Oleh:
BERKAH MAULANA
54185112427
Oleh:
BERKAH MAULANA
54185112427
Karya Ilmiah Praktik Akhir Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Terapan Perikanan
Menyetujui
Dosen Pembimbing,
…………………………… ……………………………
Heri Triyono, Dr. A.Pi., M.Kom Mira Maulita, S.Pi., MM
Mengetahui,
……………………………… ………………………………
Dadan Zulkifli, S.Ag., MM Dr. Meuthia A. Jabbar,A.Pi M.Si.,
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa Karya Ilmiah Praktik Akhir ’’ANALISIS
PRODUKTIVITAS DAN LINGKUNGAN PERAIRAN DI WADUK
WADASLINTANG KABUPATEN WONOSOBO DAN KEBUMEN PROVINSI
JAWA TENGAH” adalah karya saya sendiri dengan arahan dosen pembimbing
dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun.
Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun
tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam Daftar Pustaka di bagian akhir Karya Ilmiah Praktik Akhir ini.
Apabila di kemudian hari pernyataan yang saya buat tidak sesuai, maka
saya bersedia dicabut gelar kesarjanaannya oleh Politeknik Ahli Usaha
Perikanan.
Materai 10.000
Berkah Maulana
54185112427
ii
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumber. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah dan pengutipan, tersebut tidak merugikan kepentingan
yang wajar Politeknik Ahli Usaha Perikanan.
i
ii
ii
KATA PENGANTAR
Penulis memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Ilmiah Praktik Akhir (KIPA) yang berjudul “Analisis Produktivitas dan
Lingkungan Perairan Di Waduk Wadaslintang Kabupaten Wonosobo dan
Kebumen Provinsi Jawa Tengah”. Karya Ilmiah Praktik Akhir ini disusun sebagai
salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Terapan Perikanan (S.Tr.Pi.)
pada Program Studi Teknologi Pengelolaan Sumberdaya Perairan, Politeknik
Ahli Usaha Perikanan.
Laporan Karya Ilmiah Praktik Akhir ini terdiri dari 4 (empat) bab yaitu:
Pendahuluan, Metode Praktik / Metode Perancangan / Metodologi, Hasil dan
Pembahasan / Analisis Desain / Analisis Rancang Bangun, serta Simpulan dan
Saran. Bimbingan, koreksi, dan saran dari dosen pembimbing (Heri Triyono, Dr.
A.Pi., M.Kom dan Mira Maulita, S.Pi., MM) dalam mewujudkan sebuah karya
ilmiah ini diharapkan bisa menambah ilmu pengetahuan bagi penulis, khususnya
dalam menyusun karya ilmiah.
Upaya maksimal telah penulis lakukan untuk merampung karya ini, namun
penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh sebab itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat dibutuhkan penulis untuk
menyempurnakan karya ilmiah ini.
Berkah Maulana
iii
iv
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa,
karena berkat rahmat dan karunia-Nya penyusunan Laporan Karya Ilmiah Praktik
Akhir ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Selama proses penyusunan
Karya Ilmiah Praktik Akhir (KIPA) ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan
berbagai pihak. Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima
kasih kepada Bapak Dr. Heri Triyono, A.Pi., M.Kom., dan Ibu Mira Maulita, S.Pi.,
MM selaku Dosen Pembimbing I dan II, yang telah memberikan bimbingan,
dorongan, dan semangat dalam penyusunan Karya Ilmiah Praktik Akhir ini.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan pula kepada:
1. Dr. M. Hery Riyadi Alaudin, S.Pi., M.Si., selaku Direktur Politeknik AUP;
2. Dr. Heri Triyono, A.Pi., M.Kom., selaku Wakil Direktur I Politeknik AUP;
3. Yenni Nuraini, s. Pi., M.Sc., selaku Wakil Direktur II Politeknik AUP;
4. Dr. Ita Junita Puspadewi, A.Pi., M.Pd., selaku Wakil Direktur III Politeknik
AUP;
5. Rahmat Mualim, S.St.Pi., M.Si., selaku Ketua Program Studi Teknologi
Penangkapan Ikan, Politeknik AUP;
6. Keluarga besar Panikkay dan kakak-kakakku tersayang yang tidak bisa
diucapkan satu persatu yang telah memberi masukan dan motivasi selama 4
tahun masa pendidikan di Program Studi Teknologi Penangkapan Ikan,
Politeknik AUP;
7. Sahabat, teman, dan saudara seperjuangan selama masa pendidikan di
Program Studi Teknologi Penangkapan Ikan, Politeknik AUP yaitu Angkatan
54 (…………………………..);
8. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Karya Ilmiah Praktik
Akhir (KIPA).
