Anda di halaman 1dari 32

TEKNIK PENDEDERAN IKAN NILA (Oreochromis

niloticus) GENETICALLY MALE TILAPIA


(GMT) DI BALAI BESAR PERIKANAN
BUDIDAYA AIR TAWAR (BBPBAT) SUKABUMI JAWA BARAT

TUGAS AKHIR

SELFRIDA
1322010055

JURUSAN BUDIDAYA PERIKANAN


POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PANGKAJENE DAN KEPULAUAN
PANGKEP
2016
TEKNIK PENDEDERAN IKAN NILA (Oreochromis
niloticus) GENETICALLY MALE TILAPIA
(GMT) DI BALAI BESAR
PERIKANAN BUDIDAYA AIR
TAWAR SUKABUMI JAWA BARAT

TUGAS AKHIR

SELFRIDA
1322010055

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Studi pada


Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene dan Kepulauan

Telah Diperiksa dan Disetujui oleh Pembimbing

Ir. H. Bustamin, M.P. Dr. Ir. Wahidah,


S.Pi.,M.Si. Ketua Anggota

Diketahui oleh:

Dr. Ir. Darmawan, M.P. Ir. Rimal Hamal,


M.P. Direktur Ketua
Jurusan

ii
Tangga
l Lulus: 29 Agustus 2016
RINGKASAN
SELFRIDA, 1322010055. Teknik Pendederan Ikan Nila (Oreochromis niloticus)

Genetically Male Tilapia (GMT) Di Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar (BB

PBAT) Sukabumi Jawa Barat, dibimbing oleh Bustamin dan Wahidah .

Ikan nila (Oreochromis niloticus) bukan ikan nila asli perairan Indonesia
tetapi merupakan jenis ikan nila hasil introduksi. O.niloticus berasal dari Sungai Nil
dan danau - danau sekitarnya dan pertama kali diintroduksi dari Taiwan tahun 1969
dan dikembangkan di Danau Tondano. O.niloticus memiliki sifat-sifat unggul
sebagai berikut: warna dagingnya putih, enak dan tidak berduri banyak, mudah
berkembangbiak, pertumbuhan cepat, toleran terhadap perubahan lingkungan seperti
suhu, oksigen terlarut, dan tahan terhadap penyakit.

Tugas akhir ini bertujuan untuk mengetahui teknik pemeliharaan benih dan
diharapkan dapat menjadi sumbangan informasi bagi petani perikanan pada
khususnya dan kepada masyarakat luas pada umumnya dalam rangka meningkatkan
produksi benih ikan nila dengan kualitas yang unggul.

Kegiatan pemeliharaan benih ikan Nila O.niloticus dilakukan dengan


beberapa tahap yaitu penyiapan sarana dan prasarana budidaya, persiapan lahan,
persiapan benih dan pemeliharaan. Adapun bahan yang digunakan dalam usaha
pemeliharaan benih seperti larva O. niloticus, pellet, dan pupuk kandang.

Tugas akhir ini disusun berdasarkan Kegiatan Pengalaman Kerja Praktek


Mahasiswa (PKPM) dilaksanakan dari tanggal 09 Februari sampai 09 Mei 2016 di
Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi Jawa Barat.
Adapun metode yang digunakan dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini yaitu
hasil kegiatan PKPM dan hasil wawancara dengan pembimbing lapangan serta hasil
pengamatan di lapangan ditambah dengan studi literatur yang berkaitan dengan judul
tugas akhir.

Pendederan adalah pemeliharaan benih ikan nila sehingga mencapai ukuran


tertentu. Pendederan dilakukan dalam dua tahap, yakni pendederan pertama pada
kolam D35 dengan jumlah tebar 97.000 ekor yang dipelihara selama 21 hari
sehingga diperoleh jumlah benih akhir 42.000 ekor dengan SR 43,2%, dan pada
kolam D37 dengan jumlah tebar 178.000 ekor yang dipelihara selam 21 hari
sehingga diperoleh jumlah benih akhir 158.000 ekor dengan SR 88,2% dan pada
pendederan kedua jumlah tebar 200.000 ekor dipelihara selama 30 hari sehingga
diperoleh jumlah benih akhir yaitu 145.000 ekor dengan SR 72,5%. Pada pendederan

iii
pertama benih ikan nila yang di tebar dengan ukuran 0,89 cm dengan berat rata – rata
benih yang ditebar adalah 0,016 gram. Benih ini dipelihara selama 21 hari sehingga
saat panen diperoleh benih ikan nila dengan ukuran 1,77 cm dan berat rata rata 0,076
gram. Pada pendederan kedua, benih ikan nila yang di tebar dengan ukuran 2 cm
dengan berat rata- rata 0,18 gram Benih ini dipelihara selama 30 hari sehingga saat
panen diperoleh benih ikan nila berukuran 3,63 cm dengan berat rata – rata 0,68
gram. Pakan yang digunakan selama kegiatan pemeliharaan benih ikan nila adalah
pakan tenggelam yang direndam dengan air sehingga berbentuk remahan dan sesuai
dengan bukaan mulut benih yang dipelihara dengan kandungan protein 28 %, lemak
6%, serat 7%, abu 12%, kadar air 12%.

iv
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
Rahmat dan Karunianya sehingga penulis dapat menyusun Tugas Akhir dengan judul
Teknik Pendederan Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Genetically Male Tilapia
(GMT) yang dilaksanakan pada bulan 09 Februari – 09 Mei 2016 di Balai Besar
Perikanan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi Jawa Barat. Tugas akhir ini
disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Jurusan Budidaya
Perikanan Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan.

