Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG

MENGUKUR PANJANG DAN BERAT INDUK IKAN JELAWAT


(Leptobarbus hoevenii) DI BALAI PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR
(BPBAT) MANDIANGIN KABUPATEN BANJAR, PROVINSI
KALIMANTAN SELATAN

Oleh :
ANNISA DELLA SHAFIRA
1710714220004

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
BANJARBARU
2021
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG
MENGUKUR PANJANG DAN BERAT INDUK IKAN JELAWAT
(Leptobarbus hoevenii) DI BALAI PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR
(BPBAT) MANDIANGIN KABUPATEN BANJAR, PROVINSI
KALIMANTAN SELATAN

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Kegiatan Praktik Kerja
Lapang pada Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Lambung Mangkurat

Oleh :
ANNISA DELLA SHAFIRA
1710714220004

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
BANJARBARU
2021
JUDUL : LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG
MENGUKUR PANJANG DAN BERAT INDUK
IKAN JELAWAT (Leptobarbus hoevenii) DI
BALAI PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR
(BPBAT) MANDIANGIN KABUPATEN
BANJAR, PROVINSI KALIMANTAN
SELATAN
NAMA : ANNISA DELLA SHAFIRA
NIM : 1710714220004
JURUSAN : MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
PROGRAM STUDI : MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

Disetujui Oleh :
TIM PEMBIMBING

Dr. Ir. Hj. Rizmi Yunita, M.Si.


(Ketua)

Dra. Zairina Yasmi, MP.


(Anggota)

Mengetahui,
Dekan Koordinator Program Studi
Fakultas Perikanan dan Manajemen Sumberdaya Perairan
Kelautan ULM Fakultas Perikanan dan
Kelautan ULM

Dr. Ir. Hj. Agustiana, M.P. Abdur Rahman, S.Pi., M.Sc.


NIP. 19630808 198903 2 002 NIP. 19720414 200501 1 003
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan
menyelesaikan Laporan Hasil Praktik Kerja Lapang (PKL) dengan baik. Tujuan
penyusunan laporan adalah sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
kegiatan PKL yang bertempat di Instalasi Budidaya Ikan cabang dari Balai
Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Mandiangin, Kabupaten Banjar,
Provinsi Kalimantan Selatan.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Dr. Ir. Hj. Rizmi Yunita, M.Si., selaku ketua Tim Pembimbing PKL
2. Ibu Dra. Zairina Yasmi, MP., selaku anggota Tim Pembimbing PKL
3. Bapak Masjidin Noor, S.Pi., selaku Koordinator Instalasi Budidaya Ikan
Bincau
4. Bapak Andy Artha Donny Oktopura, S.T., M.T., M.Eng, selaku Kepala Balai
Perikanan Budidaya Air Tawar Mandingin.
Atas bimbingan dan arahan yang diberikan Penulis menyampaikan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan
selama pernulisan Laporan Praktik Kerja Lapang. Penulis mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi terciptanya Laporan Hasil
Kegiatan yang baik dan benar dikemudian hari, serta dapat bermanfaat bagi semua
pihak. Penulis mengucapkan terimakasih atas segala dukungan dan bantuan
sehingga Laporan Praktik Kerja Lapang dapat tersusun dengan baik.

Banjarbaru, Januari 2021

Penulis

iv
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR................................................................................ iv
DAFTAR ISI............................................................................................... v
DAFTAR TABEL..................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................. vii
BAB 1. PENDAHULUAN......................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ...................................................................... 1
1.2. Permasalahan......................................................................... 2
1.3. Tujuan.................................................................................... 2
1.4. Manfaat.................................................................................. 3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA................................................................ 4
2.1. Ikan Jelawat (Leptobarbus hoevenii)...................................... 4
2.2. Klasifikasi Ikan Jelawat (Leptobarbus hoevenii).................... 5
2.3. Habitat Ikan Jelawat (Leptobarbus hoevenii)......................... 7
2.4. Morfologi Ikan Jelawat (Leptobarbus hoevenii).................... 7
2.5. Pertumbuhan Ikan Jelawat (Leptobarbus hoevenii)................ 7
2.6. Siklus Hidup Ikan Jelawat (Leptobarbus hoevenii) .............. 7
BAB 3. RENCANA KERJA PRAKTIK.................................................. 19
3.1. Waktu dan Tempat.................................................................. 19
3.2. Metode Kerja.......................................................................... 19
3.3. Analisis Perhitungan............................................................... 19
3.4. Metode Pengumpulan Data.................................................... 19
3.5. Program Kerja......................................................................... 21
BAB 4. GAMBARAN UMUM LOKASI PRAKTIK.............................. 23
4.1. Lokasi Geografis dan Sekitarnya............................................ 23
4.2. Historis Kelembagaan............................................................. 24
4.3. Struktur Organisasi................................................................. 24
4.4. Fasilitas Infrastruktur.............................................................. 26
BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................... 27
5.1. Perhitungan Panjang dan berat Ikan Jelawat (Leptobarbus
hoevenii).................................................................................. 28
5.2. Pemberian Pakan Ikan Jelawat (Leptobarbus hoevenii)......... 29
BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN..................................................... 33
6.1. Kesimpulan............................................................................. 33
6.2. Saran....................................................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 34
LAMPIRAN................................................................................................ 30

v
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
3.2. Panjang dan Berat Ikan Jelawat (Leptobarbus hoevenii)................. 10

DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
2.1. Ikan Jelawat (Leptobarbus hoevenii)............................................... 4
3.1. Peta Lokasi Praktik Kerja Lapang.................................................... 7

