Anda di halaman 1dari 79

PEMBESARAN UDANG VANAME Litopenaeus vannamei

DI TAMBAK PINANG GADING, BAKAUHENI,


LAMPUNG

LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN AKUAKULTUR

ALFI AMALIA

TEKNOLOGI MANAJEMEN PERIKANAN BUDIDAYA


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2018
RINGKASAN
ALFI AMALIA. Pembesaran Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) di Tambak
Pinang Gading, Bakauheni, Lampung. Dibimbing oleh Dr. Ir. Nur Bambang Priyo
Utomo, M.Si .

Permintaan ekspor udang vaname yang tinggi serta diiringi tingginya


harga jual yang ditawarkan pasar Amerika dan Jepang menjadikan motivasi dalam
meningkatkan produksi udang nasional. Udang vaname mendominasi dalam
produksi udang nasional yaitu 54,7% (KKP 2013). Tambak udang Pinang Gading,
Bakauheni, Lampung bergerak pada segmen usaha pembesaran udang vaname
Praktik Lapangan Akuakultur dilaksanakan pada 14 Agustus hingga 9 September
2017. Kegiatan yang dilakukan meliputi pengumpulan data primer dan data
sekunder melalui 4 pendekatan yaitu mengikuti secara langsung kegiatan
budidaya di lokasi PKL, observasi, wawancara, dan studi pustaka.
Tambak udang Pinang Gading memiliki total lahan seluas 30 hektar yang
diapit perbukitan dan selat Sunda. Tambak yang aktif digunakan dibagi menjadi 3
blok yaitu blok A, blok B, dan blok C dengan jumlah petak pembesaran dan
tandon yang berbeda-beda. Rata-rata luas petak budidaya yaitu 3200 m2. Fasilitas
di tambak Pinang Gading terdiri atas fasilitas utama dan fasilitas pendukung.
Fasilitas utama meliputi petak tambak pembesaran, petak tandon, saluran air
(kanal), kincir, dan pompa. Fasilitas pendukung meliputi saluran listrik PLN dan
generator set serta bangunan yang terdiri atas kantor, dan sebagainya. Selain itu
terdapat fasilitas lain yang digunakan seperti mobil, berbagai alat ukur kualitas air,
dan lain sebagainya.
Kegiatan pembesaran udang vaname di Tambak Pinang Gading meliputi
persiapan wadah, penebaran benur, pemberian pakan, pengelolaan kualitas air,
pencegahan hama dan penyakit, sampling biomassa, dan pemanenan, pengepakan
serta transportasi. Persiapan wadah (lahan dan air) membutuhkan waktu 30 hari.
Kegiatan persiapan lahan meliputi pengeringan dan penjemuran, rehabilitasi
wadah (pembuangan lumpur dan penyemprotan lumpur pada lantai petak
budidaya), penjemuran, perbaikan kontruksi, dan pengapuran. Kegiatan persiapan
air meliputi pemberian treatment kimia (trill, neclostop, kupri, dan TCCA) dalam
memperbaiki kualitas air dan persiapan pakan alami. Pakan alami dibuat dari 3
liter molase yang dicampur dengan bakteri (merk dagang Epicin).
Benur yang dipelihara yaitu benur PL10 (post larva) yang memiliki
sertifikat SPF (Spesific Pathogen Free). Benur SPF yang digunakan berasal
beberapa hatchery yaitu Citra Larva untuk mengisi petak A7-A10 dan hatchery
Tri Karta Pratama untuk mengisi petak C12-16. Jumlah benur yang ditebar
berbeda setiap petak tambak dan bergantung pada luas petak dengan rata-rata
penebarannya 75 ekor/m2. Aklimatisasi dilakukan secara tidak langsung.
Aklimatisasi dilakukan hingga suhu drum tebar dan suhu air budidaya hampir
sama. Perhitungan dan pengamatan kualitas benur diperoleh dari data sampling
benur.
Merk pakan yang digunakan yakni Pakan Prima PT Suri Tani Pemuka
dengan kandungan protein antara 37 – 40 %. Pemberian pakan pada saat udang
berumur 1 – 35 hari pasca tebar berdasarkan data pakan buta (blind feeding) yang
dibuat manajer teknisi budidaya. Target dari pemberian pakan buta yaitu udang
memiliki MBW 3,5-4 gram. Setelah itu, pemberian pakan dilakukan secara
restricted dengan FR yang menurun seiring pertambahan bobot udang (2,2-4,5%)
yang diberikan 2-4 kali dalam sehari. Penyimpanan pakan dilakukan pada gudang
pakan yang sesuai dengan syarat ruang penyimpanan pakan.
Pengelolaan kualitas air di tambak udang Pinang Gading menerapkan
sistem budidaya semi tertutup yaitu terdapat pergantian air secara berkala dalam
proses budidaya. Penambahan air dilakukan jika tinggi air menurun hingga 100
cm. Selain itu, pemberian bakteri pengurai bahan organic (merk dagang Ariake
Kuro) juga diberikan jika kondisi bahan organiknya tinggi (>DOC 60 hari).
Kegiatan pencegahan hama dan penyakit dilakukan dengan perlakuan fisik, kimia
dan biologi serta penggunaan benih udang SPF. Kegiatan sampling dilakukan
setiap 7 hari sekali yang bertujuan untuk mengetahui bobot rata-rata udang dan
kondisi udang.
Kegiatan pemanenan dilakukan dengan dua metode yaitu metode panen
parsial dan panen total. Panen parsial dilakukan pada DOC 63-70 hari dengan
MBW ±8 gram. Panen total dilakukan saat udang berumur 85 – 100 hari dengan
bobot rata-rata udang sekitar 15 gram/ekor. Pengepakan dan transportasi udang
dilakukan dalam kotak styrofoam berisi es batu yang dimasukan ke dalam mobil
truk oleh pihak pembeli. Selanjutnya pihak pembeli akan mendistribusikan udang
vaname tersebut ke pasar lokal dan pabrik eksportir udang atau pabrik pengolahan
udang.
Biaya investasi, biaya tetap dan biaya variabel yang dikeluarkan untuk 21
petak tambak yang disesuaikan dengan kondisi dan asumsi tambak Pinang Gading
di blok A selama satu tahun berturut-turut Rp 4.107.996.500, Rp 1.514.081.500,
Rp 1.249.479.995 sehingga dihasilkan biaya total sebesar Rp 2.763.561.495. Total
produksi yang dihasilkan selama satu tahun sebesar 63.323 kg dengan harga/kg
sebesar Rp 66.000, maka dihasilkan penerimaan sebesar Rp 4.179.323.077. Dari
data tersebut, maka didapatkan keuntungan sebesar Rp 1.415.761.582, break event
point (BEP) unit sebesar 32.724 kg, break event point (BEP) harga sebesar Rp
2.159.786.574, harga pokok produksi (HPP) sebesar Rp 43.642,25 dan payback
period (PP) selama 1,19 tahun, serta R/C ratio sebesar Rp 1,54.

Kata kunci: Pembesaran, Udang Vaname, Tambak Pinang Gading


PEMBESARAN UDANG VANAME Litopenaeus vannamei
DI TAMBAK PINANG GADING, BAKAUHENI,
LAMPUNG

LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN AKUAKULTUR

ALFI AMALIA

Laporan Praktik Lapangan Akuakultur


sebagai salah satu syarat Mata Kuliah
Praktik Lapangan Akuakultur (BDP 497)
Pada
Departemen Budidaya Perairan

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2018
Judul Kegiatan : Pembesaran Udang Vaname Litopenaeus vannamei di
Tambak Pinang Gading, Bakauheni, Lampung
Nama Mahasiswa : Alfi Amalia
NIM : C14140003
Program Studi : Teknologi dan Manajemen Perikanan Budidaya
Departemen : Budidaya Perairan
Waktu : 14 Agustus s/d 9 September 2017

Disetujui oleh
Pembimbing Praktik Lapangan Akuakultur

Dr. Ir. Nur Bambang Priyo Utomo, M.Si


NIP. 19650814 199303 1 005

Menyetujui,
Ketua Departemen Budidaya Perairan

Prof Dr. Ir. Muhammad Agus Suprayudi, M.Si


NIP. 19650418 199103 1 003

Tanggal Pengesahan:
v

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan praktik lapangan
akuakultur. Praktik lapangan akuakultur yang berjudul “Pembesaran Udang
Vaname (Litopenaeus vannamei) di Tambak Pinang Gading, Bakauheni,
Lampung” ini dilaksanakan pada 14 Agustus hingga 9 September 2017 di
Tambak Pinang Gading RT 03 RW 08 Dusun Pegantungan, Desa
Bakauheni, Kecamatan Bakauheni, Lampung Selatan. Laporan praktikum
lapang ini disusun sebagai syarat akhir dalam melaksanakan praktik lapang
yang menjadi bagian dari mata kuliah Praktik Lapang Akuakultur (BDP
497), Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Penulis menyadari tanpa adanya saran, masukan, dukungan, dan
kerja sama berbagai pihak penyelesaian laporan praktik lapang ini akan sulit
dilakukan, untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Ir. Nur Bambang Priyo Utomo, M.Si selaku dosen pembimbing
praktik lapangan atas dukungan, bimbingan dan saran bermanfaat bagi
penulis
2. Dr. Ir. Sukenda M.Si selaku pemilik dan pimpinan tambak udang Pinang
Gading, Bapak Murhasan selaku manajer operasional tambak A&C
sekaligus pembimbing praktik lapangan di tambak, Bapak Ahmad
Saefuddin selaku manajer operasional tambak B, Ibu Fina dan Pak Hadi
selaku manajer keuangan dan administrasi, Bapak Riyono dan Bapak
Eko selaku kepala Blok A, serta seluruh staf Tambak Pinang Gading
yang turut membantu penulis dalam praktik lapang di tambak udang
Pinang Gading
3. Kedua orangtua serta keluarga yang senantiasa memberikan doa dan
dukungannya.
4. Rekan-rekan mahasiswa PKL Pinang Gading, keluarga BDP angkatan 51
serta semua pihak yang telah memberikan dukungan sehingga laporan
praktik lapangan ini dapat diselesaikan dengan baik.
Harapan penulis semoga kegiatan Praktik Lapangan Akuakultur
yang telah dilaksanakan ini dapat memberikan manfaat serta tercapainya
tujuan yang diharapkan

Bogor, Januari 2018

Alfi Amalia
DAFTAR ISI
PRAKATA .................................................................................................... v
DAFTAR ISI ................................................................................................ vi
DAFTAR TABEL ........................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. viii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. ix
PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
Latar Belakang ........................................................................................... 1
Tujuan ......................................................................................................... 2
METODE PELAKSANAAN ........................................................................ 2
Waktu dan tempat pelaksanaan .............................................................. 2
Komoditas ............................................................................................... 2
Metode Pelaksanaan ............................................................................... 2
KEADAAN UMUM ...................................................................................... 4
Lokasi Perusahaan ...................................................................................... 4
Organisasi dan Ketenagakerjaan ................................................................ 5
Fasilitas Fisik .............................................................................................. 6
Fasilitas Utama ........................................................................................... 6
Wadah dan Tata Letak ............................................................................ 6
Wadah Pemeliharaan Udang Vaname .................................................... 6
Wadah Penampungan Air Laut (Tandon) ............................................... 8
Sistem Pengairan .................................................................................. 10
Sistem aerasi ......................................................................................... 12
Fasilitas Pendukung .................................................................................. 14
Sumber Energi ...................................................................................... 14
Bangunan dan Fasilitas Lain ................................................................. 15
KEGIATAN PEMBESARAN ..................................................................... 18
Persiapan Wadah ...................................................................................... 18
Persiapan Air ............................................................................................ 20
Penebaran Benur ....................................................................................... 22
Pakan ........................................................................................................ 25
Pengelolaan Pemberian Pakan .................................................................. 26
Penyimpanan Pakan ................................................................................. 31
Pencegahan Hama dan Penyakit .............................................................. 36
Sampling Biomassa .................................................................................. 37
Pemanenan, Pengepakan, dan Transportasi ............................................. 38
ASPEK USAHA .......................................................................................... 42
Pemasaran ................................................................................................ 42
Pakan .................................................................................................... 43
Obat-Obatan dan Bahan-Bahan Lainnya.............................................. 43
Analisis Usaha ......................................................................................... 43
Biaya Investasi ..................................................................................... 44
Biaya Tetap .......................................................................................... 44
Biaya Variabel ...................................................................................... 45
Biaya Total ........................................................................................... 45
Penerimaan ........................................................................................... 45
Keuntungan .......................................................................................... 45
Perimbangan Penerimaan (R/C ratio) .................................................. 46
Payback Period (PP) ............................................................................ 46
Analisis Titik Impas (Break Event Point) ............................................ 46
Harga Pokok Produksi (HPP) ............................................................... 47
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 48
LAMPIRAN ................................................................................................ 49

DAFTAR TABEL
Spesifikasi tandon air laut di Tambak Pinang Gading, Bakauheni,
Lampung ................................................................................................. 8

Rincian penggunaan kincir air di Tambak Pinang Gading .......................... 14

Rincian bangunan di Tambak Pinang Gading ............................................. 16

Rincian fasilitas lain di Tambak Pinang Gading ......................................... 17

Pengukuran ORP atau redok dan PH tanah pasca penyemprotan lahan


pada petak C17- C16 ............................................................................ 19

Pengukuran redoks pasca penebaran TCCA pada 15-17 Agustus 2017...... 21


Hasil Pengukuran Kualitas Air pada Drum Tebar dan Petak C12-C16
pada Aklimatisasi Benur 4 September 2017 ......................................... 23

Komposisi nutrisi pakan Prima .................................................................... 26

Feeding schedule yang diterapkan di tambak udang Pinang Gading .......... 28

Jumlah pakan dalam anco berdasarkan MBW udang vaname ..................... 29

Kriteria manajemen pemberian pakan berdasarkan pengecekan anco ......... 29

Skor sisa pakan pada anco............................................................................ 30

Perbandingan parameter kualitas air di petak A4 dengan iteratur ............... 34

Asumsi Analisis Usaha Pembesaran Udang Vaname .................................. 44

Nilai perhitungan komponen usaha pembesaran udang vaname ................. 47

DAFTAR GAMBAR
Lokasi Tambak Pinang Gading ...................................................................... 4

Struktur Organisasi di tambak udang Pinang Gading .................................... 5

Fasilitas wadah pembesaran udang vaname di tambak Pinang Gading ......... 7

Skema aliran tandon pada blok A .................................................................. 9

Skema sistem aliran air laut tandon blok B dan C ....................................... 10

Skema sistem distribusi air laut dari tandon pada blok A ............................ 11

Skema sistem distribusi air laut dari tandon ke petakan tambak blok B ...... 11

Skema sistem distribusi air laut dari tandon ke petakan tambak blok C ...... 12

Posisi pemasangan kincir air di Tambak Pinang Gading ............................. 13

Sistem aerasi di Tambak Pinang Gading ..................................................... 13

Fasilitas pendukung sumber energi cadangan di tambak Pinang


Gading ................................................................................................... 15

Beberapa fasilitas pendukung di tambak Pinang Gading ............................. 16

Fasilitas lain di Tambak Pinang Gading ...................................................... 17

Kalibrasi Tinggi Air sebelum penebaran trill .............................................. 20


Kegiatan Persiapan Lahan di tambak Pinang Gading.................................. 20

Kegiatan persiapan wadah di tambak Pinang Gading ................................. 22

Padat penebaran di petak A2-A10 ............................................................... 23

Kegiatan penebaran benur di tambak Pinang Gading.................................. 25

Gambaran pakan yang digunakan di tambak udang Pinang Gading ........... 26

Acuan FR (Feeding Rate) pada tambak Pinang Gading pada bobot 4-


20 gram udang vaname ......................................................................... 28

Jumlah Pakan dan Biomassa Udang pada Petak A2-A6 pada 1 siklus
(Juni- Agustus 2017) ............................................................................ 29

Kegiatan pemberian pakan di tambak udang Pinang Gading ...................... 31

Gudang penyimpanan pakan........................................................................ 32

Pengukuran dissolved oxygen (DO) pada petak A4 selama 4 hari .............. 33

Hasil pengukuran suhu di petak A4 selama 4 hari ...................................... 33

Pengukuran pH di petak A4 selama 4 hari .................................................. 34

Pengukuran salinitas petak A4 selama 4 hari .............................................. 34

Kegiatan pengelolaan kualitas air di tambak udang Pinang Gading ........... 35

Kegiatan pencegahan hama dan penyakit di Tambak Pinang Gading ......... 37

Pertambahan MBW udang selama 1 siklus di petak A2-A6 ....................... 38

Kegiatan sampling biomassa di tambak udang Pinang Gading ................... 38

DAFTAR LAMPIRAN
Peta Lokasi Praktik Lapangan di Tambak Pinang Gading, Bakauheni,
Lampung Selatan. ................................................................................. 49
Desain layout kawasan Tambak Pinang Gading ........................................ 50
Rincian ketenagakerjaan dan di Tambak Pinang Gading ............................ 51
Spesifikasi wadah pembesaran udang vaname ............................................ 52
Data penebaran benur di petak A7-A10 pada 24 & 26 Agustus 2017......... 53
Padat tebar udang vaname di petak A2-A10 ............................................... 53
Data pemberian pakan blind feeding (DOC 1 – 35) pada petak A7 dan A10
di Tambak Pinang Gading, Bakauheni, Lampung ................................ 54
Data Pemberian Pakan Udang Petak A4 di Tambak Pinang Gading,
Bakauheni, Lampung ............................................................................ 56
Data Sampling Bobot Udang selama 1 siklus (Juni-Agustus 2017) di petak
A2-A6 ................................................................................................... 60
Data Panen A2-A6 selama 1 siklus .............................................................. 60
Pengukuran Kualitas Air pada Petak A2-A6 ............................................... 61
Rincian Biaya Investasi yang Dikeluarkan untuk Pembesaran Udang
Vaname. ................................................................................................ 63
Rincian Biaya Tetap yang Dikeluarkan untuk Pembesaran Udang Vaname65
Rincian Biaya Variabel yang Dikeluarkan untuk Pembesaran Udang
Vaname ................................................................................................. 66
1

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Udang vaname (Litopenaeus vannamei) merupakan salah satu
komoditas budidaya unggulan. Permintaan ekspor udang vaname di wilayah
Asia Timur dan Amerika meningkat serta diiringi tingginya harga jual
udang vaname yang ditawarkan pasar Amerika dan Jepang (FAO 2016).
Indonesia mengambil peran dalam pangsa pasar tersebut dengan
memproduksi udang vaname sebesar 54,70% yang mendominasi produksi
udang nasional sedangkan udang lainnya seperti udang windu hanya
31,31% dari total produksi udang nasional (KKP 2013). Kementerian
Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan capaian produksi perikanan
budidaya pada tahun 2017 sebesar 22,46 juta ton yang meningkat dari target
tahun 2016 sebesar 17,4 ton dengan komoditas utamanya yakni ikan,
rumput laut, udang (udang windu dan vaname) dan kerang (Simorangkir
2017).
Keunggulan udang vaname sebagai komoditas budidaya yaitu
memiliki toleransi dengan kisaran salinitas yang lebar sehingga dapat
dipelihara pada salinitas 0,5 – 45 ppt, memiliki padat tebar yang cukup
tinggi, dan memiliki toleransi yang baik terhadap kualitas lingkungan yang
rendah. Di samping itu, waktu pemeliharaan udang vaname selama satu
siklus lebih cepat, yakni sekitar 90 – 100 hari. Pemerintah mengupayakan
beberapa hal agar target 22,46 ton produksi budidaya tahun 2017
terlampaui, salah satunya adalah program pemerintah melalui revitalisasi
tambak di beberapa wilayah di pulau Jawa dan Sumatera. Program ini
memiliki andil yang sangat besar dalam mendorong produksi udang
nasional. Oleh karena itu biaya produksi udang vaname di tambak dapat
diminimalkan (Hudi dan Shahab 2005).
Pemenuhan target produksi udang vaname di Indonesia mendorong
pembudidaya meningkatkan produksi dengan menerapkan manajemen
budidaya yang efisien dan efektif. Hal ini bertujuan meminimalisasi faktor-
faktor yang penghambat pada usaha budidaya udang. Usaha pembesaran
udang saat ini umumnya dilakukan di tambak dengan sistem budidaya semi
intensif atau intensif yaitu budidaya dengan mengoptimalkan pemanfaatan
wadah budidaya sehingga udang yang dipelihara memiliki padat penebaran
yang tinggi. Sistem budidaya intensif seperti yang telah diterapkan di
tambak Pinang Gading, Bekauheni, Lampung selalu mempertimbangkan
aspek biosekuriti sebab padat penebaran yang tinggi rawan tingginya
potensi udang terjangkit penyakit karena ketidakharmonisan tiga biosistem
(inang, patogen, dan lingkungan) (Maimunah et al 2015). Oleh karena itu,
tambak Pinang Gading dipilih menjadi tempat praktik kerja lapang agar
mahasiswa dapat memelajari bagaimana proses budidaya intensif udang
2

vaname, bagaimana menemukan solusi terkait hambatan-hambatan yang


dihadapi di lapangan, serta upaya mengefisienkan proses produksi agar
keuntungan optimal.

