mengetahui tahapan sukses dan kestabilan dari
komunitas organisme tertentu. Indeks diversitas ditentukan dengan
menggunakan rumus shannon-wiener yaitu:

H`=- Pi In pi atau H‟ =- Pi= . In =

Dimana:

Dengan: H`= indeks keragaman


Pi= kelimpahan proporsional
ni = jumlah individu suatu spesies
N = jumlah Total Individu

Dengan kreteria:
H` 1 = keragaman rendah
1  H` 3 = keragaman sedang
H` 3 = kekaragaman tinggi

3.6 Parameter lingkungan


Parameter lingkungan sebagai data pendukung diukur untuk mendapatkan
gambaran mendalam tentang kondisi oseanografi secara umum.

No Parameter lingkungan kisaran rata-rata


1 Suhu℃ 32,3- 35,9 ℃ 34,7 ℃
10

2 Salinitas 31-35 32,45


3 Ph 7,43- 7,53 7,49

Berdasarkan tabel 2 hasil pengamatan menunjukkan bahwa suhu


permukaan perairan pada seluruh stasiun berkisaran 34,7 ℃ dimana suhu
tersebut cukup optimum untuk pertumbuhan makroalga berkisaran antara 32-35
℃ pertumbuhan dan perkembangan makroalga hidup pada kisaran salinitas 15-
38, sedangkan ph ideal untuk pertumbuhan makroalga berkisaran 7-8.

3.7 Jenis-jenis keragaman makroalga di perairan pulau lingian

Keragaman
No Jenis makroalga Devisi Kelimpahan (N)
H'
Halimeda
1 21
macroloba Chorophyceae 0,968
2 caulerpa sp 652

Berdasarkan tabel 3 jumlah jenis yang di dapatkan adalah 2 jenis di


antaranya halimeda macroloba dengan nilai kelimpahan 21 tegakkan,caulerpa
sp dengan nilai kelimpahan 652 tegakkan. Jumlah thallus dari seluruh jenis
makroalga adalah 673 tegakkan. Caulerpa sp memilikinilai kelimpahan sebesar
652 lebih tinggi di bandingkan dengan jenis makroalga lainnya.
11

4 SIMPULAN DAN SARAN


4.1 Simpulan
1. jenis makroalga yang di temukan di perairan pulau lingian
terdapat 2 jenis makroalga yaitu halimeda macroloba dan
caulerpa sp.
2. Kelimpahan jenis makroalga halimeda macroloba = 21 tegakan
dan caulerpa sp= 652 tegakan. Jumlah thallus dari seluruh jenis
makroalga adalah 673 tegakkan
3. Keragaman jenis makroalga di perairan pulau lingian tergolong
sedang (H‟ = 0,968).
4.2 Saran
Berdasarkan kesimpilan diatas, maka dapat di kemukakan saran terkait
dengan penelitian ini adalah perlu adanya perlindungan terhadap pertumbuhan
makroalga di perairan pulau lingian
12

DAFTAR PUSTAKA

Ahsaniyah, S., Lingga, R., Henri, H., Sari, N. P., Suryani, P. A. I., & Assyifa,
I. (2021). Keanekaragaman Jenis Makroalga di Perairan Pulau Nangka
Kabupaten Bangka Tengah. EKOTONIA: Jurnal Penelitian Biologi, Botani,
Zoologi dan Mikrobiologi, 6(1), 17-22.

Arizuna, M., Suprapto, D., & Muskanonfola, M. R. (2014). Kandungan nitrat


dan fosfat dalam air pori sedimen di Sungai dan Muara Sungai Wedung
Demak. Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES), 3(1), 7-16.

Aripin, M. K. (2016). Kelimpahan dan Keanekaragaman Alga di Pantai


Sindangkerta Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya (Doctoral
dissertation, FKIP UNPAS).

Ayhuan, H. V., Zamani, N. P., & Soedharma, D. (2017). Analisis struktur


komunitas makroalga ekonomis penting di perairan intertidal Manokwari, Papua
Barat. Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan, 8(1), 19-38.