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman


1. Peta Lokasi Instansi /budidaya Ikan Air Tawar Bincau............ 22
2. Membersihkan Kolam Di Instalasi Budidaya Ikan Bincau....... 23
3. Kegiatan Menyeleksi Ikan Betina dan Jantan........................... 24
4. Kegiatan Mempacking Ikan yang akan dikirim Keluar daerah 25
5. Kegiatan Mengukur Panjang dan Berat Ikan Jelawat (Leptobarbus
hoevenii).................................................................................... 26
6. Kegiatan Pemijahan secara Semi Buatan (Stripping)............... 27
7. Logbook Praktik Kerja Lapang (PKL)...................................... 28

vi
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perguruan tinggi adalah satuan pendidikan yang menyelenggarakan


Pendidikan Tinggi. Pendidikan tinggi merupakan kelanjutan pendidikan
menengah yang diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota
masyarakat yang memiliki kemampuan akademik atau profesional yang dapat
menerapkan dan mengembangkan atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi,
kesenian dan keterampilan. Perguruan tinggi memiliki kewajiban untuk
menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat
sebagai wujud Tri Dharma Perguruan Tinggi UU No 2, 1989.
Praktik Kerja Lapang (PKL) adalah kegiatan mahasiswa yang dilakukan di
masyarakat maupun di perusahaan untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh
dan melihat relevansinya di dunia kerja serta mendapatkan umpan balik dari
perkembangan ilmu pengetahuan dari masyarakat maupun melalui jalur
pengembangan diri dengan mendalami bidang ilmu tertentu dan aplikasinya.
Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Kelautan
Universitas Lambung Mangkurat berusaha menghasilkan lulusan yang dapat
bersaing dalam dunia kerja. Pencapaian tersebut tentunya perlu ditambah dengan
keterampilan agar dapat diterapkan dalam dunia kerja. Keterampilan dan keahlian
dalam suatu bidang ilmu tertentu hanya bisa diperoleh ketika mempunyai
pengalaman dalam bidang tersebut, salah satunya melalui peranan penting
perguruan tinggi dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi yang meliputi pendidikan,
penelitian dan praktek kerja lapangan (PKL). Kegiatan PKL merupakan salah satu
bentuk penerapan secara sistematis antara program pendidikan di Universitas
dengan program keahlian yang diperoleh melalui kegiatan kerja secara langsung
di dunia kerja.
Ikan jelawat (Leptobarbus hoeveni) merupakan salah satu jenis asli
Indonesia yang terdapat di beberapa sungai di Kalimantan dan Sumatera. Ikan
jelawat benih bersifat herbivora sedangkan ikan jelawat berukuran besar bersifat
omnivora cenderung herbivore. Ikan ini mempunyai nilai ekonomis penting dan

1
2

berpotensi untuk dikembangkan sebagai ikan budidaya baik di kolam maupun


keramba.
Ikan jelawat (Leptobarbus hoevenii) mudah dibudidayakan akan tetapi
banyak masyarakat yang enggan membudidayakan ikan ini. Masyarakat lebih
memilih jenis ikan lain, seperti ikan lele, ikan nila, ikan mas, dan ikan lainnya
karena masa pertumbuhan dan panen cepat sehingga dinilai lebih menguntungkan
untuk dibudidayakan. Adapun ikan jelawat dipanen pada umur 6 - 10 bulan
(Abrar et al., 2015).
Pertumbuhan ikan didefinisikan sebagai perubahan ikan dalam berat,
ukuran, maupun volume seiring dengan berubahnya waktu. Pertumbuhan ikan
dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal merupakan faktor-
faktor yang berhubungan dengan ikan seperti umur, dan sifat genetik ikan yang
meliputi keturunan, kemampuan untuk memanfaatkan makanan dan ketahanan
terhadap penyakit. Faktor eksternal merupakan faktor yang berkaitan dengan
lingkungan tempat hidup ikan yang meliputi sifat fisika dan kimia air, ruang gerak
dan ketersediaan makanan dari segi kualitas dan kuantitas (Mudjiman (1998).
1.2. Permasalahan

Permasalahan dari kegiatan praktik kerja lapang di Balai Perikanan


Budidaya Air Tawar (BPBAT) Mandiangin, Kabupaten Banjar, Provinsi
Kalimantan Selatan yaitu adalah kurangnya informasi tentang data pertumbuhan
ikan Jelawat (Leptobarbus hoevenii) serta ikan jelawat sangat jarang ditemukan
dipasaran sehingga perlu dikaji permasalahan tersebut guna tetap menjaga
populasi serta mendukung penjualan dipasaran.
1.3. Tujuan

Tujuan dari kegiatan praktik kerja lapang, antara lain :


1. Mengatahui hubungan panjang dan berat ikan jelawat (Leptobarbus
hoevenii)
2. Mengetahui apa saja yang mempengaruhi pertumbuhan ikan jelawat
(Leptobarbus hoevenii)
3

1.4. Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari kegiatan Praktik Kerja Lapang sebagai berikut :
1. Bagi Instansi Pemerintah, Perusahaan Swasta dan BUMN
1. Realisasi dan adanya misi sebagai fungsi dan tanggung jawab sosial
kelembagaan.
2. Kemungkinan menjalin hubungan yang teratur, sehat dan dinamis antara
instansi/perusahaan dengan Lembaga Perguruan Tinggi.
3. Menumbuhkan kerjasama yang saling menguntungkan dan bermanfaat
bagi pihak-pihak yang terlibat.
2. Bagi Mahasiswa
1. Melatih keterampilan mahasiswa program diploma dan sarjana sesuai
dengan pengetahuan yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan di
Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan FPK ULM.
2. Belajar mengenal dinamika dan kondisi nyata dunia kerja pada unit-unit
kerja, baik dalam lingkungan pemerintah maupun perusahaan.
3. Mengembangkan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah dan mencoba
menemukan sesuatu yang baru yang belum diperoleh dari pendidikan
formal.
3. Bagi Perguruan Tinggi
Mendapatkan umpan balik untuk menyempurnakan kurikulum yang sesuai
dengan kebutuhan di lingkungan instansi/perusahaan dan tuntutan
pembangunan pada umumnya. Perguruan Tinggi dapat mewujudkan konsep
link and match dalam meningkatkan kualitas layanan pada stakeholders.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Ikan jelawat (Leptobarbus hoevenii)

