PERIKANAN
INOKULASI, ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROBA
Disusunsebagaisalahsatusyaratuntukmemenuhitugaslaporanakhirpraktikum
Mata KuliahMikrobiologiPerikanan semester ganjil
Disusunoleh :
Kelas :
PerikananB/Kelompok1
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR
2017
KATA PENGANTAR
Puji beserta syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan
banyak rahmat dan juga hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan akhir praktikum Mikrobiologi Periakanan yang berjudul “Inokulasi, Isolasi
dan Identifikasi Mikroba”.
Semoga laporan akhir ini dapat berguna bagi pembaca dalam memperdalam
mata kuliah, khususnya mata kuliah Mikrobiologi Perikanan. Besar harapan penulis
semoga dengan adanya laporan akhir ini dapat membantu menambah pengetahuan
bagi pembaca. Tak lupa penulis ucapkan rasa terima kasih kami kepada seluruh
pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan laporan akhir ini, khususnya
untuk rekan satu kelompok dan umumnya untuk semua yang telah membantu.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................. iii
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................... 1
1.2 Tujuan .................................................................................. 2
1.3 Manfaat ................................................................................ 2
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Inokulasi Mikroba ................................................................ 3
2.1.1 Macam – Macam Media Inokulasi ...................................... 4
2.1.2 Metode Inokulasi ................................................................. 4
2.2 Isolasi Mikroba .................................................................... 8
2.2.1 Metode Isolasi ...................................................................... 9
2.3 Identifikasi ........................................................................... 12
III METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Inokulasi............................................................................... 14
3.1.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan .......................................... 14
3.1.2 Alat dan Bahan..................................................................... 14
3.1.2.1 Alat....................................................................................... 14
3.1.2.2 Bahan ................................................................................... 15
3.1.3 Prosedur Kerja ..................................................................... 15
3.2 Isolasi ................................................................................... 16
3.2.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan .......................................... 16
3.2.2 Alat dan Bahan..................................................................... 16
3.2.2.1 Alat....................................................................................... 16
3.2.2.2 Bahan ................................................................................... 17
3.2.3 Prosedur Praktikum.............................................................. 17
3.3 Identifikasi ........................................................................... 18
3.3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan .......................................... 18
3.3.2 Alat dan Bahan..................................................................... 18
3.3.2.1 Alat....................................................................................... 18
3.3.2.2 Bahan ................................................................................... 18
3.3.3 Prosedur Kerja ..................................................................... 19
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan ......................................................................... 20
4.1.1 Inokulasi............................................................................... 20
4.1.2 Isolasi ................................................................................... 21
4.1.3 Identifikasi ........................................................................... 24
V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan .............................................................................. 25
5.2 Saran .................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA .................................................................... 26
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
mikroba lain yang tidak diinginkan sehinggabiakan yang tumbuh di dalam medium
adalah benar-benar biakan murni (Dwidjoseputro, 1980).
Dalam mengisolasi suatu mikroorganisme, dilakukan dengan cara yang
aseptis untuk menghindari terjadinya kontaminasi dengan mikroorganisme lain.
Kebanyakan mikroorganisme dapat diisolasi dan diinokulasi dalam biakan murni
dengan memindahkan suatu koloni secara cermat, mensuspensikan kembali dalam
cairan dan menanamnya kembali pada medium yang selektif. Isolasi dan inokulasi
merupakan percobaan yang sangat penting, karena melihat kondisi lingkungan di
sekitar kita yang banyak terdapat mikroorganisme baik yang patogen maupun yang
non patogen, sehingga pemisahan dan identifikasi bakteri yang satu dengan lainnya
juga dibutuhkan.
1.2 Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan
praktikan dalam menginokulasi, mengisolasi dan mengidentifikasi mikroba pada
ikan kembung khususnya pada bagian pencernaannya. Commented [A3]: tidak perlu
1.3 Manfaat
Mengetahui cara menginokulasi, mengisolasi dan mengidentifikasi mikroba
pada ikan kembung khususnya pada bagian pencernaannya. Commented [A4]: tidak perlu
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
atau kontainer pada temperatur tertentu dan periode tertentu, sehingga tercipta
lingkungan yang menyediakan kondisi cocok untuk pertumbuhan bakteri.