Penulis menghanturkan doa, rasa hormat, serta terima kasih yang sebesar
besarnya kepada:
1. Bapak Ir. H. Bustamin, M.P selaku pembimbing pertama dan Ibu
Dr. Ir. Wahidah, S.Pi.,M.Si. selaku pembimbing kedua yang telah
memberikan motivasi, arahan dan bimbingan dalam penyusunan Laporan
Tugas Akhir .
2. Ibu Ir. Hj. Fauziah Nurdin, M.P selaku Penasehat Akademik
3. Ketua Jurusan Budidaya Perikanan Bapak Ir.Rimal Hamal,M.P dan seluruh
staf Jurusan Budidaya Perikanan.
4. Bapak Dr. Ir. Darmawan, M.P Selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri
Pangkep
5. Kedua orang tua tercinta serta keluarga besar yang telah memberikan
motivasi dan dukungan baik secara spiritual maupun secara material serta
beliau senantiasa mengiring doa hingga penyelesaian studi ini.
6. Kepada rekan – rekan seangkatan di Jurusan Budidaya Perikanan dan semua
saudaraku, karena keberadaanmu, pengorbanan, keiklasan dan doamu
menjadi motivasi bagi saya dalam menyelesaikan studi dikampus Politeknik
Pertanian Negeri Pangkep.

v
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini masih
jauh dari kesmpurnaan. Oleh sebab itu, dengan kerendahan hati penulis
mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang sifatnya membangun dan
akhirnya penulis berharap semoga Laporan Tugas Akhir ini mendapat respon positif
dari berbagai pihak.
Pangkep, 29 Agustus 2016

Penulis

vi
DAFTAR ISI

Halaman

RINGKASAN iii
KATA PENGANTAR v
DAFTAR ISI vii
DAFTAR TABEL ix
DATAR GAMBAR x
DAFTAR LAMPIRAN xi

I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Tujuan dan Manfaat ......................................................................... 2
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi Ikan Nila (O. niloticus). ................................................. 3
2.2 Morfologi Ikan Nila ......................................................................... 3
2.3 Habitat dan Kebiasaan Hidup........................................................... 4
2.4 Makanan dan Kebiasaan Makan ..................................................... 5
2.5 Pendederan Ikan Nila ....................................................................... 5
2.6 Parameter Kualitas Air ................................................................... 6
2.6.1 Suhu......................................................................................... 6
2.6.2 pH....................................................................................................
6 2.6.3 Oksigen Terlarut ..................................................
7 2.6.4 Karbondioksida ...........................................................
7 2.6.5 Amonia..........................................................................
7 2.6.6 Nitrit ............................................................................................ 8

III METODE
3.1 Waktu dan Tempat.............................................................................. 9
3.2 Metode pengumpulan Data................................................................. 9
3.2.1 Data Primer................................................................................ 9
3.2.2 Data Sekunder............................................................................ 9
3.3 Alat dan Bahan ................................................................................... 9
3.4 Metode Pelaksanaan
3.4.1 Pendederan I.................................................................................10
A Persiapan Kolam Pendederan ...................................................
...........................................................11 B Penebaran Benih

vii
12 C Pengelolaan Pakan pada
Benih Ikan Nila ..............................................................................
..... 13 D Pengelolaan Kualitas Air pada Kolam Pemeliharaan
Benih Ikan Nila.......................................................................
........................... 13 E Sampling Pertumbuhan dan Populasi
.......................................13 F Pengendalian Hama dan Penyakit
........................................................................ 13 G Panen Benih
.......................................................................15 H Sortir Benih
....................................................................................................15
3.4.2 Pendederan II................................................................................16
A Persiapan Wadah........................................................................
................................................................. 16 B Penebaran Benih
................................................................... 16 C Pemberian Pakan
.............................................................................. 17 D Sampling
......................................................................... 18 E Panen Benih
........................................................................18 F Panen Benih
.............. 18 G Pengepakan dan Pengangkutan Benih Ikan Nila
....................................................................................................19
3.5 Paramater yang Diamati dan Analisa Data.............................................20
3.5.1 Parameter yang Diamati...............................................................20
3.5.2 Analisa Data.................................................................................21

IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Kelangsungan Hidup Benih Ikan Nila............................................... 22
4.2 Pertumbuhan............................................................................................23
4.3 Pengelolaan Kualitas Air.........................................................................25

V KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan.............................................................................................27
5.2 Saran........................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

viii
DAFTAR TABEL

Halaman

1 Alat yang digunakan pada kegiatan pendederan ikan nila..............................10

2 Bahan yang digunakan pada kegiatan pendederan ikan nila...........................10

3 Pengelolaan pakan pada benih ikan nila..........................................................12

4 Kandungan nutrisi pakan pellet........................................................................12

5 Kelangsungan hidup benih ikan nila................................................................22

6 Nilai rata - rata pertumbuhan ikan nila pada pendederan I dan II....................23

7 Nilai rata - rata pertambuhan panjang dan barat ikan nila pada
pendederan I dan II...........................................................................................23

8 Parameter kualitas air.......................................................................................25

ix
DAFTAR GAMBAR

Halaman

1 Morfologi ikan nila ...................................................................................... 4

2 Penebaran benih ikan nila..................................................................................11

3 Saringan hapa pada inlet....................................................................................14

3 Penyurutan air kolam.........................................................................................15

4 Proses pengepakan dan pengangkutan benih ikan nila......................................20

x
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1 Persiapan kolam pendederan benih ikan nila....................................................30


2 Pemberian pakan dan sampling benih ikan nila................................................31
3 Panen benih sampai pada pengepakan dan pengangkutan benih ikan
nila.....................................................................................................................32

xi
I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ikan nila (Oreochromis niloticus) adalah komoditas perikanan

Indonesia yang berprospek cerah karena sudah dikenal lama oleh masyarakat

sejak tahun 1969. Prospek pasar ikan nila semakin terbuka lebar dan setiap

tahun semakin meningkat. Menurut Direktorat Jenderal Perikanan, (2015)

target produksi benih ikan nila dalam kurun waktu 5 tahun terus meningkat

yaitu pada tahun 2015 sebanyak 1.250.616 ekor, tahun 2016 sebanyak

13.414.076 ekor, tahun 2017 sebanyak 1.545.933 ekor, tahun 2018

sebanyak 1.784.111 ekor dan pada tahun 2019 sebanyak 1.981.593 ekor

dengan kenaikan produksi pertahun rata - rata 12,25%.

Kendala utama dalam pengembangan budidaya ikan nila adalah

ketersediaan benih yang terbatas, baik jumlah maupun kualitasnya. Kualitas

benih ditentukan oleh ukuran panjang maupun bobotnya, tahan terhadap

serangan hama dan penyakit serta ketersediaan benih secara

berkesinambungan.

Usaha budidaya ikan nila membutuhkan ketersediaan benih secara

kontinyu, yang dapat dicapai melalui usaha pembenihan yang mencakup

pemijahan dan dilanjutkan hingga pendederan. Pada kegiatan pendederan

terdapat beberapa faktor yang perlu diperhatikan atau memerlukan

penanganan khusus, sehingga diperoleh benih yang berkualitas.

1
Pentingnya dilakukan pendederan sebelum ditebar ke kolam

pembesaran agar benih mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungan

yang extrim, tahan terhadap serangan hama dan penyakit, perubahan kualitas

air, mampu beradapasi dengan pakan buatan, dan memperoleh benih ikan nila

yang mempunyai ukuran seragam baik panjang maupun berat. Oleh karena

itu melalui laporan tugas akhir ini akan dibahas mengenai teknik pendederan

pada ikan nila.

1.2 Tujuan dan Manfaat


Tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk memperkuat

penguasaan teknik pendederan ikan nila Genetically Male Tilapia (GMT).

Manfaat Penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk memperluas wawasan,

kompotensi keahlian mahasiswa dalam berkarya di masyarakat kelak

khususnya mengenai teknik pendederan ikan nila (Oreocromis niloticus)

Genetically Male Tilapia (GMT). di BBPBAT Sukabumi Jawa Barat.

2
II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi Ikan Nila

Klasifikasi ikan nila menurut Wahyu (2010) sebagai berikut:

Filum : Chordata

Subfilum : Vertebrata

Kelas : Osteichthyes

Subkelas :

Acanthoptherigii Ordo :

Percomorphi Subordo :

Percoidea

Famili : Cichlidae

Genus : Oreochromis

Spesies : Oreochromis niloticus

2.2 Morfologi Ikan Nila

Morfologi ikan nila memiliki bentuk tubuh pipih, bersisik besar dan

kasar, kepala relatif kecil, warna hitam keabu-abuan dengan bagian perut

berwarna putih sampai ungu dan terdapat garis vertikal pada tubuh, sirip

punggung dan ekor berjumlah 8 buah juga terdapat gurat sisi linea lateralis

terputus di bagian tengah kemudian berlanjut, tetapi letaknya lebih ke bawah

dari pada letak garis yang memanjang di atas sirip dada. Jumlah sisik pada

gurat sisi 28−35 buah. Ikan nila memiliki 5 buah sirip yaitu sirip punggung

(dorsal fin) yang memiliki 17 buah jari-jari sirip keras dan 13 jari-jari sirip

lunak, sirip dada (pectoral fin) yang memiliki 11−15 jari-jari sirip lunak, sirip

perut (ventral fin) yang memiliki 1 buah jari-jari sirip keras dan 5 jari-jari sirip