Tujuan
Tujuan dari paktik lapangan budidaya pembesaran udang vaname di
tambak Pinang Gading, Bakauheni, Lampung adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan kemampuan, pengetahuan, dan keterampilan budidaya
udang vaname
2. Melatih kemampuan untuk mengidentifikasi berbagai masalah yang
terjadi di pembesaran udang vanname dan mencari solusi dari
permasalahan tersebut
3. Mengaplikasikan berbagai ilmu mengenai udang vaname yang diterima
di lapangan dan di bangku perkuliahan.

METODE PELAKSANAAN

Waktu dan tempat pelaksanaan


Praktik lapang akuakultur dilaksanakan pada 14 Agustus hingga 9
September 2017 bertempat di Tambak Pinang Gading RT 03 RW 08 Dusun
Pegantungan, Desa Bakauheni, Kecamatan Bakauheni, Lampung Selatan.

Komoditas
Komoditas yang dipilih dalam praktik lapang di Tambak Pinang
Gading, Bakauheuni, Lampung yaitu udang vaname (Litopenaeus
vannamei).

Metode Pelaksanaan
Kegiatan praktik lapangan akuakultur ini dilakukan untuk
mengumpulkan data primer dan data sekunder yang dilaksanakan melalui 4
pendekatan:
1. Mengobservasi kegiatan, fasilitas sarana prasarana pada kegiatan
pembesaran udang vaname yang dilaksanakan di Tambak Pinang Gading.
2. Melihat dan mengikuti secara langsung seluruh kegiatan di lokasi praktik
lapangan dan ikut serta membantu pelaksanaan kegiatan budidaya.
3. Berdiskusi dengan manajer operasional, manajer keuangan dan
administrasi, kepala blok serta staf pegawai Tambak Pinang Gading
mengenai segala hal dalam usaha pembesaran budidaya udang vaname di
tambak udang Pinang Gading.
4. Melakukan studi pustaka dalam mencari keterangan ilmiah dan teoritis
yang relevan mengenai pembesaran udang vaname.
3

5. Melihat prospek usaha kegiatan pembesaran udang vaname di lokasi


praktik lapangan akuakultur dan membuat analisis usaha.
4

KEADAAN UMUM

Lokasi Perusahaan

Tambak Pinang Gading merupakan usaha akuakultur yang bergerak


pada pembesaran udang vaname di daerah Lampung Selatan. Tambak
Pinang Gading berada di Dusun Pegantungan RT 03 RW 08, Desa
Bakauheni, Kecamatan Bakauheni, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi
Lampung dengan koordinat 105o40’-105o47’ BT dan 5o38’-5o54’ LS
(Lampiran 1). Gambaran desain tambak Pinang Gading disajikan pada
gambar 1. Ketinggian lokasi tambak Pinang Gading yaitu berada pada 150
meter di atas permukaan laut dengan curah hujan rata-rata sebesar 1500-
3500 mm/tahun (UKL & UPL Tambak Pinang Gading 2008). Jarak antara
Pelabuhan Bakauheni dan Tambak Pinang Gading berkisar 5 km yang dapat
ditempuh dengan kendaraan roda dua dan roda empat selama ±15 menit.
Jalan yang menghubungkan lokasi tambak dengan jalan utama terbilang
baik meskipun jalan masih banyak yang berlubang. Lokasi tambak berada di
sekitar lahan pertanian, perkebunan, bukit, tambak perusahaan lain, dan
daerah bakau. Selain itu, tambak berbatasan langsung dengan Laut Selat
Sunda sehingga air lautnya dimanfaatkan sebagai pasokan air untuk
kegiatan budidaya udang vaname di tambak.

A B
Gambar 1 Lokasi Tambak Pinang Gading
Mata pencaharian masyarakat sekitar tambak sebagian besar sebagai
pedagang, nelayan, petani, dan buruh. Tambak Pinang Gading didirikan
pada tahun 2004 dan memiliki total lahan seluas 30 ha. Tambak yang aktif
digunakan di Tambak Pinang Gading saat ini memiliki tiga areal tambak
yaitu areal blok A, areal blok B dan areal blok C. Blok A merupakan areal
tambak lama yang dimiliki perusahaan ini. Blok A memiliki 23 petak
tambak pembesaran udang dan 5 tandon air laut. Blok B merupakan areal
tambak baru yang terdiri atas 15 tambak pembesaran udang vaname dan 3
tandon air laut. Blok C terdiri atas 18 tambak pembesaran udang vaname
dan 4 tandon air laut. Rincian areal tambak terlampir pada lampiran 2.
5

Organisasi dan Ketenagakerjaan

Tambak Pinang Gading merupakan perusahaan perorangan (PO)


yang dimiliki oleh Hj. Sukenda yang juga berprofesi sebagai dosen di
departemen Budidaya Perairan, Institut Pertanian Bogor. Kegiatan
pembesaran udang vaname di lokasi dibagi menjadi 3 blok yaitu blok A,B,
dan C. Setiap blok memiliki 1 manajer operasional (teknisi), 1 kepala blok,
serta beberapa staf karyawan saling koordinasi mengenai teknis dan
pemecahan persoalan dalam kegiatan pembesaran udang vaname. Ranah
keuangan, administrasi, serta urusan eksternal dipegang oleh 2 staff. Saat
ini, tambak udang Pinang Gading memiliki tenaga kerja tetap sebesar 28
orang tenaga kerja tetap dan tenaga kerja borongan yang jumlahnya tidak
tetap. Tenaga kerja borongan diperuntukkan dalam persiapan lahan
(mengangkat lumpur/ bahan organik dasar petak tambak) dan pemanenan.
Tenaga kerja di Tambak Pinang Gading umumnya berasal dari
Provinsi Lampung (Lampiran 3). Riwayat pendidikan tenaga kerja Tambak
Pinang Gading beragam mulai dari lulusan SD hingga Sarjana (S2). Sistem
pemberian gaji dilakukan pada akhir bulan dengan jumlah yang berbeda
sesuai dengan pembagian kerja, insentif lembur dan insentif dari pekerjaan
tambahan yang dilakukan. Terdapat pula insentif yang diberikan kepada
karyawan setelah masa panen satu siklus budidaya udang vaname selesai
dengan presentase yang berbeda. Jumlah insentif (bonus) yang diberikan
tidak tetap sesuai dengan besarnya hasil panen. Berikut merupakan struktur
organisasi perusahaan Tambak Pinang Gading yang disajikan pada gambar
2.

Pimpinan tambak Pinang Gading

Keuangan dan Eksternal


Manajer Operasional
Administrasi

Pegawai Kantin Kepala Blok Kepala Mekanik Satpam

Pegawai Teknisi Pegawai Mekanik

Gambar 2 Struktur Organisasi di tambak udang Pinang Gading


6

Fasilitas Fisik

Fasilitas fisik merupakan fasilitas penunjang pada kegiatan


operasional produksi dalam kegiatan pembesaran udang vaname. Fasilitas
fisik berupa sarana dan prasarana pada kegiatan penebaran benur,
manajemen pengelolaan pakan, manajemen budidaya hingga pemanenan.
Fasilitas fisik yang terdapat di Tambak Pinang Gading terdiri atas fasilitas
utama dan fasilitas pendukung.

Fasilitas Utama

Wadah dan Tata Letak

Kegiatan pembesaran udang vaname di Tambak Pinang Gading


dilakukan pada petak tambak yang memiliki fungsi masing-masing. Petak
tambak tersebut digunakan untuk wadah pemeliharaan udang vaname atau
tandon (wadah penampungan air laut). Tata letak petak disajikan pada
lampiran 2.

Wadah Pemeliharaan Udang Vaname

Wadah pemeliharaan udang vaname berperan sebagai tempat


pembesaran udang vaname dari benur hingga udang ukuran konsumsi.
Pemeliharaan udang pada kegiatan pembesaran udang vaname di Tambak
Pinang Gading dilakukan selama 90-100 hari. Jumlah wadah pembesaran
udang vaname di Tambak Pinang Gading yaitu sebanyak 57 petak dengan
rincian 23 petak tambak di areal blok A, 17 petak tambak di areal blok B,
serta 18 petak tambak di areal blok C Luas dan konstruksi tiap wadah
pemeliharaan udang vaname berbeda-beda dengan luas rata-rata yaitu 3200
m2. Konstruksi wadah pemeliharaan udang vaname antara lain petak dengan
konstruksi dasar dan dinding berupa tanah, konstruksi dasar berupa tanah
namun dindingnya dilapisi plastik high density polyethylen (HDPE), serta
konstruksi wadah yang seluruhnya dilapisi HDPE. Sebagian besar kontruksi
wadah pemeliharaan udang vaname dilapisi dengan HDPE hanya pada
dindingnya saja sebab sering terjadi gagal panen akibat terserang penyakit.
Wadah pemeliharaan udang vaname dilengkapi dengan satu saluran
air yang masuk ke dalam petak tambak (inlet) dan satu saluran pembuangan
air dari petak tambak (outlet). Saluran inlet dan oulet berupa pipa PVC
dengan diameter 8 inci. Pipa tersebut dilengkapi dengan jaring polyethylen
(PE) atau waring sebagai filter fisik air laut yang terhubung ke dalam wadah
pemeliharaan dan mencegah udang yang berada di dalam tambak keluar dari
saluran pembuangan air tambak saat proses pemanenan. Saluran inlet berada
di atas pematang tambak dan terhubung dengan pipa yang berasal dari
7

tandon. Saluran outlet dan berada di dasar tambak yang menyambung ke


luar petak tambak pada kanal outlet. Wadah pemeliharaan udang vaname
juga terdapat kincir sebagai alat aerasi, rakit sebagai alat bantu pemberian
pakan, tali tambang sebagai alat bantu dalam pemberian pakan, serta
jembatan anco. Jumlah anco pada tiap tambak berbeda-beda, yakni 1 hingga
4 buah anco yang terletak di sisi-sisi tambak. Anco digunakan sebagai alat
kontrol pakan (try method) udang vaname yang berbentuk persegi berukuran
60 x 60 x 5 cm. Fasilitas wadah pembesaran di Tambak Pinang Gading
disajikan pada Gambar 3.

A B

C D

E F
Keterangan: (A) wadah tambak, (B) saluran inlet, (C) saluran outlet, (D) jembatan anco, (E)
tandon, (F) kanal outlet
Gambar 3 Fasilitas wadah pembesaran udang vaname di tambak Pinang
Gading
8

Wadah Penampungan Air Laut (Tandon)

Wadah penampungan air laut (tandon) memiliki fungsi utama


sebagai tempat penampungan air laut sebelum didistribusikan ke petakan
pembesaran udang vaname. Air tersebut berasal dari air laut yang dialirkan
melalui kanal. Kanal merupakan saluran buatan sebagai saluran
penampungan air laut sebelum dimasukkan ke petak tandon. Kanal memiliki
lebar 8 meter dan dilengkapi dengan pompa dan pipa inlet PVC diameter 8
inci dan 10 inci masing-masing sebanyak 1 buah. Filter fisik pada tandon
berupa drum dengan lubang-lubang kecil yang dipasangkan pada pompa
inlet tandon dan jaring yang dipasangkan pada ujung pipa. Jumlah petak
tandon yang terdapat di Tambak Pinang Gading sebanyak 12 tandon dengan
rincian 5 tandon di blok A, 3 tandon di blok B serta 4 tandon di blok C.
Tandon memiliki konstruksi berupa tanah maupun dilapisi dengan HDPE
yang luasnya berbeda-beda. Spesifikasi tandon air laut disajikan pada Tabel
1.
Tabel 1 Spesifikasi tandon air laut di Tambak Pinang Gading, Bakauheni,
Lampung
Areal tambak No. Petakan Tambak Luas (m2) Kontruksi
Blok A Tandon 1 4000 Tanah
Blok A Tandon 2 3000 Tanah
Blok A Tandon 3 2500 Tanah
Blok A Tandon 4 3000 Tanah
Blok A Tandon 5 4000 Tanah
Blok B Tandon B 2800 Semi HDPE
Blok B Petak B2 3000 Semi HDPE
Blok B Petak B10 4100 Semi HDPE
Blok C Tandon C1 3300 Semi HDPE
Blok C Tandon C2 2300 Semi HDPE
Blok C Tandon C3 3600 Semi HDPE
Blok C Tandon C4 2700 Semi HDPE
Air laut yang telah dipompa diletakkan dalam kanal lalu dialirkan
masuk ke tandon sedimentasi agar material fisik pada air laut dapat
mengendap. Selanjutnya air dialirkan pada petak tandon treatment. Air
diberikan desinfektan untuk mencegah patogen maupun hewan career
(pembawa) penyakit masuk ke dalam wadah pemeliharaan serta
menstabilkan kualitas air. Tandon pada blok A sebanyak 5 petak tersusun
seri. Air laut pada saluran kanal dipompa dan dialirkan melalui pipa menuju
tandon 1. Air pada tandon 1 mengalir melalui pipa pada lubang pematang
selebar 1 meter ke tandon 2 yang kosong akibat gaya gravitasi sehingga
tidak memerlukan pompa. Air laut pada tandon 1 juga dapat dialirkan ke
9

tandon 5 melalui pipa. Tandon 1 dan 2 merupakan tandon sedimentasi


sedangkan tandon 3 dan 4 merupakan tandon treatment. Skema aliran air
laut pada tandon di blok A Tambak Pinang Gading disajikan pada Gambar
4.

Tandon 3
Tandon 4
3

Tandon 2

Tandon 5
Tandon 1

Kanal

Keterangan: = pompa air laut


= lubang pematang 1 meter
= pipa saluran air
Gambar 4 Skema aliran tandon pada blok A
Tandon pada blok B dan blok C masing-masing berjumlah 3 petak.
Tandon di blok B diberi kode nama B, B2, dan B10. Tandon di blok B tidak
tersusun secara seri sehingga masing-masing tandon terpisah satu sama lain.
Tandon ini hanya memanfaatkan proses pengendapan material fisik secara
alami. Tandon B2 digunakan untuk mengisi petak B3-B9 dan tandon B10
digunakan untuk petak B10-17. Tandon di blok C berjumlah 4 dan diberi
nama yaitu C1, C2, C3, dan petak C15. Tandon di blok C tersusun secara
seri mulai dari C1 yang terdekat dengan kanal hingga tandon C3. Air yang
berasal dari kanal akan didistribusikan dengan pompa dan pipa PVC
berdiameter 8 inci ke dalam Tandon C1 dan tandon petak C15. Skema aliran
air laut dalam tandon blok A di Tambak Pinang Gading disajikan pada
Gambar 5.
10

Blok C
Blok
Blok C 12-18
Tandon C1
C
1-11 Tandon C1

Tandon C3 Tandon C2
Tandon B Tandon C4
Kanal
Tandon B2 Tandon B10
Blok A
Blok Blok B 18-23
10-17 Kanal
B 3-9

Keterangan: = pompa air laut


= lubang pematang 1 meter
= pipa saluran air
Gambar 5 Skema sistem aliran air laut tandon blok B dan C
di Tambak Pinang Gading
Sistem Pengairan

Penggunaan air di Tambak Pinang Gading bersumber dari air tawar


dan air laut. Air tawar digunakan untuk keperluan sehari-hari karyawan
tambak Pinang Gading dan kegiatan produksi (panen). Air laut digunakan
untuk kegiatan pemeliharaan udang di tambak (media utama pemeliharaan.
Air tawar diperoleh dari air tanah yang dipompa dengan mesin air (jet
pump) Shimizu dengan kedalaman pipa sekitar 30 meter. Air tawar
ditampung terlebih dahulu pada bak penampungan dari beton dan tandon
berbahan fiber yang memiliki volume 1000 liter. Area blok A memiliki
wadah penampungan air tawar berupa bak beton dan tandon fiber masing-
masing 1 buah. Area blok B dan blok C masing-masing memiliki 1 tandon
fiber untuk penampungan air tawar. Air tawar dari wadah penampungan
didistribusikan dengan menyambungkan pipa PVC berdiameter 1.5 inci
dengan panjang sekitar 1300 meter di bawah tanah ke berbagai area di
Tambak Pinang Gading seperti mess karyawan, tempat penyortiran, kantin,
dsb.
Sumber air laut untuk kegiatan pemeliharaan udang vaname
diperoleh dari perairan laut Selat Sunda yang dialirkan menuju tandon
melalui kanal. Air tandon diisi dengan air laut dari kanal yang dipompa
dengan mesin pompa stainless diameter 10 inci merk Showfou dengan daya
5 HP, 3 phase, 380 volt, 85 ampere dan disambungkan dengan pipa PVC
berdiameter 8 inci. Pompa berdiamater 8 inci digunakan untuk distribusi air
dari tandon ke petak tambak. Distribusi air laut dialirkan melalui pipa PVC
dengan diameter yang berbeda-beda. Pipa PVC diameter 8 inci digunakan
untuk mengalirkan air laut dari kanal ke tandon serta dari tandon menuju
blok tambak. Sementara percabangan pipa untuk mengaliran air laut dari
tandon menuju masing-masing petak tambak memiliki diameter 6 inci. Pipa
berdiameter 3 inci biasanya digunakan untuk menyambungkan selang
11

dengan saluran inlet pada petak tambak untuk kegiatan persiapan lahan
tambak.
Distribusi air laut di blok A yang berasal dari tandon 4 yang
dialirkan menuju petak tambak A11-A17 serta petak A18-A23. Tandon 3
akan dialirkan menuju petak A1- A6 dan petak A7-A10. Skema distribusi
air laut dari tandon ke tambak pada area blok A Tambak Pinang Gading
disajikan pada Gambar 6.

