Anda di halaman 1dari 46

MANAJEMEN PEMBERIAN PAKAN BUATAN

PADA PEMBESARAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus L)


DI BALAI BENIH IKAN (BBI) RAPPOA KEC. PA’JUKUKANG
KAB. BANTAENG SULAWESI SELATAN

TUGAS AKHIR

NUR FAJRIANI

1422010377

JURUSAN BUDIDAYA PERIKANAN


POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PANGKAJENE DAN KEPULAUAN
PANGKEP
2017

29
MANAJEMEN PEMBERIAN PAKAN BUATAN
PADA PEMBESARAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus L)
DI BALAI BENIH IKAN (BBI) RAPPOA KEC. PA’JUKUKANG
KAB. BANTAENG SULAWESI SELATAN

TUGAS AKHIR

NUR FAJRIANI
1422010377

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Studipada


Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene dan Kepulauan

Tanggal Lulus: 15 Agustus 2017

i
RINGKASAN

NUR FAJRIANI, 1422010377. Manajemen Pemberian Pakan Ikan Nila

(Oreochromis niloticus) di Balai Benih Ikan (BBI) Rappoa dibimbing oleh

Ahmad Ghufron Mustofa dan Alimuddin.

Sebagai salah satu komoditas perikanan air tawar yang telah memperoleh
perhatian cukup besar dari pemerintah dan pemerhati masalah perikanan didunia,
ikan nila menjadi salah satu komoditas perikanan air tawar yang banyak
dibudidayakan dan banyak dikomsumsi oleh masyarakat. Oleh karena itu
pengetahuan tentang manajemen pemberian pakan pada ikan nila perlu dipelajari
agar dapat memenuhi kebutuhan gizi ikan nila yang kemudian dijadikan ikan
komsumsi.
Tugas Akhir ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui manajemen
pemberian pakan pembesaran ikan nila. Adapun kegunaannya adalah sebagai
bahan informasi dan acuan dalam manajemen pemberian pakan pada usaha
pembesaran ikan nila.
Tugas Akhir ini disusun berdasarkan kegiatan Pengalaman Kerja Praktik
Mahasiswa (PKPM) dilaksanakan dari tanggal 01 Februari – 30 April 2017 di
Balai Benih Ikan (BBI) Rappoa, Bantaeng.
Metode yang digunakan terdiri dari metode obesrvasi dan pastisipasi aktif
yakni turun ke lapangan kegiatan pembesaran ikan nila dan ikut terlibat langsung
pada kegiatan manajemen pemberian pakan buatan pada pembesaran ikan nila.

Dalam kegiatan manajemen pemberian pakan, pakan yang digunakan yaitu


pakan dengan kandungan protein 31-33% dan lemak minimal 4%. Dosis yang
diberikan sebanyak 3 %. Nilai FCR yang didapatkan yaitu 0,99 dengan SR
sebesar 99,68%. Suplai pakan yang diberikan menunjukkan adanya petumbuhan
baik panjang maupun berat pada ikan yang dipelihara. Pertumbuhan panjang
mutlak ikan nila yang dipelihara 11,5 cm dan pertumbuhan berat mutlak ikan nila
yaitu 76,419 gram. Biomassa akhir ikan nila 210kg. Total pakan yang diberikan
selama pemeliharaan yaitu 189,53 kg.

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena

berkat rahmat-Nyalah, sehingga Penulis dapat menyelesaikan tugas akhir

Pengalaman Kerja Praktik Mahasiswa (PKPM) di Balai Benih Ikan (BBI)

Rappoa.

Tidak lupa, melalui kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih

yang tak terhingga kepada orang–orang yang turut mendukung penyelesaian

laporan PKPM ini antara lain:

1. Kepada Bapak Dr.Ir.Ahmad Ghufron Mustofa, M.Si. selaku pembimbing ketua dan

Bapak Ir.Alimuddin, M.Si selaku pembimbing anggota yang telah meberikan motivasi,

arahan dan bimbingan mulai dari penyusunan proposal Tugas akhir hingga

penyelesaian Laporan Tugas akhir ini;

2. Kepada Bapak Nur Fajri, S.Sos selaku pembimbing lapangan di tempat PKPM Balai

Benih Ikan (BBI) Rappoa;

3. Kepada Bapak Ir. Rimal Hamal, M.P. selaku Ketua Jurusan Budidaya Perikanan;

4. Kepada Bapak Dr. Ir. Darmawan, M.P. selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri

Pangkep.

Akhirnya dengan tulus penulis menghaturkan terima kasih kepada

Ayahanda tercinta Muh. Junaid dan ibunda tercinta Haeria yang senantiasa

memberikan support baik berupa moril maupun materil serta beliau senantiasa

mengiringi doa hingga penyelesaian studi ini. Terima kasih kepada semua

saudaraku, karena keberadaanmu, pengorbanan, keikhlasan dan doamu menjadi

motivasi ampuh bagi saya dalam meraih cita-cita ini. Kepada rekan-rekan

seangkatan di Jurusan Budidaya Perikanan, semua staf BBI Rappoa, staf

iii
Laboratorium Politani yang tidak sempat disebut namanya, atas partisipasi dan

bantuannya dalam penyelesaian studi ini.

Dengan kerendahan hati, Penulis mengharapkan saran dan kritikan yang

sifatnya membangun demi kesempurnaan tugas akhir ini. Penulis menyadari

bahwa tugas akhir ini masih belum sempurna, namun Penulis berharap semoga

tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis dan berguna kepada yang

memerlukannya amin.