3
lunak, sirip dubur (anal fin) yang memiliki 3 buah jari-jari sirip keras dan

10−11 jari-jari sirip lunak dan sirip ekor (caudal fin) yang memiliki 2 jari-jari

sirip keras dan 18 jari-jari sirip lunak (Anonim, 2009). Morfologi Ikan Nila

dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Morfologi Ikan Nila

2.3 Habitat dan Kebiasaan Hidup

Habitat adalah lingkungan hidup tertentu sebagai tempat tumbuhan atau

hewan hidup dan berkembangbiak. Ikan nila memiliki toleransi yang tinggi

terhadap lingkungan hidupnya sehingga dapat hidup di perairan tawar

maupun payau. Habitat hidup ikan nila cukup beragam sehingga dapat hidup

di perairan yang dalam dan luas maupun di kolam yang sempit dan dangkal.

Dapat hidup di sungai yang tidak terlalu deras, danau, waduk, rawa, sawah,

hingga tambak.

4
2.4 Makanan dan Kebiasaan Makan

Tipe makan ikan nila termasuk ikan pemakan segala (omnivore).

Jenis makanan pada stadia larva terdiri dari crustacea kecil dan benthos.

Setelah mencapai benih lebih menyukai zooplankton seperti Rotifera sp,

Moina sp dan Daphnia sp. Bila dipelihara secara intensif dapat diberi pakan

buatan (pellet) dengan kadar protein minimal 25% (Arie 2003). Selanjutnya

ikan nila dewasa memiliki kemampuan mengumpulkan makanan di perairan

dengan bantuan lendir (mucus) dalam mulut, makanan tersebut membentuk

gumpalan partikel sehingga tidak mudah keluar. Selain itu ikan nila

memakan jenis makanan tambahan seperti dedak halus, tepung bungkil

kacang, ampas kelapa dan sebagainya, ikan nila tumbuh cepat hanya dengan

pakan yang mengandung protein 20−25%, kandungan protein pakan pelet

sebesar 20−25% dan lemak 6−8% .

2.5 Pendederan Ikan Nila

Pendederan merupakan kelanjutan pemeliharaan benih ikan nila dari

hasil pembenihan untuk mencapai ukuran tertentu yang siap untuk dibesarkan

Pendederan dilakukan dalam dua tahap, yakni pendederan pertama dan

pendederan kedua. Tujuan dari pendederan ini adalah untuk memperoleh

ikan nila yang mempunyai ukuran seragam baik panjang maupun berat dan

memeberikan kesempatan ikan nila mendapatkan makanan sehingga

pertumbuhan juga seragam dan berkualitas.

5
2.6 Parameter Kualitas Air

Air merupakan media untuk kegiatan budidaya ikan, termasuk pada

kegiatan pendederan. Kualitas air dipengaruhi oleh berbagai bahan kimia

yang terlarut dalam air, seperti oksigen terlarut, pH, alkalinitas, kesadahan,

dan bahan-bahan fisika lainnya. Perubahan karakteristik air yang dapat

dikatakan telah terjadi peningkatan kualitas air. Demikian juga sebaliknya,

bila perubahan itu menurunkan produksi, dapat dikatakan terjadi penurunan

kualitas air (Sucipto dan Amri, 2005).

2.6.1 Suhu

Suhu air merupakan salah satu faktor penting yang berpengaruh

terhadap kehidupan ikan nila. Suhu sangat penting dalam kehidupan perairan

karena suhu mempengaruhi dalam proses kimia maupun biologis dalam

perairan.

Khaiuruman dan Amri (2002) menyatakan ikan nila dapat tumbuh

secara normal pada kisaran suhu 14 − 38ºC. Suhu optimal untuk

pertumbuhan ikan nila adalah 25−30ºC dan akan terganggu jika suhu

habitatnya lebih rendah dari 14ºC atau pada suhu 38ºC bahkan pada suhu 6ºC

atau 42ºC akan mengalami kematian.

2.6.2 Derajat Keasaman (pH)

Menurut Suyanto (1994), ikan nila yang kecil lebih tahan terhadap

perubahan lingkungan dibanding ikan yang sudah besar dan nilai pH air

tempat hidup ikan nila berkisar antara 6 − 8,5 namun pertumbuhan

optimalnya terjadi pada pH 7 − 8.

6
2.6.3 Oksigen Terlarut

Menurut Arie (2000) ikan memerlukan oksigen (O2) untuk bernafas.

Sumber oksigen dalam air berasal dari proses fotosintesis dan difusi udara.

Pada suatu sistem pemeliharaan ikan, oksigen yang dihasilkan dari proses

fotosintesis harus lebih banyak dari pada oksigen yang digunakan.

Kandungan oksigen yang baik untuk budidaya ikan minimal 4 ppm. Semakin

sedikit oksigen terlarut di dalam air, maka kebutuhan makan biota di dalam

air pun menjadi berkurang, bahkan beberapa jenis biota mengalami stress dan

mati. Penurunan oksigen di dalam air di daerah tropis disebabkan oleh

peningkatan suhu air. Semakin tinggi suhu disuatu perairan semakin

berkurang kandungan oksigen terlarutnya. Oksigen di dalam air juga dapat

berkurang karena respirasi dan reaksi kimia serta difusi dan pergantian air

(Kordi, 2000).