Keterangan: = aliran distribusi air


Gambar 6 Skema sistem distribusi air laut dari tandon pada blok A
Distribusi air laut di blok B yang berasal dari tandon B dialirkan
menuju tandon B2 lalu diteruskan ke petak B1, petak B3-B5, dan petak B6-
B9. Sementara air laut dari tandon C3 diteruskan ke tandon B10 lalu
dialirkan menuju petak petak B11- 17. Tandon 1 dan 2 tidak dipakai dalam
distribusi air sebab tandon tersebut berfungsi sebagai tandon sedimentasi.
Berikut merupakan skema distribusi air laut dari tandon ke tambak pada
area blok B Tambak Pinang Gading disajikan pada Gambar 7.

Tandon B Tandon C3
a a

Petak B1 Tandon B2 Tandon B10


p p
i i
p p
a a

s s
aPetak B Petak B a
l 3-5 Petak B 11 - 13 lPetak B
u 6-9 u14 - 17p
r s s r s
a
a a a a a
n l l n l
s
u u u
a a
i r r il r
Keterangan: = aliran distribusi air
Gambar 7 Skema sistem distribusi air laut dari tandon ke petakan tambak blok B
Distribusi air laut di blok C yang berasal dari tandon B dan dialirkan
menuju petak blok C1- C2. Air laut dari tandon C4 dialirkan menuju petak
C3- C5. Tandon C3 mengalirkan air menuju petak C3-C8. Tandon C1
digunakan untuk mengalirkan air pada petak C12-C18. Skema distribusi air
12

laut dari tandon ke tambak pada area blok C di tambak Pinang Gading
disajikan pada Gambar 8.

Petak C Petak C Petak C Petak C


1-2 3-5 6-8 9-11

Tandon Tandon C4 Tandon C3 Tandon C2


B

Petak C Petak
Petak C
16-17 C18
12-14

Tandon C1 Petak C15

Kanal

Keterangan: = aliran distribusi air


Gambar 8 Skema sistem distribusi air laut dari tandon ke petakan tambak blok C

Sistem aerasi

Sistem aerasi merupakan sistem yang membantu ketersediaan


oksigen terlarut (DO/ dissolved oxygen) bagi kelangsungan hidup dan
pertumbuhan pudang vaname di tambak. Penggunaan kincir air (paddle
wheel) di tambak Pinang Gading merupakan alat aerasi untuk kegiatan
pembesaran udang vaname. Kincir memiliki multifungsi diantaranya adalah
menambah dan distribusi oksigen terlarut. Fungsi lainnya yaitu dapat
membantu proses pengadukan agar suhu merata (mencegah stratifikasi
suhu), mengumpulkan lumpur/bahan organik ke tengah dasar tambak, dan
membuat arus sehingga plankton maupun pakan tersebar rata. Setiap petak
tambak dipasang kincir dengan jumlah 6- 8 kincir sesuai dengan kebutuhan.
Jenis kincir air yang digunakan yaitu kincir air dengan daya 1 HP merk
Futigal, Sumber Lancar, dan Vaname dengan spesifikasi kuat arus 1.5 A,
voltase 380 V, dan daya 745 watt.
Komponen kincir air antara lain pelampung, dinamo, dan kipas
kincir. Kincir dibeli dengan komponen terpisah antara dinamo dengan
komponen lainnya sehingga perlu dilakukan perakitan. Kincir air dipasang
13

di permukaan air tambak dengan tiang tancap berjumlah empat buah untuk
menyangga kincir agar tetap pada tempatnya. Kincir dipasang dengan
mengikatkan tali tambang pada kayu yang ditancapkan pada dasar tambak
lalu diletakkan pada tepi tambak dengan jarak sekitar 4 meter dari tanggul.
Arah putar dan posisi kincir harus disesuaikan dengan arah arus yang akan
dibentuk. Posisi pemasangan kincir yang dilakukan disajikan pada gambar
X.

Gambar 9 Posisi pemasangan kincir air di Tambak Pinang Gading


Kincir air bergerak dengan energi listrik yang dialirkan melalui kabel anti
air dari panel listrik. Panel listrik berfungsi sebagai pengatur aktivasi kincir
di berbagai petak tambak. Kincir pada petak produksi beroperasi selama 24
jam sedangkan kincir pada tandon dioperasikan kondisional. Berikut
merupakan dokumentasi kegiatan yang berkaitan dengan sistem aerasi di
tambak Pinang Gading.

A B

C D
Keterangan: (A) pemasangan kincir di tambak, (B) air yang telah dioperasikan, (C) panel listrik
(tampak dalam), (D) panel listrik (tampak luar)
Gambar 10 Sistem aerasi di Tambak Pinang Gading
14

Penggunaan jumlah kincir jumlahnya berbeda tiap petak tambak


bergantung pada masa pemeliharaan udang ( day of culture/ DOC).
Penambahan jumlah kincir didasarkan pada kebutuhan oksigen terlarut dan
daya dukung dalam mengolah limbah yang ada di dalam wadah
pemeliharaan. Jumlah kincir akan meningkat seiring dengan meningkatnya
biomassa udang dalam petak tambak. DOC 1-5 hari hanya menggunakan 2
unit kincir dalam satu petak. Umur udang telah beranjak (DOC) 6-15 hari,
akan digunakan 4 unit kincir. DOC 16-25 hari, kincir ditambah 2 unit
menjadi 6 unit kincir. Jika masa pemeliharaan >25 hari maka kincir yang
dioperasikan sebanyak 8 unit. Rincian penggunaan kincir di Tambak Pinang
Gading disajikan pada tabel 2.
Tabel 2 Rincian penggunaan kincir air di Tambak Pinang Gading
Day of Culture (DOC) (hari) Jumlah Kincir (unit)
1−5 2
6−15 4
16−25 6
26−panen 8

Fasilitas Pendukung

Sumber Energi

Sumber energi utama listrik di tambak udang Pinang Gading berasal


dari PLN namun apabila terjadi pemadaman listrik maka sumber listrik
berasal dari generator set (genset). Energi listrik dari PLN memiliki daya
sebesar 970 kVA untuk tambak blok A dan 555 kVA untuk tambak blok B
dan C. Genset diletakkan pada rumah genset. Bahan bakar yang digunakan
adalah solar yang diletakkan pada gudang solar di seberang rumah genset.
Tambak udang Pinang Gading memiliki 2 unit genset dan memiliki daya
250 kVA yang diletakkan pada rumah genset blok A dan blok B. Genset
yang digunakan yaitu genset dengan merk Mitsubishi yang diproduksi
Jepang dan Merelli Generators yang diproduksi oleh Italia serta memiliki
spesifikasi kuat arus 300 A serta voltase 250 V. Berikut merupakan fasilitas
pendukung di Tambak Pinang Gading disajikan pada Gambar.
15

A B

C D
Keterangan: (A) rumah genset di blok B, (B) gudang solar, (C) genset, (D) panel genset
Gambar 11 Fasilitas pendukung sumber energi cadangan di tambak Pinang
Gading

Bangunan dan Fasilitas Lain

Fasilitas pendukung lain di tambak Pinang Gading yaitu berupa


bangunan-bangunan dan fasilitas lainnya. Bangunan di Tambak Pinang
Gading terdiri dari kantor, kantin, gudang pakan, gudang kapur, ruang
mekanik, ruang desinfektan dan peralatan, pos keamanan, ruang genset,
rumah bahan bakar, mess karyawan, kamar mandi, mushola, ruang panen
dan rumah panel. Rincian bangunan di Tambak Pinang Gading disajikan
pada Tabel 3.
16

Tabel 3 Rincian bangunan di Tambak Pinang Gading


No Jenis Bangunan Luas total (m2) Jumlah (unit)
1 Kantor 400 3
2 Kantin 106 2
3 Gudang pakan permanen 72 2
4 Gudang pakan 48 2
5 Gudang kapur 38 4
6 Ruang mekanik 24 2
7 Ruang desinfektan dan peralatan 15 2
8 Ruang panen 49 1
9 Pos keamanan 32 8
10 Rumah bahan bakar 20 1
11 Rumah genset 70 2
12 Mess karyawan 144 2
13 Kamar mandi 15 5
14 Mushola 36 1
15 Rumah panel 14 55

Bangunan sebagai fasilitas pendukung yang terdapat pada tambak Pinang


Gading disajikan pada gambar 12.

A B C

D E F

G H I
Keterangan: (A) kantor, (B) gudang pakan blok A,(C) gudang kapur, (D) mess karyawan blok
C, (E) Gudang pakan blok B, (F) kamar mandi, (G) rumah genset blok B,
(H) ruang panen, (I) desinfektan dan peralatan
Gambar 12 Beberapa fasilitas pendukung di tambak Pinang Gading
17

Fasilitas lain yang digunakan selain bangunan yaitu peralatan


penunjang budidaya. peralatan tersebut meliputi gerobak pakan, timbangan
pakan, sampan, alat pemberian pakan, kendaraan, alat pengukur kualitas air
dan jembatan anco (Gambar 13). Rincian fasilitas lain yang ada di Tambak
Pinang Gading disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4 Rincian fasilitas lain di Tambak Pinang Gading
No. Jenis fasilitas Jumlah (unit)
1 Gerobak pakan 4
2 Alat pemberian pakan 57
3 Rakit 57
4 Motor 7
5 Mobil 1
6 pH meter 3
7 ORP meter 2
8 DO meter 2
9 Refraktometer 1
10 Sechi disk 57
11 Jembatan 4
12 Timbangan pakan 6
13 Timbangan sampling 6
Berikut merupakan berbagai fasilitas lain di Tambak Pinang Gading,
Bakauheni, Lampung yang disajikan pada Gambar 13.

A B C

D E F

G H I
Keterangan: (A) rakit, (B) timbangan pakan, (C) ORP meter, (D) jembatan, (E) motor,
(F) mobil, (G) Termometer dan pHmeter, (H) salinometer, (I) timbangan sampling
Gambar 13 Fasilitas lain di Tambak Pinang Gading
18

KEGIATAN PEMBESARAN

Persiapan Wadah

Kegiatan persiapan wadah menjadi kegiatan awal dalam budidaya


yang bertujuan untuk mengondisikan wadah pemeliharaan baik lahan
maupun air dalam tambak sesuai dengan kondisi lingkungan yang optimal
bagi pertumbuhan udang vaname. Kegiatan ini dilakukan kurang lebih
selama satu bulan pada satu siklus produksi. Persiapan wadah dilakukan
untuk mengurangi limbah bahan organik toksik yang terakumulasi pada
proses produksi sebelumnya dan mengantisipasi kegagalan produksi yang
disebabkan buruknya kualitas air budidaya. Kegiatan pada persiapan wadah
dan air dapat dikategorikan menjadi persiapan secara fisik, kimia, dan
biologi. Kegiatan persiapan lahan meliputi pengeringan dan penjemuran,
rehabilitasi wadah (pembuangan lumpur dan penyemprotan lumpur pada
lantai petak budidaya), penjemuran, perbaikan kontruksi, dan pengapuran.
Pengeringan dilakukan dengan dibukanya outlet dasar tambak lalu
dilakukan penjemuran. Penjemuran umumnya dilakukan selama 7 hari atau
hingga dasar petak terlihat retak-retak seperti gambar 14. Namun, jika lumut
terlihat menyelimuti dasar tambak, maka perlu dilakukan pembersihan
lumut juga yaitu dengan mencabuti lumut tersebut seperti yang disajikan
pada gambar 14. Kegiatan ini bertujuan untuk mengeluarkan bahan organik
toksik yang terjebak di dalam tanah sehingga teroksidasi akibat terpapar
sinar matahari dan mampu memutus siklus penyakit. Persiapan wadah
dilengkapi dengan rehabilitasi wadah yaitu pembuangan lumpur dan
penyemprotan lantai serta dinding petak budidaya. Rehabilitasi wadah
dilakukan untuk mengurangi gas beracun seperti H2S dan amoniak yang
terperangkap dalam tanah. Pembuangan lumpur dilakukan hanya pada
bagian tengah dasar petak tambak yang umumnya memiliki akumulasi
bahan organik yang lebih tinggi dibandingkan dengan sisi lainnya.
Akumulasi tersebut berasal dari sisa pakan yang tidak termakan dan hasil
metabolisme udang yang terkumpul akibat terbawa arus air yang dihasilkan
dari pengaturan letak kincir. Pembuangan lumpur dilakukan dengan
mencangkul oleh pekerja borongan. Kegiatan ini berlangsung selama 3 hari
dimulai dari pagi hingga sore hari. Namun, hasil dari mencangkul tersebut
belum optimal sehingga diperlukan penyemprotan lumpur.
Penyemprotan lumpur dilakukan pada lantai dan dinding petak
tambak keseluruhan. Namun sebelum itu dilakukan persiapan yaitu
memasang pipa outlet yang bersambung pada kanal outlet, pemasangan
pompa, pemeriksaan redoks dan pH tanah dan pembuatan jalan pengairan
agar air mengalir ke pompa penyedot air keluar pada dasar tambak. Air yang
digunakan berasal dari air laut tandon terdekat. Pompa (diameter 3 inchi)
19

yang digunakan untuk menyedot lumpur keluar dari petak budidaya dan
dipasangkan selang spiral ukuran 3 inchi. Penyemprotan umumnya
dilakukan selama 3 hari dan dimulai pukul 10.00 WIB serta berakhir pada
pukul 15.00 WIB. Penyemprotan dilakukan agar endapan lumpur hitam
yang tinggi bahan organik pada celah-celah dasar tambak dapat
diminimalkan sehingga mengurangi bahan organik dan bibit penyakit.
Setelah penyemprotan dilakukan pengukuran redoks dan pH tanah. Kegiatan
persiapan selanjutnya adalah penjemuran yang dilakukan selama 7 hari atau
hingga tanah dasar petak tambak mengering dan terlihat retak-retak. Data
pH redoks tanah terlampir pada tabel 5.
Tabel 5 Pengukuran ORP atau redok dan PH tanah pasca penyemprotan
lahan pada petak C17- C16
redoks pH
No tambak
Pinggir tengah pinggir Pinggir tengah pinggir
C17 -102 -384 -310 6.6 7.5 7.1
C16 -85 -404 -347 6.9 7.1 7.4
Sembari menunggu penjemuran sempurna, pekerja biasanya
memperbaiki dinding wadah dan mempersiapkan komponen penunjang
kegiatan pembesaran. Perbaikan dapat berupa penambalan dinding kolam
yang terbuat dari plastik HDPE, perbaikan kincir, rakit, jembatan anco, dan
lain. Alat-alat yang dipersiapkan adalah stik level air, sechi disk, filter
(waring) pada pompa inlet dan outlet, kincir, dan anco. Tahapan terakhir
yaitu pemberian kapur oksidator (CaO) dengan dosis yang disesuaikan
dengan hasil pengukuran redoks. Jika redoks ±-500, dosis digunakan yaitu
0,9 kg/m2. Kapur ditebar secara merata di lantai peta budidaya dengan
tujuan menaikkan nilai redoks tanah petak budidaya. Namun sebelum itu,
petak budidaya diisi air hingga lantai petak tertutupi atau sekitar ±30 cm
tinggi airnya. Lama pengisian yaitu 4-5 jam. Pengukuran tinggi air
menggunakan metode kalibrasi yaitu mengukur tinggi air pada beberapa
titik sampel lalu diambil rata-rata tinggi air. Hasil kalibrasi tinggi air pada
petak C16 pada 29 Agustus 2017 disajikan pada gambar 14. Dokumentasi
kegiatan persiapan lahan tersaji pada gambar 15.
20

Penentuan Tinggi Air dengan Metode Kalibrasi


60
55 55
Tinggi Air (cm) 50
46 45 46 46
40
33
30
26 26
20 18
13
10
6
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Titik Sampling Ke-

Gambar 14 Kalibrasi Tinggi Air sebelum penebaran trill

A B C

D E F
Keterangan: (A) kondisi tanah retak-retak, (B) pencabutan lumut, (C) hasil pencangkulan tengah
lantai petak tambak, (D) penyemprotan, (E) pengukuran redoks, (F) hasil penjemuran
Gambar 15 Kegiatan Persiapan Lahan di tambak Pinang Gading