iv
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii
UCAPAN TERIMA KASIH ................................................................................ iv
DAFTAR ISI ...................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ viii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... ix
1 PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Tujuan ................................................................................................... 2
1.3 Batasan Masalah ................................................................................... 2
1.4 Manfaat ................................................................................................. 2
2 METODE PENELITIAN ................................................................................. 3
2.1 Waktu dan Tempat ................................................................................ 3
2.2 Metode Pengumpulan Data ................................................................... 3
2.3 Teknik pengambilan data .................................................................... 4
2.3.1 Data Primer.......................................................................................... 4
2.3.2 Data Sekunder ..................................................................................... 4
2.3.3 Prosedur Kerja ..................................................................................... 4
2.3.4 Penentuan Titik Sampel ....................................................................... 4
2.4 Metode Pengolahan Data .................................................................... 4
2.4.1 Fitoplankton ......................................................................................... 4
2.4.2 Komposisi jenis .................................................................................... 5
2.4.3 Indeks Keanekaragaman ..................................................................... 5
2.5 Metode Analisis Data ........................................................................... 5
2.5.1 Kualitas Peraian Waduk ....................................................................... 5
2.5.2 Indeks Keanekaragaman (H’) .............................................................. 7
2.5.3 Kelimpahan Relatif ............................................................................... 7
3 HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................ 9
3.1 Hasil .......................................................................................................... 9
3.1.1 Kondisi Perairan ................................................................................ 9
3.1.1.1 Suhu Air ............................................................................................ 9
v
vi
vi
DAFTAR TABEL
vii
viii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
1
1 PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Mengidentifikasi kualitas perairan di Waduk Wadaslintang
2. Mengidentifikasi dampak pencemaran di Waduk Wadaslintang
3. Mengidentifikasi Produktivitas Lingkungan Perairan Waduk
1.4 Manfaat
Manfaat yang diharapkan melalui penelitian ini adalah penulis dapat
memberikan informasi kepada pembaca dan dapat membantu dalam memberi
informasi tentang Produktivitas lingkungan, kualitas air, dan dampak
pencemaran.
.
3
2 METODE PENELITIAN
2.1 Waktu dan Tempat
Praktik Karya Ilmiah Tingkat Akhir dilaksanakan selama 90 hari, terhitung
mulai dari tanggal 7 Maret 2022 sampai dengan 30 Mei 2022 dilakukan di Waduk
Wadaslintang Kabupaten Wonosobo dan Kebumen Provinsi Jawa Tengah.
Pengambilan sampel dilakukan di 6 lokasi yang berbeda sebanyak 3 kali
pengambilan. Pengambilan sampel dilakukan di 6 stasiun yang mewakili zona
masuknya air dari saluran (inlet), tengah (middle) dan zona keluarnya air dari
saluran (outlet).
b. Kecerahan
Pengkuran kecerahan pada setiap titik lokasi pengambilan sampel
dilakukan dengan menggunakan secchi disk. Secchi disk dimasukan ke
dalam perairan kemudian dilihat skala dimana secchi disk masih terlihat
jelas (K1) dan skala dimana secchi disk terlihat remang-remang (Hariono
et al., 2017).
c. pH (Derajat Keasaman)
Nilai pH dapat diukur menggunakan pH meter atau menggunakan
kertas indikator universal yang dicelupkan kedalam air sampel. Kemudian
cocokkan hasilnya dengan warna kalibrasi yang ada pada indikator (P.
Nugroho et al., 2018).
d. DO (Dissolved Oxygen)
Pengukuran DO dilakukan dengan menggunakan DO meter di
setiap titik pengambilan sampel. Sebelum menggunakan DO meter,
pastikan alat dalam kondisi baik (Komarawidjaja, 2019). Kemudian
lepaskan sensor dari badan alat dan lakukan kalibrasi sesuai dengan
panduan pada buku alat. Celupkan sensor ke dalam perairan sesuai
kedalaman yang diinginkan. Tekan tombol ON pada alat hingga
muncul angka pada layar monitor. Tunggu sampai stabil, lalu catat
hasilnya (Megawati et al., 2014).
e. Nitrit
Siapkan 5 ml aquades pada tabung sebagai blangko. Sampel
air diambil 5 ml lalu dimasukkan ke dalam tabung. Kemudian
tambahkan lima tetes NO1, selanjutnya kocok tabung (Risamasu &
Prayitno, 2011). Masukkan satu sendok NO2, kocok tabung selama
satu menit. Bersihkan sisi luar tabung dengan tisu yang lembut.
Tunggu sampai 5 menit. Selanjutnya analisis menggunakan
photometer PF-12 dengan kode nitrat 5411(Fitri et al., 2016).
7
f. Plankton
Penyaringan, dan pengukuran kelimpahan plankton dengan
proses sebagai berikut :
1. Menyiapkan plankton net, botol sampel yang sudah diberikan
alkohol 70% 2-3 tetes, dan ember
2. Memposisikan plankton net, dan botol sampel sampai tegak lurus
3. Menyaring sampel air sebanyak 25 liter menggunakan ember
berukuran 5 liter kedalam botol sampel ukuran 100 mL
2.5.2 Indeks Keanekaragaman (H’)
Untuk menghitung indeks keanekaragaman ikan yang terdapat di waduk
wadaslintang digunakan indeks keanekaragaman menggunakan Indeks
Keanekaragaman Shannon-Wiener (Sirait et al., 2018). sebagai berikut:
𝒔
′
(𝐇 ) = ∑[𝐏𝒊𝟏𝐧𝐏𝒊]
𝒊=𝟏
Keterangan :
H’ = indeks keanekaragaman Shannon Wiener
S = jumlah spesies ikan
Pi = perbandingan jumlah ikan yang tertangkap spesies ke-i (ni) terhadap
jumlah total ikan yang tertangkap (N) = n/N
Kriteria :
H’ < 1 : keanekaragaman populasi rendah
1 < H’ <3 : keanekaragaman populasi rendah
H’ > 3 : keanekaragaman populasi tinggi
akan bergerombol dengan ukuran yang sama dan jenis yang sama (Paramita et
al., 2015).