Ikan jelawat (Leptobarbus hoevenii) merupakan salah satu ikan asli


Indonesia yang memiliki potensi ekonomis tinggi. Ikan jelawat memiliki harga
jual sebesar Rp. 60.000,00/kg pada bulan Agustus 2018 di daerah Kalimantan
Tengah seperti Malaysia dan Brunei bahkan mengimpor ikan jelawat untuk
memenuhi kebutuhan pasar. Hal ini menjadikan ikan jelawat sebagai komoditas
yang potensial untuk dikembangkan (Rusliadi et al., 2015).
Ikan jelawat mudah dibudidayakan akan tetapi banyak masyarakat yang
enggan membudidayakan ikan ini. Masyarakat lebih memilih jenis ikan lain,
seperti ikan lele, ikan nila, ikan mas, dan ikan lainnya karena masa pertumbuhan
dan panen cepat sehingga dinilai lebih menguntungkan untuk dibudidayakan.
Adapun ikan jelawat dipanen pada umur 6 - 10 bulan (Abrar et al., 2015).
Pembesaran ikan jelawat dalam hal pemberian pakan merupakan salah satu
faktor penentu keberhasil-an pertumbuhan dan perkembangan individu yang
dipelihara. Pertumbuhan ikan jelawat terbaik yaitu pada pemberian pakan dengan
kandungan protein 38%. Pada tingkat kebutuhan protein tersebut nilai FCR yang
didapat sebesar 1,70 (Farahiyah et al., 2017).
2.2. Klasifikasi Ikan Jelawat (Leptobarbus hoevenii)

Ikan Jelawat (Leptobarbus hoevenii) di klasifikasikan sebagai berikut :


Famili : Cyprinidae
Genus : Leptobarbus
Spesies : Leptobarbus hoevenii.
Nama lokal ikan jelawat di Jambi, Sumatera Selatan dan Lampung yaitu
Lemak atau Klemak, Dikenal dengan nama manjuhan di Kalimantan Tengah,
Sultan di Malaysia dan Pla Ba di Thailand. Namun saat berukuran kecil antara
10-20 cm dinamakan Jelejar di Jambi, Sumatera Selatan dan Lampung. Nama
dagang internasionalnya adalah hoven’s carp (Kottelat et al., 1993).

4
5

Gambar 2.1. Ikan Jelawat (Leptobarbus hoevenii)


2.3. Habitat Ikan Jelawat (Leptobarbus hoevenii)

Ikan jelawat (Leptobarbus hoevenii) adalah salah satu jenis ikan lokal
yang hidup di perairan tawar. Ikan jelawat banyak ditemui di sungai. Habitat
yang disukai ikan jelawat adalah anak-anak sungai yang berlubuk dan berhutan
di bagian pinggirnya. Ikan jelawat umumnya mendiami perairan bebas
Kalimantan dan Sumatra. Habitat ikan jelawat adalah bagian-bagian sungai yang
banyak akar terbenam dalam air atau bagian- bagian lain yang dinaungi pohon
besar, terutama pohon- pohon yang buahnya dapat dimakan jika jatuh ke air.
Misalnya buah Tengkawang, bijinya banyak mengandung lemak, biji karet, atau
bunga - bunga di permukaan air. Ikan jelawat tergolong ikan omnivora, antara
lain daun singkong, daun pepaya, ampas kelapa, dan daging ikan yang telah
dicincang (Rimalia, 2014).
2.4. Morfologi Ikan Jelawat (Leptobarbus hoevenii)

Ikan jelawat memiliki bentuk tubuh agak bulat dan memanjang yang
menandakan bahwa ikan ini termasuk perenang cepat. Kepala bagian sebelah
atas agak mendatar, mulut berukuran sedang, garis literal tidak terputus, pada
sirip dada dan perut terdapat warna merah gurat sisi melengkung agak ke
bawah, serta memiliki 2 pasang sungut. Ikan jelawat memiliki sisik yang besar -
besar, mempunyai bentuk badan yang memanjang. Mulut jelawat lebar dan di
ujung moncong agak ke bawah, dan dapat dijulurkan ke depan seperti bibir ikan
karper (Saputra et al., 2016).
6

2.5. Pertumbuhan Ikan Jelawat (Leptobarbus hoevenii)

Pertumbuhan didefinisikan sebagai perubahan ikan dalam berat, ukuran,


maupun volume seiring dengan berubahnya waktu. Pertumbuhan ikan
dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal merupakan
faktor-faktor yang berhubungan dengan ikan seperti umur dan sifat genetik ikan
yang meliputi keturunan, kemampuan untuk memanfaatkan makanan dan
ketahanan terhadap penyakit. Faktor eksternal merupakan faktor yang berkaitan
dengan lingkungan tempat hidup ikan yang meliputi sifat fisika dan kimia air,
ruang gerak dan ketersediaan makanan dari segi kualitas dan kuantita
(Mudjiman, 1998).
Pertumbuhan merupakan parameter budidaya yang harus dicapai, karena
pertumbuhan akan menentukan nilai produksi yang diharapkan. Pertumbuhan
dapat juga diartikan sebagai pertumbuhan bentuk ikan baik panjang dan berat
sesuai dengan pertambahan waktu. Faktor penting yang mempengaruhi
pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan selain pakan adalah kualitas air
terutama suhu. Karena suhu dapat mempengaruhi pertumbuhan dan nafsu
makan ikan (Rudiyanti & Ekasari, 2009).
2.6. Siklus Hidup Ikan Jelawat (Leptobarbus hoevenii)

