LAPORAN SKRIPSI
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DAN KELAUTAN
Oleh :
AZIZ FAHRIZAL
NIM. 115080601111024
SKRIPSI
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DAN KELAUTAN
Oleh :
AZIZ AHRIZAL
NIM. 115080601111024
1
PERNYATAAN ORISINILITAS
NIM :115080601111024
Denganinisayamenyatakandengansebenar-benarnyabahwadalam
Skripsiinibenar-benar merupakanhasil karyasayasendiriyangdibimbingoleh
dosenpembimbingdiFakultasPerikanan danIlmuKelautan.Sepanjang
pengetahuansayajuga tidakterdapat karyayangpernahditulis, pendapat,atau
dibentukorang lain kecualiyangtertulisdalamnaskah inidandisebutkandalam daftar
pustaka.
Penulis,
AZIZ FAHRIZAL
NIM.115080601111024
UCAPAN TERIMAKASIH
Selesainya skripsi ini tidak dapat terselesaikan tanpa bantuan, saran, maupun
masukan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima
kasih kepada:
1. Allah SWT berkat rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat terselesaikan
dengan baik.
2. Dr. Ir. Guntur, MS, selaku Dosen Pembimbing 1 yang memberi masukan,
3. Citra Satrya Utama Dewi., S.Pi, M.Si, selaku Dosen Pembimbing 2 yang
laporan.
4. Dr. H. Rudianto, MA, selaku Dosen penguji 1 yang memberi masukan, krtitik
6. Orang tua dan keluarga yang selalu memberi dukungan, motivasi dan doa
Hadi Pratiwi, Dinda Iqbal Tofani, Desy Setyoningrum, Adi Tya Yanuar, M Ali
Yafi, Ali Akhsan, Doni Fakih, Andre Syafriotman, Abdul Aziz Amin, Arsyil W
i
RINGKASAN
ii
ekonomis penting/target atau non ekonomis penting/non target. Penilaian Range
Collapsedari hasil analisis responden menunjukan bahwa 70.83% menyatakan lokasi
penangkapan semakin sulit dan 29.16% lokasi penagkapan sama saja. Hal ini
menunjukanbahwa lokasi penangkapan ikan yang didapat oleh responden semakin
sulit.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan kekuatan, kesabaran,
dan ketawakalan-Nya kepada penulis hingga penyusunan skripsi ini dapat rampung
dan selesai. Shalawat serta salam kepada junjungan Rasul Muhammad SAW.
merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana kelautan di Fakultas
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna.Oleh karena itu,
masukan dan saran tentang penyusunan skripsi ini sangat diterima.Semoga skripsi ini
dapat bermanfaat baik kepada akademisi, pemerintah atau instansi yang terkait, dan
kebijakan dan aksi dalam mengelola wilayah ini, serta yang berminat untuk melakukan
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN .................................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................... v
1. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 3
1.4 Kegunaan Penelitian ................................................................................ 3
v
3.3 Alat dan Bahan Penelitian ...................................................................... 17
3.3.1 Alat Dan Bahan Jenis Keanekaragaman Sumberdaya Ikan Terumbu17
3.3.2 Alat Dan Bahan Status Sumberdaya Ikan Terumbu ...................... 17
3.4 Metode Pengumpulan Data .................................................................... 17
3.4.1 Data Jenis Keanekaragaman Sumberdaya Ikan Terumbu Ekonomis
Penting .......................................................................................... 17
3.4.2 Data Status Sumberdaya Ikan Terumbu Ekonomis Penting .......... 18
3.5 Analisa data ........................................................................................... 18
3.5.1 Keanekaragaman Sumberdaya Ikan Terumbu Ekonomis Penting . 18
3.5.2 Status Sumberdaya Ikan Terumbu Ekonomis Penting ................... 20
LAMPIRAN ..................................................................................................... 51
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 16. Perhitungan nilai Lm Dan Lc pada ikan terumbu (Lampiran 4) ........... 36
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Variasi metode pengukuran panjang ikan yakni panjang standar (SL),
panjang cagak (FL), dan panjang total (TL). ...................................... 9
Gambar 4. Komposisi ikan terumbu ekonomis penting/ target dan ikan terumbu non
ekonomis penting/ non targe .............................................................................. 40
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 4. Total Produksi Tangkapan Ikan Per Tahun Di Perairan Dobo Kepulauan
Aru. ............................................................................................................................. 54
Lampiran 6. Perhitungan NIlai CPUEPer Tahun Di Perairan Dobo Kepulauan Aru. .... 56
Lampiran 8.Data Panjang Ikan Terumbu Ekonomis Penting Di TPI Aru. ..................... 58
Lampiran 9.Perhitungan Ukuran Ikan Pada Saat Pertama Kali Matang Gonad (Lm) .. 61
Lampiran 10.Perhitungan Ukuran Ikan Pada Saat Pertama Kali Tertangkap (Lc) ....... 69
Lampiran 12.Perhitungan Komposisi Ikan Hasil Tangkapan Nelayan Di TPI Aru. ....... 77
ix
1. PENDAHULUAN
Perikanan ada Tahun 2009 dengan Surat Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan
Nomor 63/Men/2009, dengan perubahan status sebagai Suaka Alam Perairan (SAP)
Aru Tenggara. Kawasan Konservasi Aru Tenggara ditetapkan berdasarkan hasil survei
potensi biofisik maupun sosial ekonomi yang menunjukkan bahwa kawasan ini harus
kotanyayaituKota Dobo.Pulau ini dari waktu ke waktu terus mengalami perubahan baik
secara fisik maupun sosial ekonomi.Hal ini berakibat juga pada perluasan pemukiman
penduduk yang pada gilirannya semakin menyempitnya kawasan hutan baik di darat
rakyat yang masih sangat tergantung pada penyediaan hasil alam. Produkproduk
bahari baik ikan maupun non ikan menghasilkan nilai tambah yang cukup tinggi.Pada
tahun 2012 produkproduk bahari baik ikan maupun non ikan mencapai hasil sebesar
189.632.77 ton, sedangkan pada tahun 2013 produkproduk bahari baik ikan maupun
non ikan mencapai hasil sebesar86.118.21 ton, dari hasil produksi bahariikan maupun
1
non ikan tahun 2012 sampai 2013 mengalamipenurunan (BPS Kepulauan Aru , 2015).
Ancaman yang serius terhadap sektor perikanan dan kelautan, yang terkait
dengan kelestarian sumber daya hayati laut serta pengelolaan dan pengembangan
perikananrelatif tinggi dengan komoditi unggulanya yaitu produksi ikan dan non ikan.
menurunkan populasi ikan yang ada di Perairan Dobo. Hal ini mendorong upaya untuk
maka perlu dilakukan riset dasar dalam mengetahuidata dasar pengelolaan untuk
perikanan berkelanjutan.
gambaran secara kualitatif tentang ikan ekonomis yang ada. Bedasarkan uraian diatas
Kepulauan Aru?
Perairan Dobo Kepulauan Aru ditinjau dengan indikator CPUE, tren ukuranikan,
2
1.3 Tujuan Penelitian
Kepulauan Aru.
Perairan Dobo Kepulauan Aru dengan indikator CPUE, tren ukuran ikan, proporsi
1. Perguruan Tinggi
2. Mahasiswa
berkelanjutan.
3. Masyarakat
penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi untuk pemahaman terhadap
4. Pemerintah Setempat
3
Dapat dijadikan sumber informasi dan rujukan untuk menentukan kebijakan
4
2. TINJAUAN PUSTAKA
5o1950 LS7o613,56. Luas wilayah Kabupaten Kepulauan Aru adalah 6.374,80 km2
dan memiliki 187 buah pulau. Berdasarkan klasifikasi terdapat 5 buah pulau besar
yakni Pulau Wokam, Kobror, Maekor, Trangan dan Kola, 182 buah pulau lainnya
termasuk kategori sedang dan pulau kecil. Kabupaten Kepulauan Aru terdiri dari 3
kecamatan yakni Kecamatan Aru dengan ibukota Dobo, Kecamatan Aru Tengah
dengan ibukota Benjina dan Kecamatan Aru Selatan dengan ibukota Jerol(BPS
antara lain:
Sebelah Barat : Bagian Timur Pulau Kei Besar dan Laut Arafura
dan Samudera Indonesia juga dibayangi oleh Pulau Irian di Bagian Timur dan Benua
5
2.2 Ikan Ekonomis
komuditi tersebut sangat potensial untuk menarik para investor asing yang ingin
Kabupaten Aru yang memiliki nilai ekonomis penting yaitu: Ikan Kuwe, Kerapu,
Baronang, Kakap Merah, Kakap Putih, Lencam. Berikut karakteristik ikan terumbu
ekonomis penting di perairan DoboKepulauan Aru yaitu :ikan kerapu digolongkan pada
6
famili Serranidae, genus Ephinephelus, ikan ini memiliki ciri bentuk tubuh compresed,
dan warna tubuh coklat dengan corak tubuh spot. Ikan Beronang digolongkan pada
famili Siganidae, genus Siganus,ikan ini memiliki ciri bentuk tubuh compresed, warna
tubuh putih kebiru-biruan dan corak hitam di bagian kepala. IkanKuwe digolongkan
pada famili Carangidae, ikan ini memiliki berbentuk oval dan pipih,warna tubuhnya
bervariasiyaitubiru bagian atas dan perak hingga keputih-putihan dibagian bawah. Ikan
karang atau terumbu karang. Ikan tersebut mempunai ciri tubuh yang bulat pipih
dengan sirip memanjang sepanjang punggung dan ikan ini banyak ditemui di perairan
dengan sebutan ikan emperor. Ikan ini merupakan kelompok ikan target nelayan yang
Musim ikan setiap tahunnya terbagi atas musim awal,musim panen dan musim
paceklik atau musim tidak ada ikan.Musim awal terjadi pada bulan Oktober dan
November, musim panen terjadi pada bulan Desember sampai Maret, sedangkan
musim paceklik biasanya terjadi bersamaan dengan musim kemarau yaitu pada bulan
2005).
dari bulan September hingga Januari (Djamali et al., 1998). Ikan beronang bulan Juni
dan Juli berikutnya April sampai Juni, kelimpahannya relatif lebih besar di perairan
Teluk Banten, disekitar Teluk Grenyang (pantai barat Teluk Banten) selain itu juga
7
ditemukan di Teluk Pamutus, Air Asuk, Ladan dan Teluk Putih di Natuna (Naaminet al.,
1986). Musim ikan kakak tuadi perairan Semenanjung Nagasaki di Barat Laut Kyushu,
Jepang, diketahui musim puncaknya terjadi selama bulan Juli dan Agustus (Kume et
al., 2009).Ikan kerapu, beronang, kakak tua, merupakan ikan yang memiliki sebaran
yang luas pada daerah pesisir tropis dan subtropis di Samudra Hindia dan Pasifik
Barat.Secara umum ikan tersebut hidup di terumbu karang, perairan dangkal dengan
kedalaman berkisar antara 3-20 m, dasar laut berbatu dan berpasir (Gunderman et al,
Catch per unit effort (CPUE) didefinisikan sebagai laju tangkap perikanan
per tahun yang diperoleh dengan menggunakan data time series. Effort atau
upaya penangkapan ikan didefinisikan sebagai jumlah waktu yang dihabiskan untuk
Tujuan menggunakan indikator perhitungan Catch per unit effort (CPUE) ialah
untuk mengetahui trend perubahan status stok ikan perikanan yang ingin kita amati
dari waktu ke waktu. Trend CPUE yang menunjukkan kecenderung menurun bisa
dijadikan sebagai indikasi bahwa telah terjadi kecenderungan yang akan berdampak
negatif terhadap stok ikan yang dimaksud atau bahkan kecenderungan overfishing
(Walpole, 1993).
Ukuran ikan atau biasa disebut dengan istilah morfometrik merupakan bentuk
pengukuran yang dapat mencakup beberapa bagian, yaitu panjang total (TL), panjang
standar (SL), dan panjang cagak (FL). Ukuran panjang total (TL) diukur mulai dari
standar (SL) diukur mulai dari bagian terdepan pangkal sirip ekor (Lagler, 1961
8
dalamEffendie, 1979).Pengukuran morfometrik ikan dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1.Variasi metode pengukuran panjang ikan yakni panjang standar (SL),
panjang cagak (FL), dan panjang total (TL).
Pengambilan data ukuran ikan baik ukuran panjang total (TL) maupun panjang
standar (SL) bertujuan untuk mengetahui ukuran panjang ikansebagai data untuk
mengetahui data suhu perairan, dapat diduga mortalitas total (M) (Pauly, 1987),
selanjutnya dapat diduga laju eksploitasi dari suatu unit stok. Jika terjadi penurunan
tangkap lebih (overfishing) pada perairan tersebut (Jackson et al., 2001; Orensanz et
al.,1998).
keberlanjutan status spesies ikan bisa juga menggunakan parameter Data panjang
ikan pertama kali matang gonad (Lm) dan panjang ikan pertama kali tertangkap (Lc).
Data panjang ikan pertama kali matang gonad digunakan untuk mengetahuipanjang
ikan yang boleh ditangkap dengan tujuan agar kelestarian sumber dayaikan nila tetap
terjaga, yaitu dengan mencari data panjang berat dan tingkat kematangan gonad,
sedangkan data panjang ikan pertama kali tertangkap digunakan untuk mengetahui
ukuran ikan yang tertangkap yang belum sempat matang gonad atau dengan kata lain
9
belum sempat melakukan recruitment, maka sumber daya ikan itu akan cenderung
punah.Hal itu mungkin terjadi karena ikan belum diberikan kesempatan untuk
Ikan yuana (juvenile) merupakan ukuran suatu tahap dalam pertumbuhan ikan
yang belum masuk kategori ukuran dewasa (mature). Unit satuan yang digunakan
untuk indikator proporsi ikan yuana (juvenile) yang ditangkap ialah (ton,kg,% proporsi)
yang dibandingkan dengan biomasa ikan secara keseluruhan dari hasil tangkapan
dilakukan dengan metode sampling yaitu melihat proporsi ikan berdasarkan ukuran
ikan. Hal tersebut untuk melihat biomasa ikan yang masih berukuran yuana
(juvenile) yang ditangkap, sehingga dapat diketahui proporsi ikan yuana (juvenile)
terhadap ikan hasil tangkapan dari suatu alat tangkap. Selain itu dapat juga melalui
responden yang dianggap memiliki informasi dan pengetahuan yang luas tentang
2008).
yang belum masuk kategori ukuran dewasasalah satunya dengan mengetahui tingkat
kematangan gonad. Secara umum mudah dilakukan oleh para peneliti yaitu
dan yang tidak. Dari pengetahuan tahap perkembangan gonad ini juga akandidapatkan
10
keterangan bilamana ikan tersebut akan memijah, baru memijah atau sudah selesai
memijah.
target penangkapan dan spesies yang bukan target penangkapan terhadap jumlah
seluruh hasil tangkapan dari suatu alat tangkap, unit indikator untuk menentukan
komposisi spesies ikan dan non-ikan yang menjadi target penangkapan dan yang
11
2.8 Range Collapes Sumberdaya Ikan
Range collapse adalah suatu fenomena yang umum terjadi pada stok
ikan jika stok ikan yang bersangkutan mengalami kondisi overfishing. Secara
teknis, range collapse didefinisikan sebagai a rapid reduction of spatial area occupied
by a fish stock yakni pengurangan drastis wilayah/ruang spasial ekosistem laut yang
biasanya dihuni oleh stok ikan tertentu. Untuk menentukan ada tidak range collapse
ini, maka indikator yang paling mudah adalah melihat apakah terjadi indikasi
terhadap semakin sulitnya mencari lokasi penangkapan ikan (fishing ground), karena
secara spasial, wilayah penangkapan ikan menjadi semakin jauh dari lokasi fishing
range collapse akan semakin sulit untuk ditangkap karena telah terjadi penyusutan
secara spasial dari biomassa stok ikan yang bersangkutan (Soenanthi, 2006).
Berdasarkan kategori IUCN Red List Endangered (EN) atau Genting species
yaitu kategori yang diterapkan pada takson yang tidak termasuk dalam
dan dimasukkan ke dalam kategori Extinct in the Wild jika dalam waktu dekat tindakan
dampak negatif terhadap spesies maka kegiatan penangkapan tersebut bersifat tidak
12
sustainable (Lagler et al., 1977).
13
3. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2015 di wilayah Kota Dobo.Lokasi
identifikasi sampel.
14
3.2 Prosedur Penelitian
penting dan prosedur mengetahui status sumberdaya ikan terumbu ekonomis penting.
Prosedur dalam penelitian ini dimulai dari tahap survei, penentuan lokasi
sampel, pengambilan sampel, dan analisis data. Analisis untuk jenis keanekaragaman
Prosedur dalam penelitian ini dimulai dari tahap survei, penentuan lokasi
sampel, pengambilan sampel, dan analisis data. Analisis untukstatus sumberdaya ikan
CPUE, tren ukuran ikan, proporsi ikan juvenile, komposisi spesies hasil
15
Survei
Penentuan
Lokasi
Pendataan
Identifikasi status
Identifikasi Jenis sumberdaya ikan dengan
Keanekaragaman Jenis indikator CPUE, trend
Dengan 3 Indikator Yaitu ukuran ikan, proporsi ikan
juvenile, komposisi spesies,
Indeks Keanekaragaman
range
(H), Indeks Keseragaman collapse,endanggered
(E), Indeks Dominansi (D). species
Hasil
keanekaragaman
jenis dan status
sumberdaya ikan
terumbu ekonomis
penting
16
3.3 Alat dan Bahan Penelitian
Alat dan bahan penelitian ini diukur secara in situ dan terbagi menjadi 2 yaitu
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah buku
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah meteran
digunkan untuk mengukur panjang tubuh ikan, timbangan digital digunakan untuk
mengukur berat tubuh ikan, section set digunakan untuk membedah tubuh ikan, alat
tulis digunakan untuk mencatat data pada saat di lapangan, kamera digital digunakan
17
data dilakukan dengan mencatat hasil tangkapan ikan terumbu oleh nelayan dan
Hasil tangkapan ikan oleh nelayan dan dari perusahaan perikanan (coldstorage)
untuk mengetahui jenis spesies dan keanekaragaman. Selain itu digunakan untuk
melihat dan memahami gejala-gejala yang ada di lapang dengan wawancara kepada
nelayan.
timbangan digital. Data panjang dan berat tubuh ikan yang tertangkap oleh nelayan
dan dari perusahaan perikanan (coldstorage) sebagai parameter ikan yang tertangkap
kondisi anakan atau dewasa. Dalam pengukuran parameter kematangan gonad ini
18
indeks keanekaragaman ditentukan bilamana indeks keanekaragamannya mempunyai
H = - pi ln pi
Dimana :
H= Indeks keanekaragaman
semakin besar nilai E menunjukkan kelimpahan yang hampir seragam dan merata
antar spesies (Odum, 1971). Adapun rumus dari indeks keseragaman (E) yaitu:
E= =
Keterangan:
E = Indeks keseragaman
H = Indeks keanekaragaman
S = Jumlah jenis
19
Tabel 4.Indek Keseragaman Jenis Ikan
NO Keseragaman (E) Kategori
1 0,00 < E < 0,50 Komunitas Tertekan
2 0,50 < E < 0,75 Komunitas Labil
3 0,75 < E < 1,00 Komunitas Stabil
D=
Keterangan :
Catch per unit effort (CPUE) didefinisikan sebagai laju tangkap perikanan yang
diperoleh dengan menggunakan data time series. Effort atau upaya penangkapan ikan
didefinisikan sebagai jumlah waktu yang dihabiskan untuk menangkap ikan di wilayah
20
perairan tertentu. Hasil data CPUE kemudian disesuaikan dengan penilaian batas
CPUE =
dimana :
B. Ukuran Ikan
Ukuran panjang panjang pada saat matang gonad (Lm), didefinisikan sebagai
ukuran panjang dari 50 % semua individu yang matang gonad, contoh sebagai ukuran
panjang dari 50% semua betina yang memiliki ovigerous, atau ukuran panjang 50%
dari semua ikan betina yang memiliki ovarium pada fase perkembangan. Untuk
(Udupa, 1986).Hasil data ukuran ikan kemudian disesuaikan dengan penilaian batas
Ukuran pertama kali matang gonad pada ikan dapat diduga dengan
Log m =xk+ ( )
21
Dengan selang kepercayaan 95%, maka:
Log m =[ [ ] ]
Dimana:
xk = logaritma nilai tengah pada saat pertama kali matang gonad 100%;
Sedangkan perhitungan ukuran panjang ikan pada saat tertangkap (Lc) yaitu :
Ln(1/SL-1) = S1-S2*L
SL estimasi =
SL observasi = X,y
Dimana :
S1 : Intercept
S2 : Slope
L = L50% = Lc = S1/S2
22
Tabel 7.Kategori penilaian ukuran ikan
NO Kategori
1 Trend ukuran rata-rata ikan kecil
2 Trend ukuran relatif tetap.
3 Trend ukuran besar.
Metode yang digunakan untuk analisis proporsi ikan yuwana (juvenile) ialah
dengan membuat data komposisi spesies yang termasuk ukuran yuwana dengan
parameter tingkat kematangan gonad ikan dari hasil tangkapan yang didapat, Hasil
data proporsi ikan yuwana (juvenile) kemudian disesuaikan dengan penilaian batas
toleransi suatu perairan tergolong sudah sesuai atau tidak.Berikut kriteria tingkat
23
Tabel9.Kategori penilaian proporsi ikan yuwana (juvenile).
NO Kategori
1 Banyak sekali (> 60%)
2 Banyak (30 - 60%)
3 Sedikit (<30%)
D. Komposisi Spesies
observasi secara langsung dan berdasarkan hasil wawancara nelayan untuk melihat
jumlah ikan, baik yang merupakan spesies target dan non target (bycath) dari hasil
tangkapan suatu alat tangkap. Hasil data komposisi spesies ikan kemudian
disesuaikan dengan penilaian batas toleransi suatu perairan tergolong sudah sesuai
atau tidak.
E. Range Collapse
Metode yang digunakan untuk analisis Range Collapse ialah dengan hasil
lokasi penangkapan ikan (fishing ground) karena secara spasial wilayah penangkapan
ikan menjadi semakin jauh dari lokasi fishing ground sebelumnya. Hasil data range
24
Menurut Toni Ruchimat (2013) dalam modul penilaian pengelolaan perikanan
F. Endangered Spesies
dengan membandingkan ikan hasil tangkapan dengan daftar organisme yang masuk
IUCN. Kemudian dulakukan analisis komposisi hasil tangkapan ikan yang termasuk
kategori Endangered species agar dapat terlihat trend jumlah populasi spesies yang
penilaian batas toleransi suatu perairan tergolong sudah sesuai atau tidak.
mengacu pada ancaman kepunahan ikan yang sesuai dengan Tabel 12.
25
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
astronomis terletak antara 6- 6.5 Lintang Selatan dan 13330' -13630' Bujur Timur.
Luas daratan di wilayah Kabupaten Kepulauan Aru 6.426.77 Km2. Secara topografi
Perairan Dobo berupa dataran rendah dan berawa-rawa yang memiliki luas 907.39
Perairan Dobo memiliki potensi perikanan karang yang cukup melimpah dan
umum yang bergantung pada kondisi alam khususnya sumberdaya ikan sebagai
Iklim di Perairan Dobo dipengaruhi oleh laut banda, laut arafura, samudera
Indonesia, pulau Irian di bagian timur dan benua australia di bagian selatan,sehingga
atau musim kemarau dimana keadaan berlangsung dari bulan aprilsampai oktober,
desember sampai februari, musim pancaroba berlangsung pada bulan Maret atau April
26
4.2 Struktur Komunitas Ikan Terumbu Ekonomis Penting
4.2.1 Indeks Keanekaragaman Jenis
kestabilan suatu komunitas. Keanekaragaman jenis ikan terumbu yang didapat pada
penelitian ini terdapat 6spesies ikan, yaitu ikan kuwe, ikan kerapu sunu, ikan kakap
merah, ikan kakap putih, ikan baronang, ikan lencam.Nilai perhitungan indeks
tangkapan ikan dari Perairan Dobo diketahui memiliki nilai keanekaragaman jenis ikan
sebesar 1.07.Nilai tersebut diperoleh dari total 6 spesies ikan dan 184 jumlah individu
seluruh spesies ikan yang ditemukan dan diolah dengan menggunakan perhitungan
Makasar memiliki nilai indeks keanekaragaman jenis ikan terumbu lebih tinggi dengan
didapatkan nilai 2.55 (Zulfianti, 2014). Untuk wilayah lainya seperti Perairan Kayoa,
Maluku Utara nilai indeks keanekaragaman jenis ikan terumbu didapatkan nilai 3.31,
perbedaan 2 wilayah perairan ini terhadap nilai indeks keanekaragaman jenis ikan di
Perairan Dobo diduga karena tingginya ketersedian nutrisi bagi ikan terumbu sehingga
27
Menurut Chuo (1984) dalam Soegianto (1994)dalampenilaian indeks
tergolong kategori rendah, dimana nilai indeks keanekaragaman nya kurang dari 2.0
Kepulauan Aru ini diduga oleh ketersedian nutrisi bagi ikan terumbu sehingga
kelimpahan yang hampir seragam dan merata antar spesies dalam satu lokasi.
Keseragaman jenis ikan terumbu yang didapat pada penelitian ini terdapat 10spesies
ikan, yaitu ikan kuwe, ikan kerapu sunu, ikan kakap merah, ikan kakap putih, ikan
Lampiran 2.
28
Tabel 14.Ikan Hasil Tangkapan Nelayan Di Perairan Dobo.
No Jumlah
Nama Lokal
( Individu)
1 Ikan Kuwe 35
2 Ikan Kerapu Sunu 26
3 Ikan Kakap Merah 33
4 Ikan Kakap Putih 31
5 Ikan Baronang 28
6 Ikan Lencam 31
Sumber:Diolah dari Lampiran 2.
tangkapan ikan dari Perairan Dobo diketahui memiliki nilai keseragaman jenis ikan
sebesar 0.60. Nilai tersebut diperoleh dari total 6 spesies ikan dan 184 jumlah individu
seluruh spesies ikan yang ditemukan dan diolah dengan menggunakan perhitungan
Makasar memiliki nilai indeks keseragaman jenis ikan terumbu lebih tinggi dengan
didapatkan nilai 0.81 (Zulfianti, 2014). Sedangkan wilayah lainya seperti Perairan
Kayoa, Maluku Utara nilai indeks keseragaman jenis ikan terumbu didapatkan nilai
0.93, perbedaan 2 wilayah perairan ini terhadap nilai indeks keseragaman jenis ikan di
Perairan Dobo disebabkan karena kelimpahan spesies ikan dapat dikatakan sama dan
labil, dimana nilai indekskeseragaman nya lebih dari 0.50 dan kurang dari 0.75 yaitu
sebesar 0.60, rendah nya nilai keseragaman jenis ikan terumbu di Perairan Dobo
Kepulauan Aru dibandingkan dari dua lokasi yang lainnya diduga tingginya ketersedian
nutrisi bagi ikan terumbu sehingga mempengaruhi keseragaman jenis ikan terumbu.
29
4.2.3 Indeks Dominansi
kecilnya dominansi jenis dalam satu lokasi. Dominansi jenis ikan terumbuyang didapat
pada penelitian ini terdapat 6spesies ikan, yaitu ikan kuwe, ikan kerapu sunu, ikan
kakap merah, ikan kakap putih, ikan baronang, ikan lencam.Nilai perhitungan indeks
tangkapan ikan terumbu ekonomis penting dari Perairan Dobo diketahui memiliki nilai
dominansi jenis ikan sebesar 0,00089. Nilai tersebut diperoleh dari total 6 spesies ikan
dan 184 jumlah individu seluruh spesies ikan yang ditemukan dan diolah dengan
lampiran 3.
Makasar memiliki nilai indeks dominansi jenis ikan terumbu lebih tinggi dengan
didapatkan nilai 0.79 (Zulfianti, 2014). Sedangkan wilayah lainya seperti Perairan
Kayoa, Maluku Utara nilai indeks dominansi jenis ikan terumbu didapatkan nilai 0.41,
perbedaan 2 wilayah perairan ini terhadap nilai indeks dominansi jenis ikan di Perairan
Dobo disebabkan karena terdapatnya spesies ikan terumbu yang mendominansi salah
30
Menurut Odum(1971) dalam Fachrul (2007) penilaian indeks dominansi jenis
dimana nilai indeks dominansi nya kurang dari 0.00-0.50 yaitu sebesar 0.00089,
rendahnya nilai dominansi jenis ikan terumbu di Perairan Dobo Kepulauan Aru ini
diakibatkan oleh tekanan yang besar terhadap penangkapan ikan terumbu ekonomis
penting. Dalam hal ini aktifitas eksploitasi terhadap sumberdaya ikan terumbu ini
Sesuai pada tabel indikator Catch Per Unit Effort (CPUE) baku memiliki penilian
yang penting. Hal ini dikarenakan kuatnya hubungan antara CPUE dengan status
biomassa stok ikan, sehingga indikator ini banyak digunakan sebagai pengganti pada
Ikan,2013).
160,000
140,000
120,000
100,000
80,000
60,000
40,000
20,000
0,000
2011 2012 2013 2014
Hasil nilai CPUE dalam
4 tahun terakhir di 134,297 113,259 95,633 84,602
perairan Dobo
tahun terakhir terjadi perbedaan hasil tangkapan.Tahun 2011 didapatkan nilai CPUE
31
sebanyak 134,297 kg/trip, Tahun 2012 didapatkan nilai CPUE sebanyak 113,259
kg/trip,Tahun 2013 didapatkan nilai CPUE sebanyak 95,653 kg/trip, dan Tahun 2014
sebanyak 84,602 kg/trip. Pada Tahun 2011-2012 nilai CPUE menurun 15,66 %, pada
Tahun 2012-2013 nilai CPUE menurun 15,56 %, dan pada Tahun 2013-2014 hasil nilai
nilai CPUE selama kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir, kategori penilaian laju
pemanfaatan sumber daya ikan terumbu ekonomis penting di sekitar Perairan Dobo
sudah cukup tinggi. Pada kondisi demikian peningkatan jumlah upaya penangkapan
dapat menyebabkan penurunan hasil tangkapan ditahun-tahun yang akan datang. Hal
ini dikarenakan biomassa stok adalah suatu sumber daya terbatas yang diupayakan
untuk setiap kapal bertambah kecil sejalan dengan semakin banyaknya kapal yang
mulai intensif pada tahun 1999 ditandai dengan masuknya nelayan yang berasal dari
Sulawesi Selatan ke Dobo yang menangkap ikan terumbu khususnya dari family
32
Serranidae. Salah satu jenis ikan yang menjadi target utama penangkapan dan
dianggap berkurang selama 4 tahun terakhir adalah kerapu, hal ini banyak terjadi di
leopardus pada umumnya sangat melimpah namun saat ini sudah mulai menurun
Solomon dan Samoa Barat Plectropomus leopardus telah menjadi spesies yang
Panjang ikan pertama kali matang gonad penting diketahui karena dengan
lingkungan perairan yang baik serta aktivitas penangkapan yang berkelanjutan. Pada
penelitian ini terdapat 6 sampel spesies ikan terumbu yang masing-masing baik jenis
kelamin jantan atau betina memiliki nilai panjang pertama kali matang gonad (Lm) yang
berbeda-beda, dimana jenis-jenis ikan tersebut diantaranya ikan kuwe, ikan kerapu
sunu, ikan kakap merah, ikan kakap putih, ikan baronang, ikan lencam.
panjang pertama kali matang gonad ikan terumbu tertinggi pada jenis kelamin jantan
yaitu spesies kakap merah sebesar 29.92 cm dan terendah pada spesies lencam
sebesar 26.44 cm (Tabel 16). Sedangkan pada jenis kelamin betina ukuran panjang
pertama kali matang gonad ikan terumbu tertinggi yaitu spesies kerapu sunu sebesar
33
B. Panjang Pertama Kali Tertangkap (Lc)
Ukuran panjang ikan pertama kali tertangkap (Lc) diperoleh dengan cara
memplotkan panjang total ikan berdasar kail kelompok panjang dengan jumlah ikan
tertangkap dengan alat tangkap tertentu. Pada penelitian ini terdapat 6 sampel spesies
ikan terumbu yang masing-masing baik jenis kelamin jantan atau betina memiliki nilai
panjang pertama kali tertangkap (Lc) yang berbeda-beda, dimana jenis-jenis ikan
tersebut diantaranya ikan kuwe, ikan kerapu sunu, ikan kakap merah, ikan kakap putih,
pertama kali tertangkap ikan terumbu tertinggi pada jenis kelamin jantan yaitu spesies
kakap putih sebesar 33.62 cm dan terendah pada spesies lencam sebesar 27.37 cm
(Tabel 16). Sedangkan pada jenis kelamin betina ukuran panjang pertama kali
tertangkap ikan terumbu tertinggi yaitu spesies sunu sebesar 33,62 cm dan terendah
Perbandingan ukuran panjang ikan pertama kali matang gonad dangan ukuran
panjang ikan pertama kali tertangkap pada 6 sampel spesies ikan terumbu ini
diantaranya ikan kuwe,ikan kerapu sunu, ikan kakap merah, ikan kakap putih, ikan
baronang, ikan lencam dapat diasumsikan untuk mengetahui layak atau tidaknya ikan
34
Dari keenam sampel ikan terumbu ekonomis penting di Perairan Dobo
perhitungan nilai ukuran panjang ikan pertama kali tertangkap lebih besar
dibandingkan nilai ukuran panjang ikan pertama kali matang gonad (Tabel 17). Hal ini
di asumsikan bahwa ikan terumbu ekonomis penting yang tertangkap oleh nelayan
Idealnya panjang ikan pertama kali tertangkap (Lc) lebih besar dari pada
pertama kali matang gonad (Lm) (Herianti dan Djamal, 1993), sehingga kelestarian
Dobo tergolong ukuran rata-rata ikan terumbu mayoritas besar (Tabel 18).
35
Tabel17.Perhitungan nilai Lm Dan Lcpada ikan terumbu.
Lm
Lm Lc
Spesies (dalam Keterangan
(hasilperhitungan) (hasilPerhitungan)
FishBase)
Kerapu SunuJantan = tidak ada41 cmJantan = tidak adaLm <Lc
Betina = 30 cmBetina = 33.62 cm
berpendekatan ekosistem (EAFM) dalam kaitannya proporsi ikan juvenile yang ditinjau
dari tingkat kematangan gonad ikan.Dari jumlah total 64 individu ikan yang tertangkap
termasuk kedalam TKG 1 dengan jumlah 7 ekor atau 11% dari total jumlah individu
ikan terumbu yang tertangkap, TKG 2 dengan jumlah33 ekor atau 50% dari total
jumlah individu ikan terumbu yang tertangkap, TKG 3dengan jumlah17 ekor atau 28%
dari total jumlah individu ikan terumbu yang tertangkap danTKG 4 dengan jumlah7
ekor atau 11% dari total jumlah individu ikan terumbu yang tertangkap.
36
Kondisi akan pemahaman nelayan tentang pemanfaatan ikan dewasa masih
rendah dan masih tingginya permintaan pasar ekspor terhadap jenis ikan terumbu
(kerapu sunu dan kakap), hal ini yang menyebabkan nelayan semakin tinggi laju
ikan.
Hal itu terlihat jelas pada hasil penelitian ini mengenai rata-rata ikan terumbu
ekonomis penting dalam indikator tingkat kematangan gonad ikan, dimana 50% ikan
terumbu yang tertangkap oleh nelayan tergolong TKG 2 yang artinya kondisi morfologi
ikan masih tahap perkembangan (maturing), sedangkan ikan yang dikatakan layak
tangkap hanyasebanyak 11% atau tergolong TKG 4 yang artinya ikan sudah
11% 11%
TKG 1
TKG 2
28%
TKG 3
50% TKG 4
37
4.3.5 Komposisi Spesies
terdiri dari ikan terumbu ekonomis penting (target) ataupun ikan terumbu nonekonomis
penting (Non target). Untuk komposisi ikan terumbu ekonomis penting (target) terdiri
dari 184 ekor atas 6 spesies yang diantaranya ikan kuwe, ikan kerapu sunu, ikan
kakap merah, ikan kakap putih, ikan baronang, ikan lencam. Sedangkan ikan terumbu
non ekonomis penting (non target) terdiri dari 17 ekor atas 4 spesies yang diantaranya
ikan jenaha, ikan amplas, ikan pang-pang, ikan kaci. Komposisi hasil tangkapan
2 Ikan Kerapu 26
Sunu
3 Ikan Kakap 33 79.01 Target/Ekonomis
Merah Penting
4 Ikan Kakap 31
Putih
5 Ikan Baronang 28
6 Ikan Lencam 31
Ikan
7 Amplas 3 Non Target/Non
8 Ikan Kaci 7 20.98 Ekonomis Penting
9 Ikan 4
PangPang
10 Ikan Jenaha 3
Sumber : Diolah dari Lampiran 12.
Menurut Toni Ruchimat (2013) dalam modul (EAFM) secara keseluruhan total
hasil tangkapan nelayan di Perairan Dobo lebih banyak tertangkap ikan taget dengan
presentase 79.01% dan non target sebesar 20.98%. Komposisi hasil tangkapan target
38
21%
Ikan Ekonomis
Penting/ Target
Ikan Non Ekonomis
Penting/ Non target
79%
Gambar 4. Komposisi ikan terumbu ekonomis penting/ target dan ikan terumbu non
ekonomis penting/ non target
berpendekatan ekosistem (EAFM) dalam kaitannya status spesies ikan yang kritis,
terancam dan dilindungi (ETP) diantara hasil tangkapan nelayan di Perairan Dobo
atau ikan terumbu non ekonomis penting (non target), seperti ikan kerapu sunu, ikan
baronang, ikan kuwe, ikan kakap merah, ikan kakap putih, ikan lencam, ikan jenaha,
ikan pang-pang, ikan kaci, ikan amplas,keseluruhan tidak ada yang termasuk hewan
dilindingi atau tergolong kedalam daftar IUCN (Tabel 22 dan Tabel 23).
39
Table 22.Keterangan spesies ikan terumbu dalam IUCN.
No Nama Lokal Persentase Kategori Keterangan List
% penangkapan IUCN
(IUCN, 2014)
mencari lokasi penangkapan ikan (fishing ground), nelayan di Perairan Dobo tergolong
40
semakin sulit dan 29.16% menyatakan lokasi penagkapan sama saja (Gambar 7).
Semakin sulit mencari lokasi penangkapan ikan maka semakin bertambah jauh lokasi
pengngkapan dan semakin berkurangnya hasil tangkapan nelayan dalam kurun waktu
5 (lima) tahun terakhir. Daya jelajah penangkapan ikan yang di lakukan oleh nelayan
setempat pada lima tahun yang lalu hanya berkisar di sekitar wilayah Perairan Dobo
saja, tetapi untuk saat ini nelayan melakukan penangkapan hingga ke Perairan Enu
domain sumberdaya ikan berdasarkan hasil analisis EAFM ditampilkan dalam Tabel 25
di bawah ini :
41
Table 25.Analisis Komposit Domain Sumber Daya Ikan
42
DEFINISI/ MONITORING/ BOBOT
INDIKATOR KRITERIA DATA ISIAN SKOR
PENJELASAN PENGUMPULAN (%)
(total lenght) spesies ikan
tubuh ikan , alat memiliki nilai
yang dipakai Lc>Lm.Hal ini
mengukur tubuh menjelaskan
ikan bahwa ukuran
menggunakan rata-rata ikan
penggaris atau yang
meteran. ditangkap
tergolong
besar
3. Proporsi Persentase *Data yang 1 = banyak sekali hasil analisis
ikan yuwana ikan yang digunakan untuk (> 60%) penelitian
(juvenile) ditangkap analisis 2 = banyak (30 - menunjukan
yang sebelum perhitungan 60%) bahwa yang
ditangkap mencapai proporsi ikan 3 = sedikit (<30%) tergolong
umur dewasa yuwana (juvenile) kedalam TKG
(maturity) diperoleh melalui 1 sebesar 11
indikator tingkat %, TKG 2
kematangan sebesar 50
gonad dari %, TKG 3
masing-masing sebesar 28%,
ikan terumbu dan TKG 4
yang tertangkap. sebesar
11%,TKG 1
15
ikan yang
tertangkap
rata-rata lebih
dominan TKG
II. Hal ini
menunjukan
proporsi ikan
yang
tertangkap
sebelum
umur dewasa
tergolong
banyak
sekali.
Spesies target Data yang 1 = proporsi target Hasil analisis
4. yang digunakan untuk lebih sedikit (< penelitian
Komposisi dimanfaatkan, analisis 15% dari total menunjukan
spesies spesies non perhitungan volume) bahwa
hasil target yang komposisi 2 = proporsi target presentase
tangkapan dimanfaatkan spesies hasil sama dgn non- untuk ikan
dan tidak tangkapan target (16-30% target
dimanfaatkan diperoleh dari dari total volume) sebesar 3 10
perbandingan 3 = proporsi target 79.01% dan
hasil tangkapan lebih banyak (> 31 non target
target (ikan % dari total sebesar
terumbu volume) 20.98%., hal
ekonomis ini
penting) dan non menunjukan
target. bahwa hasil
43
DEFINISI/ MONITORING/ BOBOT
INDIKATOR KRITERIA DATA ISIAN SKOR
PENJELASAN PENGUMPULAN (%)
tangkapan
target
jumlahnya
lebih besar
dari non
target.
5. "Range lokasi Data yang 1 = semakin sulit, Hasil analisis
Collapse" penangkapan digunakan untuk tergantung spesies responden
sumberdaya ikan yang analisis target menunjukan
ikan semakin jauh perhitungan jarak 2 = relatif tetap, bahwa
lokasi tergantung spesies mengenai
penangkapan target lokasi
diperoleh melalui 3 = semakin penangkapan
wawancara mudah, tergantung ikan di
denngan nelayan spesies target perairan
Di Perairan Dobo dobo,
Kepulauan Aru. 70.83%
responden
mengatakan
lokasi
1
penangkapan 5
semakin sulit
dan 29.16%
menyatakan
lokasi
penagkapan
sama
saja.,Hal ini
menunjukan
bahwa lokasi
penangkapan
ikan yang
didapat oleh
responden
semakin sulit
6. Spesies Populasi Data yang 1= terdapat Hasil analisis
ETP spesies ETP digunakan untuk individu ETP yang responden
(Endangered analisis tertangkap tetapi menunjukan
species, endangered tidak dilepas; bahwa
Threatened spesies diperoleh 2 = tertangkap mengenai
species, and melalui tetapi dilepas status ikan
Protected wawancara 3 = tidak ada yang
species) nelayan terhadap individu ETP yang dilindungi Di
sesuai dengan status ikan yang tertangkap Perairan
3 10
daftar IUCN. dilindungi. Dobo
responden
mengatakan
kurang
mengetahui
status
sumberdaya
dari ikan
terumbu,
44
DEFINISI/ MONITORING/ BOBOT
INDIKATOR KRITERIA DATA ISIAN SKOR
PENJELASAN PENGUMPULAN (%)
menurut
daftar
perbandingan
IUCN hasil
tangkapan
spesies ikan
terumbu Di
Perairan
Dobo tidak
terdapat
kedalam
status
ETP.hal ini
menunjukan
bahwa tidak
ada satupun
ikan terumbu
yang
tertangkap
dengan status
yang
dilindungi
sedikit dengan diberi skor 2.Indikator ukuran ikan menunjukan bahwa ukuran rata-rata
ikan yang ditangkap tergolong besar dengan diberi skor 3.Indikator proporsi ikan
diberi skor 1.Indikator Endangered Spesies menunjukan bahwa tidak ada satupun ikan
terumbu yang tertangkap dengan status yang dilindungi dengan diberi skor 3.
Total nilai keseluruhan dalam status sumber daya ikan yang ada di Perairan
Dobo KepulauanAru yaitu sebesar 2.17, hal ini menunjukan tergolong kriteria baik
yang ditandai dengan warna hijau cerah.Kesimpulan terhadap status sumberdaya ikan
45
ini diberikan berdasarkan status atau kondisi terkini pada saat penelitian ini
Rentang nilai
46
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
jenis dan status sumberdaya ikan terumbu ekonomis penting di Perairan Dobo
Perairan Dobo didapatkan nilai sebesar 1.07 yang artinya indeks keanekaragaman
nilai sebesar 0.60, yang artinya indeks keseragaman jenis ikan terumbu ekonomis
terumbu ekonomis penting di Perairan Dobo didapatkan nilai sebesar 0.00089, yang
artinya indeks keseragaman jenis ikan terumbu ekonomis penting di Perairan Dobo
dikategorikan rendah.
ditandai warna hijau cerah dengan hasil nilai analisis komposit sumberdaya ikan
sebesar 2.17.
5.2 Saran
ikan terumbu ekonomis penting di Perairan Dobo Kepulauan Aru , terutama pada
47
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Kepulauan Aru. 2014. Kota Kepulauan Aru dalam Angka.
Katalog BPS. Kepulauan Aru.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Kepulauan Aru. 2014. Kab.Kepulauan Aru dalam
Angka. Katalog BPS. Kab.Kepulauan Aru
Badan Pusat Statistik Kabupaten Kepulauan Aru. 2015. Kab.Kepulauan Aru dalam
Angka. Katalog BPS. Kab.Kepulauan Aru
Chuo, T. E. and S. K. Teng, 1984. Effects of feeding frequency on the growth of young
estuary grouper, Epinephelus tauvina Forskal, culture in floating net cages,
Aquaculture (14) p.31 47
Dwi, Widya Pertiwi. 2014. Jenis dan Struktur Populasi Ikan karang di Perairan
Kepulauan Seribu DKI Jakarta. Skripsi. Studi Perikanan. Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan. Universitas Padjadjaran. Jatinangor.
Gundermann N., Popper D.M., Lichatowich T. 1983. Biology and Life Cycle of Siganus
vermiculatus (Siganidae, Pisces).Pacific Sci. 37 (2): 165-180.