Persiapan Air

Persiapan air dilakukan meliputi pemberian treatment kimia (trill,


neclostop, kupri, dan TCCA) dalam memperbaiki kualitas air dan persiapan
pakan alami. Tujuan utama dari treatment kimia adalah meningkatkan
potensial redoks tanah setinggi mungkin, pembersihan lahan dari predator,
kompetitor, dan career penyakit (tritip, lumut, dan trisipan) yang
merugikan produksi pembesaran udang vaname. Langkah pertama yaitu
pemberian trill. Trill merupakan krustasida yang digunakan untuk
21

membunuh hewan kelompok crustaceae seperti kepiting, udang liar, keong,


dan sebagainya serta kistanya. Dosis trill yang digunakan yaitu 2 ppm (2
mg/liter). Pemberian trill dilakukan dengan menyebarkan ke seluruh
permukaan air hingga merata dengan menggunakan rakit dan didiamkan
selama 3 hari. Selanjutnya adalah pemberian neclostop dengan dosis 3 ppm.
Tujuannya untuk membunuh trisipan yang tidak bercangkang.
Treatment selanjutnya yaitu pemberian kupri (CuSO4) setelah 3 hari
dengan tujuan untuk membunuh kista dari trisipan yang bercangkang yang
dapat menjadi carier penyakit dan kompetitor nutrisi mineral dan O2 serta
kista lumut yang juga menjadi carier penyakit pada udang. Pemberian kupri
(CuSO4) harus diberikan maksimal dalam jangka 24 jam karena kista lumut
dan tripan akan mengeras sehingga pemberian treatment kimia tidak akan
berpengaruh dalam mematikan tripan dan lumut. Treatment kimia terakhir
yaitu pemberian TCCA (Trichloro carbon acid) yang berfungsi untuk
mematikan mikroorganisme (bakteri) yang merugikan dan plankton.
Sebelum dilakukan penebaran TCCA, air dimasukkan kembali hingga tinggi
air mencapai 150 cm dan kincir dihidupkan terlebih dahulu agar arus yang
dihasilkan dapat membantu TCCA tersebar merata. Dosis TCCA yang
digunakan yaitu 20 ppm dengan kandungan klor yaitu 90%. Pasca TCCA
ditebar, dilakukan pengukuran redoks air sebagai pertimbangan penebaran
bakteri probiotik sebagai pakan alami. Hasil pengukuran redoks air yang
diperoleh pasca penebaran TCCA disajikan pada tabel 6.
Tabel 6 Pengukuran redoks pasca penebaran TCCA pada 15-17 Agustus
2017
Hari Pertama Hari Kedua Hari Ketiga
No Petak
11.00 15.00 20.00 15.00 20.00 08.00 11.00 15.00
A7 706 745 506 219 134 142 147 153
A8 812 794 705 216 233 177 184 175
A9 797 793 726 224 225 170 172 160
A10 827 798 745 228 238 164 154 152
Pemberian TCCA menyebabkan redoks air meningkat menjadi
Apabila nilai redoks air petak telah naik sekitar ≥700 setelah diberi TCCA
maka air didiamkan selama 48 – 36 jam lalu media pemeliharaan diberikan
formulasi agar pakan alami tumbuh. Formula tersebut terdiri dari 3 liter
molase dicampur dengan 400 gram probiotik dengan merk dagang epicin.
Epicin mengandung beberapa jenis bakteri Bacillus sp., yeast, dan enzim.
Berikut merupakan dokumentasi kegiatan persiapan air pada pembesaran
budidaya udang vaname di tambak Pinang Gading.
22

A B C

D E F

G H
Keterangan: (A) Pengisian air petak dari tandon, (B) kalibrasi ketinggian air, (C) trill yang
digunakan, (D) pemberian trill, (E) kupri yang digunakan, (F) penebaran kupri sulfat, (G)
penebaran TCCA, (H) probiotik yang digunakan
Gambar 16 Kegiatan persiapan wadah di tambak Pinang Gading
Penebaran Benur

Benur menjadi faktor penentu yang sangat berpengaruh dalam


keberhasilan pembesaran budidaya setelah dilakukan persiapan lahan dan air
yang intensif. Aklimatisasi dan pemilihan benur harus diperhatikan betul
karena menjadi penentu dini dan bersifat irreversibel kecuali dengan
penggantian ulang benur yang akan dipakai. Kualitas benur dapat diamati
secara visual yaitu pergerakan aktif, bergerak melawan arus, warna tubuh
transparan, hepatopankreas berwarna coklat kekuningan, serta keseragaman
ukuran benur tinggi dalam setiap kantong packing. Benur yang dipelihara
yaitu benur PL10 (post larva) yang memiliki sertifikat SPF (Spesific
Pathogen Free). Benur SPF yang digunakan berasal beberapa hatchery
yaitu Citra Larva untuk mengisi petak A7-A10 dan hatchery Tri Karta
Pratama untuk mengisi petak C12-16. Benur yang berasal dari hatchery Tri
Karta Pratama telah lolos uji IMNV, TSV, IHHNV, dan WSSV (gambar
Jumlah benur yang ditebar berbeda setiap petak tambak dan bergantung
pada luas petak. Berikut merupakan grafik padat tebar pada petak A2-A10.
23

Padat Tebar Petak A2-A10 (ekor/m2)

101
84 82 84 82
74 70 67
58

A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10

Gambar 17 Padat penebaran di petak A2-A10


Rata-rata padat penebaran petak A2-A10 yaitu 78 ekor/m2. Kisaran
padat tebar di petak A2-A10 yaitu 58- 101 ekor/m2. Penebaran benur pada
petak A2-A6 dilakukan pada 6 Juni 2017 sedangkan petak A7-A10 ditebar
pada 24 & 26 Agustus 2017. Data padat tebar A2-A10 dan detail data
penebaran benur A7-A10 terlampir pada lampiran 9 dan 10. Benur dikemas
dalam plastik packing yang diletakkan pada boks sterofoam dan diangkut
dengan mobil pick up/ truck. Persiapan penebaran benur dimulai sekitar 7
hari sebelum waktu tebar. Kegiatan ini meliputi persiapan drum tebar (2
drum untuk 1 petak), pemasangan selang aerasi pada tabung oksigen untuk
oksigenasi, pemasangan pompa, selang, dan pipa, serta persiapan alat
pengukur kualitas air (DO, termometer, salinometer).
Penebaran benur dilakukan pada sore hari sekitar pukul 16.00 WIB.
Sebelum proses aklimatisasi berlangsung, dilakukan pengecekan kualitas
dan kuantitas benur dengan metode sampling serta pengukuran suhu dan
salinitas air petak tambak. Sampling benur dilakukan bersamaan dengan
pemindahan benur dari kantong packing menuju drum aklimatisasi agar
mengefektifkan waktu penebaran. Proses pemindahan tersebut berlangsung
cepat dan dilakukan dengan hati-hati agar menghindari tingginya tingkat
kematian benur. Aklimatisasi berlangsung hingga suhu air di dalam drum
sama dengan suhu air di petak tambak. Proses aklimatisasi umumnya terjadi
kenaikan suhu sebab suhu air pada plastik packing lebih rendah. Kenaikan
suhu selama aklimatisasi tidak boleh melebihi 1oC per 10 menit. Suhu di
drum (campuran air tambak dan air packing) saat aklimati berlangsung
dapat terjadi kenaikan suhu 2oC per 30 menit. Data kualitas air sebelum dan
saat aklimatisasi tersaji pada tabel 7.
Tabel 7 Hasil Pengukuran Kualitas Air pada Drum Tebar dan Petak C12-
C16 pada Aklimatisasi Benur 4 September 2017
Plastik Drum Petak Petak Petak Petak Petak
Parameter
Packing Tebar C12 C13 C14 C15 C16
DO 19.6 28.6 7.1 6.6 6.6 7.2 6.5
Suhu 22 20 31 30 30 30 30
24

Salinitas 39 39 40 40 41 42 45
pH 7.6 7.5 8.5 8.5 8.6 8.5 8.6
Dilakukan pengecekan suhu setiap 10 menit sekali menggunakan
termometer. Jika suhu air dalam drum dan air tambak telah sama maka
dilanjutkan dengan penebaran benur. Namun, apabila proses aklimatisasi
berlangsung lama hingga matahari terbenam, biasanya tetap dilakukan
penebaran meskipun masih ada perbedaan suhu sekitar 1-2oC. Kran selang
penghubung drum dan petak tambak dibuka dan benur udang mulai
berpindah ke petak tambak. Perhitungan benur dilakukan dengan metode
sampling dan secara manual yaitu menghitung benur satu per satu. Sampling
benur dilakukan agar dapat mengetahui estimasi benur yang ditebar dan
kualitas benur yang dapat diamati secara visual. Benur hasil sampling
selanjutnya ditebar. Berikut merupakan dokumentasi kegiatan aklimatisasi
dan penebaran benur udang di tambak Pinang Gading.
25

A B C

D E F

G H I
Keterangan: (A) persiapan oksigenasi, (B) transportasi benur, (C) bentuk packing benur, (D)
pengamatan kualitas benur secara visual, (E) mobilisasi ke petak yang akan ditebar, (F) proses
aklimatisasi, (F) penebaran benur ke tambak, (G) tampilan packaging benur dari TKP, (H)
sampling, (I) hasil quality control TKP
Gambar 18 Kegiatan penebaran benur di tambak Pinang Gading

Pakan

Jenis pakan yang diberikan yaitu pakan tenggelam komersil dengan


bentuk pakan yang berbeda. Pakan crumble (serbuk) sebagai pakan starter
yang diberikan pada DOC 1-25. Selanjutnya diberikan pakan yang
berbentuk pellet yang disesuaikan dengan bukaan mulut udang. DOC 26-35
diberikan pakan pellet dengan ukuran 1,6x 1,8-2,0 mm (pakan PV plus 2)
dan DOC 36- 90 diberikan pellet dengan ukuran 1,7x 2,0-2,4 mm (pakan PV
plus 2P1). Pakan yang digunakan yaitu Prima yang berasal dari PT Suri
Tani Pemuka Lampung. Pakan prima yang digunakan di blok A tambak
udang Pinang Gading yaitu PV Plus 0, PV Plus 1, dan PV Plus 2P1.
26

Kandungan nutrisi pada pakan Prima disajikan pada Tabel 8 serta gambaran
pakan disajikan pada Gambar 19.
Tabel 8 Komposisi nutrisi pakan Prima
Serat Kadar
Protein Lemak Abu
Kode Pakan Kasar Air
(min %) (min %) (maks %)
(maks %) (maks %)
StarterPV Plus 0 40.00 6.50 2.20 13.00 11.00
PV Plus 1 40.00 6.50 2.20 13.00 11.00
Grower PV Plus 2 37.00 6.50 2.70 13.00 11.00
PV Plus 37.00 6.50 2.70 13.00 11.00
2P1
PV Plus 37.00 6.50 2.70 13.00 11.00
2P2
PV Plus 3K 37.00 6.50 2.70 13.00 11.00

A B
Keterangan: (A) tampilan depan karung pakan, (B) pakan PV Plus 0
Gambar 19 Gambaran pakan yang digunakan di tambak udang Pinang Gading

Pengelolaan Pemberian Pakan

Feeding rate (% bobot tubuh terhadap pakan yang akan diberikan),


feeding kind (jenis pakan buatan), feeding schedule (jadwal pemberian jenis
pakan), feeding frequency (frekuensi pemberian pakan dalam sehari),
feeding method (metode pemberian pakan), dan feeding tray (pakan pada
anco) menjadi aspek penting yang perlu diperhatikan dalam manajemen
pakan udang. Manajemen pakan menjadi salah satu faktor terbesar dalam
keberhasilan usaha untuk memaksimalkan profit. Hal ini dikarenakan biaya
pakan menempati 60-70% dalama perhitungan biaya produksi. Manajemen
pakan meliputi pemberian pakan pada satu bulan pertama (blind feeding),
metode pemberian pakan bulan kedua hingga panen, kontrol anco, dan
penyimpanan pakan. Jika manajemen pakan tidak diefisiensikan dengan
baik maka akan terjadi kekurangan pakan yang berakibatkan tingginya
kanibalisme pada pemeliharaan atau kelebihan pakan yang berakibat pada
menurunnya kualitas air budidaya.
Kegiatan pemberian pakan terdiri dari beberapa kegiatan yaitu
penimbangan pakan, pemberian pakan, dan pencatatan. Penimbangan pakan
biasanya dilakukan sehari sebelumnya saat siang hari setelah pemberian
pakan jam 14.00 WIB. Jumlah pakan yang akan ditimbang disesuaikan
dengan jumlah pakan yang ditulis oleh manajer operasional di papan tulis
27

yang ada di dalam gudang pakan. Pemberian pakan didasarkan dari


perhitungan FR dan bersifat fluktuatif, karena manajer operasional akan
mempertimbangkan aspek lain seperti nafsu makan udang, kondisi alam,
dan kondisi kesehatan udang. Penimbangan dilakukan 1-2 orang dan
ditimbang dengan timbangan digital. Saat jam pemberian pakan telah tiba,
pakan diangkut menggunakan gerobak pakan menuju petak tambak yang
dituju. Pemberian pakan dilakukan dengan menggunakan rakit. Rute
pemberian pakan mengikuti tali tambang pakan yang ada di sekeliling petak
tambak dan disebar merata.
Pemberian pakan pada pembesaran udang vaname umumnya
dilakukan dengan metode restricted yaitu pemberian pakan berdasarkan
bobot tubuh udang. Ukuran bobot tubuh udang diperoleh dari data sampling
yang dilakukan setiap 7 hari setelah DOC 35. Awal budidaya pembesaran
budidaya udang vaname, kebutuhan pakan belum dapat dihitung secara
akurat. Pemberian pakan pada 30 hari pertama (DOC 30) berdasarkan blind
feeding yang dibuat manajer operasional. Blind feeding diberikan
berdasarkan estimasi peningkatan MBW, FR, dan kecukupan pakan alami
pada petak tambak serta estimasi SR tetap 100%.
Blind feeding diterapkan dengan tujuan mempertahankan SR di
bulan pertama pemeliharaan dan mencegah variasi ukuran udang,
harapannya udang DOC 35 memiliki MBW (bobot tubuh) sebesar 3,5-4,0
gram. Udang dengan DOC 1-3 tidak diberikan pakan tidak menjadi masalah
karena udang dapat memakan pakan alami yang ada, namun sebaiknya
diberikan agar benur udang dikenalkan dengan jenis pakan dan aroma
(atraktan) pakan yang akan diberikan selama pembesaran. Pemberian pakan
diberikan 2-4 kali dalam sehari pada jam 06.00, 10.00, 14.00, dan 17.00
WIB. Jadwal pemberian pakan juga dimulai dari DOC 1-14 diberikan pakan
crumble (PV plus 0), DOC 15-25 diberikan pakan crumble (PV plus 1), dan
dilanjut dengan pakan pelet ukuran 1,6 x 1,8-2,0 mm (pakan PV plus 2).
Blind feeding yang diterapkan pada A7-A10 pada 25 Agustus 2017- 28
September 2017 terlampir pada lampiran 7.
Perhitungan pakan yang akan diberi setelah DOC 35 dilakukan
dengan metode restricted. Metode ini didasarkan pada FR (feeding rate)
atau presentase bobot tubuh udang yang diketahui dari hasil sampling setiap
minggunya dan kontrol anco. Hasil sampling bobot tubuh udang akan
dijadikan acuan dalam menentukan FR pakan udang selama 7 hari. Acuan
FR yang diterapkan bervariasi dan menurun seiring pertambahan bobot
udang. Berikut merupakan grafik acuan FR pada tambak udang Pinang
Gading sebagai berikut.
28

Acuan Feeding Rate pada Tambak Udang Pinang


5 Gading
4,5 4,5
4,5
4,2
Feeding Rate (%)

4 3,9
3,7
3,5 3,4
3,2
3
3 2,9 2,8
2,6 2,5
2,5 2,4 2,4
2,3 2,3 2,2
2
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Bobot Tubuh Udang (gram)
Gambar 20 Acuan FR (Feeding Rate) pada tambak Pinang Gading pada
bobot 4-20 gram udang vaname
Pemberian pakan diberikan sebanyak 4 kali sehari namun dapat
berubah bergantung pada nafsu makan udang yang diketahui dari cek anco
dan kondisi udang. Apabila nafsu makan udang menurun maka jumlah
pakan yang akan diberikan akan dikurangi sebagai antisipasi banyaknya
pakan yang tidak termakan. Feeding time yang dilakukan yaitu pada pukul
06.00, 10.00, 14.00, 17.00, dan 20.00 WIB namun waktu pemberian
pakannya beragam. Misalnya pada petak A5, pemberian pakan dilakukan
pada pukul 06.00, 10.00, 14.00, dan 20.00 WIB saat DOC 21-74, DOC 76-
88 diberikan pakan pada pukul 06.00, 10.00, 14.00, dan 17.00 WIB. Ukuran
pakan yang diberikan juga menyesuaikan bukaan mulut udang yang
tersusun pada feeding schedule. Feeding schedule yang diterapkan tambak
udang Pinang Gading terdapat pada tabel 9.
Tabel 9 Feeding schedule yang diterapkan di tambak udang Pinang Gading
Bentuk dan Ukuran Berat Udang Dosis Pakan Frekuensi
Kode Pakan
(mm) (gram) (%/BU/hari) (/hari)
StarterPV Plus 0 Crumble 0.05-1.50 - 3x
PV Plus 1 Crumble/Pellet 1.50-3.50 15.00-7.50 4x
Grower PV Plus 2 Pellet (1,6 x 1,8-2,0) 3.50-7.00 7.50-4.50 4x
PV Plus 2P1 Pellet (1,7 x 2,0-2,4) 7.00-14.00 4.50-3.20 4-5x
PV Plus 2P2 Pellet (1,8 x 2,2-2,7) 14.00-21.00 3.20-2.50 5x
PV Plus 3K Pellet (2,0 x 2,5-3,0) 21.00-panen 2.50-2,00 5x
Kegiatan pemberian pakan pada petak A2-A6 blok A tambak udang
Pinang Gading selama satu siklus menghabiskan pakan sebesar 17.083 kg
pakan selama 90 hari masa pemeliharaan dengan rincian yang terdapat pada
gambar 20. Contoh rincian banyaknya pakan yang telah diberikan (petak
A4) terlampir pada lampiran 8. Petak A4 yang ditebar 217.600 ekor benur
PL 10 dari hatchery Ayen dalam 1 siklus (90 hari) menghasilkan 1.539 kg
udang dengan total pakan yang diberikan sebesar 3117 kg pakan sehingga
FCR petak A4 sebesar 2,03. Berikut merupakan gambaran jumlah pakan
dengan total biomassa udang yang dihasilkan dengan 2 kali panen (panen
parsial dan panen total) pada A2-A6 dalam 1 siklus (Juni- Agustus 2017).
29

Total Pakan dan Biomassa Panen Petak A2-A6


3480 3708 3612
3136 3117
2806,8
2012,0 2269,5
1821,5 1539,0

A2 A3 A4 A5 A6

Total Pakan (kg) Biomassa Panen (kg)