Siklus hidup ikan jelawat di alam di mulai dari Induk-induk yang hidup di
kolom air di sungai-sungai besar seperti sungai utama dibagian tengah dan
bagian hulu dari daerah pasang surut. Benih hidup di hutan-hutan rawang/rawa
banjiran sampai pada akhir musim penghujan kemudian bermigrasi ke sungai
utama sampai berukuran dewasa. Begitulah siklus kehidupan ikan jelawat yang
berada dialam (Agus & Krismono, 2006).
Siklus hidup ikan di tempat budidaya tidak mengalami banyak perbedaan
dengan yang ada dialam, hal ini dikarenakan agar ikan dapat dengan mudah
beradaptasi dengan lingkungan barunya. Siklus ikan di tempat budidaya di awali
dengan benih ikan yang hidup di kolam pembenihan dengan jumlah ribuan
benih pada satu kolam dengan ukuran 15 meter x 5 meter kedalaman 1 meter,
ikan jelawat yang menjadi dewasa akan dibagi menjadi 20 ikan per kolam dngan
ukuran 12 meter x 5 meter dan ikan dewasa akan tetap dikolam pembesaran
sampai ikan tersebut matang gonad.
BAB 3. RENCANA KERJA PRAKTIK

3.1. Waktu dan Tempat

Praktik Kerja Lapang Akan Dilaksanakan Pada Senin, 9 November


2020 Sampai 8 Desember 2020 Di Instalasi Budidaya Ikan Bincau,
Cabang dari Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Mandiangin,
Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan. Peta Lokasi Praktik Kerja
Lapang dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1. Peta Lokasi Praktik Kerja Lapang


3.2. Metode Kerja

Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan


rencana yang sudah disusun dalam kegiatan agar tujuan yang diinginkan
dapat dicapai secara optimal. Metode ialah cara kerja yang bersistem untuk
memulai pelaksanaan suatu kegiatan penilaian guna mencapai tujuan yang
telah ditemtukan (Sangidu, 2004).

7
8

3.3. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan pada Praktik Kerja Lapang (PKL) sebagai


berikut:
3.3.1. Data Primer

Data primer adalah data yang langsung dari dan segera diperoleh dari
sumber data oleh penyelidik untuk tujuan khusus. Sumber primer adalah sumber
asli, sumber tangan pertama penyelidik. Data primer diperoleh secara langsung
dari pencatatan hasil observasi, wawancara, partisipasi aktif dan deskriptif.
(Surakhmad, 1985).
3.3.1.1. Observasi

Metode Observasi merupakan pengumpulan data dengan pengamatan


langsung dan pencatatan secara sistematis terhadap obyek yang akan diteliti.
Metode observasi adalah suatu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis baik secara
langsung maupun secara tidak langsung pada tempat yang diamati. Teknis
pengumpulan data dengan menggunakan metode observasi dilakukan dengan
peninjauan lokasi secara langsung dan mencatat serta mendokumentasikan segala
hasil pengamatan analisis situasi. Hadi (2014).
Observasi adalah mengumpulkan data atau keterangan yang harus
dijalankan dengan melakukan usaha-usaha pengamatan secara langsung ke tempat
yang akan diselidiki. metode observasi merupakan suatu pengamatan langsung
menggunakan alat indera atau instrument sebagai alat bantu untuk penginderaan
suatu subjek atau objek merupakan basis sains (Kurniawan, 2011)
3.3.1.2. Wawancara

Wawancara adalah suatu percakapan yang diarahkan pada suatu masalah


tertentu dan merupakan proses tanya jawab lisan di mana dua orang atau lebih
berhadapan secara fisik. Wawancara dalam hal tersebut adalah metode
pengambilan data dengan cara bertanya langsung pada narasumber seperti
Karyawan Unit Pelaksanaan Teknis, terkait topic yang akan dianalisis. Ada tujuh
langkah dalam penggunaan wawancara untuk mengumpulkan data dalam
penelitian kualitatif (Sugiyono, 2007), yaitu:
1. Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan.
9

2. Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan.


3. Mengawali atau membuka alur wawancara.
4. Menginformasikan iktisar hasil wawancara dan mengakhirinya.
5. Menulis hasil wawancara kedalam catatan lapangan.
6. Mengindentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh
7. Data dengan menggunakan metode wawancara didapatkan dari kegiatan
tanya jawab dengan pegawai yang menjadi pembimbing selama kegiatan
magang dan kepada staf yang berwenang.
3.3.2. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan untuk maksud selain
menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Data ini dapat ditemukan dengan
cepat. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah literatur,
artikel, jurnal serta situs di internet yang berkenaan dengan penelitian yang
dilakukan (Sugiyono, 2009).
3.4. Analisis Data
Pengukuran Panjang Total Dan Bobot Ikan
Hubungan panjang dan berat ikan dan hubungannya dengan bobot
dinyatakan dalam rumus :

W= a Lb
W = Berat (gram)
L = panjang ikan (mm)
a = intersep
b = slope
Logaritma persamaan tersebut adalah:
Log W = Log a + b Log L
Nilai Log a berasal dari rumus :
log a=∑ logW x ∑ ( logL ) −∑ logL x ∑ ¿ ¿ ¿ ¿
2

Nilai konstanta b dapat dihitung menggunakan rumus berikut:


∑ log W −( n x log a )
b=
∑log L
10

Keterangan:
Menguji nilai b = 3 atau b ≠ 3 dilakukan uji-t (uji parsial), dengan hipotesis :
a. Bila b>3 Allometrik positif (pertambahan berat lebih dominan)
b. Bila b<3 Allometrik negatif (pertambahan panjang lebih dominan)
3.5. Program Kerja

Rencana Program Kerja PKL ini disusun sebagai pedoman dalam


melaksanakan kegiatan PKL agar lebih terkonsep dan dapat terealisasi dengan
baik. Apabila kemungkinan terjadinya perubahan dalam bentuk penambahan
maupun pengurangan akan disesuaikan dengan keadaan di lokasi. Program kerja
yang akan dilaksanakan pada saat Praktik Kerja Lapang (PKL) di Instalasi
Budidaya Ikan Bincau dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Kegiatan yang dilakukan dilapangan
No Kagiatan Waktu

1. Pengenalan Instalasi Budidaya Ikan


08.00 – 14.00
Bincau
2. Mengukur panjang dan berat ikan lele
14.00 – 17.00
3. Melakukan Pemijahan secara semi
09.00 – 12.00
alami yaitu stripping ikan lele
4. Seleksi ikan jantan dan betina guna
untuk dipisahkan apabila matang 09.00 – 12.00
gonad
BAB 4. GAMBARAN UMUM LOKASI PRAKTIK

4.1. Lokasi Geografis dan Sekitarnya

Secara geografis BPBAT Mandiangin terletak pada kaki dalam deretan


pegunungan Meratus yang membentang dari selatan Provinsi Kalimantan Selatan
hingga utara di wilayah Provinsi Kalimantan Timur. Secara administratif
termasuk dalam Desa Mandiangin Barat, Kecamatan Karang Intan, Kabupaten
Banjar, yang berbatasan langsung dengan ; Desa Padang Panjang (sebelah utara),
Desa Kiram (sebelah selatan), Desa Mandiangin Timur (sebelah timur) dan
Kecamatan Cempaka (sebelah barat).
BPBAT Mandiangin memiliki luas lahan 10 Ha dan ketinggian 500-1000
meter diatas permukaan laut, termasuk dalam wilayah yang sebagian besar
merupakan daerah berbukit. Dengan luas 10 Ha, area BPBAT Mandiangin dapat
dibedakan dalam tiga tofografi lahan; 4 Ha merupakan lahan yang relatif rata dan
merupakan bagian tertinggi, dimanfaatkan sebagai lokasi kantor, laboratorium,
asrama, kolam berlapis plastik HDPE dan bangunan gedung lainnya, sedangakan
lahan seluas 2 Ha yang berada dibagian tengah relatif lebih rendah dibuat untuk
unit-unit perkolaman dan disebelah timur dengan luas 4 Ha dibandingkan lahan
bagian tengah lebih tinggi antara 1-3 meter. Foto lokasi Praktik Kerja Lapang
(PKL) dapat dilihat pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1. Lokasi Praktik Kerja Lapang


Sumber: Webset BPBAT Mandiangin

11
12

4.2. Historis Kelembagaan

Berdirinya Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Mandiangin


dimulai dengan dibentuknya Loka Budidaya Air Tawar (LBAT) berdasarkan
Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 346/Kpts/OT.201/1994. Pada tanggal
12 Januari 2006, lalu stataus Loka ini berubah menjadi Balai berdasarkan SK
Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor : PER.09/MEN/2006 sehingga berubah
penamaannya menjadi Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Mandiangin.
Selanjutnya, sejak tanggal 3 Februari 2014, berdasarkan Peraturan Menteri
Kelautan dan Perikanan Nomor : 06/PERMEN-KP/2014 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Unit Pelaksanaan Teknis Perikanan Budidaya Air Tawar, Perikanan
Budidaya Air Payau dan Perikanan Budidaya Air Laut, nama BBAT Mandiangin
berubah menajdi Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Mandiangin.

4.2. Visi dan Misi

Visi dan Misi BPBAT Mandiangin sebagai berikut:


Visi :
Mewujudkan Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Mandiangin sebagai
Pusat Pelayanan dan Pengawalan Teknologi Budidaya Air Tawar yang Berdaya
Saing, Berkelanjutan dan Ramah Lingkungan.
Misi :
1. Mewujudkan kemandirian perikanan pembudidaya melalui pemanfaatan
sumberdaya berbasis pemberdayaan masyarakat.
2. Mewujudkan produk perikanan budidaya berdaya saing melalui peningkatan
teknologi inovatif.
3. Memanfaatkan sumberdaya perikanan budidaya secara berkelanjutan.

4.3. Struktur Organisasi

Struktur organisasi BPBAT Mandiangin dapat dilihat pada gambar 4.2.


13

Gambar 4.2. Struktur organisasi BPBAT Mandiangin


(Sumber : Webset BPBAT Mandiangin)

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan tersebut, struktur organisasi


dan tata kerja Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Mandiangin terdiri dari :

1. Sub Bagian Tata Usaha, mempunyai tugas untuk melakukan penyiapan bahan
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi pelaporan keuangan,
kegiatan teknis, anggaran, pengelolaan kepegawaian, tata laksana, barang milik
negara, rumah tangga, dan ketatausahaan.
2. Seksi Pengujian dan Dukungan Teknis, mempunyai tugas untuk melakukan
penyiapan bahan pelaksanaan layanan pengujian laboratorium persyaratan
kelayakan teknis, kesehatan ikan dan lingkungan, produksi induk induk unggul,
benih bermutu, dan sarana produksi, serta bimbingan teknis perikanan
budidaya air tawar.
3. Seksi Uji Terap Teknik dan Kerjasama, mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan pelaksanaan uji terap teknik, standardisasi, sertifikasi, kerja
sama teknis, pengelolaan dan pelayanan sistem informasi, serta publikasi
perikanan budidaya air tawar.
4. Kelompok Jabatan Fungsional, mempunyai tugas melaksanakan kegiatan
perekayasaan, pengujian, penerapan dan bimbingan penerapan
standar/sertifikasi perbenihan dan pembudidayaan ikan air tawar, pengendalian
hama dan penyakit ikan, pengawasan benih dan pembudidayaan, dan
penyuluhan serta kegiatan lain sesuai tugas masing-masing jabatan fungsional
berdasarkan peraturan perundang undangan yang berlaku. Jabatan Fungsional
yang ada di Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Mandiangin sampai dengan
bulan Desember 2014 adalah Perekayasa, Teknisi Litkayasa, Pengawas
Perikanandan Pengendali Hama Penyakit Ikan.
BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Perhitungan Panjang dan berat Ikan Jelawat (Leptobarbus hoevenii)

