SKRIPSI
OLEH:
INDRA WIBOWO
NIM. 135080207111001
SKRIPSI
OLEH :
INDRA WIBOWO
NIM. 135080207111001
NIM : 135080207111001
PENGUJI PEMBIMBING:
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam laporan skripsi yang saya
tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri dan sepanjang
pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis
atau diterbitkan oleh orang lain lain kecuali yang tertulis dalam naskah ini dan
disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktian Skripsi ini hasil
penjiplakan (plagiasi), maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan
tersebut sesuai hokum yang berlaku di Indonesia.
UCAPAN TERIMAKASIH
2. Ayah dan Ibu tercinta yang telah berjuang dengan penuh keikhlasan,
yang telah memberikan kasih dan sayangnya dengan penuh ketulusan dan
3. Bapak Dr. Ir. Darmawan Ockto Sucipto, M.Si selaku dosen pembimbing I
dan Bapak Arief Setyanto, S.Pi M.App Sc selaku dosen pembimbing II yang
penulis.
4. Bapak Alfan Jauhari, MS selaku dosen penguji I dan Bapak Dr. Ali
masukan.
dan fasilitas.
6. Nenek saya, mbah juma’ati yang telah memberian do’a serta semangat.
7. Saudara saya Eka Sarjono, Dewi Yustise Maharani dan Tria Rosita
8. Teman – teman PSP angkatan 2013 yang telah memebrikan saran dan
Tujuan dari penelitia ini adalah untuk (1) Mengetahui komoditas ikan
tangkapan dominan bagi nelayan dengan alat tangkap cntrang dan purse seine,
(2) Untuk mengetahui presentase umur dan tingkat pendidikan responden di
Kota Probolinggo, (3) Mengidentifikasi pola distribusi komoditas perikanan
tangkap laut di Kota Probolinggo, (4) Untuk mengetahui besaran marjin yang
diterima pada setiap tingkatan lembaga pemasaran komoditas perikanantangkap
laut di Kota Probolinggo, (5) Mengetahui tingkat efektivitas pemasaran pada
setiap lembaga pemasaran ikan hasil tangkapan.
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................xiv
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian.....................................................................................4
1.4 Manfaat Penelitian..................................................................................5
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Pemasaran.................................................................................6
2.2 Produksi..................................................................................................7
2.2.1 Proses Produksi............................................................................8
2.2.2 Faktor-faktor Produksi...................................................................8
2.3 Rantai Pasok..........................................................................................9
2.4 Saluran Pemasaran................................................................................9
2.5 Rantai Nilai............................................................................................11
2.6 Penelitian Terdahulu.............................................................................12
2.6.1 Kajian Efektifitas dan Efisiensi Rantai Distribusi Hasil Tangkapan
Ikan Pelagis Menggunakan Alat Tangkap Purse Seine di TPI
Paiton dan TPI Mayangan Probolinggo .......................................12
2.6.2 Potensi Permintaan dan Saluran Distribusi Ikan di Provinsi Jambi
..................................................................................................................13
2.6.3 Analisis Rantai Distribusi Ikan Tangkap di Kota Tegal..................13
3. METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian.....................................................................................14
3.2 Populasi................................................................................................14
3.3 Sampel..................................................................................................14
3.4 Variabel Penelitian................................................................................16
3.5 Teknik Pengumpulan Data....................................................................17
3.6 Teknik Analisis Data..............................................................................17
3.6.1 Multi Criteria Analysis...................................................................18
3.6.2 Analisis Deskriptif Presentase.....................................................19
3.6.3 Analisis Keuntungan Pemasaran.................................................20
3.6.4 Tingkat Efektifitas Pemasaran.....................................................21
3.7 Kerangka Pemikiran Teoritis..................................................................22
3.8 Alur Penelitian.......................................................................................24
4.2 Pembahasan.......................................................................................34
4.2.1 Ikan Tangkapan Dominan 34
5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan 52
5.2 Saran 53
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
Nomor Halaman
Nomor Halaman
1. Kuisioner Penelitian Skripsi.......................................................................58
2. Kuisioner Penelitian Skripsi (Pedagang Besar, Pedagang Pengumpul dan
Pedagang Pengecer).................................................................................59
3. Identitas Responden Nelayan Kota Probolinggo .......................................60
4. Identitas Responden Pedagang Besar Kota Probolinggo .........................62
5. Identitas Respnden Pedagang Pengumpul Kota Probolinggo ..................63
6. Identitas Responden Pedagang Pengecer Kota Probolinggo ...................64
7. Perhitungan Multi Criteria Analysis Ikan Demersal Menggunakan Alat
Tangkap Cantrang.....................................................................................65
8. Perhitungan Multi Criteria Analysis Ikan Pelagis Menggunakan Alat
Tangkap Purse Seine ................................................................................70