Awaliah, R. (2017). Biodiversitas Makroalga di Pantai Puntondo Kecamatan


Mangara’Bombang Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan (Doctoral
dissertation, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar).

Diansyah, S., Kusumawati, I., & Hardinata, F. (2018). Inventarisasi Jenis-


Jenis Makroalga Di Pantai Lhok Bubon Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh
Barat. Jurnal Perikanan Tropis, 5(1), 93-103.

Dwimayasanti, R., & Kurnianto, D. (2018). Komunitas Makroalga di Perairan


Tayando-Tam, Maluku Tenggara. OLDI (Oseanologi dan Limnologi di
Indonesia), 3(1), 39-48.

FATHURAHMAN, F. R. (2020). Keanekaragaman dan Pola Sebaran


Spesies Makroalga di Perairan Pantai Menganti Kebumen Jawa
Tengah (Doctoral dissertation, Universitas Jenderal Soedirman).

Ghazali, M., & Hijjatul Husna, S. (2018). Diversitas dan Karakteristik Alga
Merah (Rhodophyta) pada Akar Mangrove di Teluk Serewe Kabupaten Lombok
Timur. Jurnal Biologi Tropis, 18(1), 80-90.

Husein, A. B., & Rohmatin, E. D. (2016). PRODUKSI BIOETANOL DARI


ALGA (SPIROGYRA SP.) DENGAN PROSES FERMENTASI (Doctoral
dissertation, Institut Teknologi Sepuluh Nopember).
13

Ira, I., Rahmadani, R., & Irawati, N. (2018). Komposisi Jenis Makroalga di
Perairan Pulau Hari Sulawesi Tenggara (Spesies Composition of Makroalga in
Hari Island, South East Sulawesi). Jurnal Biologi Tropis, 18(2), 141-148.

Kaloso, A. F. (2020). Nilai Penting Makroalga di Muara Pantai Desa Pinotu,


Kecamatan Toribulu Kabupaten Parigi Moutong. Jurnal Kreatif Online, 8(4).

Katamang, A. V., Rumampuk, N. D., & Gerung, G. S. (2016). Telaah Bentuk


Sel Acanthophora spicifera dari Pantai Beton Panjang Mokupa Sulawesi
Utara. Jurnal Pesisir dan Laut Tropis, 4(1), 26-29.

Kemenangan, F. R., Manu, G. D., & Manginsela, F. B. (2017). Growth Of


Brown Algae, Padina australis, In The Coastal waters of Serei Village, West
Likupang District, North Minahasa Regency. Jurnal Ilmiah PLATAX, 5(2), 243-
253.

Kurniawan, R. (2017). Keanekaragaman Jenis Makroalga di Perairan Laut


Desa Teluk Bakau Kabupaten Bintan Kepulauan Riau. Skripsi. Jurusan Ilmu
Kelautan Fakultas Ilmu Kelautan Dan Perikanan Universitas Maritim Raja Ali
Haji, Tanjung Pinang.

Marianingsih, P., Amelia, E., & Suroto, T. (2013). Inventarisasi dan


identifikasi makroalga di perairan Pulau Untung Jawa. Prosiding SEMIRATA
2013, 1.

Meriam, W. P. M., Kepel, R. C., & Lumingas, L. J. (2016). Inventarisasi


Makroalga Di Perairan Pesisir Pulau Mantehage Kecamatan Wori, Kabupaten
Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara. Jurnal Ilmiah Platax, 4(2), 2302-3589.

Nurafni, N., Alwi, D., & Baco, S. (2020). Analisis Indeks Ekologi Makroalga
di Perairan Desa Juanga Kabupaten Pulau Morotai. Jurnal Ilmiah Wahana
Pendidikan, 6(1), 96-103.

Palallo, A. (2013). Distribusi Makroalga pada Ekosistem Lamun dan


Terumbu Karang di Pulau Bonebatang, Kecamatan Ujung Tanah, Kelurahan
Barrang Lompo, Makassar (Doctoral dissertation, Universitas Hassanuddin).

