Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR

KONSUMSI OKSIGEN PADA IKAN BANDENG (Chanos


chanos)

Disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas laporan akhir praktikum
Mata Kuliah Fisiologi Hewan Air semester ganjil

Disusun oleh :

Farah Khairunnisa 230110160088


Omar Farouq Alfarizi 230110160105
Kintan Prameswari Finef 230110160116

Kelas :
Perikanan B / Kelompok 2

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR

2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat ALLAH SWT. karena atas berkat dan rahmat-Nya
lah kami dapat menyelesaikan laporan akhir yang berjudul “Konsumsi oksigen
pada ikan bandeng (Chanos chanos)” sebagai salah satu persyaratan untuk
memenuhi laporan akhir praktikum Fisiologi Hewan Air. Hasil laporan ini
diharapkan akan mampu memberikan pengertian lebih jauh mengenai tingkat
konsumsi oksigen pada ikan. Kami selaku penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada dosen mata kuliah Fisiologi Hewan Air, asisten laboratorium
praktikum Fisiologi Hewan Air serta teman-teman kami sekalian karena
bantuannya dalam proses pengerjaan laporan akhir ini.
Akhir kata semoga laporan ini dapat berguna bagi semua pihak
dalam pengembangan pengetahuan di bidang perikanan.

Jatinangor, November 2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI

BAB Halaman
DAFTAR TABEL ............................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................... vi
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Tujuan....................................................................................... 2
1.3 Kegunaan .................................................................................. 2
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Biologi Ikan Bandeng............................................................... 3
2.1.1 Klasifikasi................................................................................. 3
2.1.2 Morfologi ................................................................................. 4
2.1.3 Habitat ...................................................................................... 6
2.2 Kebutuhan Oksigen Ikan .......................................................... 6
III BAHAN DAN METODE
3.1 Tempat dan Waktu ................................................................... 9
3.2 Alat dan Bahan ......................................................................... 9
3.3 Metode Praktikum .................................................................... 9
3.4 Prosedur Praktikum .................................................................. 10

IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil ......................................................................................... 11
4.1.1 Hasil Kelompok........................................................................ 11
4.1.2 Hasil Angkatan ......................................................................... 11
4.2 Pembahasan .............................................................................. 13
4.2.1 Pembahasan Data Kelompok ................................................... 14
4.2.2 Pembahasan Data Angkatan ..................................................... 15
V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan................................................................................... 17
5.2 Saran ......................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................... 18
LAMPIRAN ..................................................................................... 20

iii
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman


1 Alat yang digunakan dalam praktikum ........................................... 9
2 Bahan yang digunakan dalam praktikum ........................................ 9

iv
DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman


1 Ikan bandeng (Chanos chanos) ....................................................... 4
2 Morfologi dan anatomi ikan bandeng (Chanos chanos) ................. 5
3 Prosedur praktikum ......................................................................... 10
4 Hasil pengamatan kelompok 2 ........................................................ 11
5 Hasil pengamatan kelas perikanan A .............................................. 12
6 Hasil pengamatan kelas perikanan B .............................................. 12
7 Hasil pengamatan kelas perikanan C .............................................. 13
8 Hasil pengamatan kelas kelautan .................................................... 13
9 Rata-rata laju konsumsi oksigen ikan bandeng angkatan ................ 13

v
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman


1 Alat praktikum................................................................................. 20
2 Bahan praktikum ............................................................................. 20
3 Kegiatan praktikum ......................................................................... 21
4 Data Kelompok ............................................................................... 22
5 Data Angkatan ................................................................................. 22