9. Biaya Transportasi Ikan Kerapu 75
10. Biaya Transportasi Ikan Lemuru 77
11. Biaya Tenaga Kerja ...................................................................................79
12. Hasil Perhitungan Efisiensi Saluran Pemasaran Ikan Kerapu ...................80
13. Hasil Perhitungan Efisiensi Saluran Pemasaran Ikan Kerapu ...................83
14. Hasil Perhitungan Efisiensi Saluran Pemasaran Ikan Lemuru ..................86
15. Hasil Perhitungan Efisiensi Saluran Pemasaran Kedua Ikan Lemuru .......89
1
I. PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara maritim yang kaya akan potensi hasil lautnya.
Indonesia memiliki potensi fisik dari lautnya yaitu dengan jumlah pulau sekitar
17.504 pulau, luas wilayah laut Indonesia sekitar 5.900.000 km², perairan nusantara
2,8 juta km² dengan luas zona ekonomi ekslusif (ZEE) 3 juta km², dan panjang garis
produksi hasiltangkapan per unit usaha dalam kegiatan perikanan tangkap. Menurut
dalam bidang penangkapan atau pengumpulan hewan atau tanaman air yang hidup
di laut atau perairan umum secara bebas. Pemanfaatan sumberdaya (produksi) ikan
relatif lama.
Indonesia sampai saat ini belum dapat dikatakan layak bahkan jauh dari kata
sejahtera. Jumlah nelayan miskin di Indonesia pada tahun 2011 mencapai 7,87 juta
orang atau 25,14 % dari total penduduk miskin nasional yang mencapai 31,02 juta
orang. 7,87 juta orang tersebut berasal dari sekitar 10.600 desa nelayan miskin yang
kondisi tangkap lebih.Selain masalah tangkap lebih, di perairan utara jawa telah
mengalami tekanan yang sangat berat yaitu terjadinya kerusakan ekosistem pesisir
dan laut yang disebabkan oleh kegiatan di darat maupun di laut yang berakibat pada
keadaan baik hingga sampai pada tangan konsumen maupun kuantitas jumlah ikan
tangkapan yang diiringi dengan sistem pemasaran yang baik (Fajar dan Tibrani,
2014).
kegiatan manusia yang diarahkan pada usaha untuk memuaskan keinginan atau
produk dan nilai dengan individu atau kelompok lainnya. Dalam lembaga pemasaran
Distribusi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari rantai pasok suatu
sampai ke tangan konsumen. Dibutuhkan suatu proses yang efisien, yang menjamin
produk sampai ke tangan konsumen secara luas dengan biaya yang minimal. Bila
3
perusahaan memiliki sistem saluran distribusi yang efisien, maka perusahaan itu
penjualan dari pelanggan, menambah laba dari distributor dan menambah laba dari
Jawa. Produksi perikanan laut Probolinggo pada tahun 2013 sebesar 11.327,17 ton,
tahun 2013 sebesar 15.555,42 ton dan tahun 2014 sebesar 6.349,93 ton. (BPS Kota
Probolinggo karena terdapat fasilitas yang mendukung seperti pasar ikan, pabrik es,
akses jalan mudah dan lain-lain sehingga aktivitas perekonomian nelayan berpusat
Mayangan Kota Probolinggo adalah cantrang dan purse seine dengan jumlah total
kota probolinggo yang cukup besar. Dengan rata-rata nilai produksi sebesar 11 ton
per tahunnya, maka sektor perikanan merupakan sektor yang sangat menjanjikan
untuk diolah dan dikembangkan oleh pihak pemerintah.Dilihat dari jumlah nilai
salah satu mata pencaharian yang menjanjikan bagi pelakunya. Dalam suatu
4
atau jasa dibuat secara fisik tersedia bagi konsumen. Berdasarkan uraian tersebut di
atas peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Analisis Rantai Pasok Ikan Hasil
Tangkapan dengan Menggunakan Alat Tangkap Cantrang dan Purse Seine di Kota
Probolinggo”.
1. Apa saja komoditas ikan tangkapan dominan bagi nelayan dengan alat
2. Bagaimana pola rantai pasok komoditas perikanan tangkap laut mulai dari
Probolinggo.
3. Sebagai bahan masukan untuk peneliti selanjutnya dengan fokus kajian yang
tangkapan.