Pangkep, 10 Agustus 2017

Penulis

iv
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR iii


DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR GAMBAR vii
DAFTAR LAMPIRAN ix
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Tujuan dan Manfaat ................................................................................ 2
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi dan Morfologi Ikan Nila ........................................................... 3
2.2 Jenis-jenis Ikan Nila ................................................................................. 3
2.2.1 Nila Hitam 69 ................................................................................ 4
2.2.2 Nila GIFT (genetic improvement of farmed tilapias) .................... 4
2.2.3 Nila BEST (Bogor Enhanced strain tilapias) .................................. 5
2.2.4 Nila Gesit....................................................................................... 5
2.2.5 Nila Citralada ................................................................................ 6
2.2.6 Nila JICA (Japan for International Cooperation Agency) ............... 7
2.2.7 Nila Nifi ......................................................................................... 7
2.2.8 Nila Nirwana ................................................................................. 7
2.2.9 Nila Cangkringan ........................................................................... 8
2.3 Kebutuhan Nutrisi Ikan Nila...................................................................... 8
2.4 Pertumbuhan Ikan Nila ............................................................................. 9
III METODE
3.1 Waktu dan Tempat .................................................................................. 11
3.2 Alat dan Bahan ........................................................................................ 11
3.3 Metode Pengumpulan Data .................................................................... 12
3.4 Metode Pelaksanaan ............................................................................... 12
3.4.1 Persiapan Pakan ............................................................................. 12

v
3.4.2 Penimbangan Pakan ...................................................................... 12
3.4.3 Pengkayaan Pakan.......................................................................... 13
3.4.4 Pemberian Pakan ........................................................................... 13
3.4.5 Sampling......................................................................................... 13
3.5 Parameter yang Diamati dan Analisis Data .............................................. 15
3.5.1 Parameter yang Diamati ................................................................ 15
3.5.2 Analisis Data .................................................................................. 15
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Manajemen Pemberian Pakan Buatan ..................................................... 19
4.2 Konversi Pakan ........................................................................................ 20
4.3 Tingkat Kelangsungan Hidup ................................................................... 20
4.4 Pertumbuhan Ikan Nila ............................................................................ 21
4.5 Produktivitas ............................................................................................ 24
V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 26
5.2 Saran ........................................................................................................ 26
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 27
LAMPIRAN ............................................................................................... 29
RIWAYAT HIDUP .................................................................................... 36

vi
DAFTAR TABEL

Halaman

1 Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiataan pemberian pakan ............. 11
2 Dosis pakan, jumlah pakan yang diberikan, frekuensi dan
waktu pemberian pakan ................................................................................ 19

3 Tingkat kelangsungan hidup ikan nila ................................................. 20

3 Pertumbuhan panjang dan berat ikan nila selama pemeliharaan ................. 22

vii
DAFTAR GAMBAR

Halaman

1 Nila hita 69 ............................................................................................... 4


2 Nila gift ..................................................................................................... 5
3 Nila Gesit .................................................................................................. 6
4 Nila Citralada ............................................................................................ 7
5 Pengukuran panjang ikan ......................................................................... 14
6 Grafik penambahan panjang rata-rata ikan nila ....................................... 23
7 Grafik penambahan berat rata-rata ikan nila .......................................... 23

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1 Alat dan bahan dalam kegiatan pengelolaan pakan .......................................... 30


2 Kegiatan-kegiatan pengelolaan pakan ............................................................... 32
3 Perhitungan nilai FCR dan tingkat kelangsungan hidup ikan nila ....................... 34
4 Skema produktivitas akuakultur ........................................................................ 35

ix
I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia memiliki sumberdaya perikanan yang amat kaya dan potensial,

baik di wilayah perairan tawar (darat), pantai maupun perairan laut. Potensi

sumber daya perikanan meliputi keanekaragaman jenis ikan dan lahan perikanan.

Ikan Nila adalah salah satu ikan air tawar yang banyak dibudidayakan di seluruh

pelosok tanah air dan menjadi ikan konsumsi yang cukup populer. Penyebabnya

yaitu ikan nila merupakan salah satu komoditas perikanan air tawar yang telah

memperoleh perhatian cukup besar dari pemerintah dan pemerhati masalah

perikanan didunia, terutama berkaitan dengan usaha peningkatan gizi masyarakat

di negara-negara yang sedang berkembang. (Khairuman dan Khairul, 2003).

Ikan nila merupakan ikan dengan pertumbuhan paling cepat dibandingkan

ikan lain. Ikan nila dapat tumbuh sampai 1 kg/rekornya dengan rasa dagingnya

yang enak. Ikan nila merupakan ikan favorit bagi para peternak ikan karena nilai

jualnya yang tinggi sekaligus pertumbuhannya yang pesat menyebabkan waktu

panen yang lebih pendek.

Dalam kegiatan budidaya ikan, khususnya budidaya ikan nila baik pada

tahap kegiatan pembenihan maupun pembesaran, pakan merupakan salah satu

faktor produksi yang sangat penting untuk menunjang keberhasilan kegiatan

tersebut. Biaya yang harus dikeluarkan untuk pakan sangat besar bila

dibandingkan dengan biaya produksi lainnya 50−60% dari total biaya produksi.

Disamping biaya produksi pakan yang tinggi kondisi sekarang ini harga pakan

pellet ikan melambung tinggi. Dalam mensiasati hal tersebut perlu adanya

manajemen pemberian pakan yang baik untuk efisiensi penggunakan pakan dan

1
meminimalisir biaya penggunaan pakan Serta dalam meningkatkan efisiensi

penggunaan bahan baku, Mengurangi limbah pakan dan pembuangan zat hara,

Meningkatkan kualitas pakan dan Memperbaiki pengendalian mutu dan kualitas

pakan maka perlu juga dilakukan manajemen pakan.

1.2 Tujuan dan Manfaat

Tujuan penulisan Tugas Akhir adalah memperkuat penguasaan tentang

manajemen pemberian pakan buatan pada pembesaran ikan nila (Oreochromis

niloticus L) di BBI Rappoa Bantaeng.

Manfaat penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk memperluas wawasan,

kompetensi keahlian mahasiswa dalam berkarya di masyarakat kelak khususnya

mengenai manajemen pemberian pakan buatan ikan nila di BBI Rappoa Bantaeng

dalam bidang pembesaran

2
II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi dan Morfologi Ikan Nila

Klasifikasi ikan nila berdasarkan Linnaeus (1758) dalam Kurnianti (2015)

yaitu sebagai berikut:

Filum : Chordata

Subfilum : Vertebrata

Kelas : Osteichthyes

Subkelas : Acanthoptherigii

Ordo : Perciformes

Subordo : Percoidea

Famili : Cichlidae

Genus : Oreochromis

Spesies : Oreochromis niloticus L

Ikan nila mempunyai bentuk badan pipih kesamping memanjang , makin

keperut makin terang. Mempunyai garis vertikal 9−11 buah berwarna hijau

kebiruan. Pada sirip ekor terdapat 6−12 garis yang melintang yang ujungnya

berwarna kemerah-merahan, sedangkan punggungnya terdapat garis-garis miring.