2.1.1 Macam-Macam Media Inokulasi Commented [A5]: pembagian media berdasarkan apa ?
4
Menurut Hadioetomo (1993), terdapat dua metode yang dilakukan untuk
memperoleh biakan murni yaitu :
1. Metode cawan gores
Metode ini mempunyai dua keuntungan, yaitu menghemat bahan dan waktu.
Metode cawan gores yang dilaksanakan dengan baik kebanyakan akan
menyebabkan terisolasinya mikroorganisme yang diinginkan.
Metode gores atau streak plate menggunakan loop ose dan menggoreskannya
ke permukaan medium agar dengan pola tertentu dengan harapan pada ujung
goresan, hanya sel-sel bakteri tunggal yang terlepas dari ose dan menempel ke
medium. Sel-sel bakteri tunggal ini akan membentuk koloni tunggal yang kemudian
dapat dipindahkan ke medium selanjutnya agar didapatkan biakan murni. Prinsip
metode ini yaitu mendapatkan koloni yang benar-benar terpisah dari koloni yang
lain, sehingga mempermudah proses isolasi.
Cara ini dilakukan dengan membagi satu cawan petri menjadi 3-4 bagian atau
kuadran. Ose steril yang telah disiapkan diletakkan pada sumber isolat, kemudian
menggoreskan ose tersebut pada cawan petri berisi media steril. Goresan dapat
dilakukan 3-4 kali membentuk garis horisontal di satu cawan. Ose disterilkan lagi
dengan api bunsen. Setelah kering, ose tersebut digunakan untuk menggores
5
goresan sebelumnya pada sisi cawan ke dua. Langkah ini dilanjutkan hingga
keempat sisi cawan tergores.
Teknik ini lebih menguntungkan jika ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu,
tetapi memerlukan keterampilan-keterampilan yang diperoleh dengan latihan.
Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah. Inokulum
digoreskan di permukaan media agar nutrien dalam cawan petri dengan jarum
pindah (lup inokulasi). Di antara garis-garis goresan akan terdapat sel-sel yang
cukup terpisah sehingga dapat tumbuh menjadi koloni.
Dua macam kesalahan yang umum sekali dilakukan oleh para praktikan yang
baru mulai mempelajari mikrobiologi ialah tidak memanfaatkan permukaan
medium dengan sebaik-baiknya untuk digores sehingga pengenceran
mikroorganisme menjadi kurang lanjut dan cenderung untuk menggunakan
inokulum terlalu banyak sehingga menyulitkan pemisahan sel-sel yang digoreskan.
Cara penggarisan dilakukan pada medium pembiakan padat bentuk lempeng.
Apabila dilakukan dengan baik teknik inilah yang paling praktis. Pengerjaannya
terkadang berbeda pada masing-masing laboratorium tapi tujuannya sama yaitu
untuk membuat goresan sebanyak mungkin pada lempeng medium pembiakan.
Ada beberapa teknik dalam metode goresan, yakni :
6
konsentrasi sel-sel mikroba dalam 125 spesimen pada umunya tidak diketahui
sebelumnya, maka pengenceran perlu dilakukan beberapa tahap sehingga sekurang-
kurangnya satu di antara cawan tersebut mengandung koloni terpisah di atas
permukaan ataupun di dalam agar. Metode ini memboroskan bahan dan waktu,
namun tidak memerlukan keterampilan yang tinggi. Metode ini dilakukan dengan
2 cara, yaitu dengan mencampur suspensi bakteri dengan medium agar pada suhu
50 ºC kemudian menuangkannya pada cawan petri atau dengan menyemprotkan
suspensi pada dasar cawan petri, kemudian menuang medium agar dan diaduk.
Setelah agar mengeras, bakteri akan berada pada tempatnya masing-masing dan
diharapkan bakteri tidak mengelompok sehingga terbentuk koloni tunggal.
7
Commented [A7]: apakah benar ini gambar metode tusuk ?
8
5. Cara menguji bahwa mikroba yang diisolasi telah berupa kultur murni
dansesuai dengan yang dimaksud
6. Cara memelihara agar mikrobia yang telah diisolasi tetap merupakan
kultur murni.
9
Tujuan dari pengenceran bertingkat, yaitu memperkecil atau mengurangi
jumlah mikroba yang tersuspensi dalam cairan. Penentuan besarnya atau banyaknya
tingkat pengenceran tergantung kepada perkiraan jumlah mikroba dalam sampel.