Hasil yang didapatkan pada Praktik Kerja Lapang Mengukur panjang dan
berat induk ikan jelawat (Leptobarbus hoevenii) di Instalasi Budidaya Ikan Bincau
yaitu dapat dilihati pada Tabel 5.1.
Tabel 5.1. Perhitungan Panjang dan berat Ikan ikan Jelawat (Leptobarbus
hoevenii)

Panjan W
N Log Log L . ∑(Log Log
g/L (gram Log L Log L2 Log a
o W Log W L) 2 b
(cm) )
3.10816
1 58 cm 2400 1.763 3.381 5.960703
9
3.16128
2 60 cm 2500 1.778 3.397 6.039866
4
3.16128
3 60 cm 2700 1.778 3.431 6.100318
4
3.16128
4 60 cm 3000 1.778 3.477 6.182106
4
-
3.16128
5 60 cm 3000 1.778 3.477 6.182106 665,66 2.312
4
6
3.21126
6 62 cm 2800 1.792 3.447 6.177024
4
3.21126
7 62 cm 3200 1.792 3.505 6.28096
4
3.23640
8 63 cm 3200 1.799 3.505 6.305495
1
3.28334
9 65 cm 3400 1.812 3.531 6.398172
4
3.28334
10 65 cm 3500 1.812 3.544 6.421728
4
17.88 34.69 620.4159 31.9789 319.76

2 5 9 2 5

Hasil Tabel 5.1. diketahui pada perhitungan pertama didapatkan ikan


dengan panjang 58 cm, berat 2400 gram, setelah panjang 58 cm dilogaritmakan
didapatkan hasil 1.763, kemudian berat 2400 gram di logaritmakan maka
didapatkan hasil 3.381, setelah didapatkan logaritma panjang dan logaritma berat
dikalikan didapatkan hasil 5.960, selajutnya dilakukan hasil perhitungan logaritma
panjang yang dikuadratkan didapatkan hasil 3.108.
Perhitungan ikan kedua didapatkan ikan dengan panjang 60 cm, berat
2500 gram, setelah panjang 60 cm dilogaritmakan didapatkan hasil 1.778,

14
15

kemudian berat 2500 gram di logaritmakan maka didapatkan hasil 3.397, setelah
didapatkan logaritma panjang dan logaritma berat dikalikan didapatkan hasil
6.039, selajutnya dilakukan hasil perhitungan logaritma panjang yang
dikuadratkan didapatkan hasil 3.161.
Perhitungan ikan ketiga didapatkan ikan dengan panjang 60 cm, berat
2700 gram, setelah panjang 60 cm dilogaritmakan didapatkan hasil 1.778,
kemudian berat 2700 gram dilogaritmakan maka didapatkan hasil 3.431, setelah
didapatkan logaritma panjang dan logaritma berat dikalikan didapatkan hasil
6.100, selajutnya dilakukan hasil perhitungan logaritma panjang yang
dikuadratkan didapatkan hasil 3.161.
Perhitungan ikan keempat didapatkan ikan dengan panjang 60 cm, berat
3000 gram, setelah panjang 60 cm dilogaritmakan didapatkan hasil 1.778,
kemudian berat 3000 gram di logaritmakan maka didapatkan hasil 3.477, setelah
didapatkan logaritma panjang dan logaritma berat dikalikan didapatkan hasil
6.182, selajutnya dilakukan hasil perhitungan logaritma panjang yang
dikuadratkan didapatkan hasil 3.161.
Perhitungan ikan kelima didapatkan ikan dengan panjang 60 cm, berat
3000 gram, setelah panjang 60 cm dilogaritmakan didapatkan hasil 1.778,
kemudian berat 3000 gram di logaritmakan maka didapatkan hasil 3.477, setelah
didapatkan logaritma panjang dan logaritma berat dikalikan didapatkan hasil
6.182, selajutnya dilakukan hasil perhitungan logaritma panjang yang
dikuadratkan didapatkan hasil 3.161.
Perhitungan ikan keenam didapatkan ikan dengan panjang 62 cm, berat
2800 gram, setelah panjang 62 cm dilogaritmakan didapatkan hasil 1.792,
kemudian berat 2800 gram di logaritmakan maka didapatkan hasil 3.447, setelah
didapatkan logaritma panjang dan logaritma berat dikalikan didapatkan hasil
6.177, selajutnya dilakukan hasil perhitungan logaritma panjang yang
dikuadratkan didapatkan hasil 3.211.
Perhitungan ikan ketujuh didapatkan ikan dengan panjang 62 cm, berat
3200 gram, setelah panjang 62 cm dilogaritmakan didapatkan hasil 1.792,
kemudian berat 3200 gram di logaritmakan maka didapatkan hasil 3.505, setelah
didapatkan logaritma panjang dan logaritma berat dikalikan didapatkan hasil
16