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Fisiologi Hewan Air merupakan salah satu ilmu dasar yang penting untuk
menjelaskan fungsi tubuh ikan dan hewan akuatik lain pada umumnya. Fisiologi
ikan mencakup proses osmoregulasi, sistem sirkulasi, sistem respirasi, bio-
energetik dan metabolisme, pencernaan, organ-organ sensor, sistem saraf, sistem
endokrin dan reproduksi (Fujaya 1999).
Oksigen sebagai bahan pernafasan dibutuhkan oleh sel untuk berbagai reaksi
metabolism. Oleh sebab itu, kelangsungan hidup ikan sangat di tentukan oleh
kemampuannya memperoleh oksigen yang cukup dari lingkungannya.
Berkurangnya oksigen terlarut dalam perairan, tentu saja akan mempengaruhi
fisiologi respirasi ikan, dan hanya ikan yang memiliki system respirasi yang
sesuai dapat bertahan hidup (Fujaya 1999).
Kebutuhan oksigen ikan sangat dipengaruhi umur, aktivitas,serta kondisi
perairan. Semakin tua suatu organisme, laju metabolismenya semakin rendah.
Selain itu, umur mempengaruhi ukuran ikan, sedangkan ukuran ikan yang berbeda
membutuhkan oksigen yang berbeda pula. Semakin besar ukuran ikan,jumlah
konsumsi oksigen per mg berat badan semakin rendah. Selain perbedaan ukuran,
perbedaan aktivitas juga menyebabkan perbedaan kebutuhan oksigen. Namun
demikian, pemenuhan kebutuhan ini sangat ditentukan oleh kondisi oerairan
terutama kelarutan oksigen (Fujaya 1999).
Ikan membutuhkan oksigen untuk proses penguraian makanan dalam
tubuhnaya dan kesemua komponen proses metabolisme membutuhkan oksigen
oleh karna itu termasuk bakteri, prposes masuknya oksigen dengan cara difusi
kedalam tubuh ikan melewati organ insang dan keluarnya CO2 ke
lingkungan perairan bebas diluar tubuh ikan di sebut dengan pernapasan.oleh
karna itu kebutuhan oksigen dalam air harus tetap terjaga karena kekurangan
oksigen akan mengakibatkan biota yang kita pelihara bersaing satu sama lain

1
untuk memenuhi kebutuhan oksigennya yang mengakibatkan stres sampai dengan
kematian total (Firdaus 2011).
Praktikum ini bertujuan untuk menghitung dan mengetahui konsumsi
oksigen pada ikan dengan menggunakan objek pengamatan benih ikan bandeng.

2
2

1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah menghitung konsumsi oksigen pada ikan
laut.

1.3 Kegunaan
Praktikan dapat mengetahui tingkat konsumsi oksigen pada ikan yang hidup
di perairan asin atau laut.
3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Biologi Ikan Bandeng


Ikan bandeng memiliki nama lain, yaitu dikenal dengan Milkfish. Ikan ini
memiliki tubuh langsing dengan sirip ekornya bercabang sehingga mampu
berenang dengan cepat. Warma tubuhnya putih keperak-perakan, mulut
tidak bergerigi sehingga menyukai makanan ganggang biru yang tumbuh
di dasar perairan (herbivora).

Gambar 1. Ikan Bandeng (Chanos chanos)

2.1.1 Klasifikasi
Kingdom : Animalia

Phylum : Chordata

Class : Pisces

Ordo : Actinopterygii

Family : Chanidae

Genus : Chanos

Spesies : Chanos chanos

2.1.2 Morfologi
Ikan bandeng memiliki bentuk tubuh yang memanjang, ramping, pipih dan
oval, pangkal sirip punggung dan dubur tertutup sisik, tipe sisik cycloid
lunak. Panjang ikan ini berkisar antara 5-10 cm bahkan lebih, dan juga
memiliki ketinggian badan berkisar antara 2-4 cm. Sedangkan ukuran
kepala ikan bandeng sejajar atau berukuran seimbang dengan ukuran
badannya yang memiliki bentuk lonjong. Selain itu, ikan bandeng memiliki
4

kepala depan yang mendekati mulut dan sedikit meruncing (Purnomowati


et, al. 2007).
Sirip dada ikan bandeng terbentuk dari lapisan semacam lilin, berbentuk
segitiga, terletak dibelakang insang di samping perut. Sirip punggung pada
ikan bandeng terbentuk dari kulit yang berlapis dan licin, terletak jauh
dibelakang tutup insang dan berbentuk segiempat. Sirip punggung tersusun
dari tulang sebanyak 14 batang. Sirip ini terletak persis pada puncak
punggung dan berfungsi untuk mengendalikan diri ketika berenang. Sirip
perut terletak pada bagian bawah tubuh dan sirip anus terletak di bagian
depan anus. Di bagian paling belakang tubuh ikan bandeng terdapat sirip
ekor berukuran paling besar dibandingkan dengan sirip yang lain. Pada
bagian ujungnya berbentuk runcing, semakin ke pangkal ekor semakin lebar
dan membentuk sebuah gunting terbuka. Sirip ekor ini berfungsi sebagai
kemudi laju tubuhnya ketika bergerak (Purnomowati et, al. 2007).
Ikan bandeng termasuk ikan eurihalin, sehingga ikan bandeng dapat
dijumpai di daerah air tawar, air payau, dan air laut. Selama masa
perkembangannya, ikan bandeng menyukai hidup di air payau atau daerah
muara sungai . Ketika mencapai usia dewasa, ikan bandeng akan kembali ke
laut untuk berkembang biak. Pertumbuhan ikan bandeng relatif cepat, yaitu
1.1-1.7% bobot badan/hari (Sudrajat, 2008), dan bisa mencapai berat rata-
rata 0.60 kg pada usia 5-6 bulan jika dipelihara dalam tambak (Murtidjo,
2002).
Gambar 2. Morfologi dan anatomi ikan bandeng (Chanos chanos)
(Sumber:)