9
32
31
31
30
30
29
29
STASI STASI STASI STASI STASI STASI
UN 1 UN 2 UN 3 UN 4 UN 5 UN 6
Suhu air
3.1.1.2 Kecerahan
80
60
40
20
0
STASI STASI STASI STASI STASI STASI
UN 1 UN 2 UN 3 UN 4 UN 5 UN 6
Kecerahan
Gambar 3 Kecerahan
3.1.1.3 Power of Hydrogen (pH)
8.0
6.0
4.0
2.0
0.0
STASI STASI STASI STASI STASI STASI
UN 1 UN 2 UN 3 UN 4 UN 5 UN 6
pH
DO
3.1.1.5 Nitrit
0.08
0.07
0.06
0.05
0.04
0.03
0.02
0.01
0
STASI STASI STASI STASI STASI STASI
UN 1 UN 2 UN 3 UN 4 UN 5 UN 6
Nitrit
Gambar 6 nitrit
3.1.1.6 Amonia
1.5
1.0
0.5
0.0
STASI STASI STASI STASI STASI STASI
UN 1 UN 2 UN 3 UN 4 UN 5 UN 6
Amonia
Gambar 7 Amonia
3.1.1.7 Plankton
800,000
700,000
600,000
500,000
400,000
300,000
200,000
100,000
0
Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3 Stasiun 4
Tabel 4 Plankton
Plankton Waduk Wadaslintang
Jumlah
NO Family Spesies St 1 St 2 St 3 St 4
(ind/mL)
(ind) (ind) (ind) (ind)
1 Nostocales Anabaena sp. 0 5 2 0 7
2 Aulacoseiraceae Aulacoseira sp. 1 0 0 2 3
3 Catenulaceae Amphora sp. 0 21 11 0 32
Ankistrodesmus
4 Selenastraceae sp. 0 0 0 1 1
5 Chroococcaceae Chroococcus sp. 2 0 20 21 43
6 Closteriaceae Closterium sp. 0 0 0 0
7 Scenedesmaceae Coelastrum sp. 28 5 12 14 59
Coelosphaerium
8 Coelosphaeriaceae sp. 10 10 25 2 47
9 Cymbellaceae Cymbella sp. 0 0 1 0 1
10 Euglenaceae Euglena sp. 15 10 16 16 57
12 Microcystaceae Microsystis sp. 0 0 2 0 2
Monoraphidium
13 Selenastraceae sp. 0 0 0 0
14 Naviculaceae Navicula sp. 0 0 0 3 3
16 Phacaceae Phacus sp. 9 2 0 0 11
17 Peridiniaceae Perinidium sp. 0 0 1 0 1
19 Diatomaceae Synedra sp. 0 0 6 1 7
Trachelomonas
20 Euglenaceae sp. 3 1 0 0 4
Jumlah 68 54 96 60 278
1% 1% Oreochromis
mossambicus
20% Oreochromis
29%
niloticus bleeker
Oreochromis
49% niloticus
Cyprinus carpio
Pangasius
18
W = 1,5915e0,1678x
16 R² = 0,9208
14
12
10
8
6
4
2
0
0 5 10 15
18
16 W= 1,6784e0,1642x
R² = 0.9093
14
12
10
8
6
4
2
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16
3.2 Pembahasan
3.2.1 Kondisi Umum Lokasi Praktik
Waduk Wadaslintang adalah waduk yang terletak di 2 kabupaten yaitu di
kabupaten Kebumen dan kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, Indonesia.
Waduk Wadaslintang terletak di bagian selatan wilayah Kecamatan
Wadaslintang berbatasan dengan kecamatan Padureso di Kabupaten Kebumen.
Waduk ini menggunakan Kali Medono atau Kali Gede atau Kali Bedegolan
sebagai sumber air utamanya dengan beberapa anak sungai kecil lainnnya yang
menyuplai air ke Waduk Wadaslintang. Luas daerah tangkapan air (DTA) dari
waduk ini adalah sekitar 196 km2. Waduk ini merupakan salah satu sumber air
tawar yang ada di daratan bumi. Waduk juga banyak kita jumpai di Indonesia
dengan ukuran yang bervariasi dai yang kecil, sedang, hingga besar. Sebagai
salah satu sumber air yang ada di daratan, air di waduk ini mempunyai sifat
tenang, tidak mengalir dan memiliki banyak fungsi waduk (Fuadi & Munawar,
2013).
kehidupan ikan (Sofarini, 2012). Bahkan apabila dalam perairan tidak terdapat
senyawa-senyawa yang bersifat toksik (tidak tercemar) kandungan oksigen 2
ppm sudah cukup untuk mendukung kehidupan organisme perairan(Handayani &
Patria, 2010).