Mata ikan tampak menonjol agak besar dengan bagian tepi berwarna hijau kebiru-

biruan. Letak mulut ikan nila terminal, posisi sirip perut terhadap sirip dada

thorochis, garis rusuk (Linea lateralis) terputus menjadi dua bagian. Jumlah sisik

pada garis rusuk 34 buah dan tipe sisik stenoid. Bentuk sirip ekor berpinggiran

tegak. Rumus jari-jari sirip sebagai berikut : D.XVII 13; V.1.5.; P.15; A.lll. 10

dan C.18 (Kordi, 1997).

3
2.2 Jenis-jenis Ikan Nila

Melalui penelitian dan uji coba , cukup banyak strain ikan nila yang telah

dihasilkan dan memiliki kualitas yang bagus. Berikut beberapa strain ikan nila

yang cukup dikenal dan digemari, baik oleh petani maupun konsumen yaitu:

2.2.1 Nila Hitam 69

Nila hitam 69 merupakan strain ikan nila yang pertama kali didatangkan

dari Taiwan. Setelah melalui uji coba, ikan nila ini disebarluaskan dimasyarakkat

dan dalam waktu singkat sudah menyebar ke seluruh daerah di Indonesia. Begitu

akrabnya masyarakat dengan ikan nila jenis ini, sehingga tidak heran jika ada

yang menyebutnya dengan ikan nila lokal. ikan nila lokal memiliki warna tubuh

abu-abu atau hitam terutama dibagian atas. Tubuh bagian bawah (perut dan dada)

berwarna agak putih kehitaman atau kekuningan. Adapun gambar ikan nila hitam

69 dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Nila Hitam 69 (Sumber: Anto 2015)

2.2.2 Nila GIFT (genetic improvement of farmed tilapias)

Nila GIFT (genetic improvement of farmed tilapias) pertama kali

dikembangkan oleh International center for Living Aquatic Research Management

(ICLARM) pada tahun 1987 dengan dukungan dari Asian Development Bank dan

4
Unites Nations Development Programe (UNDP). Strain ini merupakan hasil

seleksi dan persilangan ikan nila dari Kenya, Israel, Senegal, Ghana, Singapura,

Thailand, Mesir dan Taiwan (Anto 2015). Adapun gambar ikan nila gift dapat

dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Nila Gift (Sumber: Anto 2015)

2.2.3 Nila BEST (Bogor Enhanced strain tilapias)

Nila BEST (Bogor Enhanced strain tilapias) merupakan salah satu ikan

nila unggulan yang dihasilkan pada tahun 2008. Nila jenis ini memiliki fisik yang

mirip dengan nila GIFT. Pasalnya, nila BEST lahir dari hasil seleksi

menggunakan populasi dasar yang salah satunya bersumber dari ikan nila GIFT

generasi keenam. Tepatnya, nila BEST lahir dari hasil seleksi empat strain ikan

nila yaitu nila lokal, nila danau tempeh, nila GIFT generasi 3, dan nila GIFT

generasi 6 (generasi terakhir) (Anto 2015).

2.2.4 Nila Gesit

Nila gesit merupakan salah satu strain unggulan yang sangat disukai

petani. Pasalnya strain ini mampu tumbuh sangat cepat dan mampu menghasilkan

larva jantan dengan persentase hidup hingga 98%. Dilihat dari pertumbuhannya,

nila gesit pada umur 4−5 bulan memiliki panjang 8 cm dan dapat mencapai bobot

5
500−600 gram/ekor. (Anto 2015). Adapun gambar ikan nila gesit dapat dilihat

pada Gambar 3.

Gambar 3. Nila gesit (Sumber: Anto 2015)

2.2.5 Nila Citralada

Nila citralada merupakan strain dari Thailand yang diintroduksi pada

tahun 1989. Citralada merupakan salah satu strain ikan nila merah. Penampakan

fisik ikan nila citralada secara umum hampir sama dengan ikan nila merah

lainnya. Namun, nila citralada mempunyai warna tubuh lebih terang dan garis

vertikal pada tubuh yang lebih jelas dibandingkan dengan strain nila merah

lainnya. Selain itu, sirip ekornya juga lebih panjang. Strain citralada di negara-

negara Asia Tenggara biasa digunakan sebagai subtitusi ikan kakap merah,

khususnya nila citralada yang dihasilkan dari budidaya di tambak (Anto 2015).

Adapun gambar ikan nila citralada dapat dilihat pada Gambar 4.

6
Gambar 4. Nila Citralada (Sumber: Anto 2015)

2.2.6 Nila JICA (Japan for International Cooperation Agency)

JICA (Japan for International Cooperation Agency) adalah sebuah

lembaga donor dari jepang. Pada tahun 2002, JICA bekerjasama dengan Balai

Budi Daya Air (BBAT) Jambi melakukan rekayasa genetis strain ikan nila Pada

tahun 2004, dihasilkan ikan nila unggul yang dinamakan strain JICA. Sementara

itu, sebagian masyarakat jambi menyebut nila strain JICA dangan nama nila

kagoshima. Dibandingkan dengan strain gift, ikan nila strain JICA lebih cepat

pertumbuhannya (20%). Selain itu, jika dibandingkan dengan ikan nila jenis

lainnya, strain JICA lebih irit pakan hingga 25%.

2.2.7 Nila Nifi

Nila nifi merupakan salah satu strain ikan nila merah. Warnanya yang

merah atau putih dan kuning kemerahan menjadikan ikan ini mempunyai daya

tarik tersendiri bagi konsumen. Ikan nila ini dapat tumbuh lebih cepat

dibandingkan dengan ikan nila lokal. (Anto 2015).

2.2.8 Nila Nirwana

Nila nirwana merupakan kepanjangan dari “Nila Ras Wanayasa”. Sesuai

namanya, nila ini berasal dari Wanayasa, Purwakarta, Jawa Barat. Strain nirwana

7
merupakan hasil pemuliaan genetis dari nila gift dan nila get dari Filipina yang

dilakukan oleh Balai Pengembangan Benih Ikan (BPBI) Wanayasa di Purwakarta

dan FPK , Institut Pertanian Bogor (Anto 2015).

2.2.9 Nila Cangkringan

Nila cangkringan merupakam nila yang berasal cangkringan. Ikan nila

merah ini merupakan hasil pemuliaan genetis dari strain nifi, citralada, singapura

dan filipina oleh BAT atau BBI Cangkringan. Strain ini sebenarnya belum secara

resmi dirilis ke masyarakat. (Anto 2015).

2.3 Kebutuhan Nutrisi Ikan Nila

Kebutuhan nutrisi ikan akan terpenuhi dengan adanya pakan. Komponen

pakan yang berkontribusi terhadap penyediaan materi dan energi tumbuh adalah

protein, karbohidrat dan lemak.

Protein merupakan molekul kompleks yang terdiri dari asam amino

esensial dan non esensial. Protein adalah nutrien yang sangat dibutuhkan untuk

perbaikan jaringan tubuh yang rusak, pemeliharaan protein tubuh untuk

pertumbuhan, materi untuk pembentukan enzim dan beberapa jenis hormon, dan

juga sebagai sumber energi (NRC, 1993).

Jika ikan kekurangan sumber protein, maka pertumbuhan akan terhambat

dikarenakan protein yang dimakan oleh ikan akan digunakan untuk

mempertahankan fungsi jaringan tubuh yang lebih penting. Hal ini bahkan dapat

menyebabkan terjadinya penurunan bobot ikan karena protein yang terkandung

dalam jaringan tubuh ikan dipecah kembali untuk mempertahankan fungsi

jaringan tubuh yang lebih penting tersebut (NRC 1993; Halver 1989)

8
Karbohidrat merupakan sumber energi yang murah dan dapat

menggantikan atau menghemat penggunaan protein (protein sparing effect) yang

lebih mahal sebagai sumber energi (Millamena 2002). Karbohidrat dalam pakan

dapat berupa serat kasar serta bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN) (NRC 1993).

BETN mengandung banyak gula dan pati yang bersifat mudah dicerna sedangkan

serat kasar kaya akan lignin dan selulosa yang sukar untuk dicerna. Sedangkan

Lovell (1989) mengemukakan bahwa pemberian tingkat energi optimum dalam

pakan sangat penting karena kelebihan dan kekurangan energi dapat menurunkan

pertumbuhan ikan.

Kadar lemak dalam pakan 5% sudah mencukupi untuk kebutuhan ikan

nila tetapi jika kadar lemak dalam pakan ditingkatkan menjadi 12% akan memberi

pengaruh berupa perkembangan maksimal pada ikan nila (Chou dan Shiau 1996

dalam Webster 2002).

Komponen lain yang dibutuhkan dalam pakan ikan yaitu vitamin dan

mineral. Jumlah yang dibutuhkan dari vitamin dan mineral dalam pembuatan

pakan sangatlah kecil namun kehadirannya dalam pakan sangat penting karena

dibutuhkan tubuh ikan untuk tumbuh dan menjalani beberapa fungsi tubuh. NRC

(1993) menjelaskan bahwa mineral merupakan senyawa yang digunakan untuk

proses respirasi, osmoregulasi, dan pembentukan kerangka tulang. Vitamin

merupakan senyawa organik kompleks yang diperlukan untuk tumbuh secara

normal, reproduksi, kesehatan, dan metabolisme secara umum.

9
2.5 Pertumbuhan Ikan Nila

Pertumbuhan merupakan suatu perubahan bentuk akibat pertambahan

panjang, berat dan volume dalam periode tertentu secara individual. Pertumbuhan

yaitu pertambahan jumlah sel-sel secara mitosis yang pada akhirnya menyebabkan

perubahan ukuran jaringan. Pertumbuhan bagi suatu populasi adalah pertambahan

jumlah individu. Pertumbuhan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.

Faktor internal meliputi umur, keturunan, jenis kelamin, sedangkan faktor

eksternalnya seperti suhu, makanan, penyakit, media budidaya dan lain-lain.

Ikan nila cepat tanggap terhadap pemeliharaan inetnsif, terutama faktor

pemberian pakan dalam jumlah memadai dan kualitasnya tinggi. Disamping itu,

sifat biologis ikan nila jantan dan betina memiliki sifat pertumbuhan yang

berbeda. Hasil penelitian Puslitbang Perikanan menunjukkan hasil sebagai

berikut, ikan nila jantan tumbuh lebih cepat daripada ikan nila betina,

pertumbuhan ikan nila jantan rata-rata 2,1 gram/hari, sedangkan pertumbuhan

ikan nila betina 1,8 gram/hari. Ikan nila jantan yang dipelihara secara tunggal

kelamin atau monoseks lebih cepat tumbuh besar daripada ikan nila yang

dipelihara secara campuran (jantan dan betina). Perbedaan sifat pertumbuhan ikan

nila jantan dan nila betina diduga karena faktor tingkah laku dalam

perkembangbiakkan. Ikan nila jantan lebih cepat dewasa (matang kelamin)

daripada ikan nila betina. Oleh karena itu, nila jantan memiliki kecepatan tumbuh

lebih tinggi daripada ikan nila betina (Rukmana 2004).

10
III METODE

3.1 Waktu dan Tempat

Tugas Akhir ini disusun berdasarakan hasil pengalaman kerja praktik

mahasiswa (PKPM) yang dilaksanakan pada tanggal 01 Februari – 30 April di

Balai Benih Ikan (BBI) Rappoa, Bantaeng.

3.2 Alat dan Bahan

Beberapa alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan pengelolaan

pakan dalam pembesaran ikan nila dapat dilihat pada Tabel 1 dan gambar alat dan

bahan dapat dilihat pada Lampiran 1.

Tabel 1 Alat dan bahan yang digunFakan dalam kegiataan pemberian pakan
No. Nama Alat dan Bahan Kegunaan

Menimbang pakan dengan dosis


1 Timbangan
tertentu
2 Ember wadah pakan

wadah untuk pencampuran pakan


3 Sterefoam
dengan obat-obatan
4 Pakan 781-2 makanan untuk ikan nila

multivitamin (aminoliqiud dan


5 bahan yang dicampur dengan pakan
Vitaliquid)

bahan yang digunakan untuk


6 Air melarutkan multivitamin yang
dicampur dengan pakan

11
3.3 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam PKPM adalah metode

observasi dan partisipatif aktif yakni turun ke lapangan kegiatan pembesaran ikan

nila dan ikut terlibat langsung pada kegiatan manjemen pemberian pakan buatan

pembesaran ikan nila. data yang dikumpulkan berupa data primer dan data

sekunder.

3.3.1 Data Primer

Data Primer adalah data yang dikumpulkan sesuai hasil praktik yang

dikerjakan secara langsung pada saat kegiatan berlangsung.

3.3.2 Data Sekunder

Data yang dikumpulkan dari berbagai sumber seperti data yang diperoleh

dari instansi terkait (KKP, PEMDA) dan data yang didapatkan dari hasil

penelusuran pustaka.