2.6.4 Karbondioksida (CO2)

Karbondioksida merupakan bahan yang digunakan dalam proses

fotosintesis sehingga dengan adanya fotosistesis tersebut kandungan CO2

terlarut dalam air akan berkurang dalam perairan dengan kadar C02 terlarut

2 ppm masih dapat ditolelir oleh ikan nila.

2.6.5 Amonia (NH3)

Kandungan amonia di perairan terbentuk oleh hasil metabolisme ikan

melalui ginjal dan saringan insang. Selain itu, amonia dapat terbentuk dari

hasil proses dekomposisi protein yang berasal dari sisa pakan atau plankton

yang mati. Konsentrasi amonia dibawah 0,02 ppm cukup aman bagi sebagian

besar ikan, sedangkan diatas angka tersebut dapat menyebabkan timbulnya

7
keracunan pada ikan. Keadaan konsentrasi amoniak yang masih dapat

ditolelir oleh ikan nila adalah tidak lebih dari 0,3 ppm (Djarijah, 2002).

2.6.6 Nitrit (NO2)

Nitrit merupakan hasil lanjutan dari amoniak yang diubah oleh bakteri

atau proses secara langsung. Pada konsentrasi tinggi, nitrit bersifat racun

bagi ikan nila.

8
III METODE

3.1 Waktu dan Tempat

Tugas Akhir ini disusun berdasarkan hasil Pengalaman Kerja Praktek

Mahasiswa (PKPM) yang dilaksanakan pada tanggal 09 Februari sampai

09 Mei 2016 yang bertempat di Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar

( BBPBAT ) Sukabumi Jawa Barat.

3.2 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan tugas

akhir ini berasal dari data primer dan data sekunder.

3.2.1 Data Primer

Data primer diperoleh dengan cara berperan langsung dalam

mengikuti kegiatan mengenai teknik pemijahan dan pendederan ikan nila di

lokasi praktik.

3.2.2 Data sekunder

Data sekunder diperoleh melalui wawancara langsung dengan

pembimbing lapangan, hasil pengamatan di lapangan serta studi pustaka

yang relevan dengan kegiatan praktik lapangan khususnya teknik pendederan

ikan nila.

3.3 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan selama PKPM pada kegiatan

pendederan ikan nila GMT tercantum dalam Tabel 1 2 berikut ini:

Tabel 1 Alat yang digunakan pada kegiatan pendederan ikan Nila

9
No. Alat Jumlah Spesifikasi Kegunaan
1 Gelas ukur 1unit Ukuran 235 ml penakaran benih
2 Kolam 1 unit Luas 426 m2 pemeliharaan benih
pendederan
3 Timbangan 1 buah Merk Ohaus menimbang benih, dan
Kapasitas 3 kg pakan.
4 Ember 8 buah Bahan plastic menampung larva saat
Volume 10 liter panen
5 Penggaris 1 buah Ketelitian 0,1mm mengukuran benih
6 Scoopnet 2 buah Mesh size 0,1 cm menangkap benih
7 Saringan 1 buah Bahan Stainles membuang air kolam
Diameter 1 mm larva dan benih

8 Cangkul 3 buah - memperbaiki pematang


dan kemalir
9 Sleber 4 buah - meperbaiki kemalir dan
kobakan

Tabel 2 Bahan yang digunakan pada pegiatan pendederan ikan Nila

No. Bahan Jumlah Spesifikasi Kegunaan

1 Larva ikan 178.000 0,89 cm Larva nila yang


nila ( ekor) akan ditebar
2 Pakan benih 4 Pelet tenggelam Pakan ikan nila
( kg)
3 Pupuk ( kg ) 200 Kotoran burung menumbuhkan
puyuh pakan alami

3.4 Metode Pelaksanaan

3.4.1 Pendederan I

A. Persiapan Kolam Pendederan

Kegiatan persiapan dilakukan sebelum larva ditebar yaitu persiapan

yang meliputi pembersihan dan pengeringan dasar kolam, pembalikan tanah,

pengeringan kolam, perbaikan kolam untuk bagian-bagian yang memerlukan

perbaikan atau penyempurnaan, seperti pemeriksaan pinggir kolam untuk

mendeteksi kebocoran, pemasangan saringan pada pintu pemasukan air dan

1
pengisian air. Pemupukan kolam dengan menggunakan pupuk kandang

kotoran burung puyuh dengan dosis 250- 500 gr/m2. Kolam yang siap

digunakan ditandai dengan perubahan warna air menjadi kehijauan

menandakan bahwa pakan alami sudah tumbuh.