1
kegunaan bentuk, tempat, waktu maupun milik (Fajar dan Tibrani, 2014).
mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik
produk dan nilai dengan orang lain. Sedangkan menurut Stanton (1978)
atau jasa yang akan memuaskan kebutuhan konsumen, baik aktual maupun
potensial.
ke konsumen.
2.2 Produksi
Produksi perikanan yang tinggi tidak akan berarti apabila tidak didukung oleh
sistem pemasaran yang tepat. Menurut Sumarjono (2004), produksi dalam artian
yang umum didefinisikan sebagai segala kegiatan yang ditujukan untuk menciptakan
atau menambah guna atas suatu benda untuk memenuhi kebutuhan kepuasan
manusia. Setiap proses untuk menghasilkan barang dan jasa dinamakan “Proses
Produksi”. Produksi dalam artian lebih “operasional” adalah suatu proses dimana
satu atau beberapa barang dan jasa yang di sebut “input” diubah menjadi barang
Menurut Mubyarto (1989) dalam Hasan (2000), produksi atau output adalah
hasil fisik yang dihasilkan oleh bekerjanya beberapa factor produksi sekaligus yaitu:
lahan, modal dan tenaga kerja. Produksi usahatani dapat berupa tanaman, hasil
oleh besarnya input yang diberikan dalam proses produksi. Produksi merupakan
3
salah satu dari kegiatan ekonomi yang bertujuan untuk menghasilkan suatu produk
produksi adalah suatu proses dimana beberapa barang dan jasa disebut input
bahwa setiap proses produksi mempunyai landasan teknis, yang dalam teori
ekonomi disebut fungsi produksi. Fungsi produksi adalah suatu fungsi atau
produksi.
Menurut Yuke dan Syafitri (2011), berbagai faktor yang menentukan kualitas
barang yang dihasilkan dari proses produksi yaitu input .faktorinput tersebut antara
lain :
produk jadi, bahan baku yang diolah dalam perusahaan manufaktur dapat diperoleh
Biaya tenaga kerja langsung adalah salah satu unsur dari harga pokok
produk karena itu biaya tenaga kerja diperlukan dalam penentuan harga pokok
yang disebut input, hubungan teknis antara input dan output dinyatakan dengan
perusahaan dan disalurkan kepada konsumen akhir dalam harga tertentu. Semua
manajemen rantai pasok yang baik dan memadai. Menurut Marimin (2010),
manajemen rantai pasok adalah proses produksi secara keseluruhan dari kegiatan
secara keseluruhan.
6
pendeknya saluran pasok yang dilalui oleh suatu hasil perikanan tergantung
oleh produk.
2. Cepat tidaknya produk rusak; produk yang cepat rusak harus cepat
3. Skala produksi, apabila produksi dalam ukuran kecil maka jumlah produk
kepada konsumen pada kondisi yang dapat diterima dengan biaya yang
Analyisis, merupakan alat untuk memahami rantai nilai yang membentuk suatu
produk. Rantai nilai ini berasal dari aktifitas-aktifitas yang dilakukan, mulai dari
bahan baku sampai ke tangan konsumen, termasuk juga pelayanan purna jual.
tambah (value added) bagi suatu industri. Rantai nilai bisa digambarkan
tahap rantai nilai di mana industri dapat meningkatkan nilai tambah (Value
8
rantai nilainya.
marjin pemasaran dalam penelitian ini, data harga yang digunakan adalah
harga di
tingkat petani dan harga di tingkat lembaga pemasaran. Pasar yang efisien
perbedaan harga yangcukup besar antara jumlah harga yang dibayarkan oleh
konsumen dengan jumlah harga yang diterima oleh petani. Semakin banyak
lembaga pemasaran yang terlibat dalam proses pemasaran, maka semakin banyak
Dasar atau acuan yang berupa teori-teori atau temuan-temuan melalui hasil
berbagai penelitian sebelumnya merupakan hal yang sangat perlu dan dapat
9
dijadikan sebagai data pendukung. Salah satu data pendukung yang perlu dijadikan
yang dibahas dalam penelitian ini. Dalam hal ini fokus penelitian terdahulu yang
Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Mayangan Kota Probolinggo, serta marjin harga
2.6.1 Kajian Efektifitas dan Efisiensi Rantai Distribusi Hasil Tangkapan Ikan
Pelagis Menggunakan Alat Tangkap Purse Seine di TPI Paiton dan TPI
Mayangan Probolinggo.
pasok yang merupakan alur distribusi ikan pelagis dari tangkapan hasil nelayan
sampai pada konsumen. Tingkat harga dari setiap komoditas juga berpengaruh
tehadap sistem rantai yang terjadi pada proses distribusi tersebut. Margin harga dari
tangkapan nelayan menurun secara drastis di Tempat Pendaratan Ikan (TPI) Paiton,
Kabupaten Probolinggo.