Berdasarkan hasil pengukuran nilai derajat keasaman (pH) di waduk
wadaslintang rata-rata 7-8 yang dimana perairan cenderun bersifat netral. pH
terendah terdapat pada stasiun 2 dengan nilai 4,8 dan nilai pH tertingi 7,8. Nilai
pH di waduk wadaslitang tidak melebihi baku mutu sehingga pH air waduk
wadaslintang di 6 lokasi stasiun dikategorikan normal (Wibowo & Purnomo,
2017). Sebagian biota aquatik hidup normal pada pH ini. Perubahan nilai pH bisa
disebabkan oleh masukan senyawa organik maupun anoranik ke dalam air.
Perubahan pH dipengaruhi juga oleh adanya senyawa-senyawa yan masuk ke
dalam likungan perairan (Indonesia, 2004).
3.1.1.4 Disolved Oxygen (DO)
Oksigen terlarut dalam perairan merupakan faktor penting sebagai
pengatur metabolisme tubuh organisme untuk tumbuh dan berkembang biak .(P.
Nugroho et al., 2018). Disolved Oxygen (DO) merupakan banyaknya oksigen
terlarut dalam suatu perairan. Hasil yang diperoleh dari pengukuran DO air,
dapat dijelaskan bahwa nilai DO air pada masing-masing stasiun penelitian
memperlihatkan variasi yang sangat berbeda (Djunaidah et al., 2017). Yang
dimana rata-rata DO antar stasiun berada kisaran 4,2-7,9 mg/l. Rata-rata nilai
DO air tertinggi ditemukan di stasiun 6 sebesar 8 mg/l dan rata-rata nilai terendah
pada stasiun I sebesar 2,1 mg/l (Kadim et al., 2017).
Oksigen terlarut merupakan salah satu parameter kimia air yang berperan
pada kehidupan biota air. Penurunan oksigen terlarut dapat mengurangi efisiensi
pengambilan oksigen bagi biota perairan, sehingga menurunkan kemampuannya
untuk hidup normal (Anas et al., 2017). (Hamuna et al., 2018) semakin tinggi
suhu perairan kelarutan oksigen semakin rendah. Kadar oksigen terlarut di
perairan bila sama dengan kadar oksigen secara teoritis berdasarkan suhu maka
disebut kadar oksigen jenuh atau saturasi, yang melebihi nilai jenuh disebut
lewat jenuh dan yang kurang dari nilai jenuh disebut tidak jenuh (Aristawidya et
al., 2020). Bila kadar oksigen jenuh maka terjadi keseimbangan dengan kadar
oksigen di atmosfir, tidak ada difusi oksigen dari udara ke dalam air dan
sebaliknya. Difusi oksigen dari udara ke perairan dan sebaliknya akan terjadi bila
kondisi jenuh belum tercapai (tidak jenuh) (Aida & Utomo, 2016).
Stasiun 6 memilki nilai DO yang tinggi dikarenakan sedikit terjadinya
pencemaran dan stasiun 5 memeliki kandungan DO yang rendah dikarenakan
banyaknya sampah dari aktivitas warga di sekitar. Banyaknya sampah baik
organik dan anorganik yang terdapat di waduk wadaslintang. Sampah yang
terdapat di stasiun 5 menumpuk menjadikan pelarutan sampah dalam waduk
wadaslintang sehingga warna air berubah dan mengurangi penetrasi cahaya
matahari ke dalam air sehingga oranisme air akan terganggu dan membuat nilai
DO rendah (Rahayu et al., 2020).
18
3.2.1.5 Nitrit
Nitrit adalah bentuk utama nitrogen di perairan alami dan merupakan
sumber nutrisi utama bagi pertumbuhan fitoplankton dan tumbuhan air lainnya
(Kartamihardja & Purnomo, 2017). Nilai konsentrasi nitrat tertinggi yaitu di stasiun
1 dengan ulangan ketiga sebesar 0,021 mg/l dan terendah di stasiun 2 dengan
nilai 0,002 mg/l.Nitrit merupakan senyawa nitrogen beracun yang biasanya
ditemukan dalam jumlah yang sangat sedikit (Marganof et al., 2007). Baku mutu
air kelas dua mensyaratkan maksimal kandungan nitrit adalah 0,06 mg/l. Semua
titik sampling pada perairan waduk wadaslintang mengandung nitrit yang tidak
melebihi baku mutu(Amidarhana, 2001).
Berdasarkan pengamatan rata-rata nilai nitrit tertinggi berada di stasiun 1
dengan rata-rata sebesar 0,05 mg/l sementara nilai terendah berada di stasiun 6
dengan rata-rata sebesar 0,01 mg/l. Penurunan nilai kadar nitrit disebabkan oleh
limbah kegiatan pemukiman masyarakat. Nitrit merupakan nutrisi yang penting
bagi tanaman, tetapi jika berada pada kadar yang berlebihan dapat
menyebabkan masalah kualitas air yang signifikan (Dara & Sugiri, 2014). Nitrat
yang berlebih akan mempercepat eutrofikasi dan menyebabkan peningkatan
pertumbuhan tanaman air sehingga mempengaruhi kadar oksigen terlarut, suhu,
dan parameter lainnya(Cahyani, 2020).