3.4 Metode Pelaksanaan

3.4.1 Persiapan Pakan

Pakan yang digunakan pada ikan nila yang dipelihara yaitu pakan merk

Hi-Provite 781 yang diproduksi oleh PT CENTRAL PROTEINA PRIMA, Tbk.

Yang di angkut dengan menggunakan mobil Box lalu dibawa ke BBI Rappoa

kemudian pakan disimpan di gudang pakan sebelum digunakan.

3.4.2 Penimbangan Pakan

Pakan yang ditimbang berdasarkan jumlah pakan yang telah ditentukan

sebelumnya. Penimbangan pakan dilakukan dengan menggunakan alat timbang

yang berkapasitas 30 kg.

12
3.4.3 Pengkayaan Pakan

Pengkayaan pakan dilakukan dengan penambahan multivitamin berupa

aminoliquid dan vitaliquid. Dilakukan dengan mencampurkan pada pakan yang

terlebih dahulu multivitamin dilarutkan dengan air. Dosis multivitamin yang

diberikan yaitu 1 sendok makan/kg pakan.

3.4.4 Pemberian Pakan

Pemberian pakan dilakukan dengan cara menebar pakan secara merata

pada kolam (keliling). Pakan yang diberikan disesuaikan dengan bukaan mulut

ikan. pakan yang diberikan berupa pakan buatan berbentuk pellet.

3.4.4 Sampling

Pengambilan Sampel Ikan

Pengambilan sampel ikan dilakukan sebelum ikan diberikan makanan agar

ikan mudah berkumpul dan mudah di tangkap. Dalam proses pengambilan

sampel ikan dibutuhkan pakan ikan terapung, sterefoam, waring, dan bambu.

Pakan ikan ditebar disatu titik guna mengumpulkan ikan agar memudahkan

penangkapan ikan. Sampel ikan diambil sebanyak 79 ekor. Pengambilan data

tentang berat biomassa dilakukan diawal pemeliharaaan untuk mengetahui jumlah

pakan yang akan diberikan pada ikan nantinya. Pengambilan data dilakukan setiap

2 minggu sekali selama pemeliharaan berlansung guna untuk menentukan jumlah

pakan selanjutnya yang akan diberikan tiap 2 minggu. Setelah pengambilan

sampel ikan maka dilakukan penimbangan berat ikan.

13
Penimbangan Berat Ikan

Penimbangan berat ikan dilakukan untuk mengetahui terjadinya

pertumbuhan ikan dan untuk menghitung jumlah pakan yang akan diberikan

selanjutnya. alat yang digunakan yaitu timbangan, ember/sterefoam dan alat tulis

menulis. Ikan ditimbang sebanyak 79 ekor selanjutnya dirata-ratakan.

Pengukuran Panjang Ikan

Selain dari penimbangan berat, dilakukan pengukuran panjang ikan untuk

mengetahui petumbuhan panjang ikan nila yang dipelihara. Pengukuran panjang

ikan dilakukan setiap sampling. Perlengkapan yang diperlukan didalam

melakukan pengukuran panjang ikan yaitu mistar, ember, dan alat tulis menulis.

Ikan ambil sebanyak 3 ekor, yaitu ikan yang berukuran kecil, sedang, dan besar

dari ikan hasil sampling yang didapatkan kemudian dirata-ratakan. Pengukuran

panjang ikan dapat dilihat pada gambar 5.

Gambar 5. Pengukuran panjang ikan

14
3.5 Parameter yang Diamati dan Analisis Data

3.5.1 Parameter yang Diamati

Parameter yang diamati selama kegiatan PKPM dilaksanakan ada 3 yaitu

sebagai berikut:

Tingkat Kelangsungan Hidup

Tingkat kelangsungan hidup atau biasa disebut survival rate (SR)

merupakan bagian dari analisis survival, menunjukkan persentase suatu kelompok

yang hidup untuk jangka waktu tertentu (Khairuman dan Amri 2003).

Konversi Pakan

Konversi pakan atau biasa disebut Food Convertion Ratio (FCR)

menunjukkan jumlah pakan yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 kilogram ikan

(Khairuman dan Amri 2003).

Pertumbuhan

pertumbuhan didefinisikan sebagai pertambahan ukuran baik bobot

maupun panjang dalam satu periode waktu tertentu (Effendi, 1979) sedangkan

menurut fitriah (2004) pertumbuhan adalah pertambahan ukuran baik panjang

maupun berat

Produktivitas

Menurut FAO 2008, produktivitas adalah tingkat produksi biomassa yang

dinyatakan sebagai produksi selama interval waktu tertentu.

15
3.5.2 Analisis Data

Jumlah Pakan

Menurut Haliman dan Adijaya (2005), jumlah pakan yang akan diberikan

perhari dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

Jumlah pakan = Biomassa × FR

Keterangan:
Biomassa: berat keseluruhan ikan
FR: persentase pemberian pakan

Tingkat Kelansungan Hidup

Menurut Effendie (1979) dalam Rudiyanti dan Ekasari (2009), tingkat

kelansungan hidup dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

Nt
SR (%) = × 100%
No

Keterangan:
SR : Survival Rate / Kelansungan Hidup
Nt : Jumlah ikan yang hidup di akhir pemeliharaan
No : Jumlah ikan yang hidup di awal pemeliharaan

Konversi Pakan

Menurut Kusriani, Widjanarko, dan Rohmawati (2012), konversi pakan

dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

F
FCR =
(Wt + D) − Wo

16
Keterangan:
FCR : Food Convertion Ratio / konversi pakan
F : Pakan yang dihabiskan selama pemeliharaan
Wt : Berat ikan diakhir pemeliharaan
Wo : Berat ikan diawal pemeliharaan
D : Berat ikan yang mati

Pertumbuhan Mutlak

Perhitungan pertumbuhan berat mutlak dapat dihitung dengan

menggunakan rumus Weatherley 1972 dalam Dewantoro (2001) sebagai berikut:

W = Wt ˗ Wo

Keterangan:
W : Pertumbuhan berat mutlak (g)
Wt : Bobot ikan akhir pemeliharaan (g)
Wo : Bobot ikan awal pemeliharaan (g)

Perhitungan pertumubuhan panjang mutlak dapat dihitung dengan

menggunakan rumus (Effendie 1979):