Gambar 21 Jumlah Pakan dan Biomassa Udang pada Petak A2-A6 pada 1
siklus (Juni- Agustus 2017)
Pengontrolan jumlah pakan pada pemeliharaan udang di atas DOC
35 menggunakan anco (feeding try). Anco berukuran 1x1 m yang digunakan
sebanyak 3 unit per petak tambak pada blok A. Pemberian pakan pada anco
dilakukan setelah penebaran pakan selesai. Pakan dalam anco diturunkan
perlahan dan diberikan dari atas jembatan anco agar posisi anco tidak miring
saat mencapai dasar petak tambak. Jika posisi anco miring maka informasi
mengenai nafsu makan udang. Pembuatan anco dilakukan sebelum
penebaran benur agar anco dapat digunakan saat masa pemeliharaan.
Banyaknya pakan pada anco bervariasi, semakin tinggi MBW (bobot rata-
rata) maka presentase pakan yang akan diberikan pada anco semakin tinggi.
Rincian jumlah pakan pada anco berdasarkan bobot rata-rata udang yang
diterapkan pada blok A tambak udang Pinang Gading terdapat pada tabel
10.
Tabel 10 Jumlah pakan dalam anco berdasarkan MBW udang vaname
Pakan dalam
DOC (hari) MBW (gram) Anco (% Total Pengecekan Anco (jam)
Pakan)
21-45 2-4 0,5 2
46-60 4-6 1 2
61-80 6-12 1,5 1,5
81-90 >12 2 1,5
Setiap petak tambak hanya terdapat satu buah anco untuk pengontrolan
pakan harian. Penambahan atau pengurangan pakan setiap harinya dapat
dilihat dari sisa anco. Rincian kriteria manajemen pemberian pakan
berdasarkan cek anco disajikan pada tabel 11.
Tabel 11 Kriteria manajemen pemberian pakan berdasarkan pengecekan anco
Anco (sisa pakan)
Hasil Manajemen pemberian pakan
1 2 3
0 0 0 3/3 Tambah 1 kg
0 0 + 2/3 Cukup
+ 0 + 1/3 Kurangi 10%
+ + + 0/3 Kurangi 10-20% atau puasakan
Keterangan : (0): Pakan di anco habis; (+): Pakan di anco masih sisa
30

Anco pada budidaya udang vaname digunakan sebagai alat


monitoring pakan dan kondisi udang dalam wadah budidaya. Kondisi udang
yang dapat dilihat dari pengecekan anco adalah pertumbuhan udang,
keseragaman ukuran, dan status kesehatan. Monitoring pakan yang dapat
diinformasikan melalui pengecekan anco adalah nafsu makan udang,
banyaknya pakan yang dikonsumsi udang, jenis pakan yang dikonsumsi,
skor pakan pada anco, dsb sehingga dapat menentukan penambahan atau
pengurangan pakan setiap harinya. Skor pakan pada anco berupa angka 0-4
dengan melihat sisa pakan yang masih ada pada anco, rincian skor tersebut
disajikan pada tabel 12.
Tabel 12 Skor sisa pakan pada anco
Sisa Pakan dalam Anco Skor
Habis 0
< 10% 1
10-25% 2
25-50% 3
>50% 4
Banyaknya pakan yang dikonsumsi dapat dilihat dari sisa pakan
dalam anco dan pakan dalam usus udang, jika pakan dalam anco dinilai 0
(habis) dan usus udang penuh saat waktu pengecekan anco maka dapat
diindikasikan ikan memiliki nafsu makan yang tinggi dan jumlah pakan
yang diberikan tepat. Namun, hal lainnya yang perlu diperhatikan adalah
warna usus udang. Sebab warna usus akan memberikan informasi mengenai
jenis pakan apa yang dimakan oleh udang. Warna usus hitam
menginformasikan udang memakan pakan alami yang terdapat pada petak
tambak sedangkan warna coklat muda menginformasikan udang memakan
pakan pelet yang diberikan. Jika kondisi pakan dalam anco habis namun
warna usus udang hitam (pakan alami) maka dapat diindikasikan pakan
yang diberikan kurang sehingga pakan perlu ditambah keesokan harinya.
Asumsinya yaitu udang tidak dapat menemukan pakan pellet pada wadah
budidaya sehingga udang mengonsumsi pakan alami yang ada. Namun, jika
pakan dalam usus terlihat putus-putus dapat diindikasikan udang tidak
dalam kondisi sehat dan diindikasikan udang terkena WFD (White Fecess
Disease). Kegiatan pengelolaan pakan pada tambak udang Pinang Gading
disajikan pada gambar 21.
31

A B C

D E
Keterangan: (A) Acuan pemberian pakan, (B) penimbangan pakan, (C) pengecekan anco, (D)
pemberian pakan, (E) pencatatan pakan
Gambar 22 Kegiatan pemberian pakan di tambak udang Pinang Gading

Penyimpanan Pakan

Penyimpanan pakan menjadi hal yang perlu diperhatikan agar


kualitas pakan tetap terjaga. Beberapa masalah utama yang dihadapi dalam
penyimpanan pakan udang adalah penurunan kualitas pakan, kontaminasi
mikroorganisme patogen pada pakan, gangguan hewan pengerat (tikus) dan
serangga, serta adanya proses ketengikan. Suhu dan kelembapan gudang
akan berpengaruh dalam degradasi kualitas pakan. Beberapa vitamin
essensial dalam pakan akan mulai terdegradasi seiring dengan masa
penyimpanan pakan tersebut khususnya pada ruangan dengan suhu dan
kelembapan yang tinggi. Sama halnya dengan mikroorganisme patogen,
beberapa spesies bakteri dan jamur penghasil mikotoksin akan tumbuh jika
suhu dan kelembapan meningkat. Standar kualitas pakan yang harus dijaga
dalam penyimpanan secara fisik yang dapat dilihat yaitu pakan tidak
berjamur, tidak basah, tidak menggumpal atau hancur, bau amis (ikan) atau
tidak tengik, dan kemasan utuh (Edhy et al 2010).
Pakan didatangkan dari pabrik PT Suri Tani Pemuka Lampung.
Pakan tersebut disimpan dalam gudang pakan. Setiap blok memiliki 1-2
gudang pakan. Blok A memiliki 2 gudang pakan yang digunakan untuk
menyimpan pakan petak A1-A10 dan A19-A23 dan berukuran 7x5x5 m.
Satu sak pakan memiliki bobot 25 kg (PV Plus 2 & 2P1) dan 10 kg (PV Plus
0 & 1) yang disusun rapi. Penumpukan pakan disusun vertikal maksimal 10
sak pakan agar pakan tidak hancur. Pakan ditumpuk di atas papan kayu
dengan ketinggian 10 cm agar mencegah pakan tidak lembab karena
bersentuhan langsung dengan lantai. Gudang pakan memiliki beberapa
ventilasi agar sirkulasi udara berjalan lancar. Gudang selalu tertutup dan
32

hanya terbuka pada saat penimbangan dan pengambilan pakan. Berikut


merupakan dokumentasi kegiatan penyimpanan pakan.

A B

C
Keterangan: (A) Gudang pakan I blok A, (B) gudang pakan blok A II, (C) gudang pakan
II blok A
Gambar 23 Gudang penyimpanan pakan

Pengelolaan Kualitas Air


Budidaya udang vaname umumnya menerapkan sistem closed and
less water exchange. Sistem tersebut hanya melakukan pengisian air untuk
mengganti air yang hilang akibat evaporasi, rembesan, dan kejadian
isidental saja. Hal ini dilakukan agar meminimalisir resiko petak
terintroduksi carrier penyakit dan predator ke dalam tambak budidaya
sehingga potensi terjangkit penyakit semakin berkurang. Rata-rata
kehilangan air yang terjadi akibat rembesan (porositas) pada petak blok A
yaitu 2 cm selama 24 jam. Kejadian atau situasi darurat seperti kadar DO
yang rendah (<3 ppm) atau kematian fitoplankton massal akan
menyebabkan pergantian air dalam jumlah besar.
Pengelolaan kualitas air di tambak udang Pinang Gading
menerapkan sistem budidaya semi tertutup yaitu terdapat pergantian air
secara berkala dalam proses budidaya. Pengelolaan manajemen air dimulai
dari aktivitas pemasukan air pada wadah budidaya. Jika tinggi air telah
menurun hingga 100 cm, maka dilakukan penambahan air. Namun, sebelum
air ditambahkan dari petak tandon, air telebih dahulu diberikan perlakuan
yaitu pemberian TCCA dan kincir dihidupkan di petak tandon. Pengukuran
kualitas air yang dilakukan selama masa pemeliharaan yaitu suhu, pH,
salinitas, dan DO. Pengukuran dilakukan selama 4 hari pada 22-25 Agustus
2017 pada pukul 06.00, 11.00, 14.00, dan 20.00 WIB. Perbedaan waktu
pengukuran dilakukan agar mengetahui fluktuasi kualitas air yang terjadi
dalam sehari. Rincian hasil pengukuran kualitas air pada petak A4 terdapat
33

pada tabel 11. Hasil pengukuran DO, suhu, dan salinitas petak A4 tersaji
pada gambar 24-27.
Pengukuran DO di Petak A4
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
06:00 11:00 14:00 20:00

22/08/2017 23/08/2017 24/08/2017 25/08/2017

Gambar 24 Pengukuran dissolved oxygen (DO) pada petak A4 selama 4 hari


Hasil pengukuran DO selama 4 hari pada petak A4 menunjukkan
bahwa terjadi fluktuasi DO selama 24 jam. Pagi hari saat pengukuran DO
pukul 06.00 WIB, DO berada pada rentang 4-6 ppm dan meningkat hingga
siang hari hingga jam 14.00 WIB yang berada pada kisaran 7,5-11 ppm.
Namun DO menurun pada malam hari dan berada pada kisaran 3,5-4,5 ppm.
DO pada pukul 20.00 WIB pada 22 Agustus 2017 mengalami penurunan
yang tidak signifikan yaitu 9,2 ppm. Pengukuran suhu pada petak A4
disajikan pada gambar 25.
Pengukuran Suhu Petak A4 (oC)
35
33
31
29
27
25
06:00 11:00 14:00 20:00

22/08/2017 23/08/2017 24/08/2017 25/08/2017

Gambar 25 Hasil pengukuran suhu di petak A4 selama 4 hari

Suhu perairan di petak A4 bervariasi berkisar 27-33̊C. Kondisi suhu


perairan pada pagi hari pukul 06.00 WIB berkisar 27-28̊C dan meningkat
pada pukul 11.00 berkisar 30-33̊C. Suhu meningkat 1̊C pada pukul 14.00
WIB namun sebaliknya, pada 22 Agustus 2017 suhu petak A4 mengalami
penurunan sebesar 1̊C. Malam hari yakni pukul 20.00 WIB suhu mengalami
penurunan dengan rentang suhu 28-30̊C. pH yang terukur pada petak A4
disajikan pada gambar 26.
34

Pengukuran pH Petak A4

8,5

7,5
06:00 11:00 14:00 20:00

22/08/2017 23/08/2017 24/08/2017 25/08/2017

Gambar 26 Pengukuran pH di petak A4 selama 4 hari


pH pada petak A4 berkisar antara 4-10,6. Pagi hari, pH petak A4
berada pada pH rendah yaitu 4,7-5,6 namun meningkat pada pukul 11.00
WIB menjadi 8,5-10,6. Pada pukul 14.00 WIB pH fluktuatif (terjadi
penurunan dan peningkatan) menjadi 7,9-10,5. pH kembali turun drastis
pada malam hari pukul 20.00 WIB menjadi 3,7-4,2 namun pada pengukuran
22 Agustus 2017 pH tidak menurun signifikan hanya menurun 0,7. Salinitas
pada petak A4 berada pada kisaran 36-40%. Rincian hasil pengukuran
salinitas di petak A4 terdapat pada gambar 27.
Pengukuran Salinitas Petak A4 (%)
40 40
39
38
38
37
36 36
36
35
22/08/2017 23/08/2017 24/08/2017 25/08/2017

Gambar 27 Pengukuran salinitas petak A4 selama 4 hari


Pengurukuran nitrit dilakukan dengan menggunakan nitrit kit. Hasil
pengukuran nitrit pada petak A2-A6 menunjukkan nitrit sebesar 0 ppm.
Parameter kualitas air di petak A4 sebagai gambaran parameter kualitas air
di tambak udang Pinang Gading dan parameter kualitas air optimal yang
dibutuhkan udang vaname (Edhy et al 2010) tersaji pada tabel 13.
Tabel 13 Perbandingan parameter kualitas air di petak A4 dengan iteratur
No Parameter Alat Hasil Pengukuran Edhy et al 2010
1 Suhu (ºC) Termometer 27-34 28-31
2 Ph pH meter 7,7-9,1 7,5-8,5
3 Salinitas (ppt) Refraktometer 36-40 10-25
4 DO (mg/L) DO meter 3,7-10,6 >4 ppm
5 Nitrit (mg/L) Nitrit 0 0,1
Selain pengukuran kulaitas air secara berkala, dilakukan juga
pemberian kapur yang bertujuan untuk meningkatkan pH air petak tambak
serta menjaga kestabilan pH dan alkalinitas perairan. Pemberian kapur
diberikan setelah hujan. Pemberian kapur dilakukan dengan cara disebar ke
35

seluruh bagian petak tambak. Pengelolaan kualitas air juga dilakukan


pembersihan kelakat/ fitoplankton yang mati. Pembersihan kelakat
dilakukan saat pagi atau siang hari dengan cara mengambil kelakat dengan
serok jaring yang telah tersedia. Selain itu, pemberian bakteri pengurai
bahan organik juga diberikan jika kondisi bahan organiknya tinggi.
Pemberian bakteri pengurai dengan merk dagang Ariake Kuro dilakukan di
atas DOC 60 dan diberikan sebanyak 10-15 tablet di tengah petak.
Pemberian dilakukan di tengah petak budidaya karena bahan organik hasil
metabolisme udang dan sisa pakan terkumpul disitu akibat dari pemasangan
kincir secara sirkuler. Berikut merupakan dokumentasi kegiatan pengelolaan
kualitas air di tambak udang Pinang Gading.

A B C D

E F G

H I
Keterangan: (A) Serok jaring kelakat yang digunakan, (B) pHmeter dan termometer, (C)
refraktometer, (D) DOmeter, (E) pengukuran salinitas, (F) nitrit kit, (G) pengukuran nitrit, (H)
pengukuran DO, (I) kelakat di petak
Gambar 28 Kegiatan pengelolaan kualitas air di tambak udang Pinang Gading
36

Pencegahan Hama dan Penyakit

Penyakit merupakan penyebab kerugian terbesar dalam budidaya


udang. Penyakit dapat muncul jika terdapat gabungan dari adanya patogen
(sumber penyakit), kualitas lingkungan yang buruk atau perubahan
lingkungan yang drastis, dan inang (udang) berada pada kondisi tidak sehat/
lemah atau stres. Sumber penyakit dapat berupa virus, bakteri, jamur, atau
juga hewan carier pembawa penyakit seperti kepiting, ikan, dan burung.
Penyakit pada budidaya pembesaran udang vaname seringkali disebabkan
oleh virus dan bakteri, beberapa penyakit tersebut yang serig menyerang
udang di tambak Pinang Gading adalah white spot syndrome virus
(WSSV), infectious myonecrosis virus (IMNV), serta penyakit bakterial
seperti penyakit vibriosis dan berak putih atau white feces disease (WFD).
Kerugian besar yang ditimbulkan oleh serangan penyakit di
pembesaran udang vaname menjadi dasar dalam melakukan pencegahan.
Pencegahan yang dilakukan dapat berupa pencegahan secara fisik, kimia,
biologi yang diterapkan pada persiapan wadah dan air, biosekuriti tambak
Pinang Gading dan berbagai treatment saat pemeliharaan. Pencegahan
secara fisik dapat dilihat dari aktivitas biosekuriti yang diterapkan misalnya
pemasangan jaring PE pada saluran inlet dan output. Pencegahan secara
biologi dilakukan dengan pemakaian benih SPF (spesific pathogen free).
Pencegahan secara kimia dilakukan dengan pemakaian antiseptik
(desinfektan merk dagang vircon) setelah pemakaian alat bersama seperti
jaring sampling, penambahan cuka (asam asetat 25%) apabila udang
terindikasi gejala WFD atau berak putih, pemberian kapur setelah hujan
untuk mempertahankan pH perairan, pemberian kapur secara rutin untuk
asupan kalsium yang dibutuhkan pasca molting, dan pemberian kapur saat
bulan purnama.
Molase diberikan bersamaan dengan pemberian probiotik
Lactobacillus sp. dengan dosis 400 gram probiotik yang dicampurkan ke
dalam 3 liter molase lalu campuran tersebut ditebar merata ke dalam petak
budidaya. Desinfektan digunakan setelah pemakaian alat agar antar kolam
tidak terkontaminasi satu sama lain. Penambahan cuka (asam asetat 25%)
memakai dosis 600 ml per petak budidaya (yang terjangkit WFD) yang
dicampurkan ke dalam pakan. Namun, sebelum diberikan perlakuan tersebut
udang terlebih dahulu dipuasakan selama 1 hari dan diberikan pakan pagi
keesokannya pukul 10.00 WIB diberikan hanya setengah dari proporsi
pakan lalu dicampurkan dengan cuka. Pemberian kapur saat bulan purnama
disebabkan saat itu udang mengalami molting sehingga perlu asupan
kalsium yang cukup pada perairan. Kegiatan pencegahan hama dan penyakit
di Tambak Pinang Gading disajikan pada gambar 29.
37

A B C D

E F G
Keterangan: (A) probiotik Bacillus sp., (B) asam cuka, (C) pencampuran cuka dengan pakan, (D)
penuangan molase, (E) virkon, (F) pra penerbaran molase dan probiotik, (G) pencampuran molase
dan probiotik
Gambar 29 Kegiatan pencegahan hama dan penyakit di Tambak Pinang Gading
Bakauheni, Lampung Sampling Biomassa

Kegiatan sampling menjadi kegiatan rutin yang dilakukan seminggu


sekali. Sampling dilakukan pada pagi hari pukul 07.00 WIB saat suhu masih
rendah sehingga meminimalisir udang stres. Sampling dilakukan setiap 7
hari setelah DOC 35. Kegiatan sampling bertujuan untuk mengetahui
kondisi udang dan bobot rata-rata (MBW) udang. Kegiatan sampling
dimulai dengan menyiapkan peralatan meliputi jala, keranjang berongga
(wadah udang saat ditimbang), timbangan digital, larutan desinfektan
dengan merk dagang vircon, dan alat tulis. Jala dicelupkan ke larutan vircon
sebagai implementasi biosekuriti agar menghindari penyebaran penyakit
antar petak. Selanjutnya udang dijala lalu diukur biomassanya dan dicatat
sebagai data biomassa. Jumlah udang yang akan disampling di atas 100 ekor
agar sampel mewakili populasi udang yang ada di petak tersebut. Grafik
pertambahan rata-rata bobot udang selama 1 siklus yang diperoleh dari
sampling dan data panen parsial maupun total terdapat pada gambar 30.
Rincian hasil sampling biomassa udang di petak A2-A6 selama 1 siklus
(Juni-Agustus 2017) terdapat pada lampiran 9.
38

Sampling Biomassa pada DOC 35-90 di Petak A2-A6


15
14
MBW udang (gram) 13
12 A2
11
10
9 A3
8
7 A4
6
5
4 A5
3
35 42 49 56 63 70 75 83 91 A6
(panen (Panen
parsial) total)

Gambar 30 Pertambahan MBW udang selama 1 siklus di petak A2-A6


Dokumentasi kegiatan sampling biomassa yang disajikan pada Gambar 31.