Digunakan perbandingan 1 : 9 untuk sampel dan pengenceran pertama, selanjutnya
sehingga pengenceran berikutnya mengandung 1/10 sel mikroba dari pengenceran
sebelumnya.
Teknik Penanaman
a. Teknik penanaman dari suspensi
Teknik penanaman ini merupakan lanjutan dari pengenceran bertingkat.
Pengambilan suspensi dapat diambil dari pengenceran mana saja, tetapi
biasanya untuk tujuan isolasi (mendapatkan koloni tunggal) diambil beberapa
tabung pengenceran terakhir.
1) Spread Plate (agar tabur ulas)
Spread plate adalah teknik menanam dengan menyebarkan suspensi
bakteri di permukaan agar diperoleh kultur murni.
2) Pour Plate (agar tuang)
Teknik ini menggunakan agar yang belum padat (> 45°C) untuk dituang
bersama suspensi bakteri ke dalam cawan petri kemudian dihomogenkan
dan dibiarkan memadat. Hal ini akan menyebarkan sel-sel bakteri tidak
hanya pada permukaan agar saja melainkan sel terendam agar (di dalam
agar) sehingga terdapat sel yang tumbuh di permukaan agar yang kaya
O2 dan ada yang tumbuh di dalam agar yang tidak begitu banyak
mengandung oksigen.
b. Teknik penanaman dengan goresan (streak)
Bertujuan untuk mengisolasi mikroba dari campurannya atau meremajakan
kultur ke dalam media baru.
1) Goresan Sinambung.
2) Goresan T.
3) Goresan Kuadran (streak quadrant).
10
2. Penuangan
Robert Koch (1843-1905) mempunyai metode yang lain, yaitu dengan
mengambil sedikti sampel campuran bakteri yang mudah diencerkan, dan sampel
ini kemudian di sebar di dalam suatu medium yang terbuat dari kaldu dan gelatin
encer. Hal tersebut dapat memperoleh suatu biakan adukan. Setelah medium
tersebut mengental maka selang beberapa jam kemudian nampaklah koloni- koloni
yang masing- masing dapat dianggap murni. Akhirnya akan diperoleh biakan murni
yang lebih terjamin dengan mengulang pekerjaan di atas.
Terdapat berbagai cara mengisolasi mikroba, yaitu (Dwyana dan Nurhaedar
2011) :
1. Isolasi pada agar cawan
Prinsip pada metode isolasi pada agar cawan adalah mengencerkan
mikroorganisme sehingga diperoleh individu spesies yang dapat dipisahkan dari
organisme lainnya. Setiap koloni yang terpisah yang tampak pada cawan tersebut
setelah inkubasi berasal dari satu sel tunggal. Terdapat beberapa cara dalam metode
isolasi pada agar cawan, yaitu: Metode gores kuadran, dan metode agar cawan
tuang. Metode gores kuadran, bila metode ini dilakukan dengan baik akan
menghasilkan terisolasinya mikroorganisme, dimana setiap koloni berasal dari satu
sel. Metode agar tuang, berbeda dengan metode gores kuadran, cawan tuang
menggunakan medium agar yang dicairkan dan didinginkan (50 oC), yang
kemudian dicawankan. Pengenceran tetap perlu dilakukan sehingga pada cawan
yang terakhir mengandung koloni-koloni yang terpisah di atas permukaan/di dalam
cawan.
11
3. Isolasi sel tunggal
Metode isolasi sel tunggal dilakukan untuk mengisolasi sel mikroorganisme
berukuran besar yang tidak dapat diisolasi dengan metode agar cawan/medium cair.
Sel mikroorganisme dilihat dengan menggunakan perbesaran sekitar 100 kali. Sel
tersebut kemudian dipisahkan dengan menggunakan pipet kapiler yang sangat halus
ataupun micromanipulator, yang dilakukan secara aseptis.
2.3 Identifikasii Mikroba
Salah satu tahapan penting dalam mempelajari mikroba adalah melakukan
identifikasi terhadap mikroba tersebut. Identifikasi merupakan salah satu kegiatan
yang dilakukan untuk mengobservasi bakteri maupun kapang hasil isolasi (isolat).