B. Penebaran Benih

Setelah kolam pendederan siap digunakan, selanjutnya larva ikan nila

yang telah dihitung kemudian ditebar ke kolam pendederan, Penebaran

dilakukan dengan cara memiringkan ember ke arah air, sehingga larva

mengalami aklimatisasi terlebih dahulu. Larva yang ditebar ke kolam D35

(PI) sebanyak 97.000 ekor dengan luas kolam 426 m 2, sehingga padat

penebaran larva dalam kolam D35 (PI) yaitu 228 ekor /m2. Pemeliharaan

benih ikan nila pada kolam D35 (PI) dilakukan selama 21 hari dari benih

berukuran 0,89 cm hingga mencapai ukuran 1,77 cm. Penebaran benih ikan

nila dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Penebaran benih ikan nila

1
C. Pengelolaan Pakan Pada Benih Ikan Nila

Pengelolaan pakan pada pemeliharaan benih ikan nila dapat dilihat pada

Tabel 3.

Tabel 3 Pengelolaan pakan pada benih ikan Nila

No. Jenis Pakan Pendederan I Pendederan II


1 Dosis 20 % dari Berat 10 % dari Berat
Biomassa Biomassa
2 Frekuensi 2 kali sehari 2 kali sehari
3 Waktu pemberian Pagi (08.00) Pagi (08.00)
sore(15.30) sore(15.30)
4 Cara Pemberian Dengan cara tebar Dengan cara tebar
secara rata di secara rata di
permukaan air permukaan air
5 Lama pemeliharaan 21 hari 30 hari
6 Jenis Pakan Pakan Pakan tenggelam
tenggelam direndam hingga
direndam hingga berbentuk pasta
berbentuk pasta

Setelah 3 hari penebaran, benih diberi pakan tambahan berupa pakan

tenggelam yang direndam hingga menjadi remahan, selanjutnya pakan

tersebut disebar secara merata di permukaan air dengan dosis 20% dari berat

biomassa. Frekuensi pemberian pakan sebanyak 2 kali sehari yaitu pada pagi

hari dan sore hari. Benih dipelihara selama 21 hari. Kandungan Nutrisi

pakan dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Kandungan nutrisi pakan pellet

No. Unsur Nutrien Kadar (%)


1 Protein 28
2 Lemak 6
3 Serat 7
4 Abu 12
5 Kadar Air 12

1
D. Pengelolaan Kualitas Air pada Kolam Pemeliharaan Benih Ikan Nila

Kelangsungan hidup ikan sangat dipengaruhi oleh kualitas air. Bila

kualitas air kurang baik dapat menyebabkan nafsu makan menurun dan ikan

mudah terserang penyakit.

E. Sampling Pertumbuhan dan Populasi

Sampling pertumbuhan dilakukan untuk mengetahui pertumbuhan ikan.

Sampling dilakukan seminggu sekali sehingga pertumbuhan benih dapat

diketahui. Sampling pada proses pendederan I dilakukan sebanyak 3 kali

mulai dari awal pemeliharaan hingga masa panen untuk dilanjutkan ke

pendederan 2.

F. Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian hama dan penyakit pada kegiatan pendederan tidak secara

khusus dilakukan. Ikan nila pada umumnya merupakan ikan yang tahan

terhadap serangan penyakit. Timbulnya serangan penyakit pada ikan dapat di

sebabkan 3 faktor yaitu :

a. Kondisi tubuh ikan yang kurang baik

b. Lingkungan kolam yang kurang baik dan

c. Patogen atau hewan lain pembawa penyakit.

Ketiga faktor tersebut mempunyai hubungan yang erat sekali sebab

bila salah satu terjadi maka serangan penyakit pasti terjadi. Oleh sebab itu

untuk mencegah timbulnya penyakit maka kondisi tubuh ikan dan lingkungan

harus dijaga agar tetap baik.

1
Kondisi tubuh ikan yang kurang baik dapat terjadi akibat lingkungan

yang kurang baik misalnya kualitas airnya buruk. Kondisi ini dapat

menyebabkan nafsu makannya menurun yang akhirnya menjadi lemah.

Dalam kondisi tubuh yang lemah dan terdapat patogen maka ikan dapat

terserang penyakit. Selama pemeliharaan ikan nila GMT di Balai Besar

Perikanan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi Jawa Barat tidak

menemukan penyakit pada ikan. Oleh karena itu tidak ada penanganan yang

dilakukan selama pemeliharaan.

Hama yang sering mengganggu dalam pemeliharaan induk dan benih

ikan adalah keong. Induk dan telur keong banyak menempel di dinding

kolam pemeliharaan. Hama ini tidak membahayakan bagi benih ikan yang

dipelihara tetapi akan menghambat dalam proses pemanenan dan sebagai

pesaing oksigen di perairan. Penanggulangan dan pemberantasannya

dilakukan dengan cara mengambil langsung telur dan keong yang menempel

di dinding kolam pemeliharaan pendederan. Pengambilan keong dan telur

keong dilakukan pada saat panen dan pengeringan kolam. Pencegahan

dilakukan dengan cara memasang saringan pada pintu pemasukan air

sebagaimana terdapat pada Gambar 3.