3.2.1.6 Amonia
Amonia merupakan senyawa nitrogen yang berubah menjadi ion NH4
pada pH rendah. Amoniak berasal dari limbah domestik dan limbah pakan ikan
(Prinajati, 2019). Ammonia di perairan waduk dapat berasal dari nitrogen organik
dan nitrogen anorganik yang terdapat dalam tanah dan air berasal dari
dekomposisi bahan organik oleh mikroba dan jamur (Harahap, 2013). Selain itu,
amoniak juga berasal dari denitrifikasi pada dekomposisi limbah oleh mikroba
pada kondisi anaerob (Priyanto & Ariyani, 2008). Kandungan amonia mengalami
penurunan pada masing-masing perlakuan dan waktu tinggal.
Kandungan amonia yang tinggi dalam air limbah domestik bersifat toksik
bagi ikan (Berutu, 2018). Namun, setelah diolah dengan fitoremediasi nilai
amonia dalam air limbah tersebut berkurang sehingga nilainya tidak lebih dari 0,2
mg/l (Samosir, 2014). Apabila nilai amoniak lebih dari 0,2 mg/l dalam perairan
maka amoniak bersifat toksik dan dapat mematikan beberapa jenis ikan (Yanuar,
2017).
3.2.1.7 Plankton
Keberadaan plankton di perairan dapat dijadikan salah satu indikator
suatu perairan karena sangat mempengaruhi kualitas air (H. A. Nugroho et al.,
2015). Plankton memegang peranan penting dalam suatu perairan(Aristawidya et
al., 2020). Plankton memiliki fungsi ekologi sebagai produsen primer dan awal
mata rantai dalam jaring makanan. Jenis plankton yang ditemukan diperairan
waduk wadaslintang terdapat 20 genus. di empat stasiun di parairan waduk
wadaslintang (Hasan et al., 2017).
Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan rumus kelimpahan plankton
metode Sedwick-Rafter Countinig cell, telihat bahwa kelimpahan plankton pada
19
Ikan nila merah merupakan salah satu komoditas ikan budidaya yang
memilikipotensi yang sangat tinggi (Simeon, 2013). Ikan ini unggul dalam
budidaya di Indonesia karena memiliki pertumbuhan yang relatif cepat (Arifin,
2017). Semakin banyaknya permintaan pasar terhadap ikan ini, maka
budidayanya dilakukan secara intensif dengan padat penebaran serta pemberian
pakan yang tinggi (Mangunwardoyo et al., 2016). Berikut klasifikasi ikan nila
merah:
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Ordo : Perciformes
Famili : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Spesies : Oreochromis niloticus
Ikan nila merupakan bahan pangan yang mengandung gizi yang cukup
tinggi dan bermanfaat bagi kesehatan tubuh dengan kandungan protein ikan nila
sebesar 43,76; lemak 7,01%; kadar abu 6,80% dan air 4,28% per 100 gram berat
ikan(Yanuar, 2017). Ikan nila merah memiliki beberapa keunggulan dibandingkan
dengan ikan air tawar yang lain. Keunggulan tersebut yaitu pertumbuhan cepat,
mudah dikembang biakkan, dan efisien terhadap pemberian makan tambahan
(Liviawaty & Afrianto, 2014). Ikan ini juga tahan terhadap penyakit serta dapat
toleransi terhadap perubahan lingkungan (Aristawidya et al., 2020).Ikan Nila
Merah hasil tangkapan dapat dilihat pada Gambar . berikut:
4.1 Simpulan
1. Hasil pengukuran kualitas air di telah melewati batas baku mutu kualitas air
kelas II menurut Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 Tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air di Waduk
Wadaslintang dari 6 titik lokasi stasiun. Dilihat dari kolerasi Fisika, Kimia, dan
Mikrobiologi dalam kondisi tercemar ringan.
2. Berdasarkan penilaian Indeks Storet, bahwa Indeks Storet terhadap 6 lokasi
di Waduk Wadaslintang pengamatan memiliki dua kategori baik sekali /
memenuhi baku mutu dan baik / tercemar ringan Stasiun 3, Stasiun 4,
Stasiun 5, Stasiun 6 dan skor -4 pada Stasiun 1 dan Stasiun 2). Hal ini
ditunjukkan dengan terdapatnya beberapa parameter kualitas air yang
melebihi baku mutu kualitas air Kelas II.
3. Berdasarkan hasil perhitungan ikan nila hitam, ikan nila merah, ikan mujair .
di Waduk Wadaslintang sebanyak 88 ekor dapat disimpulkan bahwa dari
hasil perhitungan Jika nila b kurang dari 3 menunjukkan alometrik negatif
yang dimana pertambahan panjangnya lebih cepat dari pertambahan
beratnya. Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan rumus kelimpahan
plankton metode Sedwick-Rafter Countinig cell, telihat bahwa kelimpahan
plankton pada stasiun 3 memiliki kelimpahan fitoplankton tertinggi karena
terdapat budidaya karamba jaring apung, dengan adanya budidaya keramba
jaring apung maka pada stasun ini terdapat bahan organik atau sisa pakan
yang diberikan pada ikan. Hal ini dapat meningkatkan kandungan fosfat dan
nitrat perairan, meningkatnya kandungan fosfat dan nitrat akan merangsang
pertumbuhan fitoplankton.