Kegiatan Identifikasi dapat dilakukan berdasarkan sifat sitologi (bentuk sel, gerak
atau motilitas, sifat Gram dan endospora), sifat morfologi, dan sifat fisiologi. Uji
sifat morfologi mencakup sifat-sifat koloni, seperti ukuran, bentuk, warna dan
tepian, sedangkan uji sifat fisiologi diantaranya uji hidrolisis pati, hidrolisis lemak,
hidrolisis protein dan uji katalase (Subandi 2009). Hasil identifikasi tersebut
disesuaikan dengan informasi yang tersedia di buku panduan atau hasil PCR.
Setiap mikroba memiliki bentuk morfologis yang khas. Selain itu kemampuan
untuk bereaksi terhadap media hidupnya dapat digunakan sebagai indikator dalam
mengidentifikasinya.
Mikroba dapat ditumbuhkan dalam media cair maupun padat. Media cair
yang digunakan untuk menumbuhkan mikroba adalah kaldu. Sedangkan media
padat dibuat dengan menambahkan agar ke dalam media kaldu. Bentuk media
padat dapat berupa agar tegak, miring dan lempengan agar. Media agar miring
digunakan untuk menyimpan biakan murni, sedangkan media agar lempengan
digunakan untuk memurnikan mikroba.
Perubahan kekeruhan media cair dapat digunakan sebagai indikator
pertumbuhan mikroba. Mikroba yang ditumbuhkan dalam media kaldu ada yang
menyukai tumbuh di dasar sehingga membentuk sedimen atau di permukaan
membentu pelikel. Mikroba dapat ditumbuhkan dalam lingkungan yang stabil,
terutama suhu dan kelembaban.
12
Pertumbuhan bakteri di alam dipengaruhi oleh beberapa faktor luar seperti
substrat, pertumbuhan pHSD, tempratur, dan bahan kimia. Mikroba yang nampak
dapat memiliki morfologi yang sama, namun keperluan nutrisi dan persyaratan
ekologinya berbeda. Pengamatan morfologi bakteri dengan jelas, perlu dilakukan
pewarnaan yang disebut juga pengecatan bakteri (Irianto 2006).
Ada 3 prosedur pewarnaan, yaitu pewarnaan sederhana (simple strain),
pewarnaan diferensial (diferential stain), dan pewarnaan khusus (special strain)
(Pratiwi 2008) :
1. Pewarnaan sederhana
Pewarnaan ini menggunakan satu macam pewarna dan bertujuan mewarnai
seluruh sel mikroorganisme sehingga bentuk seluler dan stuktur dasarnya terlihat.
Biasanya suatu bahan kimia ditambahkan kedalam larutan pewarna untuk
mengintensifkan warna dengan cara meningkatkan afinitas pewarna pada spesimen
biologi.
2. Pewarnaaan diferensial
Pewarnaan ini menggunakan lebih dari satu pewarna dan memiliki reaksi
yang berbeda untuk setiap bakteri. Pewarnaan diferensial yang sering digunakan
adalah pewarnaan Gram. Pewarnaan Gram ini mampu membedakan dua kelompok
besar bakteri yaitu Gram positif dan Gram negatif.
3. Pewarnaan khusus
Pewarnaan khusus digunakan untuk mewarnai dan mengisolasi bagian
spesifik dari mikroorganisme, misalnuya endospora, kapsul dan flagella. Endospora
bakteri tidak dapat diwarnai dengan pewarnaan sederhana karena endospora
memiliki selubung yang kompak.
13
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM Commented [A8]: Pembagiannya:
3.1 Waktu dan Tempat Inokulasi, Isolasi, Identifikasi
3.2 Alat dan bahan
3.2.1 Alat yang digunakan pada Inokulasi, Isolasi, Identifikasi
3.1 Inokulasi 3.2.2 Bahan yang digunakan pada Inokulasi, Isolasi, Identifikasi
3.3 Prosedur
3.3.1 Prosedur Inokulasi
3.1.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan 3.3.2 Prosedur Isolasi
3.3.3 Prosedur Identifikasi
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 1 November 2017 di Laboratorim
Teknologi Hasil Perikanan dan Laboratorium Avertebrata Air, Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran.
3.1.2 Alat dan Bahan
Adapun peralatan dan bahan utama yang digunakan dalam proses inokulasi
mikroba yang harus dilihat dengan benar agar hasi yabg di inginkan sesuai dengan
harapan, sebagai berikut:
3.1.2.1 Alat
Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini terdiri dari beberapa,
diantaranya yaitu :
Tabel 1. AlatPraktikumbesertaFungsinya Commented [A9]: KENAPA SAMA PERSIS DENGAN KELOMPOK
4???