berbagai jenis ikan yang diproduksi di Jambi, menganalisis saluran distribusi ikan di
distribusi bervariasi sesuai dengan jenis ikan. Sebagian besar ikan laut di
menunjukan tingkat efektifitas saluran pemasaran paling tinggi yaitu berada pada
tangkapan di Kota Tegal lebih dominan pada saluran pemasaran pertama yaitu
biaya bahan bakar minyak (BBM). Harga ikan setelah melewati lembaga pemasaran
pedagang pengumpul mengalami kenaikan lebih dari 15% pada saat sampai di
tangan konsumen.
1
dan nilai marjin pemasaran yang diperoleh setiap pelaku tata niaga
adalah data primer dan data sekunder.Data primer dikumpulkan dari nelayan
dan pelaku pemasaran yang terlibat dalam rantai distribusi, sedangkan data
3.2 Populasi
individu yang paling sedikit mempunyai satu sifat yang sama. P opulasi
ruang lingkup penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah
nelayan yang ada di kota Probolinggo dan pelaku pemasaran komoditas ikan
3.3 Sampel
dalam penelitian ini adalah nelayan yang dalam usahanya tidak memiliki
kapal sendiri dalam melaut, tetapi mereka menggunakan kapal milik orang
lain.
dengan Snowball Sampling atau sampel bola salju, cara ini digunakan
karena jumlah dan keberadaan sampel tidak terlalu jelas. Peneliti hanya
meminta kepada sampel pertama dalam hal ini yaitu Ibu Buana (60
pelaku tata niaga komoditas ikan lainnya cara yang digunakan sama
Dalam hal ini nelayan menjadi titik awal (Starting Point) yang diambil dari
segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan peneliti untuk
Komponen marjin tersebut yaitu harga jual dan harga beli serta biaya-
a. Angket terbuka
b. Wawancara
c. Metode Dokumentasi
5
data atau informasi mengenai berbagai hal yang ada kaitannya dengan
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
Harga komoditas di pasaran, perlakuan hasil tangkapan yang diolah dan nilai
V(x) =
Keterangan =
untuk menyertai dan melengkapi gambaran yang diperoleh dari analisis data
kuantitatif.
7
(Purwanto, 2011).
ini diolah dengan cara frekuensi dibagi dengan jumlah responden dikali 100
P= / N x 100
Keterangan :
100% = konstanta
sebagai berikut :
merupakan selisih harga dari dua atau lebih tingkat rantai pemasaran, atau
antara harga jual ikan tangkap laut di tingkat nelayan dengan harga jual ikan
MP = Pr – Pf
Keterangan :
digunakan rumus :
SPf : Pf / Pr x 100%
Keterangan :
Keterangan :
Keterangan :
Ki : Keuntunan ke-i
d. Efisiensi Pemasaran (Ep) adalah nilai untuk menguji nilai analisis dari margin
pemasaran tersebut.
pasok komoditas ikan tangkap laut dan struktur pasar yang tidak sehat. Perbedaan
harga perikanan tangkap laut yang sangat signifikan dari nelayan yang memiliki nilai
jual rendah dengan harga ikan di tingkat konsumen dengan harga beli yang tinggi
pada konsumen. Matriks penelitian dari judul skripsi Analisis Rantai Pasok
Komoditas Perikanan Tangkap dengan Alat Tangkap Cantrang dan Purse Seine di
Keterangan :
langsung
2. Sumber data sekunder didapat melalui Dinas Kelautan dan Perikanan kota
Probolinggo.
13
dari berbagai kriteria penilaian pada setiap jenis ikan dan dipatkan nilai
sebagai berikut : Sebelah (1,368 poin), Manyung (0,141 poin), Beloso (1,086
poin), Merah (2,147 poin), Kerapu (3,612 poin), kakap (2,060 poin), kurisi
(1,914 poin), biji nagnka (1,728 poin), lencam (1,148 poin) dan swanggi
(1,239 poin). Ikan paling dominan yang didapat menggunakan alat tangkap
cantrang adalah jenis ikan kerapu dengan jumlah perhitungan nilai kriteria
2
tertinggi mencapai 3,612 poin. Sedangkan jenis ikan manyung menjadi ikan
didapat dari berbagai kriteria penilaian pada setiap jenis ikan dan dipatkan
nilai sebagai berikut : peperek (2 poin), teri (3,287 poin), cucut (0,383 poin),
tongkol (3,041 poin), layang (1,755 poin), tembang (0,013 poin), lemuru
(3,863 poin), kembung (1,643 poin), layur (2,097 poin) dan selar (0,121 poin).