6.280, selajutnya dilakukan hasil perhitungan logaritma panjang yang


dikuadratkan didapatkan hasil 3.211.
Perhitungan ikan kedelapan didapatkan ikan dengan panjang 63 cm, berat
3200 gram, setelah panjang 63 cm dilogaritmakan didapatkan hasil 1.799,
kemudian berat 3200 gram di logaritmakan maka didapatkan hasil 3.505, setelah
didapatkan logaritma panjang dan logaritma berat dikalikan didapatkan hasil
6.305, selajutnya dilakukan hasil perhitungan logaritma panjang yang
dikuadratkan didapatkan hasil 3.236.
Perhitungan ikan kesembilan didapatkan ikan dengan panjang 65 cm, berat
3400 gram, setelah panjang 65 cm dilogaritmakan didapatkan hasil 1.812,
kemudian berat 3400 gram di logaritmakan maka didapatkan hasil 3.531, setelah
didapatkan logaritma panjang dan logaritma berat dikalikan didapatkan hasil
6.398, selajutnya dilakukan hasil perhitungan logaritma panjang yang
dikuadratkan didapatkan hasil 3.283.
Perhitungan ikan kesepuluh didapatkan ikan dengan panjang 65 cm, berat
3500 gram, setelah panjang 65 cm dilogaritmakan didapatkan hasil 1.812,
kemudian berat 3500 gram di logaritmakan maka didapatkan hasil 3.544, setelah
didapatkan logaritma panjang dan logaritma berat dikalikan didapatkan hasil
6.421, selajutnya dilakukan hasil perhitungan logaritma panjang yang
dikuadratkan didapatkan hasil 3.283. Perhitungan dari total logaritma panjang
berjumlah 17.882, kemudian jumlah dari logaritma berat berjumlah 34.695,
perkalian dari logaritma panjang dan logaritma berat berjumlah 620.415,
kemudian total logaritma panjang yang dikuadratkan berjumlah 31.978,
perhitungan hasil dari total logaritma panjang dikuadratkan didapatkan hasil
319.765, setelah itu didapatkan nilai logaritma a dan b yaitu log a = - 665,666 dan
logaritma b = 2.313. Perhitungan nilai log a dan log b dapat dilihat dalam
perhitungan dibawah ini.
Perhitungan panjang dan berat ikan dinyatakan dalam rumus berikut :
log a=∑ logW x ∑ ( logL2 ) −∑logL x ∑ ¿ ¿ ¿ ¿

34.695 x 31.978−17.882 x 620.415


log a=
10 x 31.978−319.765
17

1.109.47−11.094 .261 −9.985


log a= = =−665,666
319.78−319.765 0.015

b=
∑ log W −( N x log a)
∑ ❑ log L
34.695−(10 x−665.666)
b=
17.882
34.695−(−6,656) 41,351
b= =¿ =¿ 2.312
17.882 17.882
Keterangan:
Menguji nilai b = 3 atau b ≠ 3 dilakukan uji-t (uji parsial), dengan hipotesis :
1. Bila b>3 Allometrik positif (pertambahan berat lebih dominan)
2. Bila b<3 Allometrik negatif (pertambahan panjang lebih dominan)

Hasil pengukuran Ikan Jelawat (Leptobarbus hoevenii) pada praktik kali


ini dilakukan pengukuran sebanyak 10 ikan, bertujuan untuk mengetahui
pertumbuhan rata-rata dari suatu stok ikan. Pengukuran ikan jelawat terdapat 10
ikan yang berat dan panjangnya berbeda – beda sehingga dapat diketahui
pertumbuhannya apakah ikan tersebut termasuk gemuk atau kurus. Pengukuran
menggunakan alat yang sederhana, yaitu meteran dan timbangan. Setelah data
terkumpul, kemudian data tersebut diolah ke dalam Microsoft excel untuk
mempermudah proses perhitungan.
Perairan alami bobot ikan jelawat yang memijah di perairan Muara Tebo,
Jambi berkisar antara 3,7 – 5 kg, dengan ukuran panjang 46 – 58 cm yang
digolongkan ikan tersebut gamuk atau allometrik positif (Saputra et al., 2016).
Data tersebut dapat dihitung dari log a dan log b untuk mengetahui pertumbuhan
ikan Jelawat. Setelah melakukan perhitungan didapatkan log a = - 665,666 dan log
b = 2,312, berdasarkan hipotesis Bila b<3 Allometrik negatif maka pertambahan
panjang lebih dominan dibandingkan berat. Diketahui bahwa panjang Ikan
Jelawat lebih besar ketimbang beratnya, oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa
ikan tersebut termasuk ikan yang kurus atau alometrik negative.
5.2. Pemberian pakan Ikan Jelawat (Leptobarbus hoevenii)
Makanan merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap
pertumbuhan setiap organisme di alam atau dengan kata lain laju pertumbuhan
18

setiap ikan akan terhambat bila kebutuhan makanan Pemberian pakan dalam
jumlah yang sesuai dengan kebutuhan. Makanan yang berlebihan tidak dapat
dimanfaatkan oleh ikan. Beragamanya waktu pemberian pakan bertujuan untuk
mengahasilkan pertumbuhan yang baik (Mudjiman, 1985).
Pemberian Pakan dilakukan 2 kali sehari yaitu pada pukul 08.00 WIB dan
sore hari pukul 16.00 WIB. Jenis pakan untuk benih ikan yaitu PF800 dalam
sekali pemberian pakai mencapai 14,0 gram dan sore hari bisa kurang dari 14,0
gram sedangkan jenis pakan pada induk jelawat yaitu Legami dalam sekali
pemberian pakai mencapai 38 gram dan sore hari bisa kurang dari 38 gram dalam
20 ikan per kolam. pemberian pakan yang harus diperhatikan adalah jumlah pakan
yang cukup, waktu pemberian yang tepat, dan nutrisi yang sesuai dengan
kebutuhan ikan. Nutrisi tersebut meliputi protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan
mineral. Sumber nutrisi dapat berasal dari pakan alami dan buatan (pelet).
Pemberian pakan 2 dan 3 kali sehari pada ikan jelawat juga tidak memberikan
pengaruh nyata terhadap pertumbuhan berat mutlak. Laju pertumbuhan ikan
berhubungan juga dengan ketepatan antara frekuensi pakan yang diberikan dengan
kapasitas isi lambung. Jumlah pakan yang sesuai dengan kapasitas lambung serta
waktu pemberian pakan yang sesuai dengan waktu ikan membutuhkan pakan,
maka perlu diperhatikan karena pada saat itu ikan sudah dalam kondisi lapar
(Sunarno, 1991).
Ikan jelawat bersifat omnivora atau pemakan segala, cenderung herbivora,
di dalam usus ditemukan biji-bijian, buah-buahan dan tumbuhan air. Bagian usus
benih jelawat ditemukan berbagai jenis plankton, alga dan larva serangga air.Ikan
jelawat yang berukuran besar bersifat omnivora yang cenderung herbivore. Ikan
jelawat yang diberi pakan berbentuk pelet cenderung tumbuh lebih cepat dari pada
yang diberi pakan berbentuk gumpalan. Faktor yang menjadi alasan utama ikan
tdikategorikan sebagai ikan yang kurus yaitu bisa terjadi karena memang
kurangnya makanan yang diterima ikan tersebut atau mungkin gizi dan kesehatan
ikan yang sedang terganggu, selain itu ada juga yang menyebutkan bahwa kondisi
perairan sangat mempengaruhi bobot dari suatu ikan, hal ini juga berdampak
langsung dengan seberapa sering ikan tersebut berenang (Sunarno 1991).
BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari kegiatan Praktik Kerja Lapang di Instalasi