A B C
Keterangan: (A) pemindahan hasil jala, (B) penimbangan, (C) pengamatan udang
sampling
Gambar 31 Kegiatan sampling biomassa di tambak udang Pinang Gading

Pemanenan, Pengepakan, dan Transportasi

Pemanenan menjadi kegiatan akhir dalam budidaya pembesaran


udang vaname. Pemanenan di tambak udang Pinang Gading dapat dibagi
menjadi 2 yaitu panen parsial dan panen total. Beberapa faktor yang
dipertimbangkan dalam memilih waktu panen yaitu carrying capasity,
penyakit, umur pemeliharaan, dan perhitungan ekonomi (harga udang).
Carrying capasity merupakan daya dukung lingkungan dalam menopang
kehidupan udang di wadah budidaya, misalnya kincir. Kincir berfungsi
untuk membantu pengadukan sehingga oksigen terlarut meningkat,
pemerataan suhu di perairan, dan mengolah sisa pakan. Satu kincir (1 HP)
dapat menopang 500 kg biomassa udang dan dapat mengolah (merombak)
10-12 kg sisa pakan yang terdapat di perairan. Jika suatu petak telah
melebihi daya dukung lingkungan, maka terdapat 2 opsi untuk
mengatasinya yaitu menambah kincir atau melakukan panen parsial. Namun
manajer opsional umumnya memilih untuk melakukan panen parsial karena
penambahan kincir akan menyebabkan lumpur/ endapan organik terangkat
sehingga mengganggu keseimbangan lingkungan tambak yang telah baik.
Kincir yang digunakan per petak berkisar 6-8 kincir sehingga kapasitas
39

produksi per petak mencapai 2000-2500 kg biomassa udang. Faktor


selanjutnya yaitu penyakit. Apabila udang telah terserang penyakit dan
sudah tidak mampu diobati maka panen parsial/ total adalah pilihan yang
tepat, tentu dengan pertimbangan harga udang di pasaran (segi ekonomi).
Umur pemeliharaan pembesaran udang vaname di tambak Pinang Gading
yaitu ±90 hari dan waktu pemanenan disesuaikan dengan kesepakatan pihak
broker dan pihak tambak Pinang Gading.
Panen parsial merupakan kegiatan pemanenan sebagian populasi
udang di petak tambak. Pengambilan sebagian populasi tersebut dapat
diperkirakan dari total biomassa yang diperoleh dari sampling rata-rata
bobot tubuh udang (MBW) dan estimasi SR. Panen parsial umumnya
dilakukan pada DOC 63-70 dengan MBW ±8 gram. Tujuan panen parsial
yaitu mengurangi kepadatan udang agar laju pertumbuhan udang yang
dipelihara menjadi lebih optimal serta meminimalisasi kerugian akibat
serangan penyakit. Kegiatan panen parsial dan panen total secara teknis
sama saja namun yang membedakan adalah waktu, jumlah udang yang
diambil, dan ada tidaknya penyurutan air. Sebelum kegiatan pemanenan
dilakukan, pihak tambak menghubungi konsumen (broker) untuk
berkomunikasi mengenai panen sehingga konsumen dapat menyiapkan
memperkirakan muatan truk, jumlah es batu, serta perlengkapan sortir dan
pengepakan yang akan dibawa. Pihak tambak menghubungi kantin agar
dipersiapkan sarapan dan makan siang saat panen dan menghubungi warga
sekitar yang biasa menjadi pekerja lepas harian saat panen.
Kegiatan pemanenan yang diikuti yaitu panen parsial pada petak A2-
A6 sedangkan panen total pada petak B12-13 dan A2-A6. Sebelum
dilakukan pemanenan total, air tambak terlebih dahulu disurutkan melalui
outlet dan dilakukan pemasangan pompa air 8 inci di tambak sehari sebelum
pemanenan dan berlangsung pada sore hari. Penyurutan air dalam petak
tambak dapat dihentikan apabila ketinggian air sudah mencapai 40-50 cm
sedangkan panen parsial tidak perlu dilakukan penyurutan air. Para pekerja
(pegawai tambak dan pekerja borongan) dibagi menjadi 3 tim yaitu tim
penjala, tim pengangkut blong panen ke mobil pick up, 2 orang yang
mengendarai mobil boks dan 1 orang penjaga pompa. Sedangkan untuk
penyortiran, packaging, dan transportasi dilakukan oleh pekerja yang
dikirim pihak broker. Kegiatan pemanenan dimulai pukul 07.00 WIB. Para
pekerja yang bertugas menjala turun ke petak tambak dan mulai menjala.
Proses penjalaan berlangsung sekitar 3-4 jam dan bersamaan dengan
penyurutan air. Beda halnya dengan panen total, pada panen parsial
penjalaan dilakukan di sisi petak tambak yang berdekatan dengan jalan
utama. Caranya yaitu cukup menggunakan pakan sebagai umpan agar udang
dapat ditangkap. Udang yang diperoleh selanjutnya dimasukkan ke dalam
blong panen dan akan diangkut apabila blong tersebut terisi penuh. Blong
40

diangkut vertikal ke pematang tambak dengan memanfaatkan kemiringan


tanggul petak, caranya yaitu mengaitkan tali blong dengan tali yang
dipegang penarik lalu ditarik ke atas. Blong tersebut didistribusikan ke
mobil pick up lalu diangkut menuju tempat penyortiran.
Setibanya udang di tempat penyortiran, udang dikeluarkan dari blong
panen dan ditaruh ke keranjang panen (keranjang berongga). Udang
selanjutnya direndam beberapa saat ke dalam air tawar lalu dilakukan
sampling. Sampling dilakukan dengan mengambil secara acak keranjang
lalu dihitung jumlah udang yang fresh quality dan biomassa udang tersebut.
Data tersebut menjadi dasar penentu size (ukuran) dan harga udang dalam 1
petak. Udang diletakkan di atas meja sortir untuk dilakukan penyortiran
secara manual. Kondisi udang dibagi menjadi 3 kelompok yaitu fresh
quality, second quality, dan BS. Fresh quality adalah kualitas udang segar
terbaik dengan size 50- 60, kondisi tubuh utuh, karapas tidak rapuh, warna
tubuhnya sedikit transparan, serta tidak menunjukkan gejala penyakit
sehingga termasuk udang yang dapat didistribusikan ke pasar ekspor.
Second quality yaitu kualitas kelas dua dengan size 60 hingga 65, kondisi
tubuh utuh, karapas tidak rapuh, warna tubuhnya sedikit putih, serta tidak
menunjukkan gejala penyakit agar udang dapat didistribusikan ke pasar
lokal dengan harga yang relatif tinggi. BS merupakan kualitas paling rendah
dengan size 65 ke atas, kondisi tubuh tidak utuh, karapas rapuh,warna
tubuhnya putih, serta terdapat gejala terserang penyakit. Masing-masing
kategori kondisi udang dijual dengan harga yang berbeda-beda. Udang
kategori fresh quality dan second quality yang sesuai ukuran jual biasanya
terkumpul sekitar 95 – 98 % dari total panen, sedangkan kategori BS sekitar
2 – 5 %. Usai penyortiran, kemudian dilanjutkan dengan penimbangan
biomassa udang. Udang yang telah ditimbang dimasukan ke dalam wadah
(kotak packing) yang terdapat pada muatan truk. Wadah tersebut telah
berisi es batu. Es batu dan udang diletakkan bergantian (es batu – udang - es
batu). Udang hasil panen biasanya dipasarkan ke daerah Muara Angke dan
Muara Baru, Jakarta. Harga udang fluktuatif namun saat PKL harga udang
pada size 100 adalah Rp 60.000 dan kenaikan per size harga naik sebesar Rp
400. Sistem pembayaran dilakukan melalui rekening tambak udang Pinang
Gading. Kegiatan pemanenan, pengepakan, dan transportasi disajikan pada
gambar 32.
41

A B C

D E F

G H I

J K L M
Keterangan: (A) penjalaan pada panen parsial, (B) penjalaan pada panen total, (C) pengangkutan blong
menuju mobil pick up, (D) udang di blong panen, (E) pengaturan posisi dblong panen di mobil pick up,
(F)pemindahan udang ke penyortiran, (G) hasil udang panen, (H) penimbangan biomassa guna
menentukan size, (I) udang sebelum disortir, (J) penyortiran, (K) variasi ukuran udang yang diperoleh,
(L) air tawar, (M) proses pengangkutan menuju mobil truck yang berisi boks es.
42

ASPEK USAHA

Pemasaran
Pemasaran merupakan aktivitas untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginan konsumen melalui proses pertukaraan yang saling
menguntungkan. Aktivitas pemasaran dimulai dari perencanaan produk,
strategi pemasaran, kebijakan harga, distribusi, penjualan, pelayanan, dan
sebagainya hingga produk sampai pada konsumen. Bidang agribisnis dan
perikanan, pemasaran diartikan sebagai kegiatan ekonomi yang
menghubungkan kepentingan produsen dengan konsumen untuk produksi
primer, produk setengah jadi, maupun barang jadi. Pemasaran menjadi
tahapan selanjutnya setelah proses pemanenan dalam budidaya dan
diharapkan memberikan keuntungan yang proporsional bagi produsen
(Djuwendah et al 2008).
Udang hasil panen dipasarkan ke broker (pengepul) udang di
wilayah Lampung. Sebelum itu, pihak Pinang Gading menghubungi
beberapa broker untuk menyepakati beberapa hal yaitu jumlah udang yang
akan dijual, harga jual udang, waktu pelaksanaan panen, dan sebagainya.
Apabila kesepakatan telah diperoleh, broker akan mendatangi tambak
Pinang Gading sehari sebelum proses pemanenan. Broker tersebut akan
mendistribusikan hasil panen ke perusahaan pengolahan udang, pasar lokal,
hingga pasar luar negeri.
Ukuran (size) udang yang dipanen dengan lama pemeliharaan 85-
100 hari yang diperoleh yaitu size 60-100. Ukuran (size) yang dimaksud
adalah jumlah udang dalam 1 kg biomassa udang. Patokan size udang yaitu
100 dengan harga yang fluktuatif berkisar Rp 56.000 – Rp 60.000. Hasil
panen udang dengan size 60 dijual dengan harga Rp 72,200/kg, udang
dengan size 70 dijual dengan harga Rp 67,100/kg, dan udang dengan size 80
– 100 dijual dengan harga Rp 55,000/kg. Harga tersebut merupakan harga
untuk udang kategori segar yang sesuai dengan ukuran jual. Apabila udang
yang dijual dengan kategori undersize dan molting, maka harga penjualan
menurun bahkan dapat mencapai setengah harga udang segar normal. Harga
udang kategori undersize yaitu Rp 20,000/kg dan udang kategori molting
seharga Rp 10,000/kg.

Pengadaan Sarana Produksi


Benur
Benur berasal dari beberapa hatchery yang berbeda tergantung pada
kualitas benur yang diproduksi dan ketersediaan benur. Beberapa hatchery
yang pernah menjalin mitra dengan tambak udang Pinang Gading yaitu
Citra Larva dan Prima Larva (Ayen). Benur yang dibeli merupakan benur
43

yang telah bersetifikat SPF dengan harga Rp42/ekor. Sistem pembayaran


untuk transaksi benur dilakukan secara cash dengan waktu yang telah
disepakati.

Pakan
Pakan yang digunakan yaitu pakan Prima yang diproduksi PT Suri
Tani Pemuka. Pemesanan pakan dilakukan oleh bendahara dan
menghubungi pihak perusahaan pakan ketika stok pakan di dalam gudang
mulai menipis. Harga jenis pakan yang diberikan oleh PT Suri Tani Pemuka
untuk pakan udang disajikan pada tabel X. Pembayaran dilakukan melalui
transfer ke rekening perusahaan dan diberikan waktu hingga tempo yang
disepakati kedua belah pihak.
Tabel X Harga Pakan Prima PT Suri Tani Pemuka
Kode Pakan Harga (Rp)
Starter PV Plus 0 13.344
PV Plus 1 13.252
Grower PV Plus 2 13.096
PV Plus 2P1 13.036

Obat-Obatan dan Bahan-Bahan Lainnya


Obat-obatan dan bahan lain yang digunakan selama pembesaran
udang vaname di tambak Pinang Gading diantaranya bahan treatment
persiapan tanah dan air, probiotik, dan bahan additive pakan. Bahan
treatment pada persiapan wadah dan air yaitu kupri sulfat dibeli dengan
harga Rp 47.000/kg, TCCA dibeli dengan harga Rp 27.500/kg, kapur
pertanian dibeli dengan harga Rp 1000/kg, dan bahan isidential seperti
Ariake Kuro dibeli dengan harga Rp 390.000/kg dan Neclostop dibeli
dengan harga Rp 450.000/kg. Bahan desinfektan seperti Vircon dibeli
dengan harga Rp 245.000/kg. Probiotik berupa bakteri jenis Bacillus
dengan merk dagang Ariake kuro dibeli dengan harga Rp 295.000/kg.
Probiotik berupa bakteri jenis Lactobacillus sp. dengan merk dagang Epicin
dibeli dengan harga Rp 375.000/kg. Obat-obatan seperti asam cuka (untuk
pengobatan WFD) dibeli dengan harga Rp 6000/ botol.

Analisis Usaha
Parameter yang biasa digunakan oleh suatu perusahaan untuk
mengetahui kelayakan usahanya antara lain biaya investasi, biaya tetap,
biaya variabel, biaya penyusutan, dan pendapatan. Hal tersebut disesuaikan
dengan asumsi usaha yang telah direncanakan oleh perusahaan. Asumsi
yang digunakan untuk analisis usaha pembesaran udang vaname ini
disajikan pada Tabel 14. Setiap parameter memiliki data-data yang akan
dianalisis untuk memperoleh nilai biaya total (total cost), total revenue atau
44

total penerimaan, keuntungan, R/C rasio, break event point (BEP), payback
period (PP), dan harga pokok produksi (HPP). Nilai perhitungan komponen
usaha pembesaran udang vaname disajikan pada tabel 14.

Tabel 14 Asumsi Analisis Usaha Pembesaran Udang Vaname

Komponen Jumlah
2
Padat penebaran benur (ekor/m ) 75
Luas petak budidaya (m2) 64.100
Banyaknya petakan (unit) 21
Jumlah total benur/petakan (ekor) 245.000
Jumlah total benur (ekor) 5.145.000
FCR 1,5
SR 0,8
Masa pemeliharaan (hari) 90
Jumlah siklus/tahun 3
Stadia Larva PL 10 − PL 12
Produksi/siklus (ekor) 1.372.000
Produksi/tahun (ekor) 4.116.000
Produksi/ tahun (kg) 63.323
Size/ ukuran udang panen 65
Harga size/kg (Rp) 66.000

Biaya Investasi
Biaya investasi adalah biaya yang digunakannya dapat berlangsung
dalam waktu yang relatif lama (lebih dari satu tahun). Biaya investasi
dikeluarkan pada tahun pertama usaha dijalankan karena biasanya berkaitan
dengan pembangunan atau pengembangan infrastruktur fisik dan kapasitas
produksi. Rincian biaya investasi yang dikeluarkan untuk pembesaran udang
vaname di tambak udang Pinang Gading disajikan pada lampiran 12. Total
biaya investasi yang dibutuhkan yaitu sebesar Rp 4.107.996.500.

Biaya Tetap
Biaya tetap merupakan biaya yang harus dikeluarkan pada saat
dilakukan atau tidak dilakukan proses produksi. Biaya tetap tidak akan
berubah dengan adanya pertambahan atau penurunan volume produksi.
Biaya tetap yang dikeluarkan terdiri atas gaji tenaga kerja, biaya perawatan,
PBB, abodemen listrik, dsb. Rincian biaya tetap yang dikeluarkan untuk
pembesaran udang vaname di tambak Pinang Gading disajikan pada
lampiran 13. Total biaya tetap yang dibutuhkan selama satu siklus yaitu
sebesar Rp 504.693.833 dan total biaya tetap yang dibutuhkan selama satu
tahun sebesar Rp 1.514.081.500.
45

Biaya Variabel
Biaya variabel merupakan biaya yang berfluktuatif secara
proporsional dengan kuantitas output produksi. Biaya variabel dipengaruhi
oleh volume produksi. Rincian biaya variabel yang dikeluarkan untuk
pembesaran udang vaname di tambak Pinang Gading disajikan pada
lampiran 14. Total biaya variabel yang dibutuhkan selama 1 siklus yaitu Rp
416.493.332 dan total biaya variabel yang dibutuhkan selama satu tahun
sebesar Rp 1.249.479.995.

Biaya Total
Biaya operasional merupakan penjumlahan antara biaya tetap dan
biaya variabel yang dikeluarkan selama 1 tahun produksi. Jumlah biaya total
yang dikeluarkan yaitu Rp 2.763.561.495.
Biaya total = Biaya variabel + biaya tetap
= 1.249.479.995 + 1.514.081.500
= Rp 2.763.561.495.

Penerimaan
Penerimaan per tahun diperoleh dari hasil penjualan udang vaname
yang dipanen selama satu tahun. Asumsi untuk survival rate pemeliharaan
21 petak tambak udang sebesar 80%. Satu tahun terdapat 3 siklus. Satu
siklus membutuhkan waktu 4 bulan dengan rincian 1 bulan persiapan lahan
dan air serta 3 bulan untuk proses budidaya. Berdasarkan perhitungan di
bawah ini, diperoleh penerimaan per siklus yaitu Rp 1.393.107.692 dan
penerimaan per tahun Rp 4.179.323.077.
Penerimaan per tahun = Jumlah produksi x harga jual
= 63.323 kg x Rp 66.000
= Rp 4.179.323.077.
Penerimaan per tahun
Penerimaan per siklus = jumlah siklus per tahun
Rp 4.179.323.077
= 3
= Rp 1.393.107.692.

Keuntungan
Keuntungan diperoleh dari pengurangan penerimaan per tahun
dengan total biaya yang dikeluarkan per tahun. Keuntungan yang diperoleh
selama satu tahun yaitu Rp 1.415.761.582.
Keuntungan = Penerimaan per tahun – Biaya total
= Rp 4.179.323.077 - Rp 2.763.561.495
= Rp 1.415.761.582.
46

Perimbangan Penerimaan (R/C ratio)


Analisis ini digunakan untuk mengetahui perbandingan antara rasio
pendapatan yang diperoleh terhadap total biaya yang dikeluarkan, dengan
rumus sebagai berikut:
Penerimaan per tahun
R/C = Total biaya
Rp 4.179.323.077
= Rp 2.763.561.495
= 1.51.
Artinya setiap Rp 1 biaya yang dikeluarkan akan mendapatkan penerimaan
sebesar Rp 1.51 sehingga usaha pembesaran udang vanamei ini dapat
dijalankan atau dapat dikatakan layak usaha.