2.1.3 Habitat
Ikan bandeng banyak dikenal sebagai ikan air tawar, habitat asli ikan
bandeng yang sebenarnya di laut, tetapi ikan ini hidup di air tawar dan air
payau. Ikan ini biasanya hidup di perairan littoral. Pada musim kawin.
induk ikan bandeng biasanya hidup berkelompok dan tidak jauh hidup di
5

pantai dengan perairan yang mempunyai karakteristik perairan jernih, dan


pantai berpasir dan berkarang dengan kedalaman air antara 10-30 meter.
2.2 Kebutuhan Oksigen Ikan
Kelangsungan hidup ikan sangat ditentukan oleh kemampuannya dalam
memperoleh oksigen yang cukup dari lingkungannya. Berkurangnya oksigen
terlarut dalam perairan, tentu saja akan mempengaruhi fisiologi respirasi ikan.
Dan hanya ikan yang memiliki sistem respirasi yang sesuai yang dapat bertahan
hidup (Fujaya, 2004). Menurut Ville et, al (1998), konsumsi oksigen digunakan
untuk menilai laju metabolisme ikan sebab sebagian besar energi berasal dari
metabolisme aerobik. Menurut Fujaya (2004) oksigen sebagai bahan pernapasan
dibutuhkan oleh sel untuk berbagai metabolisme yang dalam hal ini ikan bandeng.
BAB III
METODOLOGI

3.1 Tempat dan Waktu


Kegiatan praktikum fisiologi hewan air konsumsi oksigen pada ikan
bandeng (Chanos chanos) dilaksanakan pada pada hari Selasa,31Oktober 2017
yang bertempat di Laboratorium Akuakultur Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Sumedang.

3.2 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum konsumsi oksigen pada
ikan bandeng (Chanos chanos) yaitu:

3.2.1 Alat
Alat yang digunakan dalam praktikumkonsumsi oksigen pada ikan bandeng
(Chanos chanos) yaitu:
Tabel 1. Alat yang digunakan dalam praktikum
No Nama Alat Fungsi
1. Beaker glass Tempat percobaan
2. DO meter Mengukur nilai oksigen terlarut
3. Jam tangan Penunjuk waktu
4. Timbangan Mengukur bobot ikan
Bahan pelapis/ penutup terbuat dari
5. Cling wrap
plastik

3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikumkonsumsi oksigen pada ikan
bandeng (Chanos chanos)yaitu:
Tabel 2. Bahan yang digunakan dalam praktikum
No Nama Bahan Fungsi
1. Ikan bandeng Objek pengamatan

3.3 Metode Praktikum


Metode yang digunakan dalam praktikum konsumsi oksigen pada ikan
bandeng (Chanos chanos) yaitu studi literatur dan observasi.

6
7

3.3.1 Studi Literatur


Menurut Koentjaraningrat teknik kepustakaan merupakan cara
pengumpulan data bermacam-macam material yang terdapat diruang kepustakaan,
seperti koran, buku-buku, majalah, naskah, dokumen dan sebagainya yang relevan
dengan penelitian (Koentjaraningrat 1983dalamSyamsul 2013).

3.3.2 Observasi
Menurut Kamus Ilmiah Populer dalamSuardeyasasri 2010, observasi berarti
suatu pengamatan yang teliti dan sistematis, dilakukan secara berulang-ulang.