48
Hoydal.M (1985).Age, Growth,Maturity and mortality estimates of horse mackerel
(Tranchurus) from the waters west of GreatBritain and Ireland in 1984. Arch.
fischWiss 36(1/2) : 115-154
International union concervation nation (IUCN). 2008. Animals of the Pacific islands
listed on the 2008 Red List and Plants of the Pacific islands listed on the
2008 Red.www.iucnredlist.org.
International union concervation nation (IUCN). 2014. Animals of the Pacific islands
listed on the 2014 Red List and Plants of the Pacific islands listed on the
2008 Red.www.iucnredlist.org.
Jackson, J.B.C., Kirby, M.X., Berger, W.H. Bjorndal, K.A. Botsford, L.W., Bourque, B.J.,
Bradbury, R.H., Cooke, R., Erlandson, J., Estes, J. A., Hughes, T. P.,
Kidwell, S., Lange, C.B., Lenihan, H. S., Pandolfi, J.M., Peterson, C.H.,
Steneck, R. S., Tegner, M.J., Warner, R.R. 2001. Historical Overfishing and
the Recent Collapse of Coastal Ecosystems. Science 293, 629 637.
Lagler KF, JE Bardach, RR Miller dan D. Passino. 1977. Ichtyology. New York,
USA : John Wiley and Sons inc
49
Russell, B. C. 1990. FAO Spesies Catalogue.Nemipterid Fishes of The World. Food
And Agriculture Organization of The United Nations. Rome. FIR/S:125(12).
149 p.8
Royce, W. F 1972. Introduction of The Fishery Science. Academies Press, inc. New
York. 351 hal.
Sandi, A. W., Studi Tingkat Kematangan Gonad dan Indeks Kematangan Gonad Ikan
Gabus Lokal (Channa gachua) pada Bulan April - Agustus 2009.Skripsi.
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, Malang
Siregar, E. B. 1997. Pendugaan Stok dan Parameter Biologi Ikan Kurisi (Nempterus
japonicus) di Perairan Teluk Lampung.Skripsi. Program Studi Ilmu Kelautan.
Fakultas Perikanan .Institut Pertanian Bogor.70 p.
Udupa, K. S. 1986. Statistical method of estimating the size at first matury in fishes.
Fishbyte, 4(2): 8-10.
50
LAMPIRAN
H = - pi ln pi
= -(1,000x -1.07794835)
= 1.07794835
51
Lampiran 2.Perhitungan Indeks Keseragaman Jenis Ikan Terumbu Ekonomis Penting
Di Perairan Dobo.
No Nama Jumlah Pi Ln Pi H C
Lokal Individu
1 Ikan 35 0.19021 -1.6595877
Kuwe
2 Ikan 26
Kerapu 0.14130 -1.9568392
Sunu
3 Ikan 33
Kakap 0.17935 -1.7184282
Merah
4 Ikan 31 -
Kakap 0.16848 1.78094855
Putih
5 Ikan 28 -
Baronang 0.15217 1.88273125
6 Ikan 31 -
Lencam 0.16848 1.78094855
E= =
= 0.601340034
52
Lampiran 3.Perhitungan Indeks Dominansi Ikan Terumbu Ekonomis Penting Di
Perairan Dobo.
Nama
Nama Lokal H E C
Ilmiah
Ikan Kuwe Gnathanodonspecious
Ikan Kerapu Plectropomus areolatus
Sunu
Ikan Kakap Lutjanus sanguineus
Merah
Ikan Kakap Putih Latescalcalifer
D=
= 0.00089
53
Lampiran 4.Total Produksi Tangkapan Ikan Per Tahun Di Perairan Dobo Kepulauan
Aru.
2011 374.448.000
2012 326.205.000
2013 300.556.000
54
Lampiran 5.Nilai EffortPer Tahun Di Perairan Dobo Kepulauan Aru.
55
Lampiran 6.Perhitungan NIlai CPUEPer Tahun Di Perairan Dobo Kepulauan Aru.
CPUE =
Effort Catch
Tahun 2011 = 1.800 X 1.549 = 2788200 (Trip) Tahun 2011 = 374448000 (Kg)
Tahun 2012 = 1.800 X 1.605 = 2889000 (Trip) Tahun 2012 = 327205000 (Kg)
Tahun 2013 = 1.800 X 1.746 = 3142800 (Trip) Tahun 2013 = 300556000 (Kg)
Tahun 2014 = 1.800 X 1.774 = 3193200 (Trip) Tahun 2014 = 270152000 (Kg)
Nilai CPUE
Tahun 2011 = 374448000 /2788200 = 134,2973962 (Kg/Trip)
Tahun 2012 = 327205000 /2889000 = 113,2589131 (Kg/Trip)
Tahun 2013 = 300556000 /3142800 = 95,63319333 (Kg/Trip)
Tahun 2014 = 270152000 /3193200 = 84,60227984 (Kg/Trip)
56
Lampiran 7.Perhitungan Persentase CPUE Per Tahun Di Perairan Dobo
57
Lampiran 8.Data Panjang Ikan Terumbu Ekonomis Penting Di TPI Aru.
2. Ikan Kuwe
Kelamin Jantan
No TL (Cm) berat (gr)
1 32 30
2 40 39,5
3 32 27
4 22 18
5 45 43
6 41 38
7 43 37,5
Kelamin Betina
8 19 17
9 22,4 18,5
10 25 20,5
11 21 18
12 26 22
13 26 23
14 24 21
15 31 27
58
3. Ikan Kerapu Sunu
Kelamin Betina
No TL (Cm) berat (gr)
1 33 368
2 37 305
3 26 228
4 43,5 477
5 36 475
6 38 824
5. Ikan Baronang
Kelamin Jantan
No TL (Cm) berat (gr)
1 26 357
2 30 373
3 28.5 232
4 35 720
5 32 581
6 30 464
7 33 800
8 34 890
59
6. Ikan Lencam
Kelamin Jantan
No TL (Cm) berat (gr)
1 21,5 150
2 23 145
3 27 321
4 28 348
5 33 541
6 32 738
7 31 655
8 32 468
9 31.6 1013
10 34.5 1030
11 33.4 1015
60
Lampiran 9.Perhitungan Ukuran Ikan Pada Saat Pertama Kali Matang Gonad (Lm)
Log m =xk+ ( )
= 2,65321+ - (0,10914447 x 2,57142857)
= 2.7078 0,280657
61
ikan lencam jantan
62
ikan kuwe jantan
= 2.68664 0.262138
= 2.424504 ( anti log 2.424504 = 265.7689 = 26,57 cm)
Dengan selang kepercayaan 95%, maka:
Log m =[ [ ] ]
= ( 2.424504 1.96
= ( 2.424504 0,127652)
63
ikan kuwe betina
No Kelas Tengah Logaritma Jumlah Jumlah Jumlah Proporsi ikan Xi+1-Xi=X qi=1-pi
panjang kelas tengah sampel ikan ikan matang (pi)
(mm) kelas (Xi) ikan belum matang
(ni) matang (ri)
1 190- 210 2,32221929 3 2 1 0,33333333 0,07572071 0,66666667 0,11111111
230
2 230- 250 2,39794001 4 0 4 1 0,06445799 0 0
270
3 270- 290 2,462398 1 0 1 1 0 0
310
Total 8 2 5 2,333333333 0,111111111
Log m =xk+ ( )
= 2,494627 0,150402
= 2.344225 ( anti log 2.344225 = 220,9149 = 22,09 cm )
Dengan selang kepercayaan 95%, maka:
Log m =[ [ ] ]
= ( 2.344225 1.96
= ( 2.344225 0,042113 )
Jadi batas atas sebesar :
Anti log (2,34422+ 0.042113 ) = 2,38633 = 243.4067 mm = 24,34 cm
Sedangkan batas bawah sebesar :
Anti log (2,34422- 0.042113 ) = 2.30210 =200.4968 mm = 20,04 cm
64
ikan kerapu sunu betina
No Kelas Tengah Logaritma Jumlah Jumlah Jumlah Proporsi Xi+1-Xi=X qi=1-pi
panjang kelas tengah sampel ikan ikan ikan
(mm) kelas (Xi) ikan belum matang matang (pi)
(ni) matang (ri)
1 260-340 300 2,47712125 2 0 2 1 0,10266234 0
Log m =xk+ ( )
= 2,5797836+ - (0,10266234x 0,08333333)
2,631115 0,153994
= ( 2,47712 0,058087 )
65
kakap putih jantan
No Kelas Tengah Logaritma Jumlah Jumlah Jumlah Proporsi Xi+1-Xi=X qi=1-pi
panjang kelas tengah sampel ikan ikan ikan
(mm) kelas (Xi) ikan (ni) belum matang matang
matang (ri) (pi)
1 260-340 300 2,47712125 4 1 3 0,75 0,10266234 0,25 0,0625
2 340-420 380 2,5797836 1 0 1 1 0,08297424 0 0
3 420-500 460 2,66275783 1 0 1 1 0 0
6 2 5 2,75 0,0625
Log m =xk+ ( )
= 2.6627 + - (0,08297424 x 2,75)
= 2.7042 0,22816
66
ikan kakap putih betina
Log m =xk+ ( )
= 2,49136169+ - (0,0599979 x 0,833333331)
= 2,521361 0,049998
67
ikan baronang jantan
Log m =xk+ ( )
= 2.5563+ - (0,051152 x 2,41666667)
= 2,581875 0,123612
68
Lampiran 10.Perhitungan Ukuran Ikan Pada Saat Pertama Kali Tertangkap (Lc)
B (slope) = -0,17679
Lc = 29,32 cm
69
Ikan Kuwe Jantan
SKB SKA Xi Ni frekuensi relatif SLc Ln((1/SLc)-1)
22 23 22,5 1 0,1428 0,1428 1,792226214
24 25 24,5 0 0 0,1428 1,792226214
26 27 26,5 0 0 0,1428 1,792226214
28 29 28,5 0 0 0,1428 1,792226214
30 31 30,5 0 0 0,1428 1,792226214
32 33 32,5 2 0,2857 0,4285 0,287973745
34 35 34,5 0 0 0,4285 0,287973745
36 37 36,5 0 0 0,4285 0,287973745
38 39 38,5 0 0 0,4285 0,287973745
40 41 40,5 2 0,2857 0,7142 -0,91587077
42 43 42,5 1 0,1428 0,857 -1,790593288
44 45 44,5 1 0,1428 0,9998 -8,516993171
intercept) = 10,25249
B (slope) = -0,30881
Lc = 33,20 cm
70
Ikan Kuwe Betina
SKB SKA Xi Ni frekuensi relatif SLc Ln((1/SLc)-1)
19 20 19,5 1 0,125 0,125 1,945910149
21 22 21,5 2 0,25 0,375 0,510825624
23 24 23,5 1 0,125 0,5 0
25 26 25,5 3 0,375 0,875 -1,945910149
27 28 27,5 0 0 0,875 -1,945910149
29 30 29,5 0 0 0,875 -1,945910149
31 32 31,5 1 0,125 1 0
A (intercept) =5,298721
B (slope) = -0,22673
Lc = 23,36 cm
71
Ikan Kakap Putih Jantan
SKB SKA Xi Ni frekuensi relatif SLc Ln((1/SLc)-1)
26 27 26,5 1 0,1666 0,1666 1,6099
28 29 28,5 0 0 0,1666 1,6099
30 31 30,5 2 0,3333 0,4999 0,0004
32 33 32,5 0 0 0,4999 0,0004
34 35 34,5 2 0,3333 0,8332 -1,6085
36 37 36,5 0 0 0,8332 -1,6085
38 39 38,5 0 0 0,8332 -1,6085
40 41 40,5 0 0 0,8332 -1,6085
42 43 42,5 0 0 0,8332 -1,6085
44 45 44,5 0 0 0,8332 -1,6085
48 49 48,5 0 0 0,8332 -1,6085
50 51 50,5 1 0,1666 0,9998 -8,5170
A (intercept) = 8,637796
B (slope) =-0,26478
Lc = 32,62 cm
72
Ikan Kakap Putih Betina
SKB SKA Xi Ni frekuensi relatif SLc Ln((1/SLc)-1)
25 26 25,5 3 0,6 0,6 -0,4055
27 28 27,5 0 0 0,6 -0,4055
29 30 29,5 0 0 0,6 -0,4055
31 32 31,5 2 0,4 1,0 0
A (intercept) =-2,03746
B (slope) =0,06082
Lc = 33,50 cm
B (slope) = -0,21972
Lc = 31,50 cm
73
Ikan Kakap Lencam Jantan
B (slope) = -0,68731
Lc =27,37
74
Lampiran 11.PerhitunganTingkat Kematangan Gonad Ikan Terumbu Ekonomis
Penting Di TPI Aru.
2. Ikan Kuwe
Jantan
Tingkat Kematangan Gonad (TKG) Jumlah
1 0
2 4
3 3
4 0
Betina
Tingkat Kematangan Gonad (TKG) Jumlah
1 2
2 5
3 1
4 0
75
4. Ikan Kakap Putih
Jantan
Tingkat Kematangan Gonad (TKG) Jumlah
1 0
2 4
3 1
4 1
Betina
Tingkat Kematangan Gonad (TKG) Jumlah
1 0
2 3
3 2
4 0
5. IKan Baronang
Jantan
Tingkat Kematangan Gonad (TKG) Jumlah
1 0
2 3
3 3
4 2
6. Ikan Lencam
Jantan
Tingkat Kematangan Gonad (TKG) Jumlah
1 2
2 2
3 5
4 2
76
Lampiran 12.Perhitungan Komposisi Ikan Hasil Tangkapan Nelayan Di TPI Aru.
77
Lampiran 13.Data Responden Nelayan Di Perairan Dobo.
78
Lampiran 14.Contoh Kuisioner Responden Nelayan Di Perairan Dobo.
1. Nama =
2. Jenis kelamin =
3. Umur = ...........tahun
6. Pendidikan
a. Tidak tamat SD ( ........ tahun)
b. Tamat SD
c. tamat SMP
d. tamat SMU
e. Akademi/sederajat
f. S1/S2/S3
g. Lainnya : ................
7. Apakahpekerjaansebagainelayanadalahpekerjaanutama ?
a. ya b. tidak
8. Selainsebagainelayan, apakahadapekerjaanlain ?
a. ya , jelaskan : ........................b. tidak
10.Alasanmenjadinelayan : ..
79
11. Apakahbapakpendudukaslidaerahini ?
a. Ya b. Tidak
Jikatidak, sebutkandaerahasalnya : ..
12. Jenisperahu yang digunakan :
a. Perahulayar
b. perahu motor tempel
c. Kapal motor
d. lainnya : ..................
13. Jumlahperahu yang dimiliki : .buah
14. Sifatkepemilikanperahu :
a. Milikpribadi
b. Menyewa
Namapemilikperahu =
Besarnyabiayasewa = Rp
Jangkawaktusewa = ...............tahun
80
Dalamsatubulanadaberapa kali trip ?
No JenisIkan Junlah (kg/trip) Jumlah (kg/bulan)
2. JumlahHasilTangkapan
a. Musimbanyak= . Kg/trip = . Kg/bulan
b. Musimsedang= . Kg/trip = . Kg/bulan
c. Musimsedikit= . Kg/trip = . Kg/bulan
7. BiayaPenangkapan
a. Bahanbakar(.) = .liter/trip = Rp../trip
b. EsBatu = balok/trip = Rp../trip
c. TenagaKerja = orang/trip@ = Rp ../trip. Total =
Rp../trip
d. Perbekalan = Rp/trip .Total Biaya = Rp../trip
81
8. Hasiltangkapandijualkepada :
a. TempatPelelanganIkan (TPI)
b. Pedagangpengumpul
c. Pedagangbesar
d. Agen
e. Pedagangpengecer
f. Lainnya (sebutkan) ..........................
Alasannya: .............................
9. Tempatpenjualan
a. Didatangipedagang
b. Pasarlokal
c. TPI
d. Lainnya (sebutkan) .................
Alasannya : ................................
12. Apakahadasortasi/sortir
a. Ya (besar/kecil, kualitas mutu/grade) b. Tidak
82
14. Alatangkut yang digunakan : ..............................
Alasannya : ................................
83