Payback Period (PP)


Payback periode merupakan berapa lama waktu yang diperlukan agar
penerimaan yang diperoleh dapat menutupi pengeluaran investasi usaha.
Biaya investasi per tahun
PP = Keuntungan per tahun
Rp 4.107.996.500
= Rp 1.415.761.582
= 1,19 tahun
Artinya, usaha ini akan balik modal dalam kurun waktu 1,2 tahun atau 15
bulan.

Analisis Titik Impas (Break Event Point)


Analisis break event point (BEP) merupakan teknik untuk
mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, dan keuntungan
sehingga dapat diketahui nilai titik impas usaha pembesaran udang vanamei.
Titik impas harga pada usaha pembesaran udang vanamei sebesar Rp
2.159.786.574 dan titik impas jumlah yang diproduksi sebesar 32.724 kg
udang. Berikut merupakan perhitungan BEP harga dan BEP unit pada
pembesaran udang vaname.
𝐁𝐢𝐚𝐲𝐚 𝐭𝐞𝐭𝐚𝐩
BEP Harga = 𝐁𝐢𝐚𝐲𝐚 𝐯𝐚𝐫𝐢𝐚𝐛𝐞𝐥
𝟏−
𝐩𝐞𝐧𝐞𝐫𝐢𝐦𝐚𝐚𝐧 𝐩𝐞𝐫 𝐭𝐚𝐡𝐮𝐧
Rp 1.514.081.500
= Rp 1.249.479.995
1−
Rp 4.179.323.077

= Rp 2.159.786.574.

𝐁𝐢𝐚𝐲𝐚 𝐓𝐞𝐭𝐚𝐩
BEP Unit = 𝐁𝐢𝐚𝐲𝐚 𝐕𝐚𝐫𝐢𝐚𝐛𝐞𝐥
𝐇𝐚𝐫𝐠𝐚 𝐉𝐮𝐚𝐥 −
𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐩𝐫𝐨𝐝𝐮𝐤𝐬𝐢
Rp 1.514.081.500
= Rp 1.249.479.995
Rp 66.000 −
63.323
= 32.724.
47

Harga Pokok Produksi (HPP)


Harga pokok produksi merupakan perbandingan antara total biaya
produksi dengan total produksi. Berikut perhitungan HPP usaha pembesaran
udang vaname.
Biaya Total
HPP = Total Produksi
Rp 2.763.561.495
= 63.323 kg
= Rp 43.642,25/ kg.
Berdasarkan perhitungan tersebut menunjukkan bahwa HPP usaha
pembesaran udang vaname adalah Rp 43.642,25/ kg sedangkan harga jual
yaitu Rp 66.000/kg.
Berikut merupakan nilai perhitungan komponen usaha pembesaran udang
vaname yang disajikan pada tabel 15.

Tabel 15 Nilai perhitungan komponen usaha pembesaran udang vaname


Komponen Nilai perhitungan usaha
Biaya investasi (Rp) 4.107.996.500
Biaya tetap (Rp) 1.514.081.500
Biaya variabel (Rp) 1.249.479.995
Biaya total (Rp) 2.763.561.495
Produksi (kg) 63.323
Size panen (ekor/kg) 65
Harga/kg (Rp) 66.000
Penerimaan/tahun (Rp) 4.179.323.077
Keuntungan/tahun (Rp) 1.415.761.582
BEP (Rp) 2.159.786.574
BEP (Unit) 32.724
HPP (Rp/ kg) 43.642,25
PP (tahun) 1.19
R/C 1.54
48

DAFTAR PUSTAKA

Djuwendah E, Rachmawati E. 2008. Analisis pemasaran dan strategi


pengembangan usaha nilam di kabupaten Garut. Sosiohumaniora.
10(3): 31-44.
Edhy WA, Azhary K, Pribadi J, Chaerudin MK. 2010. Budidaya Udang
Putih. Jakarta (ID): Mulia Indah.
Hudi L, Shahab A. 2005. Optimasi produktivitas budidaya udang vaname
(Litopenaeus vanamei) dengan menggunakan metode respon surface
dan non linear programming. Prosiding Seminar Nasional
Manajemen Teknologi II.
[FAO] Food and Agricultural Organization. 2016. World Production of
Farmed Shrimp could be 10% Lower in 2015 than in 2014 due to
Falling Prices. [internet]. [2017 September 23]. Tersedia dari:
http://www.fao.org/in-action/globefish/market-reports/resource-
detail/en/c/383163/
[KKP] Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2013. Kelautan dan Perikanan
dalam Angka. Jakarta: KKP.
[KKP] Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2016. 2016, Target Capaian
Produksi Perikanan Budidaya Meningkat 19,4 Juta Ton. [internet].
[2017 September 23]. Tersedia dari: http://kkp.go.id/wp-
content/uploads/2016/05/2016-Target-Capaian-Produksi-Perikanan-
Budidaya-Meningkat-194-Juta-Ton.pdf.
Maimunah Y, Kilawati Y. 2015. Kualitas lingkungan tambak intensif
Litapenaeus vannamei dalam kaitannya dengan prevalensi penyakit
White Spot Syndrome Virus. Research Journal of Life Science. 2(1):
50-60.
Simorangkir E. 2017. KKP Bidik Produksi Ikan Budidaya 22,46Juta Ton di
2017.[internet]. [2017 Juli 14]. Tersedia di:
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/3383779/kkp-bidik-
produksi-ikan-budidaya-2246-juta-ton-di-2017.
.
49

LAMPIRAN

Lampiran 1 Peta Lokasi Praktik Lapangan di Tambak Pinang Gading, Bakauheni, Lampung Selatan.
50

Lampiran 2 Desain layout kawasan Tambak Pinang Gading


51

Lampiran 3 Rincian ketenagakerjaan dan di Tambak Pinang Gading

No Nama Jabatan Pendidikan Asal


1 Murhasan Manajer operasional Strata 2 Lampung
2 Ahmad Saefudin Manajer operasional Diploma 3 Lampung
3 Fina Administrasi dan eksternal Diploma 3 Bogor
4 Hadi Keuangan Strata 1 Palembang
5 Riyono Kepala Blok SMK Lampung
6 Eko Kepala Blok SMA Lampung
7 Suwarmin Kepala Blok SMA Lampung
8 Marsudi Keamanan Sarjana 1 Lampung
9 Dayat Keamanan SMP Lampung
10 Raswan Keamanan SMP Lampung
11 Agus Fadillah Keamanan SMA Lampung
12 Suhebi Budidaya SMA Lampung
13 Dayat Budidaya SMA Cilegon
14 Acing Budidaya SMP Lampung
15 Aris Budidaya SMP Lampung
16 Adul Budidaya SMP Rangkasbitung
17 Udin Budidaya SMP Lampung
18 Wandi Budidaya SMP Lampung
19 Mistun Budidaya SMP Wonosobo
20 Junaidi Budidaya SMP Lampung
21 Hari Budidaya SMA Lampung
23 Syahril Kepala Mekanik SMK Lampung
24 Adit Mekanik SMK Lampung
25 Prass Mekanik SMK Lampung
26 Andre Mekanik SMP Lampung
27 Solichin Kantin SMA Lampung
28 Siti Kantin SMP Lampung
52

Lampiran 4 Spesifikasi wadah pembesaran udang vaname

Blok No Petakan Luas (m2) Kontruksi Bahan dasar tambak


A 1 2700 Semi HDPE Tanah
A 2 2400 Semi HDPE Tanah
A 3 2600 Semi HDPE Tanah
A 4 3100 Semi HDPE Tanah
A 5 3100 Semi HDPE Tanah
A 6 3800 Semi HDPE Tanah
A 7 2700 Tanah Tanah
A 8 3700 Tanah Tanah
A 9 3800 Tanah Tanah
A 10 4100 Tanah Tanah
A 11 2300 Semi HDPE Tanah
A 12 3000 Semi HDPE Tanah
A 13 3800 Semi HDPE Tanah
A 15 3600 Semi HDPE Tanah
A 16 3200 Semi HDPE Tanah
A 17 2800 Semi HDPE Tanah
A 18 2200 Tanah Tanah
A 19 3600 Tanah Tanah
A 20 2800 Tanah Tanah
A 21 2800 Tanah Tanah
A 22 3200 Tanah Tanah
A 23 3300 Tanah Tanah
B 1 2700 Semi HDPE Tanah
B 2 3000 Semi HDPE Tanah
B 3 2800 Semi HDPE Tanah
B 4 3700 Semi HDPE Tanah
B 5 3800 Semi HDPE Tanah
B 6 2900 Semi HDPE Tanah
B 7 2900 Semi HDPE Tanah
B 8 3300 Semi HDPE Tanah
B 9 3500 Semi HDPE Tanah
B 10 4100 Semi HDPE Tanah
B 11 3800 Semi HDPE Tanah
B 12 3500 Semi HDPE Tanah
B 13 3300 Semi HDPE Tanah
B 14 3800 Semi HDPE Tanah
B 15 3500 Semi HDPE Tanah
B 16 3750 Semi HDPE Tanah
B 17 3700 Semi HDPE Tanah
C 1 2000 Full HDPE HDPE
C 2 2000 Full HDPE HDPE
C 3 2700 Tanah Tanah
C 4 2850 Tanah Tanah
C 5 2900 Tanah Tanah
C 6 2900 Tanah Tanah
C 7 2800 Tanah Tanah
C 8 2700 Tanah Tanah
C 9 2900 Tanah Tanah
C 10 3100 Tanah Tanah
C 11 3100 Tanah Tanah
C 12 3000 Tanah Tanah
C 13 3500 Tanah Tanah
C 14 4000 Tanah Tanah
C 15 4800 Tanah Tanah
53

Lampiran 5 Data penebaran benur di petak A7-A10 pada 24 & 26 Agustus 2017
Luas KantongEstimasi
Tanggal Aktual Densitas Benur per Kantong Sampling
No Kolam Kolam PL Bruto Netto Asal Benur per kantong Kondisi Benur
Penebaran (ekor) (ekor/m2) HP (buah) (ekor)
(m2) (ekor)
A7 2700 24/08/2017 18 272.952 272.952 245.657 101 Citra Larva 34.119 216 1300 1469
Aktif, transparan,
A8 3700 26/08/2017 10 384.800 310.800 279.720 84 Citra Larva 38.850 148 2100 2600 hepatopankreas
A9 3800 26/08/2017 10 384.800 310.800 279.720 82 Citra Larva 38.850 148 2100 2600 coklat kuning,
keseragaman 95%
A10 4100 24/08/2017 19 239.320 239.320 215.388 58 Citra Larva 29.915 248 1000 965

Lampiran 6 Padat tebar udang vaname di petak A2-A10


No Petak Densitas (ekor) Luas Kolam (m2) Padat Tebar (ekor/m2)
A2 176800 2400 74
A3 217600 2600 84
A4 217600 3100 70
A5 255400 3100 82
A6 255400 3800 67
A7 272952 2700 101
A8 384800 3700 84
A9 384800 3800 82
A10 239320 4100 58
54

Lampiran 7 Data pemberian pakan blind feeding (DOC 1 – 35) pada petak A7 dan A10 di Tambak Pinang Gading, Bakauheni, Lampung
No Petak : A7 & A10 Tanggal Tebar : 24 Agustus 2017
Jumlah Benur : 272.700 & 237.800 ekor Asal Benur : Citra Larva
2
Padat Tebar : 101 &51/m Luas Kolam : 2700 & 4100 m2
Feeding Time Jumlah Pakan Pakan
Tanggal DOC MBW Jenis Pakan
06.00 10.00 14.00 17.00 per Hari Kumulatif
25/08/2017 1 0,50 3,0 3,0 6,0 6,0 PV Plus 0
26/08/2017 2 0,60 3,0 3,0 6,0 12,0 PV Plus 0
27/08/2017 3 0,70 3,0 3,0 6,0 18,0 PV Plus 0
28/08/2017 4 0,80 3,0 3,0 3,0 9,0 27,0 PV Plus 0
29/08/2017 5 0,90 3,0 3,0 3,0 9,0 36,0 PV Plus 0
30/08/2017 6 1,00 3,5 3,5 3,5 10,5 46,5 PV Plus 0
31/08/2017 7 1,10 3,5 3,5 3,5 10,5 57,0 PV Plus 0
01/09/2017 8 1,20 3,5 3,5 3,5 3,5 14,0 71,0 PV Plus 0
02/09/2017 9 1,30 3,5 3,5 3,5 3,5 14,0 85,0 PV Plus 0
03/09/2017 10 1,40 3,5 3,5 3,5 3,5 14,0 99,0 PV Plus 0
04/09/2017 11 1,50 3,7 3,7 3,7 3,7 14,8 113,8 PV Plus 0
05/09/2017 12 1,60 3,9 3,9 3,9 3,9 15,6 129,4 PV Plus 0
06/09/2017 13 1,70 4,1 4,1 4,1 4,1 16,4 145,8 PV Plus 0
07/09/2017 14 1,80 4,3 4,3 4,3 4,3 17,2 163,0 PV Plus 0
08/09/2017 15 1,90 4,6 4,6 4,6 4,6 18,4 181,4 PV Plus 0
09/09/2017 16 2,00 4,9 4,9 4,9 4,9 19,6 201,0 PV Plus 0
10/09/2017 17 2,11 5,2 5,2 5,2 5,2 20,8 221,8 PV Plus 0
11/09/2017 18 2,22 5,5 5,5 5,5 5,5 22,0 243,8 PV Plus 0
12/09/2017 19 2,33 5,8 5,8 5,8 5,8 23,2 267,0 PV Plus 0
13/09/2017 20 2,44 6,1 6,1 6,1 6,1 24,4 291,4 PV Plus 0
55

Feeding Time Jumlah Pakan Pakan


Tanggal DOC MBW Jenis Pakan
06.00 10.00 14.00 17.00 per Hari Kumulatif
14/09/2017 21 2,55 6,4 6,4 6,4 6,4 25,6 317,0 PV Plus 0
15/09/2017 22 2,66 6,7 6,7 6,7 6,7 26,8 343,8 PV Plus 0
16/09/2017 23 2,77 7,0 7,0 7,0 7,0 28,0 371,8 PV Plus 0
17/09/2017 24 2,88 7,3 7,3 7,3 7,3 29,2 401,0 PV Plus 0
18/09/2017 25 2,99 7,6 7,6 7,6 7,6 30,4 431,4 PV Plus 0
19/09/2017 26 3,10 8,0 8,0 8,0 8,0 32,0 463,4 PV Plus 2
20/09/2017 27 3,21 8,4 8,4 8,4 8,4 33,6 497,0 PV Plus 2
21/09/2017 28 3,32 8,8 8,8 8,8 8,8 35,2 532,2 PV Plus 2
22/09/2017 29 3,43 9,2 9,2 9,2 9,2 36,8 569,0 PV Plus 2
23/09/2017 30 3,54 9,6 9,6 9,6 9,6 38,4 607,4 PV Plus 2
24/09/2017 31 3,66 10,1 10,1 10,1 10,1 40,4 647,8 PV Plus 2
25/09/2017 32 3,78 10,6 10,6 10,6 10,6 42,4 690,2 PV Plus 2
26/09/2017 33 3,90 11,1 11,1 11,1 11,1 44,4 734,6 PV Plus 2
27/09/2017 34 4,02 11,6 11,6 11,6 11,6 46,4 781,0 PV Plus 2
28/09/2017 35 4,14 12,1 12,1 12,1 12,1 48,4 829,4 PV Plus 2
56

Lampiran 8 Data Pemberian Pakan Udang Petak A4 di Tambak Pinang Gading, Bakauheni, Lampung
No Petak : A4 Tanggal Tebar : 6 Juni 2017
Jumlah Benur : 217.600 Asal Benur : Ayen
2
Padat Tebar : 70 ekor/m Luas Kolam : 3100 m2
Feeding Time Pakan per Pakan
DOC MBW
06.00 10.00 14.00 17.00 20.00 Hari Kumulatif
1 2,5 - - 2,5 - 5 5
2 2,5 - - 2,5 - 5 10
3 2,5 - 2,5 2,5 - 7,5 17,5
4 2,5 - 2,5 2,5 - 7,5 25
5 2,5 - 2,5 2,5 2,5 10 35
6 2,5 - 2,5 2,5 2,5 10 45
7 2,7 - 2,7 2,7 2,7 10,8 55,8
8 2,9 - 2,9 2,9 2,9 11,6 67,4
9 3,1 - 3,1 3,1 3,1 12,4 79,8
10 3,3 - 3,3 3,3 3,3 13,2 93
11 3,6 - 3,6 3,6 3,6 14,4 107,4
12 3,9 - 3,9 3,9 3,9 15,6 123
13 4,2 - 4,2 4,2 4,2 16,8 139,8
14 4,5 - 4,5 4,5 4,5 18 157,8
15 4,8 - 4,8 4,8 4,8 19,2 177
16 5,1 - 5,1 5,1 5,1 20,4 197,4
17 5,5 - 5,5 5,5 5,5 22 219,4
18 5,9 - 5,9 5,9 5,9 23,6 243
19 6,3 - 6,3 6,3 6,3 25,2 268,2
57

Feeding Time Pakan per Pakan


DOC MBW
06.00 10.00 14.00 17.00 20.00 Hari Kumulatif
20 6,7 - 6,7 6,7 6,7 26,8 295
21 7,1 7,1 7,1 - 7,1 28,4 323,4
22 7,5 7,5 7,5 - 7,5 30 353,4
23 7,9 7,9 7,9 - 7,9 31,6 385
24 8,3 8,3 8,3 - 8,3 33,2 418,2
25 8,7 8,7 8,7 - 8,7 34,8 453
26 9,2 9,2 9,2 - 9,2 36,8 489,8
27 9,7 9,7 9,7 - 9,7 38,8 528,6
28 10,2 10,2 10,2 - 10,2 40,8 569,4
29 10,7 10,7 10,7 - 10,7 42,8 612,2
30 11,2 11,2 11,2 - 11,2 44,8 657
31 11,7 11,7 11,7 - 11,7 46,8 703,8
32 8 9 9 - 8 34 737,8
33 8 9 9 - 8 34 771,8
34 9 10 10 - 9 38 809,8
35 4,2 9 10 10 - 9 38 847,8
36 9 10 10 - 9 38 885,8
37 9 10 10 - 9 38 923,8
38 9 10 10 - 9 38 961,8
39 11 11 11 - 11 44 1005,8
40 12 12 12 - 12 48 1053,8
41 12 12 12 - 12 48 1101,8
42 5,3 12 12 12 - 12 48 1149,8
43 13 13 13 - 13 52 1201,8
58