3.4 Prosedur Praktikum


Prosedur yang dilakukan dalam praktikum konsumsi oksigen pada ikan lele
(Clarias sp) yaitu:
Disiapkan wadah plastik yang telah diisi air penuh

Diukur oksigen terlarutnya dengan menggunakan DO meter

Ikan ditimbang untuk diukur bobotnya

Dimasukkan ikan dengan hati-hati tanpa ada air yang memercik

Ditutup wadah percobaan dengan cling wrap, agar tidak ada kontak dengan
udara luar

Wadah percobaan dibiarkan selama 30 menit

Setelah selesai, penutup plastik dibuka, ikan dipindahkan secara hati-hati,


jangan sampai terjadi percikan air, lalu oksigen terlarut diukur dengan
menggunakan DO meter

DO awal - DO akhir adalah konsumsi oksigen ikan tersebut


Gambar 3. Prosedur praktikum
8

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Berdasarkan hasil praktikum konsumsi oksigen pada ikan bandeng (Chanos
chanos) didapatkan hasil sebagai berikut:

4.1.1 Hasil Kelompok


Berdasarkan hasil praktikum kelompok 2, konsumsi oksigen pada ikan
bandeng (Chanos chanos) didapatkan hasil (gambar 4) sebagai berikut:

10
5.8
Jumlah oksigen

4.8
5
(mg/L)

1
0
DO awal DO akhir Konsumsi Oksigen
Bobot ikan bandeng 5 gr

Gambar 4. Hasil pengamatan kelompok 2

4.1.2 Hasil Angkatan


Berdasarkan hasil praktikum perikanan dan kelautan 2016, konsumsi
oksigen pada ikan bandeng (Chanos chanos) didapatkan hasil sebagai berikut:

Konsumsi Oksigen Kelas A


3
2.6
Konsumsi Oksigen (mg/l)

2.5 2.2
2 2.1
2
1.5 1.6 1.6 1.5
1.4
1.5 1.2
1 0.9 0.9 0.8 1
1 0.8 0.9 0.9 0.7
0.6
0.4 0.3 0.3
0.5

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Kelompok

Gambar 5.Hasil pengamatan kelas A


9

Konsumsi Oksigen Kelas B


2.5 2.3
2.2
Konsumsi Oksigen (mg/l)
2
2 1.8
1.7
1.6
1.5 1.4
1.3
1.1
1 1 1 1 1
1
0.7
0.6
0.5
0.5 0.4 0.4
0.3
0.1 0.1
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Kelompok

Gambar 6.Hasil pengamatan kelas B

Konsumsi Oksigen Kelas C


3 2.8
2.6
Konsumsi Oksigen (mg/l)

2.5 2.2

2
1.5
1.5 1.3
1.2
1.1 1.1
1
1 0.8 0.8 0.8
0.6
0.4 0.4
0.5 0.3
0.2
0.1 0.1 0.1
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Kelompok

Gambar 7.Hasil pengamatan kelas C


10

Konsumsi Oksigen Kelas Kelautan


5 4.7
4.5
Konsumsi Oksigen (mg/l)

4 3.6
3.5 3.3
3
2.5
1.9
2 1.6
1.5 1.2 1.1 1 1
0.8 0.8 0.9
1 0.6 0.6 0.6 0.6 0.7 0.7 0.6
0.5 0.3 0.3 0.4 0.3 0.3
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Kelompok

Gambar 8.Hasil pengamatan kelas kelautan

4.2 Pembahasan
Pembahasan dari praktikum konsumsi oksigen pada ikan bandeng (Chanos
chanos) dibahas dengan data kelompok dan angkatan.

4.2.1 Pembahasan Data Kelompok


Praktikum kali ini yaitu mengenaikonsumsi oksigen pada ikan bandeng
(Chanos chanos). Berdasarkanhasilpercobaanmenunjukkankonsumsioksigenbenih
ikanbandengdenganbobotbadan5 gr adalahsebesar1 mg/L. DO awal pada media
adalah 5,8 mg/L. Ikan yang kami uji berukuran relatif kecil dibandingkan dengan
ikan lainnya. Habitat ikan bandeng yaitu di daerah laut dekat pantai. Media air
yang digunakan disesuaikan dengan habitat aslinya yang berair asin dengan
penambahan garam. Lama pengamatan ikan yaitu 30 menit. Menurut Brody
(1974) dalam Alamsyah et al. (2015) konsumsi oksigen digunakan untuk
menaksir laju metabolisme ikan sebab sebagian besar energi berasal dari
metabolisme aerobik.Lagler et al. (1977) menyatakan bahwa laju konsumsi akan
meningkat dengan kecilnya bobot ikan atau sebaliknya semakin berat ikan maka
laju konsumsi oksigen semakin kecil.Konsumsi oksigen pada tiap-tiap organisme
berbeda-beda tergantung aktivitas, jenis kelamin, ukuran tubuh, dan temperatur.
11

Selain itu juga, bobot dan ukuran ikan mempengaruhi laju konsumsi oksigen,
sehingga ukuran bobot ikan yang berbeda akan didapatkan laju konsumsi oksigen
yang berbeda pula (Hurkat and Mathur 1976). Tingkat besar kecilnya konsumsi
oksigen ikan dapat dipengaruhi berbagai faktor antara lain, pertama ikan dengan
berat yang kecil akan mempunyai aktivitas yang tinggi. Kedua postur tubuh, ikan
dengan postur tubuh yang ramping akan mempunyai gerakan renang ikan.
Kecepatan konsumsi oksigen juga dipengaruhi oleh gerakan ikan, karena semakin
cepat ikan bergerak laju merabolismenya akan meningkat sehingga mempercepat
konsumsi oksigen.Ketiga adalah volume ikan, bahwa makin besar volume ikan
semakin rendah konsumsi oksigennya dan sebaliknya semakin kecil volume ikan
semakin tinggi konsumsi oksigennya. Keempat, ialah luas penampang insang,
semakin luas penampang insang ikan maka semakin mudah oksigen berdifusi ke
dalam darah, sehingga semakin luas penampang insang semakin tinggi konsumsi
oksigennya.Kelima ialah struktur molekul sel darah ikan yang berhubungan
dengan tekanan parsial oksigen yang ada di dalam air dengan derajat kejenuhan
oksigen dalam darah (Zoneland 1991). Melihat dari data kelas B maka konsumsi
oksigen dari ikan yang kami uji cukup sesuai dengan literatur yang menyebutkan
bahwa semakin kecil bobot maka semakin besar tingkat konsumsi oksigennya.

4.2.2 Pembahasan Data Angkatan


Berdasarkan hasil praktikum, dapat disimpulkan bahwa data yang
didapatkan dari pengamatan laju konsumsi oksigen pada ikan bandeng di semua
kelas (Perikanan A, Perikanan B, Perikanan C, dan Kelautan) menunjukan pada
data hasil konsumsi oksigen ikan bandeng di kelas A selama 50 menit, ikan yang
berbobot paling besar (11 gram) konsumsi oksigennya sebanyak 0,8 ppm dan ikan
berbobot paling kecil (4 gram) konsumsi oksigennya sebanyak 0,9 ppm namun
data hasil konsumsi oksigen ikan bandeng di kelas B selama 30 menit
menunjukkan bahwa ikan berbobot paling besar (12 gram) konsumsi oksigennya
sebesar 1,6 ppm dan ikan berbobot paling kecil (4 gram) konsumsi oksigennya
sebesar 0,1 ppm. Pada data hasil konsumsi oksigen kelas C selama 60 menit
menunjukkan bahwa ikan berbobot paling besar (18 gram) konsumsi oksigennya
12

sebesar 6,1 ppm dan ikan berbobot paling kecil (2 gram) konsumsi oksigennya
sebesar 5,1 ppm. Pada data hasil konsumsi oksigen kelas kelautan selama 40
menit menunjukkan bahwa ikan berbobot paling besar (19 gram) konsumsi
oksigennya sebesar 1,6 ppm dan ikan berbobot paling kecil (4 gram) konsumsi
oksigennya sebesar 0,6 ppm.
Menurut Zonneveld (1991), faktor yang mempengaruhi konsumsi oksigen
pada ikan yaitu (1) aktifitas ikan dimana ikan dengan aktifitas tinggi misalnya
ikan yang aktif berenang akan mengkonsumsi oksigen jauh lebih banyak dari pada
ikan yang tidak aktif; (2) ukuran ikan dimana ikan yang ukurannya lebih kecil,
kecepatan metabolismenya lebih tinggi daripada ikan yang ukurannya lebih besar
sehingga konsumsi oksigennya lebih banyak; (3) umur dimana ikan yang masih
berumur masih muda akan mengkonsumsi oksigen lebih banyak daripada ikan
yang lebih tua; (4) temperatur dimana ikan yang berada pada temperatur tinggi
laju metabolismenya tinggi sehingga konsumsi oksigennya lebih banyak.
Menurut Wetzel (2001), oksigen dalam perairan mempunyai hubungan
berbanding terbalik dan non linier dengan suhu dan kelarutan oksigen meningkat
sesuai dengan penurunan suhu. Pada suhu rendah, tersedia banyak oksigen terlarut
di perairan yang menyebabkan laju buka tutup operculum ikan lebih lambat
sehingga laju respirasi melambat dan laju metabolisme pun menurun. Maka untuk
perbedaan nilai rata-rata laju konsumsi oksigen ikan bandeng, nilai tertinggi pada
kelas B sebesar 2,14 ppm dengan rentang waktu 30 menit dan laju konsumsi
terendah pada kelas C sebesar 0,97 ppm pada rentang waktu 60 menit. Menurut
kelompok kami, hal ini disebabkan karena kelas B melakukan pengambilan air
untuk uji laju konsumsi ikan bandeng pada pagi hari, dimana suhu di lingkungan
relatif rendah sehingga oksigen terlarut di perairan banyak, berbeda dengan kelas
C yang melakukan praktikum pada siang hari dimana suhu naik (tinggi) dan
terjadi penguapan di perairan, yang menyebabkan kadar oksigen terlarut menurun.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

5.2 Saran
Perlunya penelitian lebih lanjut dalam pengamatan konsumsi oksigen pada
ikan bandeng (Chanos chanos) untuk dibandingkan dengan penelitian
sebelumnya. Diskusi mengenai masalahtingkat konsumsi oksigenpada ikan dapat
dilakukan dengan merujuk pada literatur dan observasi secara langsung.

13
DAFTAR PUSTAKA

Alamsyah, S., et al. 2015. Konsumsi Oksigen dan Metabolisme Ikan Bandeng
(Chanos chanos Forsskål) pada Berbagai Konsentrasi Lactobacillus
sp.Jurnal Simnaskan. FPIK, Universitas Hasanuddin.

Fujaya, Y, 1999. Dasar Pengembangan Teknik Perikanan. Rineka Cipta: Jakarta.

Fujaya, Y. 2004. Fisiologi Ikan (Dasar Pengembangan Teknologi Ikan). Penerbit


Rineka Cipta: Jakarta.

Hurkat, D.C., D.N. Mathur. 1976. A Text Book of Animal Physiology. Schan co.
Ltd., New Delhi.

Lagler, K.F., et al. 1977. Ichthyology. John Wiley and Sons, Inc., New York.

Syamsul, H. 2013. Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Observasi


Terhadap Keterampilan Proses Sains Oleh Siswa Pada Materi Pokok
Keanekaragaman Ciri-Ciri Makhluk Hidup (Kuasi Eksperimen Pada Siswa
Kelas Vii Smp Negeri 2 Tanjung Bintang Lampung Selatan Semester Genap
Tahun Pelajaran 2012/2013). Skripsi. Fakultas Kip, Universitas Lampung.

Zoneland, N. 1991. Biologi 2. Erlangga, Jakarta.

Fujaya, Y. 2004. Fisiologi Ikan Dasar Pengembangan Teknik Perikanan. Rineka


Cipta. Jakarta

Ville, C.A et, al. 1998. Zoologi Umum. Erlangga. Jakarta

Murtidjo, B.A. 2002. Bandeng. Kanisius. Yogyakarta

Purnomowati, I. et, al. 2007. Ragam Olahan Bandeng. Kanisius. Yogyakarta.

Wetzel, R.G. 2001. Limnology. 4th. W. B. Saunders. Co. Philadelphia.

Zonneveld, N. E. A., Huisman, J. H. Boon. 1991. Prinsip-prinsip Budidaya Ikan.


PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

14
LAMPIRAN
LAMPIRAN

Lampiran 1. Alat Praktikum

Wadah plastik DO meter

Karet gelang Timbangan

Cling wrap

Lampiran 2. Bahan Praktikum

Ikan bandeng

20
Lampiran 3. Kegiatan Praktikum

Pengambilan ikan Pengisian air ke dalam wadah

Pengukuran DO awal Penimbangan ikan bandeng

Ikan dimasukkan ke wadah dan Pengukuran DO akhir


ditutup cling wrap

Lampiran 4. Data Kelompok


Bobot Ikan (gr) DO awal (mg/L) DO akhir (mg/L) Konsumsi O2
5 5,8 4,8 1

Lampiran 5. Data Angkatan

21

Anda mungkin juga menyukai