Ikan paling dominan yang didapat menggunakan alat tangkap purse seine
adalah jenis ikan lemuru dengan jumlah perhitungan nilai kriteria tertinggi
mencapai 3,863 poin. Sedangkan jenis ikan tembang menjadi ikan tangkapan
100%
80%
20% 100%
100%
85% ikan lemuru kepada PT. Southern Marine Product dan 15% kepada
konsumen.
6
sebesar 1.500 rupiah. Marjin antara pedagang besar dan pedagang pengecer
rupiah.
8
Pada gambar 5 diatas dapat dilihat bahwa harga ikan awal ditingkat
Pada gambar 6 diatas dapat dilihat bahwa harga ikan awal ditingkat
sebesar 2.500 rupiah. Harga akhir komoditas ikan lemuru di tingkat PT.
(%) (%)
Pedagang Besar 5,26% 29,52 34,78
Pedagang
Pengumpul 2,85% 15,01 17,86
Pedagang Pengecer 1,41% 19,72 21,12
Total 9,52% 64,25 73,76
Sumber : Data primer diolah, 2017
` Dari tabel 6 diatas dapat dilihat bahwa Efisiensi teknis pedagang besar
efisiensi teknis mencapai 4,4% dengan total mencapai 4,4%. Farmer share
4.2 Pembahasan
4.2.1 Ikan Tangkapan Dominan
4.2.1.1 Hasil Tangkapan Cantrang
12
(Cahyani, 2013).
merra), dilakukan pada periode air pasang rendah (air mati). Para nelayan
dengan target penangkapan ikan kerapu. Hal ini telah menjadi kebiasaan
dari hasil penelitian didapatkan bahwa ikan hasil tangkapan dominan dengan
menggunakan alat tangkap cantrang adalah ikan kerapu. Hasil ini sesuai
cantrang mendominasi dari segi jumlah armada sebanyak 160 dari total
permukaan dengan ukuran tubuh relatif kecil. Beberapa contoh ikan pelagis
kecil antara lain layang (Decapterus spp), kembung (Rastrelliger sp), siro
menggunakan alat tangkap purse seine dengan target ikan pelagis adalah
ikan lemuru. Ikan lemuru mendominasi hasil tangkapan alat tangkap purse
15
produksi rata-rata, harga komoditas, perlakuan hasil olahan dan produk yang
dipasarkan.
pemasaran dilewati oleh alur rantai distribusi mulai dari nelayan sampai pada
pedagang pengecer.
oleh produk.
2. Cepat tidaknya produk rusak; produk yang cepat rusak harus cepat
Kutipan ini sesuai dengan hasil penelitian yang penulis lakukan di Kota
pada tangan konsumen. Rantai distribusi yang panjang juga dipengaruhi oleh
17
jarak antara produsen dengan konsumen yang terlalu jauh, sehingga untuk
konsumen.
distribusi yang efisien, maka perusahaan itu akan dapat menguasai pasar.
Kota Probolinggo. Menurut peneliti, rantai pasok ikan lemuru sangat efektif
karena pada rantai pasok ikan lemuru tidak melewati setiap lembaga
pasok yang singkat lebih efektif dan efisien sehingga menjaga kualitas dan
mutu ikan lemuru tetap terjaga. Dengan kualitas ikan yang tetap terjaga
kegiatan jual beli akan terus berlangsung akibat dari rasa kepuasan yang
per kilogramnya.
19
keseluruhan.
Kutipan ini sesuai dengan hasil penelitian yang penulis lakukan di Kota
akhir komoditas ikan kerapu yang lebih mahal. Hal ini diakibatkan oleh banyaknya
keuntungan yang diambil oleh setiap lembaga pemasaran yang dilewati oleh rantai
efektif. Dsietiap lembaga pemasaran terdapat margin pemasaran sebagai laba dan
biaya distribusi yang dibebankan pada niali jual komoditas ikan kerapu, sehingga
harga akhir hingga pada tangan konsumen mengalami kenaikan yang tinggi.
Dari gambar 12, hasil penelitian menunjukkan bahwa harga ikan kerapu
sampai di tangan konsumen memiliki harga sedang mencapai 34.900 rupiah per
kilogramnya.
tambah (value added) bagi suatu industri. Rantai nilai bisa digambarkan
jasa dari tempat produksi, mengirimkan kepada konsumen akhir, dan daur
petani dengan harga yang dibayarkan oleh konsumen. Pasar yang efisien
berarti
kedua sangat efektif karena hanya melewati dua lembaga pemasaran yaitu
yang didapat dalam kualitas yang bagus, harganya relatif lebih murah
Dari gambar 13, hasil penelitian menunjukkan bahwa harga ikan lemuru
sampai di tangan konsumen memiliki harga tinggi mencapai 7.100 rupiah per
kilogramnya.
keseluruhan.