Feeding Time Pakan per Pakan


DOC MBW
06.00 10.00 14.00 17.00 20.00 Hari Kumulatif
44 14 14 14 - 14 56 1257,8
45 14 14 14 - 14 56 1313,8
46 14 15 15 - 14 58 1371,8
47 16 16 - 15 47 1418,8
48 16 16 16 - 15 63 1481,8
49 6,8 17 18 18 - 17 70 1551,8
50 17 10 10 - 17 54 1605,8
51 17 10 18 - 17 62 1667,8
52 16 10 16 - 16 58 1725,8
53 10 - 10 - 10 30 1755,8
54 10 10 10 - 10 40 1795,8
55 11 11 11 - 11 44 1839,8
56 8,3 11 11 11 - 11 44 1883,8
57 11 11 11 - 11 44 1927,8
58 14 11 14 - 14 53 1980,8
59 14 11 14 - 14 53 2033,8
60 14 - 14 - - 28 2061,8
61 9 9 9 9 - 36 2097,8
62 9 9 9 9 - 36 2133,8
63 9,8 9 9 9 9 - 36 2169,8
64 10 10 10 10 - 40 2209,8
65 10 10 10 10 - 40 2249,8
66 11 11 11 11 - 44 2293,8
67 11 11 11 11 - 44 2337,8
59

Feeding Time Pakan per Pakan


DOC MBW
06.00 10.00 14.00 17.00 20.00 Hari Kumulatif
68 12 12 12 12 - 48 2385,8
69 12 12 12 12 - 48 2433,8
70 9,8 12 12 12 12 - 48 2481,8
71 12 12 12 12 - 48 2529,8
72 13 13 13 13 - 52 2581,8
73 13 13 14 14 - 54 2635,8
74 13 13 14 14 - 54 2689,8
75 25 - - - - 25 2714,8
76 11 11 11 11 - 44 2758,8
77 11 11 11 11 - 44 2802,8
78 11 11 11 11 - 44 2846,8
79 11 11 11 - - 33 2879,8
80 11 11 11 11 - 44 2923,8
81 11 11 11 11 - 44 2967,8
82 8 8 8 8 - 32 2999,8
83 11,4 8 8 8 8 - 32 3031,8
84 8 8 8 8 - 32 3063,8
85 8 8 8 8 - 32 3095,8
86 8 8 8 8 - 32 3127,8
87 8 8 8 8 - 32 3159,8
88 8 8 8 8 - 32 3191,8
89 12,5 - - 12,5 - 25 3216,8
Total pakan pada petak A4 selama 89 hari masa pemeliharaan (1 siklus) adalah 3.216,8 kg pakan.
60

Lampiran 9 Data Sampling Bobot Udang selama 1 siklus (Juni-Agustus 2017) di petak A2-A6
MBW Hasil Sampling Biomassa (gram)
DOC
A2 A3 A4 A5 A6
35 4,2 4 4,2 3,8 4,1
42 5,4 5,2 5,3 5,2 5,2
49 7,2 6,8 6,8 6,2 6,2
56 9 7,8 8,3 6,3 6,8
63 10,5 8,9 9,8 7,5 8,2
70 11,7 9,8 9,8 5,9 8,5
83 13,9 13,3 11,4 11,7 11,5
Lampiran 10 Data Panen A2-A6 selama 1 siklus
Luas Padat Jumlah Size Total
No Tanggal Tanggal MBW Biomassa Jumlah Jenis
Kolam Tebar Benur DOC (ekor/ Pakan FCR PROD
Kolam Penebaran Panen (gram) (kg) Kincir Panen
(m2) (ekor/m2) (ekor) kg) (kg)
A2 2400 06/06/2017 74 176800 19/08/2017 74 12,09 596,8 83 - 0,00 6,00 2,49
A3 2600 06/06/2017 84 217.600 19/08/2017 74 9,17 498,0 109 - 0,00 8,00 1,92
A4 3100 06/06/2017 70 217.600 19/08/2017 74 9,35 464,0 107 - 0,00 8,00 1,50 Parsial
A5 3100 06/06/2017 82 255.000 19/08/2017 74 9,26 433,0 108 - 0,00 8,00 1,40
A6 3800 06/06/2017 67 255.000 19/08/2017 74 9,71 522,0 103 - 0,00 8,00 1,37
A2 2400 06/06/2017 74 176800 19/08/2017 74 14,39 2210,0 69 3480 1,57 6,00 9,21
A3 2600 06/06/2017 84 217.600 19/08/2017 74 13,21 1323,5 76 3136 2,37 8,00 5,09
Total
A4 3100 06/06/2017 70 217.600 19/08/2017 74 12,56 1075,0 80 3117 2,90 8,00 3,47
A5 3100 06/06/2017 82 255.000 19/08/2017 74 12,35 1579,0 81 3708 2,35 8,00 5,09
A6 3800 06/06/2017 67 255.000 19/08/2017 74 11,76 1747,5 85 3612 2,07 8,00 4,60
A2 2400 06/06/2017 74 176800 19/08/2017 74 14,71 2806,8 68 3480 1,24 6,00 11,70
61

Luas Padat Jumlah Size Total


No Tanggal Tanggal MBW Biomassa Jumlah Jenis
Kolam Tebar Benur DOC (ekor/ Pakan FCR PROD
Kolam Penebaran Panen (gram) (kg) Kincir Panen
(m2) (ekor/m2) (ekor) kg) (kg)
A3 2600 06/06/2017 84 217.600 19/08/2017 74 12,82 1821,5 78 3136 1,72 8,00 7,01
A4 3100 06/06/2017 70 217.600 19/08/2017 74 12,56 1539,0 80 3117 2,03 8,00 4,96 Parsial
A5 3100 06/06/2017 82 255.000 19/08/2017 74 12,35 2012,0 81 3708 1,84 8,00 6,49 dan total
A6 3800 06/06/2017 67 255.000 19/08/2017 74 11,76 2269,5 85 3612 1,59 8,00 5,97

Lampiran 11 Pengukuran Kualitas Air pada Petak A2-A6

DO Suhu (°C) pH
Tanggal Nomor Petak Salinitas (%)
06:00 11:00 14:00 20:00 06:00 11:00 14:00 20:00 06:00 11:00 14:00 20:00
A2 4.5 9.8 9.5 8.8 28 31 30 30 7.9 8.1 8.1 7.9 32
A3 5.4 7.4 7.6 7.2 28 31 30 29 7.9 7.9 8.1 7.8 38
22/8/2017 A4 5.6 9.1 10 9.3 28 30 29 28 7.9 8 8.6 8 36
A5 5.1 8.3 8.3 7.4 27.5 30 30 28 7.8 7.9 8.1 7.8 38
A6 4.5 9.8 10.1 9.4 28 31 31 29 8 8.2 8.4 8 36
A2 4.6 7.7 10.8 5.7 28 30 31 29 7.8 7.9 8.1 7.9 38
A3 5.8 8.2 9.7 5.3 27 29 31 29 7.6 7.9 8.2 8 39
23/8/2017 A4 4.9 10.6 10.5 4.2 28 30 31 30 7.9 8 8.1 7.8 40
A5 5.3 7.1 9.1 5.8 28 30 31 29 7.8 8 8.1 7.9 41
A6 4.7 8.5 11.2 6 28 30 30.5 30 7.9 8.1 8.2 8 38
24/8/2017 A2 4.5 7.2 7.2 4.4 28 31 32 28 7.8 8.2 8.5 8.6 30
A3 4.5 6.7 6.8 4.4 28 31 32 29 8.1 8.2 8.5 8.5 35
A4 4.4 8.5 7.9 3.7 28 31 32 29 8 8 8.5 8.6 36
62

DO Suhu (°C) pH
Tanggal Nomor Petak Salinitas (%)
06:00 11:00 14:00 20:00 06:00 11:00 14:00 20:00 06:00 11:00 14:00 20:00
A5 4.8 7.7 6.9 4.6 28 31 32 29 7.8 7.6 8.3 8.2 35
A6 4.2 10.5 7.8 4.7 28 30 31 29 7.9 7.9 8.4 8.2 35
A2 4.7 9.6 7.6 4.4 28 34 33 28 8.2 8.2 8.7 8.8 33
A3 4.7 8.9 8.3 4 28 34 34 28 8 8 8.6 8.8 40
25/8/2017 A4 4.7 8.8 9.5 4 27 33 34 28 7.7 7.9 8.7 9.1 38
A5 4.9 6.9 7.6 3.9 27 32 34 28 7.4 7.9 8.2 8.4 40
A6 5.6 9.6 10.1 4.9 27 33 33 28 7.8 7.5 8.6 8.7 35
63

Lampiran 12 Rincian Biaya Investasi yang Dikeluarkan untuk Pembesaran Udang Vaname.
Umur
Jumlah Harga Satuan
No Komponen Spesifikasi Harga Total (Rp) Nilai Sisa (Rp) Teknis Penyusutan (Rp)
(unit) (Rp)
(th)
1 Kontruksi petak semi HDPE m2 36.400 Rp 10.300 Rp 374.920.000 Rp 327.600.000 10 4.732.000
2 Kontruksi petak tanah m2 32.200 Rp 8.200 Rp 264.040.000 Rp 247.940.000 10 1.610.000
3 Travo 197 KVA unit 1 Rp 200.000.000 Rp 200.000.000 Rp 140.000.000 20 3.000.000
4 Kincir unit 182 Rp 5.000.000 Rp 910.000.000 Rp 637.000.000 10 27.300.000
5 Paket kincir (panel & kabel) paket 182 Rp 2.500.000 Rp 455.000.000 Rp 1.000.000 20 22.700.000
6 Genset 250 KVA unit 1 Rp 200.000.000 Rp 200.000.000 Rp 140.000.000 15 4.000.000
7 Kabel induk meter 1.100 Rp 100.000 Rp 110.000.000 Rp 44.000.000 20 3.300.000
8 Pompa sentral (8') unit 4 Rp 20.000.000 Rp 80.000.000 Rp 40.000.000 5 8.000.000
9 Pompa mengambil air laut (10') unit 2 Rp 25.000.000 Rp 50.000.000 Rp 30.000.000 5 4.000.000
10 Pompa pengeringan (3') unit 4 Rp 6.050.000 Rp 24.200.000 Rp 14.000.000 5 2.040.000
11 Penerangan unit 20 Rp 255.000 Rp 5.100.000 Rp 2.400.000 10 270.000
12 Paralon sentral (8') m 315 Rp 402.000 Rp 126.630.000 Rp 47.250.000 15 5.292.000
13 Paralon pengisian air (8') m 225 Rp 402.000 Rp 90.450.000 Rp 33.750.000 15 3.780.000
14 Jembatan anco unit 63 Rp 155.000 Rp 9.765.000 Rp 6.300.000 5 693.000
15 Anco unit 63 Rp 18.500 Rp 1.165.500 Rp 126.000 5 207.900
16 Waring inlet unit 21 Rp 10.000 Rp 210.000 Rp 21.000 10 18.900
17 Waring outlet unit 42 Rp 10.000 Rp 420.000 Rp 42.000 10 37.800
18 Tali pembantu pemberian pakan gulung 42 Rp 50.000 Rp 2.100.000 Rp 420.000 15 112.000
19 Jaring klekap alga unit 21 Rp 21.000 Rp 441.000 Rp 105.000 10 33.600
Sechidish, water level, baskom
20 unit 21 Rp 40.000 Rp 840.000 Rp 42.000 10 79.800
pakan, gayung pakan
21 Rakit unit 26 Rp 500.000 Rp 13.000.000 Rp 1.820.000 20 559.000
22 Alat maintanance listrik unit 2 Rp 1.000.000 Rp 2.000.000 Rp 600.000 5 280.000
23 Timbangan digital pakan unit 2 Rp 1.550.000 Rp 3.100.000 Rp 700.000 10 240.000
24 Jala sampling unit 3 Rp 750.000 Rp 2.250.000 Rp 900.000 10 135.000
64

Umur
Jumlah Harga Satuan
No Komponen Spesifikasi Harga Total (Rp) Nilai Sisa (Rp) Teknis Penyusutan (Rp)
(unit) (Rp)
(th)
Alat sampling (timbangan digital,
25 unit 1 Rp 115.000 Rp 115.000 Rp 50.000 5 13.000
keranjang, ember)
26 Gerobak pakan unit 2 Rp 500.000 Rp 1.000.000 Rp 200.000 20 40.000
27 Timbangan digital panen unit 1 Rp 3.550.000 Rp 3.550.000 Rp 1.000.000 20 127.500
28 Tatakan karung pakan unit 2 Rp 1.000.000 Rp 2.000.000 Rp 1.000.000 15 66.667
29 pH meter unit 1 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 200.000 10 30.000
30 ORP unit 1 Rp 2.400.000 Rp 2.400.000 Rp 1.900.000 10 50.000
31 Refraktometer unit 1 Rp 1.300.000 Rp 1.300.000 Rp 750.000 10 55.000
32 DO meter unit 1 Rp 3.400.000 Rp 3.400.000 Rp 2.700.000 10 70.000
33 Instalansi air tawar unit 1 Rp 9.500.000 Rp 9.500.000 Rp 5.000.000 20 225.000
34 Drum tebar unit 8 Rp 150.000 Rp 1.200.000 Rp 400.000 10 80.000
35 Instalansi oksigen unit 4 Rp 1.300.000 Rp 5.200.000 Rp 4.400.000 20 40.000
36 Pompa celup unit 2 Rp 500.000 Rp 1.000.000 Rp 400.000 10 60.000
37 Blong panen unit 25 Rp 60.000 Rp 1.500.000 Rp 500.000 5 200.000
38 Selang spiral (3') m 50 Rp 3.000.000 Rp 3.000.000 Rp 1.500.000 15 100.000
39 Selang spiral (2') m 50 Rp 2.500.000 Rp 2.500.000 Rp 1.200.000 15 86.667
40 Mobil pick up (mitsubishi L200) unit 1 Rp 130.000.000 Rp 130.000.000 Rp 70.000.000 15 4.000.000
41 Motor unit 3 Rp 10.000.000 Rp 10.000.000 Rp 1.200.000 15 586.667
42 Gudang pakan unit 2 Rp 150.000.000 Rp 300.000.000 Rp 230.000.000 20 3.500.000
43 Mess karyawan unit 1 Rp 205.000.000 Rp 205.000.000 Rp 140.000.000 20 3.250.000
44 Gubuk peristirahatan unit 3 Rp 3.000.000 Rp 9.000.000 Rp 4.500.000 15 300.000
45 Pos keamanan unit 1 Rp 3.000.000 Rp 3.000.000 Rp 1.500.000 15 100.000
46 Kantin unit 1 Rp 250.000.000 Rp 250.000.000 Rp 190.000.000 20 3.000.000
47 Rumah genset unit 1 Rp 75.000.000 Rp 75.000.000 Rp 35.000.000 20 2.000.000
48 Rumah bahan bakar unit 1 Rp 13.500.000 Rp 13.500.000 Rp 9.000.000 15 300.000
49 Gudang desinfektan dan peralatan unit 1 Rp 36.000.000 Rp 36.000.000 Rp 35.000.000 20 50.000
50 Musholla unit 1 Rp 45.000.000 Rp 45.000.000 Rp 35.000.000 20 500.000
65

Umur
Jumlah Harga Satuan
No Komponen Spesifikasi Harga Total (Rp) Nilai Sisa (Rp) Teknis Penyusutan (Rp)
(unit) (Rp)
(th)
51 Kamar mandi umum unit 1 Rp 13.700.000 Rp 13.700.000 Rp 5.000.000 15 580.000
52 Gudang kapur unit 1 Rp 30.000.000 Rp 30.000.000 Rp 20.000.000 20 500.000
53 Rumah panen unit 1 Rp 24.000.000 Rp 24.000.000 Rp 18.000.000 15 400.000
Total Rp 4.107.996.500 Rp 112.731.500
Lampiran 13 Rincian Biaya Tetap yang Dikeluarkan untuk Pembesaran Udang Vaname
Jumlah Harga Satuan
No Komponen Satuan Unit Total Harga (Rp)
Unit (Rp)

1 Gaji bendahara dan administrasi orang*bulan 1 3.400.000 40.800.000


2 Gaji manager operasional orang*bulan 1 3.350.000 40.200.000
3 Gaji kepala blok orang*bulan 2 2.500.000 60.000.000
4 Gaji teknisi orang*bulan 9 2.200.000 237.600.000
5 Gaji mekanik orang*bulan 2 1.700.000 40.800.000
6 Gaji satpam orang*bulan 2 1.200.000 28.800.000
7 Gaji kantin orang*bulan 2 1.800.000 43.200.000
8 Listrik bulan 1 60.000.000 720.000.000
9 Pajak PBB tahun 1 2.000.000 2.000.000
10 Perawatan pompa unit*siklus 4 800.000 9.600.000
11 Perawatan genset unit*siklus 1 1.450.000 4.350.000
Kantin (pegawai tetap dan pekerja
12 bulan 1 12.000.000 144.000.000
borongan)
13 Biaya penyusutan tahun 1 112.731.500 112.731.500
14 Sewa lahan bulan 12 2.500.000 30.000.000
Total Biaya Tetap (FC) 1.514.081.500
66

Lampiran 14 Rincian Biaya Variabel yang Dikeluarkan untuk Pembesaran Udang Vaname

No Komponen Satuan Jumlah Harga Satuan (Rp) Total Harga (Rp)

1 Benur ekor 5.145.000 42 216.090.000


2 Pakan buatan (PV Plus 0) kg 3.423 13.344 45.676.512
3 Pakan buatan (PV Plus 1) kg 5.636 13.252 74.693.573
4 Pakan buatan (PV Plus 2) kg 8.358 13.096 109.456.368
5 Pakan buatan (PV Plus 2P1) kg 77.567 3.694 286.508.233
6 Refill tabung oksigen unit 4 110.000 440.000
7 Solar liter 2.000 7.500 45.000.000
8 Molase 3 drum 7 1.000.000 7.000.000
9 TCCA kg 2.100 27.500 57.750.001
10 Kupri kg 7 47.000 305.500
11 Virkon kg 26 245.000 6.387.500
12 Kapur pertanian setiap minggu kg 12.600 1.000 12.600.000
13 Episin kg 63 375.000 23.625.000
14 Asam cuka botol 60 6.000 360.000
15 Neclostop kg 53 450.000 23.625.000
16 Ariake kuro kg 3 390.000 1.170.000
17 Pekerja borongan untuk panen petak 21 1.000.000 21.000.000
18 Pekerja borongan untuk angkat lumpur siklus 4 3.000.000 12.000.000
19 Total bonus pegawai (per kg) kg 63.323 4.000 253.292.308
20 Maintanance kontruksi petak petak 21 2.500.000 52.500.000
Total per siklus 416.493.332
Total per tahun 1.249.479.995
67

Anda mungkin juga menyukai