P = Pt ˗ Po

Keterangan:
P : Pertumbuhan panjang mutlak ikan yang dipelihara (cm)
Pt : panjang ikan pada akhir pemeliharaan (cm)
Po : panjang ikan pada awal pemeliharaan (cm)

Pertambahan Berat Harian

Pertambahan berat Harian atau average daily grow (ADG) dapat dihitung

dengan menggunakan rumus (Dewantoro 2001):

17
Wt − Wo
ADG =
∆t

Keterangan :
ADG = Pertumbuhan / pertambahan berat per hari (gr/hr)
Wt = Berat rata-rata pada waktu t
Wo = Berat rata-rata sebelum waktu t
∆t = Selang waktu

Laju Pertumbuhan Harian (LPH)

Menurut Dewantoro (2001), laju pertumbuhan harian dapat dihitung

dengan menggunakan rumus:

BPRPE − BTRPE
LPH = /lama kultur × 100%
BTRPE

Keterangan:
BPRPE: berat panen rata-rata perekor (gram)
BTRPE: berat tebar rata-rata perekor (gram)
Lama kultur: lama pemeliharaan (hari)

Produktivitas Akuakultur

10.000 m² 360 hari


Produktivitas = jumlah panen (kg) × 2
×
luas petakan (m ) lama pemeliharaan (hari)

18
IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Manajemen Pemberian Pakan Buatan

Pemberian pakan merupakan kegiatan yang rutin dilakukan dalam suatu

usaha budidaya ikan oleh karena itu dalam manajemen pemberian pakan ada

beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti jenis pakan, dosis pakan, frekuensi

dan waktu pemberian pakan.

Jenis pakan yang diberikan adalah pakan merk Hi-provite 781 dengan

kandungan gizi pakan terdiri dari protein 31−33%, lemak minimal 4%, kadar abu

maximal 13% dan kadar air maximal 12%. Dosis pakan yang diberikan sebanyak

3%. Frekuensi pemberian pakan dilakukan sebanyak 3 kali sehari.

Berdasarkan kegiatan yang dilaksanakan, jumlah pakan yang diberikan,

frekuensi dan waktu pemberian pakan dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 jumlah pakan yang diberikan, frekuensi dan waktu pemberian pakan

Umur Biomassa Jumlah Pakan Frekuensi Pemberian


(Hari Ke-) (kg) (kg) Pakan
1-14 19,652 0,589

15-28 29,675 0.890

29-39 38,7 1,161


3 kali per hari
40-51 63,4 1,902
(09.00, 13,00, 17,00)
52-62 143,155 4,294

63-75 155,875 4,676

75-78 210 6,300

19
Tabel diatas menunjukkan dosis pakan, jumlah pakan yang diberikan,

frekuensi dan waktu pemberian pakan selama pemeliharaan. Namun dalam

kegiatan pemberian pakan perlu diperhatikan pula keadaan cuaca, pada saat hujan

ikan nila cenderung mengalami penurunan nafsu makan, oleh karena itu pakan

yang diberikan dikurangi. `

4.2 Konversi Pakan

Konversi pakan atau Feed Convertion Ratio (FCR) adalah suatu ukuran

yang menyatakan ratio jumlah pakan yang dibutuhkan untuk menghasilkan bobot

1 kg ikan. Semakin besar nilai FCR, maka semakin banyak pakan yang

dibutuhkan untuk memproduksi 1 kg ikan (Effendy 2004). FCR seringkali

dijadikan indikator kinerja teknis dalam mengevaluasi suatu usaha akuakultur.

Nilai FCR yang didapatkan selama pemeliharaaan yaitu sebesar 0,99

artinya untuk menghasilkan 1 kg daging ikan dibutuhkan pakan sebanyak 0,99 kg.

Perhitungan nilai FCR dapat dilihat pada Lampiran 3.

4.3 Tingkat Kelangsungan Hidup

Tingkat kelangsungan hidup ikan nila yang dipelihara dapat dilihat pada

Tabel 3 sedangkan perhitungan tingkat kelansungan hidup ikan nila dapat dilihat

pada Lampiran 3.

Tabel 3 Tingkat kelangsungan hidup ikan nila yang dipelihara

Waktu pemeliharaan Tingkat


No. Jumlah Ikan (ekor) Kelansungan Hidup
(Hari)
(%)
1 1 2500 100

2 75 2492 99,68

20
Dari Tabel diatas dapat dilihat bahwa tingkat kelangsungan hidup ikan nila

relatif besar, hal ini dikarenakan dengan sifat biologi ikan nila yaitu memiliki

toleransi terhadap kualitas air dan daya adaptasi yang tinggi. Kemampuan ikan

nila ketika menghadapi kualitas air yang buruk tidak langsung mengalami stress.

Akan tetapi, jika kualitas air tidak langsung diperbaiki menjadi normal, maka ikan

ini akan rentan terhadap infeksi bakteri, jamur dan protozoa. Penyakit ini dapat

mengakibatkan kematian terhadap ikan, serta dapat menular dari satu ke lainnya

dengan cepat. Sehingga dapat pula terjadi kematian massa.Ukuran dari ikan itu

sendiri menentukan kelangsungan hidup mereka. Ukuran yang relatif kecil atau

larva, kelangsungan hidupnya akan kecil dibanding dengan ikan yang sudah besar

atau sudah jadi benih. Ketika masih dalam bentuk larva, kondisi tubuh mereka

sangat rentang terhadap kualitas air yang sangat buruk dan fluktuatif.

Makanan yang diperoleh larva tidaklah banyak karena dengan bukaaanya

yang kecil, otomastis pakannya pun harus lebih kecil. Hewan asing juga dapat

menghambat kelangsungan hidup larva. Dengan ukuran yang kecil, larva dapat

dengan mudah dimakan oleh ikan yang lebih besar, bahkan oleh sejenisnya

sendiri. Hal ini terjadi karena ketika cadangan makanan yang terdapat dalam

tubuhnya ataupun pakan alami tidak dapat mencukupi mereka,mereka akan

bersifat kanibal, yaitu memakan sejenis (Effendi 2004).