Kutipan ini sesuai dengan hasil penelitian yang penulis lakukan di Kota
banyaknya rantai nilai disetiap lembaga pemasaran. Hal ini diakibatkan oleh
banyaknya keuntungan yang diambil oleh setiap lembaga pemasaran yang dilewati
oleh rantai distribusi ikan lemuru. Dsietiap lembaga pemasaran terdapat marjin
pemasaran sebagai laba dan biaya distribusi yang dibebankan pada niali jual
komoditas ikan lemuru, sehingga harga akhir hingga pada tangan konsumen
mengalami kenaikan yang tinggi. Rantai nilai yang panjang mulai dari nelayan
hingga sampai pada konsumen membuat sauran pemasaran pertama ikan lemuru
pemasarannya.
Dari gambar 14, hasil penelitian menunjukkan bahwa harga ikan lemuru
sampai di tangan konsumen memiliki harga rendah yaitu 5.500 rupiah per
kilogramnya.
tambah (value added) bagi suatu industri. Rantai nilai bisa digambarkan
jasa dari tempat produksi, mengirimkan kepada konsumen akhir, dan daur
petani dengan harga yang dibayarkan oleh konsumen. Pasar yang efisien
berarti
Kutipan ini sesuai dengan hasil penelitian yang penulis lakukan di Kota
Probolinggo. Menurut peneliti, pemasaran ikan lemuru pada saluran kedua sangat
efektif karena hanya melibatkan satu lembaga pemasaran yaitu pedagang besar.
Harga ikan lemuru akhir pada saluran ini hanya mencapai 5.500 rupiah per
kilogramnya. Hal ini wajar terjadi karena pedagang besar mengirimlangsung ikan
lemuru menuju pabrik pengalengan ikan, PT. Marine Southern Product untuk diolah
menjadi ikan kemasan dalam kaleng. Harga yang murah dipengaruhi oleh rantai nilai
pada lembaga pemasaran yang dilalui oleh ikan lemuru. Pedagang besar mengambil
marjin keuntungan sebesar 2.500 rupiah per kilogram dari harga beli di tingkat
24
nelayan dan dari harga tersebut sudah termasuk biaya tenaga kerja dan biaya
pemasaran pertama ikan kerapu mencpai tidak efektif dengan total efisiensi teknis
mencapai 1,51%, total farmer share sebesar 13,03% dan marjin pemasaran sebesar
14,58%.
terdapat margin yang membuat saluran pemasaran pada komoditas tersebut kurang
konsumen. Misalnya produk langsung diantarkan sendiri oleh produsen atau melalui
melalui perantara atau distributor. Distribusi langsung oleh perusahaan akan ada
banyak pertimbangan yang harus dipikrkan dan diperhitungkan oleh pihak produsen.
Misalnya : biaya, control, demand dan coverage terhadap cara distribusi barang
(Marketing, 2002).
dan kondisi pasar yang sifatnya lokal dan serta distributor telah memiliki infrastruktur
25
dan firm image yang cukup berguna dalam mendistribusikan produk (Narus dan
Anderson, 1996).
teknis dan efiisiensi ekonomis. Efisiensi teknis pemasaran dipengaruhi oleh biaya
Kutipan ini sesuai dengan hasil penelitian yang penulis lakukan di Kota
efektif karena melewati berbagai saluran pemasaran mulai dari pedagang besar,
dilewati oleh rantai pasok ikan kerapu, terdapat marjin harga sebagai keuntungan
atau laba yang diambil oleh setiap lembaga pemasaran. Pada saluran pemasaran
pertama ikan kerapu, memiliki efisiensi teknis yang rendah mdengan total mencapai
1,51% karena harus mengeluarkan biaya tenaga kerja dan transportasi yang tinggi.
Farmer share mencapai total 13,03% serta marjin pemasaran mencapai 14,58%. Hal
seehingga harga akhir komoditas ikan kerapu ditingkat konsumen memiliki nilai yang
tinggi mencapai 37.400 rupiah per kilogram dari harga awal di tingkat nelayan
permintaan pasar terpenuhi. Hal ini dapat terjadi karena setiap lembaga pemasaran
pemasaran kedua ikan kerapu sangat efektif dengan nilai total efisiensi teknis
mencapai 1,29 %, total farmer share mencapai 6,61%, marjin pemasaran mencapai
7,85%.
produk, yang disesuaikan dengan harga. Apabila faktor produk dan harga telah
dengan cepat dan efisien dengan menggunakan saluran distribusi yang ada di
pasar.