Budidaya Ikan Bincau yaitu:
1. Hasil pengukuran panjang dan berat induk ikan berdasarkan perhitungan
yaitu log a = - 665,666 dan log b = 2,312 dapat disimpulkan bahwa nilai b<3
disebut Allometrik negative atau ikan termasuk ikan yang kurus karena
panjang Ikan Jelawat lebih besar ketimbang beratnya.
2. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ikan jelawat yaitu pakan. Pakan
sengat berpengaruh terhadap pertumbuhan ikan karena kurangnya makanan
yang diterima ikan tersebut sehingga bobot ikan terganggu.

6.2. Saran

Mahasiswa yang melaksanakan praktik kerja lapang di harapkan lebih


kritis lagi dalam kegiatan ini agar lebih memahami dan menguasai proses
kegiatan. Mahasiswa dapat melakukan insiatif sendiri terkait perencanaan tempat
praktik kerja lapang dan topik yang ingin diambil.

19
DAFTAR PUSTAKA

Abrar, M.Z., Edison, dan Sumarto. 2015. Profil asam amino ikan jelawat
(Leptobarbus hoevenii) berdasarkan perbedaan umur panen. Jurnal Online
Mahasiswa, 1-10.
Effendie, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan
Lingkungan Perairan. Yogyakarta. (168-169).
Farahiyah, I.J., A.R.Z. Abidin, A. Ahmad, dan H.K. Wong. 2017. Optimum
Protein Requirement for the Growth of Jelawat Fish (Leptobarbus
hoevenii). Mal.J. Anim.Sci, 20(2): 39-46.
Hadi, S. 2014. Penelitian Research. BPFE: Yogyakarta

Kurniawan, D. 2011. Pembelajaran Terpadu. Bandung: Pustaka Cendikia Utama


Mudjiman, A. 1998. Makanan Ikan. Penebar Swadaya. Jakarta. 190 hlm.
Rimalia, A. 2014. Perbandingan Induk Jantan dan Betina Terhadap Keberhasilan
Pembuahan dan Daya Tetas Telur Ikan Jelawat (Leptobarbus hoevenii).
ZIRAA’AH, Volume 39 Nomor 3, Oktober 2014 Halaman 114-118. ISSN
Elektronik 2355-3545.
Rusliadi, I. Putra, dan Syafriyandi. 2015. Pemeliharaan Benih Ikan Jelawat
(Leptobarbus hoeveni Blkr) dengan Padat Tebar yang Berbeda pada
Sistem Resirkulasi dan Akuaponik. Berkala Perikanan Terubuk, 43(2): 1-
13.
Rudiyanti, S. Astri Diana Ekasari. 2009. Pertumbuhan Dan Survival Rate Ikan
Mas (Cyprinus Carpio) Pada Berbagai Konsentrasi Pestisida  Regent 0,3
G. Jurnal Saintek Perikanan.
Surakhmad, W. 1985. Pengantar Penelitian Ilmiah: Dasar, Metode, dan Teknik.
Bandung, Tarsito.
Selawati, Nur. 2019. The Effect Of Rgh Addition On Artificial Feed On Hoven’s
Carp Growth, Leptobarbus Hoevenii (Bleker, 1851). E-Jurnal Rekayasa
Dan Teknologi Budidaya Perairan.
Sangidu. 2004. Metode Penelitian Sastra, Pendekatan Teori, Metode dan Kiat.
Universitas Gadjah Mada: Yogyakarta.
Sunarno MTD. 1991. Pemeliharaan ikan jelawat (Leptobarsa hoevenii) dengan
frekuensi pemberian pakan berbeda. Bui. Perik. Darat 10(2), 76-80.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung:Afabeta.
Sunarno MTD. (1991). Pemeliharaan ikan jelawat (Leptobarbus hoevenii) dengan
frekuensi pemberian pakan berbeda. Bui. Perik. Darat, 10(2): 76-80.

20
21

Yanto, H. 2009. Penggunaan MS-222 dan Larutan Garam pada Transportasi Ikan
Jelawat (Leptobarbus hoevenii) Ukuran Sejari. Jurnal Ilmu-ilmu Perairan
dan Perikanan Indonesia. (16)1: 47-54.
22

Lampiran 1. Peta Lokasi Instansi Budidaya Ikan Air Tawar Bincau


23

Lampiran 2. Kegiatan Membersihkan Kolam


24

Lampiran 3. Kegiatan Menyeleksi Ikan Betina dan Jantan


25

Lampiran 4. Kegiatan Mempacking Ikan yang akan Di kirim Keluar Daerah


26

Lampiran 5. Kegiatan Mengukur Panjang dan Berat Ikan Jelawat (Leptobarbus


hoevenii)

Lampiran 6. Kegiatan Pemijahan Secara Semi Buatan (Stipping)


27
28
29
30
31
32

Anda mungkin juga menyukai