No Alat Fungsi
.
1. Bunsen Untuksterilisasipanasdanmempertahankansterilisasiruanginokul
Burner asi, isolasidan transfer mikroba dengan sumber panasnya dari
LPG.
2 Cawan Media Kultur atau digunakan untuk membiakkan sel yang
Petri bentuknya bundar dan terbuat dari plastik atau kaca
3 Inkubator Untuk menginkubasi atau memeram mikroba pada suhu yang
terkontrol (umumnya diatas suhu ambient).
4 Ose bulat Untuk mengambil mikroba yang akan diinkubasi, diisolasi atau
dan jarum ditransfer ke media kultur lain.
5 Tabung Untuk Menghomogenkan suatu objek atau sampel yang akan
reaksi diamati
14
3.1.2.2 Bahan
Adapun bahan – bahan yang digunakan dalam praktikum ini terdiri dari
beberapa, diantaranya yaitu :
Tabel2. BahanPraktikumbesertaFungsinya Commented [A10]: salah, perbaiki bahan yang digunakan apa
saja ?
No. Bahan Fungsi
1. Kultur mikroba Menumbuhkan, memisahkan, dan medapat
pada agar miring populasi mikroba yang murni.
2. Agar miring yang Agar mikroba tidak terkontaminasi dengan
steril mikroorganisme lain.
Tabung reaksi dan cawan petri yang berisi media kultur disiapkan
Digunakan spidol untuk dibagi cawan petri menjadi empat kuadran dibagian
bawah dengan cara ditulis
Inokulasi biakan mikroba pada kuadran tersebut dengan digunakan metode gores
dilakukan. Dilakukan inokulasi pada satu kuadran setiap mahasiswa
Inokulasi pada media agar miring dan agar tegak dilakukan, ose yang telah
disterilisasi digunakan.
Diinokulasi cawan petri dalam incubator pada suhu 37ᵒ C selama 24 jam
15
3.2 Isolasi
3.2.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 8 November 2017 di
Laboratorim Teknologi Hasil Perikanan dan Laboratorium Avertebrata Air,
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran.
3.2.2 Alat dan Bahan
Adapun peralatan dan bahan utama yang digunakan dalam proses isolasi
mikroba yang harus dilihat dengan benar agar hasi yabg di inginkan sesuai dengan
harapan, sebagai berikut:
3.2.2.1 Alat
Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini terdiri dari beberapa,
diantaranya yaitu :
Tabel 1.AlatPraktikumbesertaFungsinya
No. Alat Fungsi
1. Jarum Ose Bulat Untuk mengambil mikroba yang akan diinkubasi,
diisolasi atau ditransfer ke media kultur lain.
2. Kaca Pembesar Alat bantu yang digunakan untuk menghitung
koloni bakteri yang ditumbuhkan di media yang
disimpan dalam cawan petridish. Commented [A12]: tidak perlu
16
3.2.2.2 Bahan
Adapun bahan – bahan yang digunakan dalam praktikum ini terdiri dari
beberapa, diantaranya yaitu :
Tabel2.BahanPraktikumbesertaFungsinya Commented [A13]: perbaiki fungsinya
Cawan petri berisi media agar yang telah disterilisasi disiapkan, lalu spidol
digunakan dalam penulisan empat kuadran pada bagian bawah cawan petri
Biakan mikroba pada agar miring atau agar lempeng diambil, lalu koloni
mikroba yang akan diisolasi dipilih
Ose pada api Bunsen disterilisasi, dan setelah dingin disentuhkan ke koloni
mikroba pilihan
Langkah 4,5, dan 6 diulangi dan diinokulasi pada kuadran lainnya, hingga
semua mikroba pilihan terinokulasi secara baik
17
3.3 Identifikasi
3.3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 8 November 2017 di Laboratorim
Teknologi Hasil Perikanan dan Laboratorium Avertebrata Air, Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran.
3.3.2 Alat dan Bahan
Praktikum Mikrobiologi Perikanan, materi identifikasi mikroba secara fisik
memerlukan peralatan dan bahan – bahan yang berkaitan agar mendapatkan hasil
yang akurat dan sesuai dengan harapan, diantaranya yaitu:
3.3.2.1 Alat
Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini terdiri dari beberapa,
diantaranya yaitu :
Tabel 1.AlatPraktikumbesertaFungsinya
No. Alat Fungsi
1. Mikroskop Untuk memperbesar kenampakan objek sehingga
mempermudah melakukan pengamatan.