Gambar 3. Saringan hapa pada Inlet

1
G. Panen Benih

Ikan dipanen setelah proses pemeliharaan selama 21 hari hingga larva

yang ditebar mencapai ukuran 1,77 cm. Panen dilakukan pada pagi hari

untuk mencegah terjadinya stres pada benih ikan. Panen dilakukan dengan

cara penyurutan air kolam (Gambar 4) dengan mengganti paralon pintu

pengeluaran air dengan paralon yang memiliki lubang-lubang kecil dengan

diameter 1 cm. Pintu pemasukan air ditutup agar air tidak masuk tetapi saat

dilakukan panen, pintu pemasukan air sedikit dibuka agar terdapat air yang

mengalir di kemalir dan memudahkan benih untuk menuju kobakan. Air

yang telah surut dan hanya tersisa air pada kobakan dilakukan penyaringan

benih dengan menggunakan waring. Benih yang telah berkumpul di waring

dimasukan ke dalam ember kemudian ditampung dalam hapa dengan ukuran

2 x 4 m dengan mesh size 0,1 cm.

Gambar 4. Penyurutan air kolam

H. Sortir Benih

Benih yang dipanen ditampung dalam hapa selanjutnya dilakukan tahap

sortir. Tujuan dari kegiatan ini yaitu untuk menyeragamkan ukuran benih

yang dihasilkan. Peralatan yang biasa digunakan untuk sortir adalah baskom

1
yang berlubang dengan diameter 1-2 cm. Sortir dilakukan dengan

menggunakan bak sortir ukuran 1-2 cm dimana ikan yang memiliki ukuran 1-

2 cm maka akan lolos dari bak sortir. Sedangkan ikan yang tersaring di bak

sortir termasuk ikan yang sudah memiliki ukuran seragam 2-3 cm. Kemudian

benih yang telah disortir ditebar kembali ke kolam pendederan II.

3.4.2 Pendederan II

A. Persiapan Wadah

Pada kegiatan pemeliharaan benih terdapat dua tahap yaitu pendederan 1

(PI) dan pendederan 2 (PII). Waktu pemeliharaan pada pendederan 2 adalah

30 hari ukuran tujuan dari pendederan 2 adalah benih dengan ukuran 3 -5 cm.

Pendederan 2 yang dilakukan dengan menggunakan kolam D24 dengan luas

kolam 20 m x 11,2m x 1,8 m (403 m2). Kepadatan pada pendederan 2 ini

adalah 496 ekor/m2. Persiapan yang dilakukan hanya dengan melakukan

pengeringan pada kolam selama 1-2 hari dan perataan dasar kolam,

pemasangn hapa pada pintu pemasukan air untuk mencegah masuknya hama

kedalam kolam pemeliharaan, pengisian air, pemupukan dan penebaran

benih.

B. Penebaran Benih

Penebaran benih dilakukan setelah benih melewati proses grading dan

juga perhitungan jumlah benih. Benih ditebar di kolam D24 dengan luasan

kolam 403m2. Penebaran dilakukan pada pagi hari setelah panen, hal ini

untuk menghindari terjadinya stres pada benih karena tidak dilakukan

aklimatisasi. Teknik tebar yang dilakukan adalah dengan memiringkan

ember pada permukaan kolam dengan bagian bawah ember yang masuk ke

1
dalam perairan dan menunggu larva untuk keluar dengan sendirinya dari

ember menuju perairan kolam.

Pendederan ini dilakukan di kolam tanah. Penebaran dilakukan setelah 3

hari dari persiapan kolam atau pakan alami telah tersedia. Penebaran benih

dilakukan pada pagi dan sore hari. Penebaran harus dilakukan dengan hati

hati agar benih ikan yang ditebar tidak mengalami stress. Benih yang akan

didederkan sebaiknya tidak ditebar langsung ke kolam, namun terlebih

dahulu dilakukan aklimatisasi untuk menghindari perubahan suhu yang

mencolok antara suhu air kolam dengan suhu air wadah pengangkutan.

Cara penebaran untuk proses adaptasi benih ikan nila cukup mudah,

benih ikan nila yang masih berada dalam wadah pengangkutan ditebar secara

perlahan lahan sambil ditambahkan air dari kolam sedikit demi sedikit.

Dengan cara ini diharapkan kualitas air yang ada di dalam wadah

pengangkutan tersebut sama dengan air yang ada di dalam kolam, kegiatan

pemeliharan benih merupakan kegiatan inti dari pendederan.

C. Pemberian Pakan

Pemberian pakan dilakukan sebanyak dua kali dalam sehari yaitu pada

pukul 09.00 dan 15.30 WIB. Teknik pemberian pakan untuk benih yaitu

dengan memastikan bahwa seluruh permukaan air terkena dan diberikan

pakan. Pakan yang digunakan adalah pakan yang sama yang diberikan pada

larva saat pendederan 1 yaitu pellet tenggelam yang direndam dengan air agar

menjadi remahan sehingga pakan sesuai dengan bukaan mulut benih.

1
D. Sampling

Kegiatan sampling dilakukan pada saat benih ditebar, seminggu setelah

penebaran dan pada saat dilakukan pemanenan. Sampling dilakukan dengan

secara acak pada kolam dengan menggunakan waring. Pada tahap

pendederan II dilakukan perhitungan tingkat kelangsungan hidup benih

sehingga diketahui jumlah ikan pada saat panen.