Kinerja pemasaran distributor dapat dicapai melalui dua elemen utama guna
tetap kompetitif. Pertama adalah efektivitas distributor dan kedua adalah efisiensi
distribusi produk. Melalui efisiensi, diharapkan agar semua proses distribusi menjadi
lebih ekonomis yang dapat dicapai dengan pengendalian biaya (Wijaya, 2003).
teknis dan efiisiensi ekonomis. Efisiensi teknis pemasaran dipengaruhi oleh biaya
Kutipan ini sesuai dengan hasil penelitian yang penulis lakukan di Kota
Probolinggo. Menurut peneliti, saluran pemasaran kedua ikan kerapu sangat efektif
karena hanya melibatkan beberapa lembaga pemasaran yaitu pedagang besar dan
27
antara pedagang besar dengan pedagang pengecer membuat harga ikan di tingkat
konsumen akhir tidak mengalami kenaikan dan kualitas ikan masih dalam keadaan
baik. Hal ini karena perlakuan ikan kerapu lebih sedikit dan marjin harga di tingkat
lembaga pemasran lebih sedikit. Efisiensi teknis yang tinggi dengan total mencapai
1,29% dipengaruhi oleh biaya pemasaran yang dikeluarkan sangat sedikit karena
farmer share mencapai 6,61% dan total marjin pemasaran mencapai 7,85%
pemasaran namun harga ditingkat konsumen tidak mengalami kenaikan yang tinggi
sebesar 34.900 rupiah per kilogram dari harga awal di tingkat nelayan sebesar
pemasaran pertama ikan lemuru kurang efektif dengan total efisiensi teknis
mencapai 9,52 %, total farmer share mencapai 64,52% dan total marjin pemasaran
mencapai 73,76%.
terdapat margin yang membuat saluran pemasaran pada komoditas tersebut kurang
konsumen. Misalnya produk langsung diantarkan sendiri oleh produsen atau melalui
28
melalui perantara atau distributor. Distribusi langsung oleh perusahaan akan ada
banyak pertimbangan yang harus dipikrkan dan diperhitungkan oleh pihak produsen.
Misalnya : biaya, control, demand dan coverage terhadap cara distribusi barang
(Marketing, 2002).
dan kondisi pasar yang sifatnya lokal dan serta distributor telah memiliki infrastruktur
dan firm image yang cukup berguna dalam mendistribusikan produk (Narus dan
dari efisiensi teknis dan efiisiensi ekonomis. Efisiensi teknis pemasaran dipengaruhi
Kutipan ini sesuai dengan hasil penelitian yang penulis lakukan di Kota
lemuru kurang efektif. Lembaga pemasaran tersebut antara lain : pedagang besar,
saluran ini karena disetiap lembaga pemasaran yang dilalui memiliki marjin harga
ikan lemuru. Harga akhir komoditas ikan lemuru yang melewati saluran pertama
hingga sampai pada tangan konsumen sebesar 7.100 rupiah per kilogram dari harga
awal ditingkat nelayan sebesar 3.000 rupiah per kilogramnya. Efisiensi yang rendah
pada saluran pemasaran pertama ikan lemuru dengan total mencapai 9,52%
dipengaruhi oleh banyaknya biaya pemasran yang dikeluarkan oleh setiap lembaga
29
pemasaran. Total farmer share mencapai 64,25% dan total marjin pemasaran
saluran pertama pemasaran ikan kerapu adalah distribusi yang merata pada setiap
daerah karena setiap lembaga pemasaran memiliki pasar atau wilayah masing-
pemasaran kedua ikan lemuru sangat efesien dengan total efisiensi teknis
mencapai 4,4 %, total farmer share mencapai 41,05% dan total marjin pemasaran
mencapai 45,45%.
produk, yang disesuaikan dengan harga. Apabila faktor produk dan harga telah
dengan cepat dan efisien dengan menggunakan saluran distribusi yang ada di
pasar.