2. Kaca Pembesar Alat bantu yang digunakan untuk menghitung
koloni bakteri yang ditumbuhkan di media yang
disimpan dalam cawan petridish.
3. Kamera Untuk memperjelas gambar mikroba yang dilihat
dari mikroskop.
3.3.2.2 Bahan
Adapun bahan – bahan yang digunakan dalam praktikum ini terdiri dari
beberapa, diantaranya yaitu :
Tabel2.BahanPraktikumbesertaFungsinya
No. Bahan Fungsi
1. Peralatan Tulis Untuk mencatat dan menuliskan jenis mikroba.
2. Peralatan Untuk mendokumentasikan peralatan, bahan, dan
Dokumentasi kegiatan ketika praktikum
18
3.3.3 Prosedur Kerja
Adapun peralatan dan bahan utama yang digunakan dalam proses inokulasi
mikroba yang harus dilihat dengan benar agar hasi yabg di inginkan sesuai dengan
harapan, sebagai berikut:
19
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN Commented [A14]: BAB 4 TERDIIRI DARI:
4.1 Hasil
4.1.1 Hasil Inokulasi
4.1.2 Hail Isolasi
4.1 Pembahasan 4.1.3 Hasil Identifikasi
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pembahasan Inokulasi
4.1.1 Inokulasi 4.2.2 Pembahasan Isolasi
4.2.3 Pembahasan Identifikasi
Inokulasi atau penanaman mikroba merupakan pekerjaan memindahkan
mikroba dari medium yang lama ke medium yang baru dengan ketelitian yang
sangat tinggi dan aseptis-inokulasi dapat dilakukan dengan berbagai matode seperti
metode tusuk, motode gores, metode sebar dan metode tuang. Untuk melakukan
penanaman bakteri (inokulasi) terlebih dahulu diusahakan alat – alat praktikum
yang digunakan harus steril, hal ini agar terhindar dari kontaminasi mikroba yang
bukan hasil inokulasi.
Alat – alat yang digunakan pada praktikum ini adalah tabung reaksi untuk
tempat agar cair dan sampel sebelum dipindahkan kedalam petri disk, petri disk
yang digunakan untuk tempat medium yang baru, pembakar bunsen digunakan
untuk mensterilkan mulut tabung reaksi dan pinggiran petri disk, penyemprot
alcohol digunakan untuk mensterilkan tangan praktikum dan incubator yang
digunakan sebagai tempat untuk mikroba bisa tumbuh. Bahan yang digunakan
adalah agar yang digunakan sebagai media tempat tumbuh mikroba, dan sampel
dari isi perut yang dicairkan.
Pada praktikum inokulasi kali ini, metode yang digunakan adalah metode
tuang dimana metode ini bekerja dengan cara menuangkan inokulan dan media
pada cawan petri. Media yang digunakan berupa natrium agar berbentuk agar
lepeng. Penggunaan nutrient agar sebagai media tumbuh bakteri didasari
karendasar makanan yang paling baik bagi pemiaraan bakteri adalah medium yang
mengandung zat-zat organik (Dwidjoseputro, 1990). Kandungan pada NA sendiri
sudah sangat baik bagi pertumbuhan bakteri dimana mengandung beef extract 3
gram,Tryptone 5 gram, agar 15 gram, akuades 1000 ml.
Prosedur praktikum inokulasi mikroba ini yang pertama adalah alat – alat
praktikum yang sudah dimasukan ke dalam oven diambil, kemudian pembungkus
alat – alatnya dilepaskan. Sebelum proses inokulasi dilakukan, kondisi lingkungan
20
dan alat yang digunakan harus steril, biar tidak terkontaminasi mikroba yang tidak
diinginkan. Tangan praktikan harus disemprot dengan menggunakan alcohol 70%,
hal ini dilakukan untuk menghindari mikroba dari tangan kita ke media inoculan.