26
DAFTAR PUSTAKA
Adiwilaga, E. M., Harris, E., & Pratiwi, N. T. (2012). Hubungan antara kelimpahan
Agista, R., Rahman, M., & Yasmi, Z. (2018). Produktivitas Primer Sekitar
Aida, S. N., & Utomo, A. D. (2016). Tingkat kesuburan perairan Waduk Kedung
56–66.
Air, K. (n.d.). Agustianto, DA. 2014. Model Hubungan Hujan Dan Run Off.
Aminin, A., Bagus, G., & Kusuma, A. F. (2019). KUALITAS AIR DAN STATUS
2(2), 51–60.
Anas, P., Jubaedah, I., & Sudinno, D. (2017). Kualitas Air dan Beban Limbah
Andani, A., Herawati, T., & Hamdani, H. (2017). Identifikasi dan inventarisasi ikan
Arifin, M. Y. (2017). Pertumbuhan dan survival rate ikan nila (Oreochromis. Sp)
strain merah dan strain hitam yang dipelihara pada media bersalinitas.
Aristawidya, M., Hasan, Z., Iskandar, I., Yustiawati, Y., & Herawati, H. (2020).
Arum, O., Piranti, A. S., & Christiani, C. (2017). Tingkat Pencemaran Waduk
Azizi, A., Kartamihardja, E. S., & Sadili, D. (2017). Analisis Sosial Ekonomi
53–60.
Christiana, R., Anggraini, I. M., & Syahwanti, H. (2020). Analisis Kualitas Air dan
Dara, J. Y., & Sugiri, A. (2014). Kajian Penanganan Dampak Penambangan Pasir
Djunaidah, I. S., Supenti, L., Sudinno, D., & Suhrawardhan, H. (2017). Kondisi
Elfidasari, D., Noriko, N., Effendi, Y., & Puspitasari, R. L. (2017). Kualitas air Situ
Lebak Wangi Bogor berdasarkan analisa fisika, kimia dan biologi. Jurnal
Elviana, S., & Sunarni, S. (2018). Komposisi dan Kelimpahan Jenis Ikan Gelodok
Fatah, K., & Adjie, S. (2015). Struktur tingkat trofik komunitas ikan di waduk
Fitri, N., Hidayat, A. H., & Gandhi, P. (2016). Daya dukung lingkungan dan
Fuadi, A., & Munawar, M. (2013). Penentuan Karakteristik Air Waduk Dengan
11(1), 7–14.
Girsang, e. v., aryawati, r., & fauziyah, f. (2019). hubungan kelimpahan dan
Hamuna, B., Tanjung, R. H., & MAury, H. (2018). Kajian kualitas air laut dan
Depapre, Jayapura.
Harahap, S. (2013). Pencemaran perairan akibat kadar amoniak yang tinggi dari
Hariono, B., Riskiawan, H. Y., Sugiyarto, S., & Anwar, S. (2017). Penentuan
Hasan, O. S., Sudinno, D., Danapraja, S., Suhaedy, E., & Djunaidah, I. S. (2017).
144–159.
Indonesia, S. N. (2004). Air dan air limbah-Bagian 11: Cara uji derajat keasaman
Standarisasi Nasional.
Indriani, W., Hutabarat, S., & Ain, C. (2016). Status trofik perairan berdasarkan
264.
Irawati, D., & Rachmawati, D. (2015). Performa Pertumbuhan Benih Ikan Nila
4(2), 75–81.
histologi hati dan insang. Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal, 3(2),
46–53.
Kadim, M. K., Pasisingi, N., & Paramata, A. R. (2017). Kajian kualitas perairan
235–241.
Indonesia, 1(1).
Liviawaty, E., & Afrianto, E. (2014). Penentuan waktu rigor mortis ikan nila merah
niloticus Lin.) yang dikultur dalam keramba jaring apung Waduk Jatiluhur,
Marganof, M., Darusman, L. K., Riani, F., & Pramudya, B. (2007). Anal1sis
Megawati, C., Yusuf, M., & Maslukah, L. (2014). Sebaran kualitas perairan
ditinjau dari zat hara, oksigen terlarut dan pH di perairan selat bali bagian
Mekarsari, R., & Utomo, P. (2019). Analisis Tingkat Bahaya Erosi pada Waduk
104.
Melani, W. R., Apriadi, T., Lestari, F., Saputra, Y. O., Hasan, A., Mawaddah, M.
Nastiti, A. S., Krismono, K., & Kartamihardja, E. S. (2017). Dampak Budi Daya
Ikan Dalam Keramba Jaring Apung Terhadap Peningk, Atan Unsur N Dan
14(1), 25–32.
11.
Nugroho, P., Dwiloka, B., & Rizqiati, H. (2018). Rendemen, nilai ph, tekstur, dan
Ohee, h. l., ngamelubun, g., ansaka, j. j., korwa, n. h., & sujarta, P. (2019).
Oktavia, D., & Yanuar, V. (2017). Pengolahan air limbah tepung ikan
2017.
34
Priyanto, N., & Ariyani, F. (2008). Kandungan logam berat (Hg, Pb, Cd, dan Cu)
pada ikan, air, dan sedimen di Waduk Cirata, Jawa Barat. Jurnal
Purnomo, K., Warsa, A., & Kartamihardja, E. S. (2016). Daya Dukung Dan
Rachmawati, I. P., Riani, E., & Riadi, A. (2020). Status mutu air dan beban
Rejeki, S., Hastuti, S., & Elfitasari, T. (2013). UJI COBA BUDIDAYA NILA
Risamasu, F. J., & Prayitno, H. B. (2011). Kajian zat hara fosfat, nitrit, nitrat dan
Brawijaya.
Rusdiyani, A. A., & Purnomo, T. (2020). Kualitas Perairan Pantai Barung Toraja
Utara.
Sahabuddin, H., Harisuseno, D., & Yuliani, E. (2014). Analisa status mutu air dan
Shaleh, F. R., Soewardi, K., & Hariyadi, S. (2014). Kualitas air dan status
Sidomukti, G. C., & Wardhana, W. (2021). Suhu. Jurnal Teknologi, 14(1), 28–38.
Silalahi, B. P., Limbong, I., Ariani, F., Nauli, M., & Fani, F. (2020). Studi
Niloticus) Pada Jaring Arad (Small Bottom Trawl) Modifikasi Pada Uji
Sumatera Utara.
Lingkungan, 3(2).
1–10.
Sudinno, D., Sunaryo, A., Kasmawijaya, A., Anas, P., & Jubaedah, I. (2017).
Perikanan.
37
1520–1529.
Bhumi, 5(4).
42, 91–99.
38
Semarang.
LAMPIRAN
Lampiran 1 Kualitas Air Suhu
Lokasi Waktu Suhu Air Rata-rata
31
STASIUN 1 Hari 1
32 31
39
31
31
Hari 2 31
31
32
30
Hari 3 32 31
30
30
Hari 1 29,1 30
30
29,3
STASIUN 2 Hari 2 31 30
30
30
Hari 3 30 30
29,4
30
Hari 1 30 30
29,5
30
STASIUN 3 Hari 2 31 30
29,5
31,6
Hari 3 31,3 31
31
Hari 1 32
32 31
30
Hari 2 31
STASIUN 4 32 31
31
Hari 3 30
33 31
31
31
Hari 1 31 31
31
30
STASIUN 5 Hari 2 32 31
31
30
Hari 3 30 30
31
33
Hari 1 31 31
30
STASIUN 6
31
Hari 2 31 31
31
7,4
Hari 2 7,3 7,2
7
7
Hari 3 7,3 7,2
7,2
5,4
Hari 1 6 5,6
5,3
4,9
STASIUN 2 Hari 2 4,5 4,9
5,2
7,1
Hari 3 7,2 7,1
7
6,6
Hari 1 6,8 6,8
7,1
7,3
STASIUN 3 Hari 2 7,3 7,3
7,3
7,4
Hari 3 7,5 7,4
7,4
7,5
Hari 1 6,9 7,1
7
7,2
STASIUN 4 Hari 2 6,9 7,2
7,5
6,42
Hari 3 6,9 6,8
7,1
6,8
Hari 1 7,7 7,2
7
7,5
STASIUN 5 Hari 2 7,2 7,2
7
7
Hari 3 7,35 7,2
7,1
6,8
Hari 1 6,5 6,8
7
STASIUN 6
7,5
Hari 2 7,9 8
7,3
4
Hari 2 2,7 3,1
2,6
2,3
Hari 3 2,6 2,7
3,1
4
Hari 1 5 4,9
5,6
6,8
STASIUN 2 Hari 2 6,9 6,9
7,1
4,9
Hari 3 4,4 4,9
5,4
5,3
Hari 1 6,9 5,8
5,2
5,1
STASIUN 3 Hari 2 4,8 4,8
4,4
4,8
Hari 3 4,1 4,5
4,6
4,8
Hari 1 5,5 5,4
5,8
4,9
STASIUN 4 Hari 2 5,5 5,1
4,8
5,3
Hari 3 5 5,0
4,8
8,5
Hari 1 5,5 7,6
8,8
4,8
STASIUN 5 Hari 2 7,7 6,6
7,2
8
Hari 3 7,9 8,1
8,3
4,4
Hari 1 4,8 4,9
5,4
STASIUN 6
7,4
Hari 2 6,3 7,0
7,2
0
Hari 2 0,1
0,1 0,1
0,01
Hari 3 0,1
0,1 0,1
0,005
Hari 1 0,01
0,01 0,01
0,01
STASIUN 2 Hari 2 0,1
0,005 0,04
0,01
Hari 3 0
0,01 0,01
0
Hari 1 0,005
0,01 0,01
0,01
STASIUN 3 Hari 2 0,01
0,01 0,01
0,01
Hari 3 0
0,005 0,01
0,005
Hari 1 0,005
0,01 0,01
0,01
STASIUN 4 Hari 2 0,01
0,1 0,04
0,005
Hari 3 0
0 0,002
0,01
Hari 1 0,01
0,01 0,01
0,005
STASIUN 5 Hari 2 0,005
0,005 0,01
0,01
Hari 3 0
0,01 0,01
0,01
Hari 1 0
0,01 0,01
STASIUN 6
0,01
Hari 2 0,01
0,005 0,01
30
60
35
Hari 2 40
60 45
40
Hari 3 40
60 47
70
Hari 1 80
60 70
70
STASIUN 2 Hari 2 70
60 67
75
Hari 3 80
60 72
50
Hari 1 70
60 60
50
STASIUN 3 Hari 2 50
60 53
55
Hari 3 60
60 58
40
Hari 1 60
80 60
40
STASIUN 4 Hari 2 60
70 57
45
Hari 3 50
50 48
35
Hari 1 30
60 42
30
STASIUN 5 Hari 2 30
60 40
30
Hari 3 40
50 40
40
Hari 1 50
50 47
STASIUN 6
40
Hari 2 50
40 43
1
1
Hari 2 0,5
1 0,8
2
Hari 3 1
1 1,3
0,5
Hari 1 1
0,5 0,7
0,5
STASIUN
Hari 2 0,5
2
1 0,7
1
Hari 3 0,5
1 0,8
1,5
Hari 1 1
1 1,2
1,5
STASIUN
Hari 2 1
3
1 1,2
1
Hari 3 1
1 1
0,5
Hari 1 1,5
0,5 0,8
0,5
STASIUN
Hari 2 1,5
4
1 1
0,5
Hari 3 1
1 0,8
1
Hari 1 1,5
0,5 1
1
STASIUN
Hari 2 2
5
1 1,3
1
Hari 3 2
0,5 1,2
2
Hari 1 1
STASIUN 0,5 1,2
6 1,5
Hari 2 1
0,5 1
Stasiun 1
Parameter Satuan Baku mutu Hasil pengukuran Total skor
45
Stasiun 2
Hasil pengukuran
Parameter Satuan Baku mutu Max Min rata-rata Total skor
Hasil Skor Hasil Skor Hasil Skor
Parameter Fisika
Suhu Air °C Deviasi 3 31 0 29,4 0 30 0 0
Kecerahan cm - 80 60 70
Parameter kimia
pH 6-9 7,2 0 4,5 -2 5,8 -2 -4
DO mg/L 4 7,1 0 4 0 5,6 0 0
Nitrit mg/L 10 0,1 0 0,005 0 0,02 0 0
Amonia mg/L 2 1 0,5 0,75
KELAS B = BAIK -4
Stasiun 3
46
Hasil pengukuran
Parameter Satuan Baku mutu Max Min rata-rata Total skor
Hasil Skor Hasil Skor Hasil Skor
Parameter Fisika
Suhu Air °C Deviasi 3 31,6 0 29,5 0 30 0 0
Kecerahan cm - 70 50 60
Parameter kimia
pH 6-9 7,5 0 6,6 0 7,2 0 0
DO mg/L 4 6,9 0 4,1 0 5 0 0
Nitrit mg/L 10 0,01 0 0 0 0,01 0 0
Amonia mg/L 2 1,5 1 1,2
KELAS A = BAIK SEKALI 0
Stasiun 4
Hasil pengukuran
Parameter Satuan Baku mutu Max Min rata-rata Total skor
Hasil Skor Hasil Skor Hasil Skor
Parameter Fisika
Suhu Air °C Deviasi 3 33 0 30 0 31 0 0
Kecerahan cm - 80 40 60
Parameter kimia
pH 6-9 7,5 0 6,41 0 7 0 0
DO mg/L 4 5,8 0 4,8 0 5,2 0 0
Nitrit mg/L 10 0,1 0 0 0 0,02 0 0
Amonia mg/L 2 1,5 0,5 1
KELAS A = BAIK SEKALI 0
Hasil pengukuran
Parameter Satuan Baku mutu Max Min rata-rata Total skor
Hasil Skor Hasil Skor Hasil Skor
Parameter Fisika
Suhu Air °C Deviasi 3 32 0 30 0 31 0 0
Kecerahan cm - 60 30 45
Parameter kimia
pH 6-9 7,7 0 6,8 0 7,2 0 0
DO mg/L 4 8,5 0 4,8 0 7,4 0 0
Nitrit mg/L 10 0,01 0 0 0 0,01 0 0
Amonia mg/L 2 2 0,5 1,2
KELAS A = BAIK SEKALI 0
Stasiun 6
Hasil pengukuran
Parameter Satuan Baku mutu Max Min rata-rata Total skor
Hasil Skor Hasil Skor Hasil Skor
Parameter Fisika
Suhu Air °C Deviasi 3 33 0 30 0 31 0 0
Kecerahan cm - 50 40 45
Parameter kimia
pH 6-9 7,9 0 6,5 0 7,1 0 0
DO mg/L 4 7,4 0 4,4 0 5,9 0 0
Nitrit mg/L 10 0,01 0 0 0 0,01 0 0
Amonia mg/L 2 2 0,5 1,2
KELAS A = BAIK SEKALI 0