Kinerja pemasaran distributor dapat dicapai melalui dua elemen utama guna
tetap kompetitif. Pertama adalah efektivitas distributor dan kedua adalah efisiensi
distribusi produk. Melalui efisiensi, diharapkan agar semua proses distribusi menjadi
lebih ekonomis yang dapat dicapai dengan pengendalian biaya (Wijaya, 2003).
teknis dan efiisiensi ekonomis. Efisiensi teknis pemasaran dipengaruhi oleh biaya
Kutipan ini sesuai dengan hasil penelitian yang penulis lakukan di Kota
Probolinggo. Menurut peneliti, saluran pemasaran kedua ikan lemuru sangat efektif
karena hanya melibatkan satu lembaga pemasaran yaitu pedagang besar. Efisiensi
sehingga presentase efisiensi teknis pemasaran pada saluran kedua sangat rendah
mencapai 4,4%. Total farmer share mencapai 41.05% dan marjin pemasran
mencapai 45,45%. Hal ini menggambarkan keuntungan yang diambil oleh pedagang
besar tinggi dengan marjin 2.500 rupiah per kilogram dari harga awal ditingkat
Marine Southern Product untuk dijadikan ikan kemasan dalam kaleng. PT. Marine
pedagang besar dapat memperkirakan seberapa besar ikan lemuru yang akan
diambil dari nelayan untuk langsung didistribusikan menuju PT. Marine Southern
Product.
terdistribusikannya komoditas ikan lemuru secara merata. Hal ini diakibatkan karena
yang luas sehingga tidak akan mampu memenuhi kebutuhan pasar apabila hanya
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
poin dan ikan tangkapan dominan menggunakan alat tangkap purse seine
2. Rantai pasok pada komoditas tangkapan ikan lemuru dan ikan kakap melalui
3. Rantai nilai ikan kerapu pada saluran pemasaran kedua memiliki keuntungan
yang rendah dengan harga akhir pada tingkat konsumen sebesar 34.900 rupiah
per kilogram dari harga awal di tingkat nelayan sebesar 32.200 rupiah per
kilogram, sedangkan rantai nilai ikan lemuru pada saluran pemasaran kedua
memiliki keuntungan yang rendah dengan harga awal di tingkat nelayan sebesar
2
3.000 rupiah per kilogram dan harga akhir di tingkat konsumen sebesar 5.500
4. Efisiensi pemasaran ikan kerapu terdapat pada saluran kedua dengan total
lemuru terdapat pada saluran kedua dengan total efisiensi teknis mencapai
4,4%.
5.2 Saran
Dari penelitian yang dilakukan mengenai judul analisis rantai pasok ikan hasil
konsumen. Tidak digunakannya rantai dingin yang baik serta banyaknya lembaga
tangan konsumen.
1
DAFTAR PUSTAKA
BPS. 2014. “Kota Probolinggo Dalam Angka”. Badan Pusat Statistik Kota
Probolinggo
Budi, Suseno. 2008. “Analisis Distribusi Efisiensi Pemasaran Produk Dengan
Metode Data Evelopment Analysis (DEA)”. Jurnla Penelitian Ilmu
Teknik Vol 8 (2) : 120-128.
Cahyani, Rochmah. 2013. “Kajian Penggunaan Alt Tangkap Cantrang
Terhadap Kelestarian Sumberdaya Ikan Demersal”. Tesis. Program
Magister Ilmu Lingkungan, Universitas Diponegoro.
Cahyono, S. Andy. 1998. ”Karakteristik Sosial Ekonomi yang Mempengaruhi
PendapatanRumah Tangga Penyadap Getah Pinus di Desa
Somagede, Kebumen, JawaTengah”. Jurnal. Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta.
Dahuri, R. 2002. “Paradigma Baru Pembangunan Indonesia Berbasis
Kelautan”.Orasi Ilmiah Guru Besar Tetap Bidang Pengelolaan
Sumberdaya Pesisir dan Lautan.Bogor : Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan. Institut Pertanian Bogor.
Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, 2003. “Penyebaran Beberapa
Sumberdaya Perikanan di Indonesia”. Departemen Pertanian,
Jakarta.
Faisol, Ahmad. 2012. “Probolinggo, Kota Ikan yang Terus Berbenah”.
Desertasi – Institut Pertanian Bogor
Fajar, Salman. Tibrani. 2014. “Analisis Agroindustri dan Pemasaran Ikan Asin
(Studi Kasus Di Desa Nelayan Kecamatan Bangko, Kabupaten
Rokan Hilir)”. Jurnal Dinamika Pertanian Vol. XXIX No 3 : 283-294.
Fakultas Pertanian, Universitas Islam Riau.
Firdaus, Muhammad. 2010. “Hasil Tangkapan dan Laju Tangkap Unit
Perikanan Cantrang, Tugu dan Kelong”. Makara, Teknologi, Vol. 14
No. 1 : 22-28.
2
Nasution, Aulia. 2014. “Analisis Kinerja Pemasaran PT. Alfa Scorpii Medan”.
Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis Vol. 14 No. 1. Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Harapan, Medan.