Sinyo, Y., & Somadayo, N. (2013). Studi Keanekaragaman Jenis Makroalga


Di Perairan Pantai Pulau Dofamuel Sidangoli Kecamatan Jailolo Selatan
Kabupaten Halmahera Barat. Jurnal Bioedukasi, 1(2), 120-130.

Sahri, A. (2022). Mengenal potensi rumput laut: kajian pemanfaatan sumber


daya rumput laut dari aspek industri dan kesehatan. Majalah Ilmiah Sultan
Agung, 44(118), 95-116.
14

SARI, D. P. (2017). ANALISIS KENEKARAGAMAN ALGA DI PANTAI


KARANG DAN PADANG LAMUN DI PANTAI SINDANGKERTA CIPATUJAH
KABUPATEN TASIKMALAYA (Doctoral dissertation, FKIP Unpas).

Sundari, E. Y., Santoso, H., & Zen, S. (2017). Inventarisasi


Keanekaragaman Makroalga Di Pantai Tanjung Setia Krui Sebagai Sumber
Belajar Biologi. In Prosiding Seminar Nasional Pendidikan, April (pp. 517-523).

Sudiono, G. (2008). Analisis pengelolaan terumbu karang pada kawasan


konservasi laut daerah (KKLD) pulau randayan dan sekitarnya Kabupaten
bengkayang provinsi kalimantan barat (Doctoral dissertation, Program Pasca
Sarjana Universitas Diponegoro).

Sundari, E. Y., Santoso, H., & Zen, S. (2017). Inventarisasi


Keanekaragaman Makroalga Di Pantai Tanjung Setia Krui Sebagai Sumber
Belajar Biologi. In Prosiding Seminar Nasional Pendidikan, April (pp. 517-523)

Yutiana, N. (2022). IDENTIFIKASI KEANEKARAGAMAN MAKROALGA DI


PANTAI MUNDUK ASEM KABUPATEN JEMBRANA BALI SEBAGAI SUMBER
BELAJAR BIOLOGI (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah
Malang).

Utina, R. (2015). Pendidikan Lingkungan Hidup dan Konservasi


Sumberdaya Alam Pesisir.

Utami, T. P., & Sayogo, B. H. Studi Literatur Potensi Pemanfaatan dan


Pengolahan Alga Genus Sargassum yang Terdapat di Kepulauan Seribu
Sebagai Bahan Obat.

Wahyudin, Y., Mulaya, D., Ramli, A., Rikardi, N., Suhartono, D., &
Trihandoyo, A. (2019). Nilai Ekonomi Keanekaragaman Hayati Pesisir dan Laut
Indonesia (The Economic Value of Coastal and Marine Biodiversity in
Indonesia). Jurnal Cendekia Ihya, 2.

WIDIASTUTI, N. F. (2016). KORELASI ANTARA KOMUNITASLAMUN


DENGANALGADI PANTAISINDANGKERTAKECAMATAN CIPATUJAH,
KABUPATENTASIKMALAYA (Doctoral dissertation, FKIP UNPAS).
15
16

LAMPIRAN
17
18

RIWAYAT HIDUP
19

Riwayat hidup penulis dibuat secara singkat pada


halaman terakhir KIPA (tidak lebih dari satu halaman).
Halaman riwayat hidup memuat tempat tanggal lahir
penulis, nama kedua orang tua, dan pada tepi kiri atas
Foto 3 x 4 dipasang pas foto ukuran 3 x 4 berwarna dengan latar
warna merah.
Riwayat hidup dibuat sejak penulis memasuki
Sekolah Dasar hingga memasuki pendidikan tinggi pada
program Diploma IV Politeknik Ahli Usaha Perikanan. Dapat
ditambahkan kegiatan akademis yang telah dilalui oleh yang
bersangkutan selama mengikuti pendidikan di Politeknik AUP dari Semester I
sampai dengan Semester VIII, seperti kegiatan praktik di lapangan yang telah
ditempuh, berikut judul laporan praktik yang dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai