Oleh:
G. L. FERRY NEDO B.
NIM. 135080101111126
i
PERNYATAAN ORISINALITAS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Praktek Kerja Magang yang
saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri dan sepanjang
pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis
atau pernah diterbitkan oleh orang lain kecuali yang tertulis di naskah ini dan
Magang ini hasil penjiplakan (plagiasi), maka saya bersedia menerima sanksi
Mahasiswa,
G. L. Ferry Nedo B.
iv
RINGKASAN
G. L. Ferry Nedo B.. Studi Identifikasi Jenis Ikan yang Didaratkan di Desa Sei
Nagalawan, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara. (dibawah bimbingan
Sulastri Arsad, S.Pi, M.Sc, M.Si).
v
Kapas Kapas Caranx senegallus, Ikan Kakap Hitam Lutjanus goldiei, dan Ikan
Kakap Putih Pennahia macrocephalus. Selain itu, hasil pengukuran suhu
berkisar 29 – 31°C, kecepatan arus berkisar 0,023 – 0,031 m/det, salinitas
berkisar 28 – 31 ppt, dan pH berkisar 8.
Berdasarkan hasil identifikasi dan pengukuran tersebut menunjukkan
bahwa keanekaragaman ikan pada perairan Desa Sei Nagalawan masih
berpotensi untuk dimanfaatkan. Namun para nelayan, warga sekitar serta
pengunjung kawasan Ekowisata Kampoeng Nipah sepatutnya menjaga
lingkungan dan ekosistem mangrove yang ada agar keseimbangan ekosistem
tetap terjaga. Upaya untuk meningkatkan hasil tangkapan harus terus dilakukan,
tapi tetap pada batas jumlah penangkapan dan dengan alat tangkap yang
diperbolehkan.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
berkat serta kelancaran dan kesehatan selama ini sehingga penulis dapat
tua (Pak Jan Togi dan Bu Lindawaty), adik – adik (Dicky dan Toto), dan keluarga
yang selalu memberikan doa serta dukungan semangat yang tiada henti, ibu
Sulastri Arsad, S.Pi, M.Sc, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah memberi
arahan dan bimbingan, Ketua KSU Muara Baimbai bapak Sutrisno dan ibu
Magang, bapak Ahmad Yani selaku pembimbing lapang yang telah membantu
telah memberi bimbingan, ibu Anik sekeluarga yang telah meminjamkan tempat
tinggal dan merawat penulis selama PKM, bapak dan ibu pengelola Ekowisata
lembur mengerjakan laporan, serta teman – teman RIS, IKABUMA, KMKK, dan
baik. Apabila dalam laporan ini masih terdapat banyak kesalahan, hal itu karena
vii
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN ....................................................................................................... v
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Maksud dan Tujuan................................................................................ 3
1.3 Kegunaan .............................................................................................. 4
1.4 Waktu dan Tempat ................................................................................. 4
ix
3.4 Sejarah Berdirinya Koperasi Serba Uasaha (KSU) Muara Baimbai ...... 21
3.5 Struktur Organisasi dan Tenaga Kerja ................................................. 23
3.6 Data dan Profil Instansi dan Bentuk Usaha .......................................... 24
3.7 Sarana dan Prasarana Desa Sei Nagalawan ....................................... 27
5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan .......................................................................................... 76
5.2 Saran ................................................................................................... 77
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 79
LAMPIRAN ....................................................................................................... 80
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
6. Rhizopora mucronata..................................................................................... 37
7. Avicennia marina........................................................................................... 38
xi
24. Ikan Kerapu Bintik (Cephalopholis cyanostigma) ......................................... 60
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2015.. ............................................................................................................ 19
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
xiv
I. PENDAHULUAN
yang tinggi. Hal ini didukung oleh luasnya ekosistem terumbu karang dan
melestarikan stok perikanan karena menjadi habitat ikan. Namun banyak dari
pengetahuan nelayan.
bakau atau hutan payau, merupakan salah satu ekosistem khas di daerah tropik
di dunia ini sekitar 17 juta ha. Indonesia memiliki hutan mangrove terluas di dunia
yaitu mencapai 25% (sekitar 4,2 juta ha) dan 75% dari luas hutan mangrove di
Asia Tenggara. Papua merupakan pulau dengan hutan mangrove terluas yaitu
sekitar 2.934.000 ha atau 77,1% luas hutan mangrove Indonesia. Beberapa jenis
2012).
dalam bidang perikanan. Hasil perikanan Indonesia terbagi atas dua sektor, yaitu
penangkapan ikan yang dilakukan nelayan di laut atau habitat asli ikan. Menurut
Al-Jufaili dan Opara (2006), ikan – ikan yang telah ditangkap kemudian
1
dilepaskan dari jaring dan biasanya dijual di antara 3 tempat seperti : pasar ikan
biasa, tempat pendaratan ikan pribadi, atau tempat pendaratan bagi jenis jaring
tertentu (misalnya beach sein). Pada pendaratan di pantai, ikan yang masih
segar dilepaskan dari jaring secara manual dan kemudian disortir menurut
kualitas atau keadaan ikannya, lalu dijual secara langsung atau untuk diangkut
dan didistribusikan.
Sumatera Utara yang memiliki potensi sumberdaya alam laut yang luar biasa.
Selain itu kabupaten ini juga memiliki pantai – pantai yang indah dan umumnya
daerah atau desa yang terdapat pantai dan kawasan konservasi mangrove.
Koperasi Serba Usaha Muara Baimbai adalah suatu kumpulan masyarakat desa
dibimbing oleh LSM Kampoeng Nipah. Selain itu alat – alat tangkap yang
digunakan nelayan pun masih sederhana dan dalam skala kecil. Pengelolaan
nelayan terhadap jenis – jenis ikan yang dapat diolah dan bernilai ekonomis
2
infomasi tentang jenis – jenis ikan yang didaratkan ini dapat digunakan sebagai
daerah ini, khususya dibidang penangkapan ikan. Untuk itu diperlukan studi
Utara.
3
1.3 Kegunaan
1. Mahasiswa
perikanan.
Nagalawan.
4
II. MATERI DAN METODE
Materi dalam Praktek Kerja Magang ini adalah pengumpulan data jenis –
jenis ikan hasil tangkapan di kawasan pesisir Desa Sei Nagalawan, Kecamatan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam Praktek Kerja Magang
(PKM) tentang studi identifikasi jenis ikan yang didaratkan di Desa Sei Naga
lampiran 1.
Metode yang dipakai dalam Praktek Kerja Magang (PKM) ini adalah
sistematis, aktual dan cermat tentang fakta dan karakteristik suatu populasi atau
deskriptif tidak terbatas hanya sampai pada pengumpulan dan penyusunan data,
tetapi meliputi analisis dan interpretasi tentang arti data itu. Karena itulah maka
5
dapat terjadi sebuah penyelidikan deskriptif membandingkan persamaan dan
(PKM) adalah teknik survei, yaitu teknik yang dilakukan pada populasi besar atau
sejumlah unit atau individu dalam waktu (atau jangka waktu) yang bersamaan.
Jumlah itu biasanya cukup besar. Setiap teknik survei adalah penyelidikan
dengan gerak kea rah meluas dan merata. Teknik ini melibatkan beberapa orang
data primer dan sekunder sebagai data pendukung dalam praktek kerja magang.
Menurut Hasan (2003), data primer ialah data yang diperoleh atau
dilakukan oleh peneliti. Data primer ini antara lain hasil observasi lapangan dan
Data primer pada Praktek Kerja Magang (PKM) ini diperoleh dari
a. Observasi
6
mendapatkan suatu informasi penting sesuai dengan tujuan yang kita
ini yaitu mengukur parameter kualitas air berupa : parameter fisika (suhu
dan kecepatan arus), parameter kimia (salinitas dan pH) dan parameter
b. Sampling
Praktek Kerja Magang ini adalah dengan mengambil sampel ikan hasil
c. Partisipasi aktif
diinginkan.
yang sama.
7
4. Keahlian, merupakan unsur yang paling diinginkan untuk
pembersihan kapal.
d. Wawancara
8
e. Dokumentasi
dari peninggalan tertulis seperti arsip, termasuk juga buku tentang teori,
pendapat, dalil dan hukum (Widiastuti, 2014). Pada Praktek Kerja Magang
Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan
disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain, misal
dalam bentuk tabel maupun diagram. Data sekunder ini digunakan oleh peneliti
untuk diproses lebih lanjut. Data ini bisa diperoleh dari pihak lain seperti
kepustakaan, majalah, tabloid, atau media massa lainya internet, arsip, referensi
Data sekunder dalam Praktek Kerja Magang (PKM) ini diperoleh dari
Nagalawan.
Nagalawan.
9
2.5 Pengukuran Kualitas Air
mengetahui kondisi kualitas air habitat ikan. Parameter kualitas air yang diukur
meliputi parameter fisika yaitu suhu dan kecepatan arus, dan parameter kimia
a. Suhu
Suhu air merupakan salah satu faktor abiotik yang keberadaannya sangat
oleh suhu. Peningkatan suhu sebesar 10°C akan meningkatkan laju fotosistesis
maksimum lebih kurang dua kali lipat. Setiap jenis fitoplankton memiliki suhu
yang optimum tersendiri dan sangat bergantung kepaad faktor lain seperti
perairan adalah :
10
b. Kecepatan Arus
fungsi untuk melindungi pantai dari abrasi dan intrusi gelombang laut, melindungi
melalui berbagai metode, mulai dari observasi terhadap kecepatan hanyut suatu
suatu obyek yang mengapung dalam jarak yang telah diketahui, dengan cara :
watch
2. Ujung tali diikat dengan 2 botol, 1 botol diisi air sampai penuh.
penghitungan waktu.
a. Salinitas
Menurut Brown dan Rengi (2013), Salinitas adalah jumlah gram zat-zat
terlarut dalam satu kilogram air laut yang dinyatakan dengan ‰ atau perseribu.
11
antara 29,8 – 31,5 psu, dimana salinitas minimum terjadi pada bulan Desember
4. Skala salinitas perairan dibaca dengan melihat skala pada sisi kanan
b. pH
12
2.6 Identifikasi Sampel Ikan
bagian ujung terakhir dari sirip ekor dengan satuan cm. Caranya
2. Lebar tubuh ikan diukur dari tinggi maksimum tubuh ikan tanpa
13
Pengukuran lebar tubuh ikan dilakukan dengan menggunakan
sampel ikan dianalisa secara morfologi, morfometri, dan meristik. Setelah itu,
hasil analisa disesuaikan dengan buku identifikasi ikan untuk mendapat nama
harus diamati. Analisa parameter tersebut meliputi analisa sifat morfologi, analisa
morfologis adalah melihat ciri – ciri ikan secara visual dari bagian – bagian tubuh
ikan, yaitu :
14
Bentuk dan letak mulut
Letak sirip
Tipe gigi
Tipe sisik
Warna ikan
dan Wijaya (2012), ialah identififkasi ikan dengan cara melakukan pengukuran
Panjang sampai lekuk ekor / fork length (FL) : mengukur dari bagian
mulut paling anterior (point – 1) sampai lekukan sirip ekor (point – 16).
15
Panjang kepala / head length (HL) : mengukur dari bagian kepala
17).
(point – 3).
13).
point – 14).
bagian pangkal jari – jari pertama sirip pectoral sampai ujung selaput
Panjang sirip ventral / ventral fin length (VFL) : mengukur dari bagian
pangkal jari – jari pertama sirip ventral sampai ujung selaput jari – jari
terakhirnya.
16
Panjang sirip dorsal / dorsal fin length (DFL) : mengukur dari bagian
pangkal jari – jari pertama sirip dorsal sampai ujung selaput jari – jari
terakhirnya.
Panjang sirip anal / anal fin length (AFL) : mengukur dari bagian
pangkal jari – jari pertama sirip anal sampai ujung selaput jari – jari
terakhirnya.
dengan menghitung jumlah bagian-bagian tubuh, seperti: jumlah duri keras pada
sirip punggung, jumlah sisik pada gurat sisi, jumlah duri lunak pada sirip anus,
jumlah baris pada gidi, jumlah gill racker dan jumlah organ tubuh yang penting
genus yang sama. Analisis sifat meristik dilakukan dengan cara menghitung
Jari – jari sirip / fin rays (FR) : menghitung jumlah jari – jari sirip yang
terdapat berturut – turut dari jari – jari keras, lunak mengeras, hingga
lunak.
Garis rusuk lateral / linea lateralis (LL) : menghitung jumlah sisik pada
linea lateralis dimulai dari ujung anterior tutup insang terbelakang dan
linea lateralis. Sisik linea transversalis dihitung dari sirip dorsal yang
terdepan ke arah linea lateralis. Sisik linea lateralis dihitung satu sisik,
17
III. KEADAAN UMUM LOKASI PRAKTEK KERJA MAGANG
berhadapan dengan Selat Malaka. Sebagai sebuah perairan yang cukup padat
lalu lintas lautnya. Selain itu Desa Sei Nagalawan adalah salah-satunya desa
yang letaknya paling jauh dari ibukota kecamatan. Jarak dari ibukota kecamatan
kawasan wisata alam ini terletak di lokasi Dusun III Desa Sei Nagalawan
Desa Sei Nagalawan berhadapan langsung dengan Selat Malaka. Adapun peta
18
Gambar 2. Peta Kawasan Pesisir Pantai Mangrove dengan Skala 1 : 50.000
(Google Maps, 2016)
3.2 Demografi
luas wilayah Desa Sei Nagalawan seluas 875 Ha. Jumlah kepadatan penduduk
Sei Nagalawan mencapai sekitar 3.225 jiwa. Kepadatan penduduk yang paling
besar berada di Dusun III (1.318 jiwa), Dusun II (987 jiwa), dan Dusun I (920
jiwa). Jumlah penduduk Sei Nagalawan dalam periode tahun 2014-2015 dapat
19
Keseharian masyarakat Desa Sei Nagalawan adalah bercocok tanaman
padi, menjadi nelayan, buruh tani dan lainnya. Hampir 80% dari total luas wilayah
Desa Sei Nagalawan adalah kawasan pertanian dengan luas lahan untuk
pertanian adalah 500 hektar. Lahan pertanian sebagian besar berupa lahan
tanaman padi yang menggunakan saluran irigrasi, sehingga hasil panen rata-
Selain itu banyak juga masyarakat Desa Sei Nagalawan yang bekerja di
Koperasi Serba Usaha Muara Baimbai. Kaum pria umumnya bekerja sebagai
Adapun total harga ikan yang didaratkan di Desa Sei Nagalawan selama
3.3 Aksesibilitas
kecamatan sekitar 16 kilometer. Kondisi jalan utama Desa Sei Nagalawan sudah
20
aspal dan kondisinya sampai saat ini masih bagus akan tetapi ada beberapa
lokasi yang rusak misalnya di depan kantor Kepala Desa dan di beberapa titik
lainnya.
abrasi pantai yang luar biasa, akibatnya bibir pantai tergerus oleh air laut dan
terjadi interusi air laut ke lahan pertanian penduduk. Kerusakan ini diakibatkan
oleh konversi hutan mangrove pada tahun 1980-an menjadi tambak udang yang
fakta, hampir sejauh 500 meter bibit pantai yang tergerus oleh air laut dan garis
berakibat pada rusaknya kawasan pesisir akan tetapi berakibat pula dengan
Pinjam) kelompok.
21
pernah dilakukan LSM ini bersama masyarakat adalah pembuatan MINA Bakau
10.000 batang bibit bakau yang ditanam hanya sekitar 0,5 % saja yang mampu
bertahan disebabkan oleh abrasi pantai yang lebih cepat terjadi daripada
karena tidak terawat dengan baik dan ditebang oleh masyarakat sekitar yang
2006 untuk menerbitkan regulasi tingkat desa dengan Surat Keputusan Kepala
Tentang Perlindungan Hutan Bakau Seluas 2 Ha dan atau lahan – lahan kosong
yang tidak dipergunakan yang ditanam dan dikelola Kelompok Nelayan Kayuh
kerjasama dengan BPHM Wilayah II Medan dalam satu kegiatan yang diberi
stakeholders lainnya. Bupati Serdang Bedagai yang diwakili oleh Ir.H. Soekirman
juga hadir dan ikut melakukan penanaman mangrove di kawasan hutan lindung
22
ini. Pasca Kegiatan tersebut, kemudian melalui Dinas Kehutanan dan
(Kebun Bibit Rakyat) dimana kelompok membibitkan 50.000 bibit mangrove yang
Berdasarkan fakta sejarah tersebut, bahwa sejak tahun 90-an hingga saat
ini gerakan konservasi dan rehabilitasi kawasan hutan pantai merupakan hal
yang sudah terintegrasi dengan baik pada masyarakat Dusun III Desa Sei
kini.
pengawas. KSU memiliki 3 ketua pada pengurus dan 1 ketua pengawas. Semua
ikut terlibat dalam mengelola Koperasi Serba Usaha. Koperasi serba usaha
dan para pengelola merupakan warga sekitar yang bekerja sama menekuni
a. Ketua I : Sutrisno
23
d. Sekretaris : Zainal Abidin
f. Bendahara : Saniah
h. Ketua : Sopian
i. Sekretaris : Sainik
j. Anggota : Hermansyah
Irwansyahril
Arwandani
MUARA BAIMBAI
c. No. tgl. akte pendiri notaris : Nomor 63, Tanggal 30 januari 2012
Kec. Perbaungan
- Visi
24
Mewujudkan masyarakat yang peduli dan cinta lingkungan dengan
- Misi
masyarakat.
umumnya.
terkait.
25
8. Menjalankan usaha pertanian dan perkebunan.
10. Menjalankan usaha border dan kerajinan tangan dan usaha rumahan
aksesoris.
D. Permodalan
sebesar Rp.200.000,- (dua ratus ribu rupiah) ditambah dari simpanan wajib
berikut :
26
Rp. 11.760.000,-
1. Sarana
sebanyak 2 unit dengan rincian 1 unit Gedung sekolah Taman Kanak-kanak (TK)
dan 1 unit Gedung sekolah Sekolah Dasar (SD). Jumlah sarana kesehatan yang
ada di Desa Sei Nagalawan adalah sebanyak 1 unit Poliklinik Kesehatan Desa.
sebanyak 9 unit dengan rincian 3 unit Masjid, 3 unit Musholla dan 3 unit Gereja.
Prasarana panjang jalan yang terdapat di Sei Nagalawan adalah panjang jalan
kabupaten sepanjang 5 km, panjang jalan desa sepanjang 5 km, panjang jalan
2. Prasarana
27
Desa Sei Nagalawan ke Ibukota Provinsi sekitar 67 kilometer, sedangkan ke
kota Kecamatan Perbaungan sekitar 16 kilometer. Kondisi jalan utama Desa Sei
Nagalawan sudah beraspal dan kondisinya sampai saat ini sudah cukup baik,
namun ada beberapa yang rusak, yakni ada beberapa lokasi yang rusak
misalnya di depan Kantor Kepala Desa Sei Nagalawan dan di beberapa titik
lainnya.
28
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
persiapan alat tangkap dan perahu, penangkapan ikan, dan pendaratan dan
sekitar 1,6 – 3,8 km dari bibir pantai. Kawasan penangkapan ikan terletak di
oleh ekosistem mangrove dan aliran sungai. Kawasan penangkapan ini terletak
di sekitar beting, yaitu gundukan pasir di tengah laut yang membentang sekitar 5
km. Substrat pada daerah ini merupakan lumpur berwarna cokelat dengan
bebatuan dan sedikit karang. Kondisi ini cocok bagi ikan – ikan berukuran kecil
dan terumbu karang. Selain itu, warna air keruh kehijauan dan terlihat berpasir
dengan buih di beberapa titik. Hal ini dikarenakan adanya gerakan air berupa
terbentuknya buih. Perairan ini juga dapat dikatakan kaya akan produktivitas
29
Gambar 3. Peta Daerah Penangkapan Ikan dengan Skala 1 : 10.000 (Google
Maps, 2017)
Umumnya alat tangkap yang digunakan adalah jaring ikan (gill net)
sepajang perairan, kemudian ditunggu sekitar 30 menit – 1 jam, lalu ditarik dan
diulang jika perlu. Waktu optimal penggunaan jaring ikan adalah pada saat surut
yaitu subuh menjelang pagi. Pada Praktek Kerja Magang ini, alat tangkap yang
digunakan adalah jaring ikan sebagai alat tangkap tunggal. Ada juga jaring
udang dengan mata jaring 1,5/8. Komoditas utama yang ditangkap dengan jaring
udang adalah udang – udangan, namun biasanya banyak juga ikan – ikan
berukuran kecil yang tertangkap pada jaring udang. Alat tangkap yang digunakan
sampai siang. Trip lain yang biasa dilakukan oleh nelayan Desa Sei Nagalawan
30
adalah dengan menginap di laut. Jumlah nelayan yang berada di bawah
Alat tangkap lain yang juga sering digunakan berupa jaring linci dengan
ukuran mata jaring 2 cm. Biasanya jaring linci digunakan untuk menangkap gurita
atau sotong maupun ikan – ikan sedang. Keunikan jaring linci adalah terdapat
cangkang crustacea pada bagian atas jaring yang gunanya untuk memacing
predator. Selain itu, terdapat alat tangkap lain diantarnya jaring kepiting yang
digunakan dengan cara disorong, jaring bawal dengan mata jairng 5 cm yang
lama waktu tunggunya beberapa jam. Ada pula alat tangkap yang digunakan di
bibir pantai dan muara, diantaranya : jala tarik, jala tebar, serta perangkap
kepiting.
31
bagian dari Selat Malaka yang letaknya tidak jauh dari Sungai Sei Nipah.
Avicennia marina, Bruguiera sp., seluruh jenis mangrove ini menyebar secara
merata. Berikut jenis flora (tanaman) yang berada di kawasan Hutan Mangrove
yang telah diidentifikasi oleh KSU Muara Baimbai dapat dilihat pada Tabel 2.
32
No. Nama Lokal Nama Ilmiah
Nipah Desa Sei Nagalawan yakni : Kepiting Bakau, Biawak, Ikan Lundu, Udang
Galah, Ikan Belanak, Bangau Putih, Elang Merah, Ikan Bakul / Sempakul,
Kepiting Canggah, Ular, Ikan Ketang, Ikan Glodok, dan Ikan Sembilang.
yang kompleks, mempunyai ciri khas yang unik, dengan berbagai fungsi dan
manfaat bagi lingkungan dan makhluk hidup lainnya. Ekosistem ini tersusun dari
berbagai macam flora maupun fauna. Pada zona yang dipengaruhi oleh pasang
tempat berlindung.
abrasi pantai yang terjadi dimulai pada tahun 1990-an. Akibatnya bibir pantai
33
tergerus oleh air laut dan terjadi interusi air laut ke lahan pertanian penduduk.
Pinjam) kelompok. Kehadiran LSM ini banyak membawa perubahan pola pikir
wilayah sepanjang muara hingga pantai merupakan hutan dan belum adanya
desa. Hutan ini sangat didominasi tumbuhan mangrove yang berjenis nipah.
Wilayah mangrove ini juga dimanfaatkan para warga yang sebagian besar
nelayan untuk menangkap ikan, kepiting, udang dan mengolah hasil daun
Romance bay, pantai Cermin, pantai Bali lestari, pantai Srimersing dan masih
banyak pantai lainnya. Semua pantai dikelola oleh para pengusaha dan kurang
ramah lingkungan. Pantai yang memiliki komunitas hutan mangrove hanya ada di
Kampoeng Nipah.
Berikut ini adalah ciri-ciri fisik pohon mangrove yang ada di Pantai
Mangrove Desa Sei Nagalawan yaitu Rhizophora apiculata (dapat dilihat pada
Gambar 5) atau yang biasa dikenal dengan nama bakau merah, tumbuhnya
berkelompok dan kebanyakan berada pada pematang sungai yang tergenang air
serta pada tanah yang berlumpur dan mengandung humus. Pohonnya berakar
34
tunjang dengan bentuk daun elips melebar hingga bulat memanjang dan ujung
kelompok (2 bunga per kelompok). Daun mahkota berjumlah 4 kuning atau putih,
tidak ada rambut, panjangnya 9-11 mm. Kelopak bunga berwarna kuning
berbentuk bulat memanjang hingga seperti buah pir, warna coklat, panjang 2-3,5
cm, berisi satu biji fertil. Hipokotol silindris, berbintil, berwarna hijau jingga. Leher
kontilonon berwarna merah jika sudah matang dengan ukuran hipokotil panjang
bakar karena jenis kayunya yang besar dan kuat. Akarnya yang panjang juga
mempengaruhi kekuatan untuk menahan abrasi, akresi dan intrusi air laut. Jenis
35
Jenis lain yang mendominasi ekosistem hutan mangrove di Desa Sei
hingga 70 cm dengan kulit kayu berwarna gelap hingga hitam dan terdapat celah
horizontal. Akar tunjang dan akar udara yang tumbuh dari percabangan bagian
bawah. Daun berkulit, gagang daun berwarna hijau, panjang 2,5-5,5 cm. Pinak
daun terletak pada pangkal, gagang daun berukuran 5,5-8,5 cm dengan letak
daun dengan formasi kelompok (4-8 bunga per kelopak). Daun mahkota 4 buah
dan berwarna putih, ada rambut dengan ukuran rata-rata 9 mm. kelopak benang
matang, dengan panjang 36-70 cm dan berdiameter 2-3 cm. Tumbuh di areal
yang sama dengan Rhizopora apiculata tetapi lebih toleran terhadap substrat
sungai pasang surut dan di muara sungai, jarang sekali tumbuh pada daerah
yang jauh dari air pasang surut. Pertumbuhan optimal terjadi pada areal yang
tergenang dalam, serta pada tanah yang kaya akan humus. Jenis mangrove
Rhizopora mucronata lebih sering digunakan untuk kayu bakar karena jenis
kayunya yang besar dan kuat. Akarnya yang panjang juga mempengaruhi
36
Gambar 6. Rhizopora mucronata (Dokumentasi PKM, 2016)
Ada pula jenis Avicennia marina (dapat dilihat pada Gambar 7) yang
memiliki akar seperti pensil yang menonjol kepermukaan yang disebut akar
nafas. Kulit kayunya yang halus dengan burik-burik hijau-abu dan terkelupas
ditemukan serbuk tipis. Avicennia marina ini dapat tumbuh hingga setinggi 12 m.
Daun dari avicennia marina memiliki bentuk lancip di ujung dan berwarna hijau
sekitar 0,4 – 0,5 cm dan berwarna kuning hingga oranye, sedangkan buahnya
berwarna hijau dengan ukuran panjang 1.5–2.5 cm dan lebar 1,5–2,0 cm.
hingga pohon dengan ukuran sekitar 2-5 m dan ditemukan di muara sungai atau
sekitar 0-30 ppt. Avicennia marina memiliki potensi yang baik untuk dimanfaatkan
37
sebagai bahan obat-obatan. Masyarakat Sei Nagalawan biasanya
pohon dengan karakteristik morfologi yaitu akar lulut dan akar tunjang kecil, kulit
batang kasar, kulit pohon berwarna abu-abu dan coklat tua. Daun tunggal,
bentuk elips, permukaan atas daun halus, panjang 8-11cm lebar 5,5 cm.
Permukaan atas daun hijau tua, permukaan bawah hijau muda. Jenis ini
subrevecula.
karakteristik morfologi yaitu kulit kayu kasar berwarna abu-abu kehitaman. Daun
tunggal, permukaan atas daun hijau tua, permukaan bawah hijau kekuningan,
daun tebal, ujung runcing, bentuk elips sampai bulat panjang, ukuran panjang 8-
15 cm, lebar 4-6 cm. memiliki akar lutut dan akar tunjang kecil dengan
38
biota meliputi; Morula margariticola, Littorina scabra, Cerithium zonatus, Nerita
berlumpur seperti Rhizophora sp, penyebaran bibit biasanya terbawa oleh arus
air atau ada kontribusi dari masyarakat setempat yang sengaja ingin
dengan baik, maka tumbuhan tersebut tidak dapat tumbuh pada daerah tersebut.
makanan, tempat berpijah, dan habitat alami bagi ikan – ikan hasil tangkapan.
Sehingga banyak ikan – ikan yang berhabitat payau dan laut yang tertangkap di
sebagai berikut :
39
No. Nama Lokal Nama Ilmiah
40
1. Ikan Bawal
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Superclass : Gnathostomata
Class : Actinopterygii
Order : Perciformes
Family : Stromateidae
Genus : Pampus
Ciri – ciri :
Warna tubuh keabuan sampai cokelat dan terdapat titik – titik hitam dan
Pupil mata kecil, berada ditengah, dan lebih pendek dari hidung.
Pangkal ekor pendek, dalam, pipih, tebal, dan tanpa scute dan bagian
Habitat :
Penyebaran :
Jepang.
41
(a) (b)
Gambar 9. (a) Ikan Bawal (Dokumentasi PKM, 2016), (b) Ikan Bawal
(FishBase, 2016)
2. Ikan Senangin
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Superclass : Gnathostomata
Class : Actinopterygii
Order : Perciformes
Family : Polynemidae
Genus : Eleutheronema
Ciri – ciri :
Pangkal ekor lebar, sirip ekor panjang dengan ujung berwarna hitam.
Habitat :
Laut tropis, air tawar, payau, dan amphidromus. Kedalaman sekitar 0 – 23 meter.
Penyebaran :
Pasifik Barat-Indonesia : Teluk Persia sampai Papua Nugini dan bagian utara
Australia.
42
(a) (b)
Gambar 10. (a) Ikan Senangin (Dokumentasi PKM, 2016), (b) Ikan Senangin
(FishBase, 2016)
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Superclass : Gnathostomata
Class : Actinopterygii
Order : Perciformes
Family : Stromateidae
Genus : Pampus
Ciri – ciri :
Pangkal ekor pipih dan lebar, sirip ekor bawah lebih panjang, dan ujung
menghitam.
Habitat :
– 110 meter.
43
Penyebaran :
(a) (b)
Gambar 11. (a) Ikan Bawal Putih (Dokumentasi PKM, 2016), (b) Ikan Bawal
Putih (FishBase, 2016)
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Superclass : Gnathostomata
Class : Actinopterygii
Order : Perciformes
Family : Carangidae
Genus : Selaroides
Ciri – ciri :
Ukuran mata lebih lebar dari hidung dan pupil mata lebar dengan sclera
putih kekuningan.
44
Lingkar pangkal ekor kecil dan keras, terdapat scute, warna sirip ekor
kuning.
Habitat :
kedalaman 1 – 50 meter.
Penyebaran :
(a) (b)
Gambar 12. (a) Ikan Selar Minyak (Dokumentasi PKM, 2016), (b) Ikan Selar
Minyak (FishBase, 2016)
5. Ikan Lidah
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Superclass : Gnathostomata
Class : Actinopterygii
Order : Pleuronectiformes
Family : Cynoglossidae
Genus : Cynoglossus
45
Ciri – ciri :
Warna tubuh cokelat muda dan bagian operculum cenderung hitam dan
Mata berada pada sisi yang sama, dengan bagian interorbital yang kecil.
Habitat :
Laut tropis, perairan payau, demersal, dengan kisaran kedalaman 9 – 125 meter.
Penyebaran :
Pasifik Barat-Indonesia : Teluk Persia sampai Sri Lanka dan Indonesia, utara
(a) (b)
Gambar 13. (a) Ikan Lidah (Dokumentasi PKM, 2016), (b) Ikan Lidah
(FishBase, 2016)
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Superclass : Gnathostomata
Class : Actinopterygii
Order : Perciformes
Family : Sillaginidae
46
Genus : Sillaginopodys
Ciri – ciri :
Habitat :
meter.
Penyebaran :
(a) (b)
Gambar 14. (a) Ikan Gabus Pasir (Dokumentasi PKM, 2016), (b) Ikan Gabus
Pasir (FishBase, 2016)
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Superclass : Gnathostomata
Class : Actinopterygii
47
Order : Perciformes
Family : Lutjanidae
Genus : Pristipomoides
Ciri – ciri :
Warna tubuh merah jambu dengan bagian bawah memutih dan beberapa
garis kuning.
Pangkal ekor lebar dan pipih dengan bagian atas sirip ekor berwarna
kuning.
Habitat :
Laut subtropikal bagian dasar (demersal), kisaran kedalaman 24 – 370 meter dan
Penyebaran :
Atlantik barat : Kanada sampai Karolina Utara, USA dan Laut Karibia sampai
(a) (b)
Gambar 15. (a) Ikan Biji Nangka (Dokumentasi PKM, 2016), (b) Ikan Biji
Nangka (FishBase, 2016)
8. Ikan Coming
48
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Superclass : Gnathostomata
Class : Actinopterygii
Order : Perciformes
Family : Drepaneidae
Genus : Drepane
Ciri – ciri :
Warna tubuh keperakan dengan bintik – bintik hitam dan bagian ujung –
Mata lebar, bahkan hampir mencapai tepi kepala dan bagian sclera
berwarna merah.
Pangkal ekor lebar namun pipih dan bagian sirip ekor berwarna putih
keruh.
Habitat :
Penyebaran :
Pasifik Barat-Indonesia : perairan hangat dan tropis dari India sampai utara
49
(a) (b)
Gambar 16. (a) Ikan Coming (Dokumentasi PKM, 2016), (b) Ikan Coming
(FishBase, 2016)
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Superclass : Gnathostomata
Class : Actinopterygii
Order : Perciformes
Family : Carangidae
Genus : Alectis
Cici – ciri :
Warna tubuh putih keruh dengan bagiantas berwarna perak dan terdapat
Mata lebar dengan sclera berwarna krim dan pupil mata berukuran
sedang.
Habitat :
Laut tropis, payau berasosiasi dengan karang dan kisaran kedalaman 20 – 100
meter.
Penyebaran :
Indo-Pasifik : Laut Merah dan Afrika Timur sampai Polinesia Perancis, utara
sampai bagian selatan Jepang, selatan sampai Laut Arafura dan Australia.
50
(a) (b)
Gambar 17. (a) Ikan Tudung Periuk (Dokumentasi PKM, 2016), (b) Ikan
Tudung Periuk (FishBase, 2016)
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Superclass : Gnathostomata
Class : Actinopterygii
Order : Perciformes
Family : Carangidae
Genus : Atropus
Ciri – ciri :
Warna tubuh perak, dengan bagian perut putih dan sirip ventral bawah
berwarna hitam.
Pangkal ekor kecil, berbentuk bulat memipih, keras, dan terdapat scute.
Habitat :
Peyebaran :
51
Pasifik Barat-Indonesia : di perairan tropis , utara sampai Perfektur Mie, Jepang.
(a) (b)
Gambar 18. (a) Ikan Kupak (Dokumentasi PKM, 2016), (b) Ikan Kupak
(FishBase, 2016)
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Superclass : Gnathostomata
Class : Actinopterygii
Order : Perciformes
Family : Sciaenidae
Genus : Johnius
Ciri – ciri :
Warna tubuh keperakan dengan bagian bawah putih dan bagian ujung
Mata lebar, bahkan hampir mencapai tepi kepala dan pupil besar dengan
Pangkal ekor cenderung lebar, panjang, dan tebal dengan sirip ekor
52
Hbitat :
sekitar 40 meter.
Penyebaran :
(a) (b)
Gambar 19. (a) Ikan Gulama (Dokumentasi PKM, 2016), (b) Ikan Gulama
(FishBase, 2016)
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Superclass : Gnathostomata
Class : Actinopterygii
Order : Perciformes
Family : Sphyraenidae
Genus : Sphyraena
Ciri – ciri :
53
Warna tubuh abu – abu dengan bagian atas hitam dan bawah putih serta
Mata lebar dengan pupil mata besar dan sclera berwarna putih.
Pangkal ekor cenderung lebar dan tebal dengan bagianujung sirip ekor
menghitam.
Habitat :
meter.
Penyebaran :
Pasifik Barat-Indonesia : Laut Merah dan Afrika Timur sampai Kaledonia Baru
dan Vanuatu, utara sampai bagian selatan Jepang. Dilaporkan terdapat di Fiji
dan Tuvalu.
(a) (b)
Gambar 20. (a) Ikan Alo Alo (Dokumentasi PKM, 2016), (b) Ikan Alo Alo
(FishBase, 2016)
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Superclass : Gnathostomata
Class : Chondrichthyes
54
Order : Myliobatiformes
Family : Dasyatidae
Genus : Telatrygon
Ciri – ciri :
Warna tubuh cokelat dengan bagian pinggir lebih terang dan bagian
bawah putih.
Mata berada pada sisi atas cenderung lebar dengan pupil yang besar
Habitat :
Penyebaran :
Pasifik Barat laut : lepas pantai Jepang bagian selatan dan Laut Cina Timur.
(a) (b)
Gambar 21. (a) Ikan Pari (Dokumentasi PKM, 2016), (b) Ikan Pari (FishBase,
2016)
Phylum : Chordata
55
Subphylum : Vertebrata
Superclass : Gnathostomata
Class : Actinopterygii
Order : Perciformes
Family : Carangidae
Genus : Megalaspis
Ciri – ciri :
Mata lebar, dengan pupil mata yang besar dan sclera putih.
Pangkal ekor kecil, sangat keras, dan terdapat scute dengan ujung sirip
Habitat :
Laut tropis, payau berasosiasi dengan karang, dan kisaran kedalaman 20 – 100
meter.
Penyebaran :
(a) (b)
Gambar 22. (a) Ikan Cincaro (Dokumentasi PKM, 2016), (b) Ikan Cincaro
(FishBase, 2016)
56
15. Ikan Kakap Ayam
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Superclass : Gnathostomata
Class : Actinopterygii
Order : Perciformes
Family : Scaridae
Genus : Chlorurus
Ciri – ciri :
Warna tubuh hijau dengan garis – garis merah pada bagian kepala, tepi
Mata berukuran sedang dengan pupil mata kecil dan sclera merah.
Pangkal ekor lebar dan tebal berwarna hijau, namun sirip ekor cenderung
berwarna biru.
Habitat :
Penyebaran :
(a) (b)
57
Gambar 23. (a) Ikan Kakap Ayam (Dokumentasi PKM, 2016), (b) Ikan Kakap
Ayam (FishBase, 2016)
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Superclass : Gnathostomata
Class : Actinopterygii
Order : Perciformes
Family : Serranidae
Genus : Cephalopholis
Ciri – ciri :
Warna tubuh cokelat kemerahan dengan titik – titik biru di seluruh tubuh
Pangkal ekor lebar dan tebal berwarna cokelat muda, sedangkan sirip
Habitat :
Laut tropis yang berasosiasi dengan karang, nir-ruaya, dan kisaran kedalaman 1
– 50 meter.
Penyebaran :
bagain barat sampai Kepulauan Capricorn, bagian selatan Great Barrier Reef);
58
(a) (b)
Gambar 24. (a) Ikan Kerapu Bintik (Dokumentasi PKM, 2016), (b) Ikan
Kerapu Bintik (FishBase, 2016)
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Superclass : Gnathostomata
Class : Actinopterygii
Order : Perciformes
Family : Carangidae
Genus : Elagatis
Ciri – ciri :
Warna tubuh abu – abu dengan bagian atas hitam dan bagian bawah
Pangkal ekor membulat dan tebal serta sirip ekor berwarna kuning.
Habitat :
Laut subtropikal yang berasosiasi dengan karang dan kisaran kedalaman 0 – 150
59
Penyebaran :
Atlantik bagian barat : Massachusetts, USA dan bagian utara Teluk Meksiko
sampai Rio de Janeiro, Brazil. Atlantik bagian timur : lepas pantai Genoa, Italia
dalam Laut Mediterania dan dari Pantai Gading sampai Angola. Sepanjang Indo-
Pasifik, namun jarang atau tidak ada di Teluk Persian. Pasifik bagian timur :
(a) (b)
Gambar 25. (a) Ikan Salam (Dokumentasi PKM, 2016), (b) Ikan Salam
(FishBase, 2016)
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Superclass : Gnathostomata
Class : Actinopterygii
Order : Perciformes
Family : Polynemidae
Genus : Polydactylus
Ciri – ciri :
60
Warna tubuh kekuningan namun bagian atas berwarna merah jambu dan
Mata berukuran lebar dengan pupil yang besar dan sclera berwarna
kuning.
Pangkal ekor lebar dan pipih dan sirip ekor berwarna kuning.
Habitat :
Penyebaran ;
(a) (b)
Gambar 26. (a) Ikan Senangin Kecil (Dokumentasi PKM, 2016), (b) Ikan
Senangin Kecil (FishBase, 2016)
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Superclass : Gnathostomata
Class : Actinopterygii
Order : Perciformes
Family : Carangidae
Genus : Atule
61
Species : Atule mate
Ciri – ciri ;
Mata berukuran cenderung lebar dengan pupil mata besar dan sclera
putih kekuningan.
Pangkal ekor kecil, membulat, dan terdapat scute serta warna sirip ekor
kuning.
Habitat :
meter.
Penyebaran :
Indo-Pasifik : Laut Merah dan pantai timur Afrika sampai Kepulauan Hawaii dan
Samoa, utara sampai Jepang, selatan sampai Laut Arafura dan bagian utara
Australia.
(a) (b)
Gambar 27. (a) Ikan Selar Gelek (Dokumentasi PKM, 2016), (b) Ikan Selar
Gelek (FishBase, 2016)
Phylum : Chordata
62
Subphylum : Vertebrata
Superclass : Gnathostomata
Class : Actinopterygii
Order : Perciformes
Family : Lutjanidae
Genus : Pristipomoides
Ciri – ciri :
Warna tubuh merah dengan beberapa garis kuning dan bagian bawah
memutih.
Pangkal ekor berbentuk pipih cenderung lebar dan tebal dengan ujung
Habitat :
Laut tropis, demersal, dan kisaran kedalaman 40 – 350 meter, biasanya 125 –
275 meter.
Penyebaran :
Indo- Pasifik : Laut Merah, Laut Arab, dan Afrika Timur sampai Samoa, utara
(a) (b)
63
Gambar 28. (a) Ikan Merah (Dokumentasi PKM, 2016), (b) Ikan Merah
(FishBase, 2016)
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Superclass : Gnathostomata
Class : Actinopterygii
Order : Perciformes
Family : Scombridae
Genus : Rastrelliger
Ciri – ciri :
Mata lebar dnegan pupil mata berukuran sedang dan sclera berwarna
kuning.
Pangkal ekor pendek, membulat, terdapat scute, dan sirip ekor berwarna
kekuningan.
Habitat :
Penyebaran :
64
(a) (b)
Gambar 29. (a) Ikan Gembung Kuring (Dokumentasi PKM, 2016), (b) Ikan
Gembung Kuring (FishBase, 2016)
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Superclass : Gnathostomata
Class : Actinopterygii
Order : Perciformes
Family : Scombridae
Genus : Thunnus
Ciri – ciri :
Mata lebar dengan pupil mata yang besar dan sclera berwarna putih.
Habitat :
Penyebaran :
65
Pasifik Barat-Indonesia : Laut Merah dan Afrika Timur sampai Papua Nugini,
Baru.
(a) (b)
Gambar 30. (a) Ikan Tongkol Sisik (Dokumentasi PKM, 2016), (b) Ikan
Tongkol Sisik (FishBase, 2016)
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Superclass : Gnathostomata
Class : Actinopterygii
Order : Perciformes
Family : Carangidae
Genus : Decapterus
Ciri – ciri :
Warna tubuh bagian atas perak namun bagian bawah putih dan terdapat
garis oranye.
putih kekuningan.
66
Pangkal ekor berukuran pendek dan cenderung tebal dengan scute dan
Habitat :
meter.
Penyebaran :
Indo- Pasifik : Jepang dan barat laut Kepulauan Hawaii, pantai timur dan barat
Australia, Rapa, dan Pulau Paskah, dan dari Teluk California sampai Peru.
(a) (b)
Gambar 31. (a) Ikan Dencis (Dokumentasi PKM, 2016), (b) Ikan Dencis
(FishBase, 2016)
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Superclass : Gnathostomata
Class : Actinopterygii
Order : Perciformes
Family : Carangidae
Genus : Parastromateus
67
Ciri – ciri :
Warna tubuh bagian atas abu – abu kecokelatan dan bagian bawah putih
keperakan.
Mata berukuran kecil dengan pupil yang juga kecil dengan warna scelra
kuning.
Pangkal ekor pendek dan keras serta terdapat scute dengan warna sirip
Habitat :
Penyebaran :
Australia.
(a) (b)
Gambar 32. (a) Ikan Bawal Hitam (Dokumentasi PKM, 2016), (b) Ikan Bawal
Hitam (FishBase, 2016)
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Superclass : Gnathostomata
68
Class : Actinopterygii
Order : Perciformes
Family : Carangidae
Genus : Caranx
Ciri – ciri :
Warna tubuh keperakan dengan bagian atas lebih gelap dan sirip pectoral
berwarna kuning.
Mata berukuran sedang pupil mata besar dan sclera berwarna putih.
Pangkal ekor kecil, tebal, dan terdapat scute serta sirip ekor berwarna
hitam.
Habitat :
Penyebaran :
Bagian timur Atlantik : pantai barat Afrika, dari Mauritania sampai bagian selatan
Angola.
(a) (b)
Gambar 33. (a) Ikan Kapas Kapas (Dokumentasi PKM, 2016), (b) Ikan Kapas
Kapas (FishBase, 2016)
69
Klasifikasi menurut Myers et al., (2017) :
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Superclass : Gnathostomata
Class : Actinopterygii
Order : Perciformes
Family : Lutjanidae
Genus : Lutjanus
Ciri – ciri :
Warna tubuh cokelat dengan bagian atas lebih gelap dan bberapa garis
abu – abu.
Mata berukuran besar bahkan sampai tepi kepala dengan pupil yang
Pangkal ekor lebar dan tebal dengan sirip berwarna cokelat tua.
Habitat :
Laut tropis, air tawar, payau bentopleagis, katadromus (ruaya dari air tawar ke
laut).
Penyebaran :
Oceania : hanya diketahui dari bagian selatan Papua Nugini antara distrik Port
70
(a) (b)
Gambar 34. (a) Ikan Kakap Hitam (Dokumentasi PKM, 2016), (b) Ikan Kakap
Hitam (FishBase, 2016)
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Superclass : Gnathostomata
Class : Actinopterygii
Order : Perciformes
Family : Sciaenidae
Genus : Pennahia
Ciri – ciri :
Warna tubuh putih keperakan dengan bagian bawah yang semakin putih.
Mata berukuran sedang dengan pupil juga berukuran sedang dan sclera
Pangkal ekor lebar dan tebal dengan sirip berwarna putih kekuningan.
Habitat :
Laut tropis, dasar (demersal), dan kisaran kedalaman sampai 100 meter.
Penyebaran :
71
(a) (b)
Gambar 35. (a) Ikan Kakap Putih (Dokumentasi PKM, 2016), (b) Ikan Kakap
Putih (FishBase, 2016)
lingkungan. Selain itu, parameter kualitas air dapat mempengaruhi ikan – ikan
yang tinggal didalamnya, mulai dari ciri fisik sampai tingkah laku. Pengukuran
kualitas air yang dilakukan meliputi parameter fisika yaitu suhu dan arus, dan
parameter kimia yaitu salinitas dan pH. Berikut adalah data kualitas air yang telah
72
a. Suhu
pengukuran suhu terendah terjadi pada tanggal 19 dan 26 Juli 2016 sebesar 29
perairan berkisar antara 29,64 °C hingga 30,23 °C. Suhu perairan tertinggi
sebesar 31,34 °C dan terendah sebesar 28,95 °C. Pola sebaran menegak suhu
perairan Selat Malaka menunjukkan bahwa perairan ini memiliki massa air yang
homogeny dengan suhu yang hampir sama dalam kolom air. Suhu
suhu.
b. Kecepatan Arus
tertinggi terjadi pada tanggal 19 Juli 2016 sebesar 0,031 m/det. Sedangkan hasil
sebesar 0,023 m/det. Sehingga rata – rata kecepatan arus diperkirakan sekitar
0,02725 m/det.
namun secara umum kecepatan arus pada saat surut lebih tinggi dibanding
dengan saat pasang. Kecepatan arus di Selat Rupat berkisar 0.22 – 0,82 m/dt.
Kecepatan arus tertinggi terdapat di perairan Pulau Ketam yaitu rata – rata 0.65
m/dt dan diikuti oleh perairan Lubuk Gaung 0.63 m/dt. Tingginya kecepatan arus
73
terbuka Selat Malaka. Kecepatan arus mempengaruhi keberadaan ikan, karena
c. Salinitas
pengukuran salinitas terendah terjadi pada tanggal 19 Juli 2016 sebesar 28 ppt.
perairan Selat Malaka adalah 31,17 ppt. Nilai salinitas tertinggi adalah sebesar
32,86 ppt, sedangkan nilai salinitas terendah sebesar 26,48 ppt. Perubahan
salinitas utamanya disebabkan oleh pengaruh massa air tawar yang masuk dari
d. pH
selama waktu pengamatan. Nilai pH yang didapat adalah 8. Sehingga rata – rata
pH diperkirakan sekitar 8.
Menurut Safitri dan Putri (2013), selama periode 1992 – 2009 trend data
sebesar -7 x 10 – 8 dari nilai rata - ratanya atau mendekati nol sehingga dapat
dikatakan nilai pHnya cenderung konstan per tahun (lebih asam). Minimum pH
terjadi pada Februari 2005 (musim barat). Selain itu rerata pH Selat Malaka
pada Musim Timur sekitar 7,63. Perubahan nilai pH yang signifikan dapat
didalamnya.
74
V. KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
2. Jenis – jenis ikan yang didaratkan di Desa Sei Nagalawan antara lain :
Ikan Bawal, Ikan Senangin, Ikan Bawal Putih, Ikan Selar MInyak, Ikan
Lidah, Ikan Gabus Pasir, Ikan Biji Nangka, Ikan Caming, Ikan Tudung
Periuk, Ikan Kupak, Ikan Gulama, Ikan Alo – alo, Ikan Pari, Ikan Cincaro,
Ikan Kakap Ayam, Ikan Kerapu Binti, Ikan Salam, Ikan Senangin Kecil,
Ikan Selar Gelek, Ikan Merah, Ikan Gembung Kuring, Ikan Tongkol Sisik,
Ikan Dencis, Ikan Bawal Hitam, Ikan Kapas – kapas, Ikan Kakap Hitam,
berukuran relatif kecil. Selain itu ikan – ikan yang didaratkan juga
atau karang. Data hasil analisa secara morfologi, morfometri, dan meristik
sampel ikan yang didaratkan di Desa Sei Naga Lawan dapat dilihat pada
Lampiran 3.
75
meter/detik – 0,031 meter/detik, salinitas berkisar antara 28 ppt – 31 ppt,
dan pH 8.
5.2 Saran
76
4. Penggandaan ataupun pergantian sarana dan prasarana alat untuk
5. Dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui jenis – jenis ikan lain
77
DAFTAR PUSTAKA
Brown, A. dan P. Rengi. 2013. Pelagic Fish Stock Estimation by Using the
Kuncoro, M. 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Erlangga. Jakarta.
Mandagi A., N. K. Patrice dan K. Masengi. 2013. Sebaran Suhu dan Salinitas di
78
Masrikat, J. A. N. 2002. Karakteristik Oseanografi Fisik dan Dsitribusi Ikan di
Perairan lat Cina Selatan dan Selat Malaka pada Musim Timur. Tesis.
Pekanbaru.
Pulungan, C. P. 2009. Fauna Ikan dari Sungai Tenayan, Anak Sungai Siak, dan
Safitri, M. dan M. R. Putri. 2013. Kondisi Keasaman (pH) Laut Indonesia. Jurnal.
Malang.
79
Susilowati, E. B. dan E. P. Bambang. 2011. Analisis dan Perancangan Sistem
Diponegoro. Semarang.
Yogyakarta.
80
LAMPIRAN
Sampel ikan
Sampling Jaring
Plastik kresek
Parameter Fisika
Tali raffia
Perairan
Parameter Kimia
Perairan
Salinitas Refraktometer
Tisu
Perairan
pH Kotak standard pH
Kertas pH
81
Kegiatan Alat Bahan
Buku identifikasi
Identifikasi Ikan Sampel ikan
Kamera digital
82
Fungsi dan Gambar Alat
83
No. Alat Fungsi Gambar
8. Kotak standard Untuk mecocokkan nilai
pH pH perairan
84
Fungsi Bahan
85
Lampiran 2. Daftar Pertanyaan Wawancara Nelayan
7. Berapa kg rata – rata ikan yang didapat dalam satu kali penangkapan?
9. Berapa rata – rata modal yang dibutuhkan untuk satu kali penangkapan?
10. Berapa rata – rata hasil penjualan dalam satu kali penangkapan?
penangkapan ikan?
tangkapan ikan?
86
Jenis ikan TL TW BD BG TD SL FL HL PDL SNL POL OD CPL PFL VFL DFL AFL AdFL
Alo - alo 47,5 447 5,8 14,7 4,4 40 42 12,3 17 5,5 4,5 1,6 8 4,5 3,3 4,5 5,2 5,8
Bawal 16,6 42,5 10,6 23,2 2,3 13,2 14,4 3,6 8 0,8 2,2 0,8 1,7 4,5 - 5,9 5,9 -
87
Jenis ikan FR D FR Ad FR P FR C FR V FR A LL LT BT BLM LSV BSD TSE TG TS
88
Keterangan :
2
3
89
Letak Sirip Ventral Ikan (LSV) :
90
Tipe Sirip Ekor Ikan (TSE) :
91
Tipe Sisik Ikan (TS) :
92