E. Panen Benih

Ikan dipanen setelah proses pemeliharaan selama 30 hari hingga benih

yang ditebar mencapai ukuran 3,63 cm. Panen dilakukan pada pagi hari

mencegah terjadinya stres pada benih ikan. Panen dilakukan dengan cara

penyurutan air kolam dengan mengganti paralon pintu pengeluaran air dengan

paralon yang memiliki lubang lubang kecil dengan diameter 1 cm. Pintu

pemasukan air ditutup agar air tidak masuk tetapi saat dilakukan panen, Pintu

pemasukan air sedikit dibuka agar terdapat air yang mengalir di kemalir dan

memudahkan benih untuk menuju kobakan. Air yang telah surut dan hanya

tersisa air pada kobakan dilakukan penyaringan benih-benih dengan

menggunakan waring.

F. Sortir Benih

Benih yang dipanen ditampung dalam hapa selanjutnya dilakukan tahap

sortir. Tujuan dari kegiatan ini yaitu untuk menyeragamkan ukuran benih

yang dihasilkan. Peralatan yang biasa digunakan untuk sortir adalah baskom

yang berlubang dengan diameter 2-3 cm. Sortir dilakukan dengan

menggunakan bak sortir ukuran 2-3 cm dimana ikan yang memiliki ukuran 2-

3 cm maka akan lolos dari bak sortir. Sedangkan ikan yang tersaring di bak

1
sortir termasuk ikan yang sudah memiliki ukuran seragam 4 cm. Kemudian

benih yang telah disortir dimasukkan kedalam bak penampungan untuk

diberokan sebelum dilakukan pengepakan.

G. Pengepakan dan Pengangkutan Benih Ikan Nila

Pengepakan yang diterapkan dalam pembenihan ikan nila GMT adalah

dengan metode tertutup. Pengepakan ikan dilakukan jika ada pemesanan

benih atau larva ikan. Pengepakan dilakukan dengan menggunakan plastik

yang memiliki dua ukuran yaitu plastik ukuran 40 x 60 cm dan 50 x 85 cm.

Masing-masing plastik memiliki fungsi yaitu menyesuaikan dengan ukuran,

jumlah ikan dan jarak tempuh transportasi. Pengiriman yang menggunakan

transportasi udara maka menggunakan plastik ukuran 40 x 60 cm untuk

ukuran benih 2-3 cm. Plastik packing dibuat berlapis dengan merekatkan

kedua ujung plastik dengan karet kemudian membalikan plastik.

Perbandingan antara air, oksigen dan ikat plastik yaitu 1:2:1.

Benih yang akan dipacking harus dilakukan berok terlebih dahulu untuk

mengurangi metabolisme ikan dalam perjalanan yang akan berpengaruh

terhadap kualitas air selama transportasi. Air yang digunakan pada

pengepakan benih adalah air yang telah diendapkan dengan air yang telah

disimpan atau ditampung di tandon. Tujuan dari pengendapan ini adalah

untuk meningkatkan kualitas air. Plastik packing yang telah diisi air

ditambahkan garam atau el-baju yang berfungsi untuk mengurangi tingkat

stress pada ikan. Dosis yang diberikan adalah 0,013 gram/l.

Sebelum dimasukan kedalam plastik packing yang telah terisi air terlebih

dahulu el-baju diencerkan dengan air.

1
Proses packing benih dimulai dari pembuatan plastik packing. Plastik

packing dua lapis diikat pada kedua ujung plastik sehingga tidak terdapat

sudut mati untuk ikan, kemudian plastik dibalik sehingga terjadi dua lapis

pada kantong plastik packing. Setelah itu plastik packing diisi air sebanyak 4

liter dan ditambahkan el-baju. Kemudian benih dimasukan dan diberi

oksigen dan diikat dengan menggunakan karet gelang sebanyak 3 helai.

Proses pengepakan benih hingga transportasi dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Proses pengepakan dan pengangkutan benih ikan Nila

3.5. Parameter yang Diamati dan Analisa Data

3.5.1 Parameter yang Diamati

Parameter yang diamati adalah tingkat kelangsungan hidup benih

selama pemeliharaan, meliputi jumlah tebar (ekor), jumlah panen (ekor).

Pertumbuhan organisme yang dipelihara, panjang dan bobot.

2
3.5.2 Analisa Data

1. SR (%) = Tingkat Kelangsungan Hidup

SR (%) =

Keterangan :
Nt = Jumlah benih yang hidup pada akhir pemeliharaan (ekor)
No = Jumlah benih yang ditebar (ekor)

2. Pertumbuhan Mutlak

a. Pertumbuhan panjang mutlak

Keterangan : PLM = Pertumbuhan panjang mutlak

Lt = Panjang total hasil panen

Lo = Panjang awal pemeliharaan

t = Waktu pemeliharaan

b. Pertumbuhan berat mutlak

Keterangan : PMW = Pertumbuhan berat mutlak

Wt = Berat total hasil panen

Wo = Berat awal pemeliharaan

t = Waktu pemeliharaan

Anda mungkin juga menyukai