Sampel yang digunakan dituang kedalam wadah media. Tahapan yang dilakukan
adalah alat yang sudah disterilkan dibuka, kemudian pinggiran petri disk
dipanaskan dengan api dari spirtus. Setelah itu buka penutup tabung reaksi lalu
mulut dari tabung reaksi disterilkan dengan cara dipanaskan dengan api dari spirtus,
pertama masukan media media agar kedalam petri disk, selanjutnya dengan
perlakuan yang sama masukan sampel kedalam petri disk. Setelah sampel
dimasukan, media dimasukan dengan pemanasan terlebih dahulu. Kemudian wadah
ditutup dan diputar membentuk angka 8 sampai merata, tunggu agar dan sampel
hingga dingin agar tidak ada uap air yang tersisa didalam cawan petri. Kemudian
petri disk dibungkus kembali menggunakan kertas warna coklat dan diikat lalu beri
label. Setelah itu disimpan kembali dalam incubator selama 2 hari. Lama
penyimpanan ini berdasarkan fase pertumbuhan mikroba yang selama 2 hari itu
diharapkan sudah memasuki fase stasioner. Alat incubator ini pada suhu 36-37oC.
Sampel diambil dari isi perut ikan yang telah diencerkan dengan 100 ml akuades
untuk melihat materi bakteri amonia. Dasar melakukan pengenceran adalah
penurunan jumlah mikroorganisme sehingga pada suatu saat hanya ditemukan satu
sel di dalam tabung (Winarni 1997). Commented [A15]: tidak perlu. FOKUS PADA PEMBAHASAN
INOKULASI
Cawan petri yang sudah dimasukan ke dalam incubator diambil setelah 2 hari.
Waktu yang diperlukan bakteri untuk tumbuh sekitar 1-2 hari masa inkubasi.
Bakteri tumbuh lebih cepat dibanding kapang dan khamir. Hal ini disebabkan
karena bakteri memiliki struktur sel yang lebih sederhana, sehingga pada bakteri
hanya membutuhkan waktu 20 menit untuk membelah.
4.1.2 Isolasi
Isolasi merupakan metode yang digunakan untuk memisahkan mikroba
dengan tujuan mikroba tersebut akan dijadikan biakan murni. Alat yang digunakan
dalam praktikum ini adalah ose, lampu bunsen, inkubator, tabung reaksi, gelas
kimia, gelas ukur, pipet volume, petri disk, dan kaca pembesar. Sementara bahan
21
yang digunakan adalah media agar dan sampel atau sumber mikroba yang berasal
dari bagian saluran pencernaan ikan Nila. Kelompok kami melakukan pengambilan
sampel mikroba yang berasal dari saluran pencernaan dengan pengenceran
sebanyak 10-5. Langkah pertama yang dilakukan dalam melakukan praktikum ini
adalah mempersiapkan alat dan bahan kemudian melakukan sterilisasi terhadap alat
dan tangan, serta area yang akan dilakukan praktikum dengan cara menyemprotkan
alkohol konsentrasi 70% pada tangan dan area yang dilakukan praktikum.
Kemudian ambil sampel berupa saluran pencernaan ikan kembung sebanyak 1
gram, kemudian dilarutkan dalam 50 ml akuades dalam tabung reaksi, dan
dilanjutkan dengan pengenceran sampai didapatkan sampel dengan nilai 10-5, yaitu
dengan cara melarutkan 1 ml larutan sampel kedalam 9 ml larutan akuades, begitu
seterusnya sampai enam kali pengenceran sehingga didapatkan nilai 105. Setelah
didapatkan larutan sampel dengan konsentrasi 105, sampel tersebut dimasukan
kedalam petri disk dengan cara didekatkan pada api bunsen sambil diputar 360
derajat. Perlakuan ini dimaksudkan agar media tetap steril. Kemudian masukan
media agar yang sudah disiapkan sebelumnya kedalam petri disk, sambil
didekatkan dan diputar 360 derajat di dekat api Bunsen. Kondisi media agar saat
melakukan pemasukan haruslah dalam kondisi hangat, dan tidak membeku, karena
jika media agar dalam kondisi panas akan membunuh mikroba yang ada pada petri
disk, dan jika media agar membeku, maka tidak bisa dimasukan kedalam petri disk.