4.4 Pertumbuhan Ikan Nila

Istilah pembesaran berkaitan erat dengan pertumbuhan, pertumbuhan

didefinisikan sebagai pertambahan ukuran baik bobot maupun panjang dalam satu

periode waktu tertentu (Effendi 1979), sedangkan menurut fitriah (2004)

pertumbuhan adalah pertambahan ukuran baik panjang maupun berat. Untuk

21
mengetahui pertumbuhan ikan pada saat pemeliharaan yaitu dengan melakukan

sampling. Sampling bertujuan untuk mengetahui laju pertumbuhan berat dan

ukuran tubuh. Data pertumbuhan panjang dan berat ikan selama pemeliharaan

dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Pertumbuhan panjang dan berat ikan nila selama pemeliharaan


Panjang Bobot
Umur Berat Rata-rata Populasi
Sampling Rata-Rata Biomassa
(hari) (g) (ekor)
(cm) (kg)
1 0 7,8 2 2500 19,6
2 14 11,8 4,5 2500 29,6
3 28 15,4 7,5 2500 38,7
4 39 25,4 8 2494 63,4
5 51 57,4 10 2494 143,1
6 62 62,5 12 2494 155,8
7 75 84,2 13,5 2492 210

Berdasarkan Tabel diatas didapatkan data yang menunjukkan adanya

penambahan berat dan panjang selama pemeliharaan, dengan demikian

Pertumbuhan panjang mutlak ikan nila yang dipelihara yaitu 11,5 cm dan

pertumbuhan berat mutlak ikan nila yang dipelihara yaitu 76,419 gram serta

pertumbuhan berat harian ikan nila pada sampling 1 yaitu 0.286 gram/hari,

sampling ke 2 yaitu 0,257 gram/hari, sampling ke 3 yaitu 0,904 gram/hari,

sampling ke 4 yaitu 2,664 gram/hari, sampling ke 5 yaitu 0,425 gram/hari, dan

sampling ke 6 yaitu 1,675 gram/hari dengan demikian didapatkan laju

pertumbuhan harian ikan nila yaitu sebesar 12% perhari.

Pada hasil sampling mulai dari sampling 1 didapatkan penambahan

panjang dan berat semakin meningkat hingga sampling terakhir. Grafik

22
Penambahan panjang rata-rata ikan nila dapat dilihat pada Gambar 6 Sedangkan

Grafik Penambahan berat rata-rata ikan nila dapat dilihat pada Gambar 7.

Panjang Rata-Rata
16 13.5
14 12
12 10
Ukuran (cm)

10 7.5 8
8
6 4.5
4 2
2
0
1 2 3 4 5 6 7
Waktu (2 Minggu)

Gambar 6. Grafik penambahan panjang rata-rata ikan nila

Berat Rata-Rata
84.28
90
80
70 62.5
57.4
Ukuran (gram)

60
50
40
25.43
30
15.48
20 11.87
7.861
10
0
1 2 3 4 5 6 7
Waktu (2 minggu)

Gambar 7. Grafik penambahan berat rata-rata ikan nila

Penambahan panjang terjadi karena ikan nila mengalami pertumbuhan

yang diperoleh dari pakan yang diberikan. Zat makanan terpenting yang

diperlukan ikan untuk pertumbuhan adalah zat protein. Jumlah dan kualitas

23
protein sangat berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan ikan karena protein

bagi ikan adalah sumber energi yang paling penting. Pertumbuhan ikan dapat

dipercepat dengan pemberian pakan yang mengandung protein tinggi (30%−40%)

karena protein merupakan bagian terbesar dari daging ikan. Zat protein

digunakan hewan untuk pemeliharaan tubuh, pembentukan jaringan tubuh,

penambah protein tubuh dan penggantian jaringan yang rusak (Kanisius 2001).

Menurut Ahmady et al (2005) ikan mengalami pertumbuhan lambat dan

kecil ukurannya jika makanan yang di dapat sedikit, dan sebaliknya perumbuhan

akan cepat serta ukurannnya besar jika makanan yang didapat cukup.

Pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal

merupakan faktor-faktor yang berhubungan dengan ikan itu sendiri seperti umur,

dan sifat genetik ikan yang meliputi keturunan, kemampuan untuk memanfaatkan

makanan dan ketahanan terhadap penyakit. Faktor eksternal merupakan faktor

yang berkaitan dengan lingkungan tempat hidup ikan yang meliputi sifat fisika

dan kimia air, ruang gerak dan ketersediaan makanan dari segi kualitas dan

kuantitas.

Kecepatan laju pertumbuhan ikan juga sangat dipengaruhi oleh jenis dan

kualitas pakan yang diberikan berukualitas baik, jumlahnya mencukupi, kondisi

lingkungan mendukung, dapat dipastikan laju pertumbuhan ikan akan menjadi

cepat sesuai dengan yang diharapkan (Khairuman dan Amri 2002).

4.5 Produktivitas

Produktivitas didefinisikan sebagai tingkat produksi biomassa yang

dinyatakan sebagai produksi selama interval waktu tertentu (FAO 2008). Nilai

produktivitas yang didapatkan yaitu 16.732 kg/ha/tahun.

24
Tinggi rendahnya nilai produktivitas erat kaitannya dengan tingkat

kelangsungan hidup ikan nila dan laju pertumbuhan ikan nila dimana ini

dipengaruhi oleh ikan itu sendiri, wadah yang digunakan, kualitas air, hama dan

penyakit, serta pakan yang diberikan. Adapun skema produktivitas akuakultur

dapat dlihat pada Lampiran 4.

25
V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Pemberian pakan dengan merek Hi-Provite 781 dengan dosis 3% dari

biomassa serta frekuensi pemberian pakan 3 kali sehari, memperlihatkan

pertumbuhan yang baik, pemberian pakan efektif dan efisien (FCR 0,99) serta

kelangsungan hidup yang maksimal (99,68%).

5.2 Saran

Untuk mendapatkan hasil yang maksimal pada kegiatan pembesaran ikan

nila dikolam tanah maka perlu diperhatikan kualitas air (pH(6,5−7,5), suhu

(28°c−32°c), Do(2ppm−5ppm)) dan pemberian pakan (3% dari berat biomassa

dan 3 kali pemberian dalam sehari)

26
DAFTAR PUSTAKA

Ahmady K, Pratiwi E, Sudarmanto T. 2005. Studi Laju Perumbuhan Ikan Mas


yang Dipelihara Diberbagai Lokasi Lingkungan Perairan Tawar dengan
Tipe Fasilitas, Tingkat Produksi dan Teknik Akuakultur Berbeda. Pusat
Riset Perikanan Budidaya.
Anto M. 2015. Budidaya Ikan Nila. https://www.banyudadi.com/jenis-jenis strain-
nila. [html 27 April 2017].
Dewantoro, G.W. 2001. Fekunditas dan produksi larva pada ikan cupang (Betta
splendeus Regan) yang berbdea umur dan pakan alaminya. Fakultas
Biologi, Universitas Nasional Jakarta. Jurnal Iktiologi Indonesia, L (2):
49-52
Effendi. 2004. Pengantar Akuakultur. Penebar Swadaya : Jakarta.

Effendie, M.I. 1979. Metoda Biologi Perikanan. Yayasan Dewi Sri. Bogor. 112

Fitriah, H. 2004. Pengaruh Penambahan Dosis Karbon Berbeda Pada Media


Pemeliharaan Terhadap Produksi Benih Lele Dumbo (Clarias sp.). Skripsi.
Departemen Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Institut Pertanian Bogor.
Food and Agriculture Organization [FAO]. 2008. Draft Aggrement on Port State
Measures to Prevent, Deter and Eliminate Illegal, Unreported and
Unregulated Fishing. Rome: Food and Agriculture Organization.
Halver, J. E. 1989. Fish Nutrition. Ed. ke-2. Academic Press. INC. New York.
hlm.
Kanisius. 2001. Budiaya Ikan di Perairan Umum. IKAPI : Yogyakarta.
Khairuman dan Amri. 2002. Membuat Pakan Ikan Komsumsi. Agromedia
Pustaka : Jakarta
Khairuman dan K. Amri 2003. Budidaya Ikan Mas. Agro Media, Jakarta.
Kordi. 1997. Budidaya Ikan Nila. Dahara Prize. Semarang. Hal 180-181;182.
Kurnianti N. 2015. Klasifikasi dan Morfologi Ikan Nila. Sidoarjo: Perikanan
Kusriani . Widjanarko P. dan Rohmawati N. 2012. Uji Pengaruh Sublethal
Pestisda Diazinon 60 EC terhadap Rasio Konversi Pakan (FCR) dan
Pertumbuhan Ikan Mas (Cyprinus carpio L.). [Skripsi]. Malang.
Universitas Brawijaya.
Lovell, R. T. 1989. Nutrition and Feeding of Fish. An AVI Book. Van Nostrand
Reinhold. Auburn University, New York.

27
Millamena, O. M., Relicado M. C and Felicitas P. P. 2002. Nutrition in Tropical
Aquaculture. Southeast Asian Fisheries Development Center. Tigbauan,
Iloilo, Philippines
National Research Council [NRC]. 1993. Nutrient Requirements of Fish
Subcomittee on Fish Nutrition, National Research Council. National
Academies Press (USA). 124 pp. http://www.nap.edu/catalog/2115.html
Rudiyanti dan Ekasari. 2009. Pertumbuhan dan Survival Rate Ikan Mas
(Cyprinus carpio Linn) Pada Berbagai Konsentrasi Pestisida Regent 0,3 G.
Jurnal. Bogor. Saintek Perikanan.
Rukmana, R. 2004. Ikan Nila Budidaya dan Prospek Agribisnis. Kanisius,
Yogyakarta.
Webster, C. D.,and C.E. Lim. 2002. Nutrien Requirements and Feeding of Finfish
for Aquaculture. CABI Publishing, New York.

28
LAMPIRAN

29
Lampiran 1. Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan pemberian pakan

Sterefoam Timbangan

Ember Obat yang dicampur dengan pakan

30
Pakan yang digunakan selama pemeliharaan

31
Lampiran 2. Kegiatan-kegiatan pengelolaan pakan

Penimbangan pakan Pakan yang didiamkan setelah diberi obat

Pemindahan pakan pengadukan pakan yang telah diberi obat

32
Pemberian obat-obatan pada pakan

Pemberian pakan

33
Lampiran 3. Perhitungan nilai FCR dan tingkat kelansungan hidup ikan nila

1. Perhitungan nilai FCR

189,53 kg
FCR =
(210 kg + 0,32 kg) − 19,65 kg

189,53 kg
=
190,67 kg

= 0,99 kg

2. Perhitungan tingkat kelangsungan hidup

˗ Awal Pemeliharaan

2500
SR (%) = × 100%
2500

= 100%

˗ Akhir pemeliharaan

2492
SR (%) = × 100%
2500

= 99,68%

34
Lampiran 4. Skema Produktivitas Akuakultur

Produktivitas (kg/ha/tahun)

Sintasan: SR(%) Pertumbuhan: GR (%/hari)

Wadah Air Spesies Pakan HPI


Kultur

Metode Kultur

Riset dan Teknologi

35
RIWAYAT HIDUP

NUR FAJRIANI dilahirkan pada tanggal 27 November 1996 di

Maros, Provinsi Sulawesi Selatan, merupakan anak kedua dari

lima bersaudara dari pasangan Muh. Junaid dan Haeria. Penulis

mengawali pendidikan di Sekolah Dasar Negeri No. 10

Sanggalea pada tahun 2002 dan selesai pada tahun 2008. Pada tahun yang sama,

penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 2 Unggulan Maros hingga pada

tahun 2011 dinyatakan lulus. Pada tahun yang sama pula, penulis melanjutkan

spendidikan di SUPM Negeri Bone dan dinyatakan lulus pada tahun 2014.

Selanjutnya penulis memasuki Program Diploma III di Politeknik

Pertanian Negeri Pangkep dengan mengambil Bidang Keahlian Program Studi

Budidaya Perikanan, Minat Pembesaran. Selama masa kuliah, penulis masuk di

Himpunan Mahasiswa Budidaya Perikanan (HIMADIKA) PPNP, Himpunan

Mahasiswa Islam (HMI) Diponegoro, dan UKM Lembaga Kajian Mahasiswa

Islam (LKMI) serta sebagai anggota pengurus sumber daya manusia di Kerukunan

Keluarga Mahasiswa Bone (KKMB). Untuk menambah pengetahuan dalam

budidaya perikanan, penulis mengikuti kegiatan magang di Balai Pengembangan

Budidaya Air Payau (BPBAP) Takalar, dan Pada bulan Februari 2017 penulis

mengikuti Pengalaman Kerja Praktik Mahasiswa (PKPM) selama tiga bulan

dengan judul Manajemen Pemberian Pakan Buatan Pada Pembesaran Ikan Nila

(Oreochromis niloticus L) di Balai Benih Ikan (BBI) Rappoa Kec. Pa’jukukang

Kab. Bantaeng, Sulsel.

36

Anda mungkin juga menyukai