Setelah tercampur segera homogenkan dengan cara digoyangkan pada papan atau
meja dengan menbentuk angka delapan. Tunggu sampai campuran inokulan
membeku dan lakukan pembelikan terhadap petri disk untuk selanjutnya dibungkus
dengan kertas pembungkus dan dimasukan kedalam inkubator selama kurang lebih
90 jam atau 4 hari 4 malam. Setelah diinkubasi selama 4 hari 4 malam, maka
inokulan telah siap untuk dilakukan pemindahan ke media agar baru. Pemindahan
inokulan kedalam media agar baru haruslah hati-hatimikro tersebut mengandung
banyak penyakit yang dapat menginfeksi tubuh praktikan. Sterilisasi alat, tangan
dan area serta media agar yang baru yang dipergunakan untuk praktikum sangatlah
penting untuk dilakukan. Setelah itu ambil inokulan yang telah di inkubasi dalam
inkubator. Jarum yang digunakan untuk memindahkan inokulan kedalam media
22
baru yaitu dengan menggunakan jarum ose. Jarum ose terlebih dahulu distelirkan
dengan cara memanaskannya pada api Bunsen sampai warnanya kemerahan lalu
tunggu sampai hangat (di tandai dengan warna berubah kembali menjadi hitam).
Proses pemindahan dilakukan degan cara memasukan jarum ose kedalam media
inokulan untuk mengambil mikroba dengan teknik menggoreskannya. Goresan
pertama dilakukan pada mikroba yang berbentuk lingkaran kecil, kemudian
memindahkannya kedalam media baru dengan teknik penggoresan secara zigzag
pada salah sattu sisi media baru. Kemudian sterilkan kembali ose untuk penggorean
kedua pada lingkaran mikroba yang berukuran besar. Lalu pindahkan kedalam
media agar baru dengan teknik penggoresan zig-zag pada sisi yang lainnya.
Pengambilam biakan mikroba dengan ukuran yang berbeda duharapkan dapat
menghasilkan isolat yang berbeda pula.Semua keiatan diatas dilakukam secara
steril yaitu didekatkan pada api Bunsen dan diputar 360 derajat, Diamkan sejenak
media agar baru, untuk selanjutnya di inkubasi selama 3 hari. Setelah tiga hari maka
isolate dapat diambil dari inkubator dan dilakukan identifikasi terhadap mikroba
tersebut. Dari hasil identifikasi didapatkan bentuk mikroba inokulan berbentuk
bulatan kecil dan ada beberapa berbentuk bulatan besar, perbedaan ukuran dari
mikroba tersebut mengindikasikan bahwa mikroba yang tedapat dalam inokulan
adalah heterogen atau lebih dari satu jenis. Commented [A16]: PADA BAB PEMBAHASAN MENJELASKAN
PROSEDUR ????
23
4.1.3 Identifikasi
PengamatanSecaraFisik
utih
pengamatan dari
hsecarakeseluruhan, hal samping terlihat
Berdasarkanhasilpengamatanbentukpinggiranhasilisolasikelompok Ketikadiakukanpengamatandariataspopulasimikrobahasilisolasikelompok
nyaterdapatsatujenismikroba
1yaitu undulate, dimanabentuknyasepertigelombang. 1yaitu berbentuk Irregular seperti lempeng
tumbuh
putih
24
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Inokulasi atau pemindahan mikroba dari media natrium agar (NA) yang
lama ke media agar (NA) yang baru harus dilakukan secara teliti. Terlebih dahulu
harus diusahakan agar semua alat-alat yang ada sangkut pautnya dengan medium
dan pekerjaan inokulasi itu benar-benar steril. Kemungkinan bakteri yang
diinokulasi yaitu Bacillus subtilis. Isolasi mikroba yang dilakukan dalam praktikum Commented [A17]: SPESIFIK 1 JENIS ? DIIDENTIFIKASI
BERDASARKAN APA ? APAKAH SECARA FISIK DAPAT MENENTUKAN
ini adalah dengan cara metode goreskuadran (Streak quadran) dengan penumbuhan SPESIES BAKTERI ???
satu koloni bakteri dalam cawan petri. Setelah dilakukannya isolasi, dilakukan
identifikasi mikroba.Hasil identifikasi mikroba pada praktikum ini, dihasilkan
mikroba yang berwarna putih, bentuk pinggiran lobate dan undulate, tampak atas
irregular dan elevasi flatdan raised
5.2 Saran
Praktikan diharapkan dapat mengikuti prosedur dengan teliti dan harus
selalu menjaga kesterilan agar terhindar dari kontaminasi. Sebelum melakukan
praktikum, sebaiknya praktikanmemastikan kondisi peralatan dengan baik sehingga
pada saat mengoperasikan alat dapat dilakukan secara optimal.
25
DAFTAR